Anda di halaman 1dari 21

Makalah Proses Industri Kimia

PEMICU III

KOROSI YANG TERJADI PADA PIPA FERRULE


NICKEL ALLOY N06025 PADA PEMBUATAN
METANOL DI PT KALTIM METANOL
Oleh

Kelompok VIII (8 Ganjil) :

Tongam May Andrivan (110405067)

Ariel Seumupa Damurez (120405005)

Sri Zahrani Dewi M. Parinduri (120405007)

Andri Rusli (120405063)

Erik Wilian Silitonga (120405067)

M. Reza Ramadhan (120405087)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Kaltim Methanol Industri (KMI) didirikan dengan kapasitas produksi
rancangan 2000 metrik ton/hari atau 660.000 metrik ton per tahun, yang
pembangunannya dilaksanakan oleh LURGI (Lurgi Oel Gas Chemi GmbH) sebagai
kontraktor utama sekaligus pemegang lisensi proses. Sejak awal berdirinya sasaran
dan visi PT. KMI adalah menjadi perusahaan supplier metanol utama di kawasan
Asia. PT. KMI memproduksi metanol grade AA yaitu metanol yang mempunyai
kemurnian di atas 99,85% (Putro, dkk., 2009).
PT KMI menggunakan gas alam dari Badak Gas Field Cenetr sebagai bahan
baku yang dipasok oleh perusahaan production sharing Pertamina, yaitu Total Fina
Elf Indonesie, Vico Indonesia dan Chevron. Gas alam pertama kali di alirkan pada
tanggal 23 Januari 1997 dan dilanjutkan dengan plant commissioning, kemudian
start up pada tanggal 31 Maret 1997.
PT. Kaltim Methanol Industri (KMI) didirikan pada tanggal 25 Januari 1991
sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Pada tanggal 9
Desember 1997 status ini berubah menjadi perusahaan penanaman modal asing
(PMA) dengan Nissho Iwai Corporation sebagai pemegang saham mayoritas sebesar
(85%), PT. Humpuss 10% dan Daicel Chemical Singapore Pte Ltd 5%. Dengan
mergernya Nisso Iwai Corporation dengan Nichimen Corporation menjadi Sojitz
Corporation pada tanggal 1 April 2004, maka kepemilikan saham dari Nisso Iwai
Corporation berpindah kepada Sojitz Corporation.
Semakin banyaknya industri yang menggunakan bahan baku methanol,
terutama untuk industri kimia organik, menyebabkan kebutuhan methanol setiap
tahunnya meningkat. Pemenuhan kebutuhan methanol di Indonesia masih dipenuhi
dengan mengimpor dari luar. Indonesia kaya akan cadangan gas alam dan sejauh ini
pemanfaatannya belum optimal. Melihat ketersediaan gas alam di Indonesia dalam
jumlah relatif besar dan masih impornya Indonesia akan methanol, maka perlu untuk
mendirikan pabrik methanol baru di Indonesia dengan bahan baku gas alam.
Dalam kasus ini terjadinya kasus korosi pada pipa ferrule boiler, yang
menyebabkan produksi pabrik menjadi terganggu. Sistem produksi pada boiler
menjadi terganngu karena hasil produksi metanol yang dihasilkan dapat
terkontaminasi yang disebabkan kekorosian pada pipa ferrule boiler. Hal ini akan
dibahas lebih dalam dalam makalah ini.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
- Bagaimana proses pembuatan metanol dalam PT.KMI ?
- Apa saja satuan proses yang ada dalam PT.KMI ?
- Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam PT.KMI ?
- Apa penyebab terjadinya korosi pada pipa ferrule boiler dalam PT. KMI ?
- Apa program K3M yang digunakan dalam PT.KMI?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui proses pembuatan metanol, satuan
proses, alat dan bahan yang digunakan, proses pengkorosian pipa ferrule boiler, dan
program K3M dalam PT. Kaltim Methanol Industri.

