Anda di halaman 1dari 14

BAB V

DASAR-DASAR KOMPRESOR

Tujuan Pembelajaran Umum


Mampu menjelaskan prinsip operasi kompresor, klasifikasi dan jenis kompresor,
memilih sesuai dengan kebutuhan/ penggunaan, memahami dan menerapkan sistem
kompresor pada sistem aliran udara tekan,

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Mampu menjelaskan prinsip kerja kompresor
2. Mampu menjelaskan klasifikasi kompresor
3. Mampu memahami sifat-sifat fisik udara/gas
4. Mampu memahami prinsip kompresi isotermal, adiabatis dan politropik
5. Mampu menjelaskan spesifikasi kompresor

5.1 Prinsip kerja kompresor


Kompresor adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memampatkan udara atau
gas sehingga menghasilkan udara atau gas yang bertekanan. Udara yang dihisap
untuk dimampatkan umumnya bertekanan atmosfir, namun ada pula kompresor
yang menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan
atmosfir, kompresor ini sebagai penguat (booster) atau pengkompresi lanjut.
Selain itu, ada pula kompresor yang menghisap udara atau gas yang bertekanan
lebih rendah dari tekanan atmosfir, kompresor ini berfungsi sebagai pompa
vakum.

Prinsip kerja kompresor secara umum adalah menghisap udara atau gas yang
kemudian dimampatkan dengan cara memperkecil volume ruangan yang
mengurungnya sehingga tekanan menjadi naik. Udara atau gas yang bertekanan
ini dapat langsung digunakan, seperti pada turbin gas, atau disimpan dahulu di
dalam tangki yang berfungsi sebagai penyimpan energi.

Ada beberapa cara dalam memampatkan udara atau gas, misalnya gerakan
bolak-balik piston dalam silinder pada kompresor torak untuk menghisap dan
mengeluarkan gas secara berulang-ulang seperti terlihat pada Gambar V.1.

Ketika torak bergerak untuk menghisap, tekanan udara di dalam silinder lebih
rendah daripada tekanan lingkungannya, sehingga katup hisap akan terbuka
dengan demikian udara atau gas dapat masuk ke dalam silinder. Selanjutnya
torak akan bergerak untuk mengkompresikan atau memampatkan, dorongan
piston terhadap udara atau gas yang telah dihisap menyebabkan tekanan menjadi
naik, hal ini disebabkan karena volume udara atau gas yang terkurung dalam
silinder menjadi kecil, sementara s aat tersebut katup hisap t ertutup. Semakin
Gambar V.1 Unit kompresor torak

besar penyempitan volume yang terjadi, maka tekanannya akan semakin besar,
dengan demikian karena tekanan di dalam silinder tinggi maka udara atau gas
bertekanan ini akan terdorong keluar melalui katup keluaran. Udara bertekanan
ini biasanya disimpan dalam tabung sebagai penyimpan energi atau dikompresi
lagi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi.

Cara lain dalam memampatkan udara atau gas yang umum digunakan adalah
dengan putaran roda gigi atau putaran ulir, namun secara prinsip kerjanya sama
seperti kompresor torak, yaitu dengan memampatkan udara atau gas dengan
pengecilan volume udara atau gas yang terkurung dalam silinder. Selain dengan
putaran roda gigi atau ulir ada pula jenis kompresor yang memampatkan udara
atau gas dengan putaran sudu atau impeler. Gambar V.2 memperlihatkan sebuah
komprsor jenis ulir/sekrup.

