Nomor : 37
Disusun oleh:
Aulia Azka Januartrika NIM 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri NIM 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani NIM 13/346825/TK/40660
Pembimbing:
Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., D.Eng.
Puji syukur penyusun sampaikan ke hadirat Tuhan YME, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas perancangan pabrik
kimia dengan Judul Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 ton/tahun. Tugas Prarancangan Pabrik Kimia ini merupakan
tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sebagai prasyarat
untuk menyelesaikan jenjang studi S-1.
Dalam penyusunan laporan ini kami banyak menemui kesulitan yang dapat
terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Moch. Fahrurrozi., M.Sc, Ph.D. sebagai Ketua Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada.
2. Ibu Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., D.Eng. selaku dosen pembimbing
atas segala bimbingan, dukungan dan arahan yang diberikan kepada
penyusun selama pengerjaan tugas ini.
3. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberi dukungan baik moril
maupun materil terutama di kala penyusun mengalami kesulitan.
4. Semua pihak yang telah membantu selama ini dan yang telah memberikan
perhatian yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa dalam pengerjaan dan penyusunan tugas akhir
ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat
penyusun harapkan untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Akhir kata, penulis
berharap laporan ini bermanfaat dan dapat bernilai guna bagi semua pihak yang
membutuhkan.
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERNYATAAN..................................................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................................. iv
INTISARI.............................................................................................................. vii
C. Produk ........................................................................................................ 13
v
BAB VIII UTILITAS ............................................................................................ 68
vi
INTISARI
Pabrik biodiesel dari biji tembakau ini dirancang dengan kapasitas 100.000
ton/tahun dan beroperasi secara kontinyu selama 330 hari/tahun dan 24 jam/hari.
Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan kapasitas, dibutuhkan 33,228
ton/jam biji tembakau dan 2,077 ton/jam metanol sebagai bahan baku utama.
Proses yang dilakukan pada pabrik ini adalah esterifikasi dan
transesterifikasi. Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi ini dijalankan pada
reactive distillation dengan menggunakan katalis padat berupa Amberlyst dan CaO.
Sebelumnya biji tembakau di ekstraksi terlebih dahulu menggunakan solven n-
heksana untuk diambil minyaknya. Biodiesel dan gliserol yang terbentuk di reactive
distillation dapat langsung dipisahkan dengan metanol sebagai bottom product.
Selanjutnya biodiesel dan gliserol dipisahkan menggunakan dekanter berdasarkan
massa jenisnya. Setelah terpisah, biodiesel disimpan dalam tangki penyimpanan
pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm.
Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Gresik, Jawa Timur, dan
mempekerjakan 219 orang karyawan. Kebutuhan energi untuk menjalankan pabrik
ini meliputi kebutuhan listrik sebanyak 518,33 kWh. Sedangkan kebutuhan air
untuk utilitas adalah sebanyak 173.973,41 kg/jam dan udara instrumen 150 m3/jam.
Untuk menjalankan produksi, dibutuhkan modal tetap sebesar Rp
US$25.281.874 + Rp41.910.560 dan modal kerja sebesar US$954.729 +
Rp238.652.694.592. Berdasarkan evaluasi ekonomi yang dilakukan, pabrik
bodiesel ini tergolong low risk dengan nilai ROI sebelum pajak 31,47%, ROI
setelah pajak 20,45%, POT sebelum pajak 2,48 tahun, POT setelah pajak 3,41 tahun
BEP 54,12%, SDP 35,41%, dan DCFRR 24,79%. Berdasarkan analisis sensitivitas,
nilai selling price yang paling mempengaruhi kelayakan ekonomi pabrik.
Berdasarkan nilai-nilai diatas, dapat disimpulkan bahwa pabrik ini menarik secara
ekonomi dan layak untuk dikaji lebih lanjut.
vii
ABSTRACT
viii
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada beberapa dekade terakhir ini, konsumsi bahan bakar fosil seperti
minyak bumi terus mengalami kenaikan. Hal itu dikarenakan pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat serta perkembangan dunia industri yang
semakin maju. Namun cadangan minyak bumi di Indonesia sendiri diperkirakan
akan habis dalam 20 tahun. Meskipun minyak bumi paling banyak digunakan,
namun dari pembakarannya menghasilkan berbagai polusi yang merupakan
penyumbang terbesar terjadinya polusi di atmosfer dan global warming. Sumber
energi terbarukan seperti diesel fuel merupakan salah satu hal yang dapat
menjadi solusi dari permasalahan tersebut.
Biodiesel merupakan salah satu jenis diesel fuel dari minyak nabati yang
dapat digunakan sebagai subtitusi dari bahan bakar fosil. Kelebihan biodiesel
dibandingkan dengan bahan bakar fosil adalah tidak menghasilkan racun,
bersifat biodegradable, bebas sulfur dan memiliki efisiensi pembakaran yang
lebih tinggi. Kuota penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel di
Indonesia sekitar 1,5 juta kilo liter namun kemampuan produksi biodiesel dalam
negeri baru mencapai 680 ribu kilo liter per tahun. Berdasarkan kondisi tersebut,
maka peluang dari produksi biodiesel masih sangat menjanjikan. Produksi dari
biodiesel diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi serta dalam
jangka waktu kedepan dapat menggantikan bahan bakar fosil sehingga dapat
mengurangi ketergantungan pada penggunaan minyak bumi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Biodiesel dapat diproduksi secara kontinyu dengan bahan baku berupa
minyak biji tembakau. Biji tembakau memiliki kandungan minyak sebesar 35%
- 49% (Onoji et al. 2016). Untuk menghasilkan minyak dari biji tembakau, maka
dapat dilakukan beberapa alternatif proses ekstraksi seperti berikut ini :
a. Ekstraksi Solven
Ekstraksi ini dilakukan dengan cara mengontakkan minyak biji tembakau
dengan solven senyawa organik selama 30 menit. Solven yang dapat
digunakan seperti n-heksana, petroleum benzene, metanol, sodium
hidroksida, dan boron trifluoride (Majdi et al., 2012). Proses ekstraksi ini
dilakukan dengan cara yang cukup sederhana dan yield yang cukup
tinggi, namun diperlukan proses pemisahan antara minyak dan solven
setelah proses ekstraksi dilakukan (Longo, 2008). Pada proses ini
O
digunakan perbandingan 1:3 (w/v) pada suhu 40 C dan akan
menghasilkan yield sekitar 86,4% (Stanisavljevic et al. n.d.). ekstraksi
dilakukan menggunakan 3 buah ekstraktor secara batch sehingga dapat
digunakan secara bergantian agar mampu mencukupi kebutuhan minyak
yang akan digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Minyak yang masih
tercampur dengan solven dan air selanjutnya akan dipisahkan dengan
minyak melalui cara diuapkan, kemudian uap tersebut akan diembunkan
dan di recycle kembali kedalam ekstraktor. Sehingga akan diperoleh
minyak biji tembakau murni yang akan digunakan pada proses
selanjutnya.
- Proses ekstraksi dijalankan pada suhu yang relatif rendah sehingga dapat
menghemat panas yang dibutuhkan serta mencegah kerusakan struktur
dari minyak biji tembakau.
Bahan baku yang memiliki kadar FFA tinggi biasanya diproses melalui
dua reaksi sekaligus. Pertama adalah tahap penurunan kadar FFA melalui reaksi
esterifikasi dan tahap kedua adalah reaksi transesterifikasi sebagai reaksi utama
produksi biodiesel. Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang terjadi antara asam
lemak bebas dengan alkohol yang menghasilkan alkil ester dan air. Pada
umumnya dalam reaksi esterifikasi digunakan katalis asam untuk mencegah
terbentuknya sabun karena bereaksi dengan FFA (Sharma et al. 2008). Berikut
ini adalah proses esterifikasi asam lemak dan metanol.
- mudah di-recovery
- kelarutan dalam minyak cukup baik dibandingkan alkohol lainnya
- mampu melarutkan dengan baik katalis basa seperti NaOH dan KOH karena
kepolarannya yang tinggi
- tidak memiliki titik azeotrop dengan air sehingga pemisahannya dengan
produk samping berupa air dapat dilakukan secara sempurna
Senyawa etanol dan butanol, meskipun memiliki toksisitas yang lebih
rendah dibandingkan metanol namun harganya lebih mahal dan yield yang
dihasilkan nilainya lebih rendah. Sehingga dari pertimbangan tersebut dipilih
metanol sebagai reaktan baik pada proses esterifikasi ataupun transesterifikasi.
Tabel 1. Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Jenis Katalis pada Proses Pembuatan Biodiesel
Katalis
Katalis Homogen Katalis Heterogen Biokatalis
Kelebihan: Kelebihan: Kelebihan:
- jumlah alkohol lebih sedikit - tidak sensitif terhadap FFA - kemurnian produk sangat tinggi
- waktu reaksi lebih singkat - reaksi esterifikasi dan transesterifikasi - tidak sensitif terhadap FFA
- transfer massa lebih baik dimungkinkan dilakukan secara bersamaan - limbah bisa langsung dibuang
- konversi tinggi - tidak perlu tahap pencucian katalis - operasi dengan suhu lebih
Kekurangan: - mudah dipisahkan dengan produk rendah
- proses pemisahan dari biodiesel rumit - katalis dapat direcovery - tidak terdapat produk samping
- sensitif terhadap FFA - lebih murah Kekurangan:
- relatif mahal - mengurangi munculnya korosi - mahal
- tidak dapat digunakan kembali Kekurangan - enzime nonaktif jika kadar air
- perlu netralisasi sebelum dibuang sebagai limbah - konversi sedang >20%
- terbatas penggunaan untuk proses kontinu
Katalis cair asam Katalis cair basa Katalis padat asam Katalis padat basa Enzim katalis
Asam Bronsted NaOH Zirconia Oksida logam MgO, Rhizopusoryzea
H2SO4, H3PO4, 2THF KOH Asam heteropoli CaO, Zeolit basa Candida rugosa
HCl, Asam Lewis NaOCH Zeolit asam, Hidrotalsit , Alumina Pseudomonas flourescence
BF3, TiCl4, HFCl4, KOCH3 Amberlyst 15 Silika Burkholderia
Dari pertimbangan tersebut, maka dipilih katalis heterogen baik untuk proses
esterifikasi ataupun transesterifikasi. Pada proses transesterifikasi digunakan katalis
asam untuk mencegah terbentuknya sabun karena reaksi dengan FFA yang
terkandung didalam minyak biji tembakau. Katalis yang digunakan adalah katalis
Amberlyst 15 dengan reaktan berupa metanol dengan perbandingan molar 1:10
(w/w). Tujuan penggunaan reaktan yang berlebih yaitu untuk menggeser
kesetimbangan reaksi ke arah produk. Konversi asam lemak yang dapat dicapai pada
reaksi ini mencapai 97%. Sementara itu, pada reaksi transesterifikasi menggunakan
katalis basa berupa CaO. Konversi katalis CaO yang dapat dicapai sebesar 95%
dengan rasio molar reaktan 1:12. Reaksi transesterifikasi ini dijalankan pada suhu 65
o
C. Kedua reaksi tersebut dijalankan pada reactive distillation column yang
dilengkapi dengan katalis pada didalamnya. Penggunaan sistem ini dapat menghemat
biaya produksi karena tidak memerlukan proses pemisahan kembali antara produk
biodiesel dan produk sampingnya. Produk samping berupa air pada proses
esterifikasi selanjutnya akan dipisahkan dengan reaktan meatanol yang jumlahnya
berlebihan, sehingga metanol dapat di-recycle untuk digunakan pada rective
distillation column untuk proses transesterifikasi
8
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB II
URAIAN PROSES
Bahan baku biji tembakau diperoleh dari petani tembakau di daerah Jawa
Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Biji tembakau sebanyak 33228,3318 kg/jam
dalam kondisi bersih dan kering, biji tembakau kemudian mengalami pengecilan
ukuran biji tembakau menjadi 30 – 40 mesh dengan menggunakan dicer. Setelah itu
biji dilewatkan pada screen unutk dipisahkan berdasarkan ukurannya. Setelah itu
dilakukan pengeringan untuk mengurangi kandungan air hingga 15% dengan
menggunakan rotary dryer. Pengeringan dilakukan dengan udara panas pada suhu
100oC untuk menguapkan air yang terkandung dalam biji tembakau hingga 10%.
Minyak biji tembakau diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan solven
organik berupa n-heksana. Biji tembakau diekstraksi dalam 3 buah extraction
chamber yang beroperasi bergantian. Ekstraksi dijalankan pada suhu 40oC dan
tekanan 1 atm. Kemudian campuran minyak biji tembakau dan solven diproses pada
oil press machine sekaligus untuk memisahkan minyak biji tembakau dengan ampas
biji tembakau. Solven N-Heksana kemudian dipisahkan dari minyak biji tembakau
dengan menggunakan menara distilasi. Minyak biji tembakau hasil ekstraksi
ditampung dalam intermediate storage sebelum diproses lebih lanjut.
Minyak biji tembakau hasil ekstraksi memiliki kandungan free fatty acid
(FFA) sekitar 35%. Penurunan kadar FFA melalui reaksi esterifikasi yaitu reaksi
yang terjadi antara asam lemak bebas dengan metanol menghasilkan air dan metanol
sisa sebagai hasil atas serta trigliserida, metil ester, dan FFA sebagail hasil bawah.
Reaksi berlangsung di Reactive Distillation Column-01 pada suhu 65 oC dan tekanan
1,2 atm. Katalis yang digunakan adalah katalis padat asam Amberlyst 15 dengan
reaktan berupa metanol dengan perbandingan molar 1:10 (w/w). Konversi asam
lemak yang didapat mencapai 97%. Pada proses esterifikasi akan dihasilkan air
sebagai produk samping. Air dan metanol akan keluar sebagai top product dari
Reactive Distillation Column-01 dan nantinya kan dipisahkan menggunakan menara
distilasi.
Reaksi utama produksi biodiesel yaitu reaksi transesterifikasi. Katalis yang
digunakan yaitu katalis padat basa berupa CaO. Reaksi antara minyak biji tembakau
dengan metanol dilakukan pada Reactive Distillation Column-02. Konversi katalis
9
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
CaO yang dapat dicapai sebesar 95% dengan rasio molar reaktan 1:12. Reaksi
dijalankan pada suhu 74,55oC. Produk hasil bawah reaksi yaitu Gliserol dan Metil
Ester sedangkan produk hasil atas yaitu Metanol. Proses transesterifikasi ini
dilakukan kembali pada Reactive Distillation Column-03 dengan kondisi yang sama
untuk mereksikan kembali trigliserida yang belum bereaksi.
10
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB III
SPESIFIKASI BAHAN
A. Bahan Baku
1. Biji Tembakau
Suhu optimum : 21-32,5oC
pH tanah optimum : 5-5,6
Densitas (25 oC) : 0,9218 g/mL
BM rata-rata : 874,3 g/gmol
Kandungan FFA : 35%
Kandungan Minyak : 35,00-49,00 %
Komposisi asam penyusun trigliserida:
a. Asam Palmitat (C15H31COOH) : 9,84%
b. Asam Palmitoleat (C15H29COOH) : 1,06%
c. Asam Stearat (C17H35COOH) : 3,91%
d. Asam Oleat (C17H33COOH) : 14,20%
e. Asam Linoleat (C17H31COOH) : 68,57%
f. Asam Linolenat (C17H29COOH) : 2,42%
2. Metanol
Rumus Molekul : CH3OH
Berat Molekul : 32,04 gr/gmol
Grade : AA
Fase (30 oC, 1 atm) : Cair
Warna : Tidak Berwarna
Titik didih : 64,5oC
Titik kritis : 240oC
Densitas : 0,59 kg/m3 (1 atm, 30oC)
Spesific grafity : 0,7915
Vapor Pressure, 20oC : 12,3 kPa
11
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
3. N-heksana
Rumus Molekul : C6H14
Berat Molekul : 86,18 gr/gmol
Fase (30 oC, 1 atm) : Cair
Warna : Tidak Berwarna
Titik didih : 68oC
Titik kritis : 243,1oC
Densitas : 0,6548 kg/m3 (1 atm, 25oC)
Spesific grafity : 0,6603
Vapor Pressure, 20oC : 17,6 kPa
Viskositas : 0.294 cP
B. Bahan Pendukung
1. Amberlyst -15
Formula : C18H18O3S
Berat molekul : 314.3987 g/gmol
Kenampakan fisik : Padatan Coklat keabu-abuan
Titik didih : 516,7 oC
Flash Point : 266.3oC
Spesific grafity : 3,33
Ukuran Partikel : 0.600 to 0.850 mm
Ukuran pori rata-rata : 300Å
Luas Permukaan : 53 m2/g
2. Kalsium Oksida
Formula : CaO
Berat molekul : 56,0774 g/gmol
Kenampakan fisik : Padatan putih
Titik didih : 2850 oC
Titik kritis :-
Titik lebur : 2572 oC
Spesific grafity : 3,33
12
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
C. Produk
1. Metil Ester (Produk Utama)
Rumus Molekul : CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2CH3
Berat Molekul : 294,4790 g/mol
Fase : cair, kuning pucat
Karakteristik : odour (berbau)
Titik Beku : -35.00 °C pada 760.00 mm Hg
Titik Didih : > 280 °C / > 536 °F
Tekanan Uap : 420 Pa pada 25 °C / 77 °F
Flash Point : > 101 °C / 214 °F
Autoignition : 261 °C / 502 °F
Rapat Massa : 860 - 900 kg/m3 pada 15 °C / 59 °F
Kelarutan : Immiscible
14
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB IV
DIAGRAM ALIR PROSES
15
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Dalam satuan kg/jam
Process Flow Diagram
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau
dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun Air
pendingin
1 2 3
CD-01
30 45 40 WI
1 1 1 HP-01
D-01 PC
6 Air AC-01 KETERANGAN GAMBAR
40 pendingin
FRC
ST-02 1 LC
ST (9) : Storage Tank
ST-01
BC-02 7 BC (2) : Belt Conveyor
Tobacco Seed BC-01 SC-01 BE-02
BE-01 30 MD-01 14 39 SC : Screener
DY-01 4
12 P-04 13 Hot Water 40
40 D : Dicer
5 40 MP-03 1 11 69
1 Hot Water 74 FC 1 1,1 1,1
30 40 DY : Rotary Dryer
0
3
LI ST-04 1,1 Ke arus 5
1 1,1 BE (2) : Bucket Elevator
BC-03 HE-02 40 HP : Hopper
N-Hexane 40
HE-01 Steam
8 ET (2) : Ekstraktor
ST-02
ST-03 Steam 1,1
40 Steam MP : Machine Press
P-01 TI TC
FI P-16 1 MD (2) : Menara Distilasi
LC LC Purging ke Incinerator RD (3) : Menara Reaktif Distilasi
ET-01 ET-02 LC
N-heksana dari
10
LC AC (5) : Accumulator
Sinoright International 40
RB-01 RB (5) : Reboiler
Trade Co., Ltd. TI TI
P-02 1 Kondensat CD(5) : Condenser
ST-05
TC TC
SP : Decanter
P-03 15 HE (14) : Heat Exchanger
317 P (12) : Pompa
1,2
Air pendingin
Air pendingin NOTASI
CD-02 CD-04 : Nomor Arus
PC PC : Suhu, oC
Air pendingin : Tekanan, atm
Air pendingin
15 16 LC
LC : Control Valve
AC-02 MD-02 AC-04 : Pressure Relief Valve
304 65 20 21
1,2 Hot Water 1,2 RD-01 64,7 : Venting
18 60 P-09
LI 19
HE-03 FC
Hot : Arus Sinyal Pneumatic
75 1,1 1
LI 17 30 P-06 Water
HE-10 41 : Arus Sinyal Listrik
30 FI 1,1
Methanol 1 1,3 P-12 Steam 70 : Arus Sinyal Langsung ke Proses
Air pendingin TI FC Steam Water 1 : Arus Proses
ST-06
ST-06 ST-07
ST-07 RC
P-05 P-11 Hot Water Ke ST-06 : Arus Utilitas
P-17 Steam CD-03 LC RB-04 42
FI 23 FI 70
TI TC PC Air
60 Kondensat 22 1
Metanol dari Air pendingin pendingin
Steam 1,2 25 48 105 KETERANGAN INSTRUMEN
PT. Kaltim LC RB-02 AC-03 LC
Metanol Industri HE-04 74,5 40
49 1,2 Purging ke incinerator
26 CD-05 FC : Flow Controller
24 Water Hot Water 1,3 RD-02
1,2 40 Ke Pengolahan Air
62 Ke ST-06 TC : Temperature Controller
358 1,2 PC
1,3 P-08 1,2 Hot Water Air
TI : Temperature Indicator
HE-05 FI 31
pendingin
Hot Water Purging ke incinerator 47 LC
Hot Water
LC : Level Controller
43
Water
27 RC HE-11 74,5 74,5 AC-05 HE-13 60 FRC : Flow Ratio Controller
P-07 74,5 Water 33
Steam LC 1,1 1,1 PC : Pressure Controller
RD-03
60 1
1 PI : Pressure Indicator
HE-06 FI TI TC Water
Steam FI P-11 1 44 Ke ST-06
WI : Weight Indicator
LC
P-10 RC 60
RB-03 SP-01 TI Steam 1,2
FI Purging ke incinerator
Water TC
28 Hot Water
29 LC RB-05 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
347 74,5 LI
Water FAKULTAS TEKNIK
1,4 HE-07 1,4 35 34 45 37
Hot Water UNIVERSITAS GADJAH MADA
Water 30 356 30
356 ST-09
ST-09 YOGYAKARTA 2017
1 Hot Water 46 1,2 1,2 1,2
HE-12 Methyl Ester P-18 Aulia Azka Januatrika
74,5
36 Sita Swadesti Asnan Putri
1,1 Hot Water 38 Rizky Putri Armandani
Steam 60 P-14 Water
HE-09 1 HE-08 30 LI
Dosen Pembimbing :
1
Water ST-08 Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., D.Eng.
