Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi :
HIDROLISA MINYAK JARAK

Oleh :
1. Aribella Samudra Pamungkas 21030114130189
2. Jefry Riady 21030114120079
3. Virantika Wiji Pangestu 21030114120058

LABORATORIUM PROSES KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laboratorium Proses Kimia 2016 1


Laporan Resmi Praktikum Proses Kimia dengan Materi Hidrolisa Minyak Jarak
yang disusun oleh :
Kelompok : 19/Rabu
Anggota : Aribella Samudra Pamungkas (21030114130189)
Jefry Riady (21030114120079)
Virantika Wiji Pangestu (21030114120058)

Telah diterima dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Semarang, November 2016


Dosen Pengampu Asisten Pengampu

Dr. Istadi, ST, MT Fachmy Adji Pangestu


NIP. 1971030119970211001 NIM. 21030114130146

PRAKATA

Laboratorium Proses Kimia 2016 2


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum
Proses Kimia materi Hidrolisa Minyak Jarak. Tujuan dilakukannya percobaan ini
adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap konversi minyak jarak (Xa),
konstanta kecepatan reaksi minyak jarak (k), dan arah kesetimbangan reaksi
hidrolisa minyak jarak (K) serta mengetahui mekanisme katalis pada proses
hidrolisa minyak jarak

Dalam laporan ini penulis meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin


menyelesaikan makalah ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan
ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA selaku penanggung jawab Laboratorium
Proses Kimia Universitas Diponegoro
2. Bapak Dr. Istadi, ST, MT selaku dosen pembimbing materi Hidrolisa Minyak
Jarak Laboratorium Proses Kimia Universitas Diponegoro
3. Fachmy Adji Pangestu selaku asisten pembimbing materi Hidrolisa Minyak
Jarak Laboratorium Proses Kimia Universitas Diponegoro
4. Asisten Laboratorium Proses Kimia Universitas Diponegoro
5. Teman-teman Dedikatif yaitu angkatan 2014 Teknik Kimia Universitas
Diponegoro, serta berbagai pihak lainnya

Penulis meyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir
kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai
penambah ilmu pengetahuan.

Semarang, 2016

Penyusun

RINGKASAN

Laboratorium Proses Kimia 2016 3


Lemak adalah trigliserida yang merupakan triester dari gliserol. Pohon
jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil
nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan
biji jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam
lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak
dan sedikit asam. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
variabel temperatur terhadap konversi, kecepatan reaksi, dan konstatnta
kesetimbangan.
Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu
senyawa, yang biasanya dari air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis
murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air
dan hidrolisis dengan katalis enzim. Hidrolisa pada Minyak Jarak nantinya akan
menghasilkan produk berupa asam lemak dan gliserol. Pada reaksi, air dianggap
bersifat excess, sehingga konsentrasinya dapat diabaikan dan reaksi mengikuti
orde satu. Hidrolisa dilakukan pada labu leher tiga selama waktu tertentu
Secara umum, prosedur dimulai dengan menghitung densitas dan
kebutuhan reagen. Labu leher tiga dan pendingin spiral dirangkai agar siap
melakukan hidrolisa. Minyak jarak dan katalis HCl dimasukkan ke dalam labu
leher tiga dan dipanaskan sesuai suhu variabel. Aquadest dan emulsifier
kemudian ditambahkan, kemudian hidrolisa akan berlangsung. Sampel diambil
setiap 5 menit untuk dianalisa asam lemak yang terbentuk.
Dari data kadar asam lemak yang ada, dapat dihitung nilai konversi yang
kemudian diplotkan ke grafik persamaan regresi untuk mendapat nilai konstanta
kecepatan reaksi. Di dapat bahwa semakin tinggi temperatur, semakin tinggi
konversi dan nilai k, hal ini karena nilai k dipengaruhi oleh temperatur sesuai
Hukum Arrhenius. Dari hasil percobaan kami didapatkan semakin tinggi suhu
yang digunakan meyebabkan nilai K meningkat.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah semakin tinggi temperatur maka
semakin konversi dan kecepatan reaksi. Naiknya temperatur juga menyebabkan
naiknya nilai K. Saran untuk percobaan berikutnya adalah untuk menjaga suhu
titrasi pada suhu 55OC, karena pada suhu tinggi alkohol terbakar dengan
sendirinya dan amati perubahan warna saat TAT karena warna merah muda yang
muncul diawal-awal akan menghilang.

Laboratorium Proses Kimia 2016 4


SUMMARY

Fats are triglycerides or triesters of glycerol. Jatropha (Ricinus


communis) is one type of nonedible oil-producing plants. The main result is the
seeds of jatropha, castor beans when dried will produce castor oil. Hydrolysis of
castor oil into fatty acids and glycerol is done by heating a mixture of castor oil
and a little sour. The purpose of this experiment was to determine the effect of
temperature on the variable conversion, reaction speed, and konstatnta
equilibrium.
Hydrolysis is the binding of the hydroxyl group (OH) by a compound,
which is usually water. Hydrolysis can be classified into pure hydrolysis, acid
hydrolysis catalyst, alkaline hydrolysis catalyst, combined with water and alkali
hydrolysis with an enzyme catalyst. Hydrolysis in Oils distance will produce
products such as fatty acids and glycerol. In the reaction, water is considered to
be excess, so the concentration can be ignored and the reaction follows first order.
Hydrolysis is carried out at three-neck flask for a certain time
In general, the procedure starts with calculating the density and the need
for reagents. Three neck flask and cooling spiral arranged to be ready to perform
hydrolysis. HCl catalyst castor oil and put in a three-neck flask and heated
corresponding variable temperature. Distilled water and emulsifier is then added,
then the hydrolysis will take place. Samples were taken every 5 minutes to analyze
the fatty acid is formed.
Data from the existing fatty acid content, can be calculated conversion
value was then plotted into graphs the regression equation to get the value of the
reaction rate constants. In can be that the higher the temperature, the higher the
conversion and the value of k, this is because the value of k is affected by the
temperature corresponding Arrhenius law. From the experimental results we
obtained the higher temperature, which causes a K value increases.
The conclusion of this experiment is the higher the temperature, the more
the conversion and reaction speed. Rising temperatures also cause a rise in the
value of K. Suggestion for the next trial is to keep the temperature at 55 oC
titration, because at high temperatures the alcohol burns by itself and observe the
color changes when the TAT for the pink color that appears early-early will
disappear

