Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN PABRIK BUTIL OLEAT DARI BUTANOL

DAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN PROSES


ESTERIFIKASI DENGAN KAPASITAS 13000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN PABRIK KIMIA

Oleh:

Ikhsanul Akmal Azizi 17 644 011


Mohammad Rezza Pachrurazi 17 644 019

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
SAMARINDA
2021
i

PERANCANGAN PABRIK BUTIL OLEAT DARI BUTANOL


DAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN PROSES
ESTERIFIKASI DENGAN KAPASITAS 13000 TON/TAHUN

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat sarjana sains terapan pada
Program studi teknologi kimia industri
Jurusan teknik kimia
Politeknik negeri samarinda

Oleh:

Ikhsanul Akmal Azizi 17 644 011


Mohammad Rezza Pachrurazi 17 644 019

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
SAMARINDA
2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PERANCANGAN PABRIK BUTIL OLEAT DARI BUTANOL


DAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN PROSES
ESTERIFIKASI DENGAN KAPASTIAS 13000 TON/TAHUN

Disusun Oleh

Ikhsanul Akmal Azizi 17 644 011


Mohammad Rezza Pachrurazi 17 644 019

Proposal PPK ini telah disahkan


pada tangal, Juni 2021

Menyetujui:

Pembimbing 1,

Ramli Tahir, S.T., M.T


NIP. 19710721 2000112 1 003

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Kapasitas Produksi....................................................................................2

1.3. Pemilihan Lokasi.......................................................................................2

1.4. Informasi Umum Proses............................................................................4

BAB II URAIAN PROSES....................................................................................6

2.1. Bahan Baku dan Produk............................................................................6

2.1.1. Spesfikasi Bahan Baku dan Produk...................................................6

2.1.2. Standar Produk...................................................................................8

2.2. Uraian Proses.............................................................................................8

2.2.1. Tahap Persiapan Bahan Baku............................................................8

2.2.2. Proses Inti...........................................................................................9

2.2.3. Tahap Proses Pemurnian Produk.....................................................10

2.2.4. PFD..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data produksi, ekspor, konsumsi dan impor butil oleat...................1

iv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan industri kimia di Indonesia semakin meningkat, seiring

dengan bertambahnya permintaan pasar (kebutuhan masyarakat maupun industri)

akan produk-produk kimia. Salah satu produk kimia yang mengalami peningkatan

yaitu produksi butil oleat (C22H42O2) di Indonesia yang banyak dimanfaatkan pada

industri plastik, pabrik pembuatan karet sintetis, sebagai solvent (pelarut) pada

pabrik cat dan kosmetik.

Dalam pendirian sebuah pabrik, analisis peluang pasar merupakan faktor

yang perlu diperhatikan untuk mengetahui layak atau tidak pabrik tersebut

didirikan. Data-data untuk analisa tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Data produksi, ekspor, konsumsi dan impor butil oleat

Tahun Produksi (Ton) Ekspor (Ton) Konsumsi (Ton) Impor (Ton)


2023 0 16.696,09(1) 10,62(2) 2006,14(1)
Sumber : (1) Badan Pusat Statistik, 2020
(2) Buku Statistik Industri Manufaktur Indonesia, Bahan Baku 2018

Berdasarkan tabel 1.1 data konsumsi untuk tahun 2023 merupakan data hasil

proyeksi konsumsi dari tahun 2018. Data konsumsi yang akan diproyeksikan

diperoleh dari Buku Statistik Industri Manufaktur Indonesia, Bahan Baku tahun

2018 dengan diproyeksikan mengikuti angka Compound Annual Growth Rate

(CAGR) butil oleat sebesar 3,8% yang diperoleh dari data lembaga resmi 360

market update (2020). Untuk data ekspor dan impor tahun 2023 didapatkan dari
2

proyeksi dengan cara ekstrapolasi dari tahun 2010 – 2020. Sedangkan data

produksi diperoleh nol karena belum ada pabrik butil oleat di Indonesia.