NERACA MASSA DALAM SATUAN KG/JAM P-15 Glycerol P-19
Arus
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Bahan
Biji tembakau 33228,3318 28244,0820 28244,0820 28244,0820 19460,1725 16001,6016
H2O 266,8040 266,8040 2,6680 264,1360 0,2670 180,00 179,8200 0,1800 0,1800 0,1800 0,1800 2,40 0,27 0,180 161,838 17,98
N-Heksana 26351,7285 26351,7285 26351,7285 26351,7285 26351,7285 26351,7285 26325,4 26325,4 26,35 26,35 26,3517 26,3517 26,2200 0,1318 23692,839 2632,5377 23,60 2,62 0,000
Asam Palmitat 302,5178 420,9441 420,9445 420,9445 420,9445 4,2,E-04 4,2,E-04 420,94 420,94 15,97 15,97 15,97 15,97 15,97 15,9722 15,9722 4,E-04 4,E-05 16,0 15,972
Asam Palmitoleat 32,5883 45,3381 45,3381 45,3381 45,3381 4,5,E-05 4,5,E-05 45,34 45,34 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,7206 1,7206 4,E-05 5,E-06 1,7 1,721
Asam Stearat 120,2078 167,6139 167,6140 167,6140 167,6140 1,7,E-04 1,7,E-04 167,61 167,61 6,35 6,35 6,35 6,35 6,35 6,3467 6,3467 2,E-04 2,E-05 6,3 6,347
Asam Oleat 436,5603025 608,6434 608,6441 608,6441 608,6441 6,1,E-04 6,1,E-04 608,64 608,64 23,05 23,05 23,05 23,05 23,05 23,0494 23,0494 5,E-04 6,E-05 23,0 23,049
Asam Linoleat 2108,094362 2938,6295 2938,6324 2938,6324 2938,6324 2,9,E-03 2,9,E-03 2938,63 2938,63 111,30 111,30 111,30 111,30 111,30 111,3024 111,3024 3,E-03 3,E-04 111,3 111,302
Asam Linolenat 74,39971353 103,6963 103,6964 103,6964 103,6964 1,0,E-04 1,0,E-04 103,70 103,70 3,93 3,93 3,93 3,93 3,93 3,9281 3,9281 9,E-05 1,E-05 3,9 3,928
Tri Palmitat 561,8188521 781,7542 781,7542 781,7542 781,7542 781,75 781,75 781,75 781,75 39,09 39,09 39,09 1,9544 1,9544 2,0 39,088
Tri Palmitoleat 60,5211365 84,1994 84,1994 84,1994 84,1994 84,20 84,20 84,20 84,20 4,21 4,21 4,21 0,2105 0,2105 0,2 4,210
Tri Stearat 223,2430601 311,2832 311,2832 311,2832 311,2832 311,28 311,28 311,28 311,28 15,56 15,56 15,56 0,7782 0,7782 0,8 15,564
Tri Oleat 810,7548475 1130,3390 1130,3390 1130,3390 1130,3390 1130,34 1130,34 1130,34 1130,34 56,52 56,52 56,52 2,8258 2,8258 2,8 56,517
Tri Linoleat 3915,032387 5457,4602 5457,4602 5457,4602 5457,4602 5457,46 5457,46 5457,46 5457,46 272,87 272,87 272,87 13,6436 13,6436 13,6 272,873
Tri Linolenat 138,1708965 192,5791 192,5791 192,5791 192,5791 192,58 192,58 192,58 192,58 9,63 9,63 9,63 0,4814 0,4814 0,5 9,629
Metil Palmitat 4,26,E-07 4,3,E-07 4,261E-07 426,14 426,14 1,2,E-06 1173,50 1173,50 1173,50 1,2,E-06 1210,8182 1210,8182 1,1E-06 1,2E-07 1210,8 1173,499 1,056E-06 1,E-07
Metil Palmitoleat 4,59,E-08 4,6,E-08 4,59E-08 45,90 45,90 1,3,E-07 126,41 126,41 126,41 1,3,E-07 130,4337 130,4337 1,2E-07 1,3E-08 130,4 126,414 1,138E-07 1,E-08
Metil Stearat 1,69,E-07 1,7,E-07 1,693E-07 169,33 169,33 4,7,E-07 466,28 466,28 466,28 4,8,E-07 481,1279 481,1279 4,3E-07 4,8E-08 481,1 466,275 4,196E-07 5,E-08
Metil Oleat 6,15,E-07 6,1,E-07 6,15E-07 614,95 614,95 1,7,E-06 1693,38 1693,38 1693,38 1,7,E-06 1747,3189 1747,3189 1,6E-06 1,7E-07 1747,3 1693,383 1,524E-06 2,E-07
Metil Linoleat 2,97,E-06 3,0,E-06 2,97E-06 2969,52 2969,52 8,2,E-06 8177,16 8177,16 8177,16 8,4,E-06 8437,5814 8437,5814 7,6E-06 8,4E-07 8437,6 8177,164 7,359E-06 8,E-07
Metil Linolenat 1,05,E-07 1,0,E-07 1,048E-07 104,80 104,80 2,9,E-07 288,59 288,59 288,59 3,0,E-07 297,7825 297,7825 2,7E-07 3,0E-08 297,783 288,593 2,597E-07 3,E-08
Metanol 2077,3815 4463,6022 4463,6022 4463,6022 4938,7698 2675,255 3508,53 133,76 0,0134 175,4265 175,4265 4017,24 446,36 120,386 1,3E+01 0,000 2407,7293 267,53
Gliserol 798,3187 798,3187 798,3187 798,3187 39,9159 39,9159 798,32 39,916 798,32 798,319
Jumlah 33228,33 28244,08 28244,08 28244,08 26351,73 54595,81 16001,60 38594,21 38594,21 38594,21 38594,21 26325,38 26325,38 12268,83 12268,83 2077,38 4756,76 4756,76 4492,49 264,27 4938,77 12450,8 12630,6 2855,07 3508,53 13284,03 13284,03 13284,03 798,50 133,76 12527,21 175,43 175,43 12527,19 798,32 23692,84 2632,54 4043,24 449,25 120,39 13,38 12527,19 798,32 13284,03 2569,57 285,51
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB V
NERACA MASSA
16
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Screen
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
1 Biji Tembakau 33228.3318 1 Biji Tembakau 33228.3318
Total 33228.3318 Total 33228.3318
3. Rotary Dryer
% pengurangan jumlah air dalam biji = 15%
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
1 Biji Tembakau 33228.3318 1 Biji Tembakau 28244.0820
Udara panas 57732.07337 Udara panas 57732.07337
Air 4984.2498
Total 90960.4052 Total 90960.4052
4. Storage Bin
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
2 Biji Tembakau 28244.0820 3 Biji Tembakau 28244.0820
Total 28244.0820 Total 28244.0820
5. Hopper
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
3 Biji Tembakau 28244.0820 4 Biji Tembakau 28244.0820
Total 28244.0820 Total 28244.0820
6. Ekstraktor
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
4 Biji tembakau 28244.0820 Biji tembakau 19460.1725
3 N-heksana 26351.7285 Asam Palmitat 302.5178
Asam Palmitoleat 32.5883
Asam Stearat 120.2078
Asam Oleat 436.5603
Asam Linoleat 2108.0944
6 Asam Linolenat 74.3997
Tri Palmitat 561.8189
Tri Palmitoleat 60.5211
Tri Stearat 223.2431
Tri Oleat 810.7548
Tri Linoleat 3915.0324
Tri Linolenat 138.1709
17
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
N-heksana 26351.7285
Total 54595.8105 Total 54595.8105
7. Mesin press
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
Biji tembakau 19460.1725 7 Biji tembakau 16001.6016
Asam Palmitat 302.5178 Asam Palmitat 420.9441
Asam Palmitoleat 32.5883 Asam Palmitoleat 45.3381
Asam Stearat 120.2078 Asam Stearat 167.6139
Asam Oleat 436.5603 Asam Oleat 608.6434
Asam Linoleat 2108.0944 Asam Linoleat 2938.6295
Asam Linolenat 74.3997 Asam Linolenat 103.6963
6
Tri Palmitat 561.8189 8 Tri Palmitat 781.7542
Tri Palmitoleat 60.5211 Tri Palmitoleat 84.1994
Tri Stearat 223.2431 Tri Stearat 311.2832
Tri Oleat 810.7548 Tri Oleat 1130.3390
Tri Linoleat 3915.0324 Tri Linoleat 5457.4602
Tri Linolenat 138.1709 Tri Linolenat 192.5791
N-heksana 26351.7285 N-heksana 26351.7285
Total 54595.8105 Total 54595.8105
8. Menara distilasi 1
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
Asam Palmitat 420.9441 Asam Palmitat 4.209E-07
Asam Palmitoleat 45.3381 Asam Palmitoleat 4.534E-08
Asam Stearat 167.6139 Asam Stearat 1.676E-07
Asam Oleat 608.6434 13 Asam Oleat 6.086E-07
Asam Linoleat 2938.6295 Asam Linoleat 2.939E-06
Asam Linolenat 103.6963 Asam Linolenat 1.037E-07
12 Tri Palmitat 781.7542 N-heksana 26325.3768
Tri Palmitoleat 84.1994 Asam Palmitat 420.9441
Tri Stearat 311.2832 Asam Palmitoleat 45.3381
Tri Oleat 1130.3390 Asam Stearat 167.6139
Tri Linoleat 5457.4602 Asam Oleat 608.6434
Tri Linolenat 192.5791 Asam Linoleat 2938.6295
N-heksana 26351.7285 Asam Linolenat 103.6963
15 Tri Palmitat 781.7542
Tri Palmitoleat 84.1994
Tri Stearat 311.2832
Tri Oleat 1130.3390
Tri Linoleat 5457.4602
Tri Linolenat 192.5791
N-heksana 26.3517
Total 38594.2089 Total 38594.2089
18
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
9. Reactive distillation 01
Masuk Aru Keluar
Arus
Komponen (kg/jam) s Komponen (kg/jam)
Asam Palmitat 420.9441 N-heksana 26.3517
Asam
Palmitoleat 45.3381 Methanol 4463.6022
Asam Stearat 167.6139 Air 266.8040
Asam Oleat 608.6434 Metil Palmitat 4.261E-07
18 Metil
Asam Linoleat 2938.6295 Palmitoleat 4.590E-08
16 Asam Linolenat 103.6963 Metil Stearat 1.693E-07
Tri Palmitat 781.7542 Metil Oleat 6.150E-07
Tri Palmitoleat 84.1994 Metil Linoleat 2.970E-06
Tri Stearat 311.2832 Metil Linolenat 1.048E-07
Tri Oleat 1130.3390 15.9722 15.9722
Tri Linoleat 5457.4602 1.7206 1.7206
Tri Linolenat 192.5791 6.3467 6.3467
N-heksana 26.3517 23.0494 23.0494
23 Metanol 4938.7698 111.3025 111.3025
Asam Linolenat 3.9281
Metil Palmitat 426.1352
Metil
Palmitoleat 45.9048
24 Metil Stearat 169.3281
Metil Oleat 614.9512
Metil Linoleat 2969.5215
Metil Linolenat 104.8015
Tri Palmitat 781.7542
Tri Palmitoleat 84.1994
Tri Stearat 311.2832
Tri Oleat 1130.3390
Tri Linoleat 5457.4602
Tri Linolenat 192.5791
Air 0.2670
Total 17207.6019 Total 17207.6019
19
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Metil
Palmitoleat 4.590E-08 Metil Palmitat 4.261E-07
Metil
Metil Stearat 1.693E-07 Palmitoleat 4.590E-08
Metil Oleat 6.150E-07 Metil Stearat 1.693E-07
Metil Linoleat 2.970E-06 Metil Oleat 6.150E-07
Metil Linolenat 1.048E-07 Metil Linoleat 2.970E-06
Metil Linolenat 1.048E-07
N-heksana 0.1318
Total 4756.7579 Total 4756.7579
20
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
12. Dekanter
Arus Komponen Masuk (kg/jam) Arus Komponen Keluar (kg/jam)
Asam Palmitat 15.9722 Asam Palmitat 15.9722
Asam Palmitoleat 1.7206 Asam Palmitoleat 1.7206
Asam Stearat 6.3467 Asam Stearat 6.3467
Asam Oleat 23.0494 Asam Oleat 23.0494
Asam Linoleat 111.3025 Asam Linoleat 111.3025
Asam Linolenat 3.9281 Asam Linolenat 3.9281
Metil Palmitat 1173.5000 Metil Palmitat 1173.5000
Metil Palmitoleat 126.4141 Metil Palmitoleat 126.4141
Metil Stearat 466.2754 Metil Stearat 466.2754
31
Metil Oleat 1693.3842 Metil Oleat 1693.3842
30
Metil Linoleat 8177.1677 Metil Linoleat 8177.1677
Metil Linolenat 288.5927 Metil Linolenat 288.5927
Tri Palmitat 39.0877 Tri Palmitat 39.0877
Tri Palmitoleat 4.2100 Tri Palmitoleat 4.2100
Tri Stearat 15.5642 Tri Stearat 15.5642
Tri Oleat 56.5169 Tri Oleat 56.5169
Tri Linoleat 272.8730 Tri Linoleat 272.8730
Tri Linolenat 9.6290 Tri Linolenat 9.6290
Air 0.1800 Air 0.18
32
Gliserol 798.3187 Gliserol 798.3187
Total 13284.0331 Total 13284.0331
21
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
22
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB VI
NERACA PANAS
1. Rotary Dryer
Arus Komponen Qin, kcal/jam Arus Komponen Qout, kcal/jam
1 Biji Tembakau 13571.1381 1 Biji Tembakau 49121.7920
Beban udara panas 41593.6006 Air 6042.9467
Total 55164.7386 Total 55164.7386
2. Ekstraktor
Arus Komponen Qin, kcal/jam Arus Komponen Qout, kcal/jam
4 Biji tembakau 36107.0646 Biji tembakau 24877.7675
3 N-heksana 78.7756 Asam Palmitat 386.7316
Asam Palmitoleat 41.6601
Asam Stearat 153.6708
Asam Oleat 558.0883
Asam Linoleat 2694.9375
Asam Linolenat 95.1108
6
Tri Palmitat 718.2158
Tri Palmitoleat 77.3688
Tri Stearat 285.3886
Tri Oleat 1036.4496
Tri Linoleat 5004.8839
Tri Linolenat 176.6344
N-heksana 78.7756
Total 36185.8402 Total 36185.6833
3. Mesin press
Arus Komponen Qin, kcal/jam Arus Komponen Qout, kcal/jam
Biji tembakau 24877.7675 7 Biji tembakau 20456.3512
Asam Palmitat 386.7316 Asam Palmitat 539.0030
Asam Palmitoleat 41.6601 Asam Palmitoleat 58.0633
Asam Stearat 153.6708 Asam Stearat 214.1770
Asam Oleat 558.0883 Asam Oleat 777.8296
Asam Linoleat 2694.9375 Asam Linoleat 3756.0405
Asam Linolenat 95.1108 Asam Linolenat 132.5597
6
Tri Palmitat 718.2158 8 Tri Palmitat 1001.0056
Tri Palmitoleat 77.3688 Tri Palmitoleat 107.8319
Tri Stearat 285.3886 Tri Stearat 397.7573
Tri Oleat 1036.4496 Tri Oleat 1444.5407
Tri Linoleat 5004.8839 Tri Linoleat 6975.5037
Tri Linolenat 176.6344 Tri Linolenat 246.1823
N-heksana 78.7756 N-heksana 78.7756
Total 36185.6833 Total 36185.6215
23
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
4. Dekanter
Aru Masuk Aru Keluar
s Komponen (kg/jam) s Komponen (kg/jam)
Asam Palmitat 20.4185 Asam Palmitat 20.4185
Asam Asam
Palmitoleat 2.1996 Palmitoleat 2.1996
Asam Stearat 8.1135 Asam Stearat 8.1135
Asam Oleat 29.4658 Asam Oleat 29.4658
Asam Linoleat 142.2865 Asam Linoleat 142.2865
Asam Linolenat 5.0216 Asam Linolenat 5.0216
Metil Palmitat 1500.1141 Metil Palmitat 1500.1141
Metil Palmitoleat 161.5977 Metil Palmitoleat 161.5977
Metil Stearat 596.0819 31 Metil Stearat 596.0819
30 Metil Oleat 2164.7989 Metil Oleat 2164.7989
Metil Linoleat 10453.5393 Metil Linoleat 10453.5393
Metil Linolenat 368.9305 Metil Linolenat 368.9305
Tri Palmitat 50.0503 Tri Palmitat 50.0503
Tri Palmitoleat 5.3916 Tri Palmitoleat 5.3916
Tri Stearat 19.8879 Tri Stearat 19.8879
Tri Oleat 72.2271 Tri Oleat 72.2271
Tri Linoleat 348.7753 Tri Linoleat 348.7753
Tri Linolenat 12.3091 Tri Linolenat 12.3091
Air 3.3026 Air 3.30256715
32
Gliserol 2.3865 Gliserol 2.3865
Total 15966.8981 Total 15966.8981
27
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
29
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
30
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
32
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB VII
SPESIFIKASI ALAT
33
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
3. Dicer (D-01)
a. Tugas : Memotong biji tembakau sebanyak 33228.332 kg/jam
dengan diameter rata-rata 2 mm menjadi berdiameter 0,41 mm.
b. Jenis alat : Roll dicer
c. Bahan : Carbon steel SA-283 Grade A
d. Kondisi operasi :
Tekanan operasi = 1 atm
Suhu operasi = 30 oC
e. Dimensi :
Panjang = 1,48 m
Lebar = 0,8 m
Ketinggian =1m
f. Jumlah : 4 buah
g. Harga satuan :$ 30533
4. Screen (SC-01)
a. Tugas : Memisahkan biji tembakau sebagai hasil Oversize (tidak
lolos 16 mesh) dengan Undersize (lolos 16 mesh) yang berasal dari dicer
sebanyak 33228.332 kg/jam untuk kemudian diumpankan ke rotary dryer.
b. Jenis alat : Vibrating screen
c. Bahan : Carbon steel SA-283 Grade A
d. Kondisi operasi :
Tekanan operasi = 1 atm
Suhu operasi = 30 oC
e. Dimensi :
Luas permukaan = 55,729 m2
d. Jumlah : 1 buah
f. Harga satuan : $152700
6. Dryer (DY-01)
a. Tugas : Mengeringkan biji tembakau sebanyak 33228.332 kg/jam
dari kandungan air 25% hingga 10%.
b. Jenis alat : Rotary dryer
c. Bahan : Carbon steel SA-283 Grade C
d. Kondisi operasi :
Tekanan operasi = 1 atm
Suhu udara masuk = 100 oC
Suhu udara keluar = 50 oC
Suhu biji tembakau masuk = 30 oC
Suhu biji tembakau keluar = 45 oC
e. Dimensi :
Panjang = 35,3345 m
Diameter = 3,1765 m
Tebal dinding = 0.25 in
f. Jumlah : 4 buah
g. Harga satuan : $75100
35
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Suhu operasi = 40 oC
e. Dimensi :
Diameter thread = 55 mm
Diameter shaft = 90 mm
Diameter dalam barrel = 166 mm
Luas tekan = 7771,5 mm2
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 4500
Lebar = 29 m
Panjang = 15 m
Tinggi = 15 m
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : Rp 492.750.000,00
Shell : ID = 23.25 in
Jarak baffle = 17.4375 in
Tube : OD = 0.75 in
BWG = 10
Panjang =8
Pitch = 1 square pitch
Jumlah pipa = 308
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 21500
44
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
46
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
47
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Panjang : 46.7ft
Hairpin : 48 ft (2 hairpin dengan panjang standar 12 ft)
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 1200
ID shell = 12in
OD tube = 1 in
Luas transfer panas = 172,788 ft2
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 27400
f. Jumlah : 1 buah
Harga satuan : $ 54000
e. Dimensi :
Panjang = 3,8014 ft
Diameter = 2,5343 ft
Tebal head = 3/16 in
Tebal shell = 3/16 in
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 9500
53
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
54
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
ID shell = 39 in
OD tube = 1 in
Luas transfer panas = 4812,9312 ft2
f. Jumlah : 1 buah
Harga satuan : $ 97700
Diameter = 9.144 m
Tebal head = 0,63 in
Tebal bottom = 0,31 in
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 86600
d. Kondisi operasi :
Fluida di tube = steam
Fluida di shell = bottom MD-01
e. Dimensi :
ID shell = 33 in
OD tube = 1 in
Luas transfer panas = 2406,1360 ft2
f. Jumlah : 1 buah
g. Harga satuan : $ 88800
b. Jenis alat : Centrifugal Pump axial flow impeller, single stage pump
c. Bahan pipa : Carbon Steel SA-285
d. Kondisi operasi :
Tekanan masuk = 1 atm
Tekanan keluar = 1,1 atm
Suhu = 30 oC
e. Dimensi :
Diameter pipa = 4,026 in
Putaran spesifik = 8518,2136 rpm
Head = 8,2577 m
Power standar = 3 Hp
Motor = 220 V AC, 1 fase, 50 Hz,
f. Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
g. Harga satuan : $ 7500
61
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Head = 6,6849 m
Power standar = 2 Hp
Motor = 220 V AC, 1 fase, 50 Hz,
f. Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
g. Harga satuan : $ 2400
Suhu = 300 oC
e. Dimensi :
Diameter pipa = 2,469 in
Putaran spesifik = 4566,744 rpm
Head = 8,9047 m
Power standar = 2 Hp
Motor = 220 V AC, 1 fase, 50 Hz,
f. Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
g. Harga satuan : $ 5600
d. Kondisi operasi :
Tekanan masuk = 1,2 atm
Tekanan keluar = 1,2 atm
Suhu = 350 oC
e. Dimensi :
Diameter pipa = 2,067 in
Putaran spesifik = 4563,355 rpm
Head = 9,019 m
Power standar = 2 Hp
Motor = 220 V AC, 1 fase, 50 Hz,
f. Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
g. Harga satuan : $ 4900
67
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB VIII
UTILITAS
68
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
69
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Berdasarkan tabel di atas, maka kebutuhan total steam untuk proses dan
deaerator adalah 39.740,2 kg/jam. Boiler yang digunakan mampu
menguapkan 100% dari BFW, sedangkan blowdown dilakukan secara
berkala. Setelah steam keluar dari boiler, sebesar 35482,3352 kg/jam
digunakan pada proses sedangkan sebanyak 4257,8799 kg/jam steam masuk
ke deaerator untuk emlucuti oksigen. Kondensat dari steam sebanyak 90%
direcycle kembali menuju deaerator kemudian diumpankan kembali
keboiler, tetapi tetap dibutuhkan air make-up untuk mengganti air umpan
70
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
boiler maupun steam yang hilang karena bocor di pipa dan alat proses.
Asumsi steam yang hilang pada proses adalah 10%, yaitu sebanyak
8515,7598 kg/jam. Berdasarkan estimasi yang dilakukan, jumlah kebutuhan
air total untuk pembuatan steam adalah 12773,6397 kg/jam.
1. Proses sedimentasi
Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan air ke dalam sebuah kolam
sedimentasi dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Proses ini bertujuan untuk
mengendapkan lumpur, pasir, dan partikulat yang berasal dari sungai.
71
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Kecepatan pengendapan pada tahap ini bergantung pada, berat jenis, bentuk
dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam pengendap.
2. Proses klarifikasi
Proses ini mencakup penghilangan padatan terlarut (total dissolved
solid), partikel kecil (total suspended solid) dan partikel-partikel koloid
lainnya. Proses mengalami 3 tahapan, yaitu
a. Tahap koagulasi
Pada tahap ini, air diproses dengan menambahkan zat kimia penetral
muatan (koagulan) menggunakan sistem pengadukan cepat (rapid
mixing) agar pencampuran baik. Air yang kotor atau keruh umumnya
karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh
gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Hasil
dari penambahan koagulan adalah terbentuknya flok yang akan
dilanjutkan dengan tahap flokulasi. Pada proses koagulasi, air
direaksikan dengan bahan kimia, seperti aluminium sulfat (Al2(SO4)3)
dan soda abu (Na2CO3). Reaksi yang terjadi adalah :
Al2(SO4)3 + 3 Na2CO3 + 3 H2O → 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3 CO2
b. Tahap flokulasi
Proses flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar dan
berat (partikel flok) sehingga akirnya dapat diendapkan karena gaya
gravitasi. Di proses ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (slow
mixing). Gradien kecepatan ppengaduk diturunkan secaraa perlahan agar
gumpalan yang telah terbentuk tidak pecah dan bergabung dengan
gumpalan yang lebih besar.
c. Tahap pengendapan
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di
dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air.
Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
72
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
3. Proses filtrasi
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silika. Proses ini ditujukan
untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
4. Proses demineralisasi
Kesadahan dalam air dapat menimbulkan terjadinya scale pada boiler.
Hal ini akan berdampak pada overheating pada daerah tertentu dan dapat
mengakibatkan kebocoran-kebocoran pada tube. Proses demineralisasi
bertujuan untuk menghilangkan ion-ion yang terkandung dalam air umpan
boiler dengan cara memindahkannya pada material padat yang disebut ion
exchange. Unit ini terdiri dari:
▪ Cation Exchanger
Resin penukar ion positif atau lebih dikenal dengan cation exchanger
pada umumnya adalah asam kuat yang dapat menghilangkan seluruh ion
positif yang terkandung dalam air dan asam lemah yang hanya dapat
menghilangkan sebagian kesadahan dalam air yang umumnya berbentuk
alkinitas. Cation exchanger berisi resin yang berfungsi untuk
menghilangkan kesadahan yang disebabkan oleh kation-kation yang
terkandung di dalam air, antara lain: ion Ca2+, Mg2+, Na+, K+, Fe2+, Mn+,
dan Al3+. Secara sederhana, reaksi pertukaran ion positif dapat dilihat
seperti di bawah ini
Ion logam positif digantikan oleh ion H+ dari resin sehingga air
yang dihasilkan akan bersifat asam. Apabila pH air yang keluar melebihi
batas toleransi, berarti resin yang ada telah jenuh dan perlu diregenerasi.
Karena itu, cation exchanger perlu diregenerasi dengan mengalirkan
73
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
larutan HCl. Ion H+ dari H2SO4 akan menggantikan ion positif dalam
resin sehingga resin dapat digunakan kembali.
▪ Anion Exchanger
Air yang keluar dari cation exchanger kemudian diumpankan ke
anion exchanger untuk dihilangkan anionnya, antara lain: HCO3-, CO32-
, SO42-, Cl-, NO3-, dan SiO3-. Reaksi yang terjadi secara umum adalah :
Ion-ion negatif digantikan dengan ion OH- dari resin sehingga air
yang sebelumnya bersifat asam akan menjadi netral. Apabila pH air yang
keluar melebihi batas toleransi, berarti resin telah jenuh dan perlu
diregenerasi. Karena itu, anion exchanger perlu diregenerasi dengan
mengalirkan larutan NaOH. Ion OH- dari NaOH akan menggantikan
ion-ion negatif dalam resin sehingga resin dapat digunakan kembali.
5. Proses klorinasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme, bakteri, dan
alga yang terkandung di dalam air. Spesifikasi air minum (housing water)
harus terbebas dari mikroorganisme tersebut. Bahan kimia yang ditambahkan
adalah kaporit (CaOCl2).
74
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Deskripsi Proses
Air dari Sungai Bengawan Solo dilewatkan pada screen dan di pompa
dengan PU-01 untuk dialirkan menuju Bak Sedimentasi untuk diendapkan
lumpurnya. Kemudian air dipompa menuju Pre-mix Tank untuk
mengendapkan padatan terlarut dengan penambahan koagulan beruba
Al(SO4)3 dan Na2CO3. Selanjutnya air dipompa menuju Clarifier untuk
mengendaplam flok yang terbentuk dari Pre-mix Tank. Air keluaran
Clrarifier dipompa menuju Sand Filter dan Carbon Filter untuk menyaring
suspended solid, gas klorin atau oksidan lainnya dihilangkan dengan
isian filter berupa pasir silika, karbon aktif, dan antrasit. Setelah melewati
tahap filtrasi, air dipompa menuju Filtered Water Tank sebelum
didistribusikan ke didistribusikan ke Cold Basin, Kation Exchanger, dan
Tangki Klorinasi.
Pada Tangki Klorinasi, air keperluan umum dan sanitasi ditambahkan
Ca(OCL)2 yang berfungsi sebagai disinfektan pada air. Setelah itu, Air
dipompa menuju Bak Distribusi sebelum dialirkan untuk kebutuhan rumah
tangga dan perkantoran.
Dari Filtered Water Tank, air juga dipompa menuju Cold Basin. Dari
Cold Basin air digunakan untuk proses. Setelah digunakan untuk proses air
ditampung di Hot Basin untuk selanjutnya dipompa menuju Cooling Tower
untuk diturunkan suhunya.
Untuk kebutuhan BFW, air dilewatkan pada Kation dan Anion
Exchanger untuk proses demineralisasi. Air disimpan terlebih dahulu dalam
Tangki Demin Water yang kemudian akan dipompa menuju Deaerator
untuk menghilangkan gas-gas O2 dan CO2. Air yang sudah melewati
Deaerator akan ditampung terlebih dahulu dalam Tangki Boiler Water Feed
sebelum dipompa menuju boiler. BFW kemudian akan diubah menjadi
steam yang akan digunakan untuk proses. Steam yang telah digunakan
untuk pemanasan akan mengembun. Sebanyak 90% kondensat akan
ditampung di Tangki Kondensat dan kemudian akan diregenerasi kembali
di boiler.
75
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
76
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
77
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Total dissolved solid (TDS) dan total suspended solid (TSS) dalam
jumlah sedikit yang masih terdapat dalam BFW tidak ikut menguap, sehingga
jika dibiarkan terus-menerus akan terjadi akumulasi di dalam boiler.
