Anda di halaman 1dari 44

BUKU PETUNJUK PENGOPERASIAN

EVAPORATOR PLANAT AREA 511

I PROSES PENGOPERASIAN

DAFTAR ISI

1. GAMBARAN UMUM Halaman

1.1 Definisi buku panduan 2


1.2 Technical Data 2
1.3 Peralatan Utama 2
1.4 Gambaran Proses 10
1.5 Sistem Keselamatan 18
1.6 Masalah Keselamatan Secara Khusus 18

2. DETAIL OPERASI

2.1 Operasi Normal 20


2.2 Start-up 20
2.3 Shut-down 27
2.4 Petunjuk Mengatasi Berbagai Gangguan 29
2.5 Penjelasan Sistim Interlock 35

3. AKTIVITAS PRE-COMMISSIONING 40

4. LAMPIRAN

4.1 Hydrogen sulphide, H2S 42


4.2 Methyl mercaptan, CH3SH 43
4.3 Dimethyl sulphide, CH3SCH3 44

PROSES OPERASI

1
1. GAMBARAN UMUM

1.1 Definisi buku panduan

Buku panduan ini menjelaskan proses evaporator plant, cara - cara


pengoperasian dan prinsip utama dari pengontrolan proses.

Buku panduan ini menangani plant evaporator secara keseluruhan


sebagai sebuah unit operasi yang terdiri dari rangkaian peralatan
terpisah, 5-effect, free falling film tipe lamella, beberapa surface
condenser, sistim stripping dan tangki - tangki penampungan.

1.2 Technical Data

1.2.1 Kriteria Design

Kapasitas penguapan 488 t/h


Jumlah aliran Weak black liquor 587.7 m3/h
Persentase padatan Weak black liquor 15 %
Temperature Weak black liquor 85 oC
Jumlah aliran Heavy black liquor 91.8 m3/h
Persentase padatan Heavy black liquor 72 %
Temperature Heavy black liquor 115 oC
Jumlah aliran LP steam 109.9 t/h
Temperature Condensing 143 oC
Live steam condensate flow leaving 109.9 t/h
Temperature live steam condensate 114 oC
MP steam flow pada saat operasi normal 1.5 t/h
MP steam flow pada saat start-up 3.2 t/h
Jumlah cooling water dari cooling tower 2636 m3/h
Temperature air pendingin masuk 30 oC
Temperature air pendingin keluar 50 oC
Jumlah cooling water dari mill water 977 m3/h
Temperature air pendingin masuk 30 oC
Temperature air pendingin keluar 53 oC
Jumlah combined condensate ( to R/L ) 227.5 m3/h
Temperature combined condensate 67 oC
Jumlah foul condensate dari digester 32.5 m3/h
Temperature foul condensate dari digester 54 oC
Kapasitas Stripping ( foul condensate ) 72.0 kg/s

1.3 Peralatan Utama

Unit evaporator dan Surface Condenser

Bidang perpindahan panas di setiap bodi evaporator terdiri dari


rangkaian element pemanas tipe lamella yang telah dirakit dalam satu

2
bundle. Ukuran setiap lamella adalah tinggi 9000 mm, lebar 1500 mm
dan tebal 18-30 mm.

Surface condenser terdiri dari dua primary condenser dan satu


secondary condenser. Bidang perpindahan panasnya berbentuk
pipa / tubular.

Empat unit falling film evaporator effect 1


511-853-0100, 511-853-0200, 511-853-0300, 511-853-0360

Dua jalur sirkulasi liquor untuk effect pertama / concentrator,


masing-masing terdiri dari :

Ukuran :
Diameter 3.700 mm
Tinggi silinder 10.500 mm

Bidang pemanas :
Lamella 2.597 m2
Ketebalan plate 1.5 mm

Dilengkapi dengan :
dua manhole, tiga sight glass dan droplet separator tipe profile

Bahan material :
- SS 2353 bidang pemanas
- SS 2333 konsruksi bagian dalam
droplet separator
dinding

- Carbon steel konstruksi bagian luar

Data Konstruksi :
Dinding 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC
Lamella 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Satu unit falling film evaporator


511-853-0800

Effect kedua
Ukuran :
Diameter 5.200 mm
Tinggi silinder 10.500 mm

Bidang pemanas :
Lamella 3.763 m2
Ketebalan plate 1.5 mm

3
Dilengkapi dengan : dua manhole, tiga sight glass dan
droplet separator tipe profile

Bahan material :
- SS 2333 bidang pemanas
konsruksi bagian dalam
droplet separator
dinding

- Carbon steel konstruksi bagian luar

Konstruksi data :
Dinding 1 bar (e), 100 % vacuum, 120 oC
Lamella 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Didalam unit ini terdapat bagian yang terpisah untuk memisahkan gas
dari stripper dan primary condensate.

Satu unit falling film evaporator


511-853-1400

Effect ketiga
Ukuran :
Diameter 5.700 mm
Tinggi silinder 10.500 mm

Bidang pemanas :
Lamella 3.127 m2
Ketebalan plate 1.2 mm

Dilengkapi dengan : dua manhole, tiga sight glass dan


droplet separator tipe profile
dinding

Bahan material :
- SS 2333 bidang pemanas
konsruksi bagian dalam
droplet separator
dinding

- Carbon steel konstruksi bagian luar

Konstruksi data : 1 bar (e), 100 % vacuum, 120 oC

Didalam unit ini terdapat bagian terpisah untuk penguapan WBL feed

Satu unit falling film evaporator


511-853-1500

4
Effect keempat
Ukuran :
Diameter 6.500 mm
Tinggi silinder 10.500 mm

Bidang pemanas :
Lamella 4.240 m2
Ketebalan plate 1.2 mm

Dilengkapi dengan : dua manhole, tiga sight glass dan


droplet separator tipe profile

Bahan material :
- SS 2333 bidang pemanas
konsruksi bagian dalam
droplet separator
dinding lower dished end dan 1
meter dinding lower part

- Carbon steel dinding, kecuali lower dished end


batas pengikisan 5 mm.
konstruksi bagian luar

Konstruksi data : 1 bar (e), 100 % vacuum, 120 oC

Bidang pemanas dibagi menjadi dua bagian yang berbeda untuk


pemisahaan condensate.

Sistim Surface Condenser


Terdiri dari dua primary condenser dan satu secondary condenser
511-771-1750, 511-771-1760, 511-771-1775

Main Data Primary 1 Primary 2 Secondary Cond.

Bidang pemanas 2000 m2 800 m2 800 m2


Panjang 10100 mm 10500 mm 10800 mm
Diameter 3400 mm 3000 mm 2200 mm
Konstr. Material SS2333 SS2333 SS2333

Tekanan Design :
Pipa/tube 5/-1 bar 5/-1 bar 5/-1 bar
Dinding/shell 1/-1 bar 1/-1 bar 1/-1 bar

5
Strong Black Liquor Flash Tank
511-745-0400

Ukuran :
Diameter 1.300 mm
Tinggi silinder 3.000 mm

Bahan material :
- SS 2333 dinding
Dished end

- Carbon steel konstruksi bagian luar

Konstruksi : 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Primary Condensate Level Tank


511-754-0150, 511-754-0250, 511-754-0350, 511-754-0390

Ukuran :
Diameter 600 mm
Tinggi silinder 1.700 mm

Bahan material :
- Carbon steel dinding
Batas pengikisan 3 mm
konstruksi bagian luar

Konstruksi : 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Dump Tank untuk Primary Condensate


511-742-2670

Ukuran utama :
Diameter 1.000 mm
Tinggi silinder 4.300 mm

Bahan material :
- SS 2333 Wetted parts
- Carbon steel konstruksi bagian luar

Konstruksi : Tekanan atmosphere

Empat ( 4 ) Condensate Flash Tank


511-745-0825, 511-745-1425, 511-745-1525, 511-745-1625

Ukuran utama :
-0825 – secondary condensate 1000 x 2500 mm

6
-1425 – secondary condensate 1400 x 3100 mm
-1525 – secondary condensate 1900 x 3600 mm
-1625 – foul condensate 900 x 2400 mm

Material :
- SS 2333 Wetted parts
- Carbon steel konstruksi bagian luar

Stripping Column
511-765-0950

Ukuran :
Diameter 2.500 mm
Tinggi silinder 14.500 mm

Dilengkapi dengan : 20 valve bottoms


5 sigh glasses
Sambungan cadangan

Material :
- SS 2333 Valve bottoms
Dinding
Konsruksi bagian dalam

- Carbon steel Konstruksi bagian luar

Konstruksi : 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Trim Condenser
511-771-1300
Bidang pemanas 50 m2
Diameter 700 mm
Panjang 5000 mm
Jenis Perpipaan/tubular

Material :
- SS 2333 Wetted parts
- Carbon steel Konstruksi bagian luar

Konstruksi : 7 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Column Top Condenser


511-771-2660

Bidang pemanas 185 m2


Diameter 1000 mm
Panjang 9500 mm

7
Jenis Perpipaan/tubular

Bahan material :
- SS 2333 Wetted parts
- Carbon steel Konstruksi bagian luar

Konstruksi data :
- Bidang pemanas 8 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC
- Dinding 6 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Reflux Tank untuk Foul Condensate


511-742-2630

Ukuran utama :
Diameter 600 mm
Tinggi silinder 1700 mm

Material :
- SS 2333 Wetted parts
- Carbon steel Konstruksi bagian luar

Konstruksi : 5 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

Preheater untuk Foul Condensate


511-771-1000

Bidang pemanas 220 m2


Lebar 600 mm
Tinggi 2300 mm
Jenis Perpipaan/tubular

Bahan material :
- SS 2333 Wetted parts
- Carbon steel Konstruksi bagian luar

Konstruksi data :
- Bidang pemanas 8 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC
- Dinding 11 bar (e), 100 % vacuum, 159 oC

System Ejector
511-961-1800, 511-961-1850, 511-961-1900, 511-771-1950,
511-7711-2200

2-tingkat Steam Jet Ejector dengan Inter-condenser dan


After-condenser

8
Hogging Ejector untuk start-up.

Tipe Condenser Indirect Tubular


Bahan material :
- 1.4581 Wetted parts

Sample Station
511-963-0650

Bahan material :
- SS 2333 Wetted parts

Satu set tempat pengambilan contoh liquor dan condensate yang


yang berisi 7 buah botol dan dilengkapi dengan tutup pengaman

Weak black liquor Tank ( 2 )


511-741-2100, 511-741-2200

Kapasitas 2 x 3300 m3
Diameter 15 m
Tinggi 19 m
Material Carbon steel

Spill liquor Tank


511-742-2400

Kapasitas 2000 m3
Diameter 11.7 m
Tinggi 19 m
Material SS 2333

Combined Condensate Tank


511-742-2300

Kapasitas 300 m3
Diameter 7m
Tinggi 9m
Material SS 2333

Foul Condensate Tank ( Stripper feed )


511-742-2300

Kapasitas 300 m3
Diameter 7m
Tinggi 9m

9
Material SS 2333

Heavy black liquor Tank ( 2 )


511-742-0500, 511-742-0600, 511-756-0505, 511-756-0605

Kapasitas 2 x 650 m3
Diameter 8.5 m
Tinggi 18 m
Material SS 2333

Tangki dilengkapi dengan agitator dan pemanas elektrik.

1.4 Gambaran Proses

1.4.1 Prinsip Utama Proses

Fungsi utama proses adalah untuk menaikkan kandungan padatan


liquor dari 15 % menjadi 72 % untuk pembakaran di recovery
boiler dan menghasilkan condensate untuk digunakan di
departemen lain dilingkungan pabrik pulp.