Berdasarkan data tabel 1.1, perhitungan peluang permintaan pasar (market

demand) untuk butil oleat pada tahun 2023 sebagai berikut:

Peluang Permintaan Pasar = ( Ekspor + Konsumsi) - (Impor + Produksi)

= [(16.696,09 + 10,62) - (2006,14 + 0)] ton/tahun

= 14,700,57 ton/tahun

Hasil perhitungan diatas menunjukan peluang permintaan pasar untuk

produk butil oleat di Indonesia dapat diperkirakan sebesar 14,700,57 ton/tahun.

1.2. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi paling kecil dari industri serupa yang memproduksi butil

oleat sebagai perkiraan kapasitas break event point (BEP) yaitu sebesar 1200

ton/tahun yang diproduksi oleh Hebei Crovell Biotech Co., Lt yang berlokasi di

China. Berdasarkan hasil perhitungan peluang pasar, Indonesia memiliki peluang

pasar sebesar 14,700,57 ton/tahun. Atas dasar pertimbangan tersebut maka

kapasitas perancangan pabrik butil oleat yang akan dibangun dengan kapasitas

13,000 ton/tahun.

1.3. Pemilihan Lokasi

Untuk membuat pabrik n-Butyl Oleat dengan bahan n-Butanol dan Asam

Oleat, dipilih 3 (tiga) lokasi yaitu, Gresik, Surabaya, dan Cilegon. Ketiga lokasi

tersebut dinilai dari ketersediaan bahan baku sangat penting dengan bobot 40,

tenaga kerja 30, transportasi 20 dan utilitas 10 dengan rincian pada tabel 1.2:
3

Tabel 1.2 Pemilihan lokasi pembuatan pabrik n-Butil Oleat

Alternatif Faktor – Faktor Yang Diperhatikan Jumlah


(1) (2) (3) (4)
Lokasi
5/5 x 40 = 5/5 x 30 = 30 4/5 x 20 = 5/5 x 10 = 10
Gresik 80
40 16
3/5 x 40 = 5/5 x 30 = 30 5/5 x 20 = 5/5 x 10 =10
Surabaya 64
24 20
4/5 x 40 = 5/5 x 30 = 30 5/5 x 20 = 5/5 x 10 = 10
Cilegon 72
32 20
Catatan : (1) Potensi Bahan Baku, (2) Tenaga Kerja, (3) Transportasi, (4) utilitas.

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa alternatif lokasi yang dipilih adalah kota

Gresik. Alasan yang mendasari pemilihan kota tersebut adalah ketersediaan

bahan baku pembuatan Butil Oleat yang cukup banyak. Butanol di peroleh dari

PT.Petro Oxo Nusantara sebesar 30.000 ton/tahun, Asam Oleat diperoleh dari

perusahaan China Dalian Daping Oil Chemicals Co., Ltd sebesar 12.000

ton/tahun, Asam Sulfat diperoleh dari perusahaan PT. Petrokimia Gresik dengan

kapasitas 1.170.000 ton/tahun sedangkan NaOH diperoleh dari perusahaan PT.

Asahimas Subentra Chemicals dengan kapasitas 370.000 ton/tahun. Kabupaten

Gresik memiliki Angka tenaga kerja cukup tinggi sebanyak 503.593 orang. Angka

tenaga kerja lulusan SMP 130,073 orang, lulusan SMA 278,773 orang dan lulusan

perguruan tinggi 94,747 lulusan (Badan Pusat Statistik Kabupaten. Gresik, 2021).