1.4 Manfaat
Penulis dapat membahas, mengklarifikasi, dan menganalisa proses pengkorosian
pipa ferrule yang terjadi pada PT.Kaltim Methanol Industri serta dapat menjelaskan
proses produksi metanol yang terjadi pada PT. Methanol Industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan PT.Kaltim Methanol Industri

PT. Kaltim Methanol Industri penghasil methanol dengan grade AA (Purity Min
99,85%) menggunakan gas alam dari Badak Gas Field Center sebagai bahan baku
yang di pasok oleh perusahaan production sharing Pertamina yaitu Total Fina Elf
Indonesie, Vico Indonesia dan Chevron.
Pabrik mulai dioperasikan secara komersial dan tercapai kapasitas terpasang 660.000
MTPY pada tanggal 29 Juli 2000. Melihat lokasi pelabuhan yang strategis yaitu 00-
10-34 Lintang Utara dan 117-20-36 Bujur Timur memungkinkan PT. Kaltim
Methanol Industri dapat mencapai pelanggan (customer) dengan mudah, khususnya
untuk kawasan Asia.
Untuk melancarkan kegiatan pemuatan methanol ke kapal tersedia fasilitas
pelabuhan khusus milik sendiri dengan nomor ijin Keputusan Menteri Perhubungan
No. SK-52/AL.003/PHB/1998, ISPS Code No. 02-0014-DV Tahun 2004, dengan
kapasitas jetty 30.000 DWT, panjang dermaga 206 meter, kolam dermaga 11,50
meter LWS dan 2 buah loading arm dengan kapasitas masing-masing 1.300 MT/jam.
Teknologi yang digunakan adalah teknologi proses synthesa methanol tekenan
rendah lisensi dari Lurgi Jerman dan pengoperasiannya di dukung oleh 200 orang
tenaga kerja trampil di bidangnya.
Produksi dari PT. Kaltim Methanol Industri telah dipasarkan berbagai wilayah
Indonesia maupun luar negeri. Untuk pemasaran luar negeri dilakukan oleh Sojitz
Corporation sebesar 70% (480.000 MT) dan sisanya 30% (180.000 MT) untuk
wilayah Indonesia oleh PT. Humpuss.
Pembeli methanol adalah industri formaldehyde, acetic acid, MTBE dan industri
lain yang menggunakan methanol sebagai bahan baku. Untuk wilayah Indonesia,
80% pembeli methanol adalah industri. formaldehyde yang
menghasilkan adhesives untuk playwood dan industri wood processing lainnya
(KMI, 2014).
Pabrik Methanol PT Kaltim Methanol Industri (PT KMI) beroperasi secara terus
menerus, memproduksi methanol dengan kapasitas 2000 ton per hari. Pabrik
Methanol ini secara keseluruhan terdiri dari dua unit produksi, yaitu unit produksi
utilitas dan unit produksi methanol.
Unit utilitas memproduksi kebutuhan utilitas pabrik, mulai dari air, baik air untuk
umpan maupun untuk pendingin, udara untuk keperluan instrumentasi dan keperluan
pabrik lainnya, tenaga listrik, steam, nitrogen dan oksigen yang digunakan sebagai
bahan umpan di unit produksi methanol. Sistem dan peralatan utama dalam unit
produksi utilitas meliputi unit pompa air laut, unit desalinasi, unit pengolahan air,
pembangkit steam, sistem kompresi udara, pembangkit tenaga listrik dan unit
pemisahan udara menjadi oksigen dan nitrogen.
Unit produksi methanol menghasilkan produk utama yang berupa methanol dari
bahan baku utama natural gas melalui sejumlah peralatan produksi. Sistem dan
peralatan utama dalam unit produksi methanol meliputi Natural Gas Compression,
Desulfurizer, Prereformer, Steam Reforming System, Autothermal Reformer,
Reformer Gas Waste Heat System, Synthesis Gas Compression, Methanol Synthesis
Reactor dan Methanol Distillation.