Laboratorium Proses Kimia 2016 5


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
PRAKATA...........................................................................................................iii
RINGKASAN......................................................................................................iv
SUMMARY..........................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
DAFTAR TABEL*..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1.Latar Belakang..........................................................................................1
1.2.Perumusan Masalah..................................................................................1
1.3.Tujuan Praktikum......................................................................................2
1.4.Manfaat Praktikum...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
2.1.Hidrolisa Minyak Jarak secara Umum .....................................................4
2.2.Minyak Jarak ............................................................................................6
2.3.Hidrolisa Minyak Jarak ............................................................................7
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak ...................7
2.5.Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak ........................................................8
2.6.Pengaruh Surfaktan ..................................................................................9
BAB III METODE PRAKTIKUM...................................................................11
3.1 Rancangan Praktikum.............................................................................11
3.1.1 Sistem Rancangan Percobaan.......................................................11
3.1.2 Variabel Operasi............................................................................11
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan............................................................12
3.3 Gambar Rangkain Alat...........................................................................13
3.4 Prosedur Praktikum................................................................................14

Laboratorium Proses Kimia 2016 6


BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.................................16
4.1 Pengaruh Temperatur terhadap Konversi Minyak Jarak......................16
4.2 Pengaruh Temperatur terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi..............17
4.3 Pengaruh Temperatur terhadap Arah Kesetimbangan Reaksi..............18
4.4 Mekanisme Kerja Katalis.....................................................................20
BAB V PENUTUP..............................................................................................23
5.1 Kesimpulan...........................................................................................23
5.2 Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................24

Laboratorium Proses Kimia 2016 7


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Reaksi Hidrolisa Trigliserida.............................................................9


Gambar 2.2 Rumus Bangun Surfaktan .................................................................9
Gambar 3.1 Rancangan Percobaan .....................................................................11
Gambar 3.2 Rangkaian Alat Hidrolisa.................................................................13
Gambar 3.3 Rangkaian Alat Titrasi......................................................................14
Gambar 4.1 Pengaruh Temperature terhadap Konversi Minyak Jarak................16
Gambar 4.2 Pengaruh Temperature terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi........17
Gambar 4.3 Pengaruh Temperature terhadap Arah Kesetimbangan Reaksi........18
Gambar 4.4 Mekanisme Kerja Katalis ................................................................21
Gambar 4.5 Mekanisme Reaksi Saponifikasi .....................................................22

Laboratorium Proses Kimia 2016 8


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan Suhu Terhadap Konversi....................................................16


Tabel 4.2 Data Perhitungan nilai k.......................................................................17
Tabel 4.3 Hubungan antara Suhu dengan K.........................................................18

Laboratorium Proses Kimia 2016 9


DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Perhitungan Reagen.............................................................................A-1


Lembar Perhitungan ..........................................................................................B-1
Laporan Sementara ...........................................................................................C-1
Referensi

Laboratorium Proses Kimia 2016 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol.
Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak
akan berbentuk padat dan minyak berbentuk cair dan minyak mengandung
presentase asam tak jenuh lebih tinggi dibandingkan lemak (Hart, 1993).
Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan lemak yang biasa disebut
lemak hewani, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa
minyak dan disebut sebagai minyak nabati.
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman
penghasil nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya,
apabila dikeringkan biji jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa
minyak jarak menjadi asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara
memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Asam lemak
yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak umumnya
mempunyai rantai karbon panjang dan tidak bercabang.
Minyak banyak digunakan dalam berbagai industri kimia seperti pada
industri makanan dan minuman, industri parfum, farmasi, energi. Lemak
merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Dalam industri sendiri lemak
sama halnya seperti minyak digunakan sebagai bahan baku dalam bidang
farmasi, polimer, pangan, cat. Minyak jarak adalah jenis non-edible oil
sehingga penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng,
obat- obatan, minyak rem, dan minyak lincir.

1.2. Rumusan Masalah


Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu
senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari air. Hidrolisis dapat digolongkan
menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa,
gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Hidrolisa

Laboratorium Proses Kimia 2016 1


minyak nabati dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi reaksinya
berlangsung lambat sehingga diperlukan katalisator, misalnya H2SO4. Minyak
jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara pemerasan dari
tanaman Ricinus communis, sifat kimia dari minyak jarak adalah mengandung
46 53% minyak. Minyak jarak mengandung 80% gliserida, asam asinolat,
stearat isoresinolat, dihidroksi stearat dan palmiat. Minyak jarak juga
mengandung 20% protein, 0,2 alkaloid piridin beracun, risinin serta enzim
lipase minyak jarak mengandung zat toksin risin. Hidrolisa minyak jarak
menjadi asam asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan
campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat di dalam sebuah labu leher
tiga. Pemanasan dilangsungkan sampai suhu yang diinginkan sebelum air
panas dimasukkan. Pada praktikum ini akan dilakukan hidrolisa minyak jarak
untuk mengetahui pengaruh berbagai variabel operasi yang dapat
mempengaruhi diantaranya konversi yang dihasilkan, konstanta kecepatan
reaksi dan kesetimbangan reaksi.

1.3. Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai beberapa hal berikut:
1. Pengaruh suhu terhadap konversi hidrolisa minyak jarak (Xa).
2. Pengaruh suhu terhadap nilai konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa
minyak jarak ( k ).
3. Pengaruh suhu terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak
jarak ( K ).
4. Mengetahui mekanisme katalis pada proses hidrolisa minyak jarak.

