Anda di halaman 1dari 15

Nama anggota kelompok :

Vanda Piranty V (2310100017)

Ari Susanti

(2310100069)

Slamet Wahyudi (2310100077)

Sholichul Mubin

(2310100108)

Air Pendingin
1.

Pengertian

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Sedangkan air pendingin adalah air yang
digunakan untuk menyerap panas yang berlebihan.
2.

Karakteristik air sebagai media pendingin

Karakteristik dari air pendingin yaitu air tawar yang tahan terhadap radiasi dan memiliki kapasitas
panas tinggi. Air digunakan sebagai media pendingin karena:

Air memiliki kapasitas panas (Cp) yang tinggi. Kapasitas panas yang tinggi sangat efektif
jika digunakan sebagai media pendingin karena zat yang memiliki kapasitas panas yang
tinggi dapat menyimpan panas yang lebih banyak daripada zat yang memiliki kapasitas
panas yang rendah

3.

Tersedia banyak dan murah

Mudah ditangani dan murah

Dapat membawa panas yang banyak

Tidak memuai waktu panas

Tidak terdekomposisi

Syarat-syarat air sebagai media pendingin

Air yang digunakan sebagai media pendingin harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan
Jika beracun akan mengganggu dalam proses pengaturan dan pengolahannya.
Tidak menyebabkan korosi
yaitu kerusakan logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki atau biasa disebut
pengkaratan.
Tidak berdeposit
Air tidak mengandung batu, tanah atau padatan lain yang dapat mengganggu proses pendinginan.
Air lebih efektif sebagai media pendingin dari pada menggunakan udara karena air memiliki
keuntungan daripada udara sebagai berikut jika dilihat dari segi:

Kapasitas perpindahan panas (Cp)


Cp Air = 4.181 (kJ/kgK)
Cp udara = 1.005 (kJ/kgK)

Kapasitas panas air yang lebih besar dari udara menunjukkan bahwa panas yang dapat
disimpan oleh air lebih banyak daripada udara, sehingga panas yang dapat diserap air lebih banyak
dari udara. Jadi, pendinginan menggunakan air akan lebih maksimal daripada udara

Densitas () dan viscosity


Air:
= 997.1 (kg/m3)
viskositas pada 20 C = 1.0019 cp
Udara:
= 1.1855 (kg/m3)
viscositas pada 20 C = 0.0181 cp

Air memiliki densitas dan viscosity yang lebih besar daripada udara sehingga air memiliki laju
aliran yang lebih lambat daripada udara. Laju aliran yang lambat akan memperlama kontak antara
zat pendingin dengan mesin yang didinginkan, sehingga pendinginan akan berlangsung lebih
maksimal dan laju pendinginannya lebih cepat.
4.

Penggunaan Cooling Water System

Cooling Water System digunakan antara lain untuk:

Pendingin-pendingin misal: liquida, gas, udara

Condensor, Cooler

Motor & Compressor

Blast furnace, steel furnace, rolling mill dll.

Reaktor-reaktor kimia

Fermentor

dsb

Cooling Water System


A. Pengertian
Cooling Water System atau sistem air pendingin adalah suatu rangkaian sistem yang bertujuan
untuk memindahkan panas dari satu media ke media lain. Bagian yang melapaskan panas
dinamakan cooled sedangkan bagian yang menerima panas dinamakan coolant .
B. Macam-macam cara pendinginan dengan menggunakan air
1. Direct Cooling Water System
2. Indirect Cooling Water System
Gambar 1.1. menunjukkan tentang macam-macam cara pendinginan media panas. Pada direct
cooling water system ada 2 cara yang bisa dilakukan yakni dengan open recirculating cooling water
system dan once through cooling water system. Sedangkan pada indirect cooling water system bisa
dilakukan dengan 3 cara yakni open recirculating cooling water system, closed recirculating
cooling water system, dan once through cooling water system.

Gambar 1. 1. Skema cooling water system

1.