2.2 Spesifikasi Bahan dan Alat pada PT. Metanol Kaltim


2.2.1 Bahan
2.2.1.1 Gas Alam
Kandungan terbanyak gas alam adalah gas metana, seperti pada Tabel Gas
alam juga sumber alam dari fossil, seperti minyak dan batubara. Sumber gas alam
berada didalam bumi, biasanya bergabung dengan sumber minyak.
Komposisi dalam gas alam
Gas Formula Percentage
Methane CH4 70-90%
Ethane C2H6
Propane C3H8 0-20%
Butane C4H10
Carbon Dioxide CO2 0-8%
Oxygen O2 0-0.2%
Nitrogen N2 0-5%
Hydrogen sulphide H2S 0-5%
Rare gases A, He, Ne, Xe Trace
Kelebihan menggunakan gas alam adalah bersih, selamat, dan bisa digunakan
untuk banyak keperluan. Disamping itu apabila gas alam dibakar tidak menghasilkan
gas emisi dan baunya tidak menyengat (Anggoro, 2005).

Gambar 2.1 Pemanfatan Gas Alam dalam industri

2.2.1.2 Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah salah satu bahan farmakologi, merupakan gas
yang tidak berwarna, tidak berbau digunakan untuk proses pembakaran dan oksidasi.
Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur
dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa
gas diatomic (Agustinaar, 2013).
2.2.1.3 Metanol
Metanol atau methyl alkohol adalah produk industri hulu petrokimia dan
biasa digunakan oleh berbagai industri seperti industri plywood, tekstil, plastik, resin
sintetis, farmasi, insektisida dan lainnya. Metanol juga dipakai sebagai pelarut, bahan
pendingin, dan bahan baku perekat. Pada industri migas, metanol digunakan sebagai
antifreeze dan gas hydrate inhibitor pada sumur gas alam dan pada pipa gas. Methyl
tertiary butyl eter (MTBE) adalah komponen pencampur untuk mendapatkan oktan
tinggi pada BBM. Bahan ini dibuat dari reaksi antara isobuty-lene dengan metanol.
Salah satu turunan methanol yang kinidikembangkan untuk energi alternatif
pengganti LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah Dimethyl Ether (DME). Bahan
bakar ini diperoleh dari metanol yang berasal dari berbagai sumber seperti gas alam
atau batubara. Di Indonesia kini sedang dikembangkan metanol yang diperoleh dari
proses gasifikasi batubara muda (rendah kalori) untuk pembuatan DME. Di
Indonesia pemakaian terbanyak metanol adalah pada industri formaldehyde dan
produk turunannya seperti urea formaldehyde, phenol formaldehyde, dan melamine
formaldehyde.

2.2.2 Peralatan Proses


2.2.2.1 Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)

Fungsi memanaskan feed reaktor sebelum masuk reaktor dan mendinginkan


produk keluar reaktor
Jenis : 1,2 Shell and tube heat exchanger
Bahan Kontruksi : Carbon Steel SA 285 Grade C
2.2.2.2 Pompa

Fungsi Mengalirkan Methanol dan air dari tangki akumulator ke tangki


penyimpanan
Tipe Pompa Sentrifugal
Tenaga motor : 3HP

2.2.2.3 Kompressor

Fungsi Menaikkan tekanan gas alam reaktor dari tekanan 28 bar menjadi 44
bar
Jenis : sentrifugal
P kompressor : 0,84 MW, P Motor stage : 0,88 MW

2.2.2.4 Kolom Distilasi


Fungsi memisahkan metanol dan air sebagai produk dengan kemurnian
99,95% berat
Tipe sieve tray tower
Bahan konstruksi Stainless type SA 316 Grade M
Jumlah Plate : 8

2.2.2.5 Reaktor

Fungsi Untuk mereaksikan gas sintesa menjadi methanol


Tipe : Fixed Bed Multitube
(Sadiyah, 2011)

2.3 Satuan Proses yang digunakan pada PT.Metanol Kaltim


2.3.1 Proses Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah suatu reaksi kimia yang melibatkan adisi atau
penambahan molekul hidrogen pada suatu molekul. Biasanya reaksi hidrogenasi
ini terjadi pada molekul-molekul yang memiliki ikatan rangkap yang tidak jenuh
seperti alkena ataupun alkuna. Hidrogen akan teradisi pada ikatan rangkap
molekul tersebut sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Reaksi di mana
ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Proses
hidrogenasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni hidrogenasi biasa yang
memakai gas hidrogen (H2) sebagai sumber hidrogennya; dan hidrogenasi
perpindahan/hidrogenasi transfer yaitu proses hidrogenasi yang tidak
menggunakan gas hidrogen (H2) sebagai sumber hidrogen, namun memakai
hidrogen yang terkandung dalam suatu senyawa lain seperti larutan kalium
format sebagai pendonor hidrogen. Reaksi yang terjadi pada senyawa format
membentuk gas hidrogen (H2) adalah sebagai berikut:
HCOO- + H2O HCO3- + H2
Reaksi yang terjadi pada hidrogenasi perpindahan yaitu:
DH2 + A D + AH2
Dengan D adalah donor hidrogen dan A adalah akseptor/penerima hidrogen
(Liana, 2011).