1.4. Manfaat Percobaan


1. Mampu memahami pengaruh perbandingan mol pereaktan terhadap
konversi hidrolisa minyak jarak (Xa).
2. Mampu memahami pengaruh perbandingan mol pereaktan terhadap nilai
konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak ( k ).

Laboratorium Proses Kimia 2016 2


3. Mampu memahami pengaruh perbandingan mol pereaktan terhadap arah
kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak ( K ).
4. Mampu memahami mekanisme katalis pada hidrolisa minyak jarak.

Laboratorium Proses Kimia 2016 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidrolisa Minyak secara Umum


Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu
senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari air. Hidrolisis dapat
digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis
katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis
enzim. Berdasarkan fase reaksi hidrolisis dikelompokkan menjadi
hidrolisis fase cair dan fase uap.
Hidrolisa minyak nabati dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi
reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan katalisator, misalnya
H2SO4 (Agra dan Warnijati, 1972). Katalisator tidak diperlukan, jika
hidrolisis dilakukan pada tekanan sangat tinggi yaitu 700 psia dan

485oF (Groggins,1985) dan konversi yang dicapai > 90%. Pada proses
hidrolisis, air memecah gugus alkil dalam trigliserida minyak menjadi
asam lemak dan gliserol.
Pada reaksi dengan air reaksi dimungkinkan terjadi pada fase cair dan
fase minyak (Lewkowitsch, 1903), akan tetapi menurut Lascaray (1949)
reaksi pada fase minyak lebih dominan sehingga kinetika reaksi ditentukan
oleh kecepatan difusi air ke dalam fase minyak dan reaksi antara air
dan minyak di fase minyak yang dapat disajikan ke dalam persamaan
matematik.
- Kecepatan difusi air ke fase minyak:
-rA = k1a (CA* - CA1) mgrek/gminyak/menit (1)
Dengan :
CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang dengan konsentrasi
air difase air atau CA* = k CA2
CA1 = konsentrasi air di fase minyak , mgrek / g minyak
CA2 = konsentrasi air di fase air

Laboratorium Proses Kimia 2016 4


k1a = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak, menit-1

- Kecepatan reaksi di fase minyak:


-rA = -rB = k1a CA1 CB (2)
dengan : CA1 = konsentrasi air di fase minyak
CB = konsentrasi minyak / trigliserida
Untuk mencari langkah yang mengontrol pada kinetika reaksi, disusun
neraca massa air dan neraca massa minyak di fase minyak sebagai berikut :
Neraca massa air dalam fase minyak :
dC A 1
dt = k1a (CA* - CA1) kr CA1 CB ... (3)

Asumsi : dengan adanya pengadukan, kecepatan transfer massa pada


persamaan di atas [k1a (CA* - CA1)] dianggap jauh lebih besar daripada
kecepatan reaksi kimia [kr CA1 CB] maka dianggap hanya kecepatan reaksi
kimia saja yang menentukan kecepatan reaksi keseluruhan.
Neraca massa minyak dalam fase minyak :
dC B
dt = kr CA1 CB

(4)
Bila jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke fase minyak sangat
cepat, maka fase minyak dianggap selalu jenuh dengan air, maka CA1 =
CA yang bernilai konstan pada suhu tertentu, k1 CA1 = k sehingga :
- rB = kCB
dC A 1 dC
= B k ' C B
dt dt

CB t
dC B
CB
=k ' dt ...(5)
CB0 0

CB
ln =k ' t ...(6)
CB 0

Laboratorium Proses Kimia 2016 5


dimana :
CB0 = banyaknya trigliserida mula mula , mgrek/gr minyak
CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 banyaknya asam
lemak bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak
banyaknya asambebas yang terbentuk
Bila X =
banyaknya trigliserida mulamula , maka:

C B 0C
X= B

(7)
CB0

C
( B 0C B)
C B 0
CB0
(8)
CB
=
CB0

ln (1-X) = - k t (9)
dimana:

k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, menit-1


t = waktu reaksi, menit
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat
dinyatakan dengan persamaan Arrhenius :

k = Ae-Ea/RT
dimana :

k = konstanta kecepatan reaksi, menit-1


T = suhu, K
R = tetapan gas, cal/gmol K
Ea = energi aktivasi, cal

2.2 Minyak Jarak

Laboratorium Proses Kimia 2016 6


Minyak jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara
pemerasan dari tanaman Ricinus communis, kegunaan langsung minyak jarak
terbatas pada industry genteng, obat obatan , minyak rem, minyak lincir.
Sifat fisik dari minyak jarak adalah cairan tidak berwarna atau berwarna
kuning pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit, viscositas tinggi dan
bilangan asam akan tinggi sesuai dengan waktu yang ditandai dengan biji
rusak dan cara pemerasan yang tidak baik.
Sifat kimia dari minyak jarak adalah mengandung 46 53% minyak.
Minyak jarak mengandung 80% gliserida, asam asinolat, stearat isoresinolat,
dihidroksi stearat dan palmiat. Minyak jarak juga mengandung 20%
protein, 0,2 alkaloid piridin beracun, risinin serta enzim lipase minyak jarak
mengandung zat toksin risin.

2.3 Hidrolisa Minyak Jarak


Hidrolisa minyak jarak menjadi asam asam lemak dan gliserol dilakukan
dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat
di dalam sebuah labu leher tiga. Pemanasan dilangsungkan sampai suhu yang
diinginkan sebelum air panas dimasukkan. Contoh diambil setiap waktu
tertentu (10 menit) untuk dianalisa asam bebasnya, kecepatan hidrolisis
terutama ditentukan oleh kecepatan reaksi antara air dan trigliserida di fase
minyak. Penggunaan air yang berlebihan memungkinkan fase minyak selalu
jenuh dengan air sehingga reaksi hidrolisis bertingkat satu semu terhadap
konsentrasi gliserida (Hart, 1983).