Direct Cooling Water System

Sistem ini digunakan untuk produk solid. Biasanya benda panas langsung di kenakan dengan media
air (siram, guyur, semprot/spray dll). Contoh sederhana dari sistem ini antara lain : pada
pendinginan baja panas. Baja panas yang berwarna merah keluar dari cetakan (mold) langsung di
spray menggunakan air pendingin ; pemadam kebakaran Kota Surabaya, jika terjadi kebakaran
langsung menyiram/menyemprotkan air bada objek yang terbakar.
2. Indirect Cooling Water System
Sistem ini digunakan untuk fluida (cair dan gas). Pada sistem ini, media panas berkontak langsung
dengan air. Contoh sederhana dari sisyem ini antara lain : minyak goreng panas hasil produksi,
sebelum disimpan perlu didinginkan menggunakan air, caranya ialah air dan minyak dilewatkan
dalam suatu alat penukar panas. Minyak menjadi dingin (misalnya dari 100C menjadi -35 C)
sedang airnya ganti yang jadi panas (misalnya dari 32 C menjadi 40 C).

C. Mekanisme tipe-tipe recirculating cooling water system


1.

Open Recirculating Cooling Water System

Gambar 1. 2. Mekanisme open recirculating cooling water system

Pada sistem open recirculating cooling water system prinsipnya menggunakan air yang sama secara
berulang-ulang untuk proses pendinginan. Panas diserap dari proses harus dihilangkan untuk
digunakan lagi pada air. Mekanisme sistem ini adalah suplai air dipompakan secara kontinu masuk
ke dalam heat exchanger. Di sini terjadi pertukaran panas. Sehingga air menjadi panas. Dari bawah
cooling tower, udara dialirkan sehingga udara bertemu dengan air panas yang tadi berasal dari heat
exchanger. Di sini kontak terjadi sehingga ada transfer panas dari air panas tersebut ke udara.
Sehingga terjadi evaporation loss. Di dalam tower packing juga terdapat fan. Air tadi selain
mengalami evaporation loss juga mengalami windage loss karena fan tadi. Hal ini menyebabkan
terjadinya pengurangan air yang cukup besar. Untuk menjaga sistem agar tetap berjalan baik maka
diperlukan air tambahan dari luar sistem. Air tawar yang berasal dari sungai atau danau dipompakan
sebagai make-up water setelah sebelumnya dilakukan treatment (sedimentasi dan koagulasi)
terlebih dahulu. Make-up water bersama air sirkulasi dari pompa akan dialirkan ke tower packing
dan pada cooling tower terjadi evaporasi lagi seperti mekanisme yang sudah dijelaskan tadi.
Sebagai akibat dari penguapan air yang terjadi, mineral (kalsium karbonat, magnesium, sodium,
garam, dll ) dari sisa air meningkat konsentrasinya. Jika dibiarkan maka mineral tersebut bisa
menyebabkan scalling pada permukaan alat dan dapat menyebabkan kerusakan sistem. Sehingga
diperlukan blow-down untuk membuangnya. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian seperti di bawah ini.

Keuntungan :
Jumlah kebutuhan air sedikit (make up)
Memungkinkan untuk mengontrol korosi

Kerugian :
Investasi (capital cost) lebih tinggi daripada once through
Memerlukan cooling tower yang cukup besar

Sistem purge dan blowdown kemungkinan dapat mengakibatkan pencemaran


lingkungan
2.

Closed Recirculating Cooling Water System

Gambar 1. 2. Mekanisme closed recirculating cooling water system

Pada sistem closed recirculating cooling water system prinsipnya menggunakan air secara berulangulang dalam satu siklus yang berkesinambungan dan tidak ada air yang sengaja dibuang. Selain itu,
air disirkulasikan serta menggunakan subjek pendinginan dan panas tanpa berkontak dengan udara.
Mekanisme sistem ini adalah suplai air disirkulasikan ke heat exchanger utama. Di sini terjadi
pertukaran panas. Air panas yang keluar dari heat exchanger disirkulasikan ke heat exchanger
kedua. Di sini biasanya digunakan air laut. Air laut digunakan pada pendinginan kedua ini hanya
sekali pakai. Sumber air berasal dari laut kemudian dibuang lagi ke laut. Sistem ini tidak
menggunakan evaporasi terbuka untuk pendinginannya dan rata-rata kehilangan air pada
sirkulasinya sedikit. Sehingga make-up water yang digunakan tidak banyak. Make-up water dan
suplai air kemudian disirkulasikan kembali dan secara kontinu proses tersebut terjadi. Scalling yang
terjadi hanya sedikit mengingat tidak digunakannya evaporasi terbuka. Meskipun demikian korosi
akibat sisa mineral yang dibawa air juga perlu diwaspadai karena tidak adanya sistem blow-down di
sini. Untuk mengantisipasinya maka make-up water yang ditambahkan pada sistem ini harus
memiliki kualitas tinggi. Sehingga masalah yang dikhawatirkan tidak timbul. Sistem ini memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian seperti di bawah ini.