Gambar V.2 Kompresor ulir/sekrup

Pompa dan Kompresor 63


5.2 Klasifikasi kompresor
Berdasarkan mekanisme atau cara kerja kompresor dapat diklasifikasikan dalam
dua kelompok utama (Gambar V.3), yaitu:

Jenis perpindahan positif (positive displacement):


Jenis torak bolak-balik/resiprok (reciprocating)
Jenis putar/rotari (rotary): sekrup, sudu luncur/vane, scroll, lobe

Jenis turbo/rotadinamik:
- Jenis sentrifugal/radial : kompresor sentrifugal
- Jenis aksial : kompresor aksial

Gambar V.3 Klasifikasi kompresor

Kompresor perpindahan positif


Kompresor perpindahan positip atau tekanan statik, yaitu kompresor yang
mengalirkan fluida udara atau gas dengan kapasitas atau debit tetap terhadap
perubahan atau variasi tekanan atau head. Pada jenis ini sejumlah udara atau gas
ditrap dalam ruang kompresi dan volumnya secara mekanik menurun,
menyebabkan peningkatan tekanan tertentu kemudian dialirkan keluar. Pada
kecepatan konstan, aliran udara juga konstan dengan variasi pada tekanan
keluar..

Kompresor rotadinamik
Kompresor rotadinamik atau kompresor turbo yaitu kompresor yang
mengalirkan fluida udara atau gas dengan debit bervariasi bergantung pada
tekanan atau head. Kompresor rotadinamik memberikan enegi kecepatan untuk
aliran udara atau gas yang kontinyu menggunakan impeler yang berputar pada
kecepatan yang sangat tinggi. Energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan

Pompa dan Kompresor 64


karena pengaruh impeler dan volut pengeluaran atau difusor. Pada kompresor
jenis rota dinamik sentrifugal, bentuk dari sudu-sudu impeler menentukan
hubungan antara aliran udara dan tekanan atau head yang dibangkitkan.

Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada kapasitas
dan tekanannya. Gambar V.4 memperlihatkan klasifikasi kompresor yang
digolongkan atas dasar tekanannya.

Klasifikasi menurut tekanan yang dihasilkan


1. Kompresor (pemampat), tekanan lebih dari 1 bar(g), dan digunakan untuk
menghasilkan tekanan yang tinggi.
2. Blower (peniup), tekanan 0,1 – 1 bar(g), dan digunakan untuk menghasilkan
tekanan yang agak rendah.
3. Fan, tekanan < 0,1 bar(g), dan digunakan untuk menghasilkan tekanan yang
rendah.

Klasifikasi menurut cara pemampatannya


1. Jenis turbo, jenis ini menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler, atau dengan gaya angkat (lift)
yang ditimbulkan oleh sudu.
2. Jenis perpindahan, jenis ini menaikan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh
torak atau sudu. Kompresor jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis
putar dan bolak-balik. Kompresor putar dapat dibagi lebih lanjut atas jenis
roots, sudu luncur, dan sekrup.

Klasifikasi menurut kontruksinya


1. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi : satu tingkat, dua tingkat,
dan banyak tingkat.
2. Klasifikasi berdasarkan langkah kerja (pada kompresor torak) : kerja tunggal
(single acting) dan kerja ganda (double acting).
3. Klasifikasi berdasarkan susunan silinder (untuk kompresor torak) : mendatar,
tegak, bentuk-L, Bentuk-V, bentuk-W, bentuk bintang, lawan berimbang
(balands oposed).
4. Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan : pendinginan air (water coolant)
dan pendinginan udara (air coolant).
5. Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak : langsung, sabuk-V, roda gigi.
6. Klasifikasi berdasarkan penempatannya : permanen (stationary), dapat
dipindah (portable).
7. Klasifikasi berdasarkan cara pelumasan : pelumasan minyak, tanpa minyak.

Pompa dan Kompresor 65


Gambar V.4 Diagram klasifikasi kompresor

Pompa dan Kompresor 66


Pemilihan kompresor
1. Kriteria pemilihan kompresor:
2. Fungsi dan penggunaan
3. Tekanan isap dan keluar
4. Jenis dan sifat gas
5. Suhu dan kelembaban
6. Kapasitas/debit aliran
7. Peralatan untuk pengaturan kapasitas
8. Kondisi dan tempat instalasi
9. Sistem pendinginan dan pelumasan
10. Jenis dan jumlah kompresor

Gambar V.5 adalah suatu diagram yang dapat dijadikan pedoman dalam
pemilihan kompresor. Kompresor torak cocok pada tekanan tinggi dan kapasitas
yang relative kecil, sebaliknya kompresor aksial cocok digunakan pada kapasitas
besar dan tekanan yang relatif rendah. Kompresor ulir/sekrup dan kompresor
sentrifugal (radial) berada dalam pilihan kondisi keduanya antara kompresor
torak dan kompresor aksial.