Akumulasi TDS dan TSS dalam boiler akan menyebabkan timbulnya kerak,
sehingga dapat mengganggu laju aliran air, menurunkan efisiensi boiler, dan
heat carryover. Untuk menghindarinya, dilakukan blowdown yaitu
membuang sebaian cairan untuk mencegah akumulasi padatan secara
berkala.
udara tekan sebesar 195 kg/jam (ρ=1,3 kg/m3). Untuk menyediakan udara tekan,
digunakan alat dalam utilitas penyedia udara tekan yaitu:
b. Ketersediaan Udara
Tekanan = 1 atm
Suhu (Tin) = 28ºC = 301 K
Relative Humidity = 79,5%
Kebutuhan udara dari lingkungan = 165 m3/jam
Kecepatan udara masuk (mol) = 6700,6165 mol/jam
Kecepatan udara masuk (massa) = 194,3179 kg/jam
79
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝛾−1
𝑇𝑜𝑢𝑡 = 𝑇𝑖𝑛 𝑥 ( ) 𝛾
𝑃𝑖𝑛
80
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Pengaduk ET-01/02 44
Rotary Dryer DY-01 50
DY-02 50
Oil Press ET-03 5
Dicers D-01 20
2. Kebutuhan Utilitas
Jenis Alat Kode Alat Daya, HP
Pompa PU-01 10
PU-02 2
PU-03 3
PU-04 2
PU-05 0,5
PU-06 1
PU-07 1,5
PU-08 1
PU-09 1,5
PU-10 0,5
PU-11 0,5
PU-12 7,5
PU-13 7,5
PU-14 5
Pengaduk Clarifier 10
Pengaduk Klorinasi 1
Kompressor Udara 10
Fan Cooling Tower 36
100.5
Keterangan: P = pompa, B = blower, PU = pompa utilitas
3. Instrumentasi
(25% dari kebutuhan listrik proses dan utilitas)
Kebutuhan listrik instrumentasi 78,75 HP
4. Keperluan Umum
Daya, HP
Pos Jaga, Musholla
10
Kantin
Kantor, Ruang
25
Pertemuan
Ruang kontrol 15
82
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Laboratorium 10
Workshop 15
Lain-Lain 10
5. Penerangan
Area Pabrik 50 HP
Perkantoran 50 HP
Sehingga untuk kebutuhan normal, kebutuhan listrik adalah sebagai berikut
Kebutuhan Alat 315,5 HP
Instrumentasi 78,75 HP
Keperluan Umum 85 HP
Penerangan Pabrik 50 HP
Perkantoran 50 HP
TOTAL 579,25 HP
Over design 20%
Kebutuhan total 695,1 HP
518,33 kW
Agar pabrik dapat tetap berjalan meskipun terjadi pemadaman listrik dari PLN,
maka diperlukan Diesel Engine Generator. Untuk kebutuhan saat PLN
mengalami gangguan, kebutuhan listrik adalah sebagai berikut
Kebutuhan Alat 315,5 HP
Instrumentasi 78,75 HP
Keperluan Umum 85 HP
Penerangan Pabrik 25 HP
Perkantoran 25 HP
TOTAL 554,25 HP
403,30 kW
83
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BOILER UTILITAS
85
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
: 0,81089
Berdasarkan komposisi petroleum oil diatas, dapat ditentukan nilai Gas
Heating Value (GHV) dari fig. 27-3 (Perry)
86
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
H2 yang terdapat dalam bahan bakar dapat bereaksi dengan udara, reaksi
yang terjadi:
1
𝐻2 (𝑔) + 𝑂 → 𝐻2 𝑂(𝑔)
2 2 (𝑔)
Panas pengembunan H2O pada kondisi pembakaran industrial fuel:
(Hv) = 1.058,2 BTU/lb = 8825,388 BTU/US gal
Sehingga, Netto Heating Value dapat dihitung dengan persamaan:
𝑁𝐻𝑉 = 𝐺𝐻𝑉 − 𝐻𝑣 𝑥 % 𝐻2
𝑁𝐻𝑉 = 19044,7035 /US gal
Sehingga, kebutuhan bahan bakar dapat dihitung dengan persamaan:
𝑄
𝑉=
𝑁𝐻𝑉 𝑥 𝜂
Asumsi : efisiensi bahan bakar yang diambil = 50%
Beban panas yang didapat dari perhitungan berikut ini :
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 = 𝑚×𝐶𝑝×(𝑇2 − 𝑇1 ) + 𝑚×𝜆
Dengan, m = massa untuk steam, kg/jam
Cp = kapasitas panas air, kJ/kg K
𝜆 = entalpi penguapan, kJ/kg
87
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
T2 = suhu steam, oC
T1 = suhu air, oC
Dari perhitungan diperoleh beban pemanas :
Q = 198159880,99 BTU/jam
Sehingga, didapat kebutuhan bahan bakar sebesar :
V = 1524,307 gal/jam
maka,
D = 4,7369 m
H = 7,1055 m
BHP = 1,2318 HP
Cooling tower merupakan alat yang penting dalam industri kimia. Alat ini
berfungsi sebagai pendingin cooling water yang telah dipakai untuk proses
pendinginan dalam proses. Air keluaran cooling tower akan digunakan kembali
sebagai pendingin, tetapi karena adanya perbedaan konsentrasi antara cairan dan
udara, maka ada sebagian air yang hilang terbawa keluar oleh udara, maka dari
itu kita membutuhkan air make-up agar air pendingin proses selalu tetap
jumlahnya.
Dasar operasi cooling tower adalah air pendingin yang bersuhu tinggi di
semprotkan dari bagian atas cooling tower dan dikontakkan dengan udara kering
yang masuk melalui bagian samping cooling tower. Proses tersebut
mengakibatkan suhu air pendingin turun, sehingga dapat dsirkulasikan kembali
menuju alat-alat proses. Biasanya cooling tower berisikan bahan isian untuk
memperluas kontak antara cairan dan udara, bahan isian ini biasanya terbuat dari
plastik atau kayu yang sudah di-treatment. Bahan isian yang biasanya digunakan
adalah PVC dan polypropilene.
Di dalam cooling tower, suhu air pendingin mengalami penurunan suhu.
Suhu air pendingin tersebut dapat turun akibat dari 2 hal, yaitu:
• Naiknya suhu udara yang masuk melalui bagian samping cooling tower.
Udara yang berkontak dengan air yang bersuhu tinggi, akan mengalami
kenaikan seiring dengan penurunan suhu air. Akan tetapi panas sensibel
yang dilepaskan tidak telalu memberikan dampak besar dalam penurunan
suhu air.
• Proses perpindahan massa dari badan cairan menuju badan udara, melalui
proses penguapan. Proses penguapan ini membutuhkan panas, panas yang
diperlukan diambil dari badan cairan sendiri, sehingga badan cairan
kehilangan panas sebesar panas penguapan, hal ini mengakibatkan suhu
badan cairan turun. Panas laten dari proses penguapan cukup besar,
sehingga suhu air akan turun.
90
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
massa ini berlangsung dalam bentuk penguapan. Jenis cooling tower sendiri
terbagi menjadi 2 berdasarkan prinsip kerjanya, ada cooling tower yang bekerja
secara konveksi alamiah dan ada juga yang bekerja berdasarkan konveksi
paksaan. Cooling tower yang dipilih adalah yang bekerja dengan konveksi
paksaan, sehingga optimasi dari laju udara keluar dan suhu cairan keluar dapat
dikontrol. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi konveksi paksa, kita
membutuhkan fan yang dipasang dibagian atas cooling tower. Perancangan
cooling tower adalah menentukan tinggi menara agar dapat menurunkan suhu air
sehingga mencapai suhu yang diinginkan. Data yang diperlukan adalah kondisi
udara masuk, sehingga dapat diketahui jumlah air yang hilang selama
pendinginan. Jika kita mengetahui jumlah air yang hilang, maka kita akan
mengetahui jumlah make up water yang diperlukan agar jumlah air pendingin
selalu tetap.
91
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
92
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
e. Limbah metanol
Limbah metanol hasil purging dari MD-02, RD-02, dan RD-03 dialirkan ke
unit pengolahan limbah untuk dibakar di incinerator. Hasil dari pembakaran
menghasilkan limbah partikel dan limbah gas. Limbah partikel diatasi
dengan baghouse filter dan scrubber. Sedangkan limbah gas diatasi dengan
alkali scrub solution.
f. Limbah N-Hexane
Limbah n-heksana hasil purging dari MD-01 dialirkan ke unit pengolahan
limbah untuk dibakar di incinerator. Hasil dari pembakaran menghasilkan
limbah partikel dan limbah gas. Limbah partikel diatasi dengan baghouse
filter dan scrubber. Sedangkan limbah gas diatasi dengan alkali scrub
solution.
Secara umum air limbah yang berasal dari setiap kegiatan di pabrik ini harus
diolah agar dapat dibuang ke lingkungan dengan kisaran parameter air yang
diizinkan. Adapun langkah-langkah proses waste water treatment adalah sebagai
berikut :
1. Bak ekualisasi
Limbah yang berasal dari unit proses dan unit recovery dialirkan ke
kolam ekualisasi yang berfungsi sebagai penampung atau pencampur antara
limbah cair dengan minyak yang kemudian dialirkan menuju oil separator.
2. Oil separator
Oil separator berfungsi memisahkan limbah dari oli secara fisika
berdasarkan perbedaan berat jenis. Minyak akan dialirkan ke dalam tangki
minyak dan jika penuh akan dibuang dan kemudian dibakar. Sedangkan
limbah yang tidak mengandung minyak akan dialirkan menuju treatment
flocculant.
3. Treatment flocculant
Pada tahap ini, limbah dicek pH-nya, apabila pH asam maka
ditambahkan kapur dan apabila terlalu basa penambahan kapur dihentikan
atau ditambahkan asam. Selain itu dilakukan penambahan Poly Aluminium
Chloride (PAC) dan Poly Electrolyte Anionic (PEA) yang berfungsi untuk
membentuk flok-flok berukuran besar.
93
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
4. Sedimentasi I
Pada tahap ini diharapkan semua floc yang terbentuk akan terpisah
dengan scrapper. Endapan yang tertinggal harus dibuang dengan pompa
menuju belt press filter. Proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar Total
Suspended Solid (TSS).
5. pH control
pH control berfungsi untuk mengontrol pH yang agak basa setelah
mengalami proses koagulasi-flokulasi dengan menambahkan larutan asam
sulfat untuk menetralkan pH.
6. Biological treatment
Proses pengolahan secara biologis ini dipengaruhi oleh jumlah dan
konsentrasi air limbah. Pada tahap ini dilakukan proses penambahan
oksigen dan pertumbuhan bakteri. pH limbah harus netral dan bakteri harus
diberi nutrisi berupa TSP (phospat) dan urea. Bakteri yang digunakan pada
tahap ini adalah bakteri aerob jenis concorcia, dimana suplai oksigen berasal
dari pompa aerator. Semua parameter air buangan seperti COD, BOD, TSS,
TS dan pH diharapkan telah memenuhi spesifikasi yang diinginkan setelah
melalui tahap ini.
7. Sedimentasi II
Kondisi limbah akan berubah karena adanya peruraian oleh bakteri.
Tidak terjadi bau karena peruraian yang sempurna oleh bakteri ini, namun
akan terbentuk endapan. Pada tahap ini endapan dipisahkan dan effluent
dialirkan secara overflow. Pada tahap ini limbah juga bisa digunakan lagi
sebagai treated water. Motor scrapper secara terus menerus dijalankan
karena berfungsi untuk mengendapkan lumpur dan busa yang timbul di
permukaan.
8. Belt Press Filter
Lumpur yang dihasilkan dari kolam sedimentasi I dan II dimasukkan
pada Belt Press Filter sebagai alat untuk memisahkan air dan sludge. Sludge
akan dialirkan melalui conveyor untuk pengeringan lebih lanjut.
Selanjutnya digunakan untuk membuat pupuk, sedangkan air dikirim ke bak
ekualisasi.
94
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
3. Limbah padat
Limbah padat yang berasal dari proses adalah biomassa biji tembakau
dimana pengelolaannya setelah dikeringkan biomassa dapat dijual sebagai bahan
baku pembuatan bioetanol. Limbah padat berupa lumpur/pasir yang dihasilkan
dari unit pengolahan air dimanfaatkan sebagai penimbun. Adapun limbah padat
yang berasal dari toilet disalurkan ke septic tank. Pengolahan dengan cara
penimbunan tidak boleh mengambil lokasi di dekat sumber air atau lokasi serapan
air tanah.
95
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
PERHITUNGAN ALAT
SCREENER
Dipilih screen dengan ukuran wire 10, 60, dan 200 mesh.
Massa air = 113.512,9880 kg/jam
Flowrate = 0,0315 m3/s
Kecepatan alir = dipilih 1 m/s
A = 0,0315 m2
= 31.531 mm2
96
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
KOLAM SEDIMENTASI
vt = 0,00634 m/s
Re = 0,5325
Bilangan Reynold lebih kecil dari 1, sehingga asumsi laminer benar.
Agar semua padatan dengan diameter 45 µm, terendapkan semua, vo < vt
vo = 0,00634 m/s
Waktu tinggal air dalam bak/kolam berkisar antara 4-24 jam (Powell, 1954). Pada
97
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
perancangan kolam sedimentasi ini, diambil waktu tinggal air selama 4 jam,
sehingga dengan overdesign 20% didapatkan volume kolam 544,8671 m3.
Dengan asumsi panjang = lebar = 2 tinggi, didapatkan
t = 5,1453 m ≈ 6 m
p = 10,2906 m ≈ 11 m
l = 10,2906 m ≈ 11 m
t settling = 788,8127 s = 13,1469 menit.
98
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Dosis = 40 ppm
Kebutuham alum = 4,5406 kg/jam
Waktu penyimpanan = 7 hari
Massa alum = 762,8140 kg
ρ alum = 2710 kg/m3
Massa air = 14493,4660 kg
ρ air = 1000 kg/m3
Over design = 20%
Volume larutan = 17,7299 m3
Dimensi
Berdasarkan tabel pada (Rase, 1977), diperoleh:
Dt/Di = 2.5 - 3.5
ZL/Di = 2,7-3,9 wb
Zi/Di = 0.75-1.3
W/Di = 0.17
h = 0.2 Di
Zl L Zr
L = 0.25 Di
wi
3
Vc 14,7749 m Zi Di
Dt 2,4369 m
ZL 3,1695 m
Dt
Di 0,8123 m
Zi 1,0560 m
Wb 0,1015 M
baffle 4,0000
Wi 0,1625 M
99
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Vt 17,7299 m3
Zt 3,8015 m
Jumlah pengaduk
Zl = 3,1695 m
sg =1
WELH = Zl . sg
= 3,1695 m
𝑾𝑬𝑳𝑯
Jumlah pengaduk =
𝑰𝑫
= 1,3007 ≈ 2 buah
NRe = 1100784,1160
Jenis pengaduk yang dipilih adalah jenis turbine with 6 curved blades.
Berdasarkan
grafik 477 (Brown,1950) didapatkan nilai Np = 4.
P = 6,5684 kW
Efisiensi = 80%
P total = 8,2104 kW = 10,9473 HP
P standard = 15 HP
100
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Spesifikasi :
Lama penyimpanan = 12 hari
Over Design = 20 %
Kapasitas = 17,7299 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 1,78 m ≈ 2 m
H = 1,78 m ≈ 2 m
101
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Dosis = 9 ppm
Kebutuhan Na2CO3 = 1,0216 kg/jam
Waktu penyimpanan = 7 hari
Massa Na2CO3 = 171,6331 kg
ρ Na2CO3 = 2533 kg/m3
Massa air = 3261,0298 kg
ρ air = 1000 kg/m3
Over design = 20%
Volume larutan = 3,9945 m3
Dimensi
Berdasarkan tabel pada (Rase, 1977), diperoleh:
Dt/Di = 2.5 - 3.5
ZL/Di = 2,7-3,9
Zi/Di = 0.75-1.3
W/Di = 0.17
h = 0.2 Di
L = 0.25 Di
Vc 3,3288 m3
Dt 1,4828 m
ZL 1,9286 m
Di 0,4943 m
Zi 0,6425 m
Wb 0,0618 m
102
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
baffle 4,0000
Wi 0,0989 m
Vt 3,9945 m3
Zt=r 2,3132 m
103
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Jumlah pengaduk
Zl = 1,9286 m
sg =1
WELH = Zl . sg
= 1,9286 m
𝑾𝑬𝑳𝑯
Jumlah pengaduk = 𝑰𝑫
= 1,3007 ≈ 2 buah
NRe = 669816,1034
Jenis pengaduk yang dipilih adalah jenis turbine with 6 curved blades. Berdasarkan
grafik 477 (Brown,1950) didapatkan nilai Np = 5.
P = 3,0400 kW
Efisiensi = 80%
P total = 3,8000 kW = 5,0667 HP
P standard = 7,5 HP
104
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1
Spesifikasi :
Lama penyimpanan = 12 hari
Over Design = 20 %
Kapasitas = 17,7299 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 2,83 m ≈ 3,0 m
H = 2,83 m ≈ 3,0 m
105
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
PRE-MIX TANK
111,2445 kg/jam
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air yang diolah (W) = 113.625,2317 kg/jam
Total Laju Alir Massa (Wtot) = Jumlah air yang diolah + massa larutan Al2(SO4)3
= 111,2445 kg/jam
Dengan asumsi air memiliki kadar yang sangat besar, massa jenis air dapat diasumsi
sebesar 1000 kg/m3.
ZL/Di = 2,7-3,9
106
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Zi/Di = 0.75-1.3
W/Di = 0.17
h = 0.2 Di
L = 0.25 Di
wb
Zl L Zr
wi
Zi Di
Dt
Vc 0,0093 m3
Dt 0,2086 m
ZL 0,2713 m
Di 0,0695 m
Zi 0,0904 m
Wb 0,0087 m
baffle 4,0000
Wi 0,0139 m
Vt 0,0116 m3
107
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Zt 0,3390 m
Jumlah pengaduk
Zl = 0,2713 m
sg =1
WELH = Zl . sg
= 0,2713 m
𝑾𝑬𝑳𝑯
Jumlah pengaduk = 𝑰𝑫
= 1,3007 ≈ 2 buah
Kecepatan putaran pengaduk
NRe = 94366,6691
Jenis pengaduk yang dipilih adalah jenis turbine with 6 curved blades. Berdasarkan
grafik 477 (Brown,1950) didapatkan nilai Np = 4.
P = 48,2056 W
Efisiensi = 80%
P total = 0,0603 kW = 0,0803 HP
P standard = 1 HP
108
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
CLARIFIER
Tugas : Mengendapkan flok yang terbentuk pada pencampuran air dengan tawas dan
Na2CO3
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Massa = 113625,2317 kg/jam
Dimensi
Kecepatan Penjernihan Air dalam Clarifier yaitu berkisar antara 1 - 1,3 m3/jam.m2 (Tabel
19-8, Perry., hal 19-64).
A = 113,6252 m2
D = 6,0155 m
Untuk Circular Clarifier tersedia ukuran diameter berkisar 3-130 m (Perry, hal 19),
sehingga diameter masih memenuhi. Ketinggian clarifier berkisar antara 3-5 m (Perry,
1987). Pada perancangan ini, tinggi clarifier terhitung 2,4 m sehingga dipilih tinggi 3 m.
Dari buku Powell hal 47, waktu tinggal dalam clarifier yaitu berkisar 2 - 8 jam
Diambil waktu tinggal (t) = 2 jam
109
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Perancangan Pengaduk
WELH = 2,4 m
Di = 4,0103 m
𝑾𝑬𝑳𝑯
Jumlah pengaduk = 𝑰𝑫
= 0,5419 ≈ 1 buah
NRe = 2128366,27
Jenis pengaduk yang digunakan adalah pengaduk jenis paddle dengan 4 blades.
Berdasarkan grafik 477 (Brown,1950) didapatkan nilai Np = 0,8.
P = 1,9233 kW
Efisiensi = 80%
P total = 2,4041 kW = 3,2240 HP
P standard = 5 HP
110
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
SAND FILTER
Tugas : Menyaring sisa-sisa kotoran yang masih terdapat dalam air terutama kotoran-
kotoran yang berukuran kecil yang tidak dapat mengendap di Clarifier sebanyak
113.512,9880 kg/jam
Jenis : Gravity sand filter (tangki vertikal dengan tumpukan pasir dan kerikil)
Jumlah : 2 buah
Spesifikasi :
Jumlah air = 113.512,9880 kg/jam
Over Design = 20 %
Filter di regenerasi (backwashing) setiap 8 jam sekali, dimana jika ada 1 buah kolom
yang di regenerasi, maka kolom yang satu lagi yang dipakai, sehingga :
Perancangan
111
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
0,5
Diameter (D) = 4A / = 5,9576 m ≈ 6,0 m
H = 8,2167 m ≈ 8,3 m
112
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
CLEAR WELL
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 113513,9880 kg/jam
Over Design = 20 %
Dimensi :
Volume bak =Q t
= 272,4336 m3
Sehingga diperoleh
P = 8,1676 m ≈ 9 m
L = 8,1676 m ≈ 9 m
T = 4,0838 m ≈ 5 m
Tebal = 12 cm
113
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
CARBON FILTER
Tugas : Menyerap zat terlarut pada air sebanyak 113513,9880 kg/jam yang tidak
tersaring dengan sand filter
v = 0,00126 m/s
= 4,55176 m/jam
Filter dirancang dengan spesifikasi:
Kecepatan filtrasi = 4,55176 m3/m2/jam
H/D = 1,5
Area filter = 29,9262 m2
Diameter (D) = 6,17435 m ≈ 6,5 m
Tinggi (H) = 9,2515 m ≈ 9,5 m
114
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Tugas : Menampung sementara raw water setelah disaring selama 2 jam sebanyak
113513,9880 m3
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 113513,9880 kg/jam
Over Design = 20 %
Dimensi :
Volume bak =Q t
= 272,4336 m3
Sehingga diperoleh
P = 8,1676 m ≈ 9 m
L = 8,1676 m ≈ 9 m
T = 4,0838 m ≈ 5 m
Tebal = 12 cm
115
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
TANGKI KLORINASI
Tugas : Mencampur air dari filtered water basin sebanyak 3905 kg/jam dengan desinfektan
untuk membunuh kuman.
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air yang diolah (W) = 3905,0000 kg/jam
Total Laju Alir Massa (Wtot) = Jumlah air yang diolah + massa larutan kaporit
= 3905,5858 kg/jam
Dengan asumsi air memiliki kadar yang sangat besar, massa jenis air dapat
116
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Vc 0,9764 m3 wb
Dt 0,9852 m
ZL 1,2814 m
Zl L Zr
Di 0,3284 m
Zi 0,4269 m wi
Zi Di
Wb 0,0410 m
baffle 4,0000 Dt
Wi 0,0657 m
Vt 1,1717 m3
Zt =1,5369 m
Jumlah pengaduk
Zl = 1,2814 m
sg =1
WELH = Zl . sg = 1,2814 m
𝑾𝑬𝑳𝑯
Jumlah pengaduk = 𝑰𝑫
= 1,3007 ≈ 2 buah
117
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
NRe = 445043,2728
Jenis pengaduk yang dipilih adalah jenis
turbine with 6 curved blades. Berdasarkan
grafik 477 (Brown,1950) didapatkan nilai Np =
5.
118
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1
Spesifikasi :
Jumlah larutan klorin 5% = 0,59 kg/jam
Over Design = 20 %
Kapasitas = 0,5062 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 0,86 m ≈ 0,9 m
H = 0,86 m ≈ 0,9 m
119
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
SANITATION TANK
Tugas : Menampung air bersih untuk sanitasi dan keperluan umum selama 6 jam
sebanyak 28m1202 m3
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 3905,5858 kg/jam
Dimensi :
Over Design = 20 %
Volume bak =Q t
= 28,1160 m3
Sehingga diperoleh
P = 3,8313 m ≈ 3,9 m
L = 3,8313 m ≈ 3,9 m
T = 1,9157 m ≈ 2 m
Tebal = 12 cm
120
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
HYDRANT TANK
Tugas : Menampung air untuk pemadam kebakaran selama 6 jam sebanyak 5,06 m3
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 702,9000 kg/jam
Dimensi :
Over Design = 20 %
Volume bak =Q t
= 5,06 m3
Sehingga diperoleh
P = 2,1631 m ≈ 2,2 m
L = 2,1631 m ≈ 2,2 m
T = 1,0816 m ≈ 1,1 m
Tebal = 12 cm
121
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
CATION EXCHANGER
Tugas : Menghilangkan kesadahan air umpan boiler sebanyak 57694,3433 kg/jam yang
disebabkan oleh kation
Spesifikasi :
Massa air yang diolah = 57694,3433 kg/jam
Over Design = 10 %
Perancangan
= 27,9423 ft2
122
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
= 5,9662 ft = 1,8185 m
Ca2+ 55
Mg2+ 18
Na 98
= 8,5109 mek/L
= 6,9606 m
≈ 7,5 m
123
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Jumlah
: 1 :1
Spesifikasi :
Kadar HCl = 5%
Volume = 158,396 m3
Over Design = 20 %
Kapasitas = 174,236 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 3,8 m ≈ 4 m
H = 3,8 m ≈ 4 m
124
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
ANION EXCHANGER
Spesifikasi :
Massa air yang diolah = 57694,3433 kg/jam
Over Design = 10 %
Perancangan
= 36,2886 ft2
125
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
= 6,7990 ft = 2,0723 m
HCO3- 250
SO42- 60
Cl- 89
250 60 89
Anion yang harus diambil = + 48 + 35,5
81
= 7,8554 mek/L
= 6,5771 m
≈7m
126
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1
Spesifikasi :
Konsentrasi NaOH = 40 g/L
= 41554,4462 kg/regenerasi
= 58,1622 m3/regenerasi
Over Design = 20 %
Kapasitas = 69,7947 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 2,8116 m ≈ 3 m
H = 2,8116 m ≈ 3 m
127
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Tugas : Menampung air bersih hasil ion exchanger untuk keperluan BFW selama 2
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 346.166,0601 kg/jam
Dimensi :
Over Design = 10 %
Volume tangki =Q t
= 830,80 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 11,8443 m ≈ 12 m
H = 11,8443 m ≈ 12 m
128
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
DEAERATOR
Tugas : Melepaskan gas-gas yang terlarut seperti O2 dan CO2 dalam BFW sebanyak
346.166,06 kg/jam
Sebagai bahan isian digunakan jenis raschig ring keramik dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Dp = diameter packing
= 2 in
Fp = packing factor
= 65
= 346.166,06 kg/jam
ρL = 1000 kg/m3
= 115.388,7 kg/jam
ρG = 9,7410 kg/m3
Lw ρG 0,5
FLV = ( )
Gw ρL
= 0,07
Dari figure 11.44 - Coulson (1983), dengan mengambil nilai pressure drop packing 20 mm
H2O per meter diperoleh konstanta :
129
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
K4 = 0,79
Viskositas air sebesar 0,00062 Ns/m2, sehingga kecepatan aliran massa steam dalam tangki
(Vw*) dapat dihitung sebagai berikut:
Area packing
Luas penampang kolom (A) dan diameter kolom (D) dihitung sebagai berikut:
A = L/Vw
= 1,23 m2
D = ( 4.A / π )1/2
= 1,25 m ≈ 1,5 m
H/D = 1,2
H =3m
H =3m
V = 138 m3
D = 4,5 m
H/D = 0,7
Kebutuhan Hydrazine
Kadar oksigen yang terkandung dalam air diasumsikan sebesar 40 ppb. Sehingga massa
yang harus dihilangkan adalah sebesar
130
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
= 13,85 kg/jam
NH2NH2+O2-->2H2O+N2
Berat molekul hydrazine sama dengan berat molekul oksigen, sehingga massa hydrazine
diperlukan sama dengan massa oksigen.