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak


1. Suhu
Kenaikan suhu akan memperbesar nilai konstanta kecepatan reaksi.
Suhu yang semakin tinggi akan memperbesar kelarutan air di dalam

Laboratorium Proses Kimia 2016 7


fase minyak, sehingga makin banyak pula trigliserida yang bereaksi.
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan
reaksi dengan suhu dapat dinyatakan dengan persamaan :
k =A . eEa/ RT

k = 1,2515 . 108 e-8022/T

k = 1,2515 e-15939/RT

Dengan:
k = konstanta kecepatan reaksi, menit -1
T = suhu absolut, K
R = tetapan gas = 1,987 cal/gmol K
Ea = energi aktivasi = 8022 cal
2. Katalisator
Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam.
Katalisator pada percobaan ini dipilih katalisator asam. Semakin
banyak katalis asam yang ditambahkan, konversi akan semakin besar
demikian juga terhadap konstanta kecepatan reaksinya. Bila
katalisator makin banyak, makin banyak pula molekul molekul
trigliserida yang teraktifkan.
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi
(Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/ gr minyak dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Kc = 0,14525 c13
Dengan c = mgmol H2SO4/ grminyak
3. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu adanya
pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan
pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka pengadukan dilakukan
dengan cara mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi olakan. Reaksi
dapat berjalan baik apabila dilakukan pencampuran dengan baik.

Laboratorium Proses Kimia 2016 8


Pengadukan dapat menurunkan tahanan perpindahan massa dan
mempercepat difusi zat reaksi (Fogler, 1999).
4. Perbandingan Zat Pereaksi
Bila salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya, maka kesetimbangan
dapat bergeser ke sebelah kanan dengan baik, begitu pula sebaliknya,
jika produk diambil, maka reaksi akan bergeser ke kanan sehingga
memperbesar frekuensi tumbukan menyebabkan konstanta kecepatan
reaksi bertambah (Kirk and Othmer, 1980).

2.5 Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak


Hidrolisa adalah suatu proses menggunakan air untuk memecah senyawa.
Minyak jarak merupakan trigliserida dari lemak, yang apabila dihidrolisa
oleh air akan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserin. Dengan rumus
bangun seperti gambar di bawah ini (Kirk dan Othmer,1953):

H+

Pan
as

Gambar 2.1 Reaksi Hidrolisa Trigliserida


Mekanisme hidrolisa minyak jarak dengan katalis mengikuti pemecahan
ester. Radikal asam lemak bebas dipindahkan dari molekul gliserida
sehingga pemecahan lemak tidak berjalan sempurna. Pemecahan terjadi

Laboratorium Proses Kimia 2016 9


antara permukaan minyak dan lemak yang merupak reaksi homogen
melalui oksidasi air yang dilarutkan dalam fase minyak (Fessenden, 1984).

2.6. Pengaruh Surfaktan


Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang digunakan ialah emulsifier
berupa sabun. Molekul surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik dan
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran minyak dan air. Molekul
yang bersifat hidrofilik (suka air) dan molekul yang bersifat lipofilik (suka
minyak). Umumnya bagian nonpolar (lipofilik) merupakan rantai alkil
panjang dan bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil
(Hart, 1983).
O
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2 C
O Na+

Non polar, lipofilik nonpolar, lipofilik


Gambar 2.2 Rumus Bangun Surfaktan
Di dalam molekul surfaktan salah satu gugus harus dominan jumlahnya.
Bila gugus polar lebih dominan maka molekul surfaktan akan di absorpsi
lebih kuat ke air dibanding minyak. Akibatnya tegangan permukaan menurun
sehingga kedua fase mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. Demikian
pula sebaliknya bila gugus non polar lebih dominan maka molekul surfaktan
akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak dibanding air (Zuhrina, 2010).

Laboratorium Proses Kimia 2016 10


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Rancangan Praktikum


3.1.1. Skema Rancangan Percobaan

Laboratorium Proses Kimia 2016 11


Menghitung densitas HCl dan Minyak Jarak

Menghitung kebutuhan reagen

Menyiapkan reagen

Menghitung kadar asalm lemak bebas

Menyiapkan dan merangkai alat

Mencampur Minyak Jarak dan HCl ke dalam labu leher tiga dan
dipanaskan

Memanaskan aquadest dan menyiapkan emulsifier

Memasukkan aquadest dan emulsifier ke dalam labu leher tiga

Menyalakan stirrer dan mengambil sampel sebagai data t=0

Mengambil sampel setiap 5 menit hingga t15

Mengulangi prosedur untuk variabel suhu yang berbeda

Gambar 3.1 Rancangan Praktikum

3.1.2. Variabel Operasi


a. Variabel tetap
1. Basis campuran total : 300 mL
2. Suhu titrasi : 550C
3. Volume emulsifier : 15 mL
4. Interval waktu : 5 menit
5. Konsentrasi NaOH : 0,125 N
6. Perbandingan mol minyak dan air :1:8
7. Konsentrasi HCl : 0,13 N

Laboratorium Proses Kimia 2016 12


b. Variabel berubah
1. Suhu Operasi :
1. Variabel I = 600C
2. Variabel II = 670C
3. Variabel III = 740C

3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan


1. Bahan yang Digunakan

a. Minyak jarak

Var. 1 = Var.2 = Var.3 = 247,66 mL.

b. Aquadest

c. Katalis HCl 0,13 N

Var. 1= Var. 2 = Var. 3 = 4,964 mL.

Katalis yang digunakan adalah katalis asam di antaranya HCl


dengan kemurnian 25%.

d. NaOH 0,125 N

e. Methanol

Menggunakan metanol dengan kemurnian 96%

f. Surfaktan

Var. 1 = Var. 2 = Var. 3 = 15 mL.

