Anda di halaman 1dari 13

Kesetimbangan Uap Cair Multikomponen

Tekanan Rendah (Cairan Ideal - Gas Ideal)

Hukum Raoult
Hukum Raoult menyatakan hubungan antara komposisi di fasa cair dengan komposisi di fasa uap pada suatu
keadaan kesetimbangan uap-cair multikomponen, di mana:

y i P=x i Pisat

yi = fraksi mol fasa uap


P = Tekanan parsial komponen i
xi = fraksi mol fasa cair
Pisat = Tekanan uap murni komponen i

Batasan: berlaku pada kondisi subkritik

Macam-macam perhitungan:
A. BUBL P: Perhitungan (yi) dan P menggunakan data (xi) dan T
B. DEW P: Perhitungan (xi) dan P menggunakan data (yi) dan T
C. BUBL T: Perhitungan (yi) dan T menggunakan data (xi) dan P
D. DEW T: Perhitungan (xi) dan T menggunakan nilai (yi) dan P
E. Flash Calculation:

Contoh Soal 1:
Suatu sistem biner furan(1)/karbontetraklorida(2) dianggap perilakunya mengikuti Hukum Raoult. Buatlah:
(a) Grafik P-x1-y1 pada suhu 30 C
(b) Grafik y1-x1 pada suhu 30 C
(c) Grafik t-x1-y1 pada tekanan 1 bar
(d) Grafik y1-x1 pada tekanan 1 bar
(e) Flash calculation pada 30 C dan 50 kPa dengan komposisi z1 = 0,60 dan z2 = 0,40

Data Parameter Persamaan Antoine


B
ln Psat (kPa)=A−
t ( ° C ) +C

Nama Senyawa A B C Referensi


Furan 11,5392 1310,75 158,473 Guthrie, Scott, et al., 1952
Karbon 14,0572 2914,23 232,148 Smith, Van Ness, Abbott
Tetraklorida

Penyelesaian:
(a) Grafik P-x1-y1 pada suhu 30 C

Berdasarkan persamaan Antoine, pada suhu 30 C:


1310,75
ln P1sat =11,5392− =4,584623
30+158,473
P1sat =97,966 kPa
2914,23
ln P2sat =14,0572− =2,940464
30+ 232,148
P2sat =18,925 kPa

Grafik P-x-y pada suhu tertentu dapat dibuat menggunakan perhitungan BUBLE P maupun DEW P

Perhitungan BUBL P

P=x 1 P 1sat + x2 P2sat =P2sat +(P1sat −P2sat )x 1


x 1 P1sat
y 1=
P

Langkah pengerjaan:
 Hitung P untuk setiap nilai x1
 Hitung nilai y1 untuk setiap nilai x1

Tabel hasil perhitungan

x1 P (kPa) y1 Grafik P-x1-y1


0 18,925 0
0, 26,829 0,365
1
0, 34,733 0,564
2
0, 42,637 0,689
3
0, 50,541 0,775
4
0, 58,446 0,838
5
0, 66,350 0,886
6
0, 74,254 0,924
7
0, 82,158 0,954
8
0, 90,062 0,979
9
1 97,966 1 Perhitungan DEW P

1
P=
y1 y2
sat
+
P1 P2sat

y1 P
x 1=
P 1sat

Langkah pengerjaan
 Hitung nilai P untuk setiap nilai y1
 Hitung nilai x1 untuk setiap niai y1
y1 P x1
0 18,925 0 Tabel hasil perhitungan
0, 20,586 0,021
1 Grafik P-x1-y1
0, 22,566 0,046
2
0, 24,969 0,076
3
0, 27,943 0,114
4
0, 31,722 0,162
5
0, 36,683 0,225
6
0, 43,483 0,311
7
0, 53,379 0,436
8
0, 69,104 0,635
9
1 97,966 1
(b) Grafik y1-x1 pada suhu 30 C

x1 P (kPa) y1
0 18,925 0
0, 26,829 0,365
1
0, 34,733 0,564
2
0, 42,637 0,689
3
0, 50,541 0,775
4
0, 58,446 0,838
5
0, 66,350 0,886
6
0, 74,254 0,924
7
0, 82,158 0,954
8
0, 90,062 0,979
9 y1 P x1
1 97,966 1 0 18,925 0
0, 20,586 0,021
1
0, 22,566 0,046
2
0, 24,969 0,076
3
0, 27,943 0,114
4
0, 31,722 0,162
5
0, 36,683 0,225
6
0, 43,483 0,311
7
0, 53,379 0,436
8
0, 69,104 0,635
(c) Grafik t-x1-y1 9 pada tekanan 1 bar
1 97,966 1
Berdasarkan persamaan Antoine, pada tekanan 1 bar:
1310,75
t 1sat = −158,473=30,56 ° C
11,5392−ln 100
2914,23
t 2sat = −232,148=76,17° C
14,0572−ln 100