2.3.2 Oksidasi Parsial Metana


Oksidasi parsial metana menjadi senyawa oksigenat seperti metanol dan
formaldehida merupakan salah satu dari teknpologi potensial yang sangat
menarik untuk pemanfaatan gas alam. Metana diproses untuk menghasilkan gas
sintesis yang kemudian diubah menjadi metanol atau formaldehida. Pada
tekanan sedang 1 hingga 2 MPa dan Temperatur tinggi (sekitar 850 oC), metana
bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas
sintesis menurut reaksi kimia berikut :
CH4 + H2O -- > CO + 3H2
Reaksi ini dinamakan steam methane reforming atau SMR, merupakan
proses reaksi endotermik yang tinggi dan juga mahal. Penelitian terkini berhasil
menurunkan kondisi tekanan pada proses oksidasi parsial dengan menggunakan
oksigen sebagai agen pengoksidasinya sesuai dengan reaksi berikut :
2CH4 + O2 -- > 2CO + 4H2
Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis untuk
menghasilkan metanol sesuai dengan reaksi berikut :
CO + 2H2 -- > CH3OH
(Gotama, 2012).

Proses pembuatan gas sintesis (syngas) melalui reaksi katalitik oksidasi


parsial metana merupakan proses yang lebih menguntungkan daripada
menggunakan reaksi katalitik reformasi kukus (steam reforming). Keuntungan
utama reaksi oksidasi parsial metana ini adalah :
(1) dalam reaksi ini terjadi reaksi eksotermik,
(2) memberikan perbandingan H2/CO. yang lebih rendah
(3) lebih selektif. Pada awalnya, faktor penyulit utama dalam proses ini adalah
tidak dapat dihindarinya pembentukan deposit karbon pada perbandingan
stoikiometri CH4/O2 yang digunakan (Widyananda, 2011).

2.4 Proses Produksi Metanol Pada PT. Metanol Kaltim


PT. Kaltim Methanol Industri berlokasi di kota Bontang, Kalimantan Timur,
menggunakan gas alam dari Badak Gas Field Center sebagai bahan baku yang
dipasok oleh perusahaan production sharing Pertamina, yaitu Total Fina Elf
Indonesie, Vico Indonesia dan Chevron. Gas alam pertama kali di alirkan pada
tanggal 23 Januari 1997 dan dilanjutkan dengan plant commissioning, kemudian
start up pada tanggal 31 Maret 1997. Setelah dihasilkan first drop Raw Methanol
pada tanggal 29 Februari 1998 dan Pure Methanol grade AA pada tanggal 08 Maret
1998, maka pabrik mulai di operasikan secara komersial dan tercapai kapasitas
terpasang 660.000 MTPY pada tanggal 29 Juli 2000. Teknologi yang digunakan
adalah synthesa process technology dengan menggunakan tekanan rendah
lisensiLurgi.

Secara garis besar proses methanol sebagai berikut :