= 13,8466 m3/jam
131
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
HYDRAZINE TANK
sebanyak 13,8466 m3
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 13846,6424 kg/jam
Dimensi :
Over Design = 20 %
Volume tangki =Q t
= 199,3916 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 3,9895 m ≈ 4 m
H = 3,9895 m ≈ 4 m
132
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
BOILER
Jumlah : 1 buah
= 127.192,9493 lb/jam
+ (m1+m2) m1+m2)Cps(Ts-Tb)
Umpan boiler berasal dari tangki kondensat dan juga make up air untuk kebutuhan steam.
Berdasarkan Perry, 1977, untuk kapasitas di bawah 270000 kg/jam digunakan bahan bakar berupa
coal fuel.
133
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Dengan waktu tinggal selama 2 jam dan overdesign 10%, didapatkan volume dapur 82,6982 m3
= 16.915,5364 kg/jam
134
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Tugas : Menampung air kondensat steam utuk di-recycle ke deaerator selama 1 jam
sebanyak 259.624,55 kg
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah air (W) = 259.624,55 kg/jam
Dimensi :
Over Design = 20 %
Volume tangki =Q t
= 311,5495 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 7,35 m ≈ 8 m
H = 7,35 m ≈ 8 m
135
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
FUEL TANK
Jumlah : 1 buah
Spesifikasi :
Jumlah fuel (W) = 16915,54 kg/jam
Dimensi :
Over Design = 10 %
Volume tangki =Q t
= 1.984,76 m3
V = П D2 H
Sehingga
D = 13,62 m ≈ 14 m
H = 13,62 m ≈ 14 m
136
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
HOT BASIN
Tugas : Menampung air yang akan didinginkan di cooling tower sebanyak 748298,94
kg/jam.
Alat : Bak beton bertulang
Massa air sebanyak 748298,94 kg/jam, dengan nilai ρ = 1000 kg/m3 maka volume air
sebesar 748,3 m3/jam. Diambil waktu tinggal selama 1,5 jam, sehingga:
𝑚3
𝑉 𝑎𝑖𝑟 = 748,3 ×1,5 𝑗𝑎𝑚 = 1122,45 𝑚3
𝑗𝑎𝑚
Diambil overdesign 20 %, sehingga volume kolam sebesar 1346,94 m3. Dimensi bak
beton bertulang :
𝑉 = 𝑃×𝐿×𝑇 = 0,5×𝑃3
3 3
𝑃 = √2𝑉 = √2×1346,94 = 13,91 𝑚
Diambil :
Panjang = 14 m
Lebar = 14 m
Tinggi = 7 m
Tebal = 12 cm
137
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
COLD BASIN
Tugas : Menampung air yang sudah didinginkan di cooling tower dan air make-up
pendingin sebanyak 831443,27 kg/jam.
Alat : Bak beton bertulang.
Massa air sebanyak 831443,27 kg/jam, dengan nilai ρ = 1000 kg/m3 maka volume air
sebesar 831,44 m3/jam. Diambil waktu tinggal selama 1,5 jam, sehingga:
𝑚3
𝑉 𝑎𝑖𝑟 = 831,44 ×1,5 𝑗𝑎𝑚 = 1247,16 𝑚3
𝑗𝑎𝑚
Diambil overdesign 20 %, sehingga volume kolam sebesar 1496,6 m3. Dimensi bak
beton bertulang :
𝑉 = 𝑃×𝐿×𝑇 = 0,5×𝑃3
3 3
𝑃 = √2𝑉 = √2×1496,6 = 14,41 𝑚
Diambil :
Panjang = 14,5 m
Lebar = 14,5 m
Tinggi = 7,5 m
Tebal = 12 cm
138
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
COOLING TOWER
Air pendingin yang telah digunakan selama proses seperti air pendingin pada
heat exchanger dan air pendingin untuk londenser perlu diturunkan suhunya agar
dapat di-recycle kembali. Air yang bersuhu tinggi ini diumpankan ke puncak cooling
tower kemudian dikontakkan dengan udara yang bersuhu ambient (lingkungan).
Cooling tower bisa dilengkapi dengan bahan isian untuk memperluas kontak antar
cairan (air bersuhu tinggi) dengan udara.
Dalam dunia industri terdapat dua tipe coling tower, yaitu natural draft dan
mechanical draft cooling tower. Tipe Natural draft memanfaatkan konveksi secara
alami. Udara yang telah berkontak dengan air yang bersuhu tinggi mengakibatkan
densitasnya semakin kecil lalu keluar melalui bagian atas menara. Tipe ini umumnya
digunakan untuk kapasitas air yang besar dan kelembaban udaran yang rendah.
Tipe mechanical draft menggunakan kipas (fan) untuk mendorong udara ke atas
menara dari bagian bawah menara. Untuk tipe mechanical draft dibutuhkan kipas yang
besar. Jika posisi penempatan kipas berada di bawah disebut dengan forced draft. Jika
penempatan kipas di atas menara maka disebut induced-draft. Kelebihan dari tipe
induced-draft adalah suara bising yang tidak sebising forced draft karena penempatan
kipas di atas menara, selain itu tidak terjadi resirkulasi udara ke dalam menara dari
atas seperti yang umumnya terjadi pada tipe forced draft. Selain itu tipe induced-draft
cocok digunakan di Indonesia karena kelembaban yang tinggi.
Perancangan
1. Menentukan kondisi operasi: suhu air umpan (hot water), suhu air umpan
keluar cooling tower (cold water) dan suhu udara umpan.
139
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Menghitung kelembaban udara jenuh dan entalpi udara jenuh (H*, pada
equilibrium) setiap inkremen suhu (pada range suhu pendinginan air).
3. Membuat grafik entalpi udara jenuh dengan suhu tiap inkremennya (T vs
H*) sebagai grafik ekulibrium.
4. Dari kondisi bawah menara (Tair 1, H1) ditarik garis lurus yang
menyinggung kurva ekuilibrium sampai kondisi puncak menara (Tair 2, H2).
Dari langkah ini, nilai H2 terhitung dari grafik. Garis lurus yang terbentuk
dari langkah ini disebut garis operasi pada saat Gmin, dan dapat dihitung pula
kemiringan dari garis operasi ini.
5. Dari kemiringan (slope) yang didapat, kemudian dapat dihitung nilai Gmin
dan Gaktual.
6. Dari nilai Gaktual yang telah dihitung, kemudian dapat dihitung nilai H udara
(entalpi) tiap inkremen suhu dengan neraca panas sekitar menara.
7. Membuat garis operasi actual dengan memplotkan H udara yang terhitung
dari langkah (6) vs T air.
8. Menghitung tetapan KYa, hDa lalu membuat tie line yang menghubungkan
garis operasi dan kurva ekuilibrium dengan slope - hDa/ KYa dari kondisi
operasi bawah hingga kondisi operasi atas menara.
9. Menghitung luas daerah di bawah kurva (daerah diantara kurva ekulibrium
dengan garis operasi) untuk memperoleh tinggi packing.
140
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Kondisi Udara
Kondisi udara bulan April 2017, Kota Gresik, Provinsi jawa Timur:
Relative Humidity (RH) : 73% - 90%
T dry bulb : 25 – 30 ˚C
(www.bmkg.go.id)
Misal diambil RH rata-rata dan T dry bulb rata-rata:
RH : 80%
T dry bulb (Td1) : 85 ˚C (302 K)
T wet bulb : 80 ˚C (300 K)
L', tL, CL
G', H
Dari gambar 1 di atas, maka dapat disusun neraca panas untuk menentukan
entalpi pada tiap inkremen suhu. Dengan mengasumsikan flow udara maupun air yang
masuk tidak banyak berubah, dapat disusun neraca panas pada cooing tower
141
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
slope L'.CL Untuk kebutuhan udara minimum, agar cooling tower dapat beroperasi
G'
L'.CL
normal, maka slope menara menjadi . Pada kondisi udara minimum, maka
G 'min
persamaan garis operasi menyinggung kurva ekulibrium. Dari gambar 1 juga dapat
disusun neraca panas sekitar envelope sehingga persamaan (1) dapat ditulis dalam
bentuk umum atau dapat berlaku disepanjang menara pada inkremen suhu untuk garis
operasi:
L'
H = H1 + CL t L -t L1 (2)
G'
Persamaan untuk menghitung entalpi udara (J/kg udara kering) pada keadaan
ekuilibrium (saturated) adalah sebagai berikut (Treybal, 1980):
H 1005 1884w t 2502300 w (3)
Dengan menggunakan persamaan (3) dapat dihitung entalpi udara masuk menara (H1):
142
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Untuk dapat menentukan nilai G’, maka dihitung terlebih dahulu G’min dengan
menarik garis lurus dari kondisi bawah menara (tL1, H1) menyinggung kurva
ekuilibrium hingga kondisi operasi puncak menara (tL2, H2). Nilai H2 (saat G’min)
terhitung pada pembacaan grafik.
143
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
340,000
280,000
tL2, H2
250,000
220,000
kering
190,000
Kurva
160,000 equilibrium
130,000
100,000
70,000
23,33 26,66 29,99 33,32 36,65 39,98 43,31 46,64 49,97 53,30
tL1, H1 Suhu Air (tL), C
144
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
1.51𝑥4.187 0.77𝑘𝑔
𝐺 ′ 𝑚𝑖𝑛 = =
8.2 𝑚2 𝑠
𝑘𝑔
𝐺 ′ 𝑚𝑖𝑛 = 1.15 𝑚2 𝑠
𝐿′ 𝐶𝑙
= 1.31
𝐺′
Dari perhitungan di atas maka dibuat grafik untuk garis operasi seperti berikut
ini:
145
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
340,000
280,000
250,000
220,000
kering
Kurva
190,000 equilibrium
160,000 Garis
operasi
130,000
100,000
70,000
23,33 26,66 29,99 33,32 36,65 39,98 43,31 46,64 49,97 53,30
Suhu Air (tL), C
(Coulson, 1999)
Dengan persamaan di atas maka diperoleh nilai hDa = 3,45 /s. Sedangkan untuk
menghitung KYa secara empiris diperlukan beberapa besaran lain terkait dengan jenis
bahan isian. KYa dalam perhitungan ini adalah 2,60 kg/m3-s. maka slope untuk tie line
h Da
1,329 Lalu dibuat tie line yang menghubungkan garis operasi dengan kurva
KYa
ekuilibrium dengan kemiringan -1,329.
146
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
340,000
280,000
250,000
Kurva
220,000 equilibrium
Garis operasi
190,000
Tie Line
160,000
130,000
100,000
70,000
23,33 26,66 29,99 33,32 36,65 39,98 43,31 46,64 49,97 53,30
Suhu Air (tL), C
Gambar 8. Tie line untuk Menhitung Tinggi Bahan Isian yang Digunakan
Untuk mneghitung tinggi bahas isian, maka dihitung luas daerah yang
dihubungkan oleh tie line.
147
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
7. Air Make-Up
Untuk mengkompensasi air yang hilang akibat windage loss atau air yang
menguap, maka ke dalam sistem perlu ditambahkan Air make-up.
Air keluar sistem:
• Air yang terbawa udara/angin (windage loss) sebesar 0,1 %- 0,3 % untuk
induced-draft type
W = 0,1% x 722.3831 kg/s
= 0,722 kg/s
= 721.6607 kg/jam
• Air yang menguap, E (asumsi udara keluar dari menara dalam kondisi
jenuh)
Suhu udara keluar, td2 = 53,33 ˚C
w2 = 0,11 kg air/kg udara (psychrometric
chart)
Suhu udara masuk, td1 = 30 ˚C
w1 = 0,0211 kg air/kg udara (psychrometric
chart)
E = 1.15 x 478.3 x (0.11 - 0.0211)
E = 338.295 kg air/s
• Air yang di-blowdown, B (asumsi B = 20% air make up, M)
Neraca massa air yang keluar:
M=E+W+B
M = E + W + 0,2M
M = 1,25 (E + W)
M = 423.77 kg/s
B = 84.75 kg/s
8. Kebutuhan daya Fan
Kebutuhan daya untuk kipas angin digunakan rumus berikut (Perry, 1955):
L.hs
SAHP (6)
33.000
Dengan L = arus air, kg/min
hs= tinggi bahan isian, ft
SAHP = 11.182 hp (standard NEMA 12 hp)
148
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Dengan mengambil bentuk cooling tower berupa persegi, maka panjang sisi
cooling tower = 21.87 m
149
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB IX
TATA LETAK PABRIK
Lokasi pabrik akan menentukan keterjangkauan pabrik akan berbagai aspek yang
mendukung keberadaan dan keberlangsungan pabrik itu sendiri. Untuk itu pemilihan
lokasi pabrik tidak bisa dianggap hal yang sepele. Pemilihan lokasi pabrik didasarkan atas
pertimbangan yang secara praktis lebih menguntungkan, baik ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi pabrik antara lain :
b. Ketersediaan Metanol
Salah satu bahan utama reaksi pembentukan metil ester atau biodiesel adalah
metanol. Dimana metanol dibutuhkan dalam jumlah berlebih dari kebutuhan
stoikiometrisnya agar menggeser reaksi ke arah produk. Dengan kata lain
dibutuhkan metanol dalam jumlah yang cukup besar. Sehingga akan lebih
ekonomis jika lokasi pabrik berdekatan dengan produsen metanol.
c. Pemasaran
Produk biodiesel dapat dipasarkan ke PT Pertamina sebagai bahan bakar nabati
(BBN) yang akan dijadikan bahan campuran dengan diesel dan dipasarkan sebagai
produk biosolar.
150
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
e. Kondisi Geografis
Lokasi pabrik dipilih di dataran rendah dan memiliki permukaan tanah yang rata.
Hal tersebut akan mempermudah dalam persiapan lahan sebelum dimulai
pembangunan pabrik dan juga tidak terlepas dari lokasi budidaya tembakau yang
mayoritas dilakukan di dataran rendah.
f. Sosial Ekonomi
Pabrik tidak didirikan di daerah konflik, karena rawan akan kerusuhan dan
beresiko mengancam keselamatan pekerja. Pembebasan tanah pun menjadi
pertimbangan yang utama, bila pembebasan tanah dikenakan biaya yang tidak
wajar maka biaya investasi akan membengkak. Lokasi dengan kecenderungan
masyarakat yang seperti ini perlu dihindari.
151
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
5. Ketersediaan air
Kebutuhan air untuk pabrik ini selain untuk air proses juga untuk utilitas didapat
dari hilir sungai bengawan solo. Selain itu air juga dapat diperoleh dari air laut di
selat madur. Namun jika dibandingkan dengan air dari sungai bengawan solo, air
laut akan memerlukan proses yang lebih rumit dan memerlukan biaya yang lebih
banyak.
Layout Pabrik
Adapun layout pabrik biodiesel dari minyak biji tembakau adalah sebagai berikut :
153
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Pos
Penimbangan
S
Loading/Unloading Loading/Unloading
Area Area
Unit Pemurnian ME G
Gudang Biji E M
Tembakau
Unit Trans-
Esterifikasi Control Room
Unit Persiapan
Bahan Baku
Utilitas
Workshop dan
Unit Ekstraksi Maintenance
Unit Esterifikasi
Unit Pengolahan
Laboratorium dan Limbah
Quality Control
Klinik
Fire
Fighter
Parkir
Bus
Kantor
Kantor Utama dan
Lapangan Parkir
Ruang Pertemuan
Kantin
Musholl
S Parkir VIP
a
Ratio 1:1000
Rumah Pompa
CD-01
RB-01
AC-01
RD-01
Rumah
Pompa
H-04
CD-05
RB-04 R-03
AC-04
Rumah
SP-01
Pompa
C-03
CD-02
RB-02 RD-02
AC-02
MD-01 MD-02
Rumah Pompa
BAB X
PERTIMBANGAN ASPEK KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN
LINGKUNGAN
Dalam merancang suatu pabrik kimia aspek Safety, Health, and Environment
(SHE) merupakan aspek yang wajib dipertimbangkan. SHE menjadi penting karena
berkaitan dengan keselamatan para pekerja maupun peralatan di pabrik, dampak yang
ditimbulkan ke lingkungan dan masyarakat di sekitarnya, dan reputasi perusahaan itu
sendiri.
Segala sesuatu yang ada di area pabrik memiliki hazard yang berbeda-beda, baik
itu hazard bahan kimia yang dipakai, hazard proses atau hazard alat. Identifikasi hazard
sangat diperlukan agar diketahui bagaimana cara mengoperasikan dan maintenance dari
alat dan proses dengan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
lingkungan maupun pabrik itu sendiri, sehingga aspek safety dapat tercapai.
Aspek health mengutamakan pada kesehatan baik bagi pekerja di lingkungan
pabrik maupun masyarakat di sekitar pabrik. Maka, perlu diperhitungkan bahaya paparan
bahan kimia bagi manusia di sekitar pabrik
Aspek lingkungan atau environment juga tidak kalah penting karena limbah dari
pabrik dapat merusak ekologi lingkungan jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa
pengolahan yang tepat.
Pada prarancangan pabrik biodiesel dari minyak biji tembakau ini, penerapan
manajemen SHE mengacu pada bahan kimia yang digunakan, proses yang ada, tata letak,
dan juga limbah yang dihasilkan. Bahan baku proses yang digunakan pada pabrik ini
berupa minyak biji tembakau, metanol, n-heksana. Bahan baku pada pabrik ini perlu
diperhatikan karena metanol dan n-heksana karena bersifat flammable. Penyimpanan
yang baik dapat mencegah terjadi kebocoran yang dapat mengakibatkan kebakaran. Hasil
samping dari reaksi ini yaitu gliserol dan limbah biji tembakau yang tidak bereaksi
sehingga relatif aman.
Dari segi alat, alat yang hazardous yaitu menara reaktif distilasi dan boiler pada
unit utilitas. Suhu bottom menara reaktif distilasi 1 beroperasi pada suhu 358oC.
Sedangkan pada utilitas diperlukan menghasilkan superheated steam dengan suhu 380oC.
Sehingga alat yang hazardous adalah menara reaktif distilasi 1 dan boiler. Alat tersebut
154
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
harus memiliki safety layer yang baik supaya apabila terjadi kegagalan alat kontrol, tidak
sampai terjadi kecelakaan yang dapat membahayakan lingkungan.
Pada utilitas, alat yang berbahaya adalah boiler dan bahan yang cukup toxic, yaitu
hydrazine yang digunakan pada penyiapan boiler feed water (BFW) dan NaOH yang
digunakan untuk regenerasi ion exchanger. Untuk itu perlu penyimpanan yang baik untuk
hydrazine dan NaOH.
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan
5. Evaluasi
Diperlukan suatu process safety management dimana merupakan penerapan
sistem manajemen untuk identifikasi, pemahaman, dan pengendalian akan hazard yang
ada dalam suatu proses untuk mencegah terjadinya suatu aksiden. Menurut Occupational
Safety and Health Administration (OSHA), standar dari PSM adalah sebagai berikut:
155
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
4. Training
Implementasi dari training program yang efektif merupakan langkah yang sangat
penting untuk meningkatkan safety behaviour pekerja. Hal ini meliputi initial training,
refresher training secara berkala, dan training documentation untuk mengidentifikasi
apakah pekerja dapat menerima materi dengan baik.
5. Contractor
Memastikan kontraktor dan karyawan kontrak diberikan informasi dan training
yang sesuai.
6. Pre-Start Up Review
Melakukan pre-startup review pada semua peralatan yang baru di install atau
dimodifikasi.
7. Mechanical Integrity
Membuat sistem perawatan untuk peralatan-peralatan yang kritikal, termasuk
prosedur tertulis, pelatihan pekerja, inspeksi dan pengujian untuk memastikan semua
peralatan berjalan baik.
8. Hot Work Permit
Izin harus dikeluarkan untuk operasi yang berlangsung atau berdekatan dengan
area panas. Harus dipastikan bahwa pencegahan kebakaran dan perlindungan yang
dibutuhkan sudah diimplementasikan.
9. Management of Change
Setiap perubahan perlu dievaluasi secara menyeluruh terkait dengan efek
keselamatan dan kesehatan pada pekerja dan untuk menentukan perubahan prosedur
operasi yang diperlukan.
10. Incident Investigation
Melakukan instigasi terhadap semua potensi kecelakaan yang berpotensi atau
dapat mengakibatkan kecelakaan besar di tempat kerja.
11. Emergency Planning and Response
Memberikan training atau pelatihan kepada pekerja dan kontraktor dalam
mengahdapi keadaan darurat.
12. Compliances Audit
Melakukan review secara berkala terhadap kajian bahaya ditempat kerja dan
sistem tanggap darurat.
13. Trade Secret
156
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
1. Safety
Salah satu strategi peengelolaan hazard untuk mencegah terjadinya konsekuensi
adalah dengan menerapkan budaya safety. Jika pabrik memiliki manajemen safety yang
baik, maka risiko terjadinya hazard dapat diminimalisasi. Perilaku para pekerja juga
harus merepresentasikan safety behaviour dengan selalu waspada terhadap risiko hazard
dan bertindak sesuai dengan prosedur yang ada. Safety behaviour tercipta apabila pekerja
juga dilengkapi dengan kompetensi yang memadai contohnya dengan dilaksanakn
training bagi pekerja. Selain itu dilakukan pelatihan bagi tim pemadam kebakaran dan
tim medis.
Tidak kalah pentingnya yaitu semua alat harus memiliki standard operating
procedure. SOP yang disusun harus dilaksanakan oleh semua orang yang beraktivitas di
dalam lingkungan pabrik. SOP ini termasuk tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi
operasi yang harus dijaga, data yang harus dicatat, aturan penggunaan alat perlindungan
diri (APD), panduan pengoperasian alat, panduan penanganan bahan kimia, panduan
untuk keadaan berbahaya. SOP dievaluasi secara rutin sesuai dengan perubahan-
perubahan yang ada di dalam pabrik.
2. Health
Aspek health merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan karena langsung
menyangkut pada kesehatan baik pekerja pada pabrik maupun masyarakat pada
lingkungan pabrik. Peninjauan toxicity bahan-bahan tersebut mengacu pada material
safety data sheet (MSDS).
Potensi bahaya yang dapat terjadi pada pabrik ini antara lain adanya kebocoran
alat, ledakan, dan lepasnya bahan kimia ke lingkungan. Untuk menanggulangi kebocoran
pada alat-alat proses maupun utilitas perlu diberi alat kontrol tekanan dan safety guard
157
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
termasuk tanggul, water sprayer dan lain-lain. Pemberian alat kontrol dimulai dari tanki
penyimpanan hingga proses selesai. Safety training perlu diberikan agar pegawa
mengetahui bahan kimia yang ada, hazard bahan, dan juga prosesnya. Informasi
mengenai cara penanganan apabila terpapar bahan kimia juga harus diberikan. Dalam
pabrik juga dibangun budaya safety atau safety behaviour yang baik. Pertama perlu
dilakukan safety training agar karyawan mengetahui bahan kimia yang ada dan hazard
bahan maupun prosesnya. Diperlukan juga informasi tentang penanganan bila terpapar
bahan kimia. Selain itu karyawan wajib memakai APD sesuai dengan lokasi bekerja dan
sangat ditekankan untuk mematuhinya. Hal ini ditujukan agar tidak ada karyawan yang
terpapar bahan kimia dan terganggu kesehatannya
Bahan yang berbahaya bagi kesehatan dalam pabrik ini adalah metanol, n-heksana
dan hydrazine. Kontak n-heksana pada manusia menyebabkan iritasi pada mata, kulit,
saluran pencernaan dan pernapasan. Pemaparan pada konsentrasi sedang bisa
menyebabkan iritasi mata dan pernapasan yang berat (batuk, susah bernapas,
penumpukkan cairan di paru), sakit kepala, pusing, mual, muntah, mudah marah. Paparan
n-heksana pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada membrane
mucus, saluran pencernaan, pernapasan bahkan kematian.
Selain bahan baku, bahan penunjang utilitas seperti hydrazine juga berbahaya bagi
kesehatan. Kontak zat ini dengan manusia dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan
saluran pernapasan. Selain itu paparan hydrazine ini juga bersifat karsinogenik pada
manusia. Zat ini bersifat toxic bagi organ-organ tubuh manusia seperti ginjal, darah, paru-
paru, system syaraf dan membrane mucus. TLV-TWA hydrazine adalah 0,1 ppm.
Mengingat bahaya-bahaya dari zat-zat tersebut maka seluruh pekerja yang bekerja di area
proses dan tangki penyimpan harus dilengkapi dengan alat perlindungan diri yang
lengkap terutama masker untuk mencegah terhirupnya zat-zat berbahaya.
3. Environment
Aspek lingkungan, menitikberatkan pada limbah yang dibuang ke lingkungan.
Limbah yang berasal dari pabrik biodiesel dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
limbah dengan menggunakan catalytic incinerator dimana semua limbah gas dibakar
hingga menghasilkan CO2 dan H2O. Incinerator ini menggunakan katalis Pd dan Pt.
Dengan adanya katalis ini, polutan organik akan terbakar dengan penambahan oksigen ke
dalam incinerator. Pengoperasiannya tidak membutuhkan bahan bakar tambahan dan
panas yang dihasilkan oleh incinerator ini dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan
steam.
1) Limbah sanitasi
Limbah sanitasi adalah air buangan yang digunakan untuk keperluan kantor
dan pabrik seperti kamar mandi, air untuk pencucian, air masak dan lain-lain.
Penanganan limbah ini tidak memerlukan hal khusus karena tidak mengandung
bahan-bahan kimia yang berbahaya. Hanya saja volume buangan yang diizinkan
dan saluran pembuangan air limbah ini harus diatur dengan baik.
2) Air berminyak dari pompa
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat-alat
lainnya. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis. Minyak di bagian
atas dialirkan ke tungku pembakar, sedangkan air di bagian bawah dialirkan ke
panampung akhir, kemudian dibuang.
159
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
4) Bak ekualisasi
Limbah yang berasal dari unit proses dan unit utilitas dialirkan ke kolam
ekualisasi yang berfungsi sebagai penampung atau pencampur antara limbah cair
dengan oil yang kemudian dialirkan menuju oil separator.
5) Oil separator
Oil separator berfungsi untuk memisahkan limbah dari oli secara fisika
berdasarkan perbedaan berat jenis. Oli akan dialirkan ke dalam oil tank dan jika
penuh akan dibuang dan kemudian dibakar. Sedangkan limbah yang tidak
mengandung oli akan dialirkan menuju treatment floculant.
6) Treatment flocculant
Pada tahap ini, limbah diperiksa pH-nya, apabila kondisi pH asam maka
ditambahkan kapur dan apa bila terlalu basa penambahan kapur dihentikan atau
ditambahkan asam. Selain itu juga dilakukan penambahan Poly Aluminium
Chloride (PAC) dan Poly Electrolyte Anionic (PEA) yang berfungsi untuk
membentuk flok-flok berukuran besar.