Sarana transportasi memadai karena terletak didekat laut dan Kota Surabaya yang

memiliki pelabuhan (Pelabuhan Tanjung Perak – Pelabuhan Indoensia III) yang

berjarak 17 KM dari Kabupaten Gresik sehingga distribusi bahan baku dan

pemasaran dapat berlangsung mudah. Utilitas yang dibutuhkan adalah tenaga


4

listrik, air dan bahan bakar. Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dari PLN (PLTU

Paiton) dan generator pembangkit tenaga listrik yang dibangun sendiri sebagai

cadangan. Kebutuhan air dapat diperoleh dari Sungai Berantas dan Sungai

Bengawan Solo. Kebutuhan bahan bakar dapat diperoleh dari PT.PERTAMINA

sebagai pemasok bahan bakar minyak

1.4. Informasi Umum Proses

Pembuatan butil oleat dapat dilakukan dengan proses Esterifikasi fase cair,

proses Esterifikasi fase gas dan proses esterifikasi dengan asil klorida, pada proses

esterifikasi fase cair dapat menggunakan katalis homogen seperti H 2SO4 dan HCl

atau katalis berupa resin penukar ion seperti amberlyst 15.

Proses esterifikasi uap berjalan pada tekanan dan temperatur yang tinggi

dibandingkan fase cair, sehingga dengan esterifikasi fase cair perancangan reaktor

akan lebih murah dan sederhana.

Proses asil klorida, Asil klorida merupakan senyawa turunan asam

karboksilat dimana atom hidrogen pada gugus hidroksil (OH) digantikan oleh

atom klorida (Cl). Reaksi antara asil klorida dengan alkohol dapat dilakukan

untuk menghasilkan produk ester. Kelebihan reaksi ini yaitu pada esterifikasi asil

klorida hanya memerlukan suhu ruangan tanpa pemanasan dalam prosesnya.

Metode ini dikenal mahal, sehingga hanya dilakukan di skala laboratorium.

Penggunaan katalisator amberlyst 15 berupa padatan dapat bertahan lebih

lama tetapi biaya yang relatif mahal dan penggunaan katalis HCl meyebabkan

reaksi samping alkil klorida. Sedangkan katalis H2SO4 lebih disukai dalam

industri meskipun adanya kemungkinan reaksi polimerisasi pada kondisi yang


5

tidak sesuai. Katalis H2SO4 merupakan salah satu yang banyak digunakan karena

mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif murah (Mc.ketta, 1977).

Dilihat dari proses tersebut, dalam perancangan ini dipilih proses esterifikasi

fase cair dengan katalis H2SO4, berlangsung pada reaktor alir tangki berpengaduk

(RATB). Reaksi yang terbentuk:

C17H33COOH(l) + C4H9OH(l) ⇄C 17H33COOC4H9(l) + H2O(l) ∆H = -26,95

Proses berlangsung pada kondisi operasi yang optimal dengan suhu 100 °C,

tekanan 1 atm. Perbandingan molar asam oleat : butanol = 1 : 5, konsentrasi asam

sulfat (katalisator) 0,9047% dari jumlah n-butanol dan asam oleat, dan waktu

tinggal 90 menit menghasilkan konversi 96% (Othmer et all, 1950).


BAB II

URAIAN PROSES

2.1. Bahan Baku dan Produk

2.1.1. Spesfikasi Bahan Baku dan Produk

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan butil oleat adalah butanol

yang diperoleh dari PT Oxo Nusantara yang mengandung 99,5% (w/w), pengotor

berupa air 0,5% (w/w). Asam oleat diperoleh dari Dalian Daping Oil Chemicals

Co., Ltd China yang memiliki kemurnian 99,7% (w/w) dan pengotor 0,3 % (w/w).

Selain itu, katalis Asam Sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik yang

memiliki kemurnian 98% (w/w) dan pengotor air 2% (w/w), Sedangkan untuk

proses netralisasi menggunakan natrium hidroksida padat diperoleh dari PT

Asahimas Chemical dengan kemurnian 98 % (w/w) dan air 2% (w/w). Reaksi

utama pada proses pembuatan butil oleat menghasilkan produk samping berupa

air. Adapun sifat fisik bahan baku dan produk dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan

Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.1 Sifat fisik bahan baku

Nama zat (Komponen)


Paramete
Asam Natrium Hidroksida
r Butanol(1) (1) Asam sulfat(1) (1)
Oleat
Rumus
C4H10O C18H34O2 H2SO4 NaOH
Kimia
Berat
Molekul 74,12 282,5 98,078 39,997
(g/mol)
Fasa Pada Cair Cair Cair Padat
7