Untuk membuat grafik t-x1-y1 yang paling mudah adalah dengan menghitung x1 dan y1 pada rentang antara kedua
suhu di atas.
Tabel hasil perhitungan

t( P1sat P2sat x1 y1 Grafik t-x1-y1


°C¿
30,5 100 19,377 1 1
6
35 117,26 23,302 0,816 0,957
40 139,08 28,473 0,647 0,899
45 163,58 34,54 0,507 0,830
50 190,91 41,615 0,391 0,747
55 221,2 49,815 0,293 0,648
60 254,58 59,265 0,209 0,531
65 291,15 70,096 0,135 0,394
70 331,03 82,447 0,071 0,234
76,1 384,93 100 0 0
7

Grafik t-x-y pada kondisi tekanan tertentu juga dapat dibuat dengan melakukan perhitungan BUBL T dan DEW T

Perhitungan BUBL T

Proses perhitungan t memerlukan iterasi / penyelesaian secara numerik untuk setiap nilai x 1 guna memperoleh
nilai t yang memberikan nilai P sesuai dengan nilai yang ditetapkan.

Metode Substitusi Berurut


Pada metode ini perlu dibuat suatu sistem penyelesaian yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan
perhitungan nilai t secara berulang. Salah satu di antaranya adalah dengan cara memperkenalkan suatu variabel
  P1sat/P2sat.

Dengan menggunakan variabel  hitung:


P
P2sat =
x1α + x2

Dari sini kemudian dapat dihitung juga menggunakan parameter persamaan Antoine:
B1 B
ln α =( A 1−A 2 )− + 2
t +C1 t +C 2

Adapun langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:


(a) Untuk setiap nilai x1 lakukan:
o Dengan nilai tebakan awal , hitung P2sat
o Hitung t untuk komponen 2
B2
t= −C 2
A 2−ln P2sat
o Hitung nilai  baru
o Ulangi perhitungan P2sat dan t menggunakan nlai  baru
o Lakukan hingga diperoleh hasil perhitungan yang konvergen
o Hitung nilai P1sat

(b) Hitung nilai y1 untuk setiap nilai x1


x 1 P1sat
y 1=
P
Tabel hasil perhitungan

x1  P2sat t  baru P1sat y1


0 3,849 100 76,1 3,849 384,92 0
7
0,1 4,079 76,46 67,6 4,079 311,90 0,312
5
0,2 4,280 60,39 60,5 4,280 258,44 0,517
5
0,3 4,452 49,13 54,6 4,452 218,70 0,656
1
0,4 4,600 40,99 49,5 4,600 188,52 0,754
8
0,5 4,727 34,92 45,2 4,727 165,08 0,825
9
0,6 4,838 30,28 41,5 4,838 146,68 0,879
7
0,7 4,934 26,64 38,3 4,934 131,44 0,920
2
0,8 5,019 23,72 35,4 5,019 119,07 0,953
4
0,9 5,094 21,35 32,8 5,094 108,74 0,979
7
1 5,160 19,38 30,5 5,160 100 1
6

Grafik t-x1-y1

Perhitungan DEW T

Proses perhitungan t memerlukan iterasi / penyelesaian secara numerik untuk setiap nilai y 1 guna memperoleh
nilai t yang memberikan nilai P sesuai dengan nilai yang ditetapkan.

Metode Substitusi Berurut


Serupa dengan perhitungan BUBL T, hanya saja yang menjadi basis perhitungan adalah nilai P 1sat, di mana
dengan menggunakan variabel  dapat dihitung:
P1sat =P( y 1+ y 2 α )

Adapun langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:


(a) Untuk setiap nilai y1 lakukan:
o Dengan nilai tebakan awal , hitung P1sat
o Hitung t untuk komponen 1
B1
t= −C 1
A 1−ln P1sat
o Hitung nilai  baru
o Ulangi perhitungan P1sat dan t menggunakan nlai  baru
o Lakukan hingga diperoleh nilai t yang konvergen

(b) Hitung nilai x1 untuk setiap nilai y1


y1 P
x 1=
P 1sat

Tabel hasil perhitungan


y1  P1sat t  baru x1 Grafik t-x1-y1
0 3,849 384,92 76,17 3,849 0
0, 3,916 362,41 3,916
1 73,67 0,028
0, 3,989 339,09 3,989
2 70,96 0,059
0, 4,069 314,85 4,069
3 68,02 0,095
0, 4,159 289,56 4,159
4 64,79 0,138
0, 4,261 263,06 4,261
5 61,20 0,190
0, 4,378 235,12 4,378
6 57,14 0,255
0, 4,515 205,44 4,515
7 52,46 0,341
0, 4,680 173,59 4,680
8 46,89 0,461
0, 4,886 138,86 4,886
9 39,95 0,648
1 5,161 100 30,56 5,161 1 (d) Grafik y1-x1 pada tekanan 1 bar