7) Sedimentasi I
Pada tahap ini diharapkan semua floc yang terbentuk akan terpisah dengan
scrapper. Endapan yang tertinggal harus dibuang dengan pompa menuju belt press
filter. Proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar Total Suspended Solid (TSS).
8) pH control
pH control berfungsi untuk mengontrol pH yang agak basa setelah
mengalami proses koagulasi-flokulasi dengan menambahkan larutan asam sulfat
untuk menetralkan pH.
9) Biological treatment
Proses pengolahan secara biologis ini dipengaruhi oleh jumlah dan
konsentrasi air limbah. Pada tahap ini dilakukan proses penambahan oksigen dan
pertumbuhan bakteri. pH limbah harus netral dan bakteri harus diberi nutrisi berupa
TSP (phospat) dan urea. Bakteri yang digunakan pada tahap ini adalah bakteri aerob
jenis concorcia, dimana suplai oksigen berasal dari pompa aerator. Semua
parameter air buangan seperti COD, BOD, TSS, TS dan pH diharapkan telah
memenuhi spesifikasi yang diinginkan setelah melalui tahap ini.
160
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
10) Sedimentasi II
Kondisi limbah akan berubah karena adanya peruraian oleh bakteri. Tidak
terjadi bau karena peruraian yang sempurna oleh bakteri ini, namun akan terbentuk
endapan. Pada tahap ini endapan dipisahkan dan effluent dialirkan secara overflow.
Pada tahap ini limbah juga bisa digunakan lagi sebagai treated water. Motor
scrapper secara terus menerus dijalankan karena berfungsi untuk mengendapkan
lumpur dan busa yang timbul di permukaan.
c. Limbah padat
Limbah padat pada proses yaitu limbah biji tembakau hasil ekstraksi dapat
dimanfaatkan menjadi biomass. Sedangkan limbah padat utilitas berupa lumpur/pasir
yang dihasilkan dari unit pengolahan air dimanfaatkan sebagai penimbun. Adapun limbah
padat yang berasal dari toilet disalurkan ke septic tank. Pengolahan dengan cara
penimbunan tidak boleh mengambil lokasi di dekat sumber air atau lokasi serapan air
tanah. Selain itu, limbah padat yang dihasilkan di pabrik ini adalah ash dari batu bara.
Limbah ini akan disolidifikasi dan dimanfaatkan sebagai campuran beton.
161
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
162
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
URAIAN PROSES
Proses pembuatan biodiesel dari biji tembakau dapat diuraikan dalam 5 proses
utama, yaitu :
164
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
DESKRIPSI UTILITAS
Pabrik biodiesel dari minyak biji tembakau dan metanol ini didirikan di Gresik,
Jawa Timur. Air sebagai salah satu bahan baku utilitas diperoleh dari Sungai Bengawan
Solo, yaitu sebanyak 58,689 m3/jam. Sebelum dimanfaatkan dalam unit utilitas, air sungai
harus diproses terlebih dahulu dengan screening, agar sampah-sampah yang terbawa bisa
terpisah. Kemudian air dipompa dengan PU-01 menuju kolam sedimentasi, agar partikel-
partikel yang berukuran besar bisa mengendap karena gravitasi.
Selanjutnya air dipompa dengan PU-02 menuju kolam koagulasi. Di dalam kolam
ini ditambahkan bahan kimia beruapa tawas dan soda abu untuk menggumpalkan
suspended solid yang terkandung dalam air. Air kemudian ditampung di dalam clarifier
sehingga terjadi pengadukan lambat dan cepat dengan tujuan bercampurnya koagulan
dengan suspended solid. Koagulan dan suspended solid akan mengendap sedangkan air
akan mengalir secara overflow.
Air selanjutnya dipompa ke sand filter untuk menyaring suspended solid dari alat
sebelumnya yang masih terbawa. Selanjutnya, air dipompa ke carbon filter untuk
dihilangkan bau dan warna serta zat-zat terlarut yang tidak tersaring di sand filter. Setelah
melewati carbon filter, air ditampung dalam bak penampung air I, kemudian arus air
dibagi menjadi tiga yaitu untuk keperluan air umpan boiler, air pendingin, dan air untuk
keperluan umum. Air untuk keperluan umum setelah melewati carbon filter diberikan
disinfektan berupa kaporit untuk mematikan mikroorganisme. Sedangkan untuk make up
air pendingin langsung dialirkan ke cold basin, untuk dipompakan ke unit proses, air yang
telah digunakan sebagai pendingin kemudian ditampung hot basin untuk didinginkan di
cooling tower.
Untuk air umpan boiler diperlukan treatment yang lebih lanjut yaitu penghilangan
mineral dan kesadahan dengan ion exchanger sehingga air umpan boiler dipompa
menuju kation exchanger dengan resin polystyrene sulfonat. Kemudian air dilewatkan
dalam anion exchanger dengan resin berupa polystyrene based II. Alat selanjutnya
adalah deaerator. Deaerator berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen terlarut
dalam air. Oksigen tidak boleh ada di dalam air karena akan menyebabkan korosi pada
boiler. Untuk menghilangkan oksigen digunakan hydrazine sebagai oxygen scavenger.
Air yang telah dipastikan hilang suspended solid, mineral dan kandungan oksigennya
dialirkan ke dalam boiler untuk dijadikan steam. BFW kemudian akan diubah menjadi
165
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
steam yang akan digunakan untuk proses dengan pembakaran oleh fuel oil dan udara.
Steam yang telah digunakan untuk pemanasan akan mengembun. Sebanyak 90%
kondensat akan ditampung di Steam Condensate Tank dan kemudian akan diregenerasi
kembali di boiler. Proses pada utilitas dapat dilihat pada diagram terlampir.
166
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Skala 1 : 300
Bak Sedimentasi
Clarifier
Tangki Tangki
Tangki NaCl
Kation Anion
Tangki NaOH
Demi Tangki
n
Deaerator Boiler
Tangki
Tangki
Tangki
Hydrant
Cooling
167
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Radioactive
Flammable
Corrosive
Explosive
Oxidizing
Komponen Keterangan Pengelolaan
Irritant
Toxic
Bahan Baku
1. Biji - - - - - - - Bahan yang tidak berbahaya Biji tembakau yang diperoleh dari para
tembakau petani disimpan dalam gudang dalam
keadaan kering.
168
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
169
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Produk Utama
1. Metil ester - - - √ - - - 1. Flash point : 1. Disimpan pada tangki
(Biodiesel) Sistem tertutup : 113 oC penyimpan dalam keadaan tertutup
Sistem terbuka : 125 oC rapat.
2. Sedikit berbahaya jika 2. Suhu penyimpanan dijaga pada
terkena kulit, mata, terhirup, atau suhu 30 oC.
tertelan 3. Area sekitar dilengkapi dengan
3. Reaktif dengan oxidizing sistem ventilasi yang bagus.
agents.
Produk Samping
1. Gliserol - - - √ - - - 1. Permeator, sedikit 1. Disimpan pada tangki
berbahaya jika terkena kulit, mata, penyimpan dalam keadaan tertutup
terhirup, atau tertelan rapat.
2. Flash point : 2. Suhu penyimpanan dijaga pada
Sistem tertutup : 160 oC suhu 30 oC.
Sistem terbuka : 177 oC 3. Tangki penyimpanan
3. LFL : 0,9% dijauhkan dari bahan oksidator
4. Suhu auto-ignition : 370 oC
5. Sangat reaktif dengan
oxidizing agents.
170
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Limbah biji - - - - - - - Bahan yang tidak berbahaya Disimpan di dalam gudang tertutup
tembakau dan dijaga agar tetap kering dengan
kondisi penyimpanan P = 1 atm ; T =
30 oC.
Bahan Pendukung
1. Amberlyst - - - √ - - - 1. Dapat terbakar pada suhu 1. Disimpan pada tempat tertutup
15 tinggi dengan sirkulasi yang cukup.
2. Berbahaya jika tertelan dan 2. Hindari semua sumber api
sedikit (nyala api atau percikan api).
berbahaya jika terkena kulit, mata,
atau terhirup
2. CaO - - - √ - - - 1. Permeator, sangat 1. Disimpan pada tempat tertutup
berbahaya jika terkena kulit, mata, dengan
terhirup, atau tertelan sirkulasi yang cukup.
2. Reactive dengan bahan
organik, asam, dan moisture
171
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Bahan Utilitas
1. Natrium - - √ √ - - - 1. Sangat berbahaya jika 1. Larutan NaOH disimpan dalam
Hidroksida terkena kulit, mata, terhirup, atau tangki yang sejuk, dan tertutup dengan
(NaOH) tertelan ventilasi yang bagus.
2. Sangat reaktif terhadap 2. Tangki penyimpanan dengan
logam, Reactive dengan bahan bahan anti korosif.
organik, asam, dan moisture. 3. Jangan disimpan pada suhu
3. TLV TWA = 2 mg/m3 diatas 23 oC
4. Hindarkan bahan dari logam,
asam, oxidizing agents, reducing
agent,
5. Dilakukan pengolahan limbah
agar pH aman untuk dibuang
dilingkungan
6. Dipasang pressure relief valve
2. Tawas - - - √ - - - 1. Berbahaya jika terkena Penyimpanan tawas pada tangki
(Al2(SO4)3) kulit, mata, terhirup, dan sedikit tertutup, sejuk dan kering. Dipasang
berbahaya jika tertelan. pressure relief valve
2. Reaktif dengan oxidizing
agent.
3. Korosif bila terdapat uap.
172
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
173
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
174
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
175
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
7. Polystryene - - - √ - - - Iritan terhadap kulit, mata,dan Disimpan pada tangki yang tertutup
Sulfonate pernafasan.
8. Polystryene - - - √ - - - Iritan terhadap kulit, mata,dan Disimpan pada tangki yang tertutup
Based II pernafasan.
176
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Komposisi
Kuantitas
Tekanan
Peralatan Keterangan Pengelolaan
Putaran
Elevasi
Bahan
tinggi
Suhu
Peralatan Proses
1. Gudang biji - - - - - √ P : 1 atm Suhu udara pada gudang biji tembakau
tembakau T : 30 ˚C dijaga tetap kering.
2. Belt conveyor - - √ √ - √ P : 1 atm Dilakukan grounding pada alat
T : 30 ˚C
3. Dicer - - - - - √ P : 1 atm Diberi jarak aman dengan alat lain
T : 30 ˚C
4. Screen - - - - - √ P : 1 atm Biji tembakau yang tertahan di screen
T : 30 ˚C akan dikembalikan (recycle) kembali
pada dicer
5. Rotary Dryer - √ √ - - - P : 1 atm Dipasang isolasi
T : 100 oC
6. Storage bin - - - - - √ P : 1 atm Diberi jarak aman dengan alat lain
T : 30 ˚C
7. Hopper - - - - - √ P : 1 atm -
T : 30 ˚C
177
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
178
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
179
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
180
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
181
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
T : 30oC
7. Deaerator - √ - - - √ P : 1 atm 1. Untuk bagian top deaerator
T : 193oC dilengkapi dengan pressure controller.
2. Untuk bagian bawah, dipasang
level controller
8. Boiler √ √ - - - √ P : 13 atm 1. Boiler dilengkapi dengan
T : 110oC pressure controller pada arus keluar
(steam), untuk memastikan kualitas uap
air yang keluar dari boiler sesuai dengan
target. Pressure controller dihubungkan
dengan ke valve pada arus keluar.
2. Dilengkapi dengan ratio
controller untuk mengatur jumlaah udara
dan bahan bakar yang dibutuhkan boiler.
Ratio controller dihubungkan ke valve
pada arus keluar.
3. Dilengkapi dengan level
controller unutk mengatur jumlah air
yang ada didalam boiler. Level controller
dihubungkna dengan valve pada arus
blowdown.
9. Cooling tower - - - √ - √ P : 1 atm -
182
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
T : 30oC
P = 10 atm - Dilengkapi temperature controller
10. Furnace - √ - - - -
T = 1000oC - Dilapisi isolator
183
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Hazard
Operability
maintaina-
Kebakaran
Berbahaya
Pelepasan
Ledakan
Peralatan Keterangan Pengelolaan
Bahan
bility
and
Plant Layout
1. Gudang biji tembakau - √ - - 1. Gudang penyimpan bahan baku
ditempatkan di dekat jalan dan dermaga
untuk memudahkan proses loading
/unloading.
2. Gudang ditempatkan terpisah
dari area proses sejauh 50 meter agar
kegiatan loading/unloading tidak
membahayakan proses.
3. Dekat dengan unit pemadam
kebakaran.
2. Heat Exchanger - - √ √ Di samping HE (arah memanjang)
diberi ruang selebar min. 1,5 kali
panjang HE untuk memberikan
184
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
185
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Area tangki
penyimpanan terpisah dengan area
proses.
6. Tangki Gliserol - √ √ - 1. Di sekitar
area tangki penyimpan diberi tanggul
dengan kapasitas tanggul minimum
100% dari volume tangki.
2. Area
tangki penyimpanan terpisah dengan
area proses.
3. Dekat dengan unit pemadam
kebakaran.
7. Reactive Distillation - -- √ √ Reactive Distillation ditempatkan jauh
dari peralatan proses yang lain supaya
tidak membahayakan peralatan proses
yang lain.
8. Menara Distillation - - √ √ Diberi ruang yang cukup agar proses
perbaikan mudah dilakukan dan jauh
dari area proses
186
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
187
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
188
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
organ tubuh
Mutasi gen
Kerusakan
Kerusakan
Kerusakan
paru-paru
Jenis paparan Keterangan Pengelolaan
Kanker
lainnya
iritasi
ginjal
1. NaOH - √ - - √ √ Berfungsi sebagai bahan Operator harus menggunakan Chemical
untuk meregenerasi resin Protective Cloth, sepatu boot, masker,
pada anion exchanger di kacamata pengaman, dan sarung tangan.
unit pengolahan air.
2. Metanol - - √ √ - √ Berfungsi sebagai bahan Operator harus menggunakan Chemical
baku proses. Protective Cloth, sepatu boot, vapor
respirator, kacamata pengaman, dan
sarung tangan.
3. N-heksana - - - √ - √ Berfungsi sebagai bahan Operator harus menggunakan Chemical
baku proses. Protective Cloth, sepatu boot, vapor
respirator, kacamata pengaman, dan
sarung tangan.
4. Gliserol - √ √ - - √ Hasil samping. Operator harus menggunakan Chemical
Protective Cloth, sepatu boot, vapor
189
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
190
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Listrik
IIritasi
ISPA
Tuli
1. Kebisingan √ - - - - Bersumber dari dari oil Siapapun yang akan memasuki area
press machine, screen, pabrik harus mengikuti safety induction
generator dan kompresor mengenai bahaya bising yang
191
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Hujan Asasm
Pemnanasan
Pengikisan
Kerusakan
Jenis emisi Sumber Keterangan Pengelolaan
Ekologi
SMOG
Toksik
Global
ozon
192
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
193
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Merusak ekologi
Meracuni biota
Mendegradasi
kualitas air
sumber air
Meracuni
Meracuni
Jenis limbah Sumber Keterangan Pengelolaan
manusia
194
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
195
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Mencemari sumber
Merusak ekologi
Radio akrif
Lain-lain
Toksik
air
1. Biomassa Ekstraktor - √ - - - Dilakukan pengeringan pada
biji tembakau biomassa biji tembakau
sehingga n-heksana menguap
dan biomassa biji tembakau
dapat dijual sebagai bahan baku
bioetanol.
2. Katalis Reactive - √ - - - Regenerasi katalis dengan
bekas Distillation menghilangkan deposit pengotor
pada katalis
3. Sludge Clarifier, Bak - √ - - - Dilakukan landfill treatment.
sedimentasi, unit
pengolahan air
4. Endapan Unit - √ √ - - Dilakukan landfill treatment.
hasil netralisasi demineralisasi
5. Resin bekas Unit - - √ - - Resin dibuang ke tempat yang
demineralisasi sudah ditentukan dan sesuai
dengan peraturan yang ada.
196
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
197
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
WHAT IF ANALYSIS
Alat yang paling berbahaya dalam pabrik ini adalah Reactive Distillation Column 2
(RD-02). Dalam reaktor ini terjadi reaksi pembentukan metil ester dan gliserol dari asam lemak
dan metanol dengan katalis padat Kalsium Oksida (CaO). Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
endotermis, sehingga reaktor dijaga pada tekanan 1,2 atm dan suhu bottom kolom RD dijaga
pada suhu 367oC.
Bagian bottom kolom RD beroperasi pada suhu yang sangat tinggi, sehingga rawan reaktor
mengalami kebocoran atau kerusakan bahkan kebakaran. Selain itu metanol bersifat flammable
dan komponen lainnya yang juga bersifat flammable sehingga sangatlah berbahaya apabila
terpapar ke lingkungan. Oleh karena itu untuk mencegah accident pada reaktor digunakan
prinsip engineering, yaitu dengan pemasangan alat kontrol, seperti :
198
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
199
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
3. Pemasangan level controller untuk memastikan ketinggian cairan pada bottom kolom
RD dan akumulator sesuai dengan design.
Ketinggian cairan bottom kolom RD dan akumulator harus dijaga sesuai yang
diinginkan dengan cara memasang level controller. Ketinggian cairan diukur oleh level
indicator. Apabila terjadi penyimpangan ketinggian cairan pada bottom kolom RD
maka level controller mengirimkan sinyal ke valve untuk mengatur bukaan pada outlet
bottom product agar ketinggian cairan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan
apabila terjadi penyimpangan ketinggian cairan pada akumulator maka levelcontroller
mengirimkan sinyal ke valve untuk mengatur bukaan pada outlet distillate product agar
ketinggian cairan sesuai dengan yang diharapkan.
200
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
201
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
202
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
203
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
1. Pemasangan
temperature
controller untuk
menjaga suhu
bottom 300°C.
2. Pemasangan
Terlalu banyak terbentuk fasa vapor lapisan isolator
mengakibatkan terjadi perubahan panas agar untuk
Apa yang akan terjadi jika suhu melokalisir panas.
2 komposisi pada distilat dan bottom.
bottom RD-2 melebihi 360°C?
Menara distilasi dapat bocor atau 3. Pemasangan
rusak dan bisa terjadi kebakaran. hydrant di sekitar
reaktor untuk
memadamkan api
dan mencegah
penyebaran api jika
terjadi kebakaran.
204
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
1. Pemasangan
level controller untuk
memastikan
ketinggian cairan di
dalam akumulator
sesuai dengan
desain.
Cairan dalam akumulator yang
2. Pembuatan dyke
Apa yang akan terjadi jika level dominan berisikan metanol akan
(tanggul) di sekitar
4 cairan dalam akumulator terlalu tumpah dan memapar lingkungan
MD yang mampu
tinggi? sekitar dan bisa menyebabkan
menampung cairan
terjadinya kebakaran serta ledakan.
yang keluar dari
akumulator.
205
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
1. Dipasang blokage
dan bypass pada
Apa yang terjadi jika controller gagal Fluida yang seharusnya dikontrol controller valve,
8
beroperasi? tidak terkontrol dengan baik sehinga dapat
dikontrol secara
manual
No Pertanyaan Jawaban Rekomendasi
1. Pembersihan
kolom secara rutin
dan berkala.
206
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
BAB XI
ORGANISASI PERUSAHAAN
207
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
208
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
209
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Manajer Pemeliharaan
Tugas : Mengkoordinasikan kegiatan pabrik
dalam bidang proses dan utilitas
Pendidikan : Sarjana Teknik Mesin/Teknik Elektro
dengan pengalaman 5 tahun
Jumlah : 1 orang
Dalam Pelaksanaan Operasi, Kepala Bagian
Pemeliharaan membawahi Mechanical Staff dan
210
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
3. Manajer SHE
Tugas : melaksanakan supervisi mengenai
implementasi aspek Safety Health, dan
Environment pada pabrik.
Pendidikan : S1 Teknik Kimia atau D3 Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dengan pengalaman 5
tahun
Jumlah : 1 Orang
211
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
212
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
213
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1 orang
Dalam melaksanakan tugasnya, kepala bagian
pengembangan membawahi Kepala Bgaian Riset dan
Kepala bagian Pengadaan dengan kualifikasi sebagai
berikut :
• Kepala Bagian Riset
Tugas : Melakukan perencanaan
pengembangan terhadap hasil
analisis process engineer
Pendidikan : S1 Teknik Kimia dengan
Pengalaman 2 tahun
Jumlah : 1 Orang
Dalam pelaksanaan tugasnya, akan dibantu oleh
staff riset dengan rincian :
i. Staff Riset : 2 Orang
• Kepala Bagian Pengadaan
Tugas : Melakukan pengadaan kebutuhan
proses pabrik
Pendidikan: S1 Ekonomi dengan pengalaman 2
tahun
Jumlah : 1 Orang
Dalam pelaksanaan tugasnya, akan dibantu oleh
staff pengadaan dengan rincian :
i. Staff Pengadaan: 2 Orang
214
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1 Orang
215
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1 orang
216
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
217
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Jumlah : 1 orang
Jumlah Staff : 2 orang (1 orang Staff II, 1 Orang
Staff III)
218
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
219
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
220
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Tanggal
Shift
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pagi A A A D D D C C C B B B A A A
Sore B B B A A A D D D C C C B B B
Malam C C C B B B A A A D D D C C C
Libur D D D C C C B B B A A A D D D
Tanggal
Shift
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pagi D D D C C C B B B A A A D D D
Sore A A A D D D C C C B B B A A A
Malam B B B A A A D D D C C C B B B
Libur C C C B B B A A A D D D C C C
Tanggal
Shift
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pagi A A B B C C A A B B C C A A B
Malam B B C C A A B B C C A A B B C
Libur C C A A B B C C A A B B C C A
221
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Tanggal
Shift
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pagi B C C A A B B C C A A B B C C
Malam C A A B B C C A A B B C C A A
Libur A B B C C A A B B C C A A B B
222
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB XII
EVALUASI EKONOMI
223
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
224
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
1997 386.5
1998 389.5
1999 390.6
2000 394.1
(www.chemengonline.com)
Pabrik direncanakan berdiri pada tahun 2020. Untuk mendapatkan nilai
harga indeks pada tahun yang diinginkan maka dilakukan dengan cara
mengekstrapolasi data indeks di atas. Perhitungsan ekstrapolasi menggunakan data
sejak tahun 1980 dikarenakan data index harga dari tahun 1980 – 2000 nilai
kenaikannya cukup signifikan. Berikut ini adalah grafik dan persamaan hubungan
CEPCI tiap tahun.
350
Index
300
250
200
1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005
Tahun
225
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
226
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
227
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
228
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Berikut adalah harga alat – alat utilitas yang digunakan dalam pabrik harga
pada tahun 2020 (rencana pendirian pabrik) didapatkan dengan cara yang sama
dengan perhitungan harga alat proses.
229
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
230
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Perhitungan Pekerja :
Perhitungan pekerja berdasarkan pada:
PEC = $ 4.679.479,72
Installation Labor Cost (10% PEC), terdiri dari biaya untuk tenaga kerja asing
dan tenaga kerja lokal, terhitung sebagai berikut:
= Rp 1.958.874.561,65
231
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan keseluruhan untuk Modal Tetap sehingga menghasilkan:
b. Equipment Installation
Terdiri atas biaya material sebesar 20% PEC dan labor cost sebesar 10% PEC.
a. Material = $935.895,94
b. Labor = $14.038,44 + Rp1.958.874.560,65
c. Pipping Cost
Pipping cost untuk solid fluid plant yaitu biaya material sebesar 17% PEC dan labor cost sebesar
14% PEC (Timmerhaus, 1958).
a. Material = $7.019.219,57
b. Labor = $19.653,81 + Rp2.742.424.384,91
232
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
d. Instrumentation Cost
Instrumentation cost sekitar 6-30% dari PEC maka dipilih biaya material sebesar 20% PEC dan
labor cost sebesar 10% PEC (Timmerhaus, 1958).
a. Material = $935.895,94
b. Labor = $14.038,44 + Rp1.958.874.560,65
e Insulation Cost
Insulation cost sekitar 8-9% dari PEC maka dipilih biaya material sebesar 5% PEC dan labor
cost sebesar 3% PEC (Timmerhaus, 1958).
a. Material = $233.973,99
b. Labor = $4.211,53 + Rp587.662.368,20
233
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
i Utilities/Services Facilities
1. Utility Equipment Cost (UEC) = $3.965.947,79 + Rp286.738.340,53
2. Biaya pengiriman = $317.275,82 + Rp22.939.067,24
3. Pajak masuk = $198.297,39 + Rp14.336.917,03
4. Installation
- Material = $594.892,17 + Rp43.010.751,08
- Labor = $12.093,11 + Rp2.000.114.025
234
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
12 Contractor's Fee
Contractor’s fee berkisar antara 2-8% dari DPC (Timmerhaus, 1958). Dipilih nilai sebesar 7%.
= $702.274,30 + Rp1.164.182.223
13 Contingency
Contingency berkisar antara 5-15% dari DPC (Timmerhaus, 1958). Dipilih nilai sebesar 10%.
= $1.170.457,17 + Rp1.940.303.705
Fixed Capital Cost = $25.281.874,78 + Rp41.910.560,02
= $28.435.890,43
= Rp377.856.112.075,94
235
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
236
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
237
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
238
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
239
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
7 Utilities : Rp11.816.434.211
240
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
: $18.914.746,02
: Rp251.339.145.163
: $ 19.882.545,44
: Rp 264.199.263.778,84
241
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
= $ 26.236.604,65 + Rp280.563.254.614
= $ 47.350.636,46
= $ 8.137.054,88 + Rp875.335.094.288
= $ 74.011.158,91
VII.ANALISA KELAYAKAN
Pabrik biodiesel ini digolongkan pabrik yang low risk. Hal ini
dikarenakan :
1. Kondisi operasi di menara reactive distillation, pada tekanan berkisar antara
1-1,4 atm, suhu di top sebesar 80oC dan suhu di bottom sebesar 300oC (suhu
relatif rendah).
242
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
2. Kondisi operasi boiler di unit utilitas pada tekanan sedang (10 atm) dan suhu
315oC.