Suhu
Ruang
Titik
Didih
117 360 337 1388
Normal
(oC)
Densitas
40oC 0,81 0,89 1,82 1,49
(g/cm3)
Purity
99,5(5) 99,7(6) 98(4) 98
(%)
. 0, 3 asam
Impuritis 0,5 air(5) 2 air(4) 2 air
linoleat(6)
Tidak
Larut dalam
larut
eter, pelarut
Sifat dalam air, Larut dalam air Larut dalam air dan
organik dan
Kelarutan larut dan alkohol alkohol
sedikit larut
dalam
dalam air
alkohol
Mudah
Tidak
Sifat Terbakar, Beracun dan Beracun,korosif,
mudah
Bahan tidak korosif, korosif tidak mudah terbakar
terbakar
dan beracun
Sumber: (1)Pubchem, 2021
(2) Merckmilipore, 2021
(3) Fisher scientific
(4) Petrokimia Gresik
(5) PT. Oxo Nusantara
(6) Dalian Daping Oil Chemicals Co., Ltd
(7) Asahimas Chemical

Tabel 2.2 sifat fisik produk utama dan produk samping

Nama Zat (Komponen)


Indikator (1)
Butil Oleat Natrium Sulfat (1) Air
Rumus Kimia C22H42O2 Na2SO4 H2O
Berat Molekul
338,6 142,04
(g/mol) 18
Fasa Pada Cair
Cair Padat
Suhu Ruang
Titik Didih 100
414(2) 1429
Normal (oC)
8

Densitas 25 oC
0,88 2,671
(g/cm3) 1
Larut dalam Larut dalam gliserin,
alkohol dan tidak larut dalam
Sifat Kelarutan Larut dalam garam
tidak larut alkohol dan larut
dalam air dalam air
Mudah Tidak mudah
Sifat Bahan terbakar dan Beracun dan korosif terbakar dan tidak
tidak korosif berbahaya.(1)
Sumber: (1) Pubchem, 2021

2.1.2. Standar Produk

Dalam pembuatan butanol target spesifikasi produk yang dihasilkan

mengacu pada acme synthetic chemicals dan Herwick standard yang dapat dilihat

pada Tabel 2.3 berikut

Tabel 2.3 Standar Produk Butil Oleat

Parameter Satuan Kadar Metode Uji


Kemurnian % w/w Min 99 GC
Impuritis % w/w Max 1 Fatty Acid GC
Nilai asam Mg KOH/g Maks 2 ASTM D8045
o
Titik keruh C Maks -5 ASTM D5773
Bilangan Titrasi Asidi
Mg 164-167
penyabunan Alkalimetri
kelembaban % Maks 0,5 ASTM D2216
Nilai Iod Mg 72-77 Titrasi Iodometri
Sumber :ASC, CAS. No. 142-77-8
Herwick standard. ISO 9001:2008

2.2. Uraian Proses

Proses pembuatan butil oleat dari asam oleat dan butanol meliputi tiga

tahapan, yaitu: tahap persiapan bahan baku atau pengolahan awal, tahap

esterifikasi dan tahap pemurnian produk.


9

2.2.1. Tahap Persiapan Bahan Baku

Untuk menjaga agar bahan baku tersimpan pada fase cair, bahan baku

pembuatan butil oleat yaitu butanol yang disimpan pada tanki (T-02) bersuhu 30
o
C dan bertekanan 1 atm, asam oleat disimpan pada tanki (T-03) bersuhu 30 oC