Foul Condensate dari digester dan yang dihasilkan di evaporator


dibersihkan di Stripper Column menjadi secondary condensate
yang akan dipergunakan di departemen lain. Kapasitas penguapan
evaporator adalah 488.5 ton H2O/jam pada tekanan steam 290 kPa
(e). Stripping Column mampu membersihkan Foul Condensate
19.9 kg/detik. Weak black liquor total soild 15 % dipekatkan di
dalam 5-tahap penguapan. Hasil akhir adalah berupa larutan pekat
blak liquor dengan total solid 72 % yang ditampung di dalam
tangki Heavy black liquor untuk pembakaran di Recovery Boiler.

1.4.2 Aliran Black Liquor

Weak Black Liquor ( WBL ) dari digester dipompakan kedalam


tangki WBL 511-741-2100 dan 511-741-2200. Dari tangki black
liquor dipompakan ke dalam liquor flash, yaitu bagian terpisah
didalam effect 3. Jika diperlukan, black liquor bisa dinaikkan
konsentarsinya dengan menambahkan black liquor dari effect 2
sebelum masuk ke effect 3. Konsentrasi WBL feed dikontrol oleh
DIC-9840. Setelah flashing di effect 3 selanjutnya WBL feed
masuk ke effect 4.

10
WBL feed di effect 4 mengalir ke dalam liquor flash, yaitu bagian
terpisah didalam effect 4. Setelah flashing di effect 4 selanjutnya
black liquor feed mengalir ke dalam effect 5.

WBL di didalam effect 5 secara konstan dikontrol oleh kontrol


valve LIC-5540 di jalur inlet. Dari bagian dasar tangki effect 5
secara konstan WBL disirkulasikan oleh pompa 511-751-1610 ke
sisitim distribusi WBL yang terletak dibagian atas effect. WBL
didistribusikan ke bagian atas setiap lamella, dari sana WBL
mengalir jatuh kebagian bawah effect melalui permukaan luar
setiap lamella ( gambar 3.4 ).

Sebagian WBL dipompakan ke effect 4 melalui outlet pompa


sirkulasi 511-751-1610. Level WBL di effect 4 dikontrol oleh
control valve 511-LIC-4540.

Di effect 4 adalah WBL disirkulasikan lagi dengan pompa 511-


751-1510 ke sistim distribusi dibagian atas lamella seperti halnya
yang terjadi di effect 5 dan sebagiannya WBL dialirkan ke effect 3.
Level WBL di effect 3 dikontrol oleh control valve 511-LIC-3540.
Di effect 3 WBL disirkulasikan lagi dengan pompa 511-751-1410
ke sistim distribusi dibagian atas lamella. Sebagian WBL di effect
3 dipompakan ke effect 2 melalui pompa 511-751-1420 dan level
dikontrol oleh control valve 511-LIC-2540. Black liquor ke effect 2
dipompakan melalui Top Condenser 511-771-2660. Di effect 2
black liquor disirkulasikan lagi dengan pompa 511-751-0810 ke
sistim distribusi dibagian atas lamella. Selanjutnya black liquor
dipompakan dari effect 2 melalui pompa 511-751-0815 ke effect 1
dan flow dikontrol oleh control valve 511-FIC-1700.

Effect 1 terdiri atas empat unit 1A,1B,1C dan 1D, didalam setiap
effect terbagi atas dua section, masing – masing terdapat satu
pompa sirkulasi secara terpisah. Fungsi dari empat effect di effect1
supaya black liquor dari effect 2 bisa di rotasi. Untuk
mengendalikannya dikontrol dari DCS.

Rotasi sequence di effect 1 terdiri dari :

Sequence ABCD
Sequence DABC
Sequence CDAB
Sequence BCDA
Sequence BCD ( A by-pass )
Sequence ABC ( D by-pass )
Sequence DAB ( C by-pass )
Sequence CDA ( B by-pass )

Contoh, sequence ABCD, artinya black liquor dari effect 2


mengalir ke effect 1A melalui valve 511-HV-1710 pada inlet

11
pompa sirkulasi 511-751-0110. Dari section pertama black liquor
disirkulasikan ke sistim distribusi melalui pipa terpisah demikian
halnya di section kedua disirkulasikan oleh pompa 511-751-0115.

Dari section kedua effect 1A sebagian dari sirkulasi black liquor


dialirkan melalui valve 511-HV-1510 ke inlet pompa sirkulasi
511-751-0210 effect 1B dilanjutkan ke section kedua effect 1B .
Dari section kedua di effect 1B sebagian dari sirkulasi black liquor
dialirkan melalui valve 511-HV-1520 ke inlet pompa sirkulasi
511-751-0310 effect 1C dilanjutkan ke section kedua effect 1C.

Dari section kedua di effect 1C sebagian dari sirkulasi black liquor


dialirkan melalui valve 511-HV-1530 ke inlet pompa sirkulasi
511-751-0370 effect 1D dilanjutkan ke section kedua effect 1D.
Dari section kedua effect 1D ini level dikontrol oleh control valve
511-LIC-1570 dan black liquor dialirkan kedalam Heavy Black
Liquor Flash Tank 511-751-0380. Proses yang sama terjadi pada
sequence DABC, CDAB dan BCDA.

Alasan system sequence adalah untuk mengurangi terjadinya kerak


oleh strong black liquor yang akan melapisi bidang perpindahan
panas. Dengan merotasi sequence berfungsi untuk memproduksi
Heavy black liquor di effect 1 secara bergiliran.

Misalkan sequence ABCD, konsentrasi liquor di effect 1A adalah


45 %, di effect 1B adalah 51 %, di effect 1C adalah 59 % dan di
effect 1D adalah 70.3 %. Di sequence berikutnya DABC, effect 1D
adalah yang pertama dan memproduksi liquor dengan konsentrasi
yang paling rendah, konsentrasi meningkat di effect 1A, kemudian
meningkat lagi di effect 1B dan konsentrasi paling tinggi di effect
terakhir 1C. Sequence berikutnya diharapkan CDAB. Pergantian
sequence secara otomatis dari DCS. Program pergantian sequence
telah ditetapkan di DCS sesuai dengan table pada halaman
sebelumnya. Waktu pergantian sequence dimungkinkan bisa
dirubah oleh seorang operator ( 0 – 8 jam ). Effect yang telah
memproduksi liquor dengan konsentrasi paling tinggi pada
sequence sebelumnya akan selalu memproduksi liquor dengan
konsentrasi yang paling rendah pada sequence berikutnya.
Konsentrasi liquor yang paling rendah akan melarutkan kerak pada
bidang perpindahan panas.

Adakalanya pencucian dengan liquor konsentrasi rendah ( 45 % )


tidak cukup efektif untuk mencuci lamella. Dalam masalah ini
harus diputuskan untuk melakukan pencucian secara terpisah
dengan menggunakan sequance BCD, ABC, DAB atau CDA.
Prosedur pencucian terpisah akan dijelaskan pada paragrap 2.5
tentang Petunjuk Menangani Gangguan.

Heavy black liquor dari effect 1 dipompakan kedalam Heavy black


liquor Flash Tank 511-751-0380 dan temperaturnya dikontrol oleh

12
pressure control valve 511-PIC-1850 sebagai temperature akhir.
Uap dari flash tank mengalir ke dalam jalur liquor effect 2 melalui
kontrol valve 511-PV-1850. Dari flash tank selanjutnya liquor
dipompakan ke dalam Tangki Heavy black liquor 511-742-0500
atau 511-742-0600 oleh pompa 511-751-0410 atau 511-751-0415.
Level flash tank dikontrol oleh kontrol valve 511-LIC-1840.
Apabila konsentrasi Heavy black liquor 511-DI-1400 belum cukup
untuk di bakar, maka dialirkan kedalam Spill Tank 511-742-2400
dengan cara menutup valve 511-HV-1810 dan membuka 511-HV-
1830. Dari Spill Tank selajutnya liquor dipompakan kembali
kedalam WBL feed Tank oleh pompa 511-751-2560.

1.4.3. Aliran Steam dan Vapour

Pemakian steam bertekanan rendah ( LP steam ) di effect 1


dikontrol oleh kontrol valve 511-FIC-1000. Pemakaian steam
untuk setiap effect 1A,1B,1C dan1D dikontrol masing – masing
oleh valve 511-HV-1010, 511-HV-1020, 511-HV-1040, dan 511-
HV-1050. Besaran pembukaan valve diatur secara otomatis oleh
program sequence. Pada prinsipnya bukaan valve steam untuk
effect pertama lebih kecil searah aliran black liquor yaitu ( buka
sekitar 30 % ), pada effect berikutnya sedikit lebih banyak ( buka
sekitar 40 % ), pada effect berikutnya lebih banyak ( buka sekitar
60 % ) dan pada effect terakhir adalah terbuka penuh ( buka
sekitar 100 % ) ( lihat gambar 3.5 tabel 78-1 ). Beda pembukaan
valve steam pada tiga effect pertama pada sebuah sequence
bertujuan untuk menyeimbangkan jumlah aliran steam diantara
ketigannya. Demikian itu supaya beban perpindahan panas bisa
diketahui efektikitasnya.

Sebagian steam dibuang ke udara melalui lubang kecil orifice


untuk membuang udara yang terperangkap di dalam sistim.

Steam berada dibagian dalam lamella. Laju perpindahan panas


melalui keping lamella kepada aliran liquor dibagian luar lamella.
Setelah menerima panas liquor mulai akan medidih. Ketika liquor
mendidih maka akan terbentuk uap steam yang disebut Vapour.
Yaitu bagaimana kandungan air lepas dari liquor dan relatif
kandungan padatan meningkat.

Vapour yang terbentuk akan naik diantara sela-sela lamella


didalam effect menuju Droplet Separator yang terletak dibagian
atas effect.
Vapour dari effect 1 ( 4 effect ) dikumpulkan kedalam satu pipa
besar dan dialirkan kedalam bundel lamella effect 2. ( Sebagian
Vapour / secondary steam dari effect 1 dialirkan kedalam stripping
column, lihat item 1.4.5 Stripping Foul Condensate ). Vapour
condensate berada dibagian dalam lamella effect 2. Laju

13
perpindahan panas melalui keping lamella kepada aliran liquor
dibagian luar lamella. Setelah menerima panas liquor mulai akan
medidih. Vapour yang terbentuk di effect 2 mengalir kedalam
bundel lamella effect 3. Dengan proses yang sama Vapour effect 3
mengalir kedalam effect 4 dan dari effect 4 kedalam effect 5.
Vapour dari effect 5 terkondensasi didalam perpipaan Sistim
Suface Condenser.

Vapour mengalir dibagian luar perpipaan didalam surface


condenser 511-771-1750 dan 511-771-1760 yang terhubung secara
paralel baik bagian vapour maupun air pendingin. Sekitar 85 %
dari vapour condensate didalam condenser utama dan sisanya
masuk ke After Condenser 511-771-1775. Didalam after condenser
sebagian vapour terkondensasi. Gas yang tidak bisa terkondensasi
di after condenser selanjutnya masuk ke sisitim ejector ( lihat item
1.4.7 vacuum sistem ). Media utama kondensasi didalam
Condenser 511-771-1760 dan After Condenser 511-771-1775
adalah air pendingin dari cooling tower. Sedangkan media
kondensasi didalam condenser 511-771-1750 adalah dari mill
water. Aliran air pendingin dari cooling tower dikontrol oleh
kontrol valve 511-FQIC-9680 bisa dioperasikan pada sistem
cascade yaitu menerima set point dari temperatur warm water 511-
TI-9670. Warm water dari surface condenser di daur ulang di
cooling tower. Media didalam condenser 511-771-1750 adalah
mill water. Aliran mill water dikontrol oleh kontrol valve 511-
FQIC-9690 bisa dioperasikan juga pada sistem cascade menerima
set point dari temperatur warm water 511-TI-9670. After
Condenser dengan condenser utama terhubung secara seri.