3. Produk yang tidak flammable serta hasil samping yang relatif aman.
Kelayakan pabrik dapat dianalisis melalui beberapa parameter berikut:
1. Faktor LANG
Faktor LANG merupakan suatu nilai (faktor) yang digunakan untuk
mengestimasi fixed capital dengan cara cepat tanpa harus menghitung
biaya-biaya yang tergolong modal tetap. Nilai fixed capital berdasarkan
Timmerhaus (1958) didapat dengan persamaan :
𝐿 𝑥 𝐷𝐸𝐶 = 𝐹𝐶𝐼 (9)
dengan, L = LANG mutiplication factor
DEC = Delivered Equipment Cost (DEC)
FCI = Fixed Capital Investment
L = 4,66
Faktor LANG untuk pabrik yang mengoperasikan bahan berupa solid-fluid
adalah sebesar 3,9 (Timmerhaus, 1958). Berdasarkan hal tersebut, faktor
LANG yang didapat oleh pabrik biodiesel ini sudah mendekati nilai yang
diijinkan dan lebih besar dari 3,9 sehingga sudah memenuhi syarat untuk
pabrik yang mengoperasikan bahan berupa solid dan fluid.
𝑃𝑎 ×𝑟𝑎
Prb = (3)
𝐼𝑓
𝑃𝑏 ×𝑟𝑎
Pra = (4)
𝐼𝑓
243
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
If = $ 28.435.890,43
Profit before tax = $ 8.947.765,04
Profit after tax = $ 5.816.047,28
$8.947.765,04
ROI sebelum pajak = ×100%
$ 28.435.890,43
= 31,47%
5.816.047,28
ROI setelah pajak = ×100%
$ 28.435.890,43
= 20,45%
244
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
$ 28.435.890,43
𝑃𝑂𝑇𝐴 =
$ 5.816.047,28 $2.528.187,48
+
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= 3,41 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Untuk kategori low risk chemical industry, maximum acceptable POT
before tax adalah 5 tahun (Aries and Newton, 1955). Pabrik ini masih
masuk dalam batas POT before tax yang disyaratkan, yaitu di bawah 5
tahun.
1 1 1 1 WC SV
FC WC C (1 i ) (1 i ) 2 (1 i )3 .... (1 i )10 (1 i )10
(10)
WC :Working Capital
SV : Salvage Value
245
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Depresiasi = $ 2.528.187,48
= $15.782.941,60
= $ 2.843.589,04
DCFRR = 24,79%
Jika nilai DCFRR > 1,5 suku bunga bank, maka dapat dikatakan bahwa
pabrik yang akan didirikan cukup menarik / menguntungkan. Data terbaru
untuk suku bunga dasar tabungan tertinggi hingga Mei 2017 adalah 6,50%
per tahun (www.bi.go.id, 2017), sehingga perbandingan DCFRR dengan
suku bunga bank adalah sebesar 3,8.
BEP merupakan titik perpotongan antara garis sales dengan total cost,
yang menunjukkan tingkat produksi dimana besarnya sales sama dengan total
cost. Pengoperasian pabrik di bawah kapasitas tersebut akan mengakibatkan
kerugian dan pengoperasian di atas kapasitas tersebut, pabrik akan untung.
Secara matematis, BEP dapat diketahui melalui persamaan berikut:
Fa 0,3 Ra
BEP = x 100% (7)
S a Va 0,7 Ra
246
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Fa : $3.539.462,47 + Rp 1.676.422.401
: $ 3.665.623,10
: Rp 48.708.799.688
b. Annual Regulated Expense ( Ra )
- Labor : Rp 9372.000.000
- Supervision : Rp 1.405.800.000
- Laboratory : Rp 1.405.800.000
Ra : $ 4.368.109,82 + Rp 249.097.492.158
: $ 23.114.158,30
: Rp 307.140.935.512
247
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
- Utilities : Rp 11.816.434.211
- Royalties : Rp 55.117.909.070
Va : $ 229.482,59 + Rp 623.155.379.730
: $ 47.125.582,81
: Rp 626.204.744.367
Fa 0,3 Ra
BEP = x 100%
S a Va 0,7 Ra
$3.665.623,10 +0,3𝑥$23.114.158,30
BEP = x 100%
$82.899.306,14−$47.125.582,81 −0,7 𝑥 $23.114.158,30
= 54,12 %
0,3 R a
SDP = x 100% (8)
S a Va 0,7 R a
0,3𝑥$23.114.158,30
= x 100%
$82.899.306,14−$47.125.582,81 −0,7 𝑥 $23.114.158,30
= 35,41 %
248
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
8. Sensitivity Analysis
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
suatu variabel terhadap kelayakan suatu pabrik. Pada pabrik ini dianalisis
perubahan Fixed Capital (FC), Sales (Sa) dan Raw Material (RM) terhadap
parameter kelayakan ekonomi pada pendirian pabrik (ROI, POT, BEP, dan
DCFRR).
249
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
Pada analisis sensititivitas ini diambil perubahan FC, Sa dan RM sebesar +20
%, +10 %, -10 %, dan -20 %. Berikut ini nilai ROI, POT, BEP, dan DCFRR pada
beberapa perubahan :
Tabel 11. Nilai DCRR pada perubahan FC, Sales, dan Raw Material
DCFRR
Change In Variable
Variable
5% 0% -5%
Selling Price 27,50% 24,79% 22,09%
Raw Materials 23,05% 24, 79% 26,69%
Capital 24,13% 24, 79% 25,67%
Tabel 12. Nilai perubahan DCFRR pada tiap perubahan FC, Sales dan Raw Material
Perubahan DCFRR
Change in Variable
Variable
5% 0% -5%
Selling Price 2,62% 0,00% -2,79%
Raw Materials -1,83% 0,00% 1,81%
Capital -0,75% 0,00% 0,79%
250
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
-6% -4% -2% 0% 2% 4% 6%
Gambar 19. Grafik Perubahan DCFRR terhadap Perubahan FC, Sales dan Raw Material
Grafik di atas menunjukkan seiring bertambahnya nilai fixed capital dan
raw material maka nilai DCFRR akan turun, sedangkan apabila nilai sales
bertambah maka DCFRR akan naik. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa nilai
sales akan berubah paling besar apabila nilai sales akan berubah. Nilai selling price
yang paling mempengaruhi kelayakan ekonomi suatu pabrik.
251
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan
Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
BAB XIII
KESIMPULAN
252
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1978, Unit Operation, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Brownell, L.E., and Young, E.H., 1983, “Process Equipment Design”, John Willey
and Sons Inc., New York.
Carl L. Yaws, 1980, “The Yaws Handbook of Vapor Pressure : Antoine
Coefficients”.
LAMPIRAN
254
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
EKSTRAKTOR
(ET-01)
Tangki berpengaduk yang digunakan beroperasi secara batch pada suhu 40oC. Waktu
optimal untuk proses ekstraksi minyak dari biji tembakau adalah 30 menit.
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
Mechanical Design
Volume cairan = 19,3219 m3
Diambil nilai Zl/Dt = 1
𝜋 2 𝜋
𝑉= 𝐷𝑡 𝑍𝑙 = 𝐷𝑡3 = 19,3219 𝑚3
4 4
Diperoleh Dt = 2,9080 m = 114,4884 in
Volume reactor = 23,1862 m3
Zr, tinggi tangki = 3,4896 m = 137,3860 in
ri = 57,2442 in
Tebal Dinding
p.r i
t C
f .E 0.6p
Jenis bahan : Carbon steel SA 285 grade-B
Maximum allowable stress, f = 12500 psi
Corrosion Allowance, C = 2 mm (untuk senyawa non-corrosive) = 0.07874
in
Efisiensi pengelasan, E = 0.85 (Butt joint double welded)
Tekanan hidrostatis, P =
Phidrostatis = ρm .g. ZL
𝑘𝑔 𝑚
𝑃 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = 743,5384 3
×10 2 ×3,4896𝑚 = 25946,5383 𝑃𝑎
𝑚 𝑠
= 3,7632 𝑝𝑠𝑖𝑎
icr b
OA
B A
sf
r
ID
t
a
Dari tabel 5.7 Brownell and Young didapat r = radius of dish = 180 in
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
Untuk t=3/16 in, menurut Brownell and Young (1959), sf=1,5-2 in.
Dipilih sf = 2 in
ID = 114,4884 in
OD = ID + 2t = 118,9884 in
icr = 6,8693 in
a = ID/2 = 57,2442 in
AB = a - icr = 50,3749 in
BC = r - icr = 76,5157 in
AC = (BC^2 - AB^2)^0.5 = 57,5936 in
b = r - AC = 25,7914 in 0,6551 m
OA = sf + b + t = 30,0414 in 0,7631 m
Volume head
Vol silinder = 1179094,4344 in3 19,3219 m3
Vol head = 196515,7391 in3 3,2203 m3
Vol total = 1572125,9126 in3 25,7625 m3
Zl = 2,4233 m
Pengaduk
Jenis pengaduk : axial pitch turbin impeller dengan 6 blade bersudut 45o
Ukuran pengaduk :
Diameter pengaduk, Di = Dt/3 = 0,9693 m = 3,1802 ft
Lebar sudu pengaduk, L = Di/5 = 0,1939 m = 0,6360 ft
Jarak pengaduk dari dasar, Zi = Di = 0,9693 m = 3,1802 ft
Lebar baffle 4 buah, W = 0.17Dt = 0,4944 m 1,6219 ft
Jumlah pengaduk yang diperlukan dapat dilihat pada Rase, 1957
n = WELH/ID
dengan : WELH = tinggi cairan × sg
Zl = 2,7318 ft
Sg = 0,5592
WELH = 1,5276 m
n = 0,5253
Dikrenakan nilai yang didapat kurang dari 1, maka dibulatkan keatas sehingga
perlukan cukup 1 pengaduk saja.
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
Power Pengadukan
Bilangan Reynold untuk pengadukan
Nilai ρ dan μ untuk fluida yang diaduk masing-masing adalah 559,193 kg/m3 dan
9.91 x 10-4 Ns/m2. Sehingga diperoleh bilangan reynold sebesar 4,3893 x 106
Dari figure 10.6 (Walas, 1950), untuk kurva no. 6, dapat diketahui besarnya teta,
yaitu 1,3
Untuk power pengadukan, dapat dihitung dengan persamaan 1-39, Nagata, 1975:
𝜃𝑁 3 𝐷𝑖4 𝜌
𝑃=
𝑔𝑐
Dengan:
P = Power pengadukan; ft.lbf/s
N = Kecepatan putaran pengaduk; rps
Di = Diameter pengaduk; ft
ρ = densitas larutan; lb/ft3
gc = Percepatan grafitasi; 32,174 lb.ft/lbf.s2
Dengan efisiensi motor listrik secara umum sebesar 89%, maka power pengadukan
yang diperlukan menjadi
28,2735 𝑘𝑊
𝑃= = 31,7680 𝑘𝑊 = 42,6017 𝐻𝑃
89%
Dipakai power motor standar, yaitu 44 HP.
Koil Pemanas
Neraca Panas
Suhu biji tebakau masuk = 30oC
Suhu n-heksana masuk = 30 oC
Suhu keluar = 40oC
Umpan masuk membawa panas sensible yang dapat dihitung dengan persamaan
berikut
𝐶𝑝 = 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 3
𝐵 2 𝐶 3 𝐷 4
𝐶𝑝. 𝑑𝑇 = 𝐴∆𝑇 + ∆𝑇 + ∆𝑇 + ∆𝑇
2 3 4
Dengan T dalam Kelvin dan Cp dalam kJ/mol.K
Nilai Konstanta masing-masing komponen, sebagai berikut
Komponen A B C D
Biji Tembakau 279 2,5434 -0,0054355 0,000004924
Heksan 78.848 0,88729 -0,0029482 4,20E-02
4𝐴 4×0,0036
𝐷=√ =√ = 0,0681 𝑓𝑡 = 0,8714 𝑖𝑛
𝜋 3,14
Digunakan pipa standar dengan ukuran sesuai pada table 11. Kern
0,5 NPS, Sch. No. 40
OD = 1,32 in = 0,11 ft
ID = 1,049 in
Flux steam :
𝑤𝑠 48,2519 𝑙𝑏/𝑗𝑎𝑚 𝑙𝑏
𝐺𝑡 = = 2
= 8041,9810 2
𝑎′ 0,006𝑓𝑡 𝑓𝑡 . 𝑗𝑎𝑚
Diameter ekivalen :
De = 0.6 Dt = 1,7448 m = 68,6930 in
Koefisien perpindahaan panas :
150(1 + 0.011𝑇𝑎)𝑣 0.8 150(1 + 0.011×212)100,0660.8
ℎ𝑖 = =
𝐼𝐷0.2 1,0490.2
𝐵𝑡𝑢
= 18091,4971
𝑓𝑡 2 ℉. 𝑗𝑎𝑚
𝐼𝐷 1,049 𝐵𝑡𝑢
ℎ𝑖0 = ℎ𝑖 = ×18091,4971 = 14377,2579 2
𝑂𝐷 1,32 𝑓𝑡 ℉. 𝑗𝑎𝑚
0,0137
k = konduktivitas panas fluida = BTU/jam/ft/F
2,9080
Dt = diameter reaktor = m 20,5951 ft
284,5241
N = kec putaran pengaduk = rpm 5423,3609 rph
56,0793
rho = densitas fluida = lb/ft3
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
3,1802
Di = diameter pengaduk = ft
0,0307
miu = viskositas fluida = lb/ft/jam
1
cp = kap panas fluida = Btu/lb/F
2,42
miu w = viskositas air = lb/ft/jam
ho = 410,9909 BTU/jam/ft2/F
Panjang Koil
L1 = A1/a''
L1 = 5,9330 ft
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
Dc
Perhitungan Diameter
0,52 0,37
Di,opt 260.G
T = 30oC
P = 1 atm
Gin = 13,9630 kg/s
Gout = 9,6204 kg/s
= 888,5 kg/m3
Din = 83,0537 mm
= 3,2698 in
Digunakan ukuran standar (IPS) :
NPS = 4 in
Sch.No = 40
ID = 4,026 in
OD = 4,5 in
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
Dout = 68,4274 mm
= 2,6939 in
Digunakan ukuran standar (IPS) :
NPS = 3 in
Sch.No = 40
ID = 3,068 in
OD = 3,5 in
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Tembakau dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun
Keterangan Ekstraksi
Bongkar Muat
Standby
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Tugas : Mereaksikan free fatty acid (FFA) sebanyak 4284.8654 kg/jam dengan
metanol sebanyak 4938.7698 kg/jam menjadi fatty acid metil ester
(FAME) dan air sebanyak 266,8040 kg/jam serta menguapkan air dan
metanol secara simultan.
Jenis : Menara packing reactive distillation
Persamaan Reaksi
Pada proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan satu atau dua
tahap proses tergantung dari jumlah FFA (asam lemak bebas) yang terkandung
dalam minyak yang akan diolah menjadi biodiesel. Untuk minyak dengan
kandungan FFA yang cukup tinggi, yaitu di atas 2.5%, diperlukan proses
esterifikasi terlebih dahulu sebelum memasuki proses transesterifikasi. Hal ini
bertujuan untuk menurunkan kadar FFA serendah mungkin. Kandungan FFA yang
tinggi dapat mengurangi produk biodiesel yang dihasilkan karena akan
menyebabkan timbulnya reaksi samping, yaitu reaksi saponifikasi (reaksi
pembentukan sabun) dengan bantuan basa alkali yang dipergunakan sebagai katalis
pada proses transesterifikasi.
Minyak biji tembakau mengandung sekitar 35% FFA sehingga untuk
mengolahnya menjadi biodiesel, diperlukan 2 tahap proses. Reaksi esterifikasi akan
mereaksikan asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak biji tembakau
dengan methanol menjadi air dan metil ester. Katalis yang digunakan dalam reaksi
ini adalah katalis asam. Berikut persamaan reaksinya:
𝐹𝑟𝑒𝑒 𝑓𝑎𝑡𝑡𝑦 𝑎𝑐𝑖𝑑 (𝐴) + 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 (𝑀) → 𝑚𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 (𝐹) + 𝑎𝑖𝑟 (𝑊)
Konversi dapat diperbesar dengan menggeser kesetimbangan ke arah produk,
dengan cara antara lain :
a. salah satu pereaksi dalam jumlah berlebihan
b. mengambil hasil reaksi secara serta merta sehingga jumlah produk langsung
berkurang
Pereaksi yang digunakan dalam jumlah berlebihan adalah metanol.
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
Reaksi pembentukan FAME dari asam lemak bebas dan metanol terjadi pada
fase cair sehingga penghilangan hasil reaksi dapat dilakukan dengan cara
menguapkan sisa reaktan yang berlebih (metanol). Untuk tujuan tersebut, maka
digunakan reactive distillation Column, yaitu reaktor yang juga berfungsi sebagai
menara distilasi.
Katalis padat yang digunakan adalah amberlyst 15 dengan ceramic raschig
ring sebagai catalysts carrier. Dengan menggunakan katalis berupa resin, tidak
perlu mengganti katalis baru jika katalis telah terdeaktivasi. Cukup dengan
meregenerasi saja.
Pendekatan pseudohomogeneous untuk reaksi tersebut memberikan bentuk
persamaan reaksi sebagai berikut :
𝑘𝑎 𝐾𝐴 𝐶𝐴 𝐶𝑀 − 𝑘−𝑎 𝐾𝐹 𝐶𝐹 𝐶𝑊
−𝑟𝐴 =
1 + 𝑏𝐴 𝐶𝐴 + 𝑏𝑀 𝐶𝑀 + 𝑏𝐹 𝐶𝐹 + 𝑏𝑊 𝐶𝑊
Dengan ka dan k-a = konstanta laju reaksi
Ka dan Kf = koefisien driving force
bA, bM, bF, dan bW, = konstanta adsorpsi
Dengan asumsi bahwa ukuran pori katalis besar sehingga adsorbsi berjalan
dengan sangat cepat dan dapat diabaikan, maka persamaan menjadi :
−𝑟𝐴 = 𝑘𝑎 𝐶𝐴 𝐶𝑀 − 𝑘−𝑎 𝐶𝐹 𝐶𝑊 (Bhatt and Patel, 2012)
dengan Aaref = 1.12 × 1011
A-aref = 4.19 × 106
EAa = 70.34 kJ/mol
EA-a = 37.93 kJ/mol (Pasias dkk, 2006)
6. Tidak ada akumulasi lapisan film pada permukaan luar katalis karena
lapisannya sangat tipis.
7. Reaktor bersifat isotermal dan adiabatis.
8. Reaktivitas katalis padat dianggap tetap.
9. Reaksi terjadi di permukaan luar katalis.
𝜋
Elemen volume 4 𝐷2 ∆𝑧:
Neraca massa metanol pada elemen volume di reaktor pada fase gas:
Metanolin – Metanolout - metanol yang bereaksi = 0
𝑉𝑀 𝑔 | − 𝑉𝑀 𝑔 | − 𝑁𝑀𝑔 = 0 (4)
𝑧+∆𝑧 𝑧
𝐶𝑀𝑔
𝐶𝑀𝑖
𝐶𝑀𝐿
Karena pada fase gas metanol selalu murni sehingga perpindahan massa metanol
hanya berlangsung dari fase gas ke fase cair saja. Hubungan transfer massa dari gas
ke fase cair berlangsung sebagai berikut:
a. Transfer massa dari interfase ke badan cairan:
𝜋
𝑁𝑀𝑔 = 𝑘𝑔 𝑎. 4 𝐷2 . ∆𝑧. 𝜀. (𝐶𝑀𝑖 − 𝐶𝑀𝐿 ) (5)
b. Kesetimbangan:
𝐶𝑀𝑔 = 𝐻. 𝐶𝑀𝑖 (6)
𝑉𝑀 𝑔 | −𝑉𝑀 𝑔 | 𝜋 𝐶𝑀 𝑔
𝑙𝑖𝑚 𝑧+∆𝑧 𝑧
= 𝑘𝑔 𝑎. 4 𝐷2 . 𝜀. ( − 𝐶𝑀𝐿 )
∆𝑧→0 ∆𝑧 𝐻
𝑑𝑉𝑀 𝑔 𝜋 𝐶𝑀𝑔
= 𝑘𝑔 𝑎. 4 𝐷2 . 𝜀. ( − 𝐶𝑀𝐿 ) (7)
𝑑𝑧 𝐻
𝐶𝑀𝐿 ) = 0
𝐿.𝐶𝑀𝐿 | −𝐿.𝐶𝑀𝐿 | 𝜋
𝑙𝑖𝑚 𝑧 𝑧+∆𝑧
= (((−𝑟𝐹𝐹𝐴𝑖 )) − 𝑘𝑔 𝑎(𝐶𝑀𝑖 − 𝐶𝑀𝐿 )) . 4 𝐷2 . 𝜀
𝑧→0 ∆𝑧
𝑑𝐶𝑀𝐿 𝜋 𝐷2
− = (((−𝑟𝑇𝐺𝑖 )) − 𝑘𝑔 𝑎(𝐶𝑀𝑖 − 𝐶𝑀𝐿 )) . 4 .𝜀 (8)
𝑑𝑧 𝐿
dengan:
L = Mass flow rate fase cair, kgcair/jam
Cii = Fraksi massa komponen
D = Diameter kolom, m
ε = Fraksi ruang kosong pada tumpukan packing
VMg = Vapour mass flow rate, kg/jam
Rate-processes:
(−𝑟𝐹𝐹𝐴𝑖 ) = 𝑘1 . 𝑀𝐹𝐹𝐴𝑖 . 𝑀𝑀𝐿 (9)
dimana:
𝑀𝐹𝐹𝐴𝑖
𝐶𝐹𝐹𝐴𝑖 = . 𝐵𝑀
𝜌𝐿
𝐸
𝑘𝑖 = 𝐴. 𝑒 −𝑅𝑇
y i K i xi (10)
Pi vap
Ki i (11)
P
P yi i xi Pi vap (12)
dengan :
yi = fraksi mol i di fase uap
xi = fraksi mol i di fase cair
γi = koefisien aktivitas komponen i dalam cairan
Ki = konstanta kesetimbangan fase komponen i
P = tekanan total
Persamaan Matematis
Qc
D ; xi,D
HD
F1 ; zi,F1
HF1
V1
yi,1
F2 ; zi,F2 L0 D
Hf2 xi,0 xi,D
QR
B ; xi,B
HB
(a) (b)
H F1 F1 H D D H B B QR Qc 0 (15)
Reactive Section
Lin Vout
Xin
yout
vapour
re a c tio n Liquid
Lout Vin
Xout yin
Gambar 4. Stage Kesetimbangan Reactive Section
c. Neraca panas :
Lin H iL ,in Vin H iV ,in Lout H iL ,out Vout H iV ,out 0 (20)
d. Kesetimbangan
P yi i xi Pi vap
TV T L (21)
P PinV (22)
y i 1 (23)
Separation Section
Separation section meliputi seksi rectifying dan seksi stripping. Pemodelan
pada separation zone sama dengan pemodelan pada reaction zone, tetapi kecepatan
reaksi tidak diperhitungkan.
Lin Vout
Xin
yout
vapour
Liquid
Lout Vin
Xout yin
Gambar 5. Stage Kesetimbangan Separation Section
c. Neraca panas
Lin H iL ,in Vin H iV ,in Lout H iL ,out Vout H iV ,out 0 (26)
d. Kesetimbangan
P yi i xi Pi vap
TV T L
P PinV
y i 1
Feed stage
Lin Vout
Xin
yout
vapour
F1
Liquid
Lout Vin
Xout yin
Gambar 6. Kesetimbangan pada Feed Stage
d. Kesetimbangan
P yi i xi Pi vap
TV T L
P PinV
y i 1
Sekitar kondenser
V
Qc
L1 L2
F1
V H V L1 H1L L2 H 2L Qc 0 (32)
d. Kesetimbangan
P i xi Pi vap (33)
Sekitar reboiler
Vt
QR
Lout
Lin
Gambar 8. Skema Reboiler
d. Kesetimbangan
P yt i xi Pi vap
TV T L
P PinV
y i 1
meningkatkan konversi. Jadi operasi pada suhu tinggi akan diinginkan dari
sudut pandang kecepatan reaksi. Akan tetapi, operasi pada suhu rendah juga
diinginkan untuk mengurangi beban reboiler dan degradasi produk metil
oleat. Menurut Bock dkk., 1997, operasi pada suhu rendah akan dapat
menghasilkan produk dengan warna yang lebih baik. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, digunakan tekanan operasi 1 atm.
Rectifying Distilat
2
IN 3
4
Reaction
5
6
7
8
9
IN 10
11
12
13
stripping
14
15 Bottom
V2
Distilat
2 L1 D
Tdew = 75 oC
P = 1.1 atm
L = laju alir cair = 2.7748 kg/s
G = laju alir uap = 0.6417 kg/s
ρL = 764.9 kg/m3
Densitas uap dapat dihitung dengan persamaan gas ideal :
𝑚 𝑃. 𝐵𝑀 1.1 𝑎𝑡𝑚×30.2111 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝜌= = = 𝑎𝑡𝑚 = 0.0012 𝑔/𝑐𝑚3
𝑣 𝑅𝑇 82.06 𝑐𝑚 3 (273 + 75)𝐾
𝑚𝑜𝑙 𝐾
ρG = 1.1866 kg/m3
L/G = 1
ρL/ρG = 644.6532
μL = 0.3549 cP = 0.0004 kg/m.s
Karena senyawa yang digunakan bersifat asam, maka bahan isian yang
digunakan adalah ceramic raschig ring 1.5 in (38 mm). Dari sudut pandang bahan
isian untuk operasi distilasi, raschig ring memiliki luas permukaan yang cukup
besar untuk meningkatkan transfer massa antar fase. Sedangkan dari sudut pandang
bahan isian untuk operasi reaktor, keramik mempunyai volume pori yang cukup
besar sehingga dapat menampung katalis dengan baik serta bersifat inert terhadap
reaksi esterifikasi yang terjadi.
Untuk bahan isian tersebut, Coulson dan Richardson, 1983, Tabel 11.3
memberikan beberapa data
Data Ceramic Rashig Rings
Bulk density, ρb= 689 kg/m3
Surface area, a= 128 m2/m3
Packing factor, Fp= 310
𝐿 𝜌𝐺 1.1866
𝐹𝑙𝑣 = √ = 1√ = 0.0394
𝐺 𝜌𝐿 764.9
Desain pressure drop untuk operasi distilasi pada tekanan atmosferik adalah
40 – 80 mm air per m packing. Diambil nilai 42 mm air per m tinggi packing.