Keuntungan :
Air pendingin yang kembali relatif bersih
Temperatur cooling water memungkinkan lebih tinggi dari 100oC

Kerugian :
Investasi / capital cost sangat tinggi
Dibatasi oleh equipment secondary heat exchanger

3.

Once Through Cooling Water System

Gambar 1. 2. Mekanisme once through cooling water system

Sistem once through cooling water system ialah sistem pendingin yang menggunakan kapasitas
pendinginan air dalam satu waktu. Sistem ini menggunkan volume air yang besar dan langsung
dibuang. Volume air yang besar dibutuhkan bahkan pada sistem yang kecil sekalipun sehingga
suplai air yang sesuai dibutuhkan dalam temperature rendah. Karena volume air yang besar, sistem
ini lebih banyak menggunakan air sungai atau danau. Mekanisme sistem ini ialah suplai air dari
sungai atau danau akan disirkulasikan ke heat exchanger. Di sini terjadi pertukaran panas sehingga
air menjadi panas. Dan air langsung dibuang kembali ke sumbernya lagi. Dalam sistem ini
diperlukan treatment luar untuk melindungi alat-alatnya dari kerusakan serius akibat mineral asing
yang masuk dari air yang dialirkan. Evaporasi di sini diabaikan sehingga tidak terjadi perubahan
signifikan pada air secara kimiawi. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian seperti
di bawah ini.

Keuntungan :
Tidak diperlukan cooling tower
Tidak diperlukan pengolahan / treatment pendahuluan

Kerugian :
Korosi
Fouling
Sampah dan kotoran
Polusi / pencemaran temperatur di badan air

Peralatan Dalam Cooling Water System


Menara pendingin
Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air
dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir. Menara pendingin
menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan
kemudian dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan
(Gambar 1)

Gambar 1. Diagram skematik sistim menara pendingin


(Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)
Komponen dasar sebuah Menara pendinginmeliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam
air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louvers, nosel dan fan. Kesemuanya
dijelaskan dibawah.
Rangka dan wadah.
Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (wadah/casing),
motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang lebih kecil, seperti unit fiber glass,
wadahnya dapat menjadi rangka.

Bahan Pengisi.
Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastic atau kayu) untuk
memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua jenis
bahan pengisi:
Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang berurut dari
batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil,
sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastic
memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang
berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan
melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang,
berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan
panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
Kolam air dingin.
Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin yang
mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau
titik terendah untuk pengeluaran air dingin. Dalam beberapa desain, kolam air dingin berada
dibagian bawah seluruh bahan pengisi. Pada beberapa desain aliran yang berlawanan arah pada
forced draft, air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan ke bak yang berbentuk lingkaran yang
berfungsi sebagai kolam air dingin. Sudu-sudu fan dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup
udara naik melalui menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada landasannya, memberikan
kemudahan akses bagi fan dan motornya.
Drift eliminators.
Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir.
Saluran udara masuk.
Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi
menara (desain aliran melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain aliran berlawanan
arah).

Louvers.
Pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran masuk louvers.
Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam
menara. Beberapa desain menara aliran berlawanan arah tidak memerlukan louver.
Nosel.
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam pada
puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh
permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi
empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa
potongan lintang yang memutar.
Fan.
Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan
dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik fan propeller dan
sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan
propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat irubah-rubah/ diatur. Sebuah fan
dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang
cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada
pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran
udaranya dalam rangka merespon perubahan kondisi beban.