Menggunakan Sunlight yang diproduksi oleh PT. UNILEVER Tbk

g. Indikator titrasi Menggunakan PP

2. Alat Percobaan

Laboratorium Proses Kimia 2016 13


a. Labu leher tiga
b. Statif
c. Klem
d. Buret
e. Heater, magnetic stirrer
f. Thermometer
g. Pendingin balik
h. Waterbath
i. Erlenmeyer

3.3. Gambar Rangkaian Alat

Keterangan alat:
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Termometer
4. Heater
5. Magnetic stirrer
6. Statif
7. Waterbath

Gambar 3.2 Rangkaian Alat Hidrolisa

Keterangan alat:
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Erlenmeyer

Gambar 3.3 Rangkaian Alat Titrasi


Laboratorium Proses Kimia 2016 14
3.4. Prosedur Praktikum
A. Menghitung densitas
Densitas Minyak Jarak
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan minyak jarak kedalam
picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya
(m2). Hitung densitas minyak jarak.

Densitas Katalis
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis
dilaboratorium kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya
(V), timbang beratnya (m2). Hitung densitas katalis HCl.

B. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku


1. Masukkan 10 mL minyak jarak ke dalam Erlenmeyer.
2. Menambahkan 15 mL Methanol 96% dan memanaskannya sambil diaduk pada
suhu 55oC.
3. Menambahkan 3 tetes indicator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai warna
berubah menjadi merah muda.
4. Mencatat kebutuhan titran.

C. Hidrolisa Minyak Jarak


1. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga
2. Memasukkan katalis HCl 0.13N ke dalam labu leher tiga
3. Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa
4. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu 60 oC kemudian menambahkan
aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga,dan emulsifier (sabun) 10
ml
5. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa asam lemak dan
asam total selama 15 menit.

Laboratorium Proses Kimia 2016 15


D. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
1. Memasukkan 10 mL minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam Erlenmeyer
2. Menambahkan Methanol 96% 15 mL dan dipanaskan sambil diaduk pada suhu
55oC
3. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indicator PP, kemudian dititrasi
sampai warna merah muda.
4. Mencatat kebutuhan titran

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Temperatur terhadap Konversi Minyak Jarak


Percobaan dilakukan dengan mengambil sampel dan menitrasi dengan
NaOH setiap 5 menit. Kadar asam lemak dapat ditentukan dan konversi juga
dapat dihitung menjadi data berikut:

Tabel 4.1 Hubungan suhu terhadap konversi


t Konversi (XA)
(menit) Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3

Laboratorium Proses Kimia 2016 16


Suhu 60oC Suhu 67oC Suhu 74oC
0 0 0 0
5 0,103584 0,123181 0,132979
10 0,110583 0,130179 0,137178
15 0,116182 0,134379 0,148376
0.16
0.14
0.12
0.1
Suhu 60 C
KONVERSI 0.08 Suhu 67 C
0.06 Suhu 74 C
0.04
0.02
0
0 5 10 15

Gambar 4.1 Pengaruh suhu terhadap konversi hidrolisa minyak jarak


Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa semakin lama waktu, konversi semakin
meningkat. Konversi paling besar terjadi pada suhu 74 oC, dibandingkan suhu
67 oC dan 60 oC. Hal ini terjadi karena semakin tinggi suhu, kelarutan minyak
dalam air semakin besar (Syaiful dkk., 2009), menyebabkan kontak antara air
dan minyak lebih mudah. Selain itu naiknya suhu menyebabkan semakin
cepat reaksi, sehingga dalam selang waktu yang sama pada suhu tinggi
konversi adalah paling besar (Levenspiel, 1999):
CA
ln =k . t
C A0

Laboratorium Proses Kimia 2016 17


C A 0 (1 X A )
ln =k . t
C A0

ln ( 1X A )=k .t

1X A=ek . t

X A =1ek . t

4.2. Pengaruh Temperatur terhadap Nilai Konstanta Kecepatan Reaksi (k)


Dari konversi dihitung nilai k sesuai model matematis. Diplotkan digrafik
untuk t sebagai sumbu X dan -ln(1-XA) sebagai sumbu Y. Sehingga didapat
tabel dan grafik berikut:

Tabel 4.2 Data perhitungan nilai k


-ln(1-XA)
t
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3
(menit)
Suhu 60oC Suhu 67oC Suhu 74oC
0 0 0 0
5 0,109351 0,131454 0,142692
10 0,117189 0,139468 0,147547
15 0,123504 0,144308 0,16061
0.2
f(x) = 0.01x
f(x)
R ==0.89
0.01x
0.15 R
f(x)==0.88
0.01x
suhu 60 C
R = 0.89
0.1 Linear (suhu 60 C)
ln (1-Xa)
Suhu 67 C
0.05 Linear (Suhu 67 C)
suhu 74 C
0
Linear (suhu 74 C)
0 5 10 15 20

Waktu (menit)

Laboratorium Proses Kimia 2016 18


Gambar 4.2 Pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi
Dari gambar 4.2, nilai k dari masing-masing variabel dapat ditentukan dari
nilai slope (gradien) garis yang ada. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu,
maka semakin tinggi nilai k. Hal ini karena nilai k dipengaruhi oleh dua hal,
yaitu Temperatur dan Energi Aktivasi (Levenspiel, 1999). Persamaan yang
menyatakan hubungan nilai k dan temperatur adalah persamaan Arrhenius:
E A
RT
k =A e

Sehingga semakin tinggi temperatur maka, nilai k semakin besar (Levenspiel,


1999).

