Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN PERAWATAN

DAN PENGELOLAAN SUKU


CADANG MESIN
PENDAHULUAN
Dalam usaha untuk menggunakan fasilitas produksi agar
kontinuitas produksi dapat terjamin, maka perlu direncanakan
kegiatan perawatan yang dapat mendukung keandalan suatu
mesin. Keandalan mesin merupakan salah satu aspek yang sangat
penting sehingga dapat mempengaruhi kelancaran proses
produksi serta produk yang dihasilkan. Keandalan ini dapat
membantu memperkirakan peluang suatu komponen mesin untuk
dapat bekerja sesuai dengan tujuan yang diinginkan pada jangka
waktu tertentu.
Maintenance mempunyai peranan yang sangat menentukan
dalam kegiatan produksi dari suatu perusahaan yang menyangkut
kelancaran dan kemacetan produksi, kelambatan, dan volume
produksi serta efisiensi produksi. Dengan demikian, maintenance
mempunyai fungsi yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi
lain di perusahaan.
RELIABILITY (KEANDALAN)
Reliability (keandalan) ialah probabilitas bahwa suatu komponen/ sistem akan
menginformasikan suatu fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu ketika
digunakan dalam kondisi operasi (Ebeling, 1997), sedangkan menurut Blancard
(1994), keandalan merupakan probabilitas bahwa sebuah unit akan memberikan
kemampuan yang memuaskan untuk suatu tujuan tertentu dalam periode waktu
tertentu ketika dalam kondisi lingkungan tertentu. Terkait dengan reliability suatu
sistem terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu kegagalan, dimana sistem tersebut
tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
TUJUAN RELIABILITY
Tujuan reliability ialah untuk memberikan informasi sebagai basis untuk mengambil
keputusan. Selain itu teori reliability dapat digunakan untuk memprediksi kapan
suatu suku cadang pada suatu mesin akan mengalami kerusakan, sehingga dapat
menentukan kapan harus dilakukan perawatan, penggantian, dan penyediaan
komponen.
KONSEP KEANDALAN
1. Fungsi Kepadatan Probabilitas

Dalam membahas masalah perawatan, pada umumnya digunakan fungsi kepadatan


probabilitas karena fungsi kerusakan tergantung pada variabel waktu. Kerusakan
dapat terjadi secara kontinu dalam selang waktu (0, ∞). Variabel waktu kerusakan X1,
X2, X3, .... dari komponen yang berbeda, bersifat acak (random variablesi) dan
saling bergantungan (mutually
independent).
2. FUNGSI DISTRIBUSI
KUMULATIF
Dalam mempelajari masalah perawatan fungsi distribusi kumulatif dari suatu fungsi
kepadatan kemungkinan, yaitu merupakan probabilitas terjadinya kerusakan sebelum
waktu t yang telah ditetapkan.
3. FUNGSI KEANDALAN
Kemungkinan suatu komponen atau mesin mengalami kerusakan dalam beroperasi
merupakan fungsi dari waktu yang dapat dinyatakan dalam persamaan matematis
sebagai berikut:
P (x ≤ t) = F(t), t ≥ 0