dan bertekanan 1 atm serta asam sulfat yang digunakan sebagai katalis disimpan

pada tanki (T-04) bersuhu 30 oC dan bertekanan 1 atm. Bahan baku ini akan

dialirkan menuju reaktor. Asam oleat dan asam sulfat dialirkan terlebih dahulu

menuju mixer dengan menggunakan pompa agar bahan-bahan tercampur terlebih

dahulu sehingga mengurangi daya kerja pengaduk dalam reactor, asam oleat

dengan kadar 99,7 % dan 0,3 % asam linoleat dialirkan langsung dari tangki

penyimpanan (T-03) menuju mixer (M-02) menggunakan pompa (P-03). Asam

sulfat dengan kadar 98% dan air 2% dialirkan langsung dari tangki penyimpanan

(T-04) menuju mixer (M-02) menggunakan pompa (P-04). selanjutnya akan

dilakukan proses pretreatment untuk menaikkan suhu bahan baku agar sesuai

dengan kondisi dari reaktor yaitu sebesar 100 oC. Campuran hasil dari mixer (M-

02) selanjutnya dilewatkan heater (H-03) untuk dinaikkan suhunya menjadi 100°C

dan butanol dialirkan dari tangki penyimpanan (T-02) dengan menggunakan

pompa (P-02) menuju akumulator (AC-01) bercampur dengan butanol recycle

dari produk atas Menara distilasi 2 (MD-02) yang selanjutnya dipanaskan suhunya

menjadi 100°C dengan menggunakan heater (H-02).

2.2.2. Proses Inti

Proses utama merupakan proses yang sangat menentukan dari keseluruhan

proses produksi dimana terjadi reaksi antara asam oleat dengan butanol dan asam
10

sulfat sebagai katalis menghasilkan produk utama butil oleat dan produk samping

air. Proses pembuatan butil oleat ini dilakukan secara kontinyu dengan

menggunakan reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Reaksi yang terbentuk:

C17H33COOH(l) + C4H9OH(l) ⇄ C17H33COOC4H9(l) + H2O(l) ∆H = -26,95

Keadaan reaktor (R-01) adalah isotermal dengan kondisi operasi pada suhu

100 °C, tekanan 1 atm. Perbandingan molar asam oleat : butanol = 1 : 5,

konsentrasi asam sulfat (katalisator) 0,9047% dari jumlah n-butanol dan asam

oleat, dan waktu tinggal 90 menit menghasilkan konversi 96% (Othmer et al,

1950).

Reaksi ini bersifat eksotermis karena tiap mol Asam oleat yang membentuk

butil oleat menghasilkan panas sebesar 26,95 cal/kg. Reaktor dilengkapi dengan

mantel pendingin untuk mempertahankan suhu tetap 100oC. Reaksi ini bekerja

pada keadaan fasa cair.

Komponen aliran keluar reaktor (R-01) adalah produk utama butil oleat,

produk samping air, bahan baku dan katalis yang tidak bereaksi. Kondisi keluaran

bertemperatur 100 oC dan bertekanan 1 atm. Produk keluaran reaktor masih

bercampur dengan produk-produk samping lainnya sehingga diperlukan proses

pemurnian produk.

2.2.3. Tahap Proses Pemurnian Produk

Produk keluaran reaktor (R-01) yang bertemperatur 100 oC bertekanan 1

atm berupa asam oleat, asam linoleat, butil oleat, butanol dan H 2SO4 didinginkan

didalam cooler 1 (CO-01) temperatur menjadi 40 oC, kemudian dimasukkan ke


11

dalam tangki netralizer (N-01) untuk menetralisasi katalis H2SO4 menggunakan

NaOH 50% dialirkan dari mixer (M-01). Reaksi yang terjadi yaitu:

H2SO4 (aq) + 2NaOH (aq) → Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)

Produk keluaran netralizer (N-01) dimasukkan ke dalam decanter (DE-01)

untuk memisahkan Na2SO4 dan H2O. Hasil bawah dekanter (DE-01) berupa

Na2SO4, H2O dan sebagian kecil butanol, dialirkan ke Unit Pengolahan Limbah

(UPL). Sedangkan hasil atas dekanter (DE-01) terdiri atas butil oleat, asam oleat,

asam linoleat, butanol dan sedikit air dipanaskan menggunakan heater (H-04)

kemudian dialirkan ke menara distilasi 1 (MD-01). Produk atas distilasi sebagian

besar terdiri atas butanol dan sedikit air dikondensasikan didalam condensor (CD-

01) kemudian dialirkan menggunakan pompa (P-01) menuju akumulator (AC-01)

untuk di recycle bercampur dengan butanol fresh feed. Sedangkan produk bawah

distilasi diumpankan ke dalam Menara distilasi 2 (MD-02) untuk dipisahkan

kembali. Produk atas Menara distilasi 2 (MD-02) sebagian besar terdiri atas asam

oleat, asam linoleat sedikit butanol dibawa ke Unit Pengolahan Limbah (UPL).