Gambar V.5 Diagram pemilihan kompresor

Pompa dan Kompresor 67


Pemakaian kompresor

Kompresor udara umumnya digunakan untuk kebutuhan udara tekan dalam


berbagai kegiatan produksi dan jasa dengan berbagai variasi tekanan dan
kapasitas. Sedangkan kompresor untuk berbagai jenis gas yang bukan udara
sebagai fluida kerja, banyak digunakan sebagai peralatan utama dalam kegiatan
industri proses.

5.3 Sifat-sifat udara dan gas


Fluida yang dialirkan baik udara atau pun gas mempunyai kerapatan atau massa
jenis ( ρ) yang kecil, namun dapat berubah bila dipengaruhi oleh tekanan dan
suhu, sesuai persamaan gas ideal berikut :

PV = mRT atau Pv = RT atau P = ρRT

dimana:
P = tekanan (Pa)
T = suhu absolut gas/udara (K)
V = volume gas/udara (m3)
v = volume/massa (m3 /kg)
R = tetapan gas spesifik (J/kg.K), untuk udara R = 287 J/kg.K
m = massa gas/udara (kg)
ρ = massa jenis (kg/m3)

Karena terjadinya pemampatan maka kerapatan gas atau udara akan berubah,
semakin tinggi pemampatan maka kerapatannya akan semakin besar, artinya
ketika terjadi pemampatan volumenya menjadi kecil, sedangkan massanya tetap
sehingga massa jenisnya akan semakin besar.

m1 = m2
ρ1.V1 = ρ2 . V2, karena V1 > V2, maka ρ1 < ρ2

Misalnya udara pada suhu 15 °C dan tekanan 1 bar mempunyai ρ =1,21 kg/m3,
tetapi ketika udara yang bertekanan 6 bar pada suhu 20 °C massa jenisnya
menjadi 7,15 kg/m3. Bila gas atau udara dipanaskan pada tekanan tetap, maka
gas/udara akan mengembang yang berarti akan mengalami pertambahan volume,
sebaliknya bila didinginkan maka akan mengalami penyusutan/pengecilan
volume, hal ini juga terjadi pada zat padat dan zat cair, namun gas/udara
mempunyai koefisien muai yang lebih besar dibanding zat padat atau pun zat
cair.

Hukum Charles menyatakan bahwa semua jenis gas bila dipanasi atau dinaikan
suhunya sebesar 1 °C pada tekanan tetap, maka akan mengalami pertambahan
volume sebesar t/273 dari volume pada 0 °C, sebaliknya bila diturunkan sebesar
1 °C, maka akan mengalami pengurangan volume dengan proporsi yang sama.
Hukum Charles ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika suatu gas memiliki

Pompa dan Kompresor 68


volume V0 pada suhu 0 °C, maka pada temperatur t1 °C mempunyai volume
sebesar
 t 
V0 1  1  dan pada temperatur t2 volumenya menjadi:
 273 
 t 
V2 = 1  2 
 273 
Perbandingan V1 dan V2 adalah:
 t 
V0 1  1 
V1 273  t1 273
  
V2  t 2  t 2 273
V0 1  
 273 
Bila t1 dan t2 adalah dalam satuan °C, maka t1 + 273 adalah sama dengan suhu
dalam satuan derajat Kelvin (K) atau T= t + 273. Jadi perbandingan V1 dan V2
V T
jika temperatur dinyatakan, ditulis sebagai berikut: 1  1
V2 T2
o
Sifat udara standar adalah pada suhu 20 C (293 K), tekanan absolut 1 atm,
kelembaban relatif 65 %, massa jenis 1,204 kg/m3, kalor jenis (cp):1,005 kJ/kg
o
C, dan rasio kalo jenis k = cp/cv = k =1,4.