Dimana x ialah variabel acak yang menyatakan saat terjadinya kerusakan dan F(t)
menggambarkan kemungkinan suatu sistem akan rusak setelah beroperasi selama t
satuan waktu atau disebut juga sebagai distribusi kerusakan sistem.
4. FUNGSI LAJU KERUSAKAN
Fungsi laju kerusakan didefinisikan sebagai limit dari laju kerusakan dengan panjang
interval waktu mendekati nol, maka fungsi laju kerusakan ialah laju kerusakan sesaat
DISTRIBUSI KERUSAKAN
Setiap mesin memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda-beda. Sejumlah mesin
yang sama jika dioperasikan dalam kondisi yang berbeda akan memiliki karakteristik
kerusakan yang berbeda. Bahkan mesin yang sama juga jika dioperasikan dalam
kondisi yang sama akan memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda.
1. Distribusi Normal
Distribusi normal merupakan distribusi probabilitas yang paling penting baik dalam teori maupun
aplikasi statistik. Distribusi ini digunakan jika pengaruh suatu kerandoman diakibatkan oleh sejumlah
besar variasi random yang tidak bergantungan (saling bebas) yang kecil atau sedikit. Distribusi ini
cocok digunakan untuk model wear out mesin. Fungsi-fungsi dalam distribusi normal ialah sebagai
berikut:
a. Fungsi kepadatan probabilitas
b. Fungsi kumulatif kerusakan (Cumulative Density Function)
F(t) = Φ t − µ σ
c. Fungsi keandalan (Reliability Function
R(t) =1− Φ t − µ σ
d. Fungsi laju kerusakan
h(t) = f(t) / R (t)
e. Mean Time To Failure (MTTF) MTTF = µ
Konsep reliability distribusi normal tergantung pada nilai µ (rata-rata) dan σ (standar deviasi).
Dimana: µ = rata-rata σ = standar deviasi Φ = nilai z yang dapat diperoleh dari tabel distribusi normal
2. DISTRIBUSI LOGNORMAL
Distribusi lognormal ialah distribusi yang berguna untuk menggambarkan distribusi kerusakan untuk
situasi yang bervariasi. Distribusi lognormal banyak digunakan di bidang teknik, khususnya sebagai
model untuk berbagai jenis sifat material dan kelelahan material. Fungsi-fungsi dalam distribusi normal
ialah sebagai berikut:

Konsep reliability distribusi lognormal tergantung pada nilai µ (rata-rata) dan σ (standar deviasi).
3. DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
Distribusi eksponensial menggambarkan suatu kerusakan dari mesin yang disebabkan
oleh kerusakan pada salah satu komponen dari mesin atau peralatan yang
menyebabkan mesin terhenti. Dalam hal ini, kerusakan tidak dipengaruhi oleh unsur
pemakaian peralatan. Dengan kata lain distribusi ini memiliki kelajuan yang konstan
terhadap waktu. Distribusi eksponensial akan tergantung pada nilai λ, yaitu laju
kegagalan (konstan).
4. DISTRIBUSI WEIBULL
Distribusi weibull pertama kali di perkenalkan oleh ahli fisika dari Swedia yaitu
Wallodi Weibull pada tahun 1939. Dalam aplikasinya, distribusi ini digunakan untuk
memodelkan “waktu sampai kegagalan” (time to failure) dari suatu sistem fisika.
Ilustrasi yang khas, misalnya pada sistem dimana jumlah kegagalan meningkat
dengan berjalannya waktu (misalnya keausan bantalan), berkurang dengan
berjalannya waktu (misalnya daya hantar beberapa semi konduktor) atau kegagalan
yang terjadi oleh suatu kejutan (shock) pada sistem
MEAN TIME TO REPAIR
(MTTR)
MTTR merupakan rata-rata waktu maintenance dari satu kerusakan sampai
maintenance selanjutnya. Dalam menghitung nilai tengah dari fungsi
probabilitas waktu perbaikan, perlu diperhatikan distribusi datanya. Berikut
ialah perhitungan MTTR untuk masing-masing distribusi (Ebeling, 1997).
PERHITUNGAN INTERVAL
WAKTU PERAWATAN
1. Proactive Task, yaitu pekerjaan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan,
untuk mencegah peralatan masuk ke dalam keadaan gagal. Proactive task dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Scheduled Restoration Task, mencakup kegiatan untuk mengembalikan
kemampuan asal dari suatu komponen atau melakukan overhaul suatu
assembly pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditentukan tanpa memandang
kondisi komponen atau equipment pada saat perbaikan. Jika suatu komponen telah
mengalami aktivitas rekondisi atau overhaul, keandalan dari komponen ini tidak
dapat seperti komponen baru. Hal inilah yang dinamakan imperfect maintenance.
b. Scheduled Discard Task, mencakup kegiatan untuk mengganti komponen atau
equipment pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditentukan tanpa
memandang kondisi komponen atau equipment pada saat pergantian. Interval waktu
perawatan yang digunakan untuk scheduled discard task ialah setengah dari nilai
Mean Time to Failure (MTTF) suatu komponen. MTTF komponen didapatkan
berdasarkan data historis kerusakan komponen tersebut.
c. Scheduled On-Condition Task, mencakup kegiatan pengecekan kegagalan potensial
sehingga dapat dilakukan suatu tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan
konsekuensi yang terjadi jika kegagalan dibiarkan. Kegiatan ini mencakup semua
bentuk condition based monitoring,
predictive maintenance, dan condition monitoring. Aturan untuk menentukan interval
on-condition task ialah setengah dari interval P-F.