4.3. Pengaruh Temperatur terhadap Arah Kesetimbangan Reaksi (K)


Selain untuk menghitung k. Nilai konversi juga dapat digunakan untuk
menghitung konstanta kesetimbangan reaksi (K). Sehingga didapt tabel dan
grafik sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hubungan antara Temperatur dengan K


T (oC) K
60 0,1314
67 0,1552
74 0,1742
0.2

K 0.1
0
60 C 67 C 74 C
Temperature

Laboratorium Proses Kimia 2016 19


Gambar 4.3 Pengaruh suhu terhadap arah kesetimbangan reaksi
Dari gambar 4.3 terlihat bahwa semakin tinggi temperatur maka semakin
tinggi nilai K. Hal ini terjadi karena K dipengaruhi oleh Energi Bebas Gibbs
(G). Sedangkan Energi Bebas Gibbs adalah properti termodinamika yang
dipengaruhi oleh suhu (Smith dkk., 2001). Dapat ditulis:
d ( nG )=( nV ) dP( nS ) dT

Yang nantinya hubungan antara G dan konstanta kesetimbangan dapat


ditulis:
G
K=exp ( )
RT

atau:
K H 1 1
ln
K'
= (
RT T T ' )
Secara teoritis, nilai konstanta kesetimbangan dapat dihitung dengan
menggunakan energi Gibbs pada suhu 298 K yang didapat dari referensi
Gf C3H5(COOR)3 (trigliserida) = -84,842 kal/gmol
Gf H2O (air) = -59,690 kal/gmol
Gf RCOOH (asam lemak) = -90,098 kal/gmol
Gf C3H5(OH)3 (gliserol) = -113,650 kal/gmol
Gf reaksi = Gf produk - Gf reaktan
Lalu dihitung nilai K dengan menggunakan persamaan
Go298 = -RT ln K

Laboratorium Proses Kimia 2016 20


Dengan:
R = tetapan gas sebesar 1,987 kal/gmolK
T = suhu 298 K
Maka didapat nilai K sebesar 1,2247 pada 298 K.
Hf C3H5(COOR)3 (Trigliserida) = -382,456 kal/gmol
Hf H2O (Air) = -68,317 kal/gmol
Hf RCOOH (Asam Lemak) = -138,642 kal/gmol
Hf C3H5(OH)3 (Gliserol) = -159,1 kal/gmol

Sedangkan H298 untuk proses diatas adalah 12,321 kal/gmol. Sehingga nilai
K teoritis pada suhu lain dapat ditentukan dengan rumus:
K H 1 1
ln
K'
= (

RT T T ' )
Perbedaan nilai K praktis dan teoritis terjadi karena Konstanta
Keseimbangan (K) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: konsentrasi,
suhu, tekanan, dan katalis. Perbedaan nilai K hasil percobaan dan nilai K
teoritis terjadi karena adanya perbedaan suhu yang diuji dan suhu pada
referensi. Perbedaan suhu inilah yang menyebabkan berubahnya Energi Gibbs
yang kemudian merubah nilai K. Selain itu jenis katalis yang berbeda juga
dapat merubah nilai K (Ridwan, 2012).

4.4. Mekanisme Kerja Katalis


Katalis merupakan substansi yang menambah nilai dari konstanta laju
reaksi tetapi tidak mengubah konstanta kesetimbangan reaksi. Mekanisme
kerja katalis secara umum dapat dibagi menjadi dua. Pertama katalis
bergabung dengan reaktan (substrat) membentuk suatu intermediate
(kompleks) kemudian terurai membentuk katalis dan produk. Katalis
menurunkan energi aktivasi (Ea) dengan mengubah proses mekanisme.
Katalis menurunkan Ea dengan meningkatkan energi intermediate sehingga
energi yang harus dilewati untuk menjadi produk menjadi kecil. Kedua,
katallis bereaksi dengan membentuk radikal bebas, sehingga menjadi reaksi

Laboratorium Proses Kimia 2016 21


berantai. Radikal bebas sangat reaktif karena berenergi bebas tinggi sehingga
kecepatan reaksi menjadi besar (Dhadhang,2012).
Katalis merupakan substansi yang menambah nilai dari konstanta laju
reaksi tetapi tidak mengubah konstanta kesetimbangan reaksi. Mekanisme
kerja katalis secara umum dapat dibagi menjadi dua. Pertama katalis
bergabung dengan reaktan(substrat) membentuk suatu intermediate
(kompleks) kemudian terurai membentuk katalis dan produk.
Langkah-langkah mekanisme kerja katalis sebagai
berikut:
Reaksi dengan katalis asam dimana ion H + dari asam akan
memprotonasi gugus karboksil dengan katalis asam
sehingga mengakibatkan malekul trigliserida semakin aktif
Atom O dari air berperan sebagai nukleofil dan menyerang
ikatan =O pada trigliseriga
Deprotonasi oksigen oleh katalis asam untuk menetralkan
muatan
Protonasi oleh katalis asam untuk melepasakan gugus O=R
molekul alkohol yang bermuatan netral
Pelepasan elektron dan molekul oksigen untuk membentuk
molekul alkohol yang bermuatan netral (Levenspiel, Octave.
Chemical Reaction Engineering. 3rded).
Ion H+ dari asam
akan Atom O
Reaksi
memprotonasi menyerang
dengan
gugus karboksil, ikatan =O pada
katalis asam
trigliserida makin trigliserida
aktif

Pelepasan Protonasi oleh


elektron dan katalis asam Deprotonasi
molekul oksigen untuk oksigen oleh
membentuk melepaskan katalis asam
molekul alkohol gugus O=R'

Laboratorium Proses Kimia 2016 22


Gambar 4.4 Mekanisme kerja katalis
Pada hidrolisa minyak jarak, salah satu contoh aplikasi
kerja katalis ialah pemberian katalis HCl pada proses
saponifikasi. Saponifikasi adalah proses pembentukan
sabun menggunakan lemak hewani dan minyak nabati.
Tujuan dari saponifikasi adalah memutus ikatan gliserida
asam sehingga akan dihasilkan sabun dan produk samping
berupa gliserol. Pada saponifikasi, hidrolisis trigliserida
menggunakan NaOH akan menghasilkan garam natrium
pada gugus karboksilat. Penggunaan NaOH untuk
membentuk sabun yang berupa padatan dan lebih
menguntungkan dalam pembuatan pelumas. Saponifikasi
dilakukan melalui pemanasan pada tekanan atmosferik dan
suhu tertentu. Penggunakan NaOH akan berlangsung
sangat lama dan perlu tindak lanjut dengan pemberian
katalis HCl untuk netralisasi. Mekanisme saponifikasi

Gambar 4.5 Mekanisme reaksi saponifikasi

Laboratorium Proses Kimia 2016 23


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar suhu yang digunakan semakin besar pula konversi hidrolisa
minyak jarak yang dihasilkan.
2. Konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak pada suhu 74oC lebih
besar dibandingkan pada suhu 60oC dan 67oC.
3. Kostanta kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak pada
suhu l74oC lebih besar dibandingkan pada suhu 60oC dan 67oC.
4. Mekanisme kerja adalah katalis bergabung dengan reaktan (substrat)
membentuk suatu intermediate (kompleks) kemudian terurai membentuk
katalis dan produk.