Sebagian besar butil oleat, sedikit asam oleat sebagai produk bawah menara

distilasi 2 (MD-02) dengan temperatur 392,3 oC dan tekanan 1 atm sebagian

direboiler kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan butil oleat (T-05)

menggunakan pompa (P-11) yang terlebih dahulu didinginkan menggunakan

ccoler (C-03) temperatur menjadi 30 oC dan tekanan 1 atm.

2.2.4. PFD

Terlampir.
DAFTAR PUSTAKA

Acme synthetic chemicals. (2021). ButylOleate 99% Min. By G. diakses & Mei
2021, dari https://acmechem.com/oleic-acid-butyl-ester-butyl-oleate-99-
min-by-gc/

Buku Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Industri Manufaktur Indonesia


Bahan Baku. Jakarta: Author

Buku Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik. (2021). Kabupaten Gresik Dalam
Angka. Gresik : Author

Buku Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. (2021). Kota Surabaya Dalam Angka.
Surabaya : Author

Buku Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. (2021). Provinsi DKI jakarta
Dalam Angka. Jakarta : Autor

Badan Pusat Statistik. (2020). Ekspor Dan Impor. Diakses pada 7 Mei 2021, dari
https://www.bps.go.id/exim/

Coulson, J.M., and Richardson, J.F. 2005. Chemical Engineering, vol. 6 4th ed.
New York: Pergamon Press Inc.

Dalian Daping Oil Chemicals. (2021). Oleic acid. Diakses 7 Mei 2021, dari
http://www.dldpfattyacid.com/fatty-acid/refined-oleic-acid/high-iv-oleic

Harwick Standard. (2008). Polycizer butyl oleate.

Kirk, And Othmer. 1992. Kirk-Othmer Encyclopedia Of Chemical Technology,


Vol. 10, 5th Ed. New York: A Wiley Interscience Publisher Inc.

Market Update. (2020). Global oleate esters market outlook. Diakses 7 Mei 2021,
dari https://www.360marketupdates.com/global-oleate-esters-market-
13

17021381

Mc Ketta, J.J., 1977, Encyclopedia of Chemical Processing and Design, vol 5,


Marcel Dekker, Inc., New York.

Othmer, Donald G, and Rao, Sanjeev Ananda.,1950. n-Butyl Oleate from n-Butyl
Alcohol and Oleic Acid, Industrial and Engineering Chemistry, vol.42,
No.9, New York

PT. Asahimas Chemical. (2021). Caustic Soda (NaOH). Diakses 7 Mei 2021, dari
https://www.asc.co.id/index.php/en/product-main/product-sub/caustic-soda
naoh

PT. Petrokimia Gresik, (2021). Produksi Asam Sulfat. Diakses 7 Mei 2021 dari
www.petrokimia-gresik.com

PT. Petro Oxo Nusantara. (2021). Normal butanol. Diakses 7 Mei 2021, dari
https://www.pon.co.id/normal-butanol

PubChem. Butanol (C4H9OH). https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

Pubchem. Butyl Oleate (C22H42O2). https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

PubChem. Sodium Hydroxide (NaOH). https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

PubChem. Sodium Sulfate (Na2SO4). https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

Pubchem. Water (H2O). https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

Pubchem. Sulfuric acid (H2SO4). https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/.

Ullmann. (2003). Esters, Organic: Ullmann's Encyclopedia of Industrial


Chemistry. New York : Wiley InterScience

US Patent 1796231A. (1931). Oleic Acid Ester.

US Patent 3661972A. (1972). Purfication of high boiling esters

Anda mungkin juga menyukai