Dimana x ialah variabel acak yang menyatakan saat terjadinya kerusakan dan F(t)
menggambarkan kemungkinan suatu sistem akan rusak setelah beroperasi selama t
satuan waktu atau disebut juga sebagai distribusi kerusakan sistem.
4. FUNGSI LAJU KERUSAKAN
Fungsi laju kerusakan didefinisikan sebagai limit dari laju kerusakan dengan panjang
interval waktu mendekati nol, maka fungsi laju kerusakan ialah laju kerusakan sesaat
DISTRIBUSI KERUSAKAN
Setiap mesin memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda-beda. Sejumlah mesin
yang sama jika dioperasikan dalam kondisi yang berbeda akan memiliki karakteristik
kerusakan yang berbeda. Bahkan mesin yang sama juga jika dioperasikan dalam
kondisi yang sama akan memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda.
1. Distribusi Normal
Distribusi normal merupakan distribusi probabilitas yang paling penting baik dalam teori maupun
aplikasi statistik. Distribusi ini digunakan jika pengaruh suatu kerandoman diakibatkan oleh sejumlah
besar variasi random yang tidak bergantungan (saling bebas) yang kecil atau sedikit. Distribusi ini
cocok digunakan untuk model wear out mesin. Fungsi-fungsi dalam distribusi normal ialah sebagai
berikut:
a. Fungsi kepadatan probabilitas
b. Fungsi kumulatif kerusakan (Cumulative Density Function)
F(t) = Φ t − µ σ
c. Fungsi keandalan (Reliability Function
R(t) =1− Φ t − µ σ
d. Fungsi laju kerusakan
h(t) = f(t) / R (t)
e. Mean Time To Failure (MTTF) MTTF = µ
Konsep reliability distribusi normal tergantung pada nilai µ (rata-rata) dan σ (standar deviasi).
Dimana: µ = rata-rata σ = standar deviasi Φ = nilai z yang dapat diperoleh dari tabel distribusi normal
2. DISTRIBUSI LOGNORMAL
Distribusi lognormal ialah distribusi yang berguna untuk menggambarkan distribusi kerusakan untuk
situasi yang bervariasi. Distribusi lognormal banyak digunakan di bidang teknik, khususnya sebagai
model untuk berbagai jenis sifat material dan kelelahan material. Fungsi-fungsi dalam distribusi normal
ialah sebagai berikut:
Konsep reliability distribusi lognormal tergantung pada nilai µ (rata-rata) dan σ (standar deviasi).
3. DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
Distribusi eksponensial menggambarkan suatu kerusakan dari mesin yang disebabkan
oleh kerusakan pada salah satu komponen dari mesin atau peralatan yang
menyebabkan mesin terhenti. Dalam hal ini, kerusakan tidak dipengaruhi oleh unsur
pemakaian peralatan. Dengan kata lain distribusi ini memiliki kelajuan yang konstan
terhadap waktu. Distribusi eksponensial akan tergantung pada nilai λ, yaitu laju
kegagalan (konstan).
4. DISTRIBUSI WEIBULL
Distribusi weibull pertama kali di perkenalkan oleh ahli fisika dari Swedia yaitu
Wallodi Weibull pada tahun 1939. Dalam aplikasinya, distribusi ini digunakan untuk
memodelkan “waktu sampai kegagalan” (time to failure) dari suatu sistem fisika.
Ilustrasi yang khas, misalnya pada sistem dimana jumlah kegagalan meningkat
dengan berjalannya waktu (misalnya keausan bantalan), berkurang dengan
berjalannya waktu (misalnya daya hantar beberapa semi konduktor) atau kegagalan
yang terjadi oleh suatu kejutan (shock) pada sistem
MEAN TIME TO REPAIR
(MTTR)
MTTR merupakan rata-rata waktu maintenance dari satu kerusakan sampai
maintenance selanjutnya. Dalam menghitung nilai tengah dari fungsi
probabilitas waktu perbaikan, perlu diperhatikan distribusi datanya. Berikut
ialah perhitungan MTTR untuk masing-masing distribusi (Ebeling, 1997).
PERHITUNGAN INTERVAL
WAKTU PERAWATAN
1. Proactive Task, yaitu pekerjaan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan,
untuk mencegah peralatan masuk ke dalam keadaan gagal. Proactive task dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Scheduled Restoration Task, mencakup kegiatan untuk mengembalikan
kemampuan asal dari suatu komponen atau melakukan overhaul suatu
assembly pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditentukan tanpa memandang
kondisi komponen atau equipment pada saat perbaikan. Jika suatu komponen telah
mengalami aktivitas rekondisi atau overhaul, keandalan dari komponen ini tidak
dapat seperti komponen baru. Hal inilah yang dinamakan imperfect maintenance.
b. Scheduled Discard Task, mencakup kegiatan untuk mengganti komponen atau
equipment pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditentukan tanpa
memandang kondisi komponen atau equipment pada saat pergantian. Interval waktu
perawatan yang digunakan untuk scheduled discard task ialah setengah dari nilai
Mean Time to Failure (MTTF) suatu komponen. MTTF komponen didapatkan
berdasarkan data historis kerusakan komponen tersebut.
c. Scheduled On-Condition Task, mencakup kegiatan pengecekan kegagalan potensial
sehingga dapat dilakukan suatu tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan
konsekuensi yang terjadi jika kegagalan dibiarkan. Kegiatan ini mencakup semua
bentuk condition based monitoring,
predictive maintenance, dan condition monitoring. Aturan untuk menentukan interval
on-condition task ialah setengah dari interval P-F.