5.4 Prinsip kompresi


Contoh nyata dari kompresor jenis perpindahan yang paling umum dan
sederhana adalah pompa ban untuk sepeda atau mobil seperti diperlihatkan
dalam Gambar V.6. Cara kerjanya adalah jika torak ditarik ke atas, tekanan
dalam silinder di bawah torak akan menjadi negatip (lebih kecil dan tekanan
atmosfir) sehingga udara akan masuk melalui celah katup isap. Katup mi terbuat
dan kulit, dipasang pada torak, yang sekaligus berfungsi juga sebagai perapat
torak. Kemudian jika torak ditekan ke bawah, volume udara yang terkurung di
bawah torak akan mengecil sehingga tekanan akan naik. Katup isap akan

Gambar V.6 Prinsip kompresi

Pompa dan Kompresor 69


menutup dengan merapatkan celah antara torak dan dinding silinder. Jika torak
ditekan terus, volume akan semakin kecil dan tekanan di dalam siliñder akan
naik melebihi tekanan di dalam ban. Pada saat tersebut udara akan terdorong
masuk ke dalam ban melalui pentil (yang berfungsi sebagai katup keluar). Maka
tekanan di dalam ban akan semakin bertambah besar.
Pada kompresor yang sesungguhnya torak tidak digerakkan dengan tangan
melainkan dengan motor melalui poros engkol seperti diperlihatkan dalam
Gambar V.1. Dalam hal ini katup isap dan katup keluar dipasang pada kepala
silinder. Adapun sebagai penyimpan energi dipakai tangki udara. Tangki ini
dapat dipersamakan dengan ban pada pompa ban. Kompresor semacam ini di
mana torak bergerak bolak-balik disebut kompresor bolak-balik.

Pada Gambar V.7 memperlihatkan diagram hubungan antara tekanan (P) dan
volume (V) pada kompresor satu tingkat.

Gambar V.7 Diagram P-V kompresor satu tingkat

Pada langkah 1-2-3 kurva P-V pada Gambar V.7 menerangkan terjadinya
perubahan dari titik 1 bergerak ke titik 2 dengan memampatkan gas hingga
tekanan naik. Pada titik 2 tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan Pd
yang lebih tinggi daripada tekanan di dalam pipa keluar (tangki tekan), sehingga
katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Torak akan terus bergerak ke
titik 3 sehingga gas akan terdorong keluar dengan tekanan sebesar Pd.

Pada langkah 3-4-1, titik 3 merupakan titik mati atas dari torak, sehingga pada
silinder masih tersedia volume sisa sebesar Vc dengan tekanan Pd. Idealnya Vc
harus sama dengan nol. Tapi hal ini tidak mungkin dapat dibuat karena
dikhawatirkan terjadinya tabrakan antara kepala torak dengan kepala silinder.
Selain itu juga, harus ada lubang-lubang laluan pada katup sehingga clearence
nol tidak mungkin dibuat. Ketika torak memulai langkah isapnya, katup isap
tidak akan terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi sampai tekanannya
Pompa dan Kompresor 70
turun dari Pd sampai Ps. Tekanan Ps ini tercapai pada titik 4. Mulai dari titik 4
sampai titik 1 terjadi pemasukan gas yang disebut proses pengisapan.

Kompresor dua tingkat


Pada Gambar V.8 menjelaskan tentang hubungan antara tekanan dan volume
pada kompresor dua tingkat.

Garis Garis adiabatik


isotermik D
D’

Penghematan kerja

A B

V
Gambar V.8 Diagram P-V kompresor dua tingkat

Keterangan pada Gambar V.8.