Interval P-F didefinisikan sebagai interval antara terjadinya potential


failure dan kondisi kegagalan functional equipment.
SPARE PART (SUKU CADANG)
Spare part (suku cadang) merupakan komponen atau barang pengganti yang sangat
diperlukan pada mesin yang mengalami kerusakan. Sehingga suku cadang juga
merupakan faktor untuk menjamin kemampuan mesin atau peralatan yang dapat
beroperasi lagi setelah mengalami perbaikan (Supandi, 1982).
SPARE PART MANAGEMENT
(SPM)
spare part management ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara terperinci, teliti
dan tepat. Keterampilan dalam mengelola komponen suku cadang yang disimpan
dengan service level yang ada, kemudian diterjemahkan menjadi kebutuhan untuk
forecasting accuracy (Kumar, 2010).
Pentingnya SPM di perusahaan dikarenakan masalah yang sering dihadapi, ialah
sebagai berikut:
1. Adanya unsur ketidakpastian jumlah dan waktu komponen dibutuhkan, karena
kerusakan komponen tidak dapat diprediksi secara akurat.
2. Ketersediaan suku cadang tidak mudah didapatkan karena bukan produk dengan
pergerakan cepat, sehingga produksinya tidak masal. Serta perkembangan model
terutama equipment impor dimana perubahan desain terjadi dengan pesat, maka suku
cadang model lama tidak tersedia.
3. Keberagaman dan jumlah suku cadang yang terlalu besar mengakibatkan suku
cadang tidak terkendali dengan baik.
4. Adanya kecenderungan pembelian persediaan suku cadang berdasarkan
penggunaannya, sehingga terjadi akumulasi suku cadang, sering kali didapatkan
tingkat konsumsi terkadang sangat tinggi dan sangat rendah. SPM menjadi
permasalahan krusial dalam kegiatan perawatan.
RELIABILITY CENTERED
SPARES
RCS ialah suatu pendekatan untuk menentukan level inventory spare part
berdasarkan through-life costing dan kebutuhan peralatan dan operasi perawatan
dalam mendukung inventory (Meilani, Kamil, & Satria, 2008). Pengertian lainnya,
RCS ialah pendekatan yang digunakan untuk menentukan tingkat persediaan spare
part berdasarkan life-costing dan persyaratan operasional dan pemeliharaan yang
mendukung persediaan. Penggunaan dari metode ini dapat menentukan part atau
komponen apa saja yang harus tersedia untuk menjamin fungsi dan kinerja peralatan
tersebut sesuai dengan performansi standarnya. RCS dapat digunakan untuk
menentukan level persediaan spare part berdasarkan kebutuhan peralatan dan
pengoperasian maintenance.
PRINSIP DASAR RCS IALAH
SEBAGAI BERIKUT:
1. Memastikan bahwa kebutuhan maintenance dari sebuah aset jelas dapat
dipahami. Spare part mendukung baik program preventive maintenance maupun
breakdown maintenance.
2. Menentukan kebutuhan spare part aktifitas operasional dan maintenance.
3. Memastikan bahwa sumber daya, prosedur dan sistem berada pada tempatnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ditentukan dalam prinsip ke dua.
REPRESENTATION OF
REPAIRABLE SPARE
Repairable spare ialah komponen yang rusak
dapat dikembalikan ke keadaan operasionalnya
dengan cara diperbaiki. Untuk komponen yang
dapat diperbaiki, setiap kali komponen yang
mengalami kegagalan atau komponen diambil
dari pengoperasiannya kemudian diganti oleh
cadangannya, dan komponen yang diambill
tersebut dibawa ke bengkel untuk dilakukan
perbaikan atau rekondisi (Louit & Pascual,
2006).
NON-REPAIRABLE SPARE
Komponen non-repairable merupakan suatu keadaan ketika perbaikan komponen
sulit untuk dilakukan dan tidak memungkinkan atau ketika biaya perbaikan lebih
besar daripada biaya pembelian komponen. Pada keadaan seperti itu, komponen
dianggap sebagai komponen non-repairable (Louit & Pascual,
STUDI KASUS

Anda mungkin juga menyukai