x1 y1
0 0
0, 0,312
1
0, 0,517
2
0, 0,656
3
0, 0,754
4
0, 0,825
5
0, 0,879
6
0, 0,920
7
0, 0,953
8
0, 0,979
9
1 1
y1 x1
0 0
0,
1 0,028
0,
2 0,059
0,
3 0,095
0,
4 0,138
0,
5 0,190
0,
6 0,255
0,
7 0,341
0,
8 0,461
0, (e) Flash calculation pada 30 C dan 50 kPa dengan komposisi z1 = 0,60 dan z2 = 0,40
9 0,648
1 1
Perhitungan flash calculation dilakukan berdasarkan konsep neraca massa, di mana:

yi
V

zi
F

xi
L

L+V =1
z i=x i L+ y i V

L : fraksi cairan
V : fraksi uap
z i : fraksi mol komponen i pada umpan
x i : fraksi mol komponen i pada cair keluaran
y i : fraksi mol komponen i pada fasa uap keluaran

z i=x 1 ( 1−V )+ y i V

yi
K=
xi
zi K i
y i=
1+V ( K i−1)

∑ yi =1
i

z K
∑ 1+V (i K i−1) =1
i i
Pada suhu 30 C:
P1sat =97,966 kPa
P2sat =18,925 kPa

Lakukan perhitungan BUBL P dengan {zi} = {xi}:

Pbubl = x1P1sat + x2P2sat


= (0,60)(97,966) + (0,40)(18,925) = 66,35 kPa

Lakukan perhitungan DEW P dengan {zi} = {yi}:


1 1
Pdew = = =36,68 kPa
y1 y2 0,60 0,40
+ +
P 1sat P2sat 97,966 18,925

Jika dilihat dari hasil perhitungan di atas, nilai tekanan umpan (P = 50 kPa) berada di antara Pbubl dan Pdew
sehingga umpan masuk dalam kondisi dua fasa (flash calculation dapat dilakukan).

Hitung nilai K untuk masing-masing komponen:

y 1 P1 sat 97,966
K 1= = = =1,9593
x1 P 50

y 2 P2 sat 18,925
K 2= = = =0,3785
x2 P 50

z K
∑ 1+V (i K i−1) =1
i i

Sehingga:

(0,60)(1,9593) ( 0,40)(0,3785)
+ =1
1+0,9593 V 1−0,6215 V
Dengan melakukan trial akan diperoleh nilai V = 0,548

L = 1 – V = 1 – 0,548 = 0,452

Hitung {yi}:

(0,60)(1,9593)
y 1= =0,771
1+(0,9593)(0,548)

(0,40)(0,3785)
y 2= =0,229
1−(0,6215)(0,548)

Hitung {xi}:

y 1 0,771
x 1= = =0,394
K 1 1,9593

y 2 0,229
x 2= = =0,606
K 2 0,3785
Penyelesaian flash calculation untuk campuran biner juga dapat diperoleh secara grafis menggunakan grafik P-x-y
(suhu 30 C) yaitu dengan cara menambahkan garis isobarik pada tekanan 50 kPa, serta garis vertical pada
komposisi umpan z1=0,60
nilai L diperoleh dari rasio LF/LV
sedangkan nilai V diperoleh dari rasion
panjang VF/LV

Komposisi x1 diperoleh dari titik


perpotongan garis P-x dan garis
isobarik tekanan 50 kPa

Koposisi y1 diperoleh dari titik


perpotongan kurva P-y dan garis
isobaric tekanan 50 kPa

Dengan cara yang serupa, penyelesaian flash calculation untuk campuran biner juga dapat diperoleh secara grafis
menggunakan grafik t-x-y (tekanan 50 kPa) yaitu dengan cara menambahkan garis isoterm pada suhu 30 C, serta
garis vertical pada komposisi umpan z1=0,60
PR:
1) Suatu sistem biner asetonitril (1) / nitrometan (2) dianggap perilakunya mengikuti Hukum Raoult dengan
komposisi z1 = 0,45 dan z2 = 0,55. Lakukan flash calculation pada suhu 75 C dan tekanan 55 kPa untuk
mendapatkan L, V, {xi} dan {yi}!

2) Suatu sistem terner aseton(1)/asetonitril(2)/nitrometan(3) dianggap perilakunya mengikuti Hukum Raoult


dengan komposisi z1 = 0,45 ; z2 = 0,35 ; dan z3 = 0,20. Lakukan flash calculation pada suhu 75 C dan tekanan
100 kPa untuk mendapatkan L, V, {xi} dan {yi}!

Anda mungkin juga menyukai