C-B : Udara dikompresikan dalam silinder pertama


B-A : Udara didinginkan di dalam intercooler
A-D : Udara dikompresikan pada silinder kedua
Titik D : Titik akhir pada proses kompresi dua tingkat
Titik D’: Titik akhir pada proses kompresi satu tingkat

Proses kompresi
Jenis proses kompresi udara atau gas yang terjadi pada kompresor adalah:
Kompresi isotermal
Kompresi adiabatik/ isentropik
Kompresi politropik

Pompa dan Kompresor 71


Persamaan umum proses kompresi dapat dituliskan seperti berikut :

PV n = tetap
dimana pada proses kompresi isotermal harga n =1, proses kompresi adiabatik
harga n = k, dan proses kompresi politropik harga n adalah 1 < n < k. Harga k =
cp/cv (rasio kalor jenis) untuk udara = 1,4 dan harga n = 1,1 –1,35.

Kompresi isotermal
Jika suatu gas atau udara dikompresikan, maka ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas atau udara. Energi tersebut salah satunya diubah
menjadi energi panas/kalor. Bila proses kompresi dibarengi dengan pendinginan,
maka energi panas atau kalor tidak akan terjadi sehingga temperaturnya tetap
terjaga. Kompresi dengan cara ini disebut kompresi isothermal (suhu/temperatur
tetap).

P1V1  P2V2  tetap

Kompresi adiabatik
Bila silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas.
Kompresi semacam ini disebut kompresi adiabatik. Dalam praktiknya, kompresi
adiabatik tidak ada yang sempurna karena isolasi silinder tidak pernah dapat
sempurna. Untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari kompresi isothermal, sehingga
kerja kompresi adiabatik lebih besar dari kerja isothermal.
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar silinder (atau
dimasukkan) sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan dalam proses mi
akan dipakai untuk menaikkan temperatur gas.
Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar dari kompresor dalam proses
adiabatik dapat diperoleh secara teoritis dan persamaan berikut:

dimana, Td: Temperatur mutlak gas keluar kompresor (K)


T: Temperatur isap gas masuk kompresor (K)
m: Jumlah tingkat kompresi; m = 1, 2, 3,”. (Untuk m > 1, rumus
tersebut mencakup proses pendinginan pada pendingin antara
(intercooler), sehingga proses kompresi keseluruhan dari Ps
menjadi Pd bukan proses adiabatik murni).

Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isothermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik,
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang

Pompa dan Kompresor 72


sesungguhnya ada diantara keduanya yang disebut kompresi politropik. Tabel
V.1 memperlihatkan hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai proses
kompresi.

Tabel V-1 Hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai kompresi

5.5 Spesifikasi kompresor


Persyaratan-persyaratan yang perlu dipertimbangkan dalam pengadaan dan
pembelian kompresor adalah sebagai berikut:
1) Maksud penggunaan kompresor.
2) Tekanan isap
3) Tekanan keluar
4) Jenis dan sifat-sifat gas yang ditangani
5) Temperatur dan kelembaban gas
6) Kapasitas aliran (volume) gas yang diperlukan
7) Peralatan untuk mengatur kapasitas (jenis, otomatik atau manual, bertingkat
banyak).
8) Cara pendinginan (dengan udara atau dengan air). Muka, temperatur, dan
tekanan air pendingin, bila dipakai pendinginan air.
9) Sumber tenaga (frekuensi, tegangan, kapasitas daya dan sumber).
10) Kondisi dan lingkungan tempat instalasi.
11) Jenis pengrak mula (motor listrik atau motor bakar torak).
12) Putaran penggerak mula.

Pompa dan Kompresor 73


13) Jenis kompresor:
- Pelumasan minyak atau bebas minyak
- Kompresor torak atau putar
- Jumlah tingkat kompresi
- Permanen atau portabel
14) Jumlah kompresor

Pada spesifikasi kompresor, besaran yang terpenting adalah laju volume atau
kapasitas udara atau gas yang dikeluarkan dan tekanan kerjanya. Semua itu
harus disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh peralatan yang akan
dilayani. Sehingga spesifikasi utama yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan kompresor adalah kapasitas, tekanan, dan performansi.