Dari Fig. 11.44 Coulson dan Richardson, 1983, K4 = 1.6
0,5
𝐾4 𝜌𝐺 (𝜌𝐿 −𝜌𝐺 )
𝐺′ = [ 𝜇
0,1 ] = 1.1042 kg/(m2.s)
13,1𝐹𝑝 ( 𝐿)
𝜌𝐿
0.6417
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = = 0.5811 𝑚2
1.1042
4
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = √ 𝑥0.5811 = 0.8604 𝑚
𝜋
14 V15
15 Bottom
B
L14
Skema Arus di Bagian Bawah Menara dan Reboiler
Komponen BM Bi, kmol/jam xi, mol kg/s
Metanol 32.042 0 0 0
Air 18.015 0 0 0
FAME 296.494 14.8304 0.60482 1.2039
FFA 282.467 0.5713 0.0233 0.0442
Trigliserida 851.600 9.1186 0.37188 2.2104
N heksana 87.000 0 0 0.0000
Total 502.5996 24.5203 1 3.4585
Tbubble = 358 oC
P = 1.3 atm
L = laju alir cair = 25.1996 kg/s
G = laju alir uap = 21.8536 kg/s
ρG = 12.6184 kg/m3
L/G = 1.1531
ρL/ρG = 67.3402
μL = 0.008 cP = 0.000008 kg/m.s
𝐿 𝜌𝐺 1
𝐹𝐿𝑉 = √ = 1.0388 √ = 0.1261
𝐺 𝜌𝐿 67.8267
𝐾4 𝜌𝐺 (𝜌𝐿 − 𝜌𝐺 )
𝐺′ = [ ]
𝜇𝐿 0,1
13,1𝐹𝑝 (𝜌 )
𝐿
= 4.2078 kg/(m2.s)
17.3715
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = = 4.1284 𝑚2
4.2078
4
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = √ 𝑥4.1284 = 2.2932 𝑚
𝜋
Menurut Backhurst dan Harker, ukuran packing tidak boleh lebih besar dari 1/30
diameter menara.
1 1
×𝐷 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎 = × 2293.2 𝑚𝑚 = 76.44 𝑚𝑚
30 30
Ukuran packing = 38 mm
1/30 D menara > Ukuran packing (memenuhi)
Tekanan Operasi
Pressure Drop
Nilai pressure drop dapat diperoleh melalui persamaan berikut
∆𝑃 = 𝑎. 10𝑏𝑙 . 𝑔𝑓 2 /𝜌𝐺
Dengan, ∆P = pressure drop (in water/ft packing)
l, gF = laju alir gas dan cairan (lb/s.ft2)
ρG = massa jenis gas (lb/ft3)
a, b = konstanta yang diperoleh dari tabel 5-1 Backhurst dan Harker
0,2×0,2262
0,03182 𝑖𝑛 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
∆𝑃 = 0,3. 10 . = 0,0046
0,0741 𝑓𝑡 𝑝𝑎𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔
𝑚𝑚 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
∆𝑃 = 0.3796
𝑚 𝑝𝑎𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔
redistributor.
Mechanical Design
Material = Carbon steel SA-53 grade A (Appendix D, Item
1, Brownell, L.E. & Young, 1959)
Maximum allowable stress, f = 10200 psi = 70.3264 N/mm2
Joint efficiency, E = 0.85 (electric resistance welded)
Corrosion allowance, C = 0.1250 in = 3,1750 mm
Tebal Shell
Rase dan Barrow, 1973, memberikan persamaan tebal shell sebagai berikut
𝑃. 𝑟𝑖
𝑡𝑠 = +𝐶
(𝑓. 𝐸 − 0,6. 𝑃)
Dengan
ts = tebal shell (in)
P = tekanan desain (psi)
ri = jari-jari shell (in)
ts = 0.1845 in
Diambil tebal shell standar t = 3/16 in = 0.1875 in
Head Menara
Keterangan :
th = tebal head, in
icr = inside corner radius (knuckle radius), in
rc = radius of dish (crown radius), in
OD = outside diameter, in
ID = inside diameter, in
b = depth of dish, in
OA = overall dimensions, in
2
𝐼𝐷
𝑏 = 𝑟𝑐 − √(𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟)2 − ( − 𝑖𝑐𝑟) = 5.2193 𝑖𝑛
2
𝑂𝐴 = 𝑏 + 𝑡ℎ + 𝑠𝑓 = 74693 𝑖𝑛
Tebal Isolator
Beberapa asumsi yang diambil adalah
a) Suhu udara luar, Tu = 30 oC
b) Suhu dinding luar isolator, T3 = 70 oC
c) Suhu bagian luar isolator sepanjang menara isotermal
Akan digunakan asbestos sebagai isolator dengan sifat sebagai berikut
Data Asbestos
Ρ 500 kg/cum
ki 0,154 W/m.oC
Cp 0,816 kJ/kg.oC
E 0,96
Bahan dinding shell adalah carbon steel.
Data Carbon Steel
kd, W/m/oC 43
t, mm 4,76
Ada empat perpindahan panas yang akan ditinjau, yaitu
a) Konveksi dari cairan di dalam menara distilasi ke dinding dalam shell
b) Konduksi dari shell bagian dalam ke shell bagian luar
c) Konduksi dari shell bagian luar ke isolator bagian luar
d) Konveksi dan radiasi dari permukaan luar isolator ke udara
Menentukan hc asbestos-udara
Suhu permukaan luar isolator = T3 = 70 oC
Tu = 30 oC
Tf = (T3 + Tu )/2 = 50 oC
Berdasarkan Tabel A-5, Holman, 1986, udara pada suhu 50oC mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut.
Sifat-sifat Udara Pada Suhu 50oC
ρ, kg/m3 1.1774
Cp, kJ/kg.oC 1.0057
μ , kg/m/s 0.000018462
ν, m2/s 0.00001569
k, W/m.oC 0.02624
α, m2/s 2216
Pr 0.708
𝑔. 𝛽. (𝑇3 − 𝑇𝑢 ). 𝑥 3
𝐺𝑟 =
𝜈2
Dengan Gr adalah Grashof number
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
x = tinggi menara = 14 m
Gr = 3.548 x 1012
𝐶𝑝 . 𝜇
𝑃𝑟 =
𝑘
Dengan Pr adalah Prandtl number
Pr = 0,0007076
𝑅𝑎 = 𝑃𝑟 ×𝐺𝑟
Dengan Ra = Rayleigh number
Ra = Pr x Gr = 9.575 x 109
Silinder vertikal dapat dianggap sebagai plat datar vertikal jika
𝐷 35
≥ 1/4
𝐿 𝐺
𝑟
Menara distilasi sebagai sumber panas dianggap lebih kecil daripada lingkungan
sekitarnya sehingga tidak ada panas radiasi yang dikembalikan ke menara distilasi.
Persamaan di atas menjadi
𝑄
= 𝜖1 . 𝜎. (𝑇34 − 𝑇𝑢4 )
𝐴
Perpindahan panas radiasi juga dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan
perpindahan panas konveksi
𝑄
= ℎ𝑟 (𝑇3 − 𝑇𝑢 )
𝐴
Sehingga
𝜖1 . 𝜎. (𝑇34 − 𝑇𝑢4 )
ℎ𝑟 =
(𝑇3 − 𝑇𝑢 )
Dengan hr = koefisien perpindahan panas radiasi [W/m2.oC]
Є1 = emissifity asbestos = 0,96
σ = Stefan-Boltzmann constant = 5,669 x 10-8 W/m2.K4
maka
hr = 7.3639 W/m2.oC
Menentukan koefisien perpindahan panas konveksi dan radiasi, havr
havr = hc + hr = 9.7936 W/m2.oC
Menentukan tebal isolator
Perpindahan panas dari cairan di dalam menara distilasi ke udara dapat
dinyatakan dengan
Toperasi T1 T2 T3 Tu
Diketahui:
o
Toperasi = 226.65 C
o
t T3 = 70 C
o
Tu = 30 C
r0 = 78.1 cm
t = 0.48 cm
r2 = r1 + x
r0
r1
r2
Transfer Panas Dari Fluida Di Dalam Menara Ke Udara Luar
dapat dianggap sama, T1 = Toperasi . Hambatan panas untuk konduksi pada dinding
menara dengan tebal 0,635 cm akan diperhitungkan dengan nilai konduktivitas
panas carbon steel, kcs = 43 W/m.oC. Hambatan panas untuk konduksi melalui
lapisan isolasi asbestos dengan nilai konduktivitas panas, ki = 0,154 W/m.oC.
Hambatan panas konveksi dan radiasi dengan nilai havr = 9.7936 W/m2.oC.
Vessel Stress
1. Dead weight pressure ( WV ), kN
Dipakai persamaan 13.76 Coulson & Richardson :
𝑊𝑉 = 240𝐶𝑣 𝐷𝑚(𝐻𝑣 + 0,8𝐷𝑚)𝑇𝑠/1000
dengan :
Cv = konstanta, Cv = 1,15 untuk menara distilasi
Hv = tinggi menara, m
Dm = diameter rata – rata menara, Dm = D + Ts , m
Dm= 2.2996 m
Hv= 14.0015 m
WV= 63.8457 kN
2. Berat plate ( BP ), kN
Dipakai persamaan :
Bp 1, 2. At .N p
dengan At = luas total plate, m2
At= 4.13 m2
Np= 20
Bp= 99.0825 kN
4. Berat total, ( TW ), kN
𝑇𝑊 = 𝑊𝑉 + 𝐵𝑃 + 2. 𝑊𝐼𝑆
TW = 440.6304 kN
5. Wind loading
Dipakai persamaan :
𝑤. 𝑥 2
𝑀𝑥 =
2
dengan :
Mx = bending moment, Nm
w = berat menara per unit panjang, N/m
x = tinggi menara, m
Diambil dynamic wind pressure (DWP) = 1280 N/m2
Mean diameter = 2.8681 m
Loading (per linier meter) Fw = 3671.1591
Bending moment of bottom tangent line (Mx), Nm
𝐹𝑤
𝑀𝑥 = ×𝐻𝑣 2 = 359852.2652 𝑁𝑚
2
Analisis Stress
1) Pressure stress
Aulia Azka Januartrika 13/348223/TK/40834
Sita Swadesti Asnan Putri 13/349243/TK/41068
Rizky Putri Armandani 13/346825/TK/40660
Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas
100.000 Ton/Tahun
dan OD = D + Th = 2.2996 m
4) Total Stress (σz), N/mm2
𝜎𝑧 = 𝜎𝑙 + 𝜎𝑤 ± 𝜎𝑏
σz (upwind) = 39.272 N/mm2
σz (downwind) = -15.7098 N/mm2
49.5 32.8
18.9 18.9
Up-wind Down-wind
G = flowrate, kg/s
f = densitas fluida, kg/m3
G = 3,4585 kg/s
Di,opt = 46,6277 mm
1.8357 in
Dipakai pipa standar (IPS)
Nominal pipe size = 1.5
ID 1.61 in
Schedule number = 40
8. Pipa Hasil Bawah Menuju Reboiler
suhu = 631 K
P = 1.3 atm
ρ = 849.7267 kg/m3
qf = Flow rate / ρf = 25,3121 kg/s
Di,opt = 133.9056 mm
5.2719 in
Dipakai pipa standar (IPS)
Nominal pipe size = 3
ID 3.068 in
Schedule number = 40
E
D
6
A D
R
14,3
15,8
Keterangan Gambar :
Tugas : Memisahkan hasil atas keluaran RD-01 sebanyak 4.756,7622 kg/jam menjadi
hasil atas sebanyak 4.492,4903 kg/jam dan hasil bawah sebanyak 264,2719
kg/jam
Jenis : Menara distilasi dengan sieve tray.
Pada perancangan Menara Distilasi (MD-02) ini, digunakan kondenser total, dimana
uap yang masuk pada kondisi dew point akan dicairkan seluruhnya dan dialirkan
sebagian sebagai refluks. Berbeda dengan kondenser, reboiler yang digunakan adalah
reboiler parsial. Cairan yang masuk ke reboiler tidak semuanya diuapkan. Uap hasil
reboiler dimasukkan kembali ke dalam menara dan cairan yang tidak diuapkan diambil
sebagai hasil bawah (bottom).
Asumsi yang digunakan dalam perancangan menara distilasi secara plate to
plate ini antara lain :
1. Fase uap dan cair dianggap ideal
2. Pada tiap stage terjadi kesetimbangan
3. Umpan masuk dalam keadaan cair jenuh
4. Panas pencampuran dan panas pengenceran diabaikan
5. Kondenser yang digunakan adalah kondenser total
Langkah-langkah dalam peracancangan menara distilasi adalah:
1. Menentukan sifat-sifat fisis bahan
a. Tekanan uap
b. Kapasitas panas cairan
c. Entalphi penguapan cairan
2. Perhitungan secara short cut method
a. Menetukan kondisi operasi menara distilasi
b. Menentukan komponen kunci (key component)
c. Menentukan distribusi non-key component
d. Perhitungan refluks minimum
e. Menghitung jumlah plate ideal
f. Menghitung efisiensi
g. Menghitung jumlah plate aktual
h. Menentukan letak feed plate
3. Perhitungan plate to plate.
4. Perancangan plate
5. Perancangan mechanical design
A B . T C . T
T
HT k 2
D . T 3 . dT
298
B 2 C 3 D 4
HT k A T - 298
2
T 298 2
3
T 298 3
3
T 298 4
Dengan konstanta A,B,C, dan D untuk masing-masing senyawa terdapat pada
tabel berikut:
komponen A B C D
Metanol 40,152 3,1046E-1 -1,0291E-3 1,4598E-6
N heksana 78,848 8,8729E-1 -2,4982E-3 4,1999E-06
H2O 92,053 -4,00E-02 -2,11E-04 5,35E-07
L
Cpg y
iA
i Cpi
T
HT k Cp . dT
298
A B . T C . T
T
HT k 2
D.T 3 E.T 4 . dT
298
B 2 C 3
HT k A T - 298
2
T 298 2
3
T 298 3
D 4 E 5
(T 298 4 ) (T 298 5 )
4 5
yi
6. Menghitung xi, dengan persamaan xi , sehingga xi=1, jika belum
Ki
mendekati satu, diubah nilai suhunya
Kj Pjo
dengan j ; Kj
K HK Pt
batasan :
X j , D .D
Jika 1,01 0.01 maka komponen terdistribusi.
Z j , F .F
= relative volatility
D = jumlah distilat, kmol/j
F = jumlah umpan, kmol/j
untuk bagian top dan bottom menara :
Atas Bawah
Komponen Poi Ki Α Poi Ki α
Metanol 1,0034 1,0034 4,1294 4,0880 3,4067 3,4095
N Heksana 0,8734 0,8734 3,5942 2,7149 2,2624 2,2643
Air 0,2430 0,2430 1,0000 1,1990 0,9992 1,0000
α avg
Komponen
Metanol 3,7522
N Heksana 2,8528
Air 1,0000
(7)
dengan,
Nmin : jumlah tray minimum
XLK : fraksi mol light key component
XHK : fraksi mol heavy component
(8)
(9)
Umpan masuk pada suhu bubble point dan cair jenuh, maka q=1. Persamaan (9)
menjadi :
(10)
dengan,
= viskositas relatif komponen i
= fraksi mol komponen i di distilat
Nilai θ dicari dengan trial and error dari persamaan (10), sehingga diperoleh :
Nilai θ dimasukkan ke persamaan (8) sehingga diperoleh :
Komponen α F xi,F αxi,F αxi,F/(α-θ)
Metanol 3,9136 139,4876 0,9022 3,53E+00 1,2451
N Heksana 3,1584 0,3058 0,0020 6,25E-03 0,0030
Air 1,0000 14,8227 0,0959 9,59E-02 -1,2307
154,6160 1,0000 3,6328 0,0174
θ 1,0779
Rm + 1 = 1,3654
Rm = 0,3654
Rm/(Rm+1) = 0,2676
Dengan mengambil nilai refluks aktual = 1,5 x Rmin diperoleh nilai R = 0,5480.
Dengan diperolehnya nilai R, maka dapat dihitung nilai R/(R+1) = 0,3540.
Untuk menghitung jumlah plate aktual digunakan gambar (2).
Gambar 2. Grafik Nilai Refluks terhadap Jumlah Plate Aktual
Didapatkan nilai Nm/N = 0,475 Sehingga dapat dihitung jumlah plate aktual
sebanyak 18,0012 18 stage.
h. Perhitungan Efisiensi Plate
Efisiensi dihitung dengan persamaan empiris O’Connell :
Eo 51 32,5 log a . a
dengan,
Eo = efisiensi plate
= viskositas rerata fluida
= volatilitas rerata relatif
maka diperoleh nilai efisiensi plate sebesar = 46,3879 %.
Berdasarkan efisiensi yang diperoleh, dapat dihitung jumlah stage real dengan
persamaan :
Eo = N aktual / N real
Sehingga diperoleh N real sebanyak 36,8656 37 stage
i. Penentuan Letak Feed Plate
Letak feed plate ditentukan dengan persamaan 11.62 Coulson and Richardson,
Kirkbide equation :
Nr B Xf HK Xb LK 2
log 0,206 log
Ns D Xf LK Xd Hk
Dari persamaan (12) diperoleh nilai Nr/Ns = 0,0744. Sehingga nilai Ns dapat
dihitung sebesar 34,39 34. Umpan masuk Nr pada stage ke 3.
Distilat
Feed
Bottom
Neraca massa total :
F DB
Q
c D
Lo Xi,D
Xi,o HL,
HL,o D
VN+1 LN
Yi,N+1 Xi,N
Neraca panas :
Vn1 .HV ,n1 Ln H L,n DH D Qc
Persamaan keseimbangan :
Yi ,n K i ,n . X i ,n
Pi ,on
K i ,n
Pn
Pada perancangan ini digunakan kondensor total, sehingga :
Yi ,1 X i , D
Lo D
Yi ,1 .X i , 0 .X i ,D
V1 V1
Lo D
Yi ,1 .X i ,0 .X i ,D
Lo D Lo D
1 1
Yi ,1 .X i ,0 .X i ,D
1 R 1
1
R
Dengan persamaan terakhir ini Xi,1 dapat dihitung.
Yi ,1
X i ,1
Ki
X i ,1
1,00
K i,1 f T1
L n 1
Rn
Definisi : D
Rn 1
Yi ,n .X i ,n 1 X i ,D .
R n 1 R n 1 (1)
Neraca panas :
Vn .H V,n L n 1 .H L,n 1 D.H D D.QCD
H D Q CD H V,n
Rn
H V,n H L,n 1
(2)
Dari persamaan (1) dan (2) dicoba nilai Rn sehingga Tn dan Xi,n bernilai tertentu
yang menghasilkan nilai X i ,n 1 dan trial berakhir sampai nilai Rn yang dicoba
X LK , F X LK , D .
1 q
dimana :
X LK
R 1
X HK umpan X HK , F X HK , D .
1 q
R 1
Untuk menentukan entalpi uap dan cairan, maka diambil suhu referensi 25 oC atau 298
K. Jadi pada Tref = 25 oC entalpi zat cair adalah nol.
Entalpi cairan :
n
H L ,i
T
X i .Cpi dT
Tref
i 1
Entalpi uap :
H V ,i H L ,i H V ' ,i
Lo V1
D= 139,9400 kmol/jam Xo = Xd Y1
R= 0,5480
Lo= 76,6907 kmol/jam stage 1
V1= 216,6307 kmol/jam X1 V2
L1 Y2
Lo/V1= 0,35
TBP= 337,7181 K 64,7181 C
Tekanan = 1 atm 760 mmHg
suhu = 337,69286 K 64,69285947 C
T= 338,0473 K
komponen ho * Xo h1, J/mol h1 * X1 H1, J/mol H1 * Y1 H2, J/mol H2 * Y2
Metanol 5204,4405 5219,2068 5202,5023 40370,3691 40239,8360 40373,2265 40243,1530
33,3341 15325,3992 33,3211 45305,3584 98,5016 45370,7735 98,6450
N heksana
Air 5,1754 4884,1390 5,1735 45960,4313 48,6820 45971,9353 48,6948
jumlah 5242,9499 25428,7450 5240,9970 131636,1587 40387,0197 131715,9353 40390,4928
V2 = 216,6051 kmol/jam
L1 = 76,6650 kmol/jam
L1/V2 = 0,3539
lk/hk = 2,0526
Bahan condenser =
Neraca panas:
panas masuk = panas keluar + panas yang diambil
(H1 * Y1) * V1 = (ho * Xo) * Lo + (HD * Xd) * D + Qc
Qc = (H1 * Y1) * V1 - (ho * Xo) * V1
Qc = 7.613,29 kJ/jam
Stage 2
X1 V2
L1 Y2
Stage 2
L2 V3
X2 Y3
L1/V2= 0,3539
Tekanan = 1,0100 atm = 767,5730 mmHg
suhu = 338,0473 K 65,0473 C
Stage 3
L2 V3
X2 Y3
Stage 3
L3 V4
X3 Y4
L2/V3= 0,3541
Tekanan = 1,0199 atm = 775,1460 mmHg
suhu = 338,3750 K = 65,3750 C
T= 338,7568 K
komponen h2 * X2 h3 h3 * X3 H3 H3 * Y3 H4 H4 * Y4
Metanol
5211,1899 5276,4423 5215,1861 40375,8515 40188,7386 40378,8881 40128,6004
N heksana 38,4309 15499,7217 40,6202 45431,3076 103,9012 45501,8733 106,1209
Air
21,3627 4935,3599 44,8621 45982,5629 102,2660 45994,9299 179,4787
jumlah 5270,9835 25711,5239 5300,6684 131789,7220 40394,9057 131875,6912 40414,2000
Stage 4 L3 V4
X3 Y4
Stage 4
L4 V5
X4 Y5
L3/V4= 0,3539
Tekanan = 1,0299 atm = 782,7190 mmHg
suhu = 338,7568 K = 65,7568 C
komponen x3 y4 Po, mmHg Ki x4 y5 h3
Metanol 0,9884 0,9938 792,3693 1,0123 0,9817 0,9914 5276,4423
0,0026 0,0023 684,6773 0,8747 0,0027 0,0023 15499,7217
N heksana
Air 0,0091 0,0039 192,9081 0,2465 0,0158 0,0063 4935,3599
jumlah
1,0001 1,0000 1669,9547 2,1335 1,0002 1,0001 25711,5239
T= 339,1854 K
komponen h3 * X3 h4 h4 * X4 H4 H4 * Y4 H5 H5 * Y5
Metanol
5215,1861 5308,4973 5211,3413 40378,8881 40128,6004 40382,2702 40036,3177
N heksana 40,6202 15597,4104 41,5857 35212,9602 82,1248 45581,1682 107,0396
Air
44,8621 3203,6958 50,7235 44234,6000 172,6096 46008,7988 289,3214
jumlah
5300,6684 24109,6035 5303,6505 119826,4483 40383,3348 131972,2372 40432,6787
V5= 216,2914 kmol/jam
L4= 76,3513 kmol/jam
L4/V5= 0,3530
lk/hk = 0,1684
Stage 5
L4 V5
X4 Y5
Stage 5
L5 V6
X5 Y6
L4/V5= 0,3530
Tekanan = 1,0399 atm = 790,2920 mmHg
suhu = 339,1854 K = 66,1854o C
L5 V6
X5 Y6
stage 6
L6 V7
X6 Y7
L5/V6= 0,3523
Tekanan = 1,0498 atm = 797,8650 mmHg
suhu = 339,6810 K = 66,6810 C
h5 * X5 h6 h6 * X6 H6 H6 * Y6 H7 H7 * Y7
5197,1366 5386,1699 5169,7065 40386,1446 39907,9703 40388,9774 39731,2970
42,0025 15834,2936 42,1358 35224,8177 82,8177 45740,6939 107,3316
126,2826 5033,4239 192,2587 46024,8133 442,8391 46036,6110 652,4865
5365,4218 26253,8874 5404,1010 121635,7756 40433,6270 132166,2822 40491,1151
L7 V8
X7 Y8
L6/V7= 0,3515
Tekanan = 1,0598 atm = 805,4380 mmHg
suhu = 340,0466 K = 67,0466 C
komponen x6 y7 Po, mmHg Ki x7 y8 h6
Metanol 0,9598 0,9837 833,1656 1,0442 0,9420 0,9775 5386,1699
N heksana 0,0027 0,0023 713,0802 0,8937 0,0026 0,0023 15834,2936
Air 0,0382 0,0142 204,2558 0,2560 0,0554 0,0202 5033,4239
Total 1,0007 1,0002 1750,5016 2,1940 1,0000 1,0000 26253,8874
T= 340,4494 K = 67,4494
komponen h6 * X6 h7 h7 * X7 H7 H7 * Y7 H8 H8 * Y8
Metanol 5169,7065 5416,9185 5102,9375 40416,8931 39758,7582 40392,0746 39482,0237
N heksana 42,1358 15928,1373 41,8197 35255,5662 82,7280 45815,4164 106,9349
Air 192,2587 5060,8726 280,1874 46036,6110 652,4865 46049,5974 930,5044
Total 5404,1010 26405,9284 5424,9446 121709,0703 40493,9727 132257,0884 40519,4630
L8 V9
X8 Y9
L7/V8= 0,3511
Tekanan = 1,0698 atm = 813,0110 mmHg
suhu = 340,4494 K = 67,4494 C
komponen x7 y8 Po, mmHg Ki x8 y9 h7
Metanol 0,9420 0,9775 846,2579 1,0607 0,9216 0,9703 5416,9185
N heksana 0,0026 0,0023 722,1365 0,9051 0,0026 0,0023 15928,1373
Air 0,0554 0,0202 207,9138 0,2606 0,0775 0,0280 5060,8726
Total 1,0000 1,0000 1776,3082 2,2263 1,0017 1,0006 26405,9284
T= 341,7267 K
komponen h7 * X7 h8 h8 * X8 H8 H8 * Y8 H9 H9 * Y9
Metanol 5102,9375 5450,8210 5023,3315 58132,3118 56822,5657 40401,7238 39201,1666
N heksana 41,8197 16031,6514 41,3425 45815,4164 106,9349 46052,7789 106,7335
Air 280,1874 5091,1210 394,7772 57144,1210 1154,6866 46090,6778 1290,2566
Total 5424,9446 26573,5934 5459,4511 161091,8492 58084,1872 132545,1805 40598,1566
stage 9
L9 V10
X9 Y10
L8/V9= 0,5668
Tekanan = 1,0797 atm = 820,5840 mmHg
suhu = 341,7267 K = 68,7267 C
T= 343,0007 K
komponen h8 * X8 h9 h9 * X9 H9 H9 * Y9 H10 H10 * Y10
Metanol 5023,3315 5558,4515 4978,7595 58239,5554 56508,9381 40411,0842 38617,8183
N heksana 41,3425 16360,5875 41,4065 46052,7789 106,7335 46290,1372 106,0258
Air 394,7772 5187,0408 541,8951 57240,0408 1602,3705 46131,4971 1995,5425
Total 5459,4511 27106,0798 5562,0611 161532,3750 58218,0420 132832,7185 40719,3866
stage 10
L10 V11
X10 Y11
L9/V10= 0,7111
Tekanan = 1,0897 atm = 828,1570 mmHg
suhu = 343,0007 K = 70,0007 C
T= 345,6885 K
komponen h9 * X9 h10 h10 * X10 H10 H10 * Y10 H11 H11 * Y11
Metanol 4978,7595 5665,9844 4805,1366 58346,7013 55757,5318 40429,9560 37266,1524
N heksana 41,4065 16689,6944 40,5046 46290,1372 106,0258 46793,0350 103,7190
Air 541,8951 5282,7068 814,3430 57335,7068 2480,2108 46217,1312 3632,0262
Total 5562,0611 27638,3856 5659,9842 161972,5452 58343,7684 133440,1222 41001,8976
Nilai (xlk/xhk) pada stage 10 sudah lebih kecil dari (xlk/xhk) untuk feed (0,0206),
sehingga perhitungan untuk enriching section dihentikan.
b. Seksi stripping
VM LM+1
Yi,M Xi,M+1
QR
B L1
Xi,B Xi,1
HL,B HL,1
Neraca panas :
Lm1 H L,m1 Vm .H v,m B.H B QR
Persamaan keseimbangan :
Yi ,m K i ,m . X i ,m
Pi ,om
K i ,m
Pm
Perhitungan dimulai dari reboiler parsial dengan langkah-langkah sebagai berikut :
.F . X i , F D. X i , D
1
X i,B
B
Yi , B K i , B . X i , B
terhitung.