Proses ini patennya dimiliki oleh Lurgi Oel Gas Chemie GmbH dengan
menggunakan reaktor sintesis dioperasikan pada rentang suhu 230-270oC dan
dengan tekanan operasi 50-100 bar. Jenis reaktor yang dapat digunakan adalah
reaktor shell and tube atau tubular reaktor.
Pada prinsipnya pembuatan metanol dengan menggunakan tekanan rendah
lisensi Lurgi menggunakan gas alam dimana kandungan gas metana (CH4) yang
terbanyak dalam komposisi gas alam. Secara umumnya, natural gas dapat dikonversi
menjadi zat zat kimia seperti metanol, formaldehid, dll baik itu secara langsung
ataupun tidak langsung (Zhang, dkk., 2003).
Dalam PT. Kaltim Metanol Industri menggunakan proses tidak langsung dari
gas metana, dimana gas metana pertama kali dikonversi menjadi syngas dengan
steam reforming. Dan selanjutnya syngas yang dihasilkan dikonversi menjadi produk
metanol. Tahapan prosesnya awalnya gas alam dikompresi dan dialirkan ke dalam
unit reformer, dalam hal ini LURGI reformer dan autothermal reformer. Steam
reforming atau direct oxidation merupakan proses yang mengubah gas alam
(metana) menjadi gas sintesis (H2 + CO). Pada proses ini gas metana diubah dalam
bentuk gas lain atau sintesis gas berupa gas H2 dan CO yang dapat digunakan dalam
proses hidrogenasi yang menghasilkan metanol. Dalam proses reforming Lurgi dapat
dilakukan dua proses metana dapat bereaksi dengan air ataupun mengalami oksidasi
parsial yang bereaksi dengan gas oksigen membentuk gas CO dan H2. Ataupun
ketika dua proses tersebut dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal
reforming Reaksi reforming dapat dilihat sebagai berikut :

Tetapi pada PT. Metanol Kaltim dalam proses reforming ini gas metana direaksikan
dengan gas oksigen untuk menghasilkan gas H2 dan CO. Reaksi dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gas hasil reforming kemudian didinginkan dengan serangkaian alat penukar panas.
Panas yang dimiliki oleh gas hasil digunakan untuk membuat uap panas yaitu pada
pemanas awal gas alam, pemanas air umpan masuk boiler dan alat re-boiler di
kolom distilasi. Gas hasil tersebut kembali dikompresi hingga 80-90 bar tergantung
pada optimasi proses yang ingin dicapai. Setelah dikompresi gas hasil reforming
kemudian dikirim ke dalam reaktor pembentukan metanol. Gas dihidrogenasi dengan
gas H2 membentuk metanol dalam reaktor. Dalam reaktor sintesis akan mengalami
proses isotermal yang mengubah gas hasil menjadi crude methanol. Reaksi yang
terjadi dapat diberikan sebagai berikut :

CO + 2H2 CH3OH

Crude methanol hasil kemudian dikirim ke dalam unit kolom distilasi untuk
menghasilkan kemurnian metanol yang dihasilkan. Flowchart pembuatan metanol
dengan tekanan rendah lurgi dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 2.3 Flowsheet Proses Lurgi
Sintesis metanol pertama kali pada suhu rendah di operasikan pada suhu 250-
300 oC dan pada tekanan 50-100 atm. Katalis baru Cu/Zn oksida yang digunakan
mudah untuk meracuni, deaktivasi menjadikan pengontrolan reaktor methanol sangat
penting. Metanol adalah produk yang diinginkan, yang lebih reaktif dari metana,
beberapa penemuan telah berhasil mensintesis langsung metanol dari metana
menggunakan pemilihan katalis yang tepat. Menurut Chang, Miranda dan Bennett
(1988) oksidasi parsial metana pada suhu rendah menggunakan katalis molibdenum
oksida (MoO3) (Khirsariya, 2012).
Tabel 2.2 Katalis yang digunakan pada oksidasi metana

2.5 Analisis Korosi Pipa Ferrule pada Boiler


Salah satu bagian dari fire tube boiler adalah pipa ferrule. Ferrule adalah sebuah
pipa nickey alloy N06025 dengan mekanisme kerjanya sebagai penahan panas dari
reforming gas yang beroperasi 960 oC dengan tekanan 28,9 Bar yang akan dialirkan
masuk ke dalam tube waste heat boiler.
Salah satu permasalahan terjadinya korosi pada pipa ferrule pada waste heat
boiler akibat suhu tinggi, sehingga menurunkan penurunan performance unjuk kerja
waste heat boiler.
Gambar 2.2 Korosi yang terjadi pada pipa ferrule Boiler

