Anda di halaman 1dari 191

No: TA/TK/2019/35

PRA RANCANGAN PABRIK DIAMONIUM FOSFAT


DARI AMONIAK DAN ASAM FOSFAT
DENGAN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

PRA RANCANGAN PABRIK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia
Konsentrasi Teknik Kimia

Oleh :

Nama : Ferdiana Anindityas Saroni Nama : Endah Saraswati


No. Mahasiswi : 15521072 No. Mahasiswi : 15521241

KONSENTRASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL
PRA RANCANGAN PABRIK DIAMONIUM FOSFAT DARI
AMONIAK DAN ASAM FOSFAT
DENGAN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ferdiana Anindityas Saroni Nama : Endah Saraswati


No. Mahasiswi : 15521072 No. Mahasiswi : 15521241

Yogyakarta, 4 September 2019

Menyatakan bahwa seluruh hasil Pra Rancangan Pabrik ini

adalah hasil karya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa ada

beberapa bagian dari karya ini adalah bukan hasil karya sendiri, maka saya siap

menanggung resiko dan konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, semoga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Ferdiana Anindityas Saroni Endah Saraswati

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PRA RANCANGAN PABRIK DIAMONIUM FOSFAT DARI

AMONIAK DAN ASAM FOSFAT

DENGAN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

PRA RANCANGAN PABRIK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia

Oleh :

Nama : Ferdiana Anindityas Saroni Nama : Endah Saraswati

No. Mahasiswi : 15521072 No. Mahasiswi : 15521241

Yogyakarta, 4 September 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Sholeh Ma’mun, S.T., M.T., P.hD Dyah Retno Sawitri, S.T., M.Eng

iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PRA RANCANGAN PABRIK DIAMONIUM FOSFAT DARI


AMONIAK DAN ASAM FOSFAT
DENGAN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR
Oleh :

Nama : Ferdiana Anindityas Saroni


NIM : 15521072
Telah Dipertahankan di Depan Sidang Penguji sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, 20 September 2019


Tim Penguji,
Sholeh Ma’mun, S.T., M.T., P.hD
Ketua
Dalyono, Ir., MSI., C.Text ATI.
Anggota I
Venitalitya Alethea Sari A., S.T., M.Eng
Anggota II
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Dr. Suharno Rusdi

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PRA RANCANGAN PABRIK DIAMONIUM FOSFAT DARI


AMONIAK DAN ASAM FOSFAT
DENGAN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR
Oleh :

Nama : Endah Saraswati


NIM : 15521241

Telah Dipertahankan di Depan Sidang Penguji sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, 20 September 2019


Tim Penguji,
Sholeh Ma’mun, S.T., M.T., P.hD.
Ketua
Dalyono, Ir., MSI., C.Text ATI.
Anggota I
Venitalitya Alethea Sari A., S.T., M.Eng.
Anggota II
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Dr. Suharno Rusdi

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr., Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan sehat dan iman, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Tugas Akhir Perancangan Pabrik yang berjudul “Perancangan Pabrik Diamonium

Fosfat Dari Asam Fosfat dan Amoniak dengan Kapasitas 100.000Ton/Tahun”.

Tugas Akhir Perancangan Pabrik ini merupakan serangkaian tugas yang

harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Teknik Kimia di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selama Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini,

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah menyertai dan meridhoi setiap jalan yang dilalui dan

memberikan kemudahan kepada penulis.

2. Kedua orangtua dan seluruh keluarga yang selalu mendukung dan

mendoakan selama mengenyam Pendidikan S1 Teknik Kimia di kampus ini

dan dalam penyusunan Tugas Akhir, sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai

dengan baik.

3. Bapak Ir. Suharno Rusdi, Ph. D selaku Ketua Prodi Teknik Kimia

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

vi
4. Bapak Sholeh Ma’mun S.T M.T. P.hD selaku Dosen pembimbing I Tugas

Akhir Prodi Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan dan

penulisan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Dyah Retno Sawitri S.T M. Eng selaku Dosen pembimbing II Tugas

Akhir Prodi Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan dan

penulisan Tugas Akhir ini.

6. Teman-teman sesama Jurusan Teknik Kimia UII 2015 Khususnya Nafisah,

Devi, Cepe, Puspa, Sella, Ika, Dais, dan adek Lala yang telah memberikan

dukungan spiritual maupun moril. Dan tidak lupa kepada Nur Riskawati,

Ibrahim Kholil, Lukman Ariefuddin, Ananda Putri R, Susiyanto yang telah

menjadi guru kami selama mengerjakan skripsi.

7. Serta semua pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan penulis satu persatu

yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan

laporan ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna

dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan penulis. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr., Wb.

Yogyakarta, September 2019

vii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Ferdiana Anindityas Saroni

Bismillahirrahmaanirrahim,

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, Papa (Imam

Saroni) dan Mama (Maratus Sholichah), terima kasih sudah selalu mendokaan dan

mendukung anakmu yang selalu meminta uang di tiap minggunya untuk

menyelesaikan amanah dari Papa dan Mama.

Tak lupa juga kepada Kakak dan Adik saya, Mba Nikita, Revy dan Sella.

Selamat berjuang di dunia perkuliahan kalian masing masing ya.

Dan tak lupa juga saya berterimakasih untuk Partner (Endah Saraswati) saya

yang sangat sabar menghadapi saya yang sangat ngegas untuk menyelesaikan

skripsi ini. Dan berterimakasih kepada anggota Semlehot yang telah membantu

menyelesaikan skirpsi ini.

viii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Endah Saraswati,

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat

menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik.

Skripsi ini yang pertama saya persembahkan kepada kedua orangtua dan

kakak-kakak saya, sebagai support system utama, tanpa mereka yang selalu sabar

menanyakan kapan skripsi ini selesai, tanpa mereka yang sering menanyakan,

skripsi ini tidak akan selesai sesuai target.

