Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan Fan, Blower dan Kompresor

Kipas angin (fan) adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk membuat aliran
gas kontinu seperti udara. Dalam setiap sistem pendingin, yang menggunakan gas sebagai
penghantar, kipas angin adalah unit wajib yang menciptakan aliran udara dalam
sistem. Sistem ini dapat dilihat dalam kipas angin sederhana yang digunakan di rumah tangga
atau kipas pendingin eksternal untuk mesin pembakaran internal. Ketika membutuhkan
tekanan yang lebih tinggi diperlukan blower yang digunakan sebagai pengganti kipas angin.
Kipas angin biasanya terdiri dari baling-baling atau pisau tetap ke sebuah hub,
biasanya disebut impeller. Mekanisme penggerak seperti motor atau drive belt akan terhubung
untuk menciptakan gerak rotasi impeller. Mekanisme gerak bisa diatur sehingga alirannya
bias sentrifugal maupun aksial. Fan aksial meniup gas sepanjang sumbu rotasi, dan biasanya
digunakan sebagai pendingin kipas di rumah tangga, mobil, dan bahkan di komputer. Struktur
kipas yang lebih besar digunakan di mesin turbojet, mesin pendingin udara industri, dan
dalam terowongan angin, untuk memberikan aliran volume gas yang besar.
Fan sentrifugal meniup gas radial keluar dari sumbu impeller. Gas tersedot dari
rongga hingga ke tengah impeller kemudian didorong keluar oleh gaya sentrifugal yang
bekerja pada gas karena gerak rotasi. Fan sentrifugal adalah jenis yang paling umum
digunakan dalam perangkat HVAC modern.

Gambar 1: Gambar penampang fan dan blower


Sebuah kipas sentrifugal dengan rasio tekanan tinggi (output tekanan / input tekanan)
dikenal sebagai blower. Blower memberikan laju aliran volume transfer yang tinggi dengan
rasio tekanan yang relatif lebih besar. Rasio tekanan dari kipas angin di bawah 1,1 sedangkan
blower memiliki rasio tekanan 1,1-1,2. Fan menghasilkan aliran gas dengan sedikit tekanan
dan volume gas yang lebih besar, sementara blower menghasilkan rasio tekanan yang relatif
lebih tinggi dengan volume aliran gas yang lebih besar.

Pompa dan blower atau fan sentrifugal memiliki prinsip kerja yang mirip, yaitu
mengalirkan fluida serta mengubahnya dari tekanan rendah ke tekanan tinggi sebagai akibat
adanya gaya sentrifugal yang dialami oleh fluida tersebut. Bedanya, bila pompa untuk
mengalirkan cairan, blower atau fan untuk mengalirkan gas, udara misalnya. Yang dimaksud
kapasitas besar adalah yang pada umumnya menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya
dengan daya di atas 5 kW.
Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan untuk
proses industri yang memerlukan aliran udara. Sistim fan penting untuk menjaga pekerjaan
proses industri, dan terdiri dari sebuah fan, motor listrik, sistim penggerak, saluran atau
pemipaan, peralatan pengendali aliran, dan peralatan penyejuk udara (filter, kumparan
pendingin penukar panas, dll).
Fan, blower dan kompresor dibedakan oleh metode yang digunakan untuk
menggerakan udara, dan oleh tekanan sistim operasinya. The American Society of Mechanical
Engineers (ASME) menggunakan rasio spesifik, yaitu rasio tekanan pengeluaran terhadap
tekanan hisap, untuk mendefinisikan fan, blower, dan kompresor (lihat Tabel 1).

Peralatan
Fan
Blower

Perbandingan Spesifik Kenaikan tekanan (mmWg)


Sampai 1,11

1136

1,11 sampai 1,20

1136 2066

Kompresor
Lebih dari 1,20
Tabel 1: Perbedaan antara fan, blower dan kompresor (Ganasean)
Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain
kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan (1 atm). Pada
industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai penghasil udara mampat atau
sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor banyak dipakai untuk mesin pneumatik,
sedangkan yang menjadi satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan lainnya.
Dengan mengambil contoh kompresor sederhana, yaitu pompa ban sepeda atau mobil,
prinsip kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika torak pompa ditarik keatas,
tekanan di bawah silinder akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer sehingga udara akan
masuk melalui celah katup hisap yang kendur. Katup terbuat dari kulit lentur, dapat
mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak. Setelah udara masuk pompa kemudian
torak turun kebawah dan menekan udara, sehingga volumenya menjadi kecil. Tekanan

menjadi naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban, sehingga udara mampat dapat
masuk ban melalui katup (pentil). Karena diisi udara mampat terus menerus, tekanan di dalam
ban menjadi naik. Jadi jelas dari contoh tersebut, proses pemampatan terjadi karena
perubahan volume pada udara yaitu menjadi lebih kecil dari kondisi awal.
Proses kerja dari kompresor kerja tunggal dan ganda adalah sebagai berikut. Langkah
pertama adalah langkah hisap, torak bergerak ke bawah oleh tarikan engkol. Di dalam ruang
silinder tekanan menjadi negatif di bawah 1 atm, katup hisap terbuka karena perbedaan
tekanan dan udara terhisap. Kemudian torak bergerak keatas, katup hisap tertutup dan udara
dimampatkan. Karena tekanan udara mampat, katup ke luar menjadi terbuka. Pada kerja
ganda, setiap gerakan terjadi sekaligus langkah penghisapan dan pengkompresian. Dengan
kerja ganda, kerja kompresor menjadi lebih efisien.
Prinsip kerja kompresor dan pompa adalah sama, kedua mesin tersebut menggunakan
energi luar kemudian diubah menjadi energi fluida. Pada pompa, di nosel ke luarnya energi
kecepatan diubah menjadi energi tekanan, begitu juga kompresor pada katup ke luar udara
mampat mempunyai energi tekanan yang besar. Hukum-hukum yang berlaku pada pompa
dapat diaplikasikan pada kompresor. Berbeda dengan pompa yang klasifikasinya berdasarkan
pola

aliran,

klasifikasi

kompresor

biasanya

berdasarkan

tekanannya

atau

cara

pemampatannya.
Secara umum penjelasannya sebagai berikut. Kompresor berdasarkan cara
pemampatannya dibedakan menjadi dua, yaitu jenis turbo dan jenis perpindahan. Jenis
turbo menggunakan gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh putaran impeler sehingga udara
mengalami kenaikan energi yang akan diubah menjadi energi tekanan. Sedangkan jenis
perpindahan, dengan memperkecil volume udara yang dihisap ke dalam silinder atau stator
dengan torak atau sudu.
Kompresor yang diklasifikasikan berdasarkan tekanannya adalah kompresor untuk
pemampat (tekanan tinggi), blower untuk peniup (tekanan sedang) dan fan untuk kipas
(tekanan rendah). Kompresor jenis turbo (dynamic) berdasarkan pola alirannya dibagi menjadi
tiga, yaitu ejector, radial, dan aksial. Kompresor jenis ini hampir semuanya dapat beroperasi
pada tekanan dari yang rendah sampai tinggi. Kompresor turbo dapat dibuat banyak tingkat
untuk menaikkan tekanan dengan kapasitas besar.
Berbeda dengan jenis turbo, kompresor jenis perpindahan (displacement) beroperasi
pada tekanan sedang sampai tinggi. Kompresor jenis perpindahan dibedakan berdasarkan
bentuk konstruksinya. Untuk kompresor jenis torak dapat menghasilkan udara mampat
bertekanan tinggi.

Kompresor torak mempunyai daerah operasi dengan tekanan yang

paling tinggi, sedangkan untuk kompresor axial mempunyai daerah operasi dengan kapasitas
paling besar. Kompresor untuk tekanan rendah adalah fan. Kompresor bertekanan sedang
adalah blower dan bertekanan tinggi adalah kompresor.
Fluida dibedakan menjadi dua yaitu fluida tak mampu mampat dan fluida mampu
mampat. Contoh fluida yang tak mampu mampat adalah zat cair, sedangkan yang mampu
mampat adalah gas. Udara adalah gas sebagai fluida kerja pada kompresor yang akan
dikompresi, sehingga diperoleh udara mampat yang mempunyai energi potensial. Dengan
kata lain udara adalah fluida yang dapat dimampatkan atau fluida mampu mampat. Perubahan
tekanan dan temperatur pada udara mengakibatkan perubahan massa jenis udara. Proses
pemampatan akan menaikkan tekanan dan temperatur, berbarengan dengan itu, terjadi
perubahan volume sehingga kerapatan pun berubah.
Sebuah kompresor dianggap sebagai kompresor satu tahap jika keseluruhan penekanan
dilakukan menggunakan satu silinder atau beberapa silinder yang paralel. Beberapa penerapan
dilakukan pada kondisi kompresi satu tahap. Rasio kompresi yang terlalu besar (tekanan
keluar absolut/tekanan masuk absolut) dapat menyebabkan suhu pengeluaran yang berlebihan
atau masalah desain lainnya. Mesin dua tahap yang digunakan untuk tekanan tinggi biasanya
mempunyai suhu pengeluaran yang lebih rendah (140-160oC), sedangkan pada mesin satu
tahap suhu lebih tinggi (205-240oC).
Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih
tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan, selanjutnya
dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan
yang diinginkan. Pemampatan (pengkompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperatur
udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan
dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya,
dengan sistem udara atau dengan sistem air bersirkulasi. Batas tekanan maksimum untuk jenis
kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar.
Sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.
Kompresor diafragma prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak.
Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung
menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari
gerakan diafragma yang kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke
tabung penyimpan. Kompresor putar ini memiliki sepasang rotor berbentuk sekrup. Pasangan
ini berputar serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti roda gigi.
Putaran serempak ini dapat berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu sendiri atau dengan

perantaraan sepasang roda gigi penyerempak putaran. Karena gesekan antar rotor sangat kecil,
kompresor ini mempunyai performansi yang baik untuk umur kerja yang panjang. Perbedaan
tekanan maksimum yang diizinkan pada kompresor ini ditentukan oleh defleksi lentur rotor
dan besarnya biasanya adalah 30 kg/cm2 (2900 kPa).

Anda mungkin juga menyukai