Penyebab korosi suhu tinggi akibat adanya lapisan oksida yang dapat menahan
serangan dari peristiwa korosi yang lain, bila jumlah oksigen di lingkungannya
cukup (jumlah oksigen dalam lingkungan disebut oksigen potensial). Tetapi harus
terkontrol dan oksidasinya terbentuk dari senyawa dengan unsur-unsur yang
menguntungkan. Karburasi dan metal dusting terjadi dalam lingkungan yang
mengandung CO, CH4 dan gas hidrokarbon lainnya. Penguraian C ke permukaan
logam mengakibatkan penggetasan dan degradasi sifat mekanik lainnya. Karena ada
reaksi penambahan atau peningkatan oksigen oleh suatu unsur atau senyawa.
Oksigen masuk ke dalam pipa akibat ada kebocoran dari shell tube boiler dan gas
alam. Hasil reaksi oksidasi corundum, natrium dan silicon oxide yang terbawa pada
permukaan logam akibat proses gas alam adalah :
AlCrO3 + Na + SiO (g) > NaAlSiO4 + -Cr
Sedangkan reaksi pembentukan kerak pada pipa ferrule adalah :
2 Ni(s) + O2(g) > 2 NiO(s)
4 Na(s) + O2(g) > 2 Na2O(s) (Wijayanto, 2011)
BAB III
PENGOLAHAN LIMBAH DAN K3L

3.1 Pengolahan Limbah


Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan atau
atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian
lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar
dari pabrik baik dalam bentuk gas,cair dan padat yang juga mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B-3). Bahan pencemar keluar baik gas,cair, maupun padat
dan juga limbah yang bersama-sama dengan bahan buangan melalui media udara, air
dan tanah yang merupakan komponen lingkungan sehingga menyebabkan perubahan
kondisi lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika,kimia dan
biologi sebagai akibat daria danya bahan pencemar akan mengakibatkan perubahan
nilai parameter lingkungan yang berpotensi menyebabkan perubahan kualitas
lingkungan.

Limbah yang mengandung pencemar akan mengubah kualitas lingkungan bila


lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya
dukung apa padanya. Oleh karena itu sangat perlu diketahui sifat limbah dan
komponen bahan pencemar yang terkandung didalam limbah tersebut. Jumlah dan
jenis bahan pencemar yang dikeluarkannya antara satu industri dan industri lainnya
berbeda,tergantung pada bahan baku yang digunakan, proses dan cara kerja
karyawan dalam pabrik.
Upaya minimisasi limbah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1). Pengurangan limbah pada sumbernya (source reduction)
Pengurangan limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume,
konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan
secara preventif langsung pada sumber pencemar. Upaya pengurangan ini harus
dilakukan pertama dalam pengelolaan limbah, karena upaya ini bersifat preventif,
mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dari proses produksi,
mengurangi biaya pengolahan limbah,dan pelaksaanaannya relative murah.
2). Pemanfaatan limbah (waste utilization)
Pemanfaatan limbah dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang ada
dilingkungan aktifitas ini memberikan nilai ekonomis menjadi bahan yang
mempunyai nilai ekonomis. Pelaksanaan pemanfaatan limbah dapat berlangsung
secara on site (didalam pabrik yang bersangkutan) atau secara off side (diluar pabrik
yang bersangkutan.

3.2 K3L
Pelaksanaan K3L adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, serta bebas dari pencemaran lingkungan menuju peningkatan
produktivitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang- undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja.

Seperti kita ketahui bersama kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban
jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat juga
menggangu proses produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang
akhirnya berdampak kepada masyarakat luas.

PT. Kaltim Methanol Industri dalam menjalankan seluruh kegiatan pabrik telah
menetapkan suatu prosedur terdokumentasi untuk menjelaskan perihal mekanisme
identifikasi terhadap bahaya dan aspek lingkungan, penilaian dan pengendalian
resiko dan dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan maupun yang berpotensi dari
proses-proses yang terdapat dalam pembuatan methanol dari gas alam.