Yang kedua, saya ingin mengucapkan kepada partner skripsi saya, Ferdiana

Anindityas, yang selalau sabar menghadapi saya, dan sangat berterimakasih karena

dapat menjadi partner yang dapat diandalkan. Dan rekan-rekan “Wacana Chingu”

dan Sella yang telah berteman dengan saya selama 4 tahun perkuliahan ini.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

ABSTRAK .......................................................................................................... xvii

ABSTRACT ....................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Ketersedian Bahan Baku .......................................................................... 3

1.3. Kapasitas Perancangan ............................................................................. 5

1.4 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 9

1.5 Jenis-Jenis Proses ................................................................................... 17

1.6 Pemilihan Proses .................................................................................... 20

x
1.7 Perbandingan Proses ............................................................................... 22

BAB II PERANCANGAN PRODUK .................................................................. 23

2.1 Identifikasi Bahan Baku dan Produk ...................................................... 23

2.2 Pengendalian Kualitas ............................................................................ 27

2.3 Pengendalian Kuantitas .......................................................................... 28

2.4 Pengendalian Waktu ............................................................................... 28

2.5 Pengendalian Bahan Proses .................................................................... 28

BAB III PERANCANGAN PROSES................................................................... 30

3.1 Uraian Proses ............................................................................................... 30

3.2 Spesifikasi Alat....................................................................................... 32

3.3 Perencanaan Produksi ............................................................................. 52

BAB IV PERANCANGAN PABRIK .................................................................. 55

4.1 Lokasi Pabrik .......................................................................................... 55

4.2 Tata Letak Pabrik (Plant Layout) ........................................................... 60

4.3 Tata Letak Mesin/Alat Proses ................................................................ 66

4.4 Alir Proses dan Material ......................................................................... 70

4.5 Perawatan (Maintenance) ....................................................................... 79

4.6 Pelayanan Teknis (Utilitas) .................................................................... 80

4.7 Organisasi Perusahaan ............................................................................ 97

4.8 Evaluasi Ekonomi................................................................................. 124

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 143

xi
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 143

5.2 Saran ..................................................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 146

LAMPIRAN A .................................................................................................... 149

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Kapasitas Produksi Bahan Baku di Dunia (Library,2019) ............ 4

Tabel 1. 2 Data Impor Diamonium Fosfat di Indonesia (BPS, 2019) ..................... 5

Tabel 1. 3 Data produksi dalam negeri Diamonium Fosfat .................................... 7

Tabel 1. 4 Syarat Mutu Pupuk Diamonium Fosfat .............................................. 11

Tabel 1. 5 Harga Bahan Baku dan Produk (ICIS, 2019)...................................... 17

Tabel 1. 6 Data Energi Pembentukan pada Suhu 25 oC (CRC Press, 2000) ......... 21

Tabel 1. 7 Data Energi Bebas Gibbs pada Suhu 25 oC (CRC Press, 2000) .......... 21

Tabel 1. 8 Seleksi Proses Pembuatan Pupuk DAP ................................................ 22

Tabel 2. 1 Identifikasi Bahan Baku dan Produk………………………………....24

Tabel 3. 1 Table Spesifikasi Heat Exchanger…….................................................46

Tabel 3. 2 Spesifikasi Belt Conveyor .................................................................... 48

Tabel 3. 3 Spesifikasi Belt Conveyor .................................................................... 49

Tabel 3. 4 Spesifikasi Bucket Elevator ................................................................. 50

Tabel 3. 5 Tabel Spesifikasi Pompa ...................................................................... 51

Tabel 3. 6 Tabel Spesifikasi Pompa ...................................................................... 51

Tabel 4. 1 Neraca Massa Total…………………………………………………...70

Tabel 4. 2 Neraca Massa Reaktor ......................................................................... 71

Tabel 4. 3 Neraca Massa Scrubber ........................................................................ 71

Tabel 4. 4 Neraca Massa Granulator ..................................................................... 72

Tabel 4. 5 Neraca Massa Rotary Dryer ................................................................. 72

Tabel 4. 6 Neraca Massa Cyclone ......................................................................... 73

Tabel 4. 7 Neraca Massa Bag Filter ...................................................................... 73

Tabel 4. 8 Neraca Massa Screen ........................................................................... 74

xiii
Tabel 4. 9 Neraca Massa Crusher ......................................................................... 74

Tabel 4. 10 Neraca Panas Reaktor ........................................................................ 75

Tabel 4. 11 Neraca Panas Scrubber....................................................................... 75

Tabel 4. 12 Neraca Panas Granulator .................................................................... 76

Tabel 4. 13 Neraca Panas Rotary Dryer ................................................................ 76

Tabel 4. 14 Kebutuhan Steam untuk Pemanas ...................................................... 82

Tabel 4. 15 Kebutuhan Air Keseluruhan .............................................................. 88

Tabel 4. 16 Listrik untuk keperluan alat proses .................................................... 92

Tabel 4. 17 Listrik untuk keperluan alat Utilitas................................................... 93

Tabel 4. 18 Jadwal Pembagian kerja karyawan shift Hari .................................. 111

Tabel 4. 19 Perincian jabatan dan Jenjang Pendidikan ....................................... 112

Tabel 4. 20 Perincian Jumlah Karyawan............................................................. 115

Tabel 4. 21 Perincian Gaji Karyawan ................................................................. 119

Tabel 4. 22 Harga Index Chemichal Engineering Progress (CEP) .................... 126

Tabel 4. 23 Physical Plant Cost .......................................................................... 133

Tabel 4. 24 Fixed Capital Investment (FCI) ....................................................... 133

Tabel 4. 25 Direct Manufacturing Cost (DMC).................................................. 134

Tabel 4. 26 Indirect Manufacturing Cost (IMC)................................................. 134

Tabel 4. 27 Fixed Manufacturing Cost (FMC) ................................................... 134

Tabel 4. 28 Total Manufacturing Cost (MC) ...................................................... 135

Tabel 4. 29 Working Capital (WC) ..................................................................... 135

Tabel 4. 30 General Expense (GE) ..................................................................... 135

Tabel 4. 31 Total Production Cost (TPC) ........................................................... 136

Tabel 4. 32 Fixed Cost (Fa) ................................................................................ 136

xiv
Tabel 4. 33 Variable Cost (Va) ........................................................................... 136

Tabel 4. 34 Regulated Cost (Ra) ......................................................................... 137

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Nilai Impor Diamonium Fosfat............................................... 6

Gambar 1. 2 Grafik Nilai Konsumsi Diamonium Fosfat ........................................ 8

Gambar 1. 3 Pupuk Diamonium Fosfat (www.indiamart.com) ............................ 13

Gambar 1. 4 Struktur Kimia Amonia (www.che-mis-try.org) ............................. 15

Gambar 1. 5 Struktur Kimia Asam Fosfat (www.boundless.com) ....................... 16

Gambar 1. 6 Diagram Pembuatan Pupuk DAP dengan Proses TVA .................... 18

Gambar 1. 7 Diagram Proses Pembuatan Granul Diamonim Fosfat dengan Proses

Nissan Spray Tower .............................................................................................. 20

Gambar 4. 1 Peta Bontang, Kalimantan Timur......................................................55

Gambar 4. 2 Tata Letak Bangunan (Skala 1:1000) ............................................... 65

Gambar 4. 3 Tata Letak Alat Proses (Skala 1:1000) ............................................. 69

Gambar 4. 4 Diagram Alir Kualitatif .................................................................... 77

Gambar 4. 5 Diagram Alir Kuantitatif .................................................................. 78

Gambar 4. 6 Diagram Alir Utilitas........................................................................ 96