1.4.4. Aliran condensate

Kondensate LP steam yang terbentuk dialam effect 1A,1B,1C dan


1D dikumpulkan dari setiap lamella kedalam pipa header
condensate yang terletak dibagian bawah bundel lamella. Dari pipa
header condensate dialirkan kedalam level tank condenste 511-
745-0150, 511-745-0250, 511-745-0350 dan 511-745-0390.
Selanjutnya masing-masing level dikontrol oleh kontrol valve
masuk kedalam Primary Condensate Flash Tank 511-745-0450.
Didalam flash tank temperature berkisar 114oC. Di effect 2 vapour
terkondensasi di dalam lamella ( terbagi menjadi beberapa bundel
lamella ). Dari Primary Condensate Flash Tank di alirkan oleh
pompa 511-751-0460 kedalam tangki penampungan untuk
dipergunakan kembali sebagai umpan air boiler.

Evaporator memproduksi dua jenis secondary condesate yaitu


Combined condensate dan Foul Condensate.

Combined condensate dihasilkan dari effect 2,3,4, dan 5 seperti


halnya dari surface condenser utama.

14
Clean condensate dari pipa header lamella effect 2 mengalir
melalui plat orifice ke dalam flash tank 511-745-0825 dan
menguap kedalam bundel lamella effect 3. Dari flash tank
condensate mengalir melalui plat orifice kedalam flash tank 511-
745-1425. Condensate dari effect 3 dikumpulkan didalam pipa
yang sama sebelum masuk kedalam flash tank 511-745-1425 dan
menguap kedalam bundel lamella effect 4. Condensate dari effect 4
berkumpul dan masuk kedalam flash tank yang sama 511-745-
1425. Setelah itu condensate mengalir melalui plate orifice
kedalam flash tank 511-745-1525 dan menguap kedalam bundel
lamella effect 5. Condensate dari surface condenser utama juga
dikumpulkan didalam flash tank yang sama 511-745-1525. Dari
sana condensate dipompakan oleh 511-751-1350 kedalam tangki
penampungan combined condensate 511-742-2300. Dari sana
kondensate dipompakan ke bagian recustisizing.

Foul condensate dihasilkan dari bagian after-condensing effect 4


dan 5 seperti halnya dari after surface condenser 511-771-1775 dan
condenser sistim vacuum 511-771-1950 dan 511-771-1850.

Bidang pemanas effect 4 dan 5 dibagi menjadi dua bagian terdiri


dari main-condensing dan after-condensing. Di after-condensing
yaitu dibagian atas lamella adalah 10 % dari total bidang pemanas.
Steam vapour mengalir dari bagian bawah lamella dan 90 %
condensate-nya di bagian main-condensing. Ketika mengalir
kebawah didalam lamella , 10 % vapour mengalir keatas ke bagian
after-condensing ( lihat gambar 3.4 ). Ketika mengalir berlawanan
arah dengan condensate dengan mudah vapour mengambil
senyawa sulphur dan methanol yang menguap dari condensate di
bagian main-condensing. Dengan sebab ini sebagian besar dari
senyawa sulphur dan methanol mengalir kedalam bagian after-
condensing dan terkondensasi disana. Itulah bagaimana main-
condensing menghasilkan clean-condensate dan after-condensing
menghasilkan foul condensate.

Fou condensate dari effect 4 mengalir melalui plat orifice ke dalam


flash tank 511-745-1625 dan menguap ke dalam lamella effect 5.
Fou condensate dari effect 5, after-surface condenser 511-771-1775
dan dari condenser sistim ejector ( 511-771-1950 dan 511-771-
2000 ) di kumpulkan kedalam foul condensate flash tank 511-751-
2610.

1.4.5 Sistim Stripping

Foul Condensate dari evaporator dan digester dikumplkan di dalam


Foul Condensate Tank. Dari sana melewati foul condensate
Preheater 511-771-1000 dipompakan oleh 511-751-2310 kedalam
Stripping Column 511-765-950 melalui keempat buah valve tray

15
yang terletak dibagian paling atas. Jumlah aliran dikontrol oleh
kontrol valve 511-FIC-8400. Dari keempat buah valve tray foul
condensate mengalir pada column menuju bagian dasar. Jumlah
valve tray sebanyak 20 buah. Dari bagian dasar column condensate
melewati Preheater 511-771-1000 dipompakan oleh 511-751-0960
kedalam tangki Clean Condensate 511-742-2300. Didalam
perpipaan preheater terjadi perpindahan panas dari clean
condensate kepada foul condensate yang menuju stripping column.
Level stripping column dikontrol oleh 511-LIC-8140.

Bersamaan dengan foul condensate juga vapour dari effect 1


dialirkan dari bagian bawah column. Steam vapour mengalir dari
bawah column menuju kebagian atas melalui lubang-lubang dari
valve tray dan condensate layaknya seperti tilam diatas valve tray.
Begitulah bagaimana steam vapour kontak dengan foul condensate
dan dengan mudah senyawa sulfur condensate dan methanol
diambil dari foul condensate dan sekaligus membersihkan
condensate itu sendiri.Campuran gas dan combinasi vapour keluar
dari bagian atas column dan masuk kedalam bundel lamella yang
terpisah di dalam effetc 2. Didalam lamella sebagian vapour dan
aliran panas merambat melalui lembaran lamella kepada black
liquor dibagian luar lamella. Sedangkan sisa dari campuran
gas/vapour tersebut mengalir dari bagian bawah lamella menuju
Top Condenser 511-771-2660. Didalam permukaan bidang
pemanas Top Condenser sebagian vapour terkodensasi dan panas
merambat kepada black liquor didalam perpipaan. Sisa campuran
gas/vapour mengalir dari bagian bawah Top Condenser menuju
Trim Condenser 511-771-1300 dimana vapour dikondensasikan
oleh air pendingin yang mengalir didalam perpipaan. Pada
akhirnya condensate yang tidak bisa terkondensasi diproses di
dalam NCG –SYSTEM. Temperature gas dikontrol oleh 511-TIC-
2970 dengan mengatur pembukaan jumlah air pendingin kedalam
Trim Condenser. Tekanan gas dijaga konstan didalam pipa oleh
511-PIC-2790. Kondensate dari lamella effect 2, Top Condenser
dan Trim Condenser dikumpulkan didalam Reflux Tank 511-742-
2630. Dari reflux tank kondensate dipompakan oleh 511-751-2640
kedalam Stripping Column.

1.4.6 Pengumpulan NCG

Di antara LP steam ke effect satu terdapat sejumlah kecil gas yang


tidak terkondensasi. Gas-gas tersebut dikeluarkan dari bagian
bawah lamella effect 1A,B,C,D. Dari sana melalui Orifice Plate gas
dialirkan ke parit karena gas tidak mengandung bau.

Diantara Vapour terdapat sejumlah kecil NCG yang lepas dari


black liquor. Gas tersebut dikeluarkan dari bagian bawah lamella
effect 2 dan 3 seperti halnya di bagian After-Condensing effect 4
dan 5. Gas-gas dari dari effect 2,3 dan 4 melalui Pelat Orifice
dikumpulkan kedalam After Surface Condenser 511-771-1775. Gas

16
dari effect 5 secara terpisah dimasukan kedalam Surface
Condenser.

Diantara gas-gas selalu terdapat steam, sebagian besar


terkondensasi didalam Secondary Surface Condenser. Dari
condenser gas disedot oleh Vacuum System.

1.4.7. Vacuum System

Black Liquor di effect pertama bekerja pada tekanan positif


( 60 kPa (e) ) dan sisanya bekerja pada tekanan negatif ( vacuum )
Yang mana kevacuuman akan semakin besar -80 kPa di effect 5.
Untuk menghisap NCG dari sistim maka dibutuhkan Vacuum
System. Vacuum system terdiri dari First Stage Ejector 511-961-
1900, First Stage Condenser 511-771-1950, Second Stage Ejector
511-961-1850, dan Second Stage Condenser 511-771-2000. Juga
terdapat Start-up Ejector untuk start awal tanpa dilengkapi
condenser. Gas dan steam dari Start-up ejector di buang ke udara
bebas.

Medium Pressure Steam ( MP Steam ) disuntikan kedalam First


Ejector untuk menghisap NCG dari Secondary Condenser 511-771-
1775. Keluaran dari ejector mengalir kedalam First Condenser
dimana komponen utama MP Steam dikondensasikan oleh air
pendingin yang terdapat didalam perpipaan. NCG dihisap kedepan
searah oleh Secondary Ejector. MP steam disuntukan kedalam
Secondary Ejector kemudian dikondensasikan di dalam Secondary
Condenser. Gas dari Secondary Ejector dialirkan ke Sistim
Pengolahan NCG. Aliran MP Steam ke dalam ejector diatur oleh
kontrol valve 521-HV-4980 dan 511-HV-9990. Air pendingin
dikontrol oleh 511-FIC-9830 bisa diset pada kontrol Cascade
ketika mendapatkan pengukuran temperature air panas setelah
setelah sistim ejector 521-TIC-0370. Condensate dari Condenser
dalirkan ke dalam tangki foul condensate.
Ketika peralatan bekerja pada kapasitas rendah kemungkinan
diperlukan mendaur ulang gas dari discharge kembali ke suction.
Vacuum dikontrol oleh 511-PIC-5940.
Pada kondisi start-up gas dari sistim dibuang ke udara bebas oleh
Start-up ejector 711-961-1900.

1.4.8. Desuperheating

LP steam selalu mempunyai temperatur yang tidak merata.


Temperatur yang berlebih mengakibatkan kerak pada lamella effect
1. Temperatur LP Steam dikontrol dengan cara menyemprotkan
condensate primary ke dalam pipa LP Steam oleh pompa 511-751-
0465 yang diambil dari keluaran pompa primary condensate 511-
751-0460. Jumlah condensate melewati nozle dikontrol oleh 511-
TIC-0080 yang mana mengukur temperatur LP steam. Kontrol

17
valve membuka ketika temperature lebih dari setpoint dan menutup
ketika temperatur kurang rendah dari setpoint. Kelebihan
kondensate dikeluarkan melalui Steam Trap ke dalam parit.

1.4.9. Sampling

Selain tempat pengambilan sample lokal juga terdapat Pusat


Pengambilan Sample 511-963-0650 dimana disana dialirkan 6
jenis sample yang dianggap penting untuk diteliti. Overflow dari
Pusat Pengambilan Sample akan dialirakan kedalam Effect 5.
Sedangkan level Pusat Pengambilan sample dikontrol oleh Float
Valve- 0120.

1.4.10 Sump

Sump ( kolam penampungan sementara ) terletak diantara tangki-


tangki penampungan di evaporator. Pada kondisi normal larutan
akan overflow dari Sump ke parit. Akan tetapi ketika conductivity
melebihi limit maka secara otomatis pompa Sump 511-334-2550
akan mengirim larutan kedalam Tangki Spill 511-742-2400. Level
Switch high maka pompa akan jalan sedangkan Level Switch Low
pompa stop.

1.5 Sistem Keselamatan

Evaporator sudah dilengkapi dengan Safety Valve dan Sistim Interlock


( lihat Paragraf 2.5 ) untuk memperkecil resiko kerusakan peralatan.

Evaporator sudah dilengkapi dengan alat ukur kandungan H2S. Alarm


akan berbunyi jika kandungan H2S di udara melebihi ambang batas untuk
seseorang yang berdiri di area tersebut. Satu buah berlokasi di sekitar
Stripping Column.