JENIS-JENIS MENARA PENDINGIN


Menara pendingin jenis natural draft
Menara pendingin jenis natural draft atau hiperbola menggunakan perbedaan suhu antara
udara ambien dan udara yang lebih panas dibagian dalam menara. Begitu udara panas
mengalir ke atas melalui menara (sebab udara panas akan naik), udara segar yang dingin
disalurkan ke menara melalui saluran udara masuk di bagian bawah. Tidak diperlukan fan
dan disana hampir tidak ada sirkulasi udara panas yang dapat mempengaruhi kinerja.

Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding menara dengan ketinggian hingga
mencapai 200 m. Menara pendingin tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk jumlah
panas yang besar sebab struktur beton yang besar cukup mahal.

Terdapat dua jenis utama menara natural draft:


Menara aliran melintang (Gambar 2): udara dialirkan melintasi air yang jatuh dan bahan
pengisi berada diluar menara.
Menara dengan aliran yang berlawanan arah (Gambar 3): udara dihisap melalui air yang
jatuh dan oleh karena itu bahan pengisi terletak dibagian dalam menara, walaupun desain
tergantung pada kondisi tempat yang spesifik.

Menara pendingin Draft Mekanik


Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara
melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu
(Gulf Coast Chemical Commercial Inc, 1995)

meningkatkan waktu kontak antara air dan udara hal ini membantu dalam memaksimalkan
perpindahan panas diantara keduanya. Laju pendinginan menara draft mekanis tergantung pada
banyak parameter seperti diameter fan dan kecepatan operasi, bahan

pengisi untuk tahanan sistim dll.


Menara draft mekanik tersedia dalam range kapasitas yang besar. Menara tersedia dalam
bentuk rakitan pabrik atau didirikan dilapangan sebagai contoh menara beton hanya bisa
dibuat dilapangan.
Banyak menara telah dibangun dan dapat digabungkan untuk mendapatkan kapasitas yang
dikehendaki. Jadi, banyak Menara pendingin yang merupakan rakitan dari dua atau lebih
Menara pendinginindividu atau sel. Jumlah sel yang mereka miliki, misalnya suatu menara
delapan sel, dinamakan sesuai dengan jumlah selnya. Menara dengan jumlah sel banyak,
dapat berupa garis lurus, segi empat, atau bundar tergantung pada bentuk individu sel dan
tempat saluran udara masuk ditempatkan pada sisi atau dibawah sel.

Pada kesetimbangan air dalam CWS terdapat 2 sistem, yaitu


1. Open circulating CWS
2. Close circulating CWS
Untuk sistem yang pertama akan terjadi kehilangan air yang cukup banyak karena adanya air yang
keluar dari sistem melalui Evaporation loss (E), Blowdown (B), dan Windage loss (W). Air yang
hilang dari sistem ini harus diganti atau yang sering disebut Make-up water (M). Untuk mengetahui
berapa banyak air yang hilang dari sistem maka dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut.
a) Menghitung Evaporation loss (E) dengan persamaan berikut:
R 103 T C E 103 H L

R = flow rate of cooling water (m3/hour


E = water lost by evaporation per hour
C = specific heat of water at constant pressure (kcal/kg.oC) (0,998
kcal/kg.oC at water temperature of 40 oC)
HL = latent heat of water evaporation (kcal/kg) (approx.+/-578 kcal/kg)
b) Menghitung Windage loss (W) dan Blowdown (B)
Dari beberapa langkah diatas dapat dihitung Make-up water (M) yang harus dilakukan yaitu
berdasarkan perhitungan M = E + B + W
Untuk mengetahui blowdown kapan dapat dilakukan maka dapat dihitug melalui number of
cycles (N), yang menggunakan persamaan berikut
N

CR
M
E B W

CM B W
B W

CR=konsentrasi dissoved solid pada air sirkulasi


CM= konsentrasi dissoved solid pada make up water
Sedangkan N pada waktu tertentu setelah operasi sistim air pendingin dimulai dapat
menggunakan persamaan berikut:

Nt

M M B W N0 e
B W

t
TR

N0=mula-mula (+1)
T = waktu operasi
E dan W relatif konstan, B sebagai kontrol
Pada sistem ke dua yaitu closed water system tidak terjadi kehilangan air yang banyak sehingga
jumlah air relatif konstan. Kehilangan yang terjadi pada sistem kemungkinan besar dikarenakan
akibat kebocoran. Jadi besarnya make-up water tergantung banyaknya kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai