Nomor : 04
Dikerjakan oleh:
Irfan Sudrajat Subagya 14/363717/TK/41761
Rico Kurniawan 14/367056/TK/42308
Saefullah Thaher 14/363470/TK/41587
Pembimbing:
Prof. Ir. Rochmadi, SU., Ph.D.
Nomor : 04
Dikerjakan oleh:
Irfan Sudrajat Subagya 14/363717/TK/41761
Rico Kurniawan 14/367056/TK/42308
Saefullah Thaher 14/363470/TK/41587
Pembimbing:
Prof. Ir. Rochmadi, SU., Ph.D.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dikerjakan oleh:
Irfan Sudrajat Subagya 14/363717/TK/41761
Rico Kurniawan 14/367056/TK/42308
Saefullah Thaher 14/363470/TK/41587
ii
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir.
Tugas prarancangan pabrik kimia merupakan tugas akhir yang menjadi
prasyarat untuk menyelesaikan jenjang studi sarjana yang harus diselesaikan oleh
setiap mahasiswa Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada. Dengan tugas ini diharapkan ilmu dan penerapan teori-teori yang
telah diperoleh selama kuliah dapat diaplikasikan dan dapat bermanfaat dengan
baik.
Judul tugas akhir ini adalah “Prarancangan Pabrik Metanol dari Batubara
dengan Kapasitas 660.000 ton/tahun”. Adanya prarancangan pabrik ini diharapkan
dapat memperkaya alternatif industri masa depan bagi Indonesia.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Ir. Rochmadi, SU., Ph.D. yang telah membimbing dalam penyelesaian
tugas akhir dengan sabar.
2. Dosen Mentor dari T2 sampai T7 yang telah memberikan arahan dalam
pengerjaan tugas akhir ini.
3. Keluarga masing masing penyusun yang telah memberikan semangat selama
pengerjaan tugas akhir ini.
4. Teman – teman kuliah dan khususnya angkatan 2014.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan yang telah membantu
penyusunan naskah tugas akhir ini.
Penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan tugas
akhir ini. Akhir kata, semoga prarancangan pabrik ini dapat bermanfaat dalam
perkembangan selanjutnya.
Yogyakarta, 5 Mei 2018
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
INTISARI
vi
ABSTRACT
vii
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat dibutuhkan dalam
industri sebagai bahan baku. Metanol dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan bahan kimia lainnya, seperti acrylonitrile, caprolactan,
methionine, nylon 6, methyl tertier butyl ether (MTBE), dimethyl ether
(DME), asam asetat (dry process), polyvinyl alcohol (poval), dll. Berbagai
produk turunan metanol dapat dijumpai dalam bentuk bahan bangunan,
resin, plastik, cat, polyester, dan berbagai macam produk farmasi dan
kesehatan. Di Indonesia, industri petrokimia yang paling banyak
membutuhkan metanol sebagai bahan baku adalah pabrik penghasil
formaldehida.
Sebagai bahan baku yang digunakan berbagai industri kimia,
permintaan metanol semakin meningkat seiring dengan perkembangan
pabrik kimia di dunia. Menurut data IHS, kebutuhan metanol dunia pada
tahun 2015 adalah sebesar 70 juta metrik ton di mana sebagian besar
dimanfaatkan dalam bidang energi (www.methanol.org). Di Indonesia,
hanya terdapat sebuah pabrik penghasil metanol yaitu PT Kaltim Methanol
Industri (KMI) yang beroperasi di Bontang, Kalimantan Timur dengan
kapasitas produksi 660.000 MT/tahun. Selama lima tahun terakhir tren
ekspor metanol Indonesia relatif menurun, sedangkan jumlah impor metanol
Indonesia relatif meningkat dengan puncaknya pada tahun 2015 sebesar
557.362 ton (www.bps.go.id).
1
Gambar 1.1 Kebutuhan Metanool Dunia
Metanol umumnya dibuat dari gas alam. Namun demikian, selama
ini ketersediaan gas menjadi sentral penyebab terganggunya aktivitas
industri petrokimia sehingga perlu dipertimbangkan alternatif penggunaan
gas dari batubara, baik gas dari hasil gasifikasi batubara maupun gas dari
coal bed methane sebagai bahan baku industri-industri kimia masa depan,
termasuk metanol (Profil Industri Petrokimia Hulu, 2014). Di Indonesia
batubara merupakan bahan baku yang mudah di dapat, salah satunya dari PT
Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kalimantan Timur yang mampu
menghasilkan produk batubara lebih dari 50 juta ton per tahun
(www.kpc.co.id).
Potensi batubara di Indonesia relatif besar dibandingkan dengan
sumber daya fosil lainnya. Meskipun jumlahnya hanya 3,3% cadangan
batubara dunia, jumlah sumber daya batubara Indonesia pada tahun 2016
cukup banyak yaitu sebesar 128.062 juta ton dengan cadangan sebesar
28.457 juta ton. Berdasarkan laporan kinerja Dirjen Mineral dan Batubara
2016, pemenuhan kebutuhan domestik batubara Indonesa meingkat dari
85,95 juta ton pada 2015 menjadi 90,5 juta ton pada tahun 2016.
Kebutuhan metanol yang semakin meningkat baik dalam maupun
luar negeri, hanya adanya satu pabrik penghasil metanol di Indonesia, serta
melimpahnya bahan baku batubara di Indonesia, maka pendirian pabrik
metanol dari batubara merupakan hal penting. Selain sebagai upaya untuk
mengurangi ketergantungan impor metanol, pendirian pabrik ini dapat
2
menambah devisa negara, mengembangkan sumber daya manusia di
Indonesia, serta memastikan produksi metanol di Indonesia stabil dengan
penggunaan bahan baku alternatif selain gas alam.
B. Tinjauan Pustaka
Metanol memiliki rumus kimia CH3OH. Struktur kimia dari
metanol dapat digambarkan sebagai berikut:
3
Purity,% wt on dry basis 99,85
Potassium Permanganate Time Test at
Min 60
15oC, minute
Specific Gravity, 20/20 oC 0,792-0,793
Tri Methyl Amine, mg/kg Max 0,05
Total Iron, mg/kg Max 0,1
Water Content, %wt Max 0,1
Sulphur, mg/kg Max 0,5
( ) (5)
(6)
4
(7)
(8)
(9)
(11)
(12)
C. Pemilihan Proses
Pemilihan proses merupakan bagian penting dalam perancangan
pabrik kimia karena proses produksi sangat menentukan performa pabrik
kimia dan nilai ekonomi dari pabrik kimia tersebut.
Dari tiga proses pembuatan metanol yaitu natural gas steam
reforming, oksidasi parsial, dan gasifikasi batubara, masing-masing
dijelaskan sebagai berikut :
1. Natural Gas Steam reforming
5
Pabrik : M.W. Kellog (Inggris)
Proses ini merupakan proses reformasi gas alam untuk menyiapkan
synthetic gas sebagai umpan reaksi sintesis. Proses ini lebih sederhana
daripada proses lainnya tetapi sangat bergantung pada pasokan gas
alam yang sangat fluktuatif. Selain itu, proses ini sudah digunakan
oleh PT Kaltim Methanol Industri yang beroperasi di
Bontang,Kalimantan Timur sehingga perlu dicari alternatif lain untuk
mngurangi ketergantungan terhadap gas alam.
2. Oksidasi Parsial
Pabrik : Shell & Texaco (Amerika)
Proses ini menggunakan hidrokarbon berupa heavy oil yang
direaksikan dengan steam dan oksigen pada suhu 1350-1600oC dan
tekanan 15 MPa (150 atm). Selain kondisi operasi yang cukup
ekstrim, proses ini juga memiliki kelemahan yang sama dengan proses
reformasi gas alam, yaitu sangat bergantung pada pasokan minyak
yang jumlahnya sudah semakin menipis di Indonesia.
3. Gasifikasi Batubara
Pabrik : Koppers-Totzek (Jerman), Winkler (Amerika), Lurgi
(Jerman), dan Texaco (Amerika)
Proses ini menggunakan batubara, oksigen, dan steam sebagai bahan
baku utama. Teknologi pada proses ini sudah sangat berkembang dan
bisa beroperasi pada tekanan yang lebih rendah (20 atm). Sebagai
alternatif untuk mengurangi ketersediaan terhadap gas alam, proses ini
lebih feasible dibandingkan oksidasi parsial yang menggunakan bahan
baku heavy oil.
6
metanol
Gasifikasi bertujuan mereaksikan unsur C di batubara menjadi
senyawa synthetics gas untuk kemudian direaksikan menjadi metanol.
Reaksi utama yang terjadi adalah:
H0R = - 110.5 kJ/mol
7
terbawa oleh syngas sehingga hasil syngas harus dibersihkan. Reaktor
ini hanya dapat menggunakan batubara ukuran besar karena partikel
halus berjumlah besar dapat menghambat aliran syngas ke atas.
(Higman, 2008).
2. Fluid-Bed
Pada proses ini, partikel batubara tersuspensi di gas, menghasilkan
pencampuran yang baik antara batubara dan gas sehingga transfer panas
dan transfer massa berjalan efisien. Karena pencampuran berjalan baik,
8
sejumlah reaktan yang belum bereaksi terbawa oleh arus keluar dan
harus ditangkap oleh cyclone.
Selain itu, suhu operasi dijaga di bawah suhu slagging abu karena
akan menghambat proses fluidisasi. Suhu yang rendah ini menyebabkan
konversi yang lebih rendah. Suhu gas keluar reaktor umumnya 900oC -
1050oC. Ukuran partikel batubara tidak boleh terlalu kecil karena dapat
terbawa oleh gas dan membebani cyclone (Higman, 2008).
3. Entrained-Flow
Pada proses ini, batubara, oksigen dan steam masuk bersama-sama
sehingga co-current. Residence time di reaktor ini sebentar (hanya
9
beberapa detik). Ukuran feed sangat kecil sehingga transfer massa
efektif dan partikel batubara dapat terbawa gas. Karena residence time
yang sebentar, suhu operasi harus sangat tinggi sehingga konversi
tinggi. Suhu gas keluar reaktor umumnya 1250oC - 1600oC.
Suhu dan konversi yang tinggi juga menyebabkan kebutuhan
oksigen yang tinggi. Tidak ada spesifikasi jenis batubara untuk reaktor
ini namun batubara dengan kadar air dan abu yang tinggi dapat
menyebabkan kebutuhan oksigen yang terlalu tinggi secara ekonomis.
(Higman, 2008).
10
kualitas batubara
Suhu gas keluar reaktor sangat
tinggi sehingga dapat digunakan
untuk menerapkan integrated
heat system
Dapat digunakan untuk batubara
yang membentuk jelaga
11
meningkatkan aktivitas katalis, namun akan membentuk produk samping
seperti dimetil eter, metil format, dan aseton. Reaktor dioperasikan pada
suhu 200oC – 300oC untuk memastikan aktivitas katalis dan penggunaan
panas reaksi yang efektif (Malhotra, 2012).
Pada dasarnya reaksi pembuatan metanol merupakan reaksi
hidrogenasi CO atau CO2 dimana kedua reaksi tersebut cenderung
eksotermis. Menurut hukum termodinamika, dibutuhkan suhu lebih dari
180oC untuk hidrogenasi CO2 dan 150oC untuk hidrogenasi CO. Secara
termodinamika, dapat di ketahui bahwa reaksi pembentukan metanol dapat
berjalan pada suhu rendah. Pada suhu rendah, reaksi pembentukan metanol
berlangsung lambat sehingga perlu diberi katalis yaitu Cu, ZnO, dan Al2O3.
Ada beberapa macam teknologi proses sintesis metanol pada
tekanan rendah, berikut adalah contohnya :
1. ICI Low-Pressure Metanol–Syntesis Process
Pada proses sintesis yang dikembangkan oleh Imperial Chemical
Industries (ICI), katalis yang digunakan adalah copper-based. Oleh
karena itu, pada teknologi ini perlu dilakukan penghilangan sulfur
karena sulfur merupakan racun pada katalis copper. Pada proses ICI ini
umpan masuk reaktor berupa gas hidrogen, karbon monoksida, karbon
dioksida dan metana. Umpan dikompresi hingga tekanan 50 atm pada
suhu operasi 270oC. Pada proses ICI diperlukan shift converter untuk
mengatur perbandingan karbon monoksida dan karbon dioksida. Produk
keluar reaktor langsung didinginkan dan produk raw methanol langsung
diambil untuk selanjutnya dipurifikasi dengan cara distilasi. Pada proses
ICI ini konsentrasi metanol yang dihasikan lebih rendah dari pada high
pressure methanol process dan memiliki arus recycle yang besar.
2. Lurgi Low-Pressure Metanol –Syntesis Process
Pada proses Lurgi, reaktor beroperasi pada suhu 250oC – 260oC
dan pada tekanan 50-60 bar. Pada proses ini, reaktor berbentuk shell
and tube dengan tube berisi katalis dan panas reaksi diambil dengan
cara mengalirkan boiling feed water (BFW) pada shell. Pada proses ini
reaktor juga memiliki fungsi kedua yaitu sebagai steam generator.
12
3. MGC low Pressure Process
Pada Mitsubishi Gas Chemical Company (MGC), proses sintesis
metanol menggunakan katalis tembaga dengan suhu operasi reaktor
200oC sampai dengan 280oC dan tekanan 50 atm hingga 150 atm.
Proses ini biasanya menggunakan bahan baku hidrokarbon.
Berikut adalah analisa kelebihan dan kekurangan ketiga proses
tersebut:
Proses Kelebihan Kekurangan
Konversi lebih Efisiensi termal
tinggi rendah
ICI Desain fisik Katalis lebih
reaktor lebih mudah rusak
sederhana
Efisiensi termal Kapasitas
rendah produksi tidak
Lurgi
Selektifitas tinggi sebesar proses
Suhu lebih stabil lainnya
Profil suhu ideal Lebih rumit
MGC Katalis yang Biaya reaktor
dibutuhkan sedikit lebih mahal
13
1. Gasifikasi
Gasifikasi batubara menjadi syngas dengan steam dan oksigen.
Proses gasifikasi yang dipilih adalah entrained flow. Oksigen yang
dipakai sebanyak 1/5 hingga 1/3 kebutuhan stoikiometris pembakaran
sempurna sehingga reaksi pada tahap gasifikasi merupakan reaksi
pembakaran tidak sempurna. Kondisi operasi adalah suhu antara 800oC
hingga 1800oC dan tekanan 50 bar.
Reaksi secara keseluruhan bersifat eksotermis dan panas dapat
diambil untuk proses lain. Dihasilkan gas CO, CO2 dan H2 dengan
produk samping H2S. Komposisi syngas ditentukan oleh komposisi
umpan batubara, jumlah oksigen dan steam, serta suhu operasi (Chen,
2010).
2. Periapan syngas
Gas H2S yang terbentuk dari pembakaran sulfur pada batubara
diambil dengan absorbsi dengan absorben MDEA. Larutan MDEA
disemprotkan ke syngas di dalam absorber dengan suhu ruangan dan
tekanan 15 atm. MDEA akan menjerap gas H2S dalam syngas. Larutan
MDEA dan syngas dapat di-recycle di stripper. Larutan campuran
MDEA dikontakkan dengan udara bersuhu 115oC dengan tekanan
atmosferis untuk melepas H2S (Chen, 2010).
3. Sintesis metanol
Proses sintesis metanol yang dipilih adalah proses Lurgi. Suhu pada
tahap proses ini adalah 250oC – 260oC dengan tekanan sebesar 50-60
bar. Pada proses ini reaktor yang digunakan berbentuk shell and tube
dengan tube berisi katalis. Katalis yang digunakan adalah katalis
berbasis tembaga (Cu). Sementara itu, shell diisi oleh boiling feed water
(BFW) yang akan diuapkan sehingga dapat digunakan untuk proses
lain.
4. Pemurnian metanol
Metanol yang dihasilkan dari reaktor mengandung air, gas terlarut,
dan produk samping lainnya. Kandungan pengotor metanol tersebut
harus dipisahkan agar mendapatkan metanol dengan kualitas baik. Raw
14
methanol fase gas dikondensasikan dan dipisahkan dari gas terlarut.
Raw methanol cair ditingkatkan konsentrasinya pada menara distilasi
dan diambil sebagai produk atas dengan menggunakan kondenser total.
D. Market Analysis
Menurut data BPS, selama 5 tahun terakhir tren ekspor metanol
Indonesia relatif menurun, sedangkan jumlah impor metanol Indonesia
relatif meningkat dengan puncaknya pada tahun 2015 sebesar 557.362 ton.
Data ini menunjukkan bahwa kebutuhan metanol Indonesia semakin
meningkat dan belum mampu dipenuhi oleh produksi metanol nasional.
Produk metanol banyak digunakan menjadi bahan baku industri-
industri petrokimia lainnya. Di Indonesia, industri petrokimia yang paling
banyak membutuhkan metanol sebagai bahan baku adalah pabrik
formaldehida. Berikut adalah beberapa pabrik formalidehida (formalin)
beserta kapasitasnya yang ada di Indonesia (www.detik.com):
No. Nama Perusahaan Kapasitas (ton)
1 PT Arjuna Utama Kimia 23.000
2 PT Parmolite Adhesive Industry 36.000
3 PT Superin 36.000
4 PT Lakosta Indah 28.000
5 PT Dyno ugi Indonesia 29.400
6 PT Batu Penggal Chemical Industy 28.000
7 PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industry 38.000
8 PT Intan Wijaya Chemical Industry 61.500
9 PT Dofer Chemical 60.000
10 PT Sabak Indah 72.000
11 PT Duta Pertiwi Nusantara 50.000
12 PT Kayulapis Indonesia Jateng) 20.000
13 PT Gelora Citra Kimia Abadi 48.000
14 PT Kayulapis Indonesia (Irja) 40.000
15 PT Duta Rendra Mulia 33.500
16 PT Binajaya Roda Karya 45.000
17 PT Perawang Perkasa Industry 48.000
18 PT Belawandeli Chemical 30.000
19 PT Putra Sumber Kimindo 45.000
20 PT Orica Resindo Mahakam 35.000
Total 806.400
15
Pabrik-pabrik formalin tersebut merupakan salah satu potensi pasar
yang ada di Indonesia. Metanol juga dimanfaatkan oleh beberapa industri
lainnya, seperti pabrik asam asetat dan dimetil eter (DME).
Secara umum, kebutuhan metanol nasional dapat dianalisa
menggunakan neraca ekspor-impor serta kapasitas produksi pabrik metanol
yang telah ada di Indonesia, yaitu PT KMI. Berikut adalah tabel analisa
kebutuhan metanol nasional:
Impor Ekspor Kapasitas Kebutuhan
No. Tahun
(ton) (ton) Produksi (ton) Nasional
1 2012 261.866 438.742 660.000 483.124
2 2013 341.455 486.818 660.000 514.638
3 2014 557.362 404.152 660.000 813.210
4 2015 219.414 422.884 660.000 456.530
5 2016 436.988 384.934 660.000 712.054
6 2017 408.950 377.666 660.000 691.284
7 2018 388.934 349.964 660.000 698.971
8 2019 374.325 343.249 660.000 691.076
9 2020 473.498 321.287 660.000 812.211
10 2021 424.131 309.214 660.000 774.917
11 2022 447.356 293.447 660.000 813.909
12 2023 474.308 281.425 660.000 852.884
Sumber: BPS (www.bps.go.id)
16
Gambar 1.8. Proyeksi Kebutuhan Metanol Nasional
17
BAB II
URAIAN PROSES
Bahan baku dari pabrik metanol ini adalah batu bara yang di peroleh dari
PT Kaltim Prima Coal, yaitu batubara bituminus dengan kandungan karbon
sebesar 65 – 85 % dan ukuran sebesar 1-50 mm. Bahan baku air diperoleh dari
sungai Mahakam dengan sudah dilakukan standardisasi menjadi air teknis. Bahan
baku oksigen cair diperoleh dari PT Surya Biru dengan kemurnian oksigen 99 %
dan sisanya Nitrogen. Bahan baku batu bara dari Gudang batu bara S-01
selanjutnya diumpankan ke dalam vertical roller mill CR-01 yang telah dilengkapi
screener dengan menggunakan belt conveyor BC-01. Batu bara dihancurkan
dengan menggunakan vertical roller mill hingga diperoleh ukuran 50 µm,
selanjutnya diumpankan ke dalam Bin-01 sebagai tempat penyimpanan umpan
reaktor sementara selama 24 jam. Hal ini diperlukan agar jika nanti ada kerusakan
dalam sistem sebelumnya, maka dapat dilakukan perbaikan selama 18 jam.
Selanjutnya partikel batu bara di umpankan reaktor Gasifikasi R-01 dengan
menggunakan screw conveyor tertutup SC-01 yang didesain untuk dapat menahan
tekanan dalam reaktor Gasifikasi R-01 sebesar 20 atm berdasarkan prinsip putaran
screw (gerakan memutar menggeser dan menekan) yang menekan padatan
sehingga padatan dapat masuk, hal ini dapat terjadi karena ukuran partikel padatan
yang kecil. Bahan baku oksigen dikompresi hingga tekanan 20 atm menggunakan
kompresor KOM-01 dan suhunya dinaikkan dengan menggunakan F-01 hingga
mencapai suhu 1000 oC, selanjutnya diumpankan ke dalam Reaktor Gasifikasi R-
01. Bahan baku air dipompa hingga tekanan 20 bar menggunakan pompa P-01
dan suhunya dinaikan dengan menggunakan HE-02 hingga mencapai suhu 200 oC
dan diuapkan menggunakan Vaporizer (VAP-01) hingga sebagian menguap pada
suhu 213oC, selanjutnya diumpankan ke dalam separator SEP-01 untuk
memisahkan antara fase gas dan cair. Hasil atas separator berupa uap air
selanjutnya di umpankan pada Reaktor Gasifikasi RG-01 yang bekerja pada Suhu
1000oC dan tekanan 20 bar setelah sebelumnya dipanaskan menggunakan furnace
(F-01). Hasil produk Reaktor Gasifikasi RG-01 berupa Syngas berupa CO2, CO,
H2, H2S, O2, N2, H2O. Selanjutnya Syngas pada tekanan 50 bar diekspansikan
18
menggunakan ekspansion valve V-01 menjadi tekanan 15,2 bar dan suhunya
berubah menjadi 900oC. Selanjutnya dikondisikan suhunya menjadi 320oC dengan
menggunakan HE-01, HE-02, dan VAP-01. Selanjutnya syngas diumpankan pada
water gas shif reaktor (WGSR) yang terdiri dari dua reaktor seri, yaitu HT-
WGSR (R-02) dan LT-WGSR (R-03) untuk menghasilkan H2. Diantara keduanya
terdapat intercooler (HE-03). Reaktor HT-WSGR ini bekerja pada suhu 320oC
dan tekanan 15,2 atm sedangkan reaktor LT-WGSR bekerja pada suhu 200oC dan
15,28 atm. Syngas yang terbentuk dari WGSR mengandung gas CO2, CO, H2,
H2S, O2, N2, H2O dengan komposisi H2 lebih besar. Selanjutnya diumpankan pada
Absorber AB-01 untuk menghilangkan kandungan gas hidrogen sulfida (H2S) dan
mengurangi karbon dioksida (CO2) dengan menggunakan MDEA. Senyawa
MDEA dapat diregenerasi kembali dengan menggunakan Stripper ST-01.
Penghilangan H2S bertujuan untuk menjaga kadar sulfur pada reaktor methanol
sebesar 0.1 ppm agar katalis pada reaktor methanol tidak rusak. Penghilangan
CO2 bertujuan untuk menjaga rasio antara CO dan CO2 serta H2 dalam Reaktor
Metanol (R-04). Absorber AB-01 beroperasi pada tekanan 15,18 atm dan suhu 40
o
C. Syngas yang telah dikondisikan rasionya diumpankan pada Reaktor Metanol
R-04. Sebelum masuk Reaktor Metanol R-04 umpan Syngas dikompresi di KOM-
02 dan suhunya dinaikan menjadi 225 oC dengan menggunakan HE-07. Arus
keluar reaktor metanol selanjutnya didinginkan dengan HE-08 dan
dikondensaskan menggunakan CD-01. Sebagian besar uap akan mengembun
Sementara itu, gas non-condensable akan dipisahkan dan dialirkan menuju flare.
Selanjutnya hasil bawah CD-01 berupa raw methanol diumpankan pada MD-01.
Hasil atas MD-01 selanjutnya dikondendasikan dengan condenser total CD-MD.
Pure methanol yang telah terkondensasikan selanjutnya diturunkan tekanannya
dengan expansion valve menjadi 1 atm. Uap yang dihasilkan dikonsensasi lagi
dengan kondenser CD-02. Metanol kemudian didinginkan dengan HE-10 dan siap
untuk dialirkan menuju tangki penyimpanan produk (T-02) pada suhu 40oC dan
tekanan 1 atm.
19
BAB III
SPESIFIKASI BAHAN
A. Bahan Baku
1. Batu bara
Rumus Kimia : CH0,779O0,09
Fase : Padat (1 atm, 25 °C)
Densitas : 1346 kg/m3
Sifat : flammable
Flash point : 260 °C
Auto ignition : 455 °C
Harga : $ 90/ton (www.alibaba.com, 2016)
20
Titik lebur : 0 °C (1 atm)
Heat capacity (Cp) : 1 cal/(g °C) (1,013 bar dan 25 °C)
Viscocity : 0,85 cp (30 °C)
B. Bahan Pembantu
3. MDEA
Rumus kimia : CH3N(C2H4OH)2
Berat molekul : 119,163 g/gmol
Fase : Cair (1 atm, 25 °C)
Densitas : 1,038 kg/L (1,013 bar dan 15 °C)
Titik didih : 247,1°C (1,013 bar)
Titik lebur : - 21°C (1,013 bar)
Sifat : flammable
Flash point : 138 °C
Auto ignition : 410 °C
21
Heat capacity (Cp) : 2,5494 kJ/(mol.K) (1,013 bar dan 25 °C)
Viscocity : 101 centipoise (1,013 bar dan 0 °C)
Harga : $ 320.450/ton (www.alibaba.com, 2016)
C. Bahan Antara
1. Hidrogen (www.airgas.com, 2018)
Rumus kimia : H2
Berat molekul : 2,0159 g/gmol
Fase : Gas (1 atm, 25 °C)
Densitas : 0,0852 kg/m3 (1,013 bar dan 15 °C)
Titik didih : - 252,78 °C (1,013 bar)
Titik lebur : - 259,2°C (1,013 bar)
Sifat : flammable
Kelarutan dalam air : vol/vol (1,013 bar dan 0 °C)
Auto ignition : 560 °C
Flammable Limits : Lower : 4,0% ; Upper : 75%
Heat capacity (Cp) : 0,0288 kJ/(mol.K) (1,013 bar dan 25 °C)
Viscocity : 8,3969 x 10-5 poise (1,013 bar dan 15 °C)
22
Viscocity : 1,74 x 10-5 poise (1,013 bar dan 20 °C)
D. Produk
1. Metanol (www.sciencelab.com, 2018)
Rumus kimia : CH3OH
Berat molekul : 32,04 g/gmol
Fase : Cair (1 atm, 25 °C)
Densitas : 792 g/L pada suhu 20°C
Titik didih : 64,7 °C (1 atm)
Titik lebur : - 97,8 °C (1 atm)
Sifat : flammable
Flash point : 12 °C
Auto ignition : 464 °C
Flammable Limits : Lower : 6% ; Upper : 36,5%
Harga : $ 1.200/ton (www.alibaba.com, 2018)
23
BAB IV
DIAGRAM ALIR KUALITATIF DAN KUANTITATIF
24
Keterangan: semua arus dalam kg/jam
Gambar 4.2. Diagram Alir Kuantitatif Pabrik Metanol dari Batubara
25
26
BAB V
NERACA MASSA
A. Neraca Massa Overall Pabrik Metanol dari Batubara
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
O2 74.098,63 18 Batubara Padat 60,48
1 Gas
N2 648,36 CO2 286.022,00
13 Batubara Padat 157.259,88 31 H2S Gas 0,37
3 H2O Cair 164.801,73 H2O 1.440.000,00
23 H2O Gas 54.007,25 H2 13.899,23
26 H2O Gas 44.999,16 CO 62.148,03
33 H2O Cair 1.440.000,00 CO2 21.176,73
CH4 11.387,44
CH3OH 6.941,54
44 Gas
O2 0,08
H2O 14,29
N2 648,36
C2H5OH 191,86
C3H7OH 0,03
CH3OH 1.109,39
H2O 268,30
52 Cair
C2H5OH 3.067,63
C3H7OH 0,61
CH3OH 88.751,36
60 H2O Cair 0,39
C2H5OH 126,82
27
C3H7OH 0,08
Total 1.935.815,01 Total 1.935.815,02
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
O2 74.098,63 O2 74.098,63
1 Gas 2 Gas
N2 648,36 N2 648,36
Total 74.747,00 Total 74.747,00
2. Pompa (P-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
3 H2O Cair 164.801,73 4 H2O Cair 164.801,73
Total 164.801,73 Total 164.801,73
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
4 H2O Cair 164.801,73 5 H2O Cair 164.801,73
H2 15.472,79 H2 15.472,79
CO 306.582,93 CO 306.582,93
CO2 62.660,65 CO2 62.660,65
CH4 11.382,76 CH4 11.382,76
20 Gas 22 Gas
H2S 0,37 H2S 0,37
O2 0,08 O2 0,08
H2O 0,18 H2O 0,18
N2 648,36 N2 648,36
Total 561.549,85 Total 561.549,85
4. Vaporizer (VAP-01)
28
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
6 H2O Cair 206.002,16 7 H2O Cair 206.002,16
H2 15.472,79 H2 15.472,79
CO 306.582,93 CO 306.582,93
CO2 62.660,65 CO2 62.660,65
CH4 11.382,76 CH4 11.382,76
19 Gas 20 Gas
H2S 0,37 H2S 0,37
O2 0,08 O2 0,08
H2O 0,18 H2O 0,18
N2 648,36 N2 648,36
Total 602.750,29 Total 602.750,29
5. Separator (SEP-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
7 H2O Cair 206.002,16 8 H2O Cair 41.200,43
10 H2O Gas 164.801,73
Total 206.002,16 Total 206.002,16
6. Furnace (F-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
10 H2O Gas 164.801,73 12 H2O Gas 164.801,73
O2 74.098,63 O2 74.098,63
2 Gas 11 Gas
N2 648,36 N2 648,36
Total 239.548,73 Total 239.548,73
7. Crusher (CR-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
14 Batubara Padat 157.259,88 15 Batubara Padat 157.259,88
29
Total 157.259,88 Total 157.259,88
8. Bin (BIN-01)
Input Output
Kompone Jumlah Aru Kompone Jumlah
Arus Fasa Fasa
n (kg/jam) s n (kg/jam)
Pada Pada
16 Batubara 157.259,88 17 Batubara 157.259,88
t t
Total 157.259,88 Total 157.259,88
Input Output
Aru Kompone Jumlah Aru Kompone Jumlah
Fasa Fasa
s n (kg/jam) s n (kg/jam)
Pada Pada
16 Batubara 157.259,88 Batubara 60,48
t t
O2 74.098,63 H2 15.472,79
11 Gas
N2 648,36 CO 306.582,93
12 H2O Gas 164.801,73 CO2 62.660,65
17 CH4 11.382,76
Gas
H2S 0,37
O2 0,08
H2O 0,18
N2 648,36
Total 396.808,60 Total 396.808,61
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
Batubara Padat 60,48 18 Batubara Padat 60,48
H2 15.472,79 H2 15.472,79
CO 306.582,93 CO 306.582,93
17
CO2 Gas 62.660,65 19 CO2 Gas 62.660,65
CH4 11.382,76 CH4 11.382,76
H2S 0,37 H2S 0,37
30
O2 0,08 O2 0,08
H2O 0,18 H2O 0,18
N2 648,36 N2 648,36
Total 396.808,61 Total 396.808,61
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
H2 15.472,79 H2 21.312,00
CO 306.582,93 CO 224.820,00
CO2 62.660,65 CO2 191.158,00
CH4 11.382,76 CH4 11.387,44
22 Gas 24 Gas
H2S 0,37 H2S 0,37
O2 0,08 O2 0,08
H2O 0,18 H2O 1.429,12
N2 648,36 N2 648,36
23 H2O Gas 54.007,25
Total 450.755,37 Total 450.755,37
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
H2 21.312,00 H2 26.426,00
CO 224.820,00 CO 153.249,60
CO2 191.158,00 CO2 303.622,00
CH4 11.387,44 CH4 11.387,44
25 H2S Gas 0,37 27 H2S Gas 0,37
O2 0,08 O2 0,08
H2O 1.429,12 H2O 420,68
N2 648,36 N2 648,36
26 H2O Gas 44.999,16
Total 495.754,53 Total 495.754,53
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
CO2 292.050,00 CO2 286.022,00
H2S 0,37 30 H2S Gas 0,37
30 Cair
H2O 206.190,00 H2O 1.440.000,00
MDEA 900.000,00 CO2 6.028,00
35 H2O Gas 2.880.000,00 32 H2O Cair 1.646.190,00
MDEA 900.000,00
Total 4.278.240,37 Total 4.278.240,37
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
CO2 6.028,00 CO2 6.028,00
32 H2O Cair 1.646.190,00 36 H2O Cair 206.190,00
MDEA 900.000,00 MDEA 900.000,00
34 H2O Cair 1.440.000,00 35 H2O Gas 2.880.000,00
Total 3.992.218,00 Total 3.992.218,00
32
16. Reaktor Sintesis Metanol (R-04)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
H2 26.426,00 H2 13.899,23
CO 153.249,60 CO 62.148,03
CO2 17.600,00 CO2 21.176,73
41 CH4 Gas 11.387,44 CH4 11.387,44
O2 0,08 CH3OH 96.802,29
42 Gas
H2O 420,68 O2 0,08
N2 648,36 H2O 282,98
N2 648,36
C2H5OH 3.386,31
C3H7OH 0,71
Total 209.732,16 Total 209.732,16
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
H2 13.899,23 H2 13.899,23
CO 62.148,03 CO 62.148,03
CO2 21.176,73 CO2 21.176,73
CH4 11.387,44 CH4 11.387,44
CH3OH 96.802,29 CH3OH 6.941,54
43 Gas 44 Gas
O2 0,08 O2 0,08
H2O 282,98 H2O 14,29
N2 648,36 N2 648,36
C2H5OH 3.386,31 C2H5OH 191,86
C3H7OH 0,71 C3H7OH 0,03
CH3OH 89.860,75
H2O 268,69
45 Cair
C2H5OH 3.194,45
C3H7OH 0,68
Total 209.732,16 Total 209.732,16
33
18. Menara Distilasi (MD-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
CH3OH 110.939,20 CH3OH 337.891,46
H2O 5.366,47 H2O 1,47
48 Cair 55 Gas
C2H5OH 61.479,32 C2H5OH 482,84
C3H7OH 12,08 C3H7OH 0,31
CH3OH 249.140,10 CH3OH 360.079,30
H2O 1,08 H2O 5.367,56
57 Cair 49 Cair
C2H5OH 356,02 C2H5OH 61.835,34
C3H7OH 0,23 C3H7OH 12,31
CH3OH 337.891,46
H2O 1,47
50 Gas
C2H5OH 482,84
C3H7OH 0,31
Total 765.670,58 Total 765.670,59
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kg/jam) (kg/jam)
CH3OH 88.751,36 CH3OH 88.751,36
H2O Cair 0,39 H2O 0,39
59 dan 60 Cair
C2H5OH Gas 126,82 C2H5OH 126,82
C3H7OH 0,08 C3H7OH 0,08
Total 88.878,65 Total 88.878,65
34
BAB VI
NERACA PANAS
Suhu referensi yang digunakan untuk seluruh neraca panas adalah 273 K (0oC)
A. Neraca Panas Overall
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
O2 487.874,73 18 Batubara Padat 21.556,90
1 Gas
N2 4.821,25 CO2 3.827.425,20
13 Batubara Padat 787.946,63 31 H2S Cair 5,71
3 H2O Cair 4.975.009,72 H2O 41.069.172,30
23 H2O Gas 6.332.891,14 H2 5.115.089,45
26 H2O Gas 2.425.473,39 CO 1.376.155,00
33 H2O Cair 92.072.209,19 CO2 399.624,09
Beban KOM-01 7.036.451,55 CH4 562.582,32
Beban-F-01 79.381.705,69 CH3OH 213.920,67
44 Gas
Panas Reaksi R-01 23.932.988,86 O2 1,57
Panas Reaksi R-03 7.284.169,26 H2O 570,24
Beban AB-01 119.689.117,97 N2 14.341,25
Beban HE-05 55.174.524,34 C2H5OH 6.115,39
Beban KOM-02 10.333.222,97 C3H7OH 1,03
Beban HE-07 10.333.222,97 CH3OH 64.416,9247
Beban HE-09 630.364,03 H2O 25.386,4201
52 Cair
C2H5OH 166.648,6127
C3H7OH 34,0590
CH3OH 2.055.511,91
H2O 15,28
61 Cair
C2H5OH 2.745,33
C3H7OH 1,78
Beban HE-02 8.985.822,51
Beban VAP-01 35.223.224,37
Beban SEP-01 20.057.930,93
Beban HE-01 5.511.200,19
Panas Reaksi R-02 37.569.519,26
Beban HE-03 1.832.144,45
Beban HE-04 24.370.693,77
35
Beban ST-01 87.600.005,71
Beban REB-ST 26.432.734,60
Beban HE-06 15.680.457,48
Panas Reaksi R-04 18.257.363,88
Beban HE-08 10.298.960,35
Beban CD-01 4.544.538,10
Beban MD-01 294.032,58
Beban REB-MD 9.023.399,76
Beban CD-MD 8.153.951,77
Beban HE-10 2.819.475,61
Beban CD-02 13.837.815,94
Total 371.576.776,74 Total 371.576.776,74
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
O2 487.874,73 O2 7.458.009,33
1 Gas 2 Gas
N2 4.821,25 N2 71.138,19
Beban KOM-01 7.036.451,55
Total 7.529.147,53 Total 7.529.147,53
2. Pompa (P-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
3 H2O Cair 4.975.009,72 4 H2O Cair 4.975.009,72
Total 4.975.009,72 Total 4.975.009,72
36
3. Heat Exchanger (HE-02)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
4 H2O Cair 4.975.009,7152 5 H2O Cair 33.601.731,16
H2 41.466.386,6012 H2 25.073.179,32
CO 43.137.412,6033 CO 27.168.561,08
CO2 8.336.221,3207 CO2 5.075.265,14
CH4 4.554.009,5668 CH4 2.597.410,98
20 Gas 21 Gas
H2S 54,0748 H2S 33,18
O2 10,0751 O2 6,29
H2O 45,9269 H2O 28,62
N2 89.847,2260 N2 56.958,83
Beban HE-02 8.985.822,51
Total 102.558.997,11 Total 102.558.997,11
4. Vaporizer (VAP-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
6 H2O Cair 42.606.834,73 7 H2O Cair 44.996.154,32
H2 74.263.579,95 H2 41.466.386,60
CO 81.727.371,01 CO 43.137.412,60
CO2 16.513.220,58 CO2 8.336.221,32
CH4 10.138.515,68 CH4 4.554.009,57
19 Gas 20 Gas
H2S 107,46 H2S 54,07
O2 19,18 O2 10,08
H2O 89,40 H2O 45,93
N2 168.181,65 N2 89.847,23
Beban VAP-01 82.837.777,94
Total 225.417.919,65 Total 225.417.919,65
37
5. Separator 1 (SEP-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
7 H2O Cair 44.996.154,32 8 H2O Cair 8.999.230,86
10 H2O Gas 15.938.992,53
Beban SEP-01 20.057.930,93
Total 44.996.154,32 Total 44.996.154,32
6. Furnace (F-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
10 H2O Gas 15.938.992,53 12 H2O Gas 84.361.413,21
O2 7.458.009,33 O2 18.318.005,23
2 Gas 11 Gas
N2 71.138,19 N2 170.427,30
Beban-F-01 79.381.705,69
Total 102.849.845,74 Total 102.849.845,74
7. Crusher (CR-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
13 Batubara Padat 787.946,63 15 Batubara Padat 787.946,63
Total 787.946,63 Total 787.946,63
8. Bin (BIN-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
15 Batubara Padat 787.946,63 16 Batubara Padat 787.946,63
Total 787.946,63 Total 787.946,63
38
9. Reaktor Gasifikasi (R-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
16 Batubara Padat 787.946,63 Batubara Padat 21.556,90
O2 18.318.005,23 H2 74.263.579,95
11 Gas
N2 170.427,30 CO 81.727.371,01
12 H2O Gas 84.361.413,21 CO2 16.513.220,58
17 CH4 10.138.515,68
Gas
H2S 107,46
O2 19,18
H2O 89,40
N2 168.181,65
Panas Reaksi R-01 79.194.849,45
Total 182.832.641,82 Total 182.832.641,82
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
Batubara Padat 21.556,90 18 Batubara Padat 21.556,90
H2 74.263.579,95 H2 74.263.579,95
CO 81.727.371,01 CO 81.727.371,01
CO2 16.513.220,58 CO2 16.513.220,58
17 CH4 10.138.515,68 CH4 10.138.515,68
Gas 19 Gas
H2S 107,46 H2S 107,46
O2 19,18 O2 19,18
H2O 89,40 H2O 89,40
N2 168.181,65 N2 168.181,65
Total 182.832.641,82 Total 182.832.641,82
39
11. Reaktor High-Temperature-Water-Gas-Shift (R-02)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
H2 22.680.979,5776 H2 24.450.731,19
CO 24.792.961,3743 CO 14.524.972,51
CO2 4.602.150,7982 CO2 11.052.783,23
CH4 2.332.059,9519 CH4 1.799.781,74
22 Gas 24 Gas
H2S 30,1500 H2S 23,88
O2 5,7322 O2 4,56
H2O 26,0833 H2O 167.578,31
N2 52.029,5799 N2 41.651,35
23 H2O Gas 7.950.873,20
Panas Reaksi R-02 10.373.589,69
Total 62.411.116,45 Total 62.411.116,45
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
H2 4.261.043,73 H2 4.304.514,53
CO 1.519.889,68 CO 1.535.114,28
CO2 2.521.856,28 CO2 147.670,24
CH4 245.834,60 39 CH4 Gas 248.345,15
28 Gas
H2S 3,56 O2 0,70
O2 0,69 H2O 7.580,94
H2O 7.505,66 N2 6.494,15
N2 6.429,79 CO2 32.901.180,03
CO2 242.649,13 H2S 16,65
29 Cair
38 H2O Cair 8.286.084,00 H2O 14.740.908,21
MDEA 18.620.487,92 MDEA 32.773.845,95
Beban AB-01 50.953.885,79
Total 86.665.670,83 Total 86.665.670,83
40
13. Stripper (ST-01)
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
CO2 69.824.022,05 CO2 6.083.591,18
H2S 24,84 31 H2S Gas 9,00
30 Cair
H2O 20.630.836,52 H2O 64.556.881,47
MDEA 45.135.591,77 CO2 543.205,50
35 H2O Gas 132.111.734,17 32 H2O Cair 105.255.798,64
MDEA 29.406.596,29
Beban ST-01 61.856.127,26
Total 267.702.209,34 Total 267.702.209,34
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
CO2 543.205,50 CO2 1.523.342,95
32 H2O Cair 105.255.798,64 36 H2O Cair 21.106.369,09
MDEA 29.406.596,29 MDEA 46.103.628,80
33 H2O Cair 92.072.209,19 37 H2O Gas 132.111.734,17
Beban REB-ST 26.432.734,60
Total 227.277.809,62 Total 227.277.809,62
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
H2 26.173.528,51 H2 13.110.890,47
CO 8.645.699,11 CO 3.351.245,20
CO2 881.375,86 CO2 1.011.014,33
41 CH4 Gas 1.543.681,89 42 CH4 Gas 1.467.439,48
O2 3,98 CH3OH 7.853.683,14
H2O 43.011,61 O2 3,87
N2 36.406,29 H2O 27.642,37
41
N2 34.808,07
C2H5OH 293.800,75
C3H7OH 65,70
Panas Reaksi R-04 10.173.113,85
Total 37.323.707,25 Total 37.323.707,25
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
H2 8.377.368,53 H2 3.395.415,28
CO 2.203.527,94 CO 925.368,13
CO2 650.970,20 CO2 266.005,53
CH4 926.686,01 CH4 372.725,85
CH3OH 4.935.940,68 CH3OH 141.331,17
43 Gas 44 Gas
O2 2,53 O2 1,06
H2O 18.118,95 H2O 383,04
N2 22.933,94 N2 9.649,45
C2H5OH 181.580,17 C2H5OH 3.995,98
C3H7OH 40,90 C3H7OH 0,68
CH3OH 3.237.097,24
H2O 16.157,12
45 Cair
C2H5OH 107.593,41
C3H7OH 23,58
Beban CD-01 8.841.422,35
Total 17.317.169,85 Total 17.317.169,85
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
CH3OH 6.568.280,25 CH3OH 10.597.577,81
H2O 517.118,71 H2O 59,65
48 Cair 55 Gas
C2H5OH 3.405.594,33 C2H5OH 15.671,25
C3H7OH 687,68 C3H7OH 10,86
47 CH3OH Cair 13.578.039,76 50 CH3OH Cair 20.908.067,65
42
H2O 96,28 H2O 507.876,01
C2H5OH 18.151,23 C2H5OH 3.359.197,04
C3H7OH 12,06 C3H7OH 687,32
CH3OH 11.309.739,62
H2O 63,45
50 Gas
C2H5OH 16.757,56
C3H7OH 11,61
Beban MD-01 25.404,94
Total 35.414.552,53 Total 35.414.552,53
Input Output
Jumlah Jumlah
Arus Komponen Fasa Arus Komponen Fasa
(kkal/jam) (kkal/jam)
CH3OH 18.742.066,59 CH3OH 4.922.834,98
H2O Gas 133,24 H2O 35,35
59 dan 60 Cair
C2H5OH Cair 25.054,97 C2H5OH 6.580,80
C3H7OH 16,54 C3H7OH 4,27
Beban CD-MD 13.837.815,94
Total 18.767.271,34 Total 18.767.271,34
43
BAB VII
SPESIFIKASI ALAT
44
3. Screw Conveyor (SC-01)
Tugas : Mengirim batubara ke reaktor gasifikasi sebesar
157.259.8778 kg/jam
Jenis : Screw conveyor tertutup
Kapasitas : 60 ton/jam
Power : 15 KW
Kondisi Operasi :
Tekanan = 1 atm
Suhu = 30 oC
Diameter partikel = 50 micron
Harga : $ 1.300 (tahun 2014)
Jumlah Alat :4
4. Kompresor (KOM-01)
Tugas : Mengalirkan dan menaikkan tekanan gas Oksigen dan
Nitrogen sebesar 2338,736 kmol/jam dari 1 atm menjadi
20 atm.
Alat : Centrifugal Compressor
Kondisi Operasi :
Tekanan masuk = 1 atm
Suhu masuk = 30 oC
Tekanan keluar = 20 atm
Suhu keluar = 434,45 oC
Spesifikasi pipa :
Diameter pipa masuk = 54 in
Bahan = Carbon Steel SA 333 Grade C
NPS = 54
ID = 53,5 in
OD = 52 in
Diameter pipa keluar :
Bahan = Carbon Steel SA 333 Grade C
45
NPS = 24
ID = 22,25 in
OD = 24 in
Power = 12.933 Hp
Harga alat satuan : $ 746.400 (pada tahun 2014)
Jumlah alat ;1
5. Furnace (F-01)
Tugas : Menaikkan suhu umpan reaktor berupa gas O2 dan H2O
menjadi 1000 oC
Jenis Alat : Furnace tipe box
Kondisi operasi :
Tekanan = 20 atm
Suhu keluar = 1.000 oC
Spesifikasi alat :
Jenis pipa = IPS 4 in sch 40 dengan panjang pipa 24 ft
Jumlah pipa 1 = 1390
Jumlah pipa 2 = 130
Beban panas = 513797818,6745 Btu/jam.
Jenis bahan bakar = untuk CH4, C3H6, dan C3H8 adalah 0,907;
0,062; dan 0,031
Kebutuhan bahan bakar = 626574,629 lb/jam
Harga satuan : $ 10.025.300
46
Bahan kontruksi = baja SA-167 grade 8 type 309
Diameter = 5 meter
Tinggi = 40,90 meter
Tebal batu bata corundm = 7,8769 meter
Tebal baja = 2,75 in
Tebal isolasi fire clay = 0,5186 in
Bentuk Head = ellipsoidal head
Tebal head = 2,75 in
Harga : $ 2.131.100
Jumlah alat =1
7. Vaporizer (VAP-01)
o
Tugas : Menguapkan air sebesar 363.634 lb/jam dari 392 F dan
mendinginkan syngas 875.300,7 lb/jam dari 1.809,81 oF
menjadi 1.012,6 oF
Alat : Shell and Tube Heat Exchanger
Jumlah alat : 20
Spesifikasi alat :
Bahan konstruksi Stainless Steel SA-312
47
Fluida Panas Fluida Dingin
1809,81 Tin, °F 392
1012,6 Tout, °F 415,67
UC
UD
Rd calculated 0,00491
Rd required 0,002
8. Separator (SEP-01)
Tugas : Menampung sementara air keluaran Vaporizer VAP-01 sebelum
diumpankan ke proses Vaporizer VAP-01 kembali.
Jenis alat : Tangki vertikal, torispherical head.
Jumlah alat : 20
Kondisi operasi :
Suhu = 415,67 oF
Tekanan = 20 atm
Spsifikasi alat :
Bahan konstruksi Stainless Steel SA-312
Diameter = 2,62 ft
Tinggi = 5,43 ft
Tebal = 0,75 in
Harga satuan : $ 10.300
9. Cyclone
Tugas : memisahkan padatan batu bara dengan syngas
Jumlah : 18
Harga : $ 9.000
Sifat fisis solid
Laju alir massa padatan = 1.081,96 kg/jam
48
Densitas = 1.437 kg/m3
Diameter partikel = 6,6 micron
Sifat fisis gas
Densitas = 3,6796 kg/m3
Viskositas = 0,000038 kg/m/s
Kondisi operasi
Kecepatan gas masuk cyclone = 60 m/s
Spesifikasi cyclone :
Lebar inlet duct (Bc) = 0,1178 m
Diameter cyclone ( DC) = 0,4710 m
Tinggi inlet duct (Hc) = 0,2355 m
Panjang zona duct (Lc) = 0,9420 m
Jarak duct dengan pipa keluar gas (Sc) = 0,0589 m
Panjang zona tangensial (Zc) = 0,9420 m
Diameter pipa keluar padatan (Jc) = 0,1178 m
49
H2 = 8,3597 m
H1 = 12,5396 m
d= 2,7866 m
50
12. Absorber (AB-01)
Tugas : Menghilangkan jumlah CO2 syngas dari 303.622 kg/jam
menjadi 7.200 kg/jam dan H2S dari 0,37 menjadi 0 kg/jam
Jenis : Packed column absorber
Kondisi operasi : 40 oC dan 15,1762 atm
Bahan konstruksi : Stainless Steel SA-312
Dimensi absorber :
Diameter absorber = 4 meter
Tinggi absorber = 14,5 meter
Massa packing digunakan = 105,629 ton
Harga satuan : USD 2.500.000,00 (pada 2014)
Jumlah alat :1
51
14. Reboiler ST-01 (REB-ST)
Tugas :Berfungsi sebagai bagian bawah stripper ST-01 dan
menghasilkan uap untuk melepas CO2 dan H2S
Jenis : Kettle Reboiler
Bahan : Stainless Steel SA-312
Beban panas : 2.261.700 kJ/jam
Ud : 69,7340 BTU/jam ft2 °F
Uc : 308,5762 BTU/jam ft2 °F
Rd : 0,0111
LMTD : 326,9918 °F
Luas : 10.443,16 ft2
Panjang : 20 ft
Jumlah tube : 1.330
Shell Tube
Fluida Air Fluida Cairan ST-01
Mass flow 135.000 kg/jam Mass flow 69513,625 kg/jam
Pass 1 Pass 2
Dimensi NPS 39 in, Sch. No. Dimensi NPS 0,75 in, Sch.
40 No. 40
Baffle space 1,1429 feet Pitch 15/16 in triangular
ho 1.500 BTU/jam ft2 hio 1.000 BTU/jam ft2
°F °F
Pressure drop negligible Pressure drop 0,001 atm
52
Kondisi operasi :
Input = 15,18 atm dan 40,4 °C
Output = 49,46 atm dan 166 °C
Dipilih pipa standar
Suction Discharge
NPS (in) 46 34
Sch.No. 40 40
Di (in) 45,25 33,25
Kondisi Outlet:
Flowrate gas : 222.353 kg/jam
Suhu Outlet : 215,22 oC
Tekanan : 49,99 bar
Spesifikasi Katalis
Jenis Katalis = Cu/Zn/Al2O3
Massa jenis partikel katalis ( ) = 2.430 kg/m3
Bulk Density ( ) = 1.400 kg/m3
Diameter ( ) = 0,006 m
Tinggi ( ) = 0,0035 m
Porositas Bed ( ) = 0,4238
53
Spesifikai Tube:
Schedule Number = 40
Normal Pipe Size, IPS = 1,5 in
Diameter dalam ( ) = 0,04089 m
Diameter luar ( ) = 0,04826 m
Flow area per pipe ( ) = 1,3134 10-3 m2
Spesifikasi Shell:
Jumlah tube = 5.000
Panjang = 20 m
Diameter = 5,79 m
Baffle Space =
Clearance space =
Pitch = (triangular)
1,71 3,01
2,00 10,00
Tube Shell
Nt 1206 ID,in 39
OD,in 0,75 Pass,n 1
ID,in 0,62 L,ft 40
Pt,in 1 Baffle,in 39
54
BWG 16
Pass,n 1
a”, ft2/ft 0,1963
A : 9.469 ft2
Harga : $355.200,00 (2014)
55
Bottom Plate : T = 103,87 OC ; P = 2,8 bar
Umpan Hasil Atas Hasil Bawah
Komponen
(kmol/jam) (kmol/jam) (kmol/jam)
CH3OH 3.466,85 0,6795 2.773,48 0,9990 693,37 0,2982
C2H5OH 1.336,51 0,2620 2,76 0,0010 1.333,75 0,5735
C3H7OH 0,20 0,0000 0,00 0,0000 0,20 0,0001
H2O 298,14 0,0584 0,00 0,0000 298,14 0,1282
Total 5.101,70 1,0000 2.776,24 1,0000 2325,46 1,0000
Jumlah course = 6
Harga : $ 7.437.311,00 (1990)
56
BAB VIII
UTILITAS
Sistem utilitas merupakan sistem pendukung proses pada pabrik kimia. Sistem
utilitas berfungsi menyediakan bahan-bahan penunjang untuk mendukung
kelancaran pada sistem produksi di seluruh pabrik.
Utilitas Pabrik Metanol dari Batubara bertujuan untuk menyediakan pendukung
proses produksi. Sistem ini terdiri dari beberapa unit, antara lain:
a. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Kebutuhan Air
Kebutuhan air meliputi air pendingin, air proses, air umpan broiler, air untuk
keperluan kantor serta air untuk pemadam kebakaran.
Air diperoleh dari air sungai yang diolah terlebih dahulu sehingga memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu. Adapun jumlah air yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
57
WGSR (R-03) 45.000 kg/jam
Jumlah Kebutuhan 99.000 kg/jam
c. Air proses
Air umpan Reaktor Gasifikasi (R-01) = 164.801,74 kg/jam
Jumlah Kebutuhan 164.801,74 kg/jam
d. Make up air
Reboiler 1.440.000 kg/jam
Make up cooling tower = 445.550 kg/jam
Kebutuhan boiler 650.000 Kg/jam
Makeup boiler ( 10 % Kebutuhan 65.000 Kg/jam
boiler)
Jumlah kebutuhan 1.950.550 Kg/jam
Total Kebutuhan Air = 2.245.435,07 kg/jam
58
Kebutuhan make up air = 1.950.55 kg/ jam
Total air yang dibutuhkan = 2.245.435 kg/jam
Persen pengambilan air dari total kapasitas air sungai Mahakam adalah
59
Ion H+ dari asam klorida menggantikan ion logam dalam resin sehingga resin
dapat digunakan kembali. Air yang keluar dari cation exchanger kemudian
diumpankan ke anion exchanger untuk dihilangkan anion, antara lain: HCO3-,
CO32-, SO42-, Cl-, NO3-, dan SiO3-. Prinsip kerja anion exchanger mirip dengan
cation exchanger namun anion exchanger menggantikan ion negatif dengan ion
OH-. Anion excahnger akan diregenerasi dengan NaOH. Ion OH- akan
menggantikan ion negatif supaya resin dapat digunakan kembali.
Air dilewatkan melalui cation exchanger sebelum anion exchanger karena jika air
dilewatkan anion exchanger terlebih dahulu, akan terbentuk senyawa Ca(OH)2
dan Mg(OH)2 yang dapat mengendap dan menyumbat resin.
Air yang telah didemineralisasi sebagian sudah dapat digunakan untuk kebutuhan
air proses, yaitu umpan air pada reaktor gasifikasi. Sebagian yang lain akan
diproses lebih lanjut di dalam deaerator untuk menghilangkan kandungan gas-gas
terlarut seperti O2 dan CO2 yang ada di dalam air untuk menghindari terjadinya
korosi. Oksigen yang terlarut dalam air dilucuti dengan menggunakan stripping
agent berupa steam, dan juga dilakukan penambahan oxgen scavenger berupa
hydrazin (N2H4) agar kandungan oksigen mencapai ambang batas yang
diperkenankan untuk boiling feed water (BFW). Jika kandungan oksigen dalam
air masih cukup tinggi, akan terjadi proses pengkaratan pada boiler dalam suhu
mendidih. Air yang sudah memenuhi persyaratan tersebut kemudian ditampung di
dalam tangki sebelum kemudian dijadikan steam di dalam boiler. Sebagian dari
BFW akan digunakan sebagai pendingin proses, yaitu pada reaktor sintesis
metanol. Kondensat steam setelah dipakai untuk keperluan proses kemudian di-
recycle.
Dalam proses produksi, diperlukan cooling water yang tidak sedikit. Maka dari
itu setiap cooling water yang telah digunakan perlu diregenerasi. Regenerasi ini
dilakukan dengan mendinginkan cooling water menggunakan Heat Exchanger
Regeneration dan Cooling Tower. Pada Heat Exchanger Regeneration , cooling
water bersuhu 128,2 oF didinginkan dengan menggunakan air laut bersuhu 86 oF
sehingga suhu air laut keluar sebesar 107,43 oF
60
Cooling tower bekerja dengan prinsip penguapan sebagian air yang akan melepas
panas dari air secara keseluruhan dan menurunkan suhu air. Selain itu juga
digunakan HE regenerator yang memanfaatkan air sungai dalam interval suhu
yang masih diperbolehkan untuk disirkulasikan di sungai sehingga air pendingin
dapat digunakan lagi untuk proses pendinginan secara kontinyu.
Air yang akan digunakan untuk keperluan kantor terlebih dahulu ditampung di
dalam bak sanitasi dan ditambahkan chlorine sebanyak 0,3-0,5 mg/l sebagai
desinfektan. Sedangkan air untuk keperluan pemadam kebakaran disediakan
sebanyak 6 tangki dengan kapasitas masing-masing tangki adalah 18.000 liter.
Spesfikasi Air Olahan
1. Air Sungai
Indikator Nilai
TSS 103 ppm
pH 6,18
BOD 0,88 mg/L
COD 17,9 mg/L
DO 5,1 ppm
Kesadahan 200 grain/m3
Indikator Nilai
TSS 20 ppm
pH 7
BOD 0,88 mg/L
COD 0,05 mg/L
DO 5,1 ppm
Kesadahan 200 grain/m3
61
Indikator Nilai
TSS 20 ppm
pH 7
BOD 0,88 mg/L
COD 0,05 mg/L
DO 5,1 ppm
Kesadahan 200 grain/m3
Indikator Nilai
TSS 20 ppm
pH 7
BOD 0,88 mg/L
COD 0,05 mg/L
DO 1 ppb
Kesadahan 200 grain/m3
62
Gambar 8.2 Process FLow Diagram (PFD) Utilitas
63
Spesifikasi Alat Pengolahan Air Utilitas
a. Screener/Strainer (SCU-01)
Dimensi:
64
Laju volumetris cairan = 2.245,44 m3/jam
Waktu retensi = 4,00 am
Volume kolam = 8.981,74 m3
Luas kolam sedimentasi = 2.455,64 m2
Rasio panjang:lebar = 2,00
Lebar = 35,04 m
Panjang = 70,08 m
65
Ketinggian pasir = 30,00 in
Ketinggian kerikil = 12,00 in
Ketinggian total = 69,00 in
= 1,75 m
66
HCL dibutuhkan = 12,18 lb/jam
67
h. Deaerator (DU-01)
68
RH = 75 % (bmkg.go.id)
69
( )
Jumlah air yang hilang karena blowdown dan angin dihitung dengan
pendekatan empiris
Jumlah air blowdown = Jumlah air menguap /5
= 71862,98 kg/jam
Jumlah air terbawa angin = 0,2 x air blowdown
= 14372,60 kg/jam
Sehingga,
Jumlah air makeup = 86235,58,514kg/jam
Jumlah air masuk cooling tower total = 4914349,514 kg/jam
dengan,
ws = kelembaban udara jenuh, lb uap air/lb udara kering
BMair = berat molekul air, lb/lbmol
BMudara = berat molekul udara, lb/lbmol
PH2Os = tekanan uap jenuh air, psia
P = tekanan total udara, psia
70
di mana,
dengan,
Hs = entalpi udara saat keadaan jenuh, BTU/lb udara kering
T = suhu air, °F
71
Hasil perhitungan dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Hs,
No T water, 0F T water, K PH2O, psia Ws Btu/lb lb
udara kering
1 161,112 344,73 4,8405 0,3055 384,8842
2 153,6008 340,56 4,0393 0,2358 303,2561
3 146,0896 336,38 3,3534 0,1839 242,2198
4 138,5784 332,21 2,7690 0,1444 195,4473
5 131,0672 328,04 2,2737 0,1138 158,9384
6 123,556 323,86 1,8561 0,0899 130,0349
7 116,0448 319,69 1,5060 0,0710 106,8980
8 108,5336 315,52 1,2143 0,0560 88,2121
9 101,0224 311,35 0,9725 0,0441 73,0088
10 93,5112 307,17 0,7736 0,0346 60,5587
11 86 303,00 0,6109 0,0270 50,3007
( ) ( )
( )
dengan,
CpL = kapasitas panas air, BTU/lboF = 1 BTU/lboF
Hin = 65 BTU/lb udara kering
Hout = (0,24)(82,4)+(0,0210)(1.060,8+(0,45)(82,4))
= 49,3930 BTU/lb udara kering
Sehingga diperoleh:
( )
( )( )
( )
72
Perhitungan Luas Penampang dan Sisi Menara
Dari Figure 12-8c (Perry, 2008), dibuat ekstensi hingga suhu 176,75
o
F diperoleh kecepatan air 1,5 gpm/ft2 atau 1,0186 kg/m2.s.
( )( )
73
Perhitungan Tinggi Bahan Isian
Persamaan untuk menghitung tinggi bahan isian adalah:
dengan,
’ = kecepatan aliran gas per luas penampang menara, kg/m2.s
Kya = koefisien transfer massa overall, kg/m3.s
N ’ h dengan :
( )( )
( )( )
* +
( )
dengan,
Ky = koefisien transfer massa, kmol/m2.s
Sc = bilangan Schmidt, untuk sistem uap air-udara nilainya 0,6
G = kecepatan gas dalam mol per satuan luas waktu, kmol/m2.s
’ = kecepatan gas dalam massa per satuan luas waktu, kg/m2.s
ds = diameter bahan isian, m
= viskositas udara, kg/m.s
74
- ϕLt
= void space
ϕLt = liquid hold-up
’ = kecepatan cairan dalam massa per satuan luas waktu, kg/m2s
Untuk perhitungan, diambil bahan isian tipe raschig ring dari bahan
keramik dengan nominal size 2 in, sehingga :
( ) ( )
75
Diperoleh Ky = 1,7017 kg/m3/s
Diasumsikan jarak antara bahan isian dengan kipas adalah 0,5 m dan
tinggi louver (inlet udara) adalah 1 m, maka tinggi cooling tower:
76
H =
Spesifikasi HER-01 :
Shell
Di 39 In
Phase 1
B 5 in
Tube
Di 1,4 in Pict 1,875 a 0,3925
at' 1,54 in2
L 20 feet
77
Phase 16 BWG 18 Nt 224
Od 1,5
Uc 675,5119 Btu/hr.ft2.F
A 1758,4 Ft2
Ud 138,24 Btu/hr.ft2.F
Rd 0,005753 hr.ft2.F/Btu
Steam atau uap adalah suatu energi berbentuk gas atau uap air hasil
dari penguapan air yang diproduksi oleh boiler. Steam pada proses produksi
mempunyai peran yang sangat penting. Tetapi juga kualitas dari steam itu
sendiri mempunyai arti yang sangat penting. Karena sebagian besar steam
tersebut digunakan secara langsung yaitu pada proses pemanasan.
Unit pembangkit steam bertugas untuk menghasilkan steam yang
akan digunakan dalam proses produksi. Air dari deaerator dipompa menuju
boiler. Boiler atau Steam Generator adalah alat atau bejana tekan yang
tertutup untuk menghasilkan steam yang akan digunakan sebagai pemanas
dengan cara air dipanaskan menggunakan bahan bakar secara terus menerus
pada tekanan serta suhu tertentu. Bahan bakar yang dapat digunakan yaitu
batubara, minyak, dan listrik. Boiler dibagi menjadi 2 jenis, yaitu water tube
boiler dan fire tube boiler. Boiler yang dipilih ialah fire tube boiler.
Fire tube boiler digunakan untuk menghasilkan steam dengan
tekanan rendah dan sedang. Gas panas hasil pembakaran dialirkan ke dalam
pipa yang tercelup didalam air yang akan diubah menjadi steam.
Boiler terdiri atas 4 bagian, yaitu :
- Bejana tekan
- Furnace dengan burner
- Blower (penyuplai udara untuk pembakaran)
78
- Pompa bahan bakar
Boiler terhubung dengan beberapa sistem, yaitu sistem pemipaan
saluran bahan bakar, steam, air dan cerobong. Bahan bakar dan udara
dicampur kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Panas yang
dihasilkan dalam ruang bakar kemudian ditransfer ke dalam air dalam pipa
sehingga air dalam pipa akan menguap. Sebelum masuk boiler, air harus
dihilangkan terlebih dahulu kesadahannya agar tidak menimbulkan kerak di
dalam boiler. Oleh karena itu, sebelum masuk boiler, air dilewatkan dalam
ion exchanger terlebih dahulu. Kandungan O2 juga harus dihilangkan karena
dapat mengakibatkan korosi pada peralatan.
Air umpan boiler masih mengandung sedikit total dissolved solid
(TDS) dan total suspended solid (TSS) walapun sudah dilakukan
pengolahan sebelumnya. Jika air umpan boiler dipanaskan, TDS dan TSS
tidak ikut menguap, sehingga jika dibiarkan terus-menerus akan terjadi
akumulasi di dalam boiler. Akumulasi TDS dan TSS dalam boiler akan
menyebabkan timbulnya kerak, sehingga dapat mengganggu laju aliran air,
menurunkan efisiensi boiler, dan heat carryover.
Untuk menghindari timbulnya kerak dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan optimasi laju blowdown dan menambahkan dispersant ke dalam
boiler. Dispersant digunakan untuk menjaga agar padatan mengambang
dalam boiler sehingga tidak terjadi pengendapan. Dispersant yang
digunakan adalah polimer GRK 781 dengan kadar 17,5 ppm karena
memiliki kemampuan yang cukup bagus untuk mendispersikan padatan
pada suhu yang cukup tinggi.
Blowdown dilakukan dalam range waktu tertentu, tidak dilakukan
secara kontinyu. Pengertian dari blowdown sendiri adalah membuang
sebagian cairan untuk mencegah terjadinya akumulasi padatan yang dibawa
oleh air umpan boiler. Jika dilakukan secara terus-menerus (kontinyu) akan
terjadi pemborosan air, bahan kimia dan panas. Oleh karena itu, perlu
dilakukan optimasi laju blowdown agar dapat diketahui waktu yang tepat
untuk melakukan blowdown.
79
Bahan bakar yang digunakan adalah batu bara karena mudah
didapatkan dan murah dengan nilai kalor sebesar 22 GJ/ton.
80
6 Pompa-02 1 0,7457
9 Kompresor-01 1 1.237,90
Total Area 1 2610,73
Pada Area 2
No Nama Alat Jumlah kW
1 Pompa-03 1 40,64
2 Pompa-04 1 1.566,48
Total Area 2 1.607,12
Pada Area 3
No Nama Alat Jumlah KW
1 Pompa-07 1 83.025,48
2 Kompresor-02 1 2.795,00
Total Area 3 85.820,48
81
Daya Keseluruhan = 98.979,91 kW
Dengan asumsi over design sebesar 25% diperoleh kebutuhan daya
sebesar 123,7 MW. Daya Keseluruhan di peroleh kebutuhan daya sebesar
123,72 MW. Daya tersebut akan dipenuhi oleh unit pembangkit listrik
dengan kemampuan pembangkitan listrik sebesar 125 MW. Kebutuhan
bahan bakar batu bara untuk mengasilkan energi sebesar 125 adalah 85,21
ton /jam.
1 ton batu bara = 22 GJ
1ton = 22 GJ = 22.000.000.000 J
= 6.111.111,111 WH
= 6.111,1111 kWH
= 6,111 MWH
85,2272 ton/jam.
82
Kompresor Udara
Tugas : Menaikkan tekanan udara dari lingkungan menjadi 3,7211
atm sebanyak 74,7564 m3/jam (STP).
Suhu udara masuk = 30oC
Tekanan masuk = 1 atm
Tekanan keluar = 3,7211 atm
P" uap air = 0,06 atm (RH = 100%)
P uap air di udara = 0,06 atm (RH . P")
Vw (udara masuk) = 74,7564 m3/jam
Compression ratio =4
% uap air diudara = 4,93 %
BM rerata udara = 28,8501 kg/kmol
Diperoleh kecepatan massa udara masuk :
G = 11.182,2529 mol/jam
Actual BHP (Brake Horse Power) untuk single stage (Ludwig, 1984)
dihitung dengan persamaan :
( )
( ) *( ) +
( )
( ) *( ) +
dengan,
k = Cp/Cv = 1,4 (udara)
P1 = tekanan masuk, psia
V1 = suction volume, ft3/menit
P2 = tekanan keluar, psia
Lo = loss factor sistem kompresi karena pressure drop melalui friksi
FL = frame loss dari motor kompresor, nilainya berkisar antara 1 – 1,05
z = faktor kompresibilitas
83
Efisiensi motor = 0,80
Power motor = 10,9908 HP
Dipilih = 11 HP
Reciprocating compressor, single stage horizontal
Ukuran = 7 x 5 in
Putaran = 550 rpm
Maximum pressure = 60 psi (4,0816 atm)
Piston displacement = 121 cfm (205,6 m3/jam)
Motor penggerak = 11 HP
Tangki Udara
Tugas : Menampung dan mengeringkan udara dengan silika gel
Alat : Menara bahan isian
Jumlah : 2 buah
Kandungan uap air di dalam udara = 0,1346 m3/jam = 134,5615 kg/jam
84
Dipilih ukuran standar yaitu :
H = 24 ft = 7,3152 m
D = 15 ft = 4,5720 m
Digunakan tangki udara sebanyak 2 buah, karena apabila satu tangki sudah
jenuh dengan uap air maka perlu diregenerasi dengan mengalirkan udara
panas, sehingga kedua tabung dapat bekerja bergantian.
Pada pabrik ini di hasilkan 3 macam jenis limbah yaitu limbah gas,
cair dan padat. Berikut adalah pengolahan limbah untuk limbah-limbah
tersebut.
a. Limbah Gas
1. Unit Stripper
Suhu = 1000 C
Tekanan = 1 atm
Komponen kg/jam
CO2 286.022,00
H2S 0,37
H2O 1.440.000,00
2. Unit Condenser
85
Suhu = 600 C
Tekanan = 49,99 bar
Komponen kg/hr
N2 648,36
H2 13.899,23
CO 62.148,03
O2 0,08
CH4 11.387,44
CO2 21.176,73
CH3OH 6.941,54
H2O 14,29
C2H5OH 191,86
C3H7OH 0,03
b. Limbah Cair
1. Unit Distilasi
P=2,1 bar
T=91,31 oC
Komponen Kg/jam
CH3OH 13.899,23
H2O 62.148,03
C2H5OH 21.176,73
C3H7OH 6.941,54
86
Limbah cair mengandung campuran etanol serta sedikit air dan
propanol. Limbah alkohol akan didegradasi menggunakan ragi
Trichosporon sp.UICC-S41111. Biodegradasi dilakukan dengan
mencampurkan sejumlah limbah dengan suspensi biakan
Trichosporon sp.UICC-S41111 yang disertai proses aerasi pada pH
6,0 dengan penambahan pepton.
c. Limbah Padat
87
BAB IX
TATA LETAK PABRIK
88
Dari peta persebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa persebaran
batubara terpusat di Kalimantan Timur. Batubara sebagai bahan baku
dari metanol diperoleh dari PT Kaltim Prima Coal yang berada di
Sangata, Kalimantan Timur. PT Kaltima Prima Coal mampu
menyuplai batubara sebesar 50 juta ton/tahun. Letak pertambangan
batubara yang dekat dengan pabrik akan menjamin ketersedian dan
keberlanjutan kebutuhan bahan baku.
2. Pemasaran
Produk metanol akan dipasarkan ke berbagai Industri kimia di
Indonesia khususnya pada Industri formaldehida (formalin). Berikut ini
adalah daftar industri formalin di Indonesia :
No. Nama Pabrik Formalin Lokasi
1 PT Lakosta Indah Samarinda, Kalimantan Timur
2 PT Batu Penggal Chemical Industry Samarinda , Kalimantan Timur
3 PT. Orica Resindo Mahakam Kalimantan Timur
4 PT. Duta Pertiwi Nusantara Kalimantan Barat
5 PT Binajaya Roda Karya, Kalimantan Selatan
6 PT Belawandeli Chemical Riau
7 PT Superin Medan
8 Dyno Mugi Indonesia Medan
9 PT Gelora Citra Kimia Abadi Jawa tengah
10 Perawang Perkasa Industry Riau
89
1
90
Sumber tenaga kerja di Pulau Kalimantan cukup banyak dan
memiliki kualitas kerja yang baik dan kompetitif, sehingga kebutuhan
akan pekerja maupun buruh pabrik dapat dipenuhi dengan mudah.
5. Kondisi Geografis dan Iklim
Kota Samarinda terletak pada 0°30′7,58″LU 117°9′13,34″BT dengan
kondisi iklim tropis basah dan hujan sepanjang tahun. Temperatur udara
antara 20°C – 34°C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm,
sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi
pada bulan Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada
bulan April dan Oktober. Daerah Kalimantan Timur tidak dilewati oleh
deretan gunung berapi sehingga aman dari bencana alam gunung berapi.
6. Transportasi
Pengiriman produk ke berbagai daerah di Pulau Kalimantan dapat
menggunakan jalur darat yang tersedia. Pengiriman produk ke luar
Pulau Kalimantan dapat melalui jalur Laut dengan menggunakan kapal
kapal yang dapat berlabuh di Pelabuhan Samarinda
91
juga memudahkan proses maintenance dan operasi.
Diletakkan stasiun pemadam kebakaran di dekat area proses dan
utilitas untuk segera memadamkan kebakaran yang dapat terjadi dalam
waktu sesingkat mungkin dan meminimalisasi kerugian.
Disediakan ruang area pengembangan untuk dipakai di masa depan
jika diperlukan untuk ekspansi atau kegunaan lainnya.
92
Gambar 9.3. Layout Pabrik Keseluruhan
93
Gambar 9.4. Layout Unit Proses
94
BAB X
PERTIMBANGAN ASPEK KESELAMATAN,
KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
Aspek Safety, Health, and Environment (SHE) menjadi sebuah hal yang sangat
penting dalam sebuah industri kimia. Hal ini dilakukan agar keseluruhan proses maupun
aktivitas yang ada di pabrik mampu memberikan keamanan dan keselamatan pada
seluruh pekerja, masyarakat, maupun lingkungan sekitar.
Terjadinya sebuah accident sangat dipengaruhi oleh hazard yang ada dalam
sebuah pabrik, meliputi hazard pada bahan, alat, maupun kondisi operasi. Tingkat risiko
yang ditimbulkan oleh masing-masing hazard tergantung dari sistem keamanan serta
perilaku kerja yang diterapkan. Sistem keamanan yang baik serta adanya kesadaran pada
setiap individu pekerja akan pentingnya aspek keamanan dan keselamatan sehingga
setiap tindakan selalu sesuai dengan SOP yang ada, akan meminimalkan risiko terjadinya
accident pada suat pabrik.
Aspek lingkungan juga menjadi salah satu aspek penting pada konsep SHE.
Perubahan alam seiring bergantinya waktu memaksa manusia untuk lebih ramah terhadap
lingkungan. Industri kimia menghasilkan limbah yang akan sangat berbahaya bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar apabila tidak disertai dengan manajemen pengelolaan
limbah yang baik. Manajemen limbah meliputi identifikasi hazard dan proses
pengelolaan sehingga sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Pertimbangan-pertimbangan SHE yang dilakukan meliputi 3 hal sebagai berikut:
1. Safety
Pertimbangan keselamatan dalam pabrik kimia yang meliputi identifikasi dan
pengelolaan hazard yang berasal dari bahan kimia yang digunakan baik pada proses
maupun utilitas, kondisi operasi, lokasi, dan tata letak pabrik.
2. Health
Pertimbangan kesehatan dan keselamatan kerja yang mencakup identifikasi potensi
paparan bahan kimia dan paparan fisis.
3. Environment
Pertimbangan dampak terhadap lingkungan yang meliputi identifikasi dan pengelolaan
95
hazard yang berasal dari limbah padat, cair, maupun emisi gas yang dihasilkan.
Pabrik Metanol dari Batubara memiliki Process Safety Management (PSM) yang
mengacu pada Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Process Safety
Management ini memiliki beberapa unsur yang bertujuan untuk memastikan seluruh
operasional pabrik telah aman serta siap dan tanggap dalam menangani setiap hazard
yang dimiliki. Berikut adalah unsur-unsur yang dipertimbangkan dalam Process Safety
Management di Pabrik Metanol dari Batubara:
1. Employee Participation
Keikutsertaan pekerja sangat diperlukan dalam Process Safety Managament. Setiap
pekerja harus ikut berperan dalam menjaga aspek keamanan dan keselamatan pabrik.
Semua pekerja harus diikutsertakan saat ada pembahasan mengenai isu keamanan
proses di pabrik. Setiap pekerja juga perlu mengetahui dan mengikuti setiap peraturan
SHE yang berlaku sehingga dapat dipastikan bahwa setiap sumber daya manusia akan
mendukung terciptanya proses yang aman di pabrik.
2. Process Safety Information
Setiap pekerja harus memiliki dan memahami data teknis yang berkaitan dengan
deskripsi pekerjaannya. Hal ini dilakukan oleh setiap pekerja sebelum mengikuti
safety hazard analysis yang diperlukan sesuai standar. Tujuannya adalah agar
memastikan setiap pekerja mengenali risiko apa saja yang terkandung dalam bahan-
bahan dan alat-alat yang akan dihadapi dalam pekerjaannya.
3. Process Hazard Analysis
Para engineer dan pimpinan maintenance akan menganalisa konsekuensi-konsekuensi
keamanan apa saja yang mungkin menimbulkan kegagalan. Analisis ini harus
dilakukan dalam kelompok dan salah satu anggota kelompok harus memiliki
pengetahuan yang mumpuni tentang metode hazard proses spesifik yang digunakan.
4. Operating Procedure
Pabrik memiliki prosedur operasi yang harus dipatuhi setiap pekerja, terutama saat
pabrik turn around dan mengalami emergency shutdown. Prosedur operasi berfungsi
96
untuk memastikan setiap orang di pabrik akan tetap aman dari setiap hazard yang ada,
terutama chemical hazard.
5. Training
Setiap pekerja yang menangani proses akan diberikan training agar memiliki
kemampuan standar dalam pekerjaannya. Training yang diberikan akan disesuaikan
dengan pekerjaan yang bersangkutan sehingga setiap jenis pekerjaan dipastikan akan
ditangani oleh seorang profesional yang telah tersertifikasi.
6. Contractors
Seluruh kontraktor harus diberikan informasi mengenai hazard yang akan
dihadapinya. Informasi hazard meliputi potensi kebakaran, ledakan, dan terilisnya
bahan beracun yang berkaitan dengan proses dan pekerjaan kontraktor tersebut.
7. Pre-startup Safety Review
Prosedur keamanan akan ditinjau (di-review) secara rutin setiap kali pekerjaan akan
dimulai. Saat start up, seluruh prosedur keamanan proses harus ditinjau, baik pada
fasilitas yang baru ataupun yang telah dimodifikasi.
8. Mechanical Integrity
Inspeksi akan dilakukan secara periodik, terutama inspeksi pada vessel bertekanan,
tangki penyimpanan, sistem pemipaan, dan sistem ventilasi. Para pekerja dan
kontraktor yang melakukan inspeksi ini bukan hanya harus terlatih secara resmi, tetapi
prosedur pengujiannya harus mengikuti good engineering practices yang diterima dan
telah sesuai dengan OSHA. Akan dibuat dokumen tertulis yang akan menjelaskan
setiap keputusan petugas inspeksi sehingga akan terdokumentasi secara rapi.
9. Hot Work Permit
Setiap pekerja dan kontraktor harus telah memiliki izin untuk melakukan pekerjaan
yang berkaitan dengan proses bersuhu tinggi. Prosedur izin akan disosialisasikan
untuk setiap pekerja dan kontraktor baru.
10. Management of Change
Selama perjalanannya, pabrik akan sangat mungkin mengalami perubahan ataupun
modifikasi dalam berbagai hal, di antaranya pemilihan bahan kimia yang digunakan,
teknologi, peralatan, ataupun prosedur dalam proses produksi. Setiap perubahan akan
melalui peninjauan dalam beberapa aspek, di antaranya adalah tinjauan teknis,
97
pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja, kebutuhan prosedur
operasinya, serta waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan perubahan.
11. Incident Investigation
Setiap insiden yang terjadi di pabrik akan dilakukan investigasi agar dapat diketahui
penyebab terjadinya sehingga dapat dibuat pencegahan untuk insiden serupa dan
antisipasi untuk insiden lain yang juga berpotensi terjadi.
12. Emergency Planning and Response
Pabrik memiliki perencanaan dalam kondisi darurat. Perencanaan tersebut meliputi
alarm peringatan untuk evakuasi seluruh pekerja di lingkungan pabrik serta penugasan
beberapa pekerja yang bertanggung jawab dan bertugas untuk mengevakuasi dan
mengondisikan keadaan.
13. Compliance Audits
Setiap prosedur dan pekerjaan akan dilakukan audit untuk memastikan telah sesuai
dengan ketentuan dan standar yang berlaku. Audit dilakukan minimal setiap tiga tahun
sekali. Pemilik pabrik harus memastikan setiap hasil audit dipatuhi dan diterapkan
untuk pengembangan proses dan peningkatan aspek keamanan dan keselamatan
pabrik.
14. Trade Secret
Trade secret yang dimiliki perusahaan akan tetap dirahasiakan kepada para pekerja
kecuali yang berkaitan langsung dengan kesehatan dan keselamatan pekerja. Proses-
proses yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan pekerja akan disampaikan
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
98
A. Pertimbangan Aspek Safety Pabrik
Radioactive
Flammable
Oxidizing
Explosive
Corrosive
No. Jenis Bahan Keterangan Pengelolaan
Irritant
Toxic
Bahan Baku
Air umpan
memiliki
spesifikasi
BFW. Air ini Air disimpan
Air digunakan dalam tangki air
untuk umpan dengan
1 - - - - - - - reaktor penyimpanan
gasifikasi, pada suhu 30 oC
WGSR, umpan dan tekanan
boiler, dan atmosferis
pendingin
reaktor sintesis
metanol.
Non-
flammable
Oksigen Oksigen
namun
dilewatkan dalam
mensupport
pipa dan
2 - - - - - √ - pembakaran,
dijauhkan dari
digunakan
bahan yang
pada proses
flammable
gasifikasi
batubara.
Nitrogen Masuk keunit
Merupakan
proses bersama
pengotor pada
dengan oksigen
oksigen
3 - - - - - - - karena nitrogen
dengan
bersifat inert pada
kandugan
tekanan dan suhu
sebesar 1%
proses.
Padatan batubara
setelah
Flammable, dikominusi
4 Batubara - √ - - √ - - flash point hingga ukuran
260C kurang dari 2
mm,
ditransportasikan
99
ke unit
selanjutnya
dengan
menggunakan
pneumatic
conveyor dan
screw conveyor.
Hindari dari
sumber api
Produk
Disimpan pada
tangki
penyimpanan
dalam keadaan
Metanol
LFL = 6%, sejuk. Jaga agar
UFL = 36%, tangki
1 - √ - - √ - -
TWA = 200 penyimpanan
ppm (OSHA) tertutup rapat.
Hindari semua
sumber api (nyala
api atau percikan
api).
Hasil Antara
Karbon
Monoksida (CO) LFL = 12,5%, CO adalah umpan
UFL= 74,2%, WGSR dan
1 - √ √ - - - -
TWA = 50 reaktor sintesis
ppm methanol.
100
TLF = 10 ppm,
STEL=15
ppm, LFL =
Hidrogen Sulfida
4%,UFL =
(H2S) H2S dijerap di
44%.
absorber dengan
3 - √ √ - √ - - Merupakan
menggunakan
racun pada
MDEA
katalis sintesis
metanol. Toxic
untuk
organisme air.
LFL= 5%,
UFL = 15%,
TWA = 1000
ppm
(ACGIH).Inhal
Metana Dibiarkan masuk
ation LC50
ke proses sintesis
Mouse 326
metanol dan
g/m3 2 h.
4 - √ - - - - - keluat sebagai
Merupakan
emisi gas CH4
produk pada
karena kadarnya
reaktor
rendah.
gasifikasi dan
tidak meracuni
katalis di
reaktor
sintesis.
LFL = 4%,
Dibiarkan masuk
Hidrogen (H2) UFL = 74,5%,
ke proses sintesis
LC50
metanol dan
inhalation rat =
sisanya akan
5 - √ - - - - - 1500 ppm.
dibakar di flare
Bahan baku
yang panasnya
pada reaktor
dimanfaatkan
sintesis
untuk furnace
metanol.
Bahan Pendukung
101
Merupakan bahan
Sangat
yang higroskopis,
berbahaya jika
sehingga
berkontak
disimpan di
dengan kulit,
tempat yang
NaOH mata,
tertutup, kering,
pencernaan,
dan sejuk.
1 - - - √ √ √ - dan pernafasan
Jauhkan dari
karena dapat
material yang
menyebabkan
bersifat sangat
iritasi dan luka.
asam. Gunakan
Sangat korosif
bahan anti korosi
terhadap
untuk tangki
logam.
penyimpanan
Sangat
berbahaya jika
berkontak
dengan kulit,
Disimpan di
mata,
HCl tempat yang
pencernaan,
tertutup, kering,
dan pernafasan
dan sejuk.
2 - - √ √ √ - - karena dapat
Gunakan bahan
menyebabkan
anti korosi untuk
iritasi dan luka.
tangki
Sangat korosif
penyimpanan
terhadap
logam. Dapat
melepas uap
berbahaya.
Disimpan pada
tangki
Iritasi pada
penyimpanan
kulit dan mata.
yang tertutup
Flammable
rapat dan dijaga
liquid, mudah
Hidrazin agar kondisi
terbakar jika
penyimpanan
berkontak
tetap sejuk.
2 - √ √ √ √ - - dengan api dan
Gunakan bahan
percikan api.
yang anti korosi
Corrosive
pada tangki
liquid, sangat
penyimpanan dan
reaktif apabila
jauhkan dari
kontak dengan
sumber api
asam dan air.
(percikan api dan
nyala api).
102
Iritasi bila Disimpan dalam
berkontak tempat tertutup,
NaOCl dengan kulit kering, dan sejuk.
dan mata. Sebaiknya
Oxidizing disimpan di
3 - - √ √ √ √ -
material.Corro tempat yang
sive terhadap dilapisi anti
permukaan korosif arena
logam dan sifatnya yang
alumunium. korosif.
Merupakan bahan
NaCl yang higroskopis,
sehingga harus
disimpan pada
4 - - - - √ - - Higroskopis
tempat yang
tertutup rapat dan
dijaga agar tetap
sejuk.
Sangat mudah
terbakar
Fuel Oil (Solar) apabila kontak Disimpan didalam
langsung tangki tertutup
dengan sumber dan dijauhkan
5 - √ - - √ - -
api. Bersifat dari sumber api.
irritant apabila Dijaga agar tetap
berkontak sejuk.
dengan kulit
dan mata.
Flammable
apabila
Oli Pelumas Disimpan didalam
berkontak
tangki tertutup
langsung
dan dijauhkan
6 - √ - - √ - - dengan sumber
dari sumber api.
api. Bersifat
Dijaga agar tetap
irritant apabila
sejuk.
kontak dengan
kulit dan mata.
Permisible
Katalis Iron Disimpan pada
Exprosure
Oxide (Fe2O3) keadaan kering
Limit =
dan wadah
7 - - - - √ - - 10mg/m3.
tertutup rapat.
Treshold Limit
Dijauhkan dari
Value=
oxidizing agent.
5mg/m3.
103
Disimpan di
tempat yang sejuk
dan kering dan
tertutup rapat,
jauh dari sinar
matahari
Katalis Copper langsung,
Oxide (CuO) sumber-sumber
intens panas, atau
PEL = 1 dimana
8 - - - - √ - -
mg/m3(OSHA) pembekuan
dimngkinkan.
Bahan harus
disimpan di
dalam wadah
sekunder atau di
area yang
dikontrol
sebagaimana
mestinya.
Katalis Cromium
Disimpan di
Oxide (Cr2O3)
tempat kering dan
TLV = 0,5
9 - - - - √ - - sejuk dalam
mg/m3
wadah yang
tertutup rapat
Katalis Copper
(Cu) Dapat terbakar Disimpan di
pada suhu tempat yang
10 - √ - - √ - -
yang tinggi. kering dan
Sedikit irritant tertutup rapat.
104
B. Identifikasi Hazard Kondisi Peralatan Proses
Hazard
Kuantitas Bahan
Putaran Tinggi
Benda Tajam
Tekanan
Elevasi
Berisik
Suhu
No. Peralatan Keterangan Pengelolaan
105
dalam batu untuk mengatur
bara. kelembaban
Gudang.
106
T = 100 - 40 - Heat exchanger
oC diberi temperature
P = 1 atm controller pada
Heat Exchanger
10 √ - - - - √ - arus keluar.
06 (HE-06) - Diberi insulasi
panas
107
P = 1,9 atm temperature
controller pada
arus keluar.
- Dilengkapi
dengan water
sprinkler.
- Diberi insulasi
panas
Isi: air umpan - Diberi flowrate
reaktor indicator
Separator (SEP-
15 √ √ - - - - - gasifikasi, - Diberi level
01) T = 213o C - Diberi insulasi
P = 20 atm panas
Isi : Oksigen - Perawatan berkala
P= 20 atm - Di dalam ruangan
Kompresor 1 dan diberi
16 √ √ - - - - peredam suara
(KOM-01)
- Diberi pressure
controller
T = 200- - Dilengkapi
390o C pressure controller
P = 15.2 – 49,5 untuk menjaga
Kompresor 2
17 √ √ √ - - - - atm tekanan keluar
(KOM-02) kompresor dengan
mengatur motor
pada kompresor
T = 144 - 60 - Dilengkapi
oC dengan
P = 49,2 atm temperature
controller pada
arus keluar.
- Dilengkapi
Kondenser 01 dengan water
18 √ √ - - - √ -
(CD-01) sprinkler.
- Dilengkapi
dengan gas
scrubber untuk
mencegah
pelepasan gas ke
lingkungan.
T = 81,42 o C - Dilengkapi
P = 1,9 atm dengan
temperature
Kondenser MD controller pada
19 - √ - - - √ -
(CD-MD) arus keluar.
- Dilengkapi
dengan water
sprinkler.
Menara Distilasi T = 82 – 93 o - Dilengkapi
20 - √ - √ - √ - C dengan
(MD-01) P = 2 atm temperature
108
controller pada
arus masuk.
- Dilengkapi
dengan flow
controller pada
arus masuk.
- Dilengkapi
dengan Rupture
Disk Relief Valve
untuk mebgatasi
over pressure.
- Dilengkapi water
sprinkler.
- Diberi insulasi
panas
T = 30o C - Pompa diberi
P = 1 atm pressure
21 Pompa 01 (P-01) - - √ - √ √ -
controller pada
arus keluar
T = 213 o C - Pompa diberi
P = 20 atm pressure
22 Pompa 02 (P-02) √ √ √ - √ √ - controller pada
arus keluar
T = 63,8 o C - Pompa diberi
P = 1 atm pressure
23 Pompa 03 (P-03) - - √ - √ √ - controller pada
arus keluar
T = 102,3 o C - Pompa diberi
P = 1 atm pressure
24 Pompa 04 (P-04) - √ √ - √ √ - controller pada
arus keluar
T = 94,5 o C - Pompa diberi
P = 2,8 atm pressure
24 Pompa05 (P-05) - √ √ - √ √ -
controller pada
arus keluar
Isi : batu bara - Perawatan berkala
Rangkaian Screw T = 27o C - Diberi level
25 Conveyor (SC- - - - - - - - P = 1 atm controler pada bin
01) umpan screw
conveyor.
T = 225 - 210 - Dilengkapi
oC dengan
P = 49,5 atm temperature
controller pada
Reaktor Sintesis arus keluar.
26 √ √ - √ - √ - Temperature
Metanol (R-04) controller
mengatur
pendingin yang
dialirkan melalui
shell.
109
- Dilengkapi
dengan flow
controller pada
arus masuk.
- Dilengkapi
dengan Presure
Controller untuk
menjaga tekanan
dalam reaktor.
- Dilengkapi
dengan Rupture
Disk Relief Valve
untuk mebgatasi
over pressure.
- Dilengkapi water
sprinkler.
- Diberi insulasi
panas
T = 257- - Reaktor diberi
320o C flow controller
P = 15.2 atm untuk menjaga
jumlah feed
masuk
- Reaktor diberi
temperature
controller untuk
menjaga suhu
reaktan dan
produk
Reaktor WGSR - Reaktor
27 High Temperature √ √ - - - √ - dilengkapi rupture
(R-02) disc pressure
relief valve untuk
mengatasi tekanan
berlebih
- Reaktor
dilengkapi dengan
gas scrubber
untuk mencegah
pelepasan gas ke
lingkungan.
- Diberi insulasi
panas
T = 120- - Reaktor diberi
146,7 oC flow controller
Reaktor WGSR P = 15.2 atm untuk menjaga
jumlah feed
28 Low Temperature √ √ - - - √ -
masuk
(R-03) - Reaktor diberi
temperature
controller untuk
110
menjaga suhu
reaktan dan
produk
- Reaktor
dilengkapi rupture
disc pressure
relief valve untuk
mengatasi tekanan
berlebih
- Reaktor
dilengkapi dengan
gas scrubber
untuk mencegah
pelepasan gas ke
lingkungan.
- Diberi insulasi
panas
T = 93 - 100 - Dilengkapi
oC dengan
P = 2,1 atm temperature
controller pada
arus keluar.
- Dilengkapi
dengan water
Reboiler MD sprinkler.
29 - √ - - - √ -
(REB-MD) - Dilengkapi
dengan gas
scrubber untuk
mencegah
pelepasan gas ke
lingkungan.
- Diberi insulasi
panas
T = 135.3 o C - Reboiler diberi
P = 3.1 atm temperature
controller pada
arus keluar.
- Reboiler
Reboiler Stripper dilengkapi rupture
30 √ √ - - - √ - disc pressure
(REB-ST) relief valve untuk
mengatasi tekanan
berlebih
- Diberi insulasi
panas
111
T = 65 - 100 - Stripper diberi
oC flow controller
P = 1 atm untuk menjaga
jumlah feed
masuk
- Stripper
dilengkapi rupture
disc pressure
32 Stripper (ST-01) √ √ - √ - √ - relief valve untuk
mengatasi tekanan
berlebih
- Stripper dilapisi
cooling jacket
untuk
mendinginkan jika
terlalu panas.
Isi : air - Diberi jarak aman
T = 27 oC dari alat lain
P = 1 atm - Diberi level
indicator
33 Tangki Air (T-01) - - - - - - - - Diberi
Temperature
indicator
Tangki T = 40 o C - Dilengkapi
34 Penyimpanan - - - √ - √ - P = 1 atm dengan level
Metanol (T-02) control.
Isi: air umpan - Diberi
reaktor temperature
gasifikasi, indicator
syngas - -Diberi flow rate
Vaporizer (VAP-
35 √ √ - - - - - T syngas= indicator
01) 545-998 oC - -Diberi isolasi
Tsteam= 200-
213 oC
P = 20 atm
Benda Tajam
Komposisi
Tekanan
No.
Elevasi
112
Screener/Strainer - Dicek beberapa
P = 1 atm T sehari sekali.
(SCU-01) - - - - - - - = 27oC
1
- Pengecekkan
Sand Filter (SFU- Kondisi berkala dan
01) - - - - - - - Lingkungan pembersihan
5 berkala untuk
membuang cake
-Perawatan berkala
Kondisi -Dilengkapi Level
Lingkungan control
Cation Exchanger -Dilengkapi
(CAU-01) Consentration
6 - - - - - - - control
-Perawatan berkala
Kondisi -Dilengkapi Level
Lingkungan control
Anion Exchanger -Dilengkapi
(AEU-01) Concentration
7 - - - - - - - control
113
Deaerator (DU-01) -Perawatan berkala
P =50 atm -Dilengkapi Level
8 √ √ - - - - - controler
-Pengecekkan dan
Kondisi perawatan berkala
Cooling Tower Lingkungan -Diberi
(CTU-01) temperature
9 - - - - - - - indicator
-Diberi flowrate
P=50 atm indicator
- Diberi insulasi
panas
Boiler
10 √ √ - - - - - -Diberi termperature
controller
Diberi pressure
indicator
114
maintenance
- Didekatkan dengan
reboiler stripper
- Diberi ruang untuk
7 Kompresor √ √ √ √
maintenance
Suhu - Didekatkan dengan
lingkungan belt conveyor dan
8 Crusher - - - √ dan tekanan peumatic conveyor
atmosferis - Diberi ruang untuk
maintenance
Suhu - Didekatkan dengan
lingkungan Crusher dan area
Belt
9 - - - √ dan tekanan bahan baku bahan
Conveyor
atmosferis - Diberi ruang untuk
maintenance
Suhu - Diberi ruang untuk
Screw lingkungan maintenance
10 - - - √
Conveyor dan tekanan
atmosferis
- Diberi ruang untuk
11 Siklon √ - - √
maintenance
- Diberi ruang untuk
maintenance
Menara
12 √ √ √ √ - Didekatkan dengan
Distilasi
Kondenser MD an
Reboiler MD
- Diberi ruang untuk
13 Furnace √ √ √ -
maintenance
Tangki - Diberi ruang untuk
14 Pencampur - - √ - maintenance
NaOCl
Cation - Diberi ruang untuk
15 - - - - maintenance
Exchanger
Anion - Diberi ruang untuk
16 - - - - maintenance
Exchanger
Cooling - Diberi ruang untuk
17 - - - √
Tower maintenance
- Diberi ruang untuk
18 Sand Filter - - - -
maintenance
Lokasi Proses
Jarak antara - Dipisahkan oleh jalan
area proses
1 dengan √ √ √ -
gedung
kantor
115
Jarak antara - Dipisahkan oleh
area pagar dengan sistem
2 prosesdeng √ √ √ - keamanan
an jalan
raya
- Dipisahkan oleh
Jarak antara
pagar dengan sistem
area proses
keamanan
3 dengan √ √ √ -
pemukiman
penduduk
- Konstruksi alat dan
Kondisi
bangunan harus
4 geografis √ √ √ √
menyesuaikan
area
kondisi lapangan
Kerusakan Organ
Kerusakan Ginjal
Iritasi
Hidrazin
Operator harus
Berfungsi sebagai
menggunakan
1 √ √ √ - - √ oxygen scavenger
masker dan APD
pada pengolahan air
lengkap
116
NaOH Operator harus
Berfungsi untuk
menggunakan baju
meregenerasi anion
4 - √ - - √ √ tertutup, masker,
exchanger pada
kacamata pengaman,
pengolahanair.
dan sarung tangan.
Oli Pelumas Operator harus
Digunakan sebagai menggunakan baju
5 - - - - - √ pelumas untuk tertutup, masker,
peralatan proses kacamata pengaman,
dan sarung tangan.
Operator harus
Abu Batubara Limbah padatan menggunakan baju
6 - √ - - √ -
(coal fly ash) berukuran 6 micron APD lengkap dan
masker khusus.
Permisible
Exposure Limit =
Katalis Iron
10 mg/m3 Treshold Operator harus
Oxide (Fe2O3)
Limit Value = 5 menggunakan baju
7 - √ - - - √ mg/m3. Turunan tertutup, masker,
dekomposisi adalah kacamata pengaman,
Metal Oxide Fume dan sarung tangan.
Katalis pada reaktor
WGSR
Katalis Copper
Oxide (CuO) Operator harus
3
PEL= 1 mg/m menggunakan baju
8 - √ - - - - (OSHA).Katalis tertutup, masker,
padareaktor WGSR kacamata pengaman,
dan sarung tangan.
Katalis Cromium
Operator harus
Oxide (Cr2O3)
TLV = 0,5 mg/m3. menggunakan baju
9 - √ - - - - Katalis pada reaktor tertutup, masker,
WGSR kacamata pengaman,
dan sarung tangan.
Katalis Copper
Dapat terbakar pada Operator harus
(Cu)
suhu yang tinggi. menggunakan baju
10 - √ - - - - Sedikit iritan. tertutup, masker,
Katalis pada reaktor kacamata pengaman,
WGSR. dan sarung tangan.
117
Katalis Zinc
Operator harus
Oxide (ZnO) Sedikit iritan. TWA
menggunakan baju
= 15 mg/m3
11 - √ - - - - tertutup, masker,
(OSHA). Katalis
kacamata pengaman,
pada reaktor WGSR
dan sarung tangan.
Katalis
Alumunium Operator harus
Oxide (Al2O3) TLV = 1 menggunakan baju
12 - √ - - - - mg/m3.Katalis pada tertutup, masker,
reaktor WGSR kacamata pengaman,
dan sarung tangan.
Metanol
Operator harus
(CH3OH)
LFL = 6%, UFL = menggunakan baju
13 - √ - √ - - 36%, TWA = 200 tertutup, masker,
ppm (OSHA) kacamata pengaman,
dan sarung tangan.
ISPA
Tuli
118
C. Pertimbangan Aspek Lingkungan Pabrik
Pembentukan SMOG
Kerusakan Ekologi
Pemanasan Global
Pengikisan Ozon
No. Emisi Sumber Keterangan Pengelolaan
Hujan Asam
Toksik
Merusak Ekologi
119
C. Identifikasi Hazard Limbah Padat yang Ada dalam Proses
Hazard
Mencemari Air
Radioaktif
No. Emisi Sumber Keterangan Pengelolaan
Merusak
Ekologi
Toxic
Limbah fly ash ini
Ukuran 6 dipisahkan
Abu batubara Reaktos micron, limbah menggunakan siklo
1 - - - -
(fly ash coal) Gasifikasi dari proses dan selanjutnya
gasifikasi didinginkan dan
dikirim ke TPL
Bahan dikumpulkan
Bahan ini tidak dalam satu tempat
2 Katalis bekas Reaktor - - - - berbahaya bagi dan diserahkan
lingkungan kepada pihak
pengelola limbah.
Bahan dikumpulkan
Bahan ini tidak dalam satu tempat
Ion
3 Resin - - - - berbahaya bagi dan diserahkan
Exchanger
lingkungan kepada pihak
pengelola limbah.
120
HAZOP
Gambar 10.1. Skema Sistem Kontrol I pada Reaktor Metanol sebelum HAZOP
Safety protection pada reaktor metanol (R-04) berdasarkan hasil pertimbangan Process
Hazard Analysis dengan metode HAZOP. Reaktor metanol dianggap paling berbahaya
karena terbentuk metanol yang mudah terbakar/
121
gagal membuka runaway reaction maintenance valve
rutin
Terbentuk kerak Kurangnya pendinginan, Periksa kualitas air
di shell runaway reaction pendingin,
pembersihan berkala
Air pendingin Kurangnya pendinginan, Cek dan monitor
kurang cukup runaway reaction realibilitas air
pendingin
More High flow Keran kontrol Pendinginan berlebih, Maintenance rutin
gagal menutup konversi rendah, produk
off spec
Reverse Reverse Tekanan tinggi Kurangnya pendinginan, Install check valve
flow pada down kemungkin reaction
stream air runaway
pendingin
122
Guideword Deviasi Penyebab Konsekuensi Langkah yang
disarankan
Less Low Suhu air Terlalu banyak Install sensor suhu
temperature pendingin lebih pendinginan di tube air dan alarm
rendah
More High Suhu air Kurangnya pendinginan, Install sensor suhu
temperature pendingin lebih runaway reaction di tube air dan alarm
tinggi
123
Guideword Deviasi Penyebab Konsekuensi Langkah yang
disarankan
Less Low Pompa gagal Kemungkinan tube rusak, Instalasi sensor
pressure beroperasi aliran pendingin terbalik tekanan,
maintenance pompa
rutin, install pompa
cadangan
More High Pompa salah Kemungkinan shell rusak, Instalasi sensor
pressure beroperasi kemungkinan tube rusak, tekanan,
gas reaktan dan produk maintenance pompa
lepas ke sekitar rutin, install pressure
relief valve yang
dihubungkan ke
scrubber
124
Unit proses Reaktor metanol (R-04)
Node Tube
Parameter proses Flow
125
Gambar 10.5. Skema Sistem Kontrol V pada Reaktor Metanol
126
valve pembuka air
pendingin
Suhu air Kemungkinan reaction Pasang sensor suhu
pendingin runaway, tekanan tube di aliran air
terlalu rendah naik, tube retak pendingin masuk
Aliran reaktan Kemungkinan reaction Pasang flow meter
terlalu tinggi runaway, tekanan tube dan proses kontrol
naik, tube retak ke valve reaktan
masuk
127
pressure reaktan masuk reaktan bocor ke tekanan, install
terlalu rendah pendingin, aliran reaktan kontroler cascade ke
terbalik valve di atas flow
controller
Suhu tube Kemungkinan tube retak, Pasang sensor suhu
menurun reaktan bocor ke dan proses kontrol
pendingin, aliran reaktan ke HE sebelumnya
terbalik
More High Tekanan Kemungkinan tube retak, Install sensor
pressure reaktan masuk reaktan bocor ke shell, tekanan, install
terlalu tinggi katalis pecah, pressure kontroler cascade ke
drop tinggi, katalis valve di atas flow
terbawa keluar reaktor controller. Instal
Pressure Relief
Valve yang
terhubung dengan
scrubber..
Suhu tube naik Kemungkinan tube retak, Pasang sensor suhu
reaktan bocor ke shell, dan proses kontrol
katalis pecah, pressure ke HE sebelumnya
drop tinggi, katalis
terbawa keluar reaktor
128
Gambar 10.7. Skema Sistem Kontrol VII pada Reaktor Metanol
129
kurang panas untuk
memanaskan tube
sehingga konversi turun,
jumlah produk turun
Less Low Suhu air Gradien suhu antar shell Pasang sistem
temperature pendingin dan tube terlalu tinggi, kontrol suhu
di shell, terlalu rendah, material konstruksi tube terhubung ke heat
More High suhu reaktan tidak tahan thermal stress, exchanger sebelum
temperature masuk terlalu tube rusak, suhu lebih gas masuk dan air
di tube tinggi rendah di pendingin dapat pendingin masuk
mengkompensasi suhu
panas di tube
More High Suhu air Kemungkinan reaction Pasang sistem
temperature pendingin runaway, tekanan naik di kontrol suhu
di shell, terlalu tinggi, shell dan tube, shell dan terhubung ke heat
More high suhu reaktan tube rusak, lepasnya gas exchanger sebelum
temperature masuk terlalu dari reaktor gas masuk dan air
di tube tinggi pendingin masuk,
pasang sprinkler
untuk menangkap
gas kabur
130
Gambar 10.8. Skema Sistem Kontrol VIII pada Reaktor Metanol
131
Gambar 10.9. Skema Sistem Kontrol IX pada Reaktor Metanol
132
ENGINEERING CONTROL
5. Pemasangan relief valve, scrubber dan flare sebagai safety layer kedua untuk
133
mengeluarkan gas-gas dari tube apabila tekanan reaktor gagal dikontrol pressure
controller
Apabila pressure controller mengalami kegagalan, maka relief valve yang merupakan
spring pressure relief valve akan terdesak dan terbuka, sehingga gas-gas dapat
langsung mengalir ke scrubber. Apabila scrubber mengalami kegagalan atau over-
capacity, gas-gas berbahaya langsung disalurkan ke flare untuk dibakar terlebih dahulu
sebelum dibuang.
7. Pemasangan water sprinkler dan hydrant di sekitar reaktor untuk memadamkan api
dan mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran atau reaktor rusak dan melepaskan gas, maka water
sprinkler akan aktif. Supaya tidak membanjiri sekeliling reaktor dan meningkatkan
peluang terjadinya unsafe condition dibuat sistem drainase di sekitar reaktor.
134
BAB XI
ORGANISASI PERUSAHAAN
135
Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan
136
B. Tugas dan Wewenang
1. Pemegang Saham
Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham. Pemegang saham merupakan
sekelompok orang yang mengumpulkan modalnya untuk kepentingan pendirian dan
berjalannya operasi perusahaan. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang
mempunyai bentuk Perseroan Terbatas (PT) adalah Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Pada RUPS tersebut para pemegang saham berwenang:
Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari pemilik saham,
sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab kepada pemegang saham.
Tugas Dewan Komisaris meliputi:
Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijakan umum, target
perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran.
3. Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan. Direktur Utama
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas segala tindakan dan
kebijaksanaan yang telah diambil sebagai pimpinan perusahaan. Direktur Utama
membawahi Direktur produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia.
Direktur utama harus melaksanakan segala kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan dan dikoordinasikan dengan direktur-direktur bagian sehingga tercipta
kerja sama yang baik. Kestabilan manajemen dan organisasi perusahaan serta
137
kontinuitas hubungan yang baik antar pemilik saham, pimpinan, karyawan dan
konsumen juga merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dijaga oleh Direktur
Utama. Selain itu, Direktur Utama mempunyai wewenang untuk mengangkat dan
memberhentikan manajer dan kepala bagian dengan persetujuan rapat umum
pemegang saham.
4. Direktur
a. Direktur Produksi
Tugas Direktur Produksi antara lain:
Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama dalam bidang proses
produksi,penelitian dan pengembangan serta keselamatan,kesehatan,dan
lingkungan.
5. Staf Ahli
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu direktur dalam
menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknik maupun administrasi.
Staf ahli bertanggung jawab kepada direktur sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing. Tugas dan wewenang staf ahli adalah sebagai berikut:
Memberikan nasihat dan saran dalam perencanaan pengembangan usaha.
138
6. Manajer Departemen
Secara umum,tugas Manajer Departemen adalah mengatur dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan dalam lingkup departemennya sesuai dengan garis-garis
yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Pada tiap-tiap departemen, Manajer
Departemen dapat juga bertindak sebagai Staff Director.
Dalam menjalankan tugasnya, Manajer Departemen bertanggung jawab kepada
direkturnya masing-masing. Manajer Departemen terdiri dari:
a. Manajer Departemen Operasi
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam bidang mutu dan
kelancaran produksi, utilitas yang diperlukan, evaluasi dan pengembangan
sistem, serta mengoordinir bagian yang menjadi bawahannya. Manajer
Departemen Operasi membawahi:
1. Bagian Produksi
Seluruh jalannya operasional produksi dijalankan dan dikontrol oleh bagian
proses. Bagian proses juga bertugas melakukan tindakan seperlunya pada
peralatan proses yang mengalami kerusakan sebelum diperbaiki oleh bagian
yang berwenang.
2. Bagian Utilitas
Bertanggung jawab atas tersedianya segala bahan penunjang yang diperlukan
untuk menjalankan seluruh operasional perusahaan baik itu kebutuhan listrik,
air, dan steam dengan cara menjalankan dan mengontrol jalannya unit utilitas.
3. Bagian Proses & Pengembangan
Bertanggung jawab menganalisa, mengevaluasi, serta mengembangkan
sistem produksi maupun utilitas untuk meningkatkan mutu produk,
meningkatkan efisiensi, serta memperbaiki proses untuk kepentingan
pengembangan produksi.
b. Manajer Departemen Dukungan Teknis
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam bidang analisa produk,
pengecekan kualitas peralatan, serta aspek SHE pada keseluruhan sistem
produksi maupun utilitas. Manajer Departemen Dukungan Teknis membawahi:
1. Bagian Health, Safety, and Environment (SHE)
139
Bertanggung jawab mengevaluasi dan merekomendasikan sistem produksi
yang memenuhi aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.
Setiap aktivitas yang dilakukan di pabrik harus diketahui dan mendapat
persetujuan dari bagian HSE agar terjamin aspek-aspek K3L.
2. Bagian Laboratorium
Bertanggung jawab menganalisa kualitas mutu produk, bahan baku, dan
limbah serta permintaan analisa dari bagian lain untuk pengembangan sistem
produksi
3. Bagian Inspeksi
Bertanggung jawab menganalisa dan memprediksi setiap peralatan produksi
maupun utilitas agar dapat digunakan sebagai pegangan oleh departemen
maintenance untuk melakukan perawatan prediktif (predictive maintenance)
c. Manajer Maintenance
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam bidang perawatan dan
perbaikan peralatan produksi maupun utilitas serta mengoordinir bagian yang
menjadi bawahannya. Manajer Departemen Maintenance membawahi:
1. Bagian Engineering
Bertanggung jawab menerima laporan terkait keluhan suatu peralatan dan
kemudian mengolahnya agar dapat dieksekusi oleh bagian mekanis ataupun
listrik dan instrumen.
2. Bagian Mekanik
Bertanggung jawab memastikan dan memperbaiki kualitas peralatan yang
bersifat mekanis,seperti pompa,kompresor, pemipaan,dll.
3. Bagian Listrik & Instrumen
Bertanggung jawab memastikan dan memperbaiki kualitas peralatan yang
berkaitan dengan sistem kontrol maupun sistem listrik di pabrik.
d. Manajer Keuangan dan Pemasaran
Bertanggung jawab kepada Direktur SDM dalam bidang
pemasaran,keuangan,dan pengapalan produk serta mengoordinir bagian yang
menjadi bawahannya. Manajer Departemen Keuangan dan Pemasaran
membawahi:
140
1. Bagian Pemasaran
Bertanggung jawab memasarkan dan mempromosikan produk kepada
pelanggan perusahaan.
2. Bagian Keuangan
Bertanggung jawab mengatur dan mencatat seluruh pemasukan dan
pengeluaran perusahaan.
3. Bagian Pengapalan
Bertanggung jawab mengurus proses pengiriman produk kepada pelanggan.
e. Manajer Umum
Bertanggung jawab kepada Direktur SDM dalam bidang Humas, Pelatihan
Karyawan, Urusan Umum (Kantor), Personalia, dan Keamanan serta
mengoordinir bagian yang menjadi bawahannya. Manajer Departemen Umum
membawahi:
1. Bagian Humas & Pelatihan
Bertanggung jawab mengawasi dan melayani kebutuhan kompetensi
karyawan, melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR),
dan rekrutmen karyawan baru.
2. Bagian Urusan Umum & Personalia
Bertanggung jawab menyediakan fasilitas perkantoran serta mengurus dan
mengawasi aturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban seluruh
karyawan.
3. Bagian Keamanan
Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik secara umum.
141
karyawan bagian administrasi. Karyawan non-shift dalam satu Minggu akan
bekerja selama lima hari mulai jam 07.00 – 16.00 dengan waktu istirahat 12.00 –
13.00.
2. Karyawan shift
Karyawan shift adalah karyawan yang langsung menangani proses atau mengatur
bagian-bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai hubungan dengan keamanan
dan kelancaran produksi. Karyawan shift terdiri dari operator produksi (proses dan
utilitas) serta bagian keamanan. Para karyawan shift bekerja bergantian sehari
semalam. Karyawan shift dibagi dalam 3 shift dengan pengaturan sebagai berikut:
Shift pagi : pukul 08.00-16.00
Karyawan shift ini dibagi menjadi 4 kelompok,yaitu tiga kelompok dan satu
kelompok istirahat atau libur yang dilakukan secara bergantian. Setiap kelompok
mendapat giliran tiga hari kerja dan tiga hari libur untuk setiap shift dan masuk lagi
untuk shift berikutnya. Untuk hari libur nasional,kelompok yang bertugas tetap
masuk dipertimbangkan sebagai kerja lembur.
Tabel Jadwal kerja Karyawan Shift
Kelompok Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 P P P L M M M L S S S L P P P L
2 S S L P P P L M M M L S S S L P
3 M L S S S L P P P L M M M L S S
4 L M M M L S S S L P P P L M M M
Keterangan:
P = Shift pagi
S = Shift sore
M = Shift malam
L = Libur
142
Kelancaran produksi dari suat pabrik sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan
karyawannya karena kelancaran produksi secara tidak langsung akan
mempengaruhi jalannya perkembangan dan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu
perlu adanya presensi kehadiran bagi seluruh karyawan. Presensi kehadiran akan
digunakan oleh pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam pengembangan karier
karyawan di dalam perusahaan.
143
F. Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan, dan Gaji
Penggolongan Jabatan
144
20. Kepala Bagian Pengapalan : Sarjana Hukum
21. Kepala Bagian Humas & Pelatihan : Sarjana Psikologi / Sosial
22. Kepala Bagian Urusan Umum & : Sarjana semua jurusan
Personalia
23. Kepala Bagian Keamanan : SMA sederajat
24. Operator dan Karyawan biasa : SMA sederajat
25. Sekretaris : Akademi Sekretaris
26. Paramedis : Dokter
27. Perawat : Akademi Keperawatan
28. Sopir dan Satpam : SMA sederajat
29. Pesuruh dan Cleaning Service : SMP sederajat
145
Jumlah Karyawan dan Gaji
146
BAB XII
EVALUASI EKONOMI
Evaluasi ekonomi bertujuan untuk mengetahui apakah pabrik metanol dari batubara layak
dibangun atau tidak. Evaluasi ekonomi terdiri dari perhitungan-perhitungan sebagai
berikut:
A. Modal Tetap (Fixed Capital)
1. Perhitungan Harga Alat Proses dan Utilitas (Purchased Eqipment Cost and tility
Equipment Cost)
a. Perhitungan Rasio Indeks Harga
Dengan adanya rasio indeks harga, dapat diketahui pengaruh waktu terhadap
harga suat alat. Diperkirakan pabrik metanol dari batubara ini didirikan dalam
waktu tiga tahun dari sekarang sehingga perlu dihitung indeks harga pada tahun
2021. Persamaan yang digunakan untuk menghitung harga alat pada tahun
tertentu adalah sebagai berikut:
dengan,
= Harga alat pada tahun X
= Harga alat pada tahun Y
= Nilai indeks untuk tahun X
= Nilai indeks untuk tahun Y
Indeks harga Chemical Engineering Plant Cost Indes (CEPCI) pada tahun 2021
diperoleh dengan cara ekstrapolasi dari data indeks pada tahun-tahun
sebelumnya.
147
Estimasi CEPCI
700,0
500,0
400,0
300,0
200,0
100,0
0,0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018
148
b. Perhitungan Harga Alat
Harga Alat Proses
149
HE-04 2014 1 10 2
$ 14.600,00 $ 16.681,03 $ 33.362,05
HE-05 2014 2 10 4
$ 25.700,00 $ 29.363,18 $ 117.452,70
HE-06 2014 1 10 2
$ 38.100,00 $ 43.530,62 $ 87.061,24
HE-07 2014 2 10 4
$ 180.400,00 $ 206.113,50 $ 824.453,99
HE-08 2014 1 10 2
$ 180.400,00 $ 206.113,50 $ 412.227,00
HE-09 2014 1 10 2
$ 22.600,00 $ 25.821,31 $ 51.642,63
HE-10 2014 1 10 2
$ 63.300,00 $ 72.322,53 $ 144.645,06
Menara
MD-01 1990 1 10 2
Distilasi $ 504.860,00 $ 929.268,53 $ 1.858.537,05
P-01 2014 2 5 8
$ 5.700,00 $ 6.512,46 $ 52.099,64
P-02 2014 2 5 8
$ 40.600,00 $ 46.386,96 $ 371.095,70
Pompa P-03 2014 2 5 8
$ 39.200,00 $ 44.787,41 $ 358.299,30
P-04 2014 2 5 8
$ 5.700,00 $ 6.512,46 $ 52.099,64
P-05 2014 2 5 8
$ 5.000,00 $ 5.712,68 $ 45.701,44
R-01 2014 1 20 1
$ 2.131.100,00 $ 2.434.858,51 $ 2.434.858,51
Reaktor
R-02 2014 1 10 2
$ 501.200,00 $ 572.639,05 $ 1.145.278,10
150
R-03 2014 1 10 2
$ 281.000,00 $ 321.052,62 $ 642.105,24
R-04 1990 1 10 2
$ 494.301,00 $ 909.833,15 $ 1.819.666,29
REB-
2014 2 10 4
MD $ 105.000,00 $ 119.966,28 $ 479.865,13
Reboiler
REB-ST 2014 16 10 32
$ 434.500,00 $ 496.431,90 $ 15.885.820,80
Separator Sep-01 2013 20 10 40
$ 10.300,00 $ 11.768,12 $ 470.724,84
Screw
SC-01 2018 4 5 16
Conveyor $ 1.300,00 $ 1.374,65 $ 21.994,43
Siklon SIK-01 2014 18 10 36
$ 9.000,00 $ 10.282,82 $ 370.181,67
Stripper ST-01 2000 2 10 4
$ 1.900.000,00 $ 3.173.327,84 $ 12.693.311,34
Tangki T-01 2014 1 10 2
$ 356.800,00 $ 407.656,85 $ 815.313,70
Penyimpanan
T-02 $ 1.119.900,00 2014 $ 1.279.526,09 2 10 4 $ 5.118.104,35
Vaporizer VAP-01 2014 20 10 40
$ 47.400,00 $ 54.156,21 $ 2.166.248,29
Process Equipment Cost $ 69.709.837,46
151
Harga Alat Utilitas
Kolam
SBU-01 $ 294.400,00 2014 $ 336.362,60 1 10 2 $ 672.725,21
Sedimentasi
152
PU-01 $ 30.000,00 2014 $ 34.276,08 2 5 8 $ 274.208,64
PU-02 $ 5.000,00 2014 $ 5.712,68 2 5 8 $ 45.701,44
PU-03 $ 5.000,00 2014 $ 5.712,68 2 5 8 $ 45.701,44
PU-04 $ 11.700,00 2014 $ 13.367,67 2 5 8 $ 106.941,37
Pompa
PU-05 $ 2.300,00 2014 $ 2.627,83 2 5 8 $ 21.022,66
PU-06 $ 16.300,00 2014 $ 18.623,34 2 5 8 $ 148.986,70
PU-07 $ 17.400,00 2014 $ 19.880,13 2 5 8 $ 159.041,01
PU-08 $ 17.600,00 2014 $ 20.108,63 2 5 8 $ 160.869,07
Utility Equipment Cost $ 40.560.508,51
153
2. Perhitungan Harga Bahan
a. Harga Bahan Proses
Harga Satuan Kebutuhan Harga Total
Bahan
(per kg) (kg/tahun) (per tahun)
Batubara $ 0,09 1.245.498.232 $ 114.847.391,99
Oksigen $ 0,20 586.861.175 $ 117.372.235,06
Katalis R-02 $ 101,20 681 $ 68.891,90
Katalis R-03 $ 40,00 870 $ 34.800,00
Katalis R-04 $ 173,80 4.597 $ 798.967,29
Raw Material $ 233.122.286,24
c. Harga Produk
Harga Satuan Kebutuhan Harga Total
Produk
(per kg) (kg/tahun) (per tahun)
Methanol $ 1,20 696.854.955 $ 836.225.945,93
Sales $ 836.225.945,93
154
3. Perhitungan Pekerja
Perhitungan pekerja berdasarkan pada:
Nilai 1 manhour asing adalah $ 25
23.840.764.410,95
Instalasi Tenaga Asing
155
Perhitungan Fixed Capital
Perhitungan Fixed Capital dapat dilihat dalam tabel berikut:
Item Persentase Nilai
Delivered Equipment Cost Rp 98.576.681.150,66 $ 76.680.821,20
Purchased Equipment
Cost - $ 69.709.837,46
Ongkos Import 10% PEC - $ 6.970.983,75
Biaya Pengiriman 15% PEC Rp 49.288.340.575,33 -
Pajak masuk 5% PEC Rp 49.288.340.575,33 -
Equipment and Installation Rp 23.840.764.410,95 $ 28.232.484,17
Material 40% PEC - $ 27.883.934,98
Labor 10% PEC Rp 23.840.764.410,95 $ 348.549,19
Piping Rp 71.522.293.232,85 $ 26.141.189,05
Material 36% PEC - $ 25.095.541,49
Labor 30% PEC Rp 71.522.293.232,85 $ 1.045.647,56
Instrumentation and Control Rp 11.920.382.205,48 $ 10.630.750,62
Material 15% PEC - $ 10.456.476,62
Labor 5% PEC Rp 11.920.382.205,48 $ 174.275,59
Insulation Rp 9.536.305.764,38 $ 3.624.911,55
Material 5% PEC - $ 3.485.491,87
Labor 4% PEC Rp 9.536.305.764,38 $ 139.419,67
Electrical Equipment and
Material Rp 19.072.611.528,76 $ 8.644.019,84
Material 12% PEC - $ 8.365.180,50
Labor 8% PEC Rp 19.072.611.528,76 $ 278.839,35
Building includings Services - $ 31.369.426,86
Land and Yard Improvement Rp 27.351.213.747,67 $ 6.970.983,75
Utilities and Services
Facilities Rp 71.228.308.987,37 $ 61.043.565,30
Utility Equipment Cost Rp 57.356.615.078,32 $ 44.616.559,36
Utility Installation Cost Rp 13.871.693.909,05 $ 16.427.005,94
Material 40% UEC - $ 16.224.203,40
Labor 10% UEC Rp 13.871.693.909,05 $ 202.802,54
Physical Plant Cost Rp 333.048.561.028,12 $ 253.338.151,93
Engineering, Construction
and Supervision 20% PPC Rp 66.609.712.206,00 $ 50.667.630,00
Direct Plant Cost Rp 399.658.273.233,74 $ 304.005.782,32
Contractor's Fee 5% DPC Rp 19.982.913.661,69 $ 15.200.289,12
Contingency 10% DPC Rp 39.965.827.323,37 $ 30.400.578,23
Fixed Capital Rp 459.607.014.218,80 $ 349.606.649,67
156
Total Fixed Capital pabrik ini adalah Rp 459.607.014.218,80 + $349.606.649,67 yang
ekuivalen dengan $ 382.108.383,22 atau Rp 5.403.394.647.146,98 dengan kurs
Rp14.414,00/dollar (Bank Indonesia,2018).
Dengan L adalah Faktor Lang, FCI adalah fixed capital investment, dan PEC adalah
purchased equipment cost.
Sehingga, Faktor Lang dapat dihitung sebagai berikut :
Pabrik ini adalah pabrik solid-fluid process. Umumnya pabrik solid fluid process
sekitar 3,63. Hasil perhitungan faktor Lang menunjukkan pergeseran 46%.
157
Tabel Perhitungan Jumlah Operator
Jumlah Operator Jumlah Operator
Alat Unit
/unit/shift /shift
Proses
Reaktor 4 0,50 2,00
Menara Distilasi 1 0,50 0,50
Reboiler 18 0,28 5,00
Condenser 5 0,25 1,25
Stripper 1 0,50 0,50
Absorber 1 0,50 0,50
Furnace 1 0,25 0,25
Kompresor 2 0,50 1,00
Belt Conveyor 1 0,25 0,25
Heat Exchanger 11 0,25 2,75
Jumlah Operator Proses /shift 14,0
Utilitas
Screener 1 0,25 0,25
Mixer NaOCl 1 0,25 0,25
Solid Contact 1 0,5 0,5
Sand Filter 2 0,5 1
Cooling Tower 1 1 1
Cation Exchanger 2 0,5 1
Anion Exchanger 2 0,5 1
Deaerator 1 2 2
Boiler 1 1 1
Jumlah Operator Utilitas /shift 8
Total Operator /shift 22
Sehingga:
Kebutuhan Operator : 22 orang/shift
158
pengeluaran untuk operating labor adalah sebesar Rp 8.448.000.000,00/tahun.
159
C. Modal Kerja (Working Capital)
Working Capital dihitung berdasarkan sales dan manufacturing cost sebagai berikut:
Item Presentase Nilai
Raw material 1
Raw material Rp - $ 2.392.654,00
inventory minggu
In process Manufacturing
1 hari Rp 325.796.957,06 $ 1.238.711,71
inventory Cost
Product 0,5 Manufacturing
Rp 4.479.708.159,56 $ 17.032.285,99
inventory bulan Cost
Extended
1 bulan Sales Rp - $ 69.685.495,49
credit
Available Manufacturing
1 bulan Rp 8.959.416.319,13 $ 34.064.571,98
cash Cost
Working Capital Rp 13.764.921.435,75 $ 124.413.719,18
160
E. Total Capital Investment, Total Production Cost, dan Profit
Total Capital Investment dapat dihitung dari Fixed Capital Investment dan Working
Capital. Total Production Cost dapat dihitung dari Manufactured Cost dan General
Expense, sehingga:
Total Capital Investment
Untuk perhitungan profit dan analisis kelayakan, Total Capital Investment dan Total
Production Cost dikonversi ke rupiah terlebih dahulu dengan kurs Rp 14.414,00/USD
(Bank Indonesia, 2018), sehingga:
Total Capital Investment = Rp 7.176.493.971.440,58
Sales = Rp 11.825.071.101.441,20
Total Production Cost = Rp 8.005.840.303.035,97
Profit before Tax = Rp 3.819.230.798.405,27
Taxes (50%) = Rp 1.909.615.399.202,63
Profit after Tax = Rp 1.909.615.399.202,63
F. Analisis Kelayakan
Pabrik batubara dari metanol ini dapat digolongkan ke dalam kategori pabrik high
risk karena:
Kondisi operasi ekstrim
Menggunakan bahan flammable dan toxic
Oleh karena itu, kelayakan pabrik dapat dianalisis melalui parameter-parameter
berikut ini :
161
1. Return of Investment (ROI)
Nilai ROI dapat dihitung dengan persamaan :
Dengan ROI adalah return of investment, P adalah profit, dan FCI adalah fixed
capital investment. Indeks B menunjukkan nilai sebelum pajak, sedangkan indeks
A menunjukkan nilai sesudah pajak.
Nilai ROI dihitung sebagai berikut :
Untuk kategori high risk chemical industry, minimum acceptable ROI before tax
adalah sebesar 44 % (Aries and Newton, 1955). Dengan demikian, nilai ROI di atas
termasuk dalam batas investasi yang menarik.
Dengan POT adalah payout time, P adalah profit, D adalah depresiasi, dan FCI
adalah fixed capital investment. Indeks B menunjukkan nilai sebelum pajak,
sedangkan indeks A menunjukkan nilai sesudah pajak.
Oleh karena itu, nilai POT dihitung sebagai berikut:
162
Untuk kategori high risk chemical industry, maximum acceptable POT before tax
adalah 2 tahun (Aries and Newton, 1955). Pabrik ini termasuk dalam batas POT
before tax yang disyaratkan karena lebih dari 2 tahun.
(∑ )
Dengan FC, WC, C, dan SV masing-masing adalah fixed capital, working capital,
annual cash flow, dan salvage value. Sedangkan i adalah DCFRR (interest).
Perhitungan dilakukan sebagai berikut :
SV adalah nilai jual tanah yang ada, dalam hal ini, luas komponen tanah adalah
27.351 m² dengan harga Rp 1.000.000/m². Sehingga nilai SV adalah Rp
27.351.213.747,67. Nilai FC dan WC masing-masing adalah Rp
5.403.394.647.146,98 dan Rp 1.773.099.324.293,59.
Persamaan yang harus diselesaikan menjadi :
163
(∑ )
Jika nilai DCFRR > 1,5 suku bunga bank, maka dapat dikatakan bahwa pabrik yang
akan didirikan cukup menarik dari segi ekonomi. Data terbaru untuk suku bunga
deposito tertinggi hingga Mei 2018 adalah sekitar 6,00 % (Bank Indonesia, 2018),
sehingga perbandingan DCFRR dengan suku bunga bank adalah sebesar 8,36 dan
menarik.
164
Annual Fixed Expense = Rp 603.864.622.978,45
165
SDP, maka kerugian akibat pabrik beroperasi lebih kecil dibandingkan
dengan kerugian ketika pabrik tidak beroperasi, sehingga sebaiknya pabrik
tetap beroperasi walaupun menderita kerugian. Secara matematis, SDP dapat
dicari melalui persamaan berikut:
166
ANALISIS SENSITIVITAS
Terhadap parameter ROI, POT, BEP dan DCFRR, dilakukan analisis sensitivitas
terhadap perubahan raw material, sales dan fixed capital. Analisis dilakukan dengan
membuat spider plot
8,00
% Perubahan variabel risk analysis
6,00
4,00
2,00 ROI
0,00 POT
-10 -5 0 5 10 BEP
-2,00
IRR
-4,00
-6,00
-8,00
-10,00
% Perubahan harga raw material
Dapat dilihat dari spider plot bahwa parameter analisis kelayakan dari perubahan
biaya raw material sebesar -10% dan 10% adalah:
a. ROI = +8,90 % dan -8,90 %
dari 70,68 % menjadi 76,97 % dan 64,39 %
b. POT = -7,74 % dan +8,82 %
Dari 1,27 tahun menjadi 1,17 tahun dan 1,38 tahun
c. BEP = -6,34 % dan +7,21 %
Dari 26,20 % menjadi 24,54 % dan 28,09 %
d. DCFRR = +5,00 % dan -4,95 %
Dari 50,73 % menjadi 53,27 % dan 48,22 %
167
Dapat dilihat bahwa dengan kenaikan biaya raw material sebesar 10% mengubah
nilai parameter kelayakan paling tinggi pada ROI sebesar -8,90%, tidak sampai 10 %. Hal
ini karena pabrik tidak sensitif terhadap biaya raw material. Selain itu, semua parameter
kelayakan tetap memberikan hasil menarik sehingga pabrik tetap layak dibangun meski
biaya raw material naik sebesar 10%.
30,00
% Perubahan variabel risk analysis
20,00
10,00 ROI
POT
0,00 BEP
-10 -5 0 5 10
IRR
-10,00
-20,00
-30,00
% Perubahan harga raw material
168
Dapat dilihat bahwa dengan penurunan sales sebesar 10% mengubah parameter
kelayakan paling tinggi pada POT sebesar 30,90%. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik
cukup sensitif terhadap jumlah sales. Namun, semua parameter kelayakan tetap
menunjukkan bahwa pabrik tetap menarik meski jumlah sales menurun sebesar 10%
15,00
% Perubahan variabel risk analysis
10,00
5,00
ROI
0,00 POT
-10 -5 0 5 10 BEP
-5,00
IRR
-10,00
-15,00
-20,00
% Perubahan harga raw material
169
Dapat dilihat bahwa dengan kenaikan biaya fixed capital sebesar 10%, perubahan
parameter kelayakan tertinggi adalah 13,78 % pada ROI. Hal ini karena pabrik tidak
sensitif terhadap biaya fixed capital. Selain itu, semua parameter kelayakan tetap
memberikan hasil menarik sehingga pabrik tetap layak dibangun meski biaya fixed
capital naik sebesar 10%.
170
BAB XIII
KESIMPULAN
171
DAFTAR PUSTAKA
Alvarado, Marc. 2016. The Changing Face of The Global Methanol Industry. IHS
Chemical Buletin.
Brown, G. G., Katz, D., Foust, A.S., and Schneidewind, R., 1950, Unit
Operations, John Wiley and Sons, Tokyo.
Business and Economics. (2018, Mei 19). Diambil kembali dari Chemical
Engineering Essentials for the CPI Professional:
http://www.chemengonline.com/category/business-economics/
Chen, P.-C., Chiu, H.-M., Chyou, Y.-P., & Yu, C.-S., 2010, Processes Simulation
Study of Coal to Methanol, International Journal of Chemical and Molecular
Engineering.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2016.
Statistik Ketenagalistrikan 2015
Dirjen Mineral dan Batu Bara. 2017. Laporan Kinerja 2016. Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Hickey, Harry E., 2008, Water Supply Systems and Evaluation Methods Vol 1,
United States Fire Administration, Frederick County
Higman, C., & Maarten, v. B., 2008, Gasification, Houston: Gulf Professional
Publishing.
Himmelblau, David M., 1996, Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, Prentice-Hall International, Upper Saddle River
Kern, D.Q., 1965, Process Heat Transfer, McGraw-Hill, Singapore.
Malhotra, R., 2012. Fossil Energy: Selected Entries from the Encyclopedia of
Sustainability Science and Technology. Springer, Oxford, UK.
Maloney, J. O., 2008, Perry’s Chemical Engineers Handbook, McGraw-Hill, New
York.
Matches' Process Equipment Cost Estimates. (2018, Mei 18). Diambil kembali
dari http://www.matche.com/equipcost/Default.html
Öztürk, S.S& Shah, Y.T., 1985. I-C Methanol Synthesis Process. Chemical and
172
Petroleum Engineering Department, University of Pittsburgh, Pittsburgh, PA,
USA, pp. I-167eI-270.
Peters, M. S., & Timmerhaus, K. D. (1991). Plant Design and Economics for
Chemical Engineers. Singapore: Mc-Graw Hill.
Seider, W. D., Seader, J. D., & Lewin, D. R. (1998). Product and Process Design
Principles. Hoboken: John Wiley and Sons, Inc.
173
https://www.eni.com/enipedia/en_IT/financial-corporate-reporting/subsidiary-
associated-companies/ecofuel.page?lnkfrm=serp diakses pada 28 Oktober
2017 pukul 15.20 WIB
https://www.linde-engineering.com/internet.global.lindeengineering.global/en/ima
ges/AS.B1EN%201113%20-%20%26AA_History_.layout19_4353.pdf.
diakses pada tanggal 29 Oktober 2017 pukul 08.45
https://www.qafac.com.qa/metanol diakses pada 28 Oktober 2017 pukul 15.37
https://www.researchgate.net/figure/303309834_fig14_Figure-19-Simplified-
layout-of-the-low-pressure-metanol-synthesis-loop-product diakses pada
tanggal 8 November 2017 puul 23.00 WIB
174
LAMPIRAN
Kondisi operasi :
1. Suhu batu bara masuk 30 oC
2. Suhu umpan gas masuk 1000 oC
3. Tekanan operasi 20 atm
175
12. Rho gas dan viskositas gas berubah sepanjang reaktor.
13. Kecepatan padatan berubah setiap saat terhadap dinding reaktor
14. Terjadi 8 reaksi secara parallel namun dapat diasumsikan reaksi gasifikasi
dicontrol oleh reaksi R1, R2, R3, R4,R7
Reaksi- Reaksi yang terjadi pada proses Gasifikasi batubara terdiri dari 2 jenis
yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Berikut adalah persamaan- persamaan
reaksi heterogen.
Reaksi Heterogen :
(R1)
(R2)
(R3)
(R4)
Table 1. Data Konstanta Reaksi untuk Reaksi Heterogen
Konstanta R1 R2 R3 R4
A (kg m-2 Pa-n) 300 2224 42.5 1.62
E (j kmol) 1.3 x 108 2.2x108 1.42 x 108 1.5 x108
N 0.65 0.6 0.4 1
(1)
( )
(2)
( )( ) (3)
176
Tabel 2. Data Konstanta Reaksi Homogen
Rersamaan A E (J /K.mol)
R5 3.16 x 1012 1.67 x 108
R6 2.5 x 1016 1.67 x 108
R7ksShif 2.75 x 109 8.36 x 107
R7krshif 1 x 108 6.28x 107
R8 4.4 x 1011 1.25 x 1012
Berikut ini adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung persamaan pada
reaksi homogen.
ki untuk Ri, i=5,6,7,8 dan satuan Ri dalam (kmol m-3 s-1).
( ) (4)
177
Persaman- persamaan yang digunakan untuk perancangan reaktor gasifikasi
adalah sebagai berikut.
1. Neraca massa padatan partikel
Neraca mol O2
( )
( )
( )
( )
Neraca mol H2
( )
( )
178
Neraca mol CO2
( )
( )
Neraca mol CO
( )
( )
( )
( )
{ ∑ }
+-
F Fd = Gaya gesek
d Fb = Gaya Apung
mg = gaya berat partikel
mg
179
Gambar 3. Skema Gaya yang bekerja pada partikel padatan
( )
(( ) )
Keterangan :
W = laju berat batubara , kg/s
FO2 = flowrate oksigen, kgmol/s
FH2O = flowrate uap air, kgmol/s
FH2 = flowrate gas hydrogen, kgmol/s
FCO = flowrate gas karbon monoksida, kgmol/s
FCH4 = florate gas metana, kgmol/s
FCO = flowrate gas karbon dioksida, kgmol/s
FN2 = flowrate gas Nitrogen, kgmol/s
Lp = luas partikel, m
180
Vp = volume partikel , m3
Ar = berat atom carbon
Vg = kecepatan gas, m/s
Vs = kecepatan padatan terhadap fluida gerak m/s
u = kecepatan padatan terhadap dinding, m/s
m = massa partikel, kg
Nv = jumlah partikel tiap satuan volume
A = luas penampang reaktor, m2
T = Suhu gas. K
Tp = Suhu padatan, K
Data data sifat gas :
a. Kapasitas Panas Gas
Kapasitas Panas Gas dihitung menggunakan persamaan
∑ (( ) )
∑
Dengan
b. Viskositas Gas
Viskositas Gas dihitung menggunakan persamaan
∑ (( ) )
∑
Dengan
181
c. Konduktivitas Gas
Konduktivitas gas dihitung menggunakan persamaan
∑ (( ) )
∑
Dengan
dalam g/mol
Berikut adalah nilai untuk setiap komponen
e. Densitas Gas
Densitas gas dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dengan
= Densitas gas Kg/m3
= Tekanan sistem gas Bar
= Berat molekul gas g/mol
= konstanta gas J/mol.K
= suhu gas K
182
L vs W
45
W
40
35
30
Berat sisa,kg
25
20
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Panjang, m
Panjang vs FH2
3.5
2.5
FH2,kgmol/s
2
H2
CO
1.5
CO2
O2
1 H2O
CH4
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Panjang, m
183
Suhu vs panjang
1350
1300
1250
suhu gas, K
1200
1150
1100
1050
1000
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Panjang, m
FH2O = 164801,731294
Batu bara =157259,877800 kg/jam
kg/jam
Diameter partikel = 50 mikron
FO2 = Oksigen = 2315.582289
kmol/jam
FN2= 23,15582289 kmol/jam
184
Gambar 3 Gambar Skema Reaktor Gasifikasi.
Mechanical Design
Untuk menentukan tebal dari dinding reaktor gasifikasi perlu ditinjau dari
segi perpindahan panasnya dimana tebal dari batu bata corundum mempengaruhi
diameter dari besi stainlesssteel SA-167 grade 8. Hal ini di karenakan karena suhu
gas di dalam reaktor yang mencapai suhu 1340 K yang menyebabkan
melemahnya kekuatan dari baja sehingga memerlukaan tebal baja yang tebal yang
akan mahal pada biaya pembelian plat baja. Untuk itu perlu didesign dimana
ukuran tebal baja yang cukup kecil sehingga biaya pembelian plat baja lebih
rendah. Maka dari itu suhu operasi dari baja perlu diturunkan dengan
menggunakan bahan tahan panas yaitu bata corundum yang tahan panas hingga
suhu 1400 oC.
Asumsi yang digunakan pada penentuan tebal reaktor :
1. Suhu dinding reaktor sama dengan suhu fluida gas suhu tertinggi
dalam reaktor
2. Tebal isolasi bata corundum merupakan fungsi transfer panas dari
dalam ke luar reaktor.
3. Tebal baja adalah fungsi dari diameter baja dan diameter baja
merupakan fungsi dari tebal isolasi bata corundum.
Tis
Tik
Tib
Tos
185
Persamaan- persamaan yang digunakan untuk menentukan tebal isolasi ;
( )
( ) ( )
( )
Keterangan,
Q1=Q2=Q3 = Panas yang ditransfer
Tf= suhu fluida, oF
Tib=suhu bagian dalam dinding batu bata corundum, oF
Tob= suhu bagian luar dinding batu bata corundum, oF
Tik= suhu bagian dalam dinding baja, oF
Tok= suhu bagian luar dinding baja, oF
Tis = suhu bagian dinding isolasi, oF
Tos= suhu bagian luar dinding isolasi, oF
rib= jari-jari dinding batu bata corundum bagian dalam, in
186
rob= jari-jari dinding batu bata corundum bagian luar, in
rik= jari-jari dinding baja bagian dalam , in
rok= jari-jari dinding baja bagian luar , in
ris= jari-jari dinding isolasi bagian dalam , in
ris= jari-jari dinding isolasi bagian luar, in
P= tekanan operasi reaktor, psi
J= faktor pengelasan, 0,8
Ks= konduktivitas baja, btu/F.h.in
kis= konduktivitas isolasi, btu/F.h.in
kb = konduktivitas batu bata corundum, btu/F.h.in
Tbo=800 oF
Tik= 800 oF
Tok=700 oF
Tis=700 oF
Tos=95 oF
f= 15700 , SA-167 grade 8 type 309 (Young)
rib=98,4251 in
ks=2,083333333 btu/F.h.in
kb =0,534465823 btu/F.h.in Corundum
kis=0,061632095 btu/F.h.in fire clay brick
187
Tebal baja stainless steel baja SA-167 garede 8 tupe 309 (Young) = 2,6446 in
Tebal isolasi fire clay 0,4790 in
Tebal head reactor jenis ellipsoidal head baja SA-167 grade 8 type 309 (Young) =
2,4934 in.
Selanjutnya dipilih tebal dinding standar yaitu 2.75 in dan di peroleh hasil
perhitungan sebagai berikut :
Tebal batu bata corundum = 7,8769 in
Tebal baja stainless steel baja SA-167 garede 8 tupe 309 (Young) = 2,7500 in
Tebal isolasi fire clay 0,5186 in
Ukuran diameter baja SA-167 grade 8 type 309 (Young)= 212,6042 in
Tebal head reaktor jenis ellipsoidal head baja SA-167 grade 8 type 309 (Young)
= 2,4934 in di pilih 2,75 in .
1 O2 0,078634 kg/jam
2 N2 648,363000 kg/jam
3 CO 306582,926400 kg/jam
4 CO2 62660,649000 kg/jam
5 CH4 11382,765100 kg/jam
6 H2 15472,792500 kg/jam
7 H2O 0,177180 kg/jam
8 H2S 0,370500 kg/jam
396748,122314 kg/jam
Jumlah
110,2078 kg/s
Massa jenis syn gas (𝛒gas)
A = Q/v
= (29,9506 m3/s)/( 30 m/s)
= 0,9983 m2
188
D =√
= 1,1277 m
= 44 in
Sensitivitas Data
Hasil konversi reaktor gasifikasi dengan memperhitungkan sensitivitas kontanta
kecepatan reaksi adalah sebagai berikut :
Panjang vs FH2
3.5
H2
3 CO
CO2
O2
2.5
H2O
CH4
FH2,kgmol/s
1.5
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Panjang, m
189
2. Konstanta kecepatan reaksi sebesar 1.3 kontanta kecepatan reaksi design
Panjang vs FH2
3.5
H2
CO
3
CO2
O2
2.5 H2O
CH4
FH2,kgmol/s
1.5
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Panjang, m
Dimensi reaktor 0.7 k design satuan k design satuan 1.3 k design satuan
Diameter 5 m 5 m 5 m
Tinggi reaktor 40.9 m 40.9 m 40.9 m
Tebal bata corundum 7.2641 in 7.8769 in 7.3478 in
Tebal dinding baja 2.6303 in 2.75 in 2.6322 in
Tebal isolasi fire 0.4763 in 0.5186 in 0.4767 in
clay
Tebal head reaktor 2.4786 in 2.75 in 2.4805 in
Konversi batu bara 0.9948 0.9979 0.9978
190
REAKTOR WGSR HIGH TEMPERATURE (R-02)
Perhitungan
1. Asumsi-asumsi
a. Reaktan dan gas produk adalah gas ideal
b. Katalis berbentuk silinder
c. Koefisien perpindahan panas dari gas reaktor ke air pendingin konstan
Kinetika:
[ (
)] ( )
( )
Dengan,
r =laju reaksi,
P =tekanan parsial, kPa
T=suhu dalam reaktor, K
R=konstanta gas, 8,314/1000
3. Neraca Mol
Neraca mol di elemen volume saat steady state:
191
Keterangan
= molar flowrate komponen kgmol/hr
= posisi di sepanjang tube meter
= diameter dalam tube meter
= bulk density kg/m3
= laju reaksi mol/kg cat.s
n =jumlah tube reaktor
a. Neraca Mol CO
( )
b. Neraca Mol CO2
( )
c. Neraca Mol H2O
( )
d. Neraca Mol H2
( )
4. Neraca Panas
Neraca panas reaktan di elemen volume pada setiap tabung saat steady state:
192
∑ ∑
∑
∑
Dengan
( )
Neraca panas di tube
∑ ∑
Dengan
( )
Keterangan
= molar flowrate Kgmol/hr
= posisi di sepanjang tube meter
d = diameter dalam tube meter
= bulk density kg/m3
= laju reaksi khmol/kg cat.hr
= panas reaksi kJ/kgmol
tube = suhu gas di tube K
Tshell = suhu pendingin K
= panas diambil pendingin kJ/jam
Lt = panjang tube Meter
= kapasitas panas kJ/kgmol.K
= konstanta transfer panas kJ/ m2 hr.K
= luas selimut tube/panjang tube m2/m
= suhu pendingin (BFW) K
Fp = laju pendingin kg/hr
Tp = suhu pendingin K
Fuap = laju uap dihasilan kgmol/hr
193
dHuap =entalpi penguapan kJ/kgmol
5. Spesifikasi Katalis
∑ (( ) )
∑
Dengan
b. Viskositas Gas
Viskositas Gas dihitung menggunakan persamaan
dalam kg/m.s
c. Konduktivitas Gas
Konduktivitas gas dihitung menggunakan persamaan
∑
∑ (( ) )
∑
Dengan
194
7. Sifat Fisis Pendingin (BFW)
a. Kapasitas Panas Pendingin
b. Viskositas Pendingin
dalam kg/m.s
c. Konduktivitas Pendingin
Konduktivitas pendingin dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut
dalam W/m.K
( )
digunakan ho untuk boiling dari Kern
( )
(( ) )
(
)
( )
9. Pressure drop
Pressure drop dicari di shell dan tube dengan persamaan:
( )
195
( ( ) ) (
)
( )
( ( ) )
( ) )
(( ) )
Shell
Dengan,
t = ketebalan, inch
P = tekanan dalam, psi
ri = radius dalam, inch
f = allowable working stress, psi
E= effisiensi las
Tube
Dengan,
t = ketebalan, inch
P = tekanan dalam, psi
do = diameter luar tube
Dari persamaan, didapatkan ketebalan tube 0,029 inch, ketebalan digunakan
0,05 inch yang mencukupi.
Head
196
Digunakan hemispherical head karena tekanan cukup tinggi
Dengan,
t = ketebalan, inch
P = tekanan dalam, psi
ri = radius dalam, inch
f = allowable working stress, psi
E= effisiensi las
Dari persamaan, didapatkan ketebalan head 1,9355 inch, ketebalan digunakan
2 inch yang mencukupi.
Panjang reaktor = 8 m
Diameter dalam shell = 27 inch
Diameter luar shell = 27 + 0,6 x 2 inch
= 28,2 inch
Head hemispherical
Diameter dalam = 27 inch
Diameter luar = 27 + 4 x 2 inch
Diameter luar = 35 inch
Dengan,
ro = tebal kritis, m
k = konduktivitas panas insulasi, W/moC
h = koefisien konveksi, W/m2 o C , diasumsi 5 W/m2 o C untuk kondisi kontak
dengan udara
Bahan insulasi yang digunakan adalah ceramic fiber dengan alasan mampu
menahan suhu hingga 1260 oC. Suhu reaktor sangat tinggi mencapai 900 oC
sehingga harus digunakan material yang tahan terhadap suhu tersebut. Dari
data, nilai k = 0,2 W/moC.
197
13. Pipa inlet dan outlet
Diameter pipa inlet dan outlet untuk reaktan, produk dan pendingin dicari
dengan persamaan
( )
Dengan,
D = diameter pipa dalam, mm
W = laju massa cairan, kg/jam
ρ = densitas cairan, kg/m3
Inlet reaktan
W = 3314,4 kg/jam
ρ = 3,1037 kg/m3
D = 0,1638 m
Dipilih pipa diameter 0,2 m
Outlet produk
W = 3314,4 kg/jam
ρ = 6,5948 kg/m3
D = 0,1239 m
Dipilih pipa diameter 0,15 m
Inlet pendingin
W = 81000 kg/jam
ρ = 7,1009 kg/m3
D = 0,6355 m
Dipilih pipa diameter 0,65 m
Outlet pendingin
W = 81000 kg/jam
ρ = 186,718 kg/m3
D = 0,18957 m
Dipilih pipa diameter 0,2 m
198
panjang vs komponen reaktor high T
12000
FCO
FH2O
10000 FCO2
FH2
8000
kgmol/jam
6000
4000
2000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
1.3
1.2
1.1
ratio
0.9
0.8
0.7
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
199
panjang vs suhu
1000
900
800
700
suhu,C
600
500
400
300
200
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
panjang vs tekanan
15.34
tube
15.32 shell
15.3
15.28
tekanan,atm
15.26
15.24
15.22
15.2
15.18
15.16
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
200
panjang vs persen uap
80
70
60
50
persen, %
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
Berikut adalah hasil perubahan laju reaksi -30% dan +30% terhadap rasio
H2:CO, profil suhu reaktor, tekanan tube dan shell dan persentase uap
mengembun dibandingkan dengan hasil tanpa error.
201
panjang vs ratio H2:CO
1.4
+0%
1.3 -30%
+30%
1.2
1.1
ratio
0.9
0.8
0.7
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
Tanpa error, rasio H2:CO akhir adalah 1,2902. Dengan perubahan laju reaksi -
30%, rasio H2:CO akhir berkurang 0,0853 % menjadi 1,2891 sedangkan
dengan perubahan laju reaksi -30%, rasio H2:CO akhir bertambah 0,3333%
menjadi 1,2945. Dengan profil rasio dan rasio akhir yang tidak berubah secara
signifikan, dapat disimpulkan rasio H2:CO tidak sensitif terhadap perubahan
laju reaksi.
panjang vs suhu
1000
+0%
900 -30%
+30%
800
700
suhu,C
600
500
400
300
200
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
Tanpa error, suhu reaktor akhir adalah 286,10 oC. Dengan perubahan laju
reaksi -30%, suhu reaktor akhir bertambah 5,8826% menjadi 302,93 oC
sedangkan dengan perubahan laju reaksi -30%, suhu reaktor akhir akhir
bertambah 13,6176% menjadi 325,06 oC. Dengan suhu reaktor suhu reaktor
202
akhir yang tidak berubah secara signifikan, dapat disimpulkan suhu reaktor
tidak sensitif terhadap perubahan laju reaksi.
panjang vs tekanan
15.34
15.32
15.3
tube+0%
shell+0%
15.28
tube-30%
tekanan,atm
shell-30%
15.26
tube+30%
shell+30%
15.24
15.22
15.2
15.18
15.16
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
Tanpa error, pressure drop di sisi reaksi adalah 0,0390 atm dan dianggap
negligible si sisi pendingin. Dengan perubahan laju reaksi -30% maupun
+30%, pressure drop di sisi reaksi berkurang sebanyak 0,2564 % menjadi
0,0389 sedangkan pressure drop di sisi pendingin tetap ngeligible. Dengan
perubahan pressure drop yang dapat diabaikan baik di sisi reaksi dan
pengingin, dapat disimpulkan pressure drop reaktor tidak sensitif terhadap
perubahan laju reaksi.
203
panjang vs persen uap
80
+0%
70 -30%
+30%
60
50
persen, %
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
panjang,m
Dari sisi rasio H2:CO akhir, profil suhu, pressure drop dan persentase uap
pendingin mengembun, reaktor tidak sensitif terhadap perubahan laju reaksi
sehingga dapat disimpulkan reaktor dapat berjalan dengan baik meski terdapat
error pada data laju reaksi hingga ± 30%.
204
REAKTOR SINTESIS METANOL (R-04)
Kinetika:
[ ( )( )]
[ ( ) √ ]
205
dengan dalam dan dalam bar.
Kinetika:
[ ( )( )]
[ ( ) √ ]
3. Pembentukan Etanol
Kinetika:
( ( )) ( )
4. Pembentukan Propanol
Kinetika:
( ( )) ( )
5. Data Kinetika
Konstanta laju reaksi mengikuti persamaan Arrhenius dengan
persamaan sebagai berikut:
( )
206
dengan nilai A dan B sebagai berikut:
Koefisien
i
A B (Ea)
1 1,07 36696
2 3453,38 -
3 0,499 17197
4 6,62x10-11 124119
5 1,22x1010 -94765
6 4,24x10-04 24900
7 3,06x10-05 89900
Koefisien
i
A B
1 3066 10,592
2 -2073 2,029
∑
6. Panas Reaksi
∫ ( )
∫ ( )
∫ (
)
∫ (
)
207
C. Neraca Mol
Neraca mol di elemen volume tiap tabung saat steady state:
Keterangan
= molar flowrate mol/s
= posisi di Meter
sepanjang tube
= diameter dalam Meter
tube
= bulk density Kg/m3
= laju reaksi mol/kg cat.s
Berdasarkan persamaan neraca mol dan relative rates reaksi 1 dan reaksi
2, diperoleh persamaan neraca mol untuk masing-masing komponen gas
sebagai berikut:
1. Neraca Mol CO
( )
( )
208
( )
4. Neraca Mol H2
( )
( )
6. Neraca Mol N2
8. Neraca Mol O2
( )
( )
D. Neraca Panas
209
∑ ∑
∑( )
∑
∑( )
∑
dengan
( )
( )
Keterangan
= molar flowrate mol/s
= posisi di sepanjang tube Meter
= diameter dalam tube Meter
= bulk density Kg/m3
= laju reaksi mol/kg cat.s
= panas reaksi J/mol
= suhu gas di tube K
= Panas dihasilkan sistem J/mol
Lt = panjang tube Meter
= kapasitas panas J/mol.K
= konstanta transfer panas W/m2
= diameter luar tube Meter
= suhu pendingin (BFW) K
dengan
210
( )
( )
Keterangan
= molar flowrate pendingin mol/s
= posisi di sepanjang tube Meter
= Panas penguapan J/mol
pendingin
= suhu gas di tube K
= Panas dihasilkan sistem J/mol
Lt = panjang tube Meter
= konstanta transfer panas W/m2
= diameter luar tube Meter
= suhu pendingin (BFW) K
= jumlah tube
( )
Keterangan
= tekanan sistem Pa
= posisi di sepanjang tube Meter
= mass flowrate per area Kg/s.m2
= massa jenis gas dalam Kg/m3
tube
= diameter ekuivalen meter
katalis
= porositas bed -
= viskositas gas dalam tube Kg/m.s
= diameter luar tube Meter
= suhu pendingin (BFW) K
F. Spesifikasi Katalis
211
= 0,0057388 m
Porositas Bed ( ) = ( )
= 0,4238
∑ (( ) )
∑
Dengan
b. Viskositas Gas
Viskositas Gas dihitung menggunakan persamaan
∑
∑ (( ) )
∑
Dengan
c. Konduktivitas Gas
Konduktivitas gas dihitung menggunakan persamaan
∑
∑ (( ) )
∑
Dengan
e. Densitas Gas
212
Densitas gas dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dengan
= Densitas gas Kg/m3
= Tekanan sistem gas bar
= Berat molekul gas g/mol
= konstanta gas J/mol.K
= suhu gas K
( )
dengan
b. Konduktivitas Pendingin
Konduktivitas pendingin dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut
( )
dengan
c. Viskositas Pendingin
Viskositas pendingan dihitung menggunakan persamaan:
( )
213
Ddengan
d. Densitas Pendingin
Densitas pendingin dihitung menggunakan persamaan:
( )
dengan
( )
e. Panas Penguapan
( )
214
= Superfisial Mass Velocity Gas Kg/s.m2
= Viskositas campuran gas Kg/m.s
= Kapasitas Panas campuran gas J/mol.K
* + * + [ ]
[ ] ( ) ( )
215
merupakan fungsi dari dan .
Keterangan:
216
L. Hasil Perhitungan
Berikut adalah penyelesaian dari persamaan-persamaan yang ada berdasarkan
hasil simulasi menggunakan software matlab.
10000 CH3OH
CH4
C2H5OH
8000 C3H7OH
6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
panjang (m)
217
Grafik Jumlah Pendingin yang menguap:
Jumlah Uap vs Panjang reaktor
3000
2500
Uap Pendingin (mol/s)
2000
1500
1000
500
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
panjang (m)
50
40
konversi CO(%)
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
panjang (m)
218
Produk Metanol vs Panjang reaktor
3500
3000
2500
Jumlah Metanol (kmol/jam)
2000
1500
1000
500
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
panjang (m)
50
49.998
Tekanan (bar)
49.996
49.994
49.992
49.99
49.988
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
panjang (m)
219
Suhu vs Panjang reaktor
270
260
250
Suhu Gas (C)
240
230
220
210
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
panjang (m)
M. Kebutuhan Pendingin
Pendingin yang digunakan adalah Boiling Feed Water yang masuk reaktor
dalam keadaan cair jenuh. Kebutuhan jumlah pendingin dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
dengan
( )
Keterangan
= molar flowrate pendingin mol/s
= posisi di sepanjang tube Meter
= Panas penguapan J/mol
pendingin
= suhu gas di tube K
= Panas dihasilkan sistem J/s
Lt = panjang tube Meter
= konstanta transfer panas W/m2.K
= diameter luar tube Meter
= suhu pendingin (BFW) K
= jumlah tube
220
Q = 9744,1 J/s
A. Tube
Schedule Number = 40
Normal Pipe Size, IPS = 1,5 in
Diameter dalam ( ) = 0,04089 m
Diameter luar ( ) = 0,04826 m
Flow area per pipe ( ) = 1,3134 10-3 m2
B. Shell
221
Baffle space ( )
( )
Diameter ekuivalen shell ( )
Tebal shell dapat dihitung dengan persamaan:
C. Head
Dipilih head tipe toripherical dished head karena tekanan di dalam shell
tidak terlalu tinggi (<10 bar).
IDs = = 228,07 in
Ri =114,03 in
Digunakan jenis bahan yang sama dengan shell, yaitu Alooy steel SA-
222
217,sehingga:
S = 22500 psi
E = 0,85
Tinggi head:
Crown radii, Rc = ID = 228,07 in
Rk = 6%.Rc = 13,684 in
Dari (tabel 5.6 Brownell and Young,1959), untuk tebal head 1 in,
didapatkan
sf = 1,5 – 4 in (dipilih sf = 1,5)
icr = 3 in
OD = ID +2.th
= 230,1566 in
r =180 in (Tabel 5.7 Brownel and Young,1959)
a = 0,5.ID = 114,0335 in
AB = a – icr
= 114,0335 - 3
= 111,0335 in
BC = r – icr
= 180 - 3
= 117 in
AC = 0,5.(BC-AB) = 32,9833 in
b = r – AC = 147,0167 in
OA = th + b + sf
= 3,7989 m
E. Tinggi Reaktor
Tinggi reaktor = tinggi shell + 2 x tinggi head + grid support
= 27, 7247
F. Volume Reaktor
Volume reaktor = volume shell + 2 x volume head
=( ) 2. ( )
= 628,9087 m3
223
G. Pipa Pemasukkan Gas
Flowrate Gas Masuk:
Mass Aliran
Densitas
Komponen Flow Volume,
Kg/m3
Kg/jam m3/jam
N2 648,36 33,8032 19,1804
H2 26426,00 2,4145 10944,6426
CO 153249,60 33,8032 4533,5819
O2 0,08 38,6322 0,0021
CH4 11387,44 19,3161 589,5305
CO2 17600,00 53,1193 331,3295
CH3OH 0,00 38,6322 0,0000
H2O 420,68 21,7306 19,3588
C2H5OH 0,00 55,5338 0,0000
C3H7OH 0,00 72,4354 0,0000
Total 209732,16 369,4207 16437,6259
224
N2 648,36 34,7960 18,6332
H2 13899,23 2,4854 5592,2846
CO 62148,03 34,7960 1786,0681
O2 0,08 39,7669 0,0020
CH4 11387,44 19,8834 572,7100
CO2 21176,72 54,6794 387,2886
CH3OH 96802,29 39,7669 2434,2452
H2O 282,98 22,3689 12,6505
C2H5OH 3386,31 57,1649 59,2376
C3H7OH 0,71 74,5629 0,0096
Total 209732,16 10863,1294
225
dalam kg/m3
( )
Untuk fase cair dalam shell kecepatan yang diizinkan adalah antara 0,6 - 1
m/s.
Dipilih kecepatan pendingin sebesar 0,75 m/s.
Q =
= 0,0660 m3/s
A =
= m2
D = √( )
= 13,1811 in
Q =
= 9,6132 m3/s
A =
= m2
226
D = √( )
= 0,7823 m
= 30,7993 in
K. Man Hole
Man Hole digunakan untuk membersihkan bagian-bagian reaktor yang
tidak terjangkau oleh alat pembersih. Diameter man hole antara 14 – 24 in
(Backhurst). Dipilih diameter man hole 24 in dan letaknyadi sebelah
lubang pemasukan umpan dan penegluaran hasil.
L. Tebal Isolasi
Tebal isolasi dihitung dengan menggunakan asumsi:
1. Perpindahan panas pada keadaan steady state sehingga q1 = q2 = q3 =
q4
2. Suhu pada permukaan reaktor sebelah dalam (T1) adalah sama dengan
rata-rata suhu pendingin sepanjang reaktor.
3. Suhu pendingin sepanjang reaktor tetap, T1 = 180 0C
Keterangan:
𝑥𝑠 𝑥𝑖𝑠
𝑅 = Jari-jari dalam reaktor
𝑅 = Jari-jari luar reaktor
= Jari-jari luar setelah diisolasi
𝑅
= tebal dinding
𝑞 = tebal isolasi
𝑞 = Suhu udara luar =30 C
𝑞 = Suhu dinding dalam reaktor
= Suhu dinding luar reaktor
= Suhu dinding isolator = 50 C
227
Sifat fisis udara ditentukan berdasarkan pada rerata suhu udara
dengan suhu isolator. Rerata suhu tersebut ( ) dapat dihitung
dengan persamaan:
( )
( )( )( )( )
( )
( )
1,2230.1013
lebih besar dari 109 , maka aliran udara adalah turbulen. Untuk
menghitung koefisien transfer panas konveksi aliran turbulen
digunakan peramaan (Holman, 1986):
( )
( )
W/m.K
Dengan,
= Konstanta Boltzman = 5,669.10-8 W/m2.K4
= emisivitas dinding isolator
( )( )
( )
W/.m2.K
228
Perbedaan panas di tiap lapisan dianggap steady state, sehingga
q1 = q2 = q3 = q4
Nilai dihitung dengan persamaan:
( ) ( )
( ) ( )( )
( )
( )
( )( )( )
( )
( )
( )
Dari hasil trial diperoleh:
= 3,0993 m
Tebal isolasi =
=
229
= 0,1743 m
( ) ( )
( ) ( )( )( )
Watt
SENSITIVITAS DATA
Berikut adalah hasil perhitungan bila nilai laju reaksi berdasarkan data berubah
30%
230
KONDENSER PARSIAL (CD-01)
Dengan,
= tekanan parsial mmHg
= suhu gas-uap K
Dengan,
= kapasitas J/mol.K
panas
= suhu gas-uap K
c. Entalpi Pengembunan
Entalpi pengembunan dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut:
( )
Dengan,
= entalpi pengembunan kJ/mol
= suhu K
d. Konduktivitas termal
Konduktivitas termal dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Dengan,
= konduktivitas termal W/m.K
= suhu gas-uap K
231
e. Viskositas
Viskositas dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dengan,
= viskositas Micropoise
= suhu gas-uap K
Feed masuk pada dew point.Titik dew point ditentukan dengan trial suhu
sehingga fase cair berada dalam kesetimbangan (∑ ).
Penentuan Dew Point
T = 143 C = 417 K
P 49,87 bar
Komponen P0 (bar) Ki Fi (kmol/hr) xi=yi/Ki
N2 3,24,E+05 6,49,E+03 11,58 0,0000
H2 3,98,E+28 7,98,E+26 3474,81 0,0000
CO 6,67,E+08 1,34,E+07 1109,79 0,0000
O2 2,21,E+04 4,43,E+02 0,00 0,0000
CH4 8,89,E+03 1,78,E+02 355,86 0,0003
CO2 5,12,E+02 1,03,E+01 240,64 0,0035
CH3OH 1,18,E+01 2,36,E-01 1512,54 0,9485
H2O 3,95,E+00 7,92,E-02 7,86 0,0147
C2H5OH 8,24,E+00 1,65,E-01 36,81 0,0330
C3H7OH 4,50,E+00 9,01,E-02 0,0060 0,0000
total 6749,88 1,0000
232
Hot Fluid : Syngas
Flowrate = 104866,08 kg/jam
Th in = 143 0C = 291 F = 416 K
Th out = 60 0C = 140 F = 333 K
Outlet
Jumlah Mol uap metanol outlet 108,46 kmol/hr
Jumlah Mol uap metanol outlet 0,40 kmol/hr
Jumlah Mol uap metanol outlet 2,09 kmol/hr
Jumlah Mol uap metanol outlet 0,0003 kmol/hr
233
Kondensasi
Jumlah Mol metanol terkondensasi 1404,07 kmol/hr
Jumlah Mol air terkondensasi 7,46 kmol/hr
Jumlah Mol etanol terkondensasi 34,72 kmol/hr
Jumlah Mol propanol terkondensasi 0,01 kmol/hr
Beban Panas
Panas dari uap terkondensasi
∑
T1 = 416 K T2 = 393 K
Panas dari uap terkondensasi (143 C - 1200C)
0
Methanol 21119705 kJ
Steam 151769 kJ
234
Ethanol 711343 kJ
Propanol 119,857 kJ
Panas dari uap tidak terkondensasi
Methanol 989997 kJ
Steam 3148 kJ
Ethanol 35896 kJ
Propanol 7,692 kJ
Panas dari non-condensable gas
Komponen A B C D E dH
N2 2,9,E+01 -3,5,E-03 1,0,E-05 -4,3,E-09 2,6,E-13 7875
H2 2,5,E+01 2,0,E-02 -3,9,E-05 3,2,E-08 -8,8,E-12 2351280
CO 3,0,E+01 -6,6,E-03 2,0,E-05 -1,2,E-08 2,3,E-12 758978
O2 3,0,E+01 -8,9,E-03 3,8,E-05 -3,3,E-08 8,9,E-12 1
CH4 3,5,E+01 -4,0,E-02 1,9,E-04 -1,5,E-07 3,9,E-11 339819
CO2 2,7,E+01 4,2,E-02 -2,0,E-05 4,0,E-09 -3,0,E-13 232644
Panas dari non-condensable gas (kJ) 3690598
Total Panas untuk interval 1440C - 1200C : 26702583 kJ
Neraca Panas
Interval (C) q (kJ)
143 - 120 26702583
120 - 110 8608017
110 - 100 7234006
100 - 90 6048894
90 - 80 4878132
80 - 70 4047509
70 - 60 3369021
total 60888162
∫
Komponen A B C D ΔH (kJ/kmol)
H2O 92,053 -4,00E-02 -2,11E-04 5,35E-07 3007,5761
235
5. Penentuan Jenis Heat Exchanger
Fig.18
( )
6. Lay Out HE
Layout HE dilakukan dengan trial dan error hingga diperoleh dirt factor
(Rd) yang memenuhi syarat.
Digunakan :
L = 40 ft
OD, BWG, PT = ¾ in, OD, 16 BWG, 1 in-triangular pitch
Dari tabel 10 Kern, untuk nilai OD seperti di atas, didapat:
at’ = 0,1963 ft2 Tabel 10 Kern
Nt =
=
= 2554 tubes
Sehingga dipilih:
236
Tube Shell
Nt 1206 ID,in 39
OD,in 0,75 Pass,n 1
ID,in 0,62 L,ft 40
Pt,in 1 Baffle,in 39
BWG 16
Pass,n 1
a”, ft2/ft 0,1963
Fig. 25 Kern
Contoh Point 1
Mean properties for Point 1: T= 416,4 K 289,8 F
Mean heat capacity
Fv
Komponen BM Fv (kg) Cp.yi(kJ/kg.K)
(kmol)
N2 28 11,58 324 0,00
H2 2 3474,81 6950 0,97
CO 28 1109,79 31074 0,31
O2 32 0,00 0 0,00
CH4 16 355,86 5694 0,14
CO2 44 240,64 10588 0,10
CH3OH 32 1512,54 48401 0,76
H2O 18 7,86 141 0,00
C2H5OH 46 36,81 1693 0,03
C3H7OH 60 0,01 0 0,00
6749,88 104866 2,312
Mean molcular Weight (Mm) = 0,0343 lb/mol
mean c = 2,312 kJ/kg.K
= 0,552 Btu/lb.F
237
Mean Conduvtivity
k k
Komponen Fv (kg) k.yi
(W/m.K) (Btu/(hr)(ft^2)(F/ft))
N2 0,0328 0,0189 324 0,0001
H2 0,2194 0,1268 6950 0,0084
CO 0,0326 0,0188 31074 0,0056
O2 0,0348 0,0201 0 0,0000
CH4 0,0548 0,0317 5694 0,0017
CO2 0,0267 0,0154 10588 0,0016
CH3OH 0,0274 0,0158 48401 0,0073
H2O 0,0287 0,0166 141 0,0000
C2H5OH 0,0273 0,0158 1693 0,0003
C3H7OH 0,0263 0,0152 0 0,0000
104866 0,025
Mean Viscosity
Komponen Fv (kg) .yi
(micropoise) (lb/ft.hr)
N2 223,2572 0,0540 324 0,0002
H2 110,3439 0,0267 6950 0,0018
CO 222,9037 0,0539 31074 0,0160
O2 258,6383 0,0626 0 0,0000
CH4 146,0648 0,0353 5694 0,0019
CO2 200,3285 0,0485 10588 0,0049
CH3OH 137,0003 0,0331 48401 0,0153
H2O 138,9923 0,0336 141 0,0000
C2H5OH 121,7869 0,0295 1693 0,0005
C3H7OH 109,0003 0,0264 0 0,0000
104866 0,041
238
Mean atomic value and molecular weight for
diffusivity
Diambil Table 13.3 Kern
mean mean
Komponen yi vi vi.yi Mi Mi.yi
vi.yi Mi.yi
N2 1,72E-03 31,2 0,0535 28 0,05
H2 5,15E-01 7,4 3,8095 2 1,03
CO 1,64E-01 22,2 3,6500 28 4,60
10,1 8,1
O2 1,85E-07 14,8 0,0000 32 0,00
CH4 5,27E-02 29,6 1,5605 16 0,84
CO2 3,57E-02 29,6 1,0553 44 1,57
CH3OH 2,24E-01 37,0 8,2911 32 7,17
H2O 1,16E-03 14,8 0,0172 18 0,02
8,6 7,4
C2H5OH 5,45E-03 59,2 0,3228 46 0,25
C3H7OH 8,81E-07 81,4 0,0001 60 0,00
Fig. 28
Kern
Fig. 28
Kern
( ) 1,0
( )
( )
( ) ( ) 0,93
( )
( )
Titik 1
= 290 F
= 11,63 atm
= 21,12 atm
= 120 F
239
= 170 F
Trial Tc sehingga
( )
Berikut adalah hasil yang didapatkan:
212 F
3,49 atm
1,00 atm
2,21
1,10
41,42 atm
atm
( )
= 176 F
= 1,78 atm
= 45,42 atm
= 57 F
= 119 F
240
Mean Conduvtivity
k k
Komponen Fv (kg) k.yi
(W/m.K) (Btu/(hr)(ft^2)(F/ft))
N2 0,0285 0,0165 324 0,0001
H2 0,1936 0,1118 6950 0,0125
CO 0,0283 0,0164 31074 0,0082
O2 0,0300 0,0173 0 0,0000
CH4 0,0443 0,0256 5694 0,0023
CO2 0,0213 0,0123 10588 0,0021
CH3OH 0,0207 0,0119 7423 0,0014
H2O 0,0233 0,0135 17 0,0000
C2H5OH 0,0204 0,0118 221 0,0000
C3H7OH 0,0196 0,0113 0 0,0000
62291 0,027
Mean Viscosity
Komponen Fv (kg) .yi
(micropoise) (lb/ft.hr)
N2 198,0304 0,0479 324 0,0002
H2 98,5352 0,0238 6950 0,0027
CO 197,3555 0,0477 31074 0,0238
O2 228,6015 0,0553 0 0,0000
CH4 127,6616 0,0309 5694 0,0028
CO2 174,0574 0,0421 10588 0,0072
CH3OH 115,4356 0,0279 7423 0,0033
H2O 112,6550 0,0273 17 0,0000
C2H5OH 104,5136 0,0253 221 0,0001
C3H7OH 91,4818 0,0221 0 0,0000
62291 0,040
241
O2 2,30E-07 14,8 3,41E-06 32 0,00
CH4 6,55E-02 29,6 1,94E+00 16 1,05
CO2 4,43E-02 29,6 1,31E+00 44 1,95
CH3OH 4,27E-02 37,0 1,58E+00 32 1,37
H2O 1,74E-04 14,8 2,57E-03 18 0,00
1,6 1,4
C2H5OH 8,86E-04 59,2 5,24E-02 46 0,04
C3H7OH 1,22E-07 81,4 9,90E-06 60 0,00
Fig. 28 Kern
Fig. 28 Kern
( ) 1,0
( )
( )
( ) ( ) 0,98
( )
( )
Trial Tc sehingga
( )
Berikut adalah hasil yang didapatkan:
87 F
0,22 atm
0,04 atm
0,11
0,04
48,81 atm
atm
( )
Contoh Point 8
= 140 F
= 0,83 atm
242
= 47,53 atm
= 48 F
= 92 F
Mean Conduvtivity
k k
Komponen Fv (kg) k.yi
(W/m.K) (Btu/(hr)(ft^2)(F/ft))
N2 0,0272 0,0157 324 0,0001
H2 0,1853 0,1071 6950 0,0128
CO 0,0269 0,0156 31074 0,0083
O2 0,0284 0,0164 0 0,0000
CH4 0,0411 0,0237 5694 0,0023
CO2 0,0196 0,0113 10588 0,0021
CH3OH 0,0187 0,0108 3471 0,0006
H2O 0,0217 0,0125 7 0,0000
C2H5OH 0,0184 0,0106 96 0,0000
C3H7OH 0,0176 0,0102 0 0,0000
58204 0,026
Mean Viscosity
Komponen Fv (kg) .yi
243
(micropoise) (lb/ft.hr)
N2 189,8865 0,0459 324 0,0003
H2 94,7454 0,0229 6950 0,0027
CO 189,0527 0,0457 31074 0,0244
O2 218,9126 0,0530 0 0,0000
CH4 121,6024 0,0294 5694 0,0029
CO2 165,5667 0,0401 10588 0,0073
CH3OH 108,5101 0,0262 3471 0,0016
H2O 104,2973 0,0252 7 0,0000
C2H5OH 98,9760 0,0239 96 0,0000
C3H7OH 85,8440 0,0208 0 0,0000
58204 0,039
Fig. 28 Kern
Fig. 28 Kern
( ) 1,0
( )
( )
244
( ) ( ) 0,99
( )
( )
Trial Tc sehingga
( )
Berikut adalah hasil yang didapatkan:
68 F
0,13 atm
0,02 atm
0,06
0,02
48,99 atm
atm
( )
10. Menentukan
245
11. Menentukan Pressure Drop
Pressure Drop
Shell Tube
1. Hitung Reynold 1. Hitung Reynold
N+1 = 12
3. Data
3 = 62,5 lb/ft2
= 21,07 kg/m =1
= 1,32 lb/ft2
Ds= 3,25 ft
3. Hitung
s = 0,0210
4. Hitung ( )
(Fig. 27 Kern)
4. Hitung
Summary
1,71 3,01
2,00 10,00
246
POMPA 5
Dipilih ukuran pipa standar untuk carbon steel dengan NPS 6 in untuk suction
dan 6 in untuk discharge, dengan spesifikasi sebagai berikut (Brown,1950):
247
Titik 1 Titik 2
Spesifikasi Pipa
(Suction) (Discharge)
Material pipa carbon steel carbon steel
NPS, in 6 6
Sch No 40 40
OD, in 6,625 6,625
Tebal, in 0,28 0,28
ID, in 6,065 6,065
Maka, diperoleh
Nilai perhitungan kecepatan aliran fluida yang diperoleh untuk titik suction dan
discharge masih berada di range dari rule of thumb, yaitu 1-3 m/s, maka
perhitungan diatas diperbolehkan.
4. Perhitungan Bilangan Reynolds
Nilai bilangan Reynolds dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Menurut Reynold, aliran turbulen dalam pipa berada diatas 4.000. Dengan
membandingkan Nilai Reynold untuk titik suction dan discharge, diperoleh
bahwa Reynold untuk masing-masing titik sudah turbulen. Perhitungan dapat
diterima.
5. Perhitungan Head
Nilai head total untuk mengalirkan air dari Reboiler MD (REB-MD)
menuju ke Menara Distilasi (MD-01) dapat dihitung dengan menggunakan
248
persamaan Bernoulli sebagai berikut:
Dimana,
Dari grafik di atas, dengan nilai diameter pipa suction 6 in untuk bahan carbon
steel, maka diperoleh nilai ε/D=0,0003
249
Berdasarkan grafik di atas, untuk titik suction dengan nilai ε/D = 0,0003 dan
nilai bilangan Reynolds , maka diperoleh friction factor (f) =
0,016.
Pada sistem pemipaan ini akan digunakan 2 buah gate valve, 3 buah elbow, 1
buah globe valve yang panjang ekivalennya masing-masing sebagai berikut:
Berdasarkan grafik 127 (Brown, 1950), untuk diameter pipa 8 in, maka
diperoleh:
Le gate valve = 3,5 ft = 1,0668 m
Le globe valve = 170 ft = 51,816 m
Le elbow = 34 ft = 10,3632 m
Dengan data yang telah diperoleh dari grafik dan persamaan yang telah
dijabarkan, maka dapat dihitung head pompa yang diperlukan sebagai berikut:
250
Globe valve 1 1 51,816 fig. 127, Brown
L + Le,
m 12,4300 84,9736 -
V pipa, m/s 1,2576 1,2576 V = Q / (p / 4 * (Di)^2)
g, m/s2 9.8 9,8 Gravitasi
Di, m 0,1541 0,1541 Diameter Dalam
Pressure head , m 0 DP = (P2 - P1) / r / g
Elevation head , m 0,2344 DH = z2 - z1
Velocity head, m 0 DV = (V22 - V12) / (2*g)
Friction head , m 0,1042 0,7122 F = f*(L+Le)*V2/(2*g*D)
Total friction head, m 0,8164 Fs tot,=Fs suction+Fs discharge
Total head, m 1,0508 Tot Head = DP+DH+DV+Fs
(-Ws), m 1,0508 (-Ws) = Tot, Head + Q
Berdasarkan grafik di atas, dengan nilai total head sebesar 1,0508 m dan
flowrate 84,3837 m3/jam, maka dapat dipilih jenis pompa yang digunakan
yaitu pompa centrifugal single stage dengan 3500 rpm.
Motor penggerak yang digunakan berupa motor induksi 2 kutub, 220 V, dan
50 Hz, sehingga kecepatan sinkronnya dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
Apabila diambil slip 3 % (rule of thumb slip 2-3 %), maka diperoleh N aktual
sebesar 2910 rpm.
Putaran spesifik pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
251
Dengan nilai putaran spesifik pompa sebesar rpm, maka dipilih
impeller jenis axial flow impeller. Axial flow impeller digunakan untuk
kecepatan spesifik pompa > 7000 rpm (Coulson, 2005).
7. Perhitungan Daya
Daya pompa dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Dengan,
P = daya pompa, hp
(-Ws) = head pompa, ft
= 1,0508 m = 3,4474 ft
Q = debit aliran, ft3/s
= 84,3873 m3/jam = 0,8278 ft3/s
ρ = densitas fluida, lb/ft3
= 1001,0100 kg/m3 = 62,4910 lb/ft3
Maka,
Efisiensi pompa dan efisiensi motor dapat dicari dengan menggunakan grafik
10.62 dan tabel 3.1 (Coulson, 2005) sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas untuk daya pompa 0,2981 kW, maka diambil
efisiensi motor sebesar 77,65%. Maka, daya motor yang diperlukan dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
Po adalah tekanan uap dari fluida yang dialirkan. Fluida yang dialirkan
pada kasus ini adalah air. Po dapat dihitung dengan data dan persamaan
252
berikut (Yaws, 1999):
Antoine Constant
Komponen
A B C D E
CH3OH 4,56,E+01 -3,24,E+03 -1,40,E+01 6,64,E-03 -1,05,E-13
C2H5OH 2,38,E+01 -2,86,E+03 -5,05,E+00 3,74,E-11 2,74,E-07
C3H7OH 3,15,E+01 -3,46,E+03 -7,52,E+00 -4,29,E-11 1,30,E-07
H2O 2,99,E+01 -3,15,E+03 -7,30,E+00 2,42,E-09 1,81,E-06
Karena terdiri dari berbagai campuran, maka dicari tekanan uap campuran
dengan rumus berikut
∑
dengan menggunakan cara yang sama, diperoleh tekanan uap campuran.
Mass
o mol fraksi mol
Komponen P atm Flowrate, BM Po.xi
flowrate (xi)
kg/jam
CH3OH 2,9266 89860,75 32 2808,15 0,9708 2,8412
C2H5OH 1,8285 3194,45 46 69,44 0,0240 0,0439
C3H7OH 0,8901 0,68 60 0,01 0,0000 0,0000
H2O 0,8208 268,69 18 14,93 0,0052 0,0042
93324,57 2892,53 1,0000 2,8893
Diperoleh
Nilai NPSHA lebih besar dari nilai NPSHR. Selisih minimal supaya tidak
terjadi kavitasi sebesar 2 ft = 0,6 m. Jadi dari perhitungan yang didapat pompa
tersebut aman dari peristiwa kavitasi.
253