Kegiatan rutin dan non rutin, kegiatan seluruh personil yang memiliki hubungan
kerja dengan PT. KMI termasuk subkontraktor dan tamu diberikan informasi serta
diwajibkan untuk selalu mentaati peraturan yang berlaku, baik peraturan perusahaan
PT. KMI maupun semua peraturan perundangan yang berlaku dan persyaratan
lainnya yang menjadi acuan dan atau estndar nasional maupun internasional terkait
dengan mutu, keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
Fire Fighting & Rescue Team

PT. Kaltim Methanol Industri merupakan asset yang dalam operasionalnya perlu
dijaga dan dilindungi dari kemungkinan terjadi kebakaran, peledakan, kecelakaan
kerja dan pencemaran lingkungan dan kejadian-kejadian yang dapat merugikan.
Untuk menanggulangi hal tersebut PT. KMI telah membentuk tim khusus yaitu Fire
Fighting & Rescue Team.

Emergency Drill
Dalam hal penanggulangan keadaan darurat PT. KMI melalui unit kerja HSE
berketetapan melakukan pelatihan-pelatihan penanggulangan keadaan darurat
(emergency drill) minimal 6 (Enam) kali dalam 1 (satu) tahun.
BAB IV
KESIMPULAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. PT.Kaltim Methanol merupakan pabrik yang bergerak dalam produksi
metanol.
2. Proses Produksinya menggunakan sistem lurgi lisensi jerman, meliputi :
proses reforming, sintesa, dan destilasi.
3. Satuan proses yang digunakan adalah hidrogenasi yang berupa reaksi dengan
gas hidrogen.
4. Korosi yang terjadi pada pipa ferule disebabkan oleh suhu yang tinggi, serta
mineral Na yang menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi pada pipa tersebut.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah pembuatan metanol menggunakan
proses ICI sebagai pembandingan untuk melihat kemurnian metanol yang
diperoleh, kebutuhan metanol di indonesia yang meningkat, serta digunakan
batubara sebagai alternatif lain dalam memproduksi metanol.
DAFTAR PUSTAKA

Agustinaar, tunimus. 2013. Saturasi Oksigen. Medan : Universitas Sumatera Utara.


Anggoro, Didi Dwi. 2005. Produksi Bahan Bakar Cair Dari Gas Alam
Menggunakan Katalis Logam-Zsm-5. Majalah BERITA IPTEK, Tahun 44
No 1, 2005. Semarang : Universitas Diponegoro.
Gotama, Hadi Septian. 2012. Oksidasi Parsial Metana Menggunakan Co-ZSM-5 :
Pengaruh Double Template dan Perlakuan Alkali Terhadap
Mesoporositas dan Selektifitas Produk. Fakultas MIPA, Depok : Kimia.
Khirsariya, Priyank dan Raju K Mewada. 2013. Single Step Oxidation of Methane
to Methanol-Towards Better Understanding. Jurnal Science Direct. India :
Nirma University.
KMI. 2014. PT.Kaltim Methanol Industri. Bontang : Kalimantan Timur.
Liana. 2011. Studi Hidrogenasi Minyak Biji Kapok dengan Katalis Pd/C untuk
Bahan Baku Biodiesel. Jurusan Teknik Kimia. Bandung : Universitas
Katolik Parahyangan.
Putro, Imam Karfendi, Andrian Nugroho dan Nanang Hasanudin. 2009. Pemurnian
Metanol dari Kandungan Tri Methyl Amine di PT.Kaltim Methanol
Industri-Bontang Kaltim. Kalimantan Timur : Bontang
Sadiah dan Muhammad. 2011. Tugas Perancangan Pabrik Methanol dari Gas Alam
dengan Proses Lurgi Kapasitas 230000 Ton Per Tahun. Semarang :
Universitas Diponogoro.
Widyananda, Perry. 2011. Oksidasi Parsial metana menjadi syngas dengan
menggunakan Katalis Berbasis Kobalt dan Nikel. Jakarta : Universitas
Indonesia
Wijayanto, Sanjaya Okky dan A.P Bayuseno. Analisis Kegagalan Material Pipa
Ferrule Nickel Alloy N06025 Pada Waste Heat Boiler Akibat Suhu Tinggi
Berdasarkan Pengujian Mikrografi dan Kekerasan. Jurusan Teknik Mesin
: Universitas Diponegoro.
Zhang, Qijian., Dehua He., dan Qiming Zhu. 2003. Recent Progress in Direct
Partial Oxidation of Methane to Methanol. Journal of Natural Gas
Chemistry 12(2003)81-89. China : Liaoning Institute of Technology.

Anda mungkin juga menyukai