Kapasitas
Pada kompresor torak angka kapasitas yang dicantumkan pada katalog biasanya
menyatakan perpindahan torak dan bukan laju volume yang dihasilkan, dimana
perpindahan torak dapat dirumuskan sebagai berikut:

D 2
Qth  xSxN
4

dimana:
Qth = perpindahan torak (m3/mnt)
D = diameter torak (m)
S = panjang langkah torak (m)
N = putaran (rpm)

Sedangkan volume gas (kapasitas) yang sebenarnya adalah hasil perkalian antara
perpindahan torak dengan efisiensi volumetrisnya. Tetapi pada kompresor putar
umumnya pada katalog tertulis kapasitas sesungguhnya.

Tekanan
Pada saat menentukan tekanan kerja kompresor harus diingat bahwa uadara atau
gas harus disalurkan ke tabung atau tangki tekan dan peralatan yang
memerlukannya. Karena itu, besarnya tekanan normal kompresor harus diambil
sama dengan tekanan yang diperlukan oleh peralatan yang bersangkutan
ditambah dengan kerugian tekanan di pendingin akhir dan pipa-pipa penyalur.

Namun perlu juga diingat bahwa tekanan normal kompresor yang diambil tidak
boleh jauh melebihi tekanan kerja sistem, sebab apabila kompresor bekerja
dengan tekanan jauh dibawah tekanan normalnya, maka efisiensi adiabatik
keseluruhannya akan menjadi terlalu rendah.

Variasi tekanan yang masih dapat dianggap tidak merugikan adalah tidak lebih
dari 20% dibawah tekanan spesifikasi kompresor. Dengan variasi sebesar ini
efisiensi kompresor tidak terlalu banyak berkurang dari harga maksimumnya.

Pompa dan Kompresor 74


Performansi
Setelah kapasitas dan tekanan udara yang diperlukan sudah ditetapkan, maka
kompresor yang sesuai harus dipilih. Namun apabila terdapat beberapa
kompresor yang memenuhi, maka perlu dilakukan pertimbangan ekonomis.

Kompresor yang mempunyai efisiensi tinggi akan memberikan ongkos operasi


rendah, namun harga belinya mahal. Begitu pula bentuk konstruksi
mempengaruhi harga beli dimana konstruksi kompresor dua tingkat dengan
pendingin udara antara (intercooler) yang memerlukan daya lebih rendah
dibanding kompresor satu tingkat akan memiliki harga yang lebih mahal.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kompresor adalah:


1. Biaya investasi: harga kompresor, motor penggerak, peralatan dan instalasi
listrik, peralatan pembantu (accessories), biaya pembangunan gedung,
pondasi, dan lain-lain.
2. Biaya operasi: biaya tenaga listrik, bahan bakar (untuk penggerak dengan
motor bakar), minyak pelumas, dan air pendingin.
3. Biaya pemeliharaan; biaya penggantian suku cadang, perbaikan, dan
overhaul.

5.6 Soal-soal
1. Apa itu kompresor?
2. Jelaskan prinsip kerja kompresor!
3. Jelaskan perbedaan antara kompresor, booster dan pompa vakum
4. Klasifikasikan kompresor berdasarkan cara kerjanya
5. Apa perbedaan kompresor perpindahan positip dan kompresor rotadinamik
6. Jelaskan perbedaan antara kompresor, blower dan fan
7. Gambarkan diagram P-V proses kompresor satu tingkat
8. Tuliskan persamaan umum gas ideal dan jelaskan arti notasi yang digunakan
9. Apa gunanya pendingin antar (intercooler) pada kompresor bertingkat
10. Apa yang dimaksud dengan proses isotermal, proses adiabatis dan proses
politropik?

Pompa dan Kompresor 75

Anda mungkin juga menyukai