5.2 Saran

Laboratorium Proses Kimia 2016 24


1. Suhu operasi dijaga konstan selama hidrolisa berlangsung, sehingga tidak
mempengaruhi hasil hidrolisa minyak yang diperoleh.
2. Suhu titrasi dijaga konstan 550C.
3. Amati perubahan warna saat TAT, karena warna merah muda yang muncul
di awal-awal akan menghilang. Pastikan warna merah muda yang timbul
tidak hilang ketika titrat dikocok.
4. Tempat praktikum hidrolisa minyak jarak dekat dengan
tempat asisten sehingga saat ACC lebih mudah dan tidak
terjadi perubahan warna.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. General Chemistry; The essential Concepts jilid 2. Ed.3. New
York. McGraw-Hill
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia Organik.jilid 2. Ed.3. hal 83.
Jakarta: Erlangga,
Groggins, P.H. 1958.Unit Processes in Organic Synthesis. pp.699. New York :
McGraw Hill. Inc.
Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of Chemical Technology 6, pp.
231 236. New York : The Interscience Encyclopedia. Inc.,
Kulkarni, S.R., dkk. 2004. Enzymatic hydrolysis of castor oil: An approach for
rate enhancement and enzyme economy. Indian Journal of
Biotechnology.

Laboratorium Proses Kimia 2016 25


Lascaray, L. 1949.Mechanism of fat splitting. Industrial & Engineering Chemistry
41(4), 786-790.
Levenspiel, Octave. 1999. Chemical Reaction Engineering. 2nded. Mc Graw Hill
Book Kogakusha Ltd. Tokyo
Lewkowitsch, J. 1903. J. Soc. Chem. Indust., 22, 67.
Mastuti, Endang. 2010. Pengaruh Variasi Temperatur dan Konsentrasi Katalis
pada Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Kulit Ketela Pohon. Universitas
Sebelas Maret : Surakarta
Ridwan, A. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Kesetimbangan Kimia.
Syaiful, dkk. 2009. Hidrolisa Minyak Jagung (Corn Oil) secara Enzimatik,
Penentuan Kondisi Operasi Optimum, Permodelan Matematik dan
Penentuan Konstanta Kapasitas. Jurnal Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sriwijaya.

Laboratorium Proses Kimia 2016 26


LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. Perhitungan NaOH 0,125 N 300 mL.


m 1000
N= x x ekivalen x
BM 500
m 1000
0,125 N= x x 1 x 0,98
40 300

Massa = 1,53 gr

2. Perhitungan Densitas HCl


m m1
= 2
25 mL
44,04515,37
= = 1,147 gr/mL
25 mL

3. Perhitungan Densitas Minyak Jarak


m m1
= 2
25 mL
39,3515,37
= = 0,9592 gr/mL
25 mL

4. Kebutuhan katalis HCl


N HCl x BM HCl x V Larutan
V=
HCl x Kadar HCl x 1000 x gr ek
0,13 x 36,5 x 300
V= = 4,964 mL.
1,147 x 0,25 x 1000 x 1

5. Kebutuhan Minyak Jarak dan Air ( mol minyak jarak : air = 1 : 8)


1 mol minyak
=
8 mol air

( .V ) minyak
1 BM minyak
=
8 ( .V ) air
BM air

Laboratorium Proses Kimia 2016 A-1


0,9592 v
1 1067
=
8 0,9906 v
18
1 17,265 v MJ
=
8 1056,97 v aq

138,12 VMJ = 1056,97 Vaq


VMJ = 7,65 Vaq
V basis = VMJ + Vaq + Vkatalis + V emulsi
300 ml = 7,65 Vaq + Vaq + 4,964 + 15
280,036 ml = 8,65 Vaq
Vaq = 32,374 mL.
V minyak jarak = 7,65 x Vaq
= 7,65 x 32,374
= 247,66 mL.

Laboratorium Proses Kimia 2016 A-2


LEMBAR PERHITUNGAN

1. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Minyak (V titran = 0,7 ml)


( V . N ) NaOH x BM minyak ( 0,7 x 0,125 ) x 1067
= =0,97
( .V ) minyak 10 ( 0,9592 x 10 ) x 10

Kadar gliserida = bahan baku asam lemak bebas awal dalam bahan baku
= 100% - 0,97% = 99,03%

Perhitungan asam lemak bebas


(V . N ) NaOH 0,7 x 0,125
=
( . V ) minyak 0,9592 x 10 = 0,00912 mgrek/gr mol

Mol gliserida awal


99,03
0,97 x 0,00912 = 0,9310

2. Perhitungan asam lemak setelah hidrolisa


(Vtitrasi x N ) NaOH V x 0,125 0,125 V
=
Ca = ( x Vtitrasi ) minyak = 0,9592 x 10 9,592