Beban reboiler (QR) dihitung dengan persamaan :
QR D.H D B.H B QC F .H F
dengan asumsi tidak ada panas yang hilang.
Selanjutnya untuk m = 1 dan seterusnya dapat disusun persamaan-persamaan sebagai
berikut:
Neraca massa total :
Vm1 B Lm
Neraca massa komponen :
Vm1 .Ym1 Lm . X m B. X B
Vm1
Definisi : Rm
B
Rm 1
X i ,m .Yi ,m 1 X i , B . (1)
Rm 1 Rm 1
Neraca panas :
Vm1 .HV ,m1 Lm .H L,m B.H B B.QRB
H B QRB H L,m
Rm
H H v ,m1
(2)
L,m
Dari persamaan (1) dan (2) dicoba nilai Rm sehingga Tm dan Xi,m bernilai
tertentu yang menghasilkan nilai X i ,m 1,00 , dan trial berakhir sampai nilai Rm yang
VN = V1 = 238,6440 kmol/jam
LN-1 = Lo + FEED = 698,8108 kmol/jam
VN/LN-1= 0,9414
LN 14,8434 kmol/jam
T= 378,1375 K
komponen HN, J/mol HN * YN hN-1, J/mol hN-1 * XN-1
Metanol 40548,9984 0,0000 8715,9448 0,0000
N heksana 53094,6388 12,5114 26214,5030 5,9586
Air 47199,2866 47141,4512 7928,9979 7919,8462
jumlah 47153,9626 7925,8048
Beban reboiler =
Neraca panas:
panas masuk + panas yang diberikan= panas keluar
(hN-1 * XN-1) * LN-1 + Qr = (HN * YN) * VN + (hN * XN) * LN
Qr = 8498309,878 kJ/jam = 2031096,26 kcal/jam
Stage N-1
LN-2 VN-1
XN-2 YN-1
Stage N-1
LN-1 VN
XN-1 YN
VN/LN-1= 0,9366
Tekanan = 1,1900 atm = 904,4270 mmHg
suhu = 378,1375 K = 105,1375 C
komponen YN XN-1 Po,mmHg Ki=Po/Pt YN-1 XN-2 hN-1
Metanol 0,0000 0,0000 3088,1846 3,4145 0,0000 0,0000 8715,9448
N Heksana 0,0002 0,0002 2053,2924 2,2703 0,0005 0,0005 26214,5030
Air 0,9988 0,9988 905,0323 1,0007 0,9995 0,9995 7928,9979
Total 0,9990 0,9991 6046,5093 6,6855 1,0000 1,0000 42859,4458
T= 377,8593 K
komponen hN-1 * XN-1 HN-1 HN-1 * YN-1 hN-2 hN-2 * XN-2
Metanol 0,0000 40548,9666 0,0000 8691,0950 0,0000
N Heksana 5,9586 53038,7718 27,3701 26135,4574 12,8039
Air 7919,8462 47191,2659 47168,3439 7907,9443 7904,2946
Total 7925,8048 140779,0044 47195,7140 42734,4967 7917,0986
VN-1 = 216,3492 kmol/jam
LN-2 = 231,0252 kmol/jam
VN-1/LN-2= 0,9365
lk/hk = 0,0002
Stage N-2
LN-2 VN-1
XN-2 YN-1
VN-1/LN-2= 0,9365
Tekanan = 1,1801 atm = 896,8540 mmHg
suhu = 377,8593 K = 104,8593 C
LN-3 VN-2
XN-3 YN-2
VN-2/LN-3= 0,9365
Tekanan = 1,1701 atm = 889,2810 mmHg
suhu = 377,5919 K = 104,5919 C
T=
377,2995 K
komponen hN-3 * XN-3 HN-3 HN-3 * YN-3 hN-4 hN-4 * XN-4
Metanol 0,0000 40548,8432 0,0000 8641,1356 0,0000
N heksana 27,3581 52926,4678 126,5774 25976,6095 58,3507
Air 7880,1516 47175,1079 47066,3643 7865,5925 7848,5611
Total 7907,5096 140650,4190 47192,9416 42483,3376 7906,9118
216,3046
VN-3 = kmol/jam
230,9805
LN-4 = kmol/jam
0,9365
VN-3/LN-4=
0,0011
lk/hk =
Stage N-4
LN-5 VN-4
XN-5 YN-4
Stage N-4
LN-4 VN-3
XN-4 YN-3
VN-3/LN-4= 0,9365
Tekanan = 1,1601 atm = 881,7080 mmHg
suhu = 377,2995 K = 104,2995 C
T= 376,9696 K
komponen hN-4 * XN-4 HN-4 HN-4 * YN-4 hN-5 hN-5 * XN-5
Metanol 0,0000 40548,7335 0,0000 8611,7135 0,0000
N Heksana 58,3507 52860,3385 270,8512 25883,1041 124,3684
Air 7848,5611 47165,5717 46924,6525 7840,6354 7803,0783
Total 7906,9118 47195,5038 7927,4467
VN-4/LN-5= 0,9365
lk/hk = 0,0023
Stage N-5
LN-6 VN-5
XN-6 YN-5
Stage N-5
LN-5 VN-4
XN-5 YN-4
VN-4/LN-5= 0,9365
T=
376,5027 K
komponen hN-5 * XN-5 HN-5 HN-5 * YN-5 hN-6 hN-6 * XN-6
Metanol 0,0000 40548,5314 0,0000 8570,0965 0,0000
N heksana 124,3684 52766,8112 578,6123 25750,8976 264,6052
Air 7803,0783 47152,0570 46654,3481 7805,3147 7728,1080
Total 7927,4467 140467,3997 47232,9604 42126,3089 7992,7132
VN-5/LN-6= 0,9365
lk/hk = 0,0048
LN-6 VN-5
XN-6 YN-5
VN-5/LN-6= 0,9365
T= 375,7956 K
komponen hN-6 * XN-6 HN-6 HN-6 * YN-6 hN-7 hN-7 * XN-7
Metanol 0,0000 40548,1222 0,0000 8507,1432 0,0000
N heksana 264,6052 52625,3598 1230,4830 25551,0335 559,6726
Air 7728,1080 47131,5557 46044,1387 7751,8424 7584,2956
Total 7992,7132 140305,0378 47274,6216 41810,0191 8143,9681
VN-6/LN-7= 0,9367
lk/hk = 0,0104
LN-7 VN-6
XN-7 YN-6
VN-6/LN-7= 0,9367
T= 374,6889 K
komponen hN-7 * XN-7 HN-7 HN-7 * YN-7 hN-8 hN-8 * XN-8
Metanol 0,0000 40547,2347 0,0000 8408,7736 0,0000
N heksana 559,6726 52404,3953 2588,9629 25239,0256 1168,0398
Air 7584,2956 47099,3810 44747,0657 7668,1831 7309,4262
Total 8143,9681 140051,0110 47336,0287 41315,9823 8477,4660
VN-7 = 218,8995 kmol/jam
VN-7/LN-8 = 0,9372
lk/hk = 0,0224
LN-8 VN-7
XN-8 YN-7
VN-7/LN-8 = 0,9372
T= 372,8395 K
komponen hN-8 * XN-8 HN-8 HN-8 * YN-8 hN-9 hN-9 * XN-9
Metanol 0,0000 40545,0899 0,0000 8244,7942 0,0000
N heksana 1168,0398 52036,2400 5329,9960 24719,7238 2372,4124
Air 7309,4262 47045,3667 42254,2688 7528,4412 6810,0722
Total 8477,4660 139626,6967 47584,2648 40492,9592 9182,4846
VN-8 = 221,7727
kmol/jam
LN-9 = 236,4487
kmol/jam
VN-8/LN-9= 0,9379
lk/hk = 0,0486
Stage N-9
LN-10 VN-9
XN-10 YN-9
Stage N-9
LN-9 VN-8
XN-9 YN-8
VN-9/LN-10= 0,9379
Tekanan = 1,1103 atm = 843,8430 mmHg
suhu = 372,8395 K = 99,8395 C
T= 369,4455 K
komponen hN-9 * XN-9 HN-9 HN-9 * YN-9 hN-10 hN-10 * XN-10
Metanol 0,0000 40539,0636 0,0000 7945,2183 0,0000
N heksana 2372,4124 51364,3100 10412,2085 23773,6250 4515,9371
Air 6810,0722 46945,4531 37468,4614 7272,2224 5896,5513
Total 9182,4846 138848,8267 47880,6699 38991,0658 10412,4884
Stage N-10
LN-11 VN-10
XN-11 YN-10
Stage N-10
LN-10 VN-9
XN-10 YN-9
VN-10/LN-11= 0,9395
Tekanan = 1,1004 atm = 836,2700 mmHg
suhu = 369,4455 K = 96,4455 C
komponen YN-9 XN-10 Po,mmHg Ki=Po/Pt YN-10 XN-11 hN-10
Metanol 0,0000 0,0000 2351,844169 2,7623 0,0000 0,0000 7945,2183
N heksana 0,2027 0,1900 1648,305456 1,9360 0,3677 0,3446 23773,6250
Air 0,7981 0,8108 664,5795353 0,7806 0,6329 0,6560 7272,2224
Total 1,0008 1,0008 4664,7292 5,4788 1,0006 1,0006 38991,0658
T= 364,1740 K
komponen hN-10 * XN-10 HN-10 HN-10 * YN-10 hN-11 hN-11 * XN-11
Metanol 0,0000 40524,5881 0,0000 7483,2841 0,0000
N heksana 4515,9371 50330,1096 18508,7138 22321,4867 7692,4273
Air 5896,5513 46788,2332 29612,3405 6874,7844 4509,7721
Total 10412,4884 137642,9309 48121,0543 36679,5553 12202,1993
VN-10 = 238,3368 kmol/jam
LN-11 = 253,0128 kmol/jam
VN-10/LN-11= 0,9420
lk/hk = 0,2343
lk/hk stage N-10 >>> (xlkf/xhk)feed = 0,0206
nilai ini lebih besar dari (xlk/xhk) feed, sehingga perhitungan dihentikan.
Perhitungan ideal stage untuk menara distilasi dengan metode Plate to Plate
didapatkan hasil sebagai berikut :
Enriching section
∑stage : 10 stage (termasuk condenser total)
∑plate : 10 plate
Stripping section
∑stage : 7 stage (termasuk reboiler parsial)
∑plate : 6 plate
Lokasi dari feed plate ditentukan dengan korelasi seperti yang terhitung pada persamaan
Kirkbride
Nr/Ns = 0,0744
Nr = 0,0744 Ns
Nr + Ns = 36
0,0744 Ns + Ns = 36
Ns = 33,5056
Nr = 2,4944
a. Flow Rate
Dari perhitungan dengan plate to plate, didapat :
Produk atas ( D ) = 4492,4903 kg/j
Kecepatan uap pada produk atas ( V ) = 6954,4885 kg/j
Kecepatan cairan pada produk atas ( L ) = 2461,9983 kg/j
Produk bawah ( B ) = 264,2719 kg/j
Kecepatan uap pada produk bawah ( V’ ) = 5021,0341 kg/j
Kecepatan uap pada produk bawah ( L’ ) = 4756,7622 kg/j
b. Produk bawah :
Densitas uap = 0,6961 kg/m3
Densitas cair = 950,2926 kg/m3
Tegangan permukaan = 0,0656 N/m
Column diameter:
Dctop = 1,2623 m
Dcbottom = 1,0530 m
Digunakan diameter yang sama anatara atas dan bawah menara sehingga dipilih
diameter 1,30 m.
Dari perhitungan juga diperoleh harga V ,W dan Dc. Untuk estimasi jika Dc
“enriching section” dan Dc “stripping section” tidak jauh berbeda, maka Dc dipilih
yang lebih besar. Jadi diameter kolom ditentukan oleh diameter seksi yang lebih besar.
Diameter suatu menara juga sangat ditentukan oleh kecepatan uapnya, sedangkan
kecepatan uap ini sangat dibatasi oleh terjadinya flooding. Maka pada perancangan
diameter kolom harus diperkirakan kecepatan flooding, sehingga digunakan persamaan
pandekatan yang diajukan oleh Fair, (Coulson and Richardson, 1983)
L V
U f K1 .
V
LW V
FLV .
VW L
Baik untuk seksi enriching maupun stripping dilakukan urutan perhitungan sebagai
berikut :
Uv % flooding Uf
Vw
Qv
v
Qv
An ,
Uv
Ad (0,1 0,15) Ac
An Ac Ad
An
Ac
1 (0,1s / d 0,15)
4 Ac
Dc
dengan : % flooding berkisar antara 65-85 % ( Coulson and Richardson, 1983 )
Qv = volumetric flow rate, m3/s
Ac = luas penampang total kolom, m2
Ad = luas penampang downcomer, m2
An = luas netto yang tersedia untuk kontak uap-cairan, m2
Dc = diameter kolom, m
Hasil perhitungan :
FLV bottom = 0,0285
FLV top = 0,0139
tray spacing = 0,5 m
dari fig.11.27 (Coulson and Richardson, 1983)
(15)
Uf top = 2,0319 m/s
Uf bottom = 3,3241 m/s
UV % flooding.xU f (16)
didunakan%flooding sebesar 80 % :
UV top = 1,6255 m/s
UV bottom = 2,6593 m/s
Vi
Maximum volumetric flowrate: QV (17)
V
Qv top = 1,6673 m3/s
Qv bottom = 1,8981 m3/s
QV
Net area required : An (18)
UV
An top = 1,0257 m2
An bottom = 0,7138 m2
Downcomer area diambil sebesar 18 % dari luas total, maka :
Column area : Ac = An/(1-18%) (19)
ACtop = 1,2509 m2
ACbottom = 0,8705 m2
4 xAC
Column Diameter : DC (20)
Dari hasil perhitungan pada seksi enriching dan stripping untuk harga Dc yang
hampir sama, maka diameter kolom ditentukan oleh diameter yang lebih besar. Dari
perhitungan diperoleh:
Dc top = 1,2623 m
Dc bottom = 1,0530 m
Dari perbandingan diatas maka diameter menara dapat ditentukan yaitu 1,30 meter.
Berdasarkan grafik, diperoleh jenis aliran adalah single pass cross flow.
Panjang weir (lw) diperoleh dari fig 11.31 (Coulson,1983), dimana untuk Ad =
lw
0,18 Ac diperoleh = 0,86 , sehingga :
Dc
Gambar 5. Fig. 11.31 (Coulson and Richardson, 1983)
lw = 0,86 x Dc
= 1,1180 m
Untuk perancangan diambil beberapa besaran :
Tinggi weir (hw) = 70 mm
Diameter hole (dh) =5 mm
Tebal stage =5 mm
K2 = 30,8
uh’ (min) = 11,5571 m/s
Actual min vapour velocity = 0,7 x min vapour rate / Ah = 13,7461 m/s
Actual uh > uh’ (min) , tidak terjadi weeping.
Pengecekan entrainment
Actual percentage flooding design :
= 1,5327 m/s
% flooding =
= 80 %
L W V
FLV .
VW L
= 0,0139
Dari fig 11.29 (Coulson, 1983) diperoleh = 0,0285 < 0,1 jadi memenuhi persyaratan.
50 mm
Dc = 1,30 m
lw =1,1180 m
50 mm
Dari fig. 11.33 (Coulson, 1983) pada Ah/Ap 0,1245 maka diperoleh lp/dp = 2,7
Number of Holes
Area of one hole = π/4 .
dh2 = 0,000019625 m2 (Coulson, 1986, hal. 475)
Number of hole = hole area / area one hole = 4326,4000
Spesifikasi Plate :
Plate No. = 37
Plate ID = 1,300 m2 (Coulson, 1986, hal 475)
Diameter hole = 5 mm
Hole pitch = 13,5 mm
Active hole = 952 per plate
Turn down = 70 % max rate
Material plate = carbon steel
Material Downcomer = carbon steel
Plate spacing = 0,5 m
Plate thickness = 5 mm
Plate pressure drop = 135,6940 mm cairan
Tebal Shell
Bahan yang dipilih : Carbon Steel SA-285 Grade C
f = 18750 psi
J = 0,8
Poperasi max = 1,2462 atm
Pdesain = 1,2 x 1, 2462 atm
= 1,4954atm = 0,1512 N/m2 = 7,28 psi
Phidrostatik = 0,1316 psi
Dc = 1,3 m = 53,3365 in
Penentuan Head
Dipilih bentuk Torispherical dished head, karena paling murah dan mudah
dalam pembuatannya. Berikut adalah persamaan untuk menentukan tebal
torispherical head menurut Brownell and Young.
p = 0,1531 psi
f = 12650 psi
E = 0,8
c = 0,125 in
th = 0,1254 in, tebal standar 0,1875 in
OD
OA b=depth
icr of dish
A
sf B
ID
t
a
r
Hand Hole
Hand hole berfungsi sebagai jalan untuk masuknya peralatan untuk membersihkan
internal menara. Hand hole terletak pada sisi ruang kosong antara packing support dan
redistributors cairan. Hand hole dengan flange berdiameter 12 in. Jumlah hand hole
tidak boleh terlalu banyak sebab dapat menurunkan kekuatan shell menara. Dimensi
hand hole mengikuti standard ASA B16E – 1939 untuk blind flange, sebagai berikut.
Jenis = blind
Nominal pipe size = 12 in
Diameter luar flange = 19 in
Tebal flange minimum = 1,25 in
Diameter luar raised face = 15 in (Brownell, 1979)
Man Hole
Man hole berfungsi sebagai jalan masuk orang ke dalam menara, umumnya dengan
tujuan untuk membersihkan bagian dalam menara. Dimensi man hole:
Jenis = Blind
Ukuran = 18 in
Diameter luar flange = 25 in
Tebal flange = 1 9/16 in
Diameter luar raised face = 27,25 in (Brownell, 1979)
5. MECHANICAL DESIGN
a. Penentuan Kondisi Menara Perancangan
Dipakai faktor keamanan sebagai berikut :
Suhu perancangan = Suhu atas + 50 0F
= (335,1273 - 273) oC + (50 - 32).(5/9) oC
= 72,1277 oC
Tekanan perancangan = 1,2 x tekanan operasi
= 1,2 x 1,2 atm x (0,101325 N/mm2 / 1 atm)
= 0,12159 N/mm2
b = depth
OA
icr of dish
B A B
sf
ID t
a
r
Dari tabel 5.8 Brownell and Young diperoleh straight flange (sf) berkisar antara 1,5 - 3
in. Pada perancangan ini diambil sf = 1,75 in. Tinggi head diperoleh dari persamaan:
Tinggi head = Th + b + sf
Jadi tinggi head = 3/16 + 0,0462 + 1,75 = 1,9837 in
= 0,0504 m
e. Akumulator
Akumulator digunakan untuk menampung sementara hasil atas yang keluar
dari menara distilasi. Jenis alat yang digunakan adalah tangki silinder horizontal.
Kondisi operasi :P = 1,08968 atm
T = 337,72 K = 64,72 ºC = 148,49 ºF
ρ = 757,3020 kg/m3 = 57,8955 lb/ft3
Flowrate D = 4492,4903 kg/jam
Flowrate L = 8984,9805 kg/jam
Ql = 17,79 m3/jam = 0,2966 m3/menit
Waktu tinggal = 10 menit
Volume cairan (80% ruang kosong) = 2,9661 m3
Vdesign (overdesign 120%) = 3,5593 m3
Perhitungan dimensi tangki :
Diambil D/L = 1/3
k kis
T1 T2 T3 Tu
kf = 0,0159 Btu/j.ft.0F
Bilangan Grasshoff:
L3 . . g . T
Gr = (42)
v2
dengan : = koefisien muai volume
= 1/tf
L = tinggi menara distilasi, m
ν = viskositas kinematis udara, m2/s
Bilangan Prandtl:
Cp f . f
Pr = (43)
kf
Bilangan Raylegh:
Ra = Gr . Pr (44)
= 1,49 1013
Karena nilai Ra > 1010, aliran turbulen
Selanjutnya hc dapat dihitung dengan menggunakan persamaan untuk plat
hc = 1,30 t
1/ 3
(45)
hc = 3,5287 W/m2K
= 0,62145 Btu/j.ft2.0F
Kemudian ditrial nilai xis yang memberikan nilai Qt = Q1 = Q2 = Q3, dan diperoleh:
xis = 0,0646 m =64,617 mm
e. Cek Stress
Stress Calculation
Gambar 11. Skema Stress Menara Distilasi
Berat plate
Bp = 1,2 x At x Jumlah plate
At = luas area total plate = 1,3267 m2
Jumlah plate total = 16
Bp = 25,4717 kN
Analysis of stresses
a. Pressure stress
Longitudinal stress (σl), N/mm2
P.Di
l
4.t
(56)
σl = 0,0058 N/mm2
Circumferential Stress (σh), N/mm2
h 2. l (57)
σh = 0,0115 N/mm2
b. Dead wight stress(σw), N/mm2
Wv
w
. Di t .t (58)
σw = 0,0001 N/mm2
c. Bending stress
lv
64
4
. OD ID
4
(59)
= 70106773654,4672 mm4
Mx Di
b t
lv 2 (60)
σb = 3,9448 N/mm2
Resultan longitudinal stress
z l w b (61)
σz (up wind) = 3,9504 N/mm2
σh (down wind) = -3,9391 N/mm2
Maximum stress = σh - σz (down wind)
(62)
4 t
c 2.10 .
DO (63)
σc = 1013,3066 N/mm2
Maximum compressive stress = σw + σb
= 3,9449 N/mm2
Max compressive stress < critical buckling stress, sehingga desain masih aman.
g. Ukuran Pipa Masuk dan Keluar Menara Distilasi
Untuk menentukan diameter pipa dengan bahan low alloy steel digunakan persamaan :
Dopt 282G 0,37
0,52
G= 1,2479 kg/s
Dopt = 299,6440 mm
11,7970 in
Dipakai ukuran pipa standar:
IPS = 12 in
Sch = 30
OD = 12,75 in
ID = 12,09 in
ADVANCE LEVEL
Dalam perhitungan menara distilasi ini, dilakukan simulasi case optimistic dan
pessimistic untuk menciptakan batasan-batasan kondisi perancangan pada menara
distilasi. Beberapa parameter yang dapat menyebabkan berubahnya performa MD
seperti reflux ratio, tekanan operasi, kondisi umpan masuk, dll yang akan di estimasikan
nilainya. Pada perhitungan ini dipilih parameter reflux ratio. Reflux ratio yang
digunakan pada perhitungan perancangan adalah 1,5xRmin. Untuk kondisi pesimistic
nilai R = 1,2Rmin sedangkan optimistic R = 1,7Rmin. Dari perhitungan, untuk
menghasilkan kemurnian yang sama, diperoleh jumlah stage actual yang dibutuhkan
untuk kondisi pesimistic adalah 52 stage sedangkan untuk optimistic 32 stage.
Dengan jumlah stage yang sama pada kondisi perancangan yaitu 32, kemurnian
yang diperoleh pada kondisi pesimistic kurang dari standard pasaran. Sehingga batasan
reflux yang harus dijaga agar produk masih sesuai sesuai yang diinginkan yaitu R =
1,3Rmin – 1,7Rmin.
Selain itu pada perhitungan advanced ini juga dilakukan evaluasi kondisi dalam
operasi menara distilasi dianggap tidak ideal sesuai dengan persamaan berikut
Pi
yi ( i ) xi Ki '' xi (64)
PT
Dimana,
yi = fraksi uap
xi = fraksi cair
Pi = tekanan parsial komponen, mmHg
PT = tekanan total, mmHg
= koefisien aktivitas
Nilai koefisien aktivitas dihitung menggunakan pemrograman komputer Matlab
dengan merupakan fungsi komposisi cair (xi) dan suhu (T). Penjabaran persamaan
Wilson untuk mendapatkan nilai koefisien aktivitas adalah :
Pendekatan persamaan Wilson:
Ax
ln i 1 ln Aij x j ij j (65)
j j Ajk xk
k
Dimana,
vj bij eij
ln Aij ln aij cij ln T dijT (66)
vi T T2
(p. 419 Van Ness, S., 1949)
Nilai koefisien a, b, c, d, dan e untuk masing-masing komponen diperoleh dari
Physical properties pada program Aspen. nilai koefisien c, d, e mendekati nol maka
diabaikan.
Dihitung untuk tiap komponen:
1 = Metanol
2 = Air
3 = N-Heksana
Nilai a/ij
i/j Metanol Air N-Heksana
Metanol 1 -2,0302 0
Air 0,049 1 0
N-Heksana 0 0 1
Nilai b/ij
Perhitungan dilakukan dengan cara yang sama seperti dengan kondisi operasi ideal
pada langkah sebelumnya, yaitu dengan menggunakan perhitungan shortcut method.
Perhitungan kondisi atas menara distilasi ini dilakukan dengan cara trial and error
nilai suhu pada tekanan atas menara sebesar 1,2 atm dengan asumsi pressure drop
sebesar 0,09 atm. Dengan algoritma perhitungan:
Cara yang sama dilakukan untuk menentukan kondisi feed dan kondisi bawah menara
distilasi.
Gambar 12. Detail Menara Distilasi