1.6. Masalah Keselamatan Secara Khusus

Ketika melakukan pengambilan contoh HBL adalah pada kondisi


bertekanan, untuk itu sangat berharga untuk memberikan perhatian khusus
bahwa HBL akan memancar ke udara. Untuk itu ketika membuka manual
valve diperlukan kehati-hatian.

Ketika menangani gas di Stripping Column, sistim pengumpulan NCG dan


Vacuum Ejector maupun Ventilasi tangki ( khususnya dari Tangki Foul
Condensate 511-742-1100 ) perhatian utama adalah tentang keselamatan
karena senyawa Sulphur, Methanol dan Turpentine adala beracun dan
berpotensi ledakan di udara pada konsentrasi tertentu :

Senyawa Ledakan di udara ( volume % )

Hydrogen sulphide 4.3 – 46.0

18
Methyl-mercaptan 3.9 – 21.8
( CH3SH, MM )

Dimethyl-sulphide 2.1 – 19.7


( CH3SCH3, DMS )

Dimethyl-disulphide 1.1 – 16.0


( CH3SSCH3, DMDS )

Methanol 5.5 – 26.5


( CH3OH )

Turpentine 0.8 – unknown

Campuran dari empat senyawa Sulphur ( H2H, MM, DMS, DMDS )


adalah terbakar di udara pada besaran 4 – 30 volume % ( setara dengan
kandungan oksigen 16-20 volume % yang terdapat didalam senyawa gas).

Pada konsentrasi tersebut akan menimbulkan nyala api secara spontan jika
gas dipanaskan sampai temperatur 210 oC atau jika terdapat percikan
bunga api.

Disamping beresiko terjadi ledakan gsa-gas juga sangat beracun dan


membahaykan pernapasan. Efek keracunan akan menjadi serius meskipun
hanya sejumlah kecil gas-gas yang dihirup. Akan mengakibatkan hilang
kesadaran ataupun kematian pada waktu singkat. Masker anti gas atau
tabung oksigen harus selalu digunakan apabila dicurigai terjadi kebocoran
gas. Masker anti gas harus dilengkapi dengan filter anti senyawa sulphur.
Dilarang keras menyalakan api atau merokok di dekat peralatan. Dilarang
keras memanaskan peralatan atau perpipaan dengan nyala api, pengelasan
atau melaukan pemotongan. Sebelum melakukan perbaikan atau dalam
rangka pemeliharaan maka peralatan atau perpipaan harus dibilas ke udara
dengan steam dan udara bertekanan dengan hati-hati. Setelah dibilas
dilanjutkan pengecekan kandungan gas/oksigen. Instruksi keselamatan
yang sama juga terhadap tangki condensate dan liquor beserta jalur
perpipaan, khususnya tangki foul kondensate ( 511-742-1100 dan
perpipaan ). Lihat lampiran 3.1, 3.2, 3.3 Properti dan Resiko gas.

Sebelum mengoperasikan mesin harus difahami benar instruksi


keselamatan maupun properti dan resiko daripada gas dan cara mengatasi
liquor dalam proses ini.

19
2. DETAIL OPERASI

2.1 Operasi Normal

Selama operasi normal proses dikontrol oleh operator dari monitor di


DCS.

Proses utama adalah nilai dari total kandungan padatan daripada heavy
black liquor 511-DI-1400. Heavy black liquor dipompakan ke recovery
boiler untuk pembakaran itulah sebabnya kandungan padatan harus selalu
diatas nilai standar/aman.

Kapasitas penguapan dan akhir kandungan padatan dari heavy black liquor
dikontrol oleh jumlah liquor kedalam effect satu dengan mengatur kontrol
511-FIC-1700 dan LP steam dengan mengatur kontrol 511-FIC-1000.

Jumlah pemasukan liquor 511-FIC-1700 diatur supaya level di tangki 511-


742-2100 dan 511-742-2200 adalah konstan. Nilai desain sekitar 54.2 l/s.
Sedangkan aliran LP steam 511-FIC-1000 harus dikontrol disesuaikan
dengan indikasi heavy black liquor dry solid 511-DI-1400. Nilai desain
LP steam 30.5 kg/s dan dry solid 72 %. Jika penambahan LP steam
dilakukan maka kandungan padatan heavy black liquor akan menjadi
bertambah. Jika kandungan padatan pada kondisi tertentu menjadi
berkurang dibawah standar, maka operator harus mengalirakan liquor ke
dalam tangki spill 511-742-2400 denan cara membuka valve 511-HV-1830
dan menutup valve 511-HV-1810. Ketika kandungan padatan liquor heavy
black liquor sudah mencapai standar dimasukan kedalam tangki heavy
black liquor dengan cara menutup 511-HV1830 dan membuka 511-HV-
1810. Terakhir jalur perpipaan yang sudah dilewati heavy black liquor
dibilas dengan steam selama 20 mnt.

Dilapangan harus selalu dilakukan pengukuran heavy black liquor secara


teratur setiap satu jam. Juga dilakukan analisa di laboratorium setiap satu
minggu. Aliran dan tekanan sealing water pompa harus dicheck setiap 8
jam. Aliran 3 l/m dan tekanan 3 bar. Pencucian air level instrumen harus
dicek setiap 4 jam ( aliran harus sekitar 30 ...50 % dari skala rotameter ).
Juga harus dilakukan patroli dilapangan sebagai kegiatan rutin untuk
memonitor kebocoran atau peralatan yang beroperasi tidak semestinya.
Beban operasi Stripper Column berdasarkan sejumlah Foul Condensate
yang masuk dan dikontrol oleh kontrol valve 511-FIC8400 sedangkan
Vapour oleh 511-FIC-8100. Pemasukan Foul Condensate harus diatur
sehinga level tangki 511-742-1100 adalah konstan. Kebutuhan vapour
sekitar 20 % dari jumlah Foul Condensate.

2.2 Start-up

Sebelum melakukan start-up beberapa persiapan dibawah ini harus


dilakukan :
Pastikan manual valve 0300 terutup pada pipa LP steam ke stripper
column.

20
Semua manual valve dibawah ini harus sudah terbuka :

- Valve 0616, 0617 dan 0641 pada jalur liquor pump 511-751-2210
- Valve 0138 dan 0139 pada jalur liquor pump 511-751-0415
- Valve 0206 dan 0205 pada jalur desuperheater pump 511-751-0460
- Valve 0102, 0103, dan 0104 pada jalur nozles desuperheater
- ( sebagian ) valve by-pass orifice pada jalur venting dari effect 1A, 1B,
1C, 1D dan valve 0245, 0142, 0201, 0202 dan 0402 pada jalur flash
steam dari lamella.
- Valve 0203, air ke jalur venting effect 1
- Valve 0659, 0518, dan 0519 pada jalur masuk vacuum ejector
- Valve 0607 pada jalur masuk foul condensate pump 511-751-1110
- Valve 0321 dan 0320 pada jalur masuk saringan foul condensate
- Valve 0609 dan 0610 pada jalur masuk dan keluar combined
condensate pump 511-751-2310
- Valve 0613, 0631 dan ( sebagian ) 0980 pada jalur masuk dan keluar
spill pump 511-751-2560
- Valve 0200 pada jalur masuk stripper outlet pump 511-751-0960
- Valve 0302 pada jalur vapour masuk stripper column 511-765-0950
- Valve 0303 pada jalur gas keluar stripper column 511-765-0950
- Valve 0322 dan 0323 pada jalur masuk dan keluar foul condensate
preheater 511-771-1000
- Valve 0307 dan 0308 pada jalur gas dan condensate stripper effect 2
- Valve 0133, 0130, 0411,0656, 0311, 0509 dan 0508 pada jalur sample
menuju sample station 551-963-650
- Valve 0115 pada jalur sirkulasi HBL di sample station 551-963-650
- Valve 0512 pada jalur drain sample station 511-963-0650
- Valve 0146 dan 0147 pada jalur condensate trap 0181
- Valve 0106 dan 0107 pada jalur condensate trap 0180
- Buka sebagian valve by-pass 0146 dan 0148 pada jalur steam trap 0180
dan 0181
- Buka sebagian valve 0960 untuk mengisi water seal pada jalur
overflow.
Sebelum menangani ini harus sudah terbuka :
- Valve 0525 dibagian paling atas tangki foul condensate 511-742-1100
- Valve 0526 dan 0527 dibagian paling atas tangki spill 511-742-2400
- Valve 0630 dibagian paling atas tangki liquor 511-741-2100

Flow dan tekanan sealing water pada pompa centrifugal harus diatur. Flow
harus 3 l/min dan tekanan 3 bar.
Sebelum start-up harus dipastikan peralatan sudah lengkap dan siap untuk
dioperasikan.

2.2.1 Pastikan semua sirkuit termasuk program sequence pada posisi AUTO
( lihat table 78-1 ) dan pilih salah satu sequence ABCD, DABC,CDAB
atau BCDA. ( ABCD sequence terpilih pada panduan ini ). Set distribusi
pembukaan valve steam ke effect satu sebagai berikut :

Steam ke effect pertama 30 %

21
Steam ke effect kedua 40 %
Steam ke effect ketiga 60 %
Steam ke effect keempat 100 %

2.2.2 Buka valve 511-HV-1830 dan tutup valve 511-HV-1810. Sekarang


liquor dari liquor flash tank 511-751-0380 dialirkan kedalam spill tank.

2.2.3 Start pompa WBL feed 511-751-2210 dan buka perlahan-lahan manual
valve 0615.

2.2.4 Mulai feeding WBL dengan cara membuka kontrol valve level secara
manual LV-5540 ke effect 5. Buka seluruhnya secara manual kontrol
valve level effect 4,3 dan 2 : LV-4540, LV-3540 dan LV-2540. Ketika ada
indikasi level LIC-2540 di effect 2, start pompa discharge 511-751-0815.
Mulai feeding liquor ke effect 1 dengan membuka kontrol valve FV-1700
pada posisi manual. Sekarang liquor mengalir didalam semua effect.

2.2.5 Ketika indikasi level di effect 1 antara 70 -80 %, stop pengisian liquor
dengan menutup kontrol valve LV-1700. Ketika indikasi level di effect
2,3,4 dan 5 antara 70 -80 %, stop pengisian liquor ke effect 5 dengan
menutup kontrol valve LV-5540. Tutup juga secara manual kontrol valve
level : LV-4540, LV-3540 dan LV-2540.

2.2.6 Bersamaan dengan pengisian liquor mulai dijalankan sistim vacuum.


Pastikan kontrol valve vacuum PV-5940 posisi tertutup. Lakukan
pemanasan dan pembuangan kondensate pada jalur perpipaan Medium
Pressure Steam 100-SF-510-5027.
- buka sebagaian valve by-pass 0517 pada steam trap 513
- buka manual valve 0515 dan 0516 ada steam trap 513
Mulai alirkan steam ke ejektor hogging 711-961-1900 dengan cara
membuka manual valve 0514 perlahan-lahan. Sekarang udara akan mulai
dikeluarkan dari dalam evaporator. Setelah 30 mnt berlalu tekanan di
evaporator akan mencapai -40 kpa. Tekanan dapat dilihat di lapangan pada
pengukur tekanan PI-7900 atau dari ruang kontrol pada PIC-5940.

2.2.7 Mulai jalankan semua pompa sirkulasi : 511-751-0110, 511-751-0115,


511-751-0210, 511-751-0215, 511-751-0310, 511-751-0315, 511-751-
0370, 511-751-0380, 511-751-0810, 511-751-1410, 511-751-1510, dan
511-751-1610.

Setelah pompa dijalankan indikasi level effect akan turun menjadi sekitar
20 -40 % karena pipa sirkulasi dan kotak distribusi terisi dengan liquor.

2.2.8 Set level 50 % mode AUTO kontrol valve LIC-5540, LIC-4540, LIC-3540
dan LIC-2540 effect 5,4,3 dan 2.

2.2.9 Mulai mengalirkan liquor kedalam effect pertama dengan membuka valve
FV-1700. Set effect 1C level 50 % mode AUTO kontrol valve LIC-1570.

Atur flow liquor ke effect pertama 27 lt/detik dengan valve FIC-1700.

22
Buka kontrol valve PV-1850 untuk mengatur tekanan heavy liquor flash
tank sekitar 25 % mode MANUAL.

Ketika ada kenaikan indikasi level LIC-1840 di flash tank 511-751-0380


start pompa 511-751-1450. Set level 50 % mode AUTO

Atur flow liquor ke effect pertama 6 lt/detik dengan valve FIC-1700.

2.2.10 Lakukan pemanasan pipa LP steam 800-SL-511-5028 dengan membuka


manual valve perlahan-lahan.
2.2.11 Set level 50 % mode AUTO kontrol valve level tank primary condensate
LIC-1240, LIC-1250, LIC-1260 dan LIC-1300.

2.2.12 Buka sebagian valve by-pass 0101 pada pipa LP steam 800-511-5028

2.2.13 Setelah dilakukan pemanasan pada pipa LP steam, buka sampai 5 %


valve steam FV-1000 mode MANUAL dengan sangat hati-hati. Sekarang
LP steam mengalir kedalam lamella dan memanaskan liquor di effect
pertama. Tutup valve by-pass 0101.

2.2.14 Primary condensate mengalir melalui level tank 511-745-0150, 511-745-


0250, 511-745-0350, dan511-745-0390 kedalam primary condensate flash
tank 511-745-0450. Ketika ada kenaikan level LIC-1360 start pompa 511-
751-0460 dan set level 50 % mode AUTO. Pastikan langkah awal primary
condensate dipompakan ke dump tank. Terdapat dump tank dan kontrol
conductivity beserta ON/OFF valve. Setelah 30 mnt kontrol conductivity
diubah ke mode AUTO. Primary condensate akan mengalir kedalam
tangki yang sesuai dengan indikasi conductivity.

2.2.15 Ikuti kenaikan temperature liquor di effect 1A, 1B, 1C dan 1D : TI-1670,
TI-1680, TI-1690 dan TI-1320. Jika kenaikan terlalu lambat, tambah
sedikit pembukaan LP steam FV-1000. Idealnya kenaikan temperature
liquor berkisar 4 oC di dalam 15 – 20 menit.

2.2.16 Ketika vacuum PIC-5940 indikasi -40 kpa dan sudah dipastikan di sistim
NCG siap menerima gas dari sistim ejector :
- tutup valve 0519 pada jalur inlet ejector hogging
- tutup valve MP steam 0514 untuk ejector hogging
- tutup valve 0518 dan 0659 di jalur NCG antara after condenser 511-
771-1775 dan steam ejector.
- Buka valve 0529 di jalur NCG after condenser ejector.

2.2.17 Pastikan bahwa air pendingin utama sudah dijalankan pada surface
condenser sistim vacuum ( pompa air pendingin di cooling tower
beroperasi dan manual valve terbuka pada jalur pipa air pendingin).
Setelah dipastikan bahwa cooling tower siap menerima air panas, buka
secara manual valve air pendingin FV-9830 dan atur flow sekitar 20
lt/detik.

23
2.2.18 Buka manual valve 0529 pada jalur pipa NCG 150-LVHC-511-5108.
Pertama-tama pastikan tertutup valve steam HV-9980 dan HV-9990 ke
ejector. Buka manual valve 0520 dan 0522 pada jalur pipa MP steam ke
ejector. Mulai mengoperasikan MP steam dengan membuka perlahan-
lahan vvalve HV-9980 dan HV-9990.
Ketika vacuum PIC-5940 sama atau lebih dari vacuum PI-5930 di effect 5
- tambah pembukaan valve 0518 dan 0659 pada jalur pipa NCG antara
after condenser 511-771-1775 dan steam ejector.

2.2.19 Buka valve 0657, 0658, dan 0659 untuk membuang gas dari sisi
paling atas main dan after surface condenser 511-771-1750, 511-771-1760
dan 511-771-1775.
Jalankan air pendingin ke dalam surface condenser 511-771-1750, 511-
771-1760 dan 511-771-1775 :
- buka perlahan-lahan secara manual valve FV-9680 dan atur flow 400
lt/dtk.
- buka perlahan-lahan secara manual valve FV-9690 dan atur flow 300
lt/dtk.

2.2.20 Ketika terjadi kenaikan indikasi level LIC-9450 foul condensate pumping
tank 511-745-1625, jalankan pompa 511-751-2610 dan set level LIC-9450
pada 50 % mode AUTO. Pastikan valve CV-9451 dan CV-9452 mode
AUTO. Sekarang foul condensate mengalir kedalam foul condensate tank
511-742-1100 jika conductivity CI-9230 lebih kecil dari limit.

2.2.21 Tahap demi tahap liquor mulai menguap didalam semua effect. Kenaikan
temperatur liquor dapat dilihat dari indikasi TI-2570, TI-3570, TI-4570
dan TI-5580 pada jalur pipa sirkulasi.

2.2.22 Ketika terjadi kenaikan indikasi level LIC-9350 combine condensate


pumping tank 511-745-1525, jalankan pompa 511-751-1530 dan set level
LIC-9350 pada 50 % mode AUTO. Pastikan valve LV-9351 dan LV-9352
mode AUTO. Jika conductivity combined condensate lebih kecil dari
limit, maka combined condensate mengalir kedalam combined condensate
tank 511-742-2300 jika.

2.2.23 Jika recaustisizing plant siap menerima combined condensate maka


jalankan pompa 511-751-23100 dan buka valve 0610.

2.2.24 Naikan kapasitas pengoperasian dengan cara menambah pembukaan valve


( FIC -1700 ) dan LP steam ( FIC-1000 ).

2.2.25 Berikan perhatian terhadap hal-hal dibawah ini :

Vacuum PI-4593 :

- Tambahkan MP steam kedalam ejector dengan cara menambah


pembukaan valve HV-9980 dan HV-9990, pada operasi normal
indikasinya adalah -80 kPa.
- Set vacuum PIC-5940 mode AUTO -80 kPa

24
- Air pendingin condenser pada sistim vacuum, ketika indikasi
temperature TI-0370 antara 45 ...50 oC :
- Set temperatur air pendingin TIC-0370 sama dengan nilai indikasi
terakhir mode AUTO.
- Set flow air pendingin FIC-9830 sama dengan nilai indikasi terakhir
mode CASCADE ... pada mode cascade dimana set
poin flow FIC-9830 akan diganti secara otomatis oleh kontrol
temperature TIC-0370.

Temperature air panas dari surface condenser 511-771-1775 dan 511-771-


1760 adalah TIC-9670.

- Tambah jumlah air pendingin perlahan-lahan kedalam surface


kondenser 511-771-1775 dan 511-771-1760 dengan cara membuka
valve FV-9680. Coba untuk mendapatkan TIC-9670 antara 45-50 oC.

- Ketika indikasi flow air pendingin FIC-9680 berkisar 500 lt/dtk dan TI-
9670 antara 45...50 oC :
- Set temperatur air pendingin TIC-9670 mode AUTO
- Set flow air pendinginFIC-4980 mode CASCADE

Suhu air panas dari surface condenser 511-771-1750 adalah TIC-4800.

- Tambah jumlah air pendingin perlahan-lahan kedalam surface


kondenser 511-771-1750 dengan cara membuka valve FV-9690. Coba
untuk mendapatkan TIC-4800 antara 45-50 oC.

- Ketika indikasi flow air pendingin FIC-9680 berkisar 160 lt/dtk dan TI-
4800 antara 45...50 oC :
- Set temperatur air pendingin TIC-4880 mode AUTO
- Set flow air pendinginFIC-9690 mode CASCADE

Indikasi dry solid HBL adalah DI-1400

- Ketika kandungan dry solid HBL sudah mencapai nilai bakar yang
ditentukan ( sekitar 70 % ), mulai alirkan HBL kedalam tangki
penampungan HBL :
- buka valve 0332 pada sisi sebelah atas tangki 511-742-0500.
- panaskan jalur pipa 150-LH-511-5019 dengan cara membuka valve
steam flushing sekitar 15 mnt.
- buka valve HV-1810 dan tutup valve HV-1830.
- bersihkan jalur pipa 150-LH-5021 dengan cara membuka valve
steam flushing sekitar 30 mnt.
Temperature dry solid HBL adalah TI-1790

- Temperature dry solid HBL di kontrol oleh PIC-1850

- Ketika indikasi suhu TI-1790 mencapai 115 oC atau lebih, set PIC-
1850 mode AUTO, pada nilai tersebut.

25
Temperature LP steam adalah TIC-0080

- Ketika indikasi suhu TIC-0080 lebih dari 140 oC :


- atur pembukaan valve 0652 pada jalur setelah pompa primary
condensate 511-751-0465.
- Jalankan pompa 511-751-0465 tetapkan sirkuit pada mode
AUTO, set 145 oC.

2.2.26 Jika sistim NCG siap untuk menerima gas dan level foul condensate tank
sudah mencukupi, jalankan stripper.

2.2.27 Buka jalur pemasukan vapour valve FV-8100 perlahan-lahan secara


manual, flow 1.5 kg/dtk. Set kontrol tekanan gas PIC-2790 mode AUTO,
set 20 kPa. Set kontrol suhu gas TC-2970 mode AUTO, set 90 oC.

2.2.28 Ketika tekanan PI-8110 pada sisi atas stripping column sekitar 0.2 bar,
jalankan foul condensate pump511-751-1110. Buka perlahan-lahan valve
FV-8400 secara manual ( jika foul condensate dipompakan terlalu cepat ,
semua vapour condensate didalam column akan cepat , vapour menekan
kearah yang salah, pada akhirnya akan merusak sistim tray ). Ketika
terdapat kenaikan indikasi level LIC-8140 didalam stripping column 511-
765-0950, jalankan pompa 511-751-0960 dan set level LIC-8140 mode
AUTO, set 50 %.

2.2.29 Ketika terdapat kenaikan indikasi level LIC-2440 didalam tangki reflux
511-742-2630, jalankan pompa 511-751-2640 dan set level LIC-2440
mode AUTO, set 50 %. Jika penguapan kecil, tekanan di effect 1 tidak
akan cukup menghasilkan vapour untuk stripping column ( flow FV-8100
dan tekanan PV-2790 terlalu kecil ) :
- Turunkan set kontrol vacuum PIC-5940.
- Jika kontrol valve vacuum PV-5940 sudah terbuka penuh :
- kurangi steam ke ejector dengan menutup sebagian valve HV-
9980 dan HV-9990 sampai valve PV-5940 mulai menutup.
- jika setelah menurunkan vacuum, tidak menghasilkan vapour yang
cukup untuk stripping column dan tekanan di jalur gas stripping terlalu
rendah :
- buka sedikit LP steam valve 0300 pada jalur LP steam ke
stripping column.
- kurangi sedikit valve 0302 pada jalur vapour stripping column.

2.2.30 Set periode waktu pergantian sequence, setiap jam waktu normal.

2.2.31 Set flow liquor ke effect 1 valve FIC-1700 dan flow LP steam FIC-1000
mode AUTO.

2.2.32 Atur kapasitas stripping sehingga level foul condensate stabil.

26
2.3 Shut-down

Shut-down periode singkat

2.3.1 Tutup secara manual valve LP steam FV-1000

2.3.2 Stop foul condensate ke stripping column dengan cara menutup valve FV-
8400
2.3.3 Panasi dengan steam jalur pipa HBL 150-LH-511-5021 dari valve HV-
1830 menuju spill tank dengan cara membuka valve steam flushing untuk
sekitar 15 mnt.
Ketika indikasi dry solid DI-1400 menunjukan 65 % buka valve HV-1830
dan tutup valve HV-1810.
Sekarang HBL mengalir menuju spill tank.

2.3.4 Ketika indikasi dry solid DI-1400 lebih kecil dari 45 % : tutup pemasukan
liquor dengan cara menutup valve FV-1700.

2.3.5 Stop pompa berikut :


HBL pump 511-751-0410 atau 511-751-0415 tergantung pompa mana
yang jalan.
Pompa primari condensate 511-751-0460
Pompa desuperheater 511-751-0465
Pompa effect 2 511-751-0815
Pompa effect 3 511-751-1420
Pompa combined condensate 511-751-1530
Pompa foul condensate 511-751- 2610
Pompa sirkulasi :

511-751- 0110 511-751- 0810


511-751- 0115 511-751- 1410
511-751- 0210 511-751- 1510
511-751- 0215 511-751- 1610
511-751- 0310
511-751- 0315
511-751- 0370
511-751- 0380

Pompa pada tangki – tangki :

Pompa suplai foul condensate 511-751- 1110


Pompa suplai liquor 511-751- 2210 atau 511-751- 2215, tergantung mana
yang sedang beroperasi. Tutup manual valve 0615 atau 0617 pada jalur
suplai liquor, tergantung jalur mana yang sedang dipakai.
Pompa combined condensate 511-751- 2310 dan tutup valve 0610 ( jika
seksi R/L tidak lagi membutuhkan condensate atau level 5%)
Pastikan bahwa pompa spill liquor 511-751- 2560 stop ( jika tidak lagi
diperlukan ).

27
2.3.6 Tutup valve MP steam ke ejector HV-9980 dan HV-9990 dan manual
valve 0529 pada jalur gas NCG untuk menghindari aliran balik gas dari
sistim pengolahan NCG kembali ke evaporator.

2.3.7 Tutup secara manual valve air pendingin ke surface condenser FV-9680,
FV-9690 dan ke condenser ejector FV-9830. Informasikan ke operator
bagian cooling tower bahwa tidak ada lagi pemakaian.
Evaporator dapat dibiarkan pada kondisi seperti ini untuk stop periode
singkat.

Jika shut-down untuk periode lama

2.3.8 Tutup maual valve 0520 dan 0522 pada jalur MP steam ke ejector.

2.3.9 Tutup manual valve induk pada alur LP steam 800-SL-511-5028.

2.3.10 Pastika bahwa manual valve 0300 tertutup pada jalur LP steam ke
stripping column.

2.3.11 Jika diperlukan dilakukan drain effect atau membuang vacuum untuk
keperluan pekerjaan mekanik, biarkan udara masuk kedalam sistim denga
cara membuka manual valve 0519 pada jalur hisap ejector hogging.

2.3.12 Jika perlu, buka beberapa valve drain berikut ini :

Pada jalur heavy liquor valve 0127


Drain pompa heavy liquor tank valve 0129
Drain effect valve :
0132, 0134, 0143, 0144, 0211, 0212, 0213, 0214, 0313, 0315, 0316, 0407,
0410, 0409, 0502, 0503, 0504 dan 0505.

2.3.13 Jika sudah membuka beberapa atau seluruh valve drain, buka manual
valve 0131 pada jalur hisap pompa wash 511-751- 2650, jalankan pompa.
Kosongkan liquor dari semua effect kemudian pompakan kedalam spill
tank dengan membuka valve LV-1580.

2.3.14 Jika liquor sudah tidak bisa dipompakan lagi ( lihat ampere atau kelainan
suara pada jalur inlet ), stop pompa dan drain sisa liquor ke dalam kanal
dengan cara membuka valve 0199. Kalau effect sudah kosong, tutup
semua valve drain yang terbuka.

2.3.15 Jika perlu, drain primary condensate dengan membuka valve 0204.

2.3.16 Set sirkuit pada mode MANUAL dan tutup valve otomatis berikut ini :
Jalur pipa vapour ke stripping column FIC-8100
Pengontrol suhu untuk gas stripper TIC-2970
Tekanan gas stripper PIC-2790
Level heavy liquor flash tank LIC-1840
Level dari primary condensate liquor flash tank LIC-1360
Level dari stripping column LIC-8140

28
Level dari reflux tank LIC-2440
Level dari combined condensate flash tank LIC-9450
Semua kontrol level dari unit evaporator LIC-1440, LIC-1450, LIC-1560,
LIC-1570, LIC-2540, LIC-3540, LIC-4540 dan LIC-5540

2.4 Petunjuk Mengatasi Berbagai Gangguan

2.4.1 Perbedaan temperature di effect 1 tinggi

Normal perbedaan temperature antara liquor dengan kondensate di dalam


unit effect 1 TDI-1470, TDI-1480, TDI-1480, TDI-1490 atau TDI-1430
adalah lebih kecil dari 15 oC. Jika indikasi lebih besar ( 30 % lebih besar ),
diantara beberapa alasannya adalah sebagai berikut :

Masalah 1 :
Terbentukan lapisan kerak pada permukaan bidang pemanas

Prosedur 1 :
Unit effect dicuci secara terpisah

Untuk menghindari kelebihan beban, atur kapasitas penguapan yaitu flow


LP steam FC-1000 maksimum 33 kg/ dtk.

Pilih satu diantara sequence ABC ( D dicuci ), DAB ( C dicuci ), CDA ( B


dicuci ), atau BCD ( A dicuci ). Unit effect yang dicuci harus unit effect
yang pertama, karena dalam hal ini perubahan konsentrasi dry solid yang
diproduksi akan lebih kecil ( unit effect pertama dimana liquor pertama
masuk dari unit effct 2 ). Sekarang liquor dari unit effect 2 masuk kedalam
unit effect pertama dalam susunan sequence effect 1 yang terpilih menuju
heavy liquor flash tank, sebagai contoh jika sequence ABC yang dipilih,
liquor masuk ke unit effect 1A dan mengalir melalui unit effect 1C
kedalam heavy liquor flash tank. Unit effect yang tidak tertera terpisah dari
sistim.

Setelah unit effect terpisah dari sistim, pilih media pencuci dengan valve
0627 ( feed liquor ) atau 0626 ( combined condensate ). Pada kondisi
normal digunakan feed liquor.

Mulai jalankan pompa washing 511-751-2650. Pengontrol level LIC-1580


sekarang mengontrol level unit effect 1 yang sedang dicuci. Untuk
mempercepat proses pencucian, turunkan level liquor ke 10 % pada unit
effect yang sedang dicuci, larutan pencuci akan mengencerkan liquor pada
unit effect tersebut dengan lebih cepat.

Mulai menjalankan larutan pencuci dengan membuka valve FV-1600.


Pada awalnya flow sekitar 5 ltr/dtk, setelah 5 mnt tambahkan flow
menjadi sekitar 30 ltr/dtk dan setelah 30 mnt turunkan menjadi 10 ltr/dtk.
Pembukaan valve LP steam pada unit effect yang sedang discuci akan

29
mengikuti logic sequence. Normalnya pada kondisi washing adalah
ditutup.

Ketika akhir pencucian, stop larutan pencuci dengan menutup valve FV-
1600, pada mode MAN. Turunkan level liquor ke 10 % pada unit effect
yang sedang dicuci, kemudian stop pompa wash 511-751-2650. Sesudah
dicuci harus dipilih sequence dimana, liquor yang datang dari effect 2
masuk pada unit effect tersebut. Sebagai contoh, jika unit effect D yang
dicuci, sequence yang dipilih harus DABC. Dengan arah aliran yang benar
akan memperkecil penurunan konsentrasi dry solid yang diproduksi.

Setelah melakukan pencucian, perhatikan indikasi produksi dry solid DI-


4140. Jika indikasi turun dibawah 60 %, masukkan ke spill tank sampai
indikasi normal kembali.

Masalah 2 :
Level liquor tinggi didalam effect 1.

Prosedur 2 :
Bisa dilihat dari sight glass yang terdapat pada dinding unit effect.
Jika level kontrol valve tersumbat, semprot dengan steam atau cuci dengan
kondensate. Pastikan bahwa flow air pada pipa-pipa impuls inlet dan outlet
level transmitter adalah sama. Flow harus 30....50 % dari skala rotameter.

Masalah 3 :
Level kondensat tinggi

Prosedur 3 :
Pastikan level primary condensate level tank 511-745-0150, 511-745-
0250, 511-745-0350 dan 511-745-0390 maupun primary condensate flash
tank 511-745-0450 dari level glass pada setiap tangki.
Sebab level tinggi mungkin kegagalan instrumentasi. Juga kemungkinan
lain terjadi tekanan balik di dalam jalur primary condensate 150-CL-5050.

Masalah 4 :
Terlalu banyak gas non-condensate di dalam lamella.

Prosedur 4 :
Tambahkan sedikit pembukaan valve by-pass plat orifice yaitu valve 0245,
0142, 0201 dan 0202 pada jalur gas non-condensate.

2.4.2 Perbedaan temperature di effect 2-5 tinggi

Normalnya perbedaan temperatur lebih kecil dari 14 oC di effect 2 dan 3


dan lebih kecil dari 10 oC di effect 4 dan 5.

Masalah 1 :
Lubang-lubang di sistim distribusi liquor pada bundel lamella bagian atas
banyak yang tersumbat.

30
Prosedur 1 :
Cuci menggunakan kondensate. Stop evaporator. Drain evaporator, isi
ulang dengan air ( level 50 % ) melalui jalur drain 150-DF-511-5120 dan
jalankan pompa sirkulasi. Effect yang sedang dicuci dapat di observasi
melalui sigh glass. Ketika larutan pencuci tidak lagi terlihat meluap di
sistim distribusi, pencucian dapat diselesaikan. Setelah dicuci, didrain dan
evaporator di jalankan kembali.
Jika lubang-lubang di sistim distribusi tidak berhasil dibersihkan setelah
satu jam pencucian, stop pompa sirkulasi, drain evaporator, buka manhole
dan bersihkan sistim distribusi secara manual

Masalah 2 :
Terdapat banyak gas di dalam lamella.

Prosedur 2 :
Jika dicurigai gas non-condensate banyak terdapat didalam lamella,
tambahkan sedikit pembukaan valve by-pass plat oriffice dan check
hasilnya setelah beberapa jam.

Masalah 3 :
Level liquor yang tinggi di evaporator.

Prosedur 3 :
Dapat dilihat dari sight glass. Pastikan flow air pencuci impulse pipes
transmitter level, flow seharusnya sama antara inlet dengan outlaet. Flow
air pencuci harus sekitar 30....50 % dari skala rotameter.

Masalah 4 :
Level condensate yang tinggi didalam lamella.

Prosedur 4 :
Dapat dilihat dari sight glass tagki condensate. Level tinggi juga bisa
disebabkan oleh kegagalan instrumnetasi.

2.4.3 Temperature liquor tinggi.

Temperatur normal sesuai dengan desain adalah :

Evaporator 5 ca. 61 oC
Evaporator 4 ca. 72 oC
Evaporator 3 ca. 83 oC
Evaporator 2 ca. 100 oC

Effect 1 adalah :

Effect pertama ca. 119 oC


Effect kedua ca. 123 oC

31
Effect ketiga ca. 129 oC
Effect terakhir ca. 132 oC

Jika temperature sirkulasi liquor tinggi, beberapa penyebabnya adalah :

Masalah 1 :
Tinggi perbedaan temperature di effect berikutnya ( pada jalur aliran
vapour )

Prosedur 1 :
Lihat poin 2.4.1 dan 2.4.2

Masalah 2 :
Droplet separator sudah mampat

Prosedur 2 :
Dicuci dengan air bertekanan tinggi

2.4.4 Kevacuuman rendah

Vacuum normal adalah -80 kPa di effect 5 ( PI-5930 ) dan sesudah surface
condenser -85 kPa ( PIC-5940 ). Jika vacuum rendah, beberapa
penyebabnya adalah :

Masalah 1 :
Temperature air pendingin terlalu tinggi, normal 30 oC
Prosedur 1 :
Kontak operator cooling tower

Masalah 2 :
Temperatur air panas terlalu tinggi, normal 50 oC
Prosedur 2 :
Tambah flow air pendingin FIC-9680 dan FIC-9690.

Masalah 3 :
Telah terjadi kerak pada bidang perpindahan panas di surface condenser.
Prosedur 3 :
Bersihkan pipa-pipa surface condenser

Masalah 4 :
Gas tertahan di bagian atas surface condenser
Prosedur 4 :
Pastikan valve pembuangan gas sudah terbuka.

Masalah 5 :
MP steam ke ejector flow tidak mencukupi
Prosedur 5 :
Tambah flow MP steam dengan membuka valve HV-4998 dan HV-4999.

32
Masalah 6 :
Suhu air panas dari surface condenser sistim ejector terlalu tinggi, suhu
normal 50 0C.
Prosedur 6 :
Tambah flow air pendingin FIC-4930.

Masalah 7 :
Media perpindahan panas dari surface condenser sistim ejector sudah
terjadi kerak
Prosedur 7 :
Bersihkan perpipaan / tubes

Masalah 8 :
Terjadi tekanan balik yang tinggi pada sistim gas non-condensate.
Prosedur 8 :
Beritahukan kepada operator NCG-treatment

Masalah 9 :
Separator effect 5 sumbat. ( indikasi PI-5930 terlalu tinggi. Selisih indikasi
antara PIC-5940 dan PI-5930 seharusnya 5 kPa ).
Prosedur 9 :
Bersihkan separator dengan menggunakan air bertekanan tinggi.

Masalah 10 :
Valve PV-5940 terbuka. Pada kondisi normal valve harus tertutup. Jika
kapasitas operasi evaporator rendah, diperlukan untuk menaikan suhu
liquor di effect pertama dengan menurunkan kevacuuman. Dalam hal ini
diperlukan untuk mensirkulasikan gas di sistim ejector dari outlet kembali
ke inlet untuk menjamin tekanan kerja yang sesuai.
Prosedur 10 :
Tutup valve PV-5940

Masalah 11 :
Level kondensate tinggi di surface condenser.
Prosedur 11 :
Cek kondensate di level glass pada tangki 511-745-1525 dan 511-745-
1625. Penyebab level tinggi mungkin saja dari kegagalan instrumentasi
atau kebocoran pada jalur inlet pompa 511-751-1530 atau 511-751- 2610

Masalah 12 :
Level kondensate tinggi di surface condenser sistim vacuum
Prosedur 12 :
Cek kondensate di level glass. Pastikan steam trap condenser berfungsi
dengan baik.

2.4.5 Conductivity Secondary Condensate tinggi.

Pada kondisi normal conductivity CI-9320 lebih kecil dari 30 ms/m.


Interlock limit adalah 80 ms/m ( membuka ke tangki spill )
Masalah conductivity tinggi mungkin disebabkan oleh :

33
Msalah 1 :
Beberapa droplet separator evaporator sudah sumbat.
Prosedur 1:
Bersihkan separator dengan menggunakan air bertekanan tinggi.

Masalah 2 :
Liquor berbusa
Prosedure 2 :
Naikan solid feed liquor dengan liquor dari effect 2, kontrol DIC-9840.
Dry solid weak liquor terlalu rendah. Kontak operator digester. Vacuum
yang tidak stabil juga bisa menjadi penyebabnya.

Masalah 3 :
Kelebihan beban operasi
Prosedur 3 :
Turunkan kapasitas operasi. Desain LP steam adalah 30,3 kg/s.

2.4.6 Aliran foul condensate ke stripping column terlalu kecil

Desain flow adalah 18,8 kg/s. Jika valve FV-4840 terbuka dan flow tidak
cukup, penyebabnya adalah sebagai berikut :

Masalah 1 :
Saringan fiber sumbat
Prosedur 1 :
Indikasi perbedaan tekanan PDI-8010 harus lebih kecil dari 20 kPa.
Opersaikan yang lain. Bersihkan yang sumbat.

Masalah 2 :
foul condensate preheater 511-771-1000 sumbat.
Prosedur 2 :
Bersihkan perpipaan / tubes.

2.4.6 Kapasitas operasi stripping column rendah

Jika clean condensate yang keluar dari column adalah foul condensate,
penyebabnya sebagai berikut :

Masalah 1 :
Foul condensate berbusa di stripper. Perbedaan tekanan diatas stripper
PDI-4800 harus lebih kecil dari 20 kPa. Condensate berbusa menyebabkan
tekanan naik. Cek juga busa dari sigh glass stripper column.

Prosedur 1 :
Cek kandungan liquor dari foul condensate ke stripping column.

34
Masalah 2 :
Valve-valve di tray sumbat. ( Dalam hal ini perbedaan tekanan di stripping
column meningkat ). Pastikan bagaimana vapour mengalir di valve-tray
melalui sight glass di stripping column.
Prosedur 2 :
Lakukan pencucian stripping column dengan air. Cek saringan foul
condensate.

Masalah 3 :
Flow vapour FIC-8100 tidak mencukupi. Normal adalah 20 % dari jumlah
aliran foul condensate.
Prosedur 3 :
Jika beban operasi rendah, tekanan vapour dari effect 1 mungkin tidak
cukup untuk dialirkan kedalam stripping column. Maka alirkan LP steam
kedalam stripping column dengan cara membuka valve-0300 dan menutup
valve-0302 sehingga aliran vapour FIC-4810 mencukupi. Manfaat lainnya
menurun vacuum PIC-5940 untuk menaikkan tekanan di effect 1.

Masalah 4 :
Tekanan balik dari NCG-System terlalu kuat
Prosedure 4 :
Beritahukan kepada operator NCG-System

2.5. Penjelasan Sistim Interlock

2.5.1 Sequence effect 1

Referensi : Table 1 sequence logic 1 ( lihat lampiran interleaf 5 pada buku


ini )
Tujuan sistim sequence ini adalah untuk menghindari terjadinya kerak
pada permukaan bidang pemanas dengan cara merotasi fungsi dari empat
unit effect 1 ( 511-853-0100,-0200,-0300,-0360 ) sehingga memproduksi
heavy liquor secara bergiliran.
Dengan kata lain untuk memudahkan pencucian effect 1 ketika
dibutuhkan. Perhatikan tabel 1 ( lihat lampiran interleaf 5 pada buku ini )
terlihat fungsi dari sirkuit instrument termasuk logika sequence. Supaya
logika ini bisa berfungsi maka semua valve harus pada mode AUTO.

Pada operasi normal sequece-sequence ABCD, DABC, CDAB, dan


BCDA ( A=effect 511-853-0100, B=effect-0200, C=effect-0300 dan
D=effect-0360 ) adalah yang beroperasi. Ketika satu dari empat effect
akan dicuci secara terpisah maka dipilih sequence DAB ( C –cuci ), CDA (
B-cuci ), BCD ( A-cuci ) atau ABC ( D-cuci ). Liquor mengalir di dalam
effect sesuai dengan urutan sequence. Ketika pemilihan sequence pada
sistim kontrol menggunakan mode AUTO, makan perubahan sequence
ABCD, DABC, CDAB dan BCDA adalah berdasarkan setingan waktu
( 0 – 16 jam ). Sedangkan sequence pencucian harus diganti secara
manual.

35
Ketika mode AUTO sirkuit LIC-1580 menerima sinyal dari level effect
yang sedang dicuci ( LIC-1540,-1550,-1560, atau 1590 )

Interlock ketika pergantian sequence berlangsung :

1.1 Jika switch dari val-valve sequence tidak nyata


dalam 10 detik, akan muncul alarm pada sistim
memberitahukan mana valve yang tidak berfungsi

1.2 Ketika pompa 511-751-2650 stop , valve LV-1580 akan


menutup ke posisi MAN. Valve dapat dioperasikan secara
manual.

1.3 Ketika pompa 511-751-2650 start, sirkuit LIC-1580


berubah ke posisi AUTO.

2.5.2 Sequence effect 2.

Referensi : Table 2

Tujuan sistim sequence ini untuk memudahkan pencucian effect 2 bila


dibutuhkan. Ketika pencucian berlangsung hanya effect 2 yang di by-pass
dari sistim sehingga produksi terus berlangsung. Table 2 memperlihatkan
fungsi dari pada sirkuit instrumentasi beserta logika sequence. Supaya
logika ini bisa berfungsi maka semua valve harus pada mode AUTO
secara otomatis dari DCS. Jika perlu, setelah pencucian valve ON/OFF
bisa diubah ke mode manual.

Pencucian effect 2 tidak bisa dilakukan jika salah satu sequence pencucian
effect 1 sedang berlangsng ( BCD, CDA, DAB dan ABC ).

Ketika pencucian berlangsung dan sirkuit LIC-1580 pada mode AUTO,


menerima sinyal level dari effect 2 yaitu LT-2540.

2.5.3 Pompa-Pompa Sirkulasi Stop.

Tujuan sistim interlock adalah untuk memproteksi peralatan mesin dan


menjamin operasi dibawah kendali ketika terjadi gangguan.

Interlock :
3.1 Ketika pompa sirkulasi effect 1A 511-751-0110 atau 511-
751-0115 stop , valve steam HV-1010 akan menutup.
3.2 Ketika pompa sirkulasi effect 1B 511-751-0210 atau 511-
751-0215 stop , valve steam HV-1020 akan menutup.

3.3 Ketika pompa sirkulasi effect 1C 511-751-0310 atau 511-


751-0315 stop , valve steam HV-1040 akan menutup.

3.4 Ketika pompa sirkulasi 511-751-0370 dan 511-


751-0380 stop , valve steam HV-1050 akan menutup.

36
3.5 Ketika satu dari empat pompa sirkulasi ( effect 2-5 ) 511-751-0810,
-1410,-1510,- atau -1610 stop, valve LP steam flow FV-1000 akan
menutup dalam 1 menit dan posisi MAN. Muncul alarm pada
sistim.

Kondisi diatas berlaku ketika pompa stop pada kondisi operasi normal,
tidak berlaku pada saat start-up.

2.5.4 Pompa-Pompa Transfer Stop

Tujuan sistim interlock untuk memproteksi peralatan mesin.

4.1 Ketika pompa desuperheating 511-751-0465 stop , valve TV-0080


akan menutup dan set mode MAN.

4.2 Ketika pompa LP steam condensate 511-751-0460 stop , valve LV-


1360 akan menutup dan set mode MAN.

4.3 Ketika discharge pompa stripper 511-751-0960 stop , valve LV-


8140 akan menutup dan set mode MAN.

4.4 Ketika discharge effect 2 pompa 511-751-0815 stop , valve FV-


1700 dan DV-9640 akan menutup dan set mode MAN.

4.5 Ketika pompa stripper reflux 511-751-2640 stop , valve LV-2440


akan menutup dan set mode MAN.

4.6 Ketika discharge effect 3 pompa 511-751-1420 stop , valve LV-


2541 akan menutup dan set mode MAN.

4.7 Ketika pompa combined condensate 511-751-1530 stop , valve


LV-9351 dan LV-9352 akan menutup dan sirkuit LIC-9350 set
mode MAN.

4.8 Ketika pompa foul condensate 511-751-2610 stop , valve LV-9451


dan LV-9452 akan menutup dan sirkuit LIC-9450 set mode MAN.

4.9 Ketika kedua pompa feed liquor 511-751-2210, - 2215 stop , valve
LV-5540 dan DV-9840 akan menutup dan set mode MAN.
( Kondisi normal hanya satu yang beroperasi )

4.10 Ketika pompa feed stripper 511-751-1110 stop , valve FV-8400


akan menutup dan set mode MAN.

4.11 Ketika kedua pompa strong liquor 511-751-0410, - 0415 stop ,


valve LV-1840 dan DV-9840 akan menutup dan set mode MAN.
( Kondisi normal hanya satu yang beroperasi )

37
Semua valve diatas bisa dibuka secara manual ketika pompa stop.
Pompa akan start jika valve tutup.

2.5.5 Pengukuran Conductivity

Tujuan sistim interlock untuk kebutuhan proses.

5.1 Ketika nilai conductivity combined condensate CS-9320 melebihi


limit interlock :
- Valve LV-9351 start mengontrol level LIC-9350 tangki
combined condensate
- Valve LV-9352 akan menutup.
5.2 Ketika nilai conductivity foul condensate CS-9420 melebihi limit
interlock :
- Valve LV-9451 start mengontrol level LIC-9450 tangki foul
condensate
- Valve LV-9452 akan menutup.

Ketika nilai pengukuran kembali dibawah limit :


- Valve LV-9352 dan LV-9452 start setelah 1 menit mengontrol
level
- Valve LV-9351 dan LV-9451 akan menutup.

5.3 Berikut adalah instrument conductivity dan kontrol valve untuk


primary condensate. Ketika conductivity condensate LP steam CI-
9220 atau CI-9221 melebihi limit, valve CV-9222 dan CV-9223
akan membuka dan CV-9221 tutup. Ketika kedua nilai pengukuran
kembali dibawah limit, CV-9221 akan buka setelah 5 menit dan
CV-9222 dan CV-9223 akan tutup.

5.4 Ketika nilai pengukuran conductivity foul condensate dari digester


CS-9970 melebihi limit, CV-9972 ( ke tangki spill ) akan buka dan
CV-9971 ( ke tangki foul condensate ) tutup. Ketika nilai
pengukuran kembali dibawah limit, setelah 1 menit CV-9971 akan
buka dan CV-9972 akan tutup.

Sistim interlock akan bekerja hanya pada mode AUTO.

Sistim interlock bisa di by-pass dengan switch manual. Dengan


switch ini condensate bisa dialirkan ke tangki spill atau tangki
condensate.

2.5.6 Perbedaan tekanan di stripping column 511-765-0950

Tujuan sistim interlock untuk memproteksi peralatan dan kebutuhan


proses.

6.1 Interlock

38
Ketika beda tekanan diatas stripping column PDS-8000 melebihi
limit, pompa foul condensate 511-751-1110 akan stop dan valve
steam FV-8100 tutup. Start secara manual.

2.5.7 MP steam Ejector

Tujuan sistim interlock untuk memproteksi peralatan mesin.

7.1 Interlock

Pada saat start-up valve MP steam HV-9980 dan HV-9990 ke


ejector tidak dapat dibuka jika indikasi flow cooling water FIC-
9830 ke ejector lebih kecil dari 10 ltr/detik.

2.5.8 Sump Pit

Tujuan sistim interlock untuk menjaga lingkungan.

8.1 Interlock

Jika pompa 511-751-2495 mode AUTO, maka pompa 511-751-


2495 akan start berdasarkan switch level LS-9520 limit high dan
stop pada limit low jika nilai conductivity CS-9510 diatas 500
ms/m. Conductivity low pompa selalu stop terbebas dari level.
Nilai limit conductivity bisa diubah.

2.5.9 Stop agitator haevy liquor tank

9.1 Ketika level tangki heavy liquor 1 lebih kecil dari 10 % maka
agitatro 511-756-0505 stop

9.2 Ketika level tangki heavy liquor 2 lebih kecil dari 10 % maka
agitatro 511-756-0605 stop

2.5.10 Temperature Air Pendingin

10.1 Jika kontrol temperature TIC-9670 mode AUTO dan FIC-9680


mode cascade, valve tidak menutup penuh. Minimum 15 %

10.2 Jika kontrol temperature TIC-0370 mode AUTO dan FIC-9830


mode cascade, FIC-9830 bertahan flow di minimum, set point 12
ltr/ dtk.

10.3 Jika kontrol temperature TIC-9670 mode AUTO dan kedua kontrol
FIC-9680 dan FIC-9690 mode cascade :

39
- Set point FIC-9690 selalu 33.3 % dari nilai pengukuran FIC-
9680
- Jika posisi kontrol valve FV-9680 sudah mencapai 100 %
output TIC-9670 stop pembukaan.
- Jika posisi kontrol valve FV-9680 sudah mencapai 15 % output
TIC-9670 stop penutupan.

3. AKTIVITAS PRE-COMMISSIONING

Aktivitas Pre-commissioning

Sebelum melakukan commissioning beberapa hal berikut harus harus


terpenuhi :

- Semua pemasangan alat instrumen, perpipaan dan peralatan mesin


sudah selesai dikerjakan.
- Jalur perpipaan dan peralatan mesin sudah dibilas dengan air.
- Water pressure test sudah dilakukan.
- Alignment semua coupling pompa sudah dilakukan. Juga semua
pelumasan sudah dilkukan
- Arah putaran motor sudah benar.
- Peralatan instrument sudah dilakukan loop test.
- Jalur sealing water dan pipa udara instrument sudah dibilas dengan
benar.
- Harus sudah tersedia sealing water, mill water, udara instrument,
listrik dan steam.
- Harus tersedia selang karet beserta clamp.

Commissioning

1. Test valve otomatis

- Lakukan test valve 0 %, 50 % dan 100 % dari DCS. Perhatikan


aktual di lapangan.
- Test kontrol arah sudah benar
- Test semua limit switch.
2. Test logic sequence

- Lakukan test fungsi dari setiap sequence dari DCS dan aktual
dilapangan.
3. Pengecekan semua level effect dan tangki.

- Cek level 0 % dan level 100 % dengan air.


- Ambil air dari pipa drain atau memakai selang sementara.
- Manhole bagian bawah dari effect dan stripping column harus
terbuka.

40
4. Test pompa sirkulasi dan box distribusi

- Sirkulasikan air didalam effect


- Cek fungsi daripada pompa
- Manhole bagian atas dari effect harus terbuka.
- Masuk kedalam effect dan cek fungsi daripada box distribusi.

5. Test pompa liquor dan pompa condensate.

- Masukan air dari bagian suction pompa dan cek fungsi dari pompa.

6. Sirkulasi air melalui evaporator

- Air disirkulasikan melalui jalur liquor evaporator termasuk area


tangki.
- Test fungsi dari alat kontrol flow dan level.
- Lakukan test pompa
- Lakukan test perpipaan

7. Test vacuum

- Test fungsi vacuum


- Test bahwa tidak ada kebocoran udara.

8. Water Boiling

- Membutuhkan LP steam 6-10 ton/jam


- Test fungsi dari semua alat kontrol flow dan level.
- Test fungsi dari semua pompa
- Simulasi dari keseluruhan proses.
- Cek semua peralatan dan perpipaan tidak ada yang bocor.

9. Test interlock

- Test semua fungsi interlock. Diperlukan simulasi dari DCS.

10. Start-up dengan liquor dan NCG

- Harus cukup tersedia liquor didalam tangki feed liquor sebelum


start-up dengan liquor

41
Lampiran
JENIS RESIKO YANG DIAKIBATKAN OLEH GAS

Hydrogen sulphide, H2S

Jenis Gas tidak berwarna, sedikit berat daripada udara, berbau


sepetitelor busuk, kadar bau di udara 0.4-10 ppb

Sumber Digester plant, semua condensate, penguapan resin,


evaporator plant dan penampungan pulp

Gejala Batuk-batuk, napas sesak, pusing, sakit kepala, kesakitan.


Pada konsentrasi tinggi, tidak sadarkan diri dan kejang-
kejang

Bahaya bagi kesehatan Iritasi mata dan gangguan pernapasan, pusing-


pusing, sakit kepala pada konsentrasi tinggi. Konsentrasi
di udara pada saat hari kerja maksimum 10 mg/m3 di
Swedia dan Jerman. Tidak sadarkan diri diikuti kematian
pada konsentrasi tinggi ( diatas 700 mg/m3 ). Bau sangat
menyengat pada konsentrasi rendah ( 10 mg/m3 ).

Bahaya kebakaran Mudah terbakar pada konsentrasi 4.3-45 persen volume


di udara.

Instruksi bila terjadi kecelakaan

Korban harus segera dibawa ke udara segar dan istirahat-


Berbahaya terhadap paru-paru. Jika terjadi sesak
napas, tempatkan korban pada posisi setengah duduk dan
bila perlu diberikan oksigen.

Jika berhenti bernafas maka harus diberikan nafas buatan

Korban tidak boleh menggosok-gosok mata. Apabila


terkena mata dicuci dengan air bersih yang banyak.
Lindungi dari sinar matahari. Bawa ke rumah sakit.

42
Lampiran
JENIS RESIKO YANG DIAKIBATKAN OLEH GAS

Methyl mercaptan, CH3SH

Jenis Gas tidak berwarna, dibawah 6 oC warna seperti cairan

Sumber Digester plant, semua condensate, penguapan resin,


evaporator plant.

Gejala Iritasi mata, hidung, tenggorokan dan selaput,


Menyebabkan batuk, kesakitan, demam, tidak sadarkan
diri, dan kulit dan selaput lendir berwarna biru.

Bahaya bagi kesehatan Gas methyl mercaptan iritasi terhadap mata dan organ
pernafasan. Konsentrasi tinggi atau setelah terjadi kontak
pada waktu yang lama bisa mengakibatkan kelumpuhan.
Bagaimanapun konsentrasi yang membahayakan adalah
10,000 kali lebih tinggi dari ambang batas bau. Konsenrasi
diudara yang diizinkan selama jam kerja max. 0.5 ppm di
Jerman.

Bahaya kebakaran Mudah terbakar pada konsentrasi 3.8 – 21.8 persen volume
di udara.

Instruksi bila terjadi kecelakaan

Korban harus segera dibawa ke udara segar dan istirahat-


berbahaya bagi paru-paru. Buka pakaian yang dikenakan.
Jika nafas berhenti mulai diberikan nafas buatan dan bila
perlu diberikan oksigen. Siram tubuh dengan air yang
sangat banyak.Jika terkena mata disiram air selama 10-15
menit
Hubungi rumah sakit.

43
Lampiran
JENIS RESIKO YANG DIAKIBATKAN OLEH GAS

Dimethyl sulphide, CH3SCH3

Jenis Warna cairan kekuning-kuningan dengan bau yang tidak


sedap

Sumber Digester plant, semua condensate, penguapan resin,


evaporator plant.

Gejala Iritasi organ pernafasan, menyebabkan pusing, pingsan dan


muntah.

Bahaya bagi kesehatan Mengakibatkan gangguan emosi

Bahaya kebakaran Mudah terbakar pada konsentrasi 2.2 – 19.7 persen volume
di udara.

Instruksi bila terjadi kecelakaan

Lihat methyl mercaptan

44

Anda mungkin juga menyukai