3. Perhitungan Ca terbentuk.
CA terbentuk = CA setelah hidrolisa - CA awal

CA terbentuk = CA setelah hidroisa 0,00912

4. Menghitung konversi XA
CA terbentuk CA terbentuk
XA = mol gliserida = 0,9310

5. Perhitungan nilai konstanta laju reaksi

Laboratorium Proses Kimia 2016 B-1


d C A
=k . C A
dt

CA t
dC A
=k dt
C A0
CA 0

CA
ln =k . t
C A0

C A 0 (1 X A )
ln =k . t
C A0

ln ( 1X A )=k .t

y=mx

6. Hasil Perhitungan
Variabel I
V t Ca Ca Xa -Ln(1-X) X2 X.Y
tiran (x) terhidrolisa terbentuk (y)
8 0 0,104253545 0,095133545 0 0 0 0

8,1 5 0,105556714 0,096436714 0,103584 0,109351 25 0,546753

8,6 10 0,11207256 0,10295256 0,110583 0,117189 100 1,171888

9,0 15 0,117285238 0,108165238 0,116182 0,123504 225 1,852558

30 0,350043 350 3,5712


x


2

k= m= x 2 = 0,0075 mnt-1
n
n xy x y

Laboratorium Proses Kimia 2016 B-2


Variabel II
V t Ca Ca Xa -Ln(1-X) X2 X.Y
titran (x) terhidrolisa terbentuk (y)
9,3 0 0,121194746 0,112074746 0 0 0 0

9,5 5 0,123801084 0,114681084 0,123181 0,131454 25 0,657271

10 10 0,130316931 0,121196931 0,130179 0,139468 100 1,394682

10,3 15 0,134226439 0,125106439 0,134379 0,144308 225 2,164614

30 0,41523 350 4,216567


x


2


k= m= x 2 = 0,0088 mnt-1
n
n xy x y

Variabel III
V t Ca Ca Xa -Ln(1-X) X2 X.Y
titran (x) terhidrolisa terbentuk (y)
10 0 0,130316931 0,121196931 0 0 0 0

10,2 5 0,132923269 0,123803269 0,132979 0,142692 25 0,713459

10,5 10 0,136832777 0,127712777 0,137178 0,147547 100 1,475469

11,3 15 0,147258132 0,108165238 0,148376 0,16061 225 2,409154

30 0,450849 350 4,598083

Laboratorium Proses Kimia 2016 B-3


x


2

k= m= x 2 = 0,0097 mnt-1
n
n xy x y

7. Perhitungan arah kesetimbangan reaksi.


Xa pada tmaks yaitu pada t = 15 menit. Dengan menggunakan persamaan
XA
K= XA1

Variabel I
0,116182
K= 0,1161821 = 0,131454

Variabel II
0,134379
K= 0,1343791 = 0,155239

Variabel III
0,148376
K= 0,1483761 = 0,174227

Laboratorium Proses Kimia 2016 B-4


Laboratorium Proses Kimia 2016 B-5
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi :
HIDROLISA MINYAK JARAK

Group : 19/Rabu
Rekan Kerja : 1. Aribella Samudra P 21030114130189
2. Jefry Riady 21030114120079
3. Virantika Wiji Pangestu 21030114120058

LABORATORIUM PROSES KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

C-1
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Pengaruh suhu terhadap konversi hidrolisa minyak jarak (Xa).
2. Pengaruh suhu terhadap nilai konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa
minyak jarak ( k ).
3. Pengaruh suhu terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak
jarak ( K ).
4. Mengetahui mekanisme katalis pada proses hidrolisa minyak jarak.

II. PERCOBAAN
II.1. Bahan yang digunakan
1. Minyak Jarak
2. Aquadest
3. Katalis ( HCl)
4. NaOH
5. Surfaktan
6. Indikator PP

II.2. Alat yang dipakai


1. Labu lejer tiga
2. Statif, Klem, Buret
3. Heater dan Magnetic Stirrer
4. Thermometer
5. Pendingin Balik
6. Waterbath
7. Erlenmeyer

II.3. Cara Kerja


E. Menghitung densitas
Densitas Minyak Jarak
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan minyak jarak kedalam
picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya
(m2). Hitung densitas minyak jarak.

Densitas Katalis

C-2
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis
dilaboratorium kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya
(V), timbang beratnya (m2). Hitung densitas katalis HCl.

F. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku


1. Masukkan 10 mL minyak jarak ke dalam Erlenmeyer.
2. Menambahkan 15 mL Methanol 96% dan memanaskannya sambil diaduk pada
suhu 55oC.
3. Menambahkan 3 tetes indicator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai warna
berubah menjadi merah muda.
4. Mencatat kebutuhan titran.

G. Hidrolisa Minyak Jarak


1. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga
2. Memasukkan katalis HCl 0.13N ke dalam labu leher tiga
3. Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa
4. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu 60 oC kemudian menambahkan
aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga,dan emulsifier (sabun) 10
ml
5. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa asam lemak dan
asam total selama 15 menit.

H. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas


1. Memasukkan 10 mL minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam Erlenmeyer
2. Menambahkan Methanol 96% 15 mL dan dipanaskan sambil diaduk pada suhu
55oC
3. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indicator PP, kemudian dititrasi
sampai warna merah muda.
4. Mencatat kebutuhan titran
II.4. Hasil Percobaan
Kebutuhan tiran pada saat penentuan asam lemak dalam bahan baku
adalah 0,7 mL.

C-3
Kebutuhan tiran pada saat penentuan asam lemak dalam bahan baku
setelah hidrolisa
t (menit) Variabel 1 Variabel 1 Variabel 1
(60oC) (67oC) (74oC)
V tiran V titran V titran
0 8 mL 9,3 mL 10 mL
5 8,1 mL 9,5 mL 10,2 mL
10 8,6 mL 10 mL 10,5 mL
15 9,0 mL 10,3 mL 11,3 mL

Semarang, 2016
MENGETAHUI
PRAKTIKAN ASISTEN

Aribella, Jefry, Virantika Fachmy Adji Pangestu

C-4
Diperiksa KETERANGAN TANDA
NO TANGGAL
TANGAN

Anda mungkin juga menyukai