Gambar 4. 7 Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 100

Gambar 4. 8 Grafik BEP dan SDP ...................................................................... 139

xvi
ABSTRAK

Telah dirancang pabrik diammonium phosphate dengan kapasitas 100.000


ton/tahun dengan bahan baku ammonia 99,5% dan asam phosphat 86%.
Diammonium fosfat itu sendiri dapat digunakan sebagai pupuk. Pabrik
direncanakan didirikan di Bontang, Kalimantan Timur karena telah tersedianya
sarana penunjang yang baik. Pabrik direncanakan menempati tanah seluas 46.175
m2 dengan jumlah 300 karyawan. Reaktor yang digunakan adalah Bubble Reactor,
dengan kondisi operasi :temperatur 115oC dan tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung
pada fase gas dan fase cair, bersifat isotermis dan irreversible. Proses pembuatan
diammonium phosphat berlangsung pada 3 tahap, yaitu : tahap penyiapan bahan
baku, tahap reaksi, dan tahap pemurnian produk. Kebutuhan utilitas adalah sebagai
berikut : air secara kontinyu sebanyak 196906,46 kg/jam yang meliputi air
pendingin sebanyak 174294,53 kg/jam, air umpan boiler sebanyak 6322,4704
kg/jam, dan air sanitasi sebanyak 2850 kg/jam. Kebutuhan uap air (steam) sebanyak
4706,7745 kg/jam. Kebutuhan listrik sebanyak 384,9205 kWh. Bahan bakar solar
yang dibutuhkan sebanyak 315,6637 kg/jam. Pabrik dengan total penjualan Rp 1,8
Triliyun dengan biaya tetap Rp 121 Miliyar. Dari hasil evaluasi ekonomi diperoleh
Biaya Variabel 1,1 Triliyun dan Biaya reguler Rp 367,1 Miliyar dengan
keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 239,2 Miliyar dan keuntungan setelah pajak
sebesar Rp 119,6 Miliyar. Berdasarkan analisa kelayakan diperoleh Break Event
Point (BEP) 49,19 % (syarat BEP 40-60%) , Shut Down Point (SDP) 23,39 % dan
Discounted Cash Flow Rate 20,71%. Sementara itu, Return on Investment sebelum
pajak (ROIb) sebesar 25,59% dan Return on Investment sesudah pajak (ROIa)
sebesar 12,79%, Pay Out Time sebelum pajak (POTb) sebesar 2,8 tahun, dan Pay
Out Time sesudah pajak (POTa) sebesar 4,38 tahun Berdasarkan hasil evaluasi
ekonomi dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik Diamonium Fosfat dari
Asam Fosfat dan Amonia dengan kapasitas 100.000 ton/tahun ini layak untuk
didirikan.

Kata Kunci : Amoniak, Asam Fosfat, Diamonium Fosfat, Reaktor Gelembung

xvii
ABSTRACT

Diammonium phosphate plant has been designed with a capacity of 100,000


tons/year with raw material of 99.5% ammonia and 86% phosphoric acid.
Diammonium phosphate can be used as fertilizer. The plant is planned to be set up
in Satimpo, Bontang, East Kalimantan with an area of 46.175 m2 with the total of
300 employess and due to the availability of good supporting facilities. Bubble
Reactor is the reactor that will be used, with operating conditions: 115oC and 1
atm. The process of making diammonium phosphate takes in 3 stages, namely: the
stage of preparing raw materials, the reaction stage, and the product purification
stage. Utility requirements are as follows: 196906.46 kg/hour of continuous water
which include 174294.53 kg/hour of cooling water, 6322.4704 kg hour of boiler
feed water, and 2850 kg hour of sanitation water. The need for water vapor (steam)
is 4706,7745 kg/ hour. The need for electricity is 384,9205 kWh. The fuel needed is
315.66637 kg/hour of diesel fuel. The plant with total sales of 1,8 Trillions Rupiah
with a fixed cost of 116,7 Billions Rupiah. From the economic evaluation, the
results are 1,1 Trillions Rupiah of variable cost and 367,1 Billions Rupiah of
regular cost with a profit before tax are 239,2 Billions Rupiah. Profit after tax are
119,6 Billions Rupiah. Based on the feasibility analysis obtained 49,19 % of (BEP)
Break Event Point (BEP requirement of 40-60%), 23,39% of Shut Down Point
(SDP) and 20,71% of Discounted Cash Flow Rate. Meanwhile, Return on
Investment before tax (ROIb) are 25,59% and Return on Investment after tax
(ROIa) are 12,79%, Pay Out Time before tax (POTb) are 2,8 years, and Pay Out
Time after tax (POTa) are 4,38 years Based on the results of the economic
evaluation can be concluded that the design of the plant of Diamonium Phosphate
from Phosphoric Acid and Ammonia with a capacity 100,000 tons /year is feasible
to be established.

Key words : Ammonia, Bubble Reactor, Diammonium Phosphate, Phosphoric


Acid,

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat.

Pemerintah telah melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik fisik maupun

non-fisik. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat

memacu kemajuan bangsa adalah bidang ekonomi, dan sektor industrilah yang

dipilih sebagai jalur utama pertumbuhan ekonomi, karena sektor ini dapat

memberikan nilai tambah yang besar bagi Negara dan menyerap tenaga kerja

dengan produktivitas yang tinggi serta mengurangi ketergantungan terhadap produk

negara lain.

Disamping itu, industri kimia belakangan ini terus berkembang secara

terintegrasi. Perkembangan industri-industri bahan setengah jadi yang pesat selama

ini merupakan pendorong dibangunnya industri-industri yang menghasilkan

produk. Dengan kata lain, kebutuhan bahan baku atau penyedia bahan baku

dalam sektor industri saling terkait. Oleh karena itu, pembangunan industri kimia

haruslah seimbang antara industri hulu yang merupakan penyedia bahan baku,

dengan industri hilir yang akan memproses bahan baku tersebut menjadi produk.

Indonesia merupakan negara agraris, dimana mayoritas mata pencaharian

penduduknya adalah dibidang pertanian. Indonesia juga termasuk negara dengan

lahan pertanian yang luas. Kehidupan masyarakat yang mayoritas sebagai petani

membuat kebutuhan akan pupuk semakin meningkat seiring dengan peningkatan

1
2

kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Pupuk merupakan salah satu sarana produksi

pertanian yang harus dilindungi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas

pertanian sekaligus menjaga ketahanan pangan. Di negara-negara majupun seperti

Amerika Serikat, Jepang atau Uni Eropa, eksistensi dan kinerja pabrik pupuk

mendapat pengawasan sangat ketat dari pemerintah. Salah satu pupuk yang dapat

digunakan adalah Diamonium Fosfat (DAP).

Diamonium Fosfat (DAP) adalah salah satu jenis garam yang larut di

dalam air, yang dapat diproduksi dengan mereaksikan Amonia dengan Asam

Fosfat. DAP digunakan sebagai pupuk dan sebagai pencegah kebakaran. DAP

untuk pupuk dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah, selain itu DAP

mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor (P2O5) yang sangat dibutuhkan oleh

tanaman. DAP juga dapat digunakan sebagai ragi pada pembuatan bir dan sebagai

bahan tambahan dalam pembuatan rokok (Pradyot Patnaik, 2002).

Hingga saat ini, di Indonesia hanya ada satu perusahaan yang memproduksi

Diamonium Fosfat (DAP) yaitu PT Petrokimia Gresik. Selama ini kebutuhan

Diamonium Fosfat (DAP) dipenuhi melalui impor dari negara lain seperti China,

Thailand, Taiwan, Jerman dan Amerika Serikat. Disamping itu karena banyaknya

kegunaan dari Diamonium Fosfat (DAP), maka perlu adanya usaha peningkatan

kuantitas dan kualitas produksi dengan cara pengembangan proses dan pendirian

pabrik Diamonium Fosfat (DAP) di Indonesia seiring dengan industri-industri

pemakainya yang semakin meningkat. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan

Diamonium Fosfat (DAP) dalam negeri dan meningkatkan komoditas ekspor untuk

memenuhi kebutuhan internasional, serta membantu usaha pemerintah dalam

meningkatkan pendapatan nasional. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi


3

permintaan di dalam negeri, mengurangi impor dan menciptakan kemandirian

industri kimia di Indonesia, membuka lapangan kerja baru dan mendorong

berkembangnya industri kimia lain yang menggunakan Diamonium Fosfat (DAP)

sebagai bahan baku.

1.2 Ketersedian Bahan Baku

Ketersediaan bahan merupakan faktor yang penting dalam

keberlangsungan produksi suatu pabrik. Untuk mendapatkan kontinuitas produksi

suatu pabrik, bahan baku harus mendapatkan perhatian yang serius dengan

tersedianya secara periodik dalam jumlah yang cukup. Pada prarancangan

pabrik Diamonium Fosfat (DAP), bahan baku Amoniak diambil dari PT. Pupuk

Kalimantan Timur (PKT) dan Asam Fosfat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik,

Jawa Timur. Kapasitas produksi Amoniak dan Asam Fosfat dapat dilihat pada

Tabel 1.1
4

Tabel 1. 1 Data Kapasitas Produksi Bahan Baku di Dunia (Library,2019)


Bahan Baku Pabrik Kapasitas (ton/tahun)
PT. Petrokimia Gresik 660.000
PT. Pupuk Iskandar Muda 782.000
PT. Pupuk Sriwidjaja 1.221.900
PT. Kaltim Pasific Ammonia 660.000
PT. Kaltim Parna Industri 495.000
Amonia PT. Pupuk Kalimantan Timur 2.740.000
Annaba & Tebessa 300.000
Shiraz Fertiliser Plant 660.000
Arzew Methanol Plant 300.000
Razi Chemical Complex 660.000
Greenstar Fertilizers 15.000
PT. Petrokimia Gresik 440.000
PT. Pupuk Kalimantan Timur 200.000
Wengfu Jianfeng Chemical
900.000
Industry Co., Ltd
Dazhou Company 500.000
Gansu Company 300.000
Zijin Copper Co., Ltd. 100.000
Asam Fosfat Annaba & Tebessa 165.000
Jordan Fertilizer Industries
105.000
Company
Groupe Chimique Tunisien 700.000
ICM 430.000
Shiraz Fertiliser Plant 240.000
Razi Chemical Complex 264.000
Greenstar Fertilizers 75.000

Dilihat dari ketersediaan bahan baku yang berlimpah di Indonesia serta

kebutuhan Diamonium Fosfat (DAP) yang cukup tinggi, maka perlu pertimbangan

lebih lanjut untuk mendirikan sebuah pabrik yang memproduksi Diamonium Fosfat

(DAP). Dengan pendirian pabrik DAP yang direncanakan berdiri tahun 2024

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Diamonium Fosfat (DAP) yang terus

meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga Indonesia dapat mengurangi kebutuhan

impor dan dapat meningkatkan pendapatan nasional.


5

1.3. Kapasitas Perancangan

Pabrik Diamonium Fosfat (DAP) akan dibangun dengan kapasitas 100.000

ton/tahun untuk pembangunan pabrik di tahun 2024. Penetuan kapasitas ini dapat

di tinjau dari beberapa pertimbangan, antara lain

1.3.1 Kebutuhan Produk Indonesia


a. Supply

 Impor

Data statistik yang di terbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang

kebutuhan impor Diamonium Fosfat di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan . Perkembangan data impor akan Diamonium Fosfat di Indonesia

pada tahun 2009 sampai tahun 2018 dapat di lihat di Tabel 1.2.

Tabel 1. 2 Data Impor Diamonium Fosfat di Indonesia (BPS, 2019)

Tahun Impor (Ton)


2009 49.478
2010 76.364
2011 87.236
2012 215.808
2013 134.954
2014 211.724
2015 380.134
2016 249.313
2017 408.282
2018 337.079

Dari data impor data di buat grafik Linear antara data tahun pada

sumbu x dan data impor pada sumbu y, Grafik dapat di lihat pada Gambar 1.1
6

450000
y = 38.133x - 76.566.039
400000 R² = 0,7994
350000

Nilai Impor (TON) 300000


250000
200000
150000
100000
50000
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar 1. 1 Grafik Nilai Impor Diamonium Fosfat

Perkiraan impor Diamonium Fosfat di Indonesia pada tahun yang akan

datang saat pembangunan pabrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

y = 38133x – 76.566.039 dimana nilai x sebagai tahun dan y sebagai jumlah impor

Diamonium Fosfat.

Dengan persamaan di atas diperkirakan untuk tahun 2024 kebutuhan

impor diamonium fosfat di Indonesia sebesar :

y = 38133x – 76.566.039 (1.1)

y = 38133(2024) – 76.566.039 (1.2)

y = 615.435 ton/tahun

 Produksi

Produksi Diamonium Fosfat dalam negeri menurut data yang di peroleh

dari PT. Petrokimia Gresik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan
7

yang sangat signifikan. Perkembangan data produksi Diamonium Fosfat di

Indonesia pada tahun 2010-2017 dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1. 3 Data produksi dalam negeri Diamonium Fosfat


Tahun Produksi (Ton)
2010 35.586
2011 24.610
2012 20.334
2013 71.491
2014 12.193
2015 15.530
2016 29.606
2017 37.845

(Sumber : PT. Petrokimia, Gresik 2019)

Dari data produksi dalam negeri diatas, Diamonium Fosfat dianggap

tetap pada nilai 71.491 ton/tahun karena pabrik telah beroperasi pada kapasitas

terpasangnya.

Berdasarkan data impor dan poduksi dalam negeri Diamonium Fosfat

di Indonesia pada tahun 2024 yang telah diketahui, maka dapat ditentukan nilai

suplai Diamonium Fosfat di Indonesia, yaitu :

Suplai = Impor + Produksi (1.3)

= (615.435 + 71.491) ton/th

= 686. 926 ton/th


8

b. Demand

 Ekspor

Data statistika yang diterbikan badan pusat statistik tentang ekspor

Diamoium Fosfat tidak ada. Maka nilai expor diabaikan.

 Konsumsi dalam negeri

Konsumsi Diammonium Fosfat menurut data statistik, yang diterbitkan

oleh Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) tentang kebutuhan Diamonium

Fosfat di Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Data konsumsi

atau pemakaian akan diamonium fosfat di Indonesia pada tahun 2011 sampai tahun

2017 dapat dilihat pada Gambar 1.2

Data Konsumsi Diamonium Fosfat


500,000
450,000 y = 52.138x - 104.739.719
400,000 R² = 0,7107
Nilai Konsumsi (TON)

350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Gambar 1. 2 Grafik Nilai Konsumsi Diamonium Fosfat

Perkiraan konsumsi Diamonium Fosfat di Indonesia pada tahun yang akan

datang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan y = 52.138x – 104.739.719

dimana x sebagai tahun dan y sebagai jumlah konsumsi Diamonium Fosfat. Dengan
9

persamaan di atas diperkirakan untuk tahun 2024 kebutuhan konsumsi Diamonium

fosfat di Indonesia sebesar :

y = 52.138x – 104.739.719 (1.4)

y = 52.138(2024) – 104.739.719 (1.5)

y = 787.593 ton/ Tahun

Berdasarkan data ekspor dan konsumsi Diamonium Fosfat di Indonesia

pada tahun 2024 yang telah diketahui, maka dapat ditentukan nilai Demand

(Permintaan) dari Diamonium Fosfat di Indonesia, yaitu :

Demand = Ekspor + Konsumsi (1.6)

= ( 0 + 787.593) ton/th

= 787.593ton/th

Berdasarkan proyeksi impor, ekspor, konsumsi, dan produksi pada tahun

2024. Maka, peluang pasar untuk Diamonium Fosfat dapat ditentukan kapasitas

perancangan pabrik sebagai berikut :

Peluang = Demand – Supply (1.7)

= (Konsumsi + Ekspor) – (Produksi + Impor) (1.8)

= (787.594 + 0 ) – (71.491 + 615.435)

= 100.667ton/tahun

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Pengertian dan Jenis Pupuk

Pupuk adalah material yang mengandung unsur hara yang ditambahkan pada

media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan

tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa
10

bahan organik ataupun non-organik (mineral). Ada 2 jenis pupuk berdasarkan

sumber bahan, antara lain (www.soils.org) :

1. Pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari pembusukan makhluk hidup.

Pupuk organik diketahui mampu meningkatkan keanekaragaman hayati

pertanian dan produktivitas tanah secara jangka panjang. Nutrisi organik di

dalam pupuk organik dapat menyediakan bahan organik dan nutrisi mikro

bagi organisme penghuni tanah dan dapat mengurangi input pupuk

anorganik.

2. Pupuk anorganik yaitu pupuk yang dibuat melalui proses pengolahan oleh

manusia dari bahan-bahan mineral. Tiga senyawa utama dalam pupuk

anorganik yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O).

Kandungan NPK dihitung dengan pemeringkatan NPK yang memberikan

label keterangan jumlah nutrisi pada suatu produk pupuk anorganik. Secara

umum, nutrisi NPK yang siap diserap oleh tanaman pada pupuk anorganik

mencapai 64%, jauh lebih tinggi dibandingkan pupuk organik yang hanya

menyediakan di bawah 1% dari berat pupuk yang diberikan. Inilah yang

menyebabkan mengapa pupuk organik harus diberikan dalam jumlah yang

jauh lebih banyak dibandingkan pupuk anorganik.

Jenis pupuk berdasarkan kandungannya, antara lain (Young et al., 1962) :

1. Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara

utama (makronutrien), seperti pupuk Nitrogen (Urea), pupuk ZA

((NH4)2SO4) mengandung unsur hara N dan S, pupuk KCL mengandung

unsur hara K, dan Pupuk SP36 mengandung unsur hara Fosfor (P2O5).
11

2. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara

utama (makronutrien) contohnya pupuk MAP (NH4H2PO4) mengandung

unsur hara Nitrogen dan Fosfor dengan formula umumnya 11-51, 10-50, 11-

55, pupuk DAP (NH4)2HPO4) mengandung unsur hara Nitrogen dan Fosfor

dengan formula 18-46, 21-53, dan pupuk NPK dengan formula 15-15-15,

18-18-18, 14-35-14.

1.4.2 Sifat Pupuk

Sifat pupuk sangatlah beragam, sehingga hendaklah pemilihan pupuk sesuai

dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah ada. Syarat mutu pupuk

Diamonium Fosfat berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 1.4

Tabel 1. 4 Syarat Mutu Pupuk Diamonium Fosfat Berdasarkan SNI 02-2858-2005


(BSN, 2005)
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Kadar Nitrogen (N) % min. 18
2. Kadar Fosfor (dihitung sebagai P2O5) % min. 46
3. Kadar air % maks. 2
4. Butiran lolos ayakan 6 US Mesh, tidak lolos % min. 80
ayakan 10 US Mesh
5. Cemaran logam
- Kadmium (Cd) ppm maks. 100
- Timbal (Pb) ppm maks. 500
- Raksa (Hg) ppm maks. 10
6. Cemaran arsen (As) Ppm maks. 100
Catatan : semua persyaratan kecuali kadar air dan butiran dihitung atas dasar bahan

kering (adbk)
12

1.4.3 Diamonium Fosfat (DAP)

Diamonium Fosfat (DAP) merupakan pupuk majemuk anorganik yang

mengandung dua unsur di dalamnya yaitu N dan P2O5, berbentuk granular, dan

sebagai sumber hara Nitrogen dan Fosfat dengan rumus kimia (NH4)2HPO4. DAP

adalah salah satu dari serangkaian garam ammonium fosfat yang larut dalam air

yang dapat diproduksi saat Amonia bereaksi dengan Asam Fosfat (John R Van

Wazer, 1958). Untuk memproduksi satu ton DAP disediakan 0,23 ton Amonia dan

1,175 ton Asam Fosfat 40% P2O5 (0,470 ton P2O5). Asam Fosfat yang digunakan

adalah Asam Fosfat hasil proses wet acid dengan konsentrasi 40%. Formulasi yang

khas untuk pupuk DAP yaitu 18-46-0 (18% N, 46% P2O5, 0% K2O) (International

Plant Nutrition Institute (IPNI)).

Diamonium Fosfat (DAP) adalah jenis pupuk yang diperoleh dari reaksi antara

Amonia cair atau gas dengan larutan Asam Fosfat . Hasil reaksi ini berupa

monoamonium fosfat (MAP) dan Diamonium Fosfat (DAP) dalam bentuk slurry.

Hasil reaksi kemudian ditambahkan dengan Amonia sehingga menghasilkan

Diamonium Fosfat. Diamonium Fosfat (DAP) yang dikomersialkan biasanya dalam

bentuk granular atau butiran dengan kelembaban maksimum adalah 0,2% (Salladay

et al., 1986). DAP lebih banyak digunakan sebagai pupuk karena mengandung 60%

Nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Diamonium Fosfat berguna

untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda.

Diamonium Fosfat digunakan sebagai pembentukan sejumlah protein, membantu

asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan

buah.
13

Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk DAP adalah tidak higroskopis, mudah

larut dalam air, berbentuk butiran, bebas dari debu dan tidak lengket sehingga

mudah untuk diaplikasikan. Mengandung unsur N dan P2O5 yang hampir

seluruhnya larut dalam air, sehingga dapat diserap oleh tanaman. Cocok untuk

tanaman padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan dan kehutanan.

Adapun contoh dari pupuk Diamonium Fosfat seperti ditunjukkan pada

Gambar 1.3.

Gambar 1. 3 Pupuk Diamonium Fosfat (www.indiamart.com)

1.4.4 Kegunaan Diamonium Fosfat

Diamonium Fosfat (DAP) adalah pupuk yang berbentuk butiran yang

telah banyak diaplikasikan di dalam dunia pertanian. Banyak sektor yang telah

memanfaatkan DAP, diantaranya adalah (Pradyot Patnaik, 2002) :

1. Sektor pertanian yang menggunakan DAP sebagai pupuk karena

mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor (P2O5) yang sangat dibutuhkan

oleh tanaman.

2. Industri rokok menggunakan DAP sebagai bahan aditif dalam campuran

rokok yaitu untuk meningkatkan nikotin.

3. Dalam industri makanan, DAP digunakan sebagai bahan tambahan

pembuatan ragi roti.


14

4. Dalam industri minuman, DAP digunakan sebagai nutrisi ragi dalam

pembuatan anggur dan bir.

5. DAP bisa digunakan sebagai penghambat api, dapat menurunkan suhu

pembakaran bahan, menurunkan tingkat penurunan berat badan maksimum,

dan menyebabkan peningkatan produksi residu atau char.

6. Sebagai fluks untuk timah solder, tembaga, seng dan kuningan.

7. Untuk mengendalikan presipitasi pewarna koloid alkali larut dan tidak larut

dalam air pada wol.

1.4.5 Amoniak

Amoniak adalah senyawa kimia berupa gas dengan rumus NH3 yang berbau

tajam. Amonia yang digunakan secara komersial disebut Amonia anhidrat. Istilah

ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut karena Amonia mendidih

pada suhu -33 °C. Amonia digunakan sebagai bahan mentah dalam industri kimia.

Amonia biasanya dipasarkan dalam bentuk cair pada suhu -33 °C dengan

kemurnian minimal 99,5% dan campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5%.

Bahan baku pembuatan Amonia adalah gas bumi yang dengan komposisi utama

Metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon Dioksida (CO2) sekitar 10% (PuSri, 2015).

Cairan Amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah.

Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai

asam yang amat lemah (pKa=9.25). Amonia dapat terbentuk secara alami maupun

sintetis. Amonia yang berada di alam merupakan hasil dekomposisi bahan organik.

Zat Amonia biasanya digunakan sebagai obat obatan, bahan campuran pupuk

Urea (CO(NH2)2) dan ZA ((NH4)2SO4), bahan pembuatan Amonium Klorida


15

(NH4Cl) pada baterai, Asam Nitrat (HNO3), zat pendingin, membuat Hidrazin

(N2H4), sebagai bahan bakar roket, bahan dasar pembuatan bahan peledak, kertas

plastik, dan detergen dan jika dilarutkan kedalam air maka zat tersebut akan dapat

menjadi pembersih alat perkakas rumah tangga. Struktur kimia Amonia dapat

dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1. 4 Struktur Kimia Amonia (www.che-mis-try.org)

1.4.6 Ciri Ciri Amoniak

Ciri-ciri Amoniak sebagai berikut (Schrodter et al., 2008) :

a. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna namun berbau sangat

menyengat.

b. Sangat mudah larut dalam air, dalam keadaan standar, 1 liter air mampu

melarutkan 1180 L Amonia.

c. Amoniak bersifat korosif pada tembaga dan timah.

d. Amoniak digunakan sebagai bahan alat kecantikan seperti bahan campuran

pada cat rambut, meluruskan rambut.

1.4.7 Asam Fosfat

Asam Fosfat disebut juga sebagai asam ortofosfat atau Asam Fosfat yang

merupakan asam mineral (anorganik) dengan rumus kimia H3PO4. Secara umum

produksi Asam Fosfat di industri ada dua cara yaitu proses termal dan proses basah.

Proses basah mendominasi di sektor komersial, sedangkan proses termal lebih

mahal tetapi menghasilkan produk yang lebih murni, biasanya digunakan untuk
16

aplikasi di industri makanan (Kirk and Othmer, 1953). Larutan Asam Fosfat awal

mengandung 23-33% P2O5 (32-46% H3PO4), namun dapat dikonsentrasikan

dengan penguapan air untuk menghasilkan Asam Fosfat komersial atau merchant,

yang mengandung sekitar 54-62% P2O5 (75 -85% H3PO4). Penguapan lebih lanjut

air menghasilkan asam superfosfat dengan konsentrasi P2O5 di atas 70% (Thomas

and Lawton, 1988).

Selain menjadi reagen kimia, Asam Fosfat memiliki berbagai macam kegunaan,

termasuk sebagai inhibitor karat, aditif makanan, etchant gigi dan ortopedik,

elektrolit, fluks, pendispersi, etchant industri, bahan baku pupuk, dan komponen

produk pembersih rumah (Kirk and Othmer, 1953). Asam Fosfat dan Fosfat juga

penting dalam biologi. Sumber yang paling umum dari Asam Fosfat adalah larutan

air 85%. Larutan tersebut tidak berwarna, tidak berbau, dan non-volatil. Larutan

85% adalah cairan seperti-sirup, tetapi masih dapat dituang. Meskipun Asam Fosfat

tidak memenuhi definisi yang ketat dari asam kuat, larutan 85% cukup asam untuk

menjadi korosif. Karena tingginya persentase Asam Fosfat dalam reagen ini,

setidaknya beberapa dari Asam Ortofosfat terkondensasi menjadi Asam Polifosfat.

Demi pelabelan dan kesederhanaan, 85% merepresentasikan H3PO4 seolah-olah itu

semua Asam Ortofosfat. Larutan asam fosfat encer ada dalam bentuk orto

(Schrodter et al., 2008). Gambar struktur kimia dari Asam Fosfat dapat dilihat pada

Gambar 1.5.

Gambar 1. 5 Struktur Kimia Asam Fosfat (www.boundless.com)


17

1.4.8 Harga Bahan Baku dan Produk

Harga bahan baku dan produk Diamonium Fosfat dapat dilihat pada

Tabel 1.5.

Tabel 1. 5 Harga Bahan Baku dan Produk (ICIS, 2019)


Keterangan Nama Senyawa Harga (US $/ton)
Produk Diamonium Fosfat 1.300
Bahan Baku Amoniak 385
Bahan Baku Asam Fosfat 450

1.5 Jenis-Jenis Proses

Ada beberapa jenis proses dalam pembuatan pupuk Diamonium Fosfat (DAP)

diantaranya sebagai berikut :

1. Proses TVA (Tennessee Valley Authority)

Asam Fosfat, Amoniak, air, dan keluaran Scrubber berupa mother liqour

diumpankan masuk ke dalam Reaktor, kondisi operasi di dalam Reaktor (P=1 atm,

T=115 °C) dan terjadi reaksi netralisasi, reaksi berlangsung selama 30 menit.

Produk keluarannya berbentuk slurry dialirkan menuju Rotary Ammoniator-

Granulator untuk pembentukan granul pupuk DAP. Granul DAP masih

mengandung air cukup tinggi sehingga diumpankan ke dalam Dryer, setelah granul

kering dimasukkan ke dalam Rotary Cooler dan di ayak dengan Screen. Hasil

pengayakan berupa granul yang berukuran oversize dihancurkan dengan Crusher

dan direcycle masuk ke dalam Rotary Ammoniator-Granulator. Produk onsize

dikirim ke tempat penyimpanan dan sebagaian juga direcycle bersama produk

oversize dan undersize. Berikut diagram proses pembuatan granular pupuk DAP

(Young et al., 1962).


18

Gambar 1. 6 Diagram Pembuatan Pupuk DAP dengan Proses TVA


(Young et al., 1962)
19

2. Pembuatan Diamonium Fosfat dengan Nissan Spray Tower

Pada proses ini, bahan baku yang digunakan meliputi phosphoric acid,

sulfuric acid, dan ammonia. Proses ini merupakan proses alternatif yang

dikemukakan oleh Nissan Chemical Industries Limited dari Jepang dan mampu

memproduksi diammonium phosphate dengan grade komersial yang rendah. Pada

proses ini, phosphoric acid dicampur dengan sulfuric acid dan diumpankan pada

absorber dan scrubber yang berfungsi untuk menyerap dan mereaksikan sebagian

gas ammonia yang lolos dari spray tower.

Reaksi yang terjadi :

H3PO4(l) + 2NH3(g) (NH4)2HPO4(s) (1.9)

H2SO4(l) + 2NH3(g) (NH4)2HPO4(s) (1.10)

Reaksi utama terjadi pada spray tower dengan merode penyerapan gas

ammonia oleh campuran phosphoric acid dan sulfuric acid. Produk reaksi berupa

diammonium phosphate kemudian dikeringkan dan didinginkan pada conveyor

untuk kemudian ditampung sebagai produk akhir dengan grade yang rendah.

(V.Sauchelli : 154)
20

Gambar 1. 7 Diagram Proses Pembuatan Granul Diamonim Fosfat dengan Proses


Nissan Spray Tower (V. Sauchelli, )
1.6 Pemilihan Proses

1.6.1 Berdasarkan Tinjauan Termodinamika

1. Entalpi Pembentukan

ΔH menunjukkan panas reaksi yang dihasilkan selama proses

berlangsungnya reaksi kimia. Besar atau kecil nilai ΔH tersebut menunjukan jumlah

energi yang dibutuhkan maupun dihasilkan. ΔH bernilai positif (+) menunjukan

bahwa reaksi tersebut membutuhkan panas untuk berlangsungnya reaksi sehingga

semakin besar ΔH maka semakin besar juga energi yang dibutuhkan. Sedangkan

ΔH bernilai negatif (-) menunjukan bahwa reaksi tersebut menghasilkan panas

selama proses berlangsungnya reaksi. Berikut ini merupakan data energi

pembentukan (ΔHf°) pada 25 oC untuk masing–masing komponen :


21

Tabel 1. 6 Data Energi Pembentukan pada Suhu 25 oC (CRC Press, 2000)


Komponen ΔHf 298 (kJ/Kmol)
NH3 -133,846
H3PO4 -1271,7
(NH4)2HPO4 -1566,9

Perhitungan Entalpi pada suhu 298 K

∆Hrx = (∆Hproduk - ∆Hreaktan) 298 (1.11)

∆H298 = ∆H298(NH4)2HPO4 – (∆H298 2NH3 + ∆H298 H3PO4) (1.12)

∆H298 = -1566,9 – [(2 x -133,846) + (-1271,7)]

∆H298 = -27,508 kJ/kmol

2. Energi Bebas Gibbs

ΔGo menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi kimia. ΔGo

bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat berlangsung

secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar. Sedangkan

ΔGo bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung

secara spontan dan hanya sedikit membutuhkan energi. Oleh karena itu, semakin

kecil atau negatif ΔGo maka reaksi tersebut akan semakin baik karena untuk

berlangsung spontan energi yang dibutuhkan semakin kecil. Berikut merupakan

data energi Gibbs (ΔG°) pada 25 oC untuk masing–masing komponen:

Tabel 1. 7 Data Energi Bebas Gibbs pada Suhu 25 oC (CRC Press, 2000)
Komponen ΔGo 298 (kJ/Kmol)
NH3 -16,45
H3PO4 -1019,4858
(NH4)2HPO4 -1210,56
22

Perhitungan Energi Gibbs pada suhu 298 K

∆Grx = (∆Gproduk - ∆Greaktan) 298 (1.13)

∆G298 = ∆G298(NH4)2HPO4 – (∆G298 2NH3 + ∆G298 H3PO4) (1.14)

∆G298 = -1210,56 – [(-2 x -16,45) + (-1019,4858]

∆G298 = -158,174 kJ/kmol

1.7 Perbandingan Proses

Berikut perbandingan proses untuk pembuatan pupuk Diamonium Fosfat

diuraikan pada Tabel 2.3.

Tabel 1. 8 Seleksi Proses Pembuatan Pupuk DAP


TVA
Nissan Spray Referensi
Seleksi (Tennessee Valley
Tower**
Authority)*
Kondisi operasi T=115 °C, T=100,5 °C, (Young et al.,
Reaktor P = 1 atm P = 2 atm
1962)*
Bahan baku Asam Fosfat dan Asam Fosfat,
Amoniak Amoniak, dan ( V. Sauchelli,
Asam Sulfat
1960)**
Reaksi Eksotermis Eksotermis
Konversi 84% 80%
Fasa Cair-Gas Cair-Gas
Ratio mol N/P 1,45 1,5

Berdasarkan perbandingan yang telah ditinjau dari kondisi maka akan di

buat pabrik dengan menggunakan proses TVA (Tennessee Valley Authority) untuk

pembuatan pupuk Diamonium Fosfat dengan kapasitas 100.000 ton/tahun dengan

pertimbangan tekanan operasi lebih rendah dan aman serta proses cukup sederhana.
23

BAB II

PERANCANGAN PRODUK

Untuk memenuhi kualitas produk sesuai target pada perancangan ini,

maka mekanisme pembuatan Diamonium Fosfat dirancang berdasarkan variabel

utama yaitu : spesifikasi produk, spesifikasi bahan baku dan pengendalian kualitas.

Spesifikasi dari bahan baku pembuatan Diamonium Fosfat sebagai berikut:

2.1 Identifikasi Bahan Baku dan Produk

23
24

Tabel 2. 1 Identifikasi Bahan Baku dan Produk


Parameter Asam Fosfat Amoniak Diamonium Fosfat
Berat Molekul 98 g/mol 17 g/mol 132,06 g/mol
Nama Lain Asam Ortofosfat Ammonia Anhydrous Amonium Fosfat; Amonium
Ortofosfat
Fase Cairan kental Gas Padat
Warna Tidak Berwarna Tidak berwarna Coklat
Aroma Kurang Berbau berbau tajam Tidak Berbau
Rasa Asam - Asin
Temperatur - -33 oC -
Temperatur Kritis - 405,65 K (132,5 oC ) -
Titik Didih 158 oC -33,5 oC -
Titik Leleh 42 oC -77,8 oC 155 °C (311 OF; 428 K)
Titik Nyala - 132 oC
Densitas 1,9 g/cm3 682 kg/m3 (1 atm, T=titik 1,619 g/cm3
didih)
Densitas Uap 3,4 - -
Specific Gravity (25 oC) 1,685 - -
Kelarutan 548 g/100 g air pada pada 20 89,9 g/100 mL (0 oC) 69,5 g/100 g pada 25 oC
o
C 47 % pada 0 oC; 31 % pada 25
o
C; 106,7 g/100 mL pada 100 oC

Tekanan Uap 0,03 mmHg pada 20 oC 11,6 -


Tekanan Kritis - 112,78 bar -
Volume Kritis - 0,073 -
Viskositas 147 cP 0,475 cP pada -69 oC -
0,317 cP pada -50 oC
25

0,276 cP pada -40 oC


0,255 cP pada -33,5 oC
pH 1,5 - 8
Entropi Molar Standar 158 J/mol.K - -
Entropi Pembentukan Standar -1271,7 kJ/mol - -
Energi Gibbs -1019,4858 kJ/mol -16,45 kJ/mol (gas) -1210,56 kJ/mol (298 K)
Entropi 150,8 J/mol.K 192,8 J/mol.K (-0,0989
J/mol.K)
Entalpi - -133,846 kJ/mol -1566,91 kJ/mol (298 K)
Kemurnian 75 % - -
Kapasitas Panas 145 J/mol.K Pada Suhu (-23,15 oC) : 4,52 185,87 kcal/kmol.K (188
kJ/kg.K (liquid) J/kmol.K)
Kadar P2O5 : 50 % 99,5 % -
6
Konduktivitas Termal - 592x10 kW/m.K (250 K) -
Panas Laten Penguapan - 1371,2 kJ/kg (1,013 bar , -33 -
o
C)
Sifat Kimia - Merupakan asam lemah - Sebagian besar digunakan - Mudah larut dalam air dan
- Pada temperatur tinggi, sebagai pupuk dan sebagai stabil
asam dapat bereaksi pembersih - Bersifat netral dalam tanah,
dengan metal dan - Amoniak dalam bentuk larut dengan cepat didalam
teroksidasi cairan dapat digunakan tanah
- Asam fosfat dapat sebagai pelarut - Ketika dipanaskan hingga
direduksi dengan pereduksi - Bereaksi dengan asam terurai dapat menimbulkan
kuat seperti H2 dapat membentuk garam racun dari Fosfor Oksida,
- Bersifat korosif, jika NH3 + HCl H4Cl Oksida Nitrogen, dan
terkena mata dapat - 15% larut dalam Alkohol Amoniak
menyebabkan kerusakan 95% pada suhu 20 oC dan
26

sementara, terkena kulit 11% larut dalam Alkohol - Kontak dengan kulit yang
menyebabkan kulit pada suhu 30 oC berkepanjangan
terbakar. - 20% larut dalam Etanol menyebabkan iritasi
pada 0 oC dan 10% pada - Jika tertelan dapat
suhu 25 oC menyebabkan iritasi pada
16% larut dalam Methanol lambung
pada suhu 25 oC - Tidak menyebaban
kebakaran, tetapi saat
dipanaskan akan
menghasilkan gas
yang berbahaya.
27

2.2 Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas agar

diperoleh barang hasil jadi yang kualitasnya sesuai dengan standar yang diinginkan.

Pengendalian dan pengawasan jalannya operasi dilakukan dengan alat

pengendalian yang berpusat di control room, dilakukan dengan cara automatic

control yang menggunakan indikator. Apabila terjadi penyimpangan pada indikator

yang telah ditetapkan baik itu flow rate bahan baku atau produk, level control,

maupun temperature control, dapat diketahui dari sinyal atau tanda yang diberikan

yaitu nyala lampu, bunyi alarm dan sebagainya. Bila terjadi penyimpangan, maka

penyimpangan tersebut harus dikembalikan pada kondisi atau set semula baik

secara manual atau otomatis.

Beberapa alat kontrol yang dijalankan yaitu, kontrol terhadap kondisi

operasi baik tekanan maupun suhu. Alat kontrol yang harus diset pada kondisi

tertentu antara lain :

1. Temperature Controller (TC), adalah instrumentasi yang digunakan untuk

mengamati temperatur suatu alat dan bila terjadi perubahan maka akan

timbul tanda/isyarat berupa suara dan nyala lampu serta dapat melakukan

pengendalian.

2. Level Controller (LC), adalah instrumentasi yang digunakan untuk

mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat dan bila terjadi perubahan

dapat melakukan pengendalian.

3. Level Indicator Controller (LI), adalah instrumentasi yang digunakan untuk

mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat.


28

4. Pressure Controller (PC), adalah instrumentasi yang digunakan untuk

mengamati tekanan operasi suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat

melakukan pengendalian.

5. Flow Controller (FC), adalah instrumentasi yang digunakan untuk

mengamati laju alir larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan bila terjadi

perubahan dapat melakukan pengendalian.

2.3 Pengendalian Kuantitas

Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan

mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama, dan lain-

lain. Penyimpangan perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan evaluasi.

Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan kondisi perusahaan.

2.4 Pengendalian Waktu

Pengendalian kualitas yang dimaksud adalah pengawasan produk

terutama pada produk-produk yang terbentuk pada saat dipindahkan dari tangki

penyimpanan ke mobil truk dan ke kapal. Untuk mencapai kuantitas tertentu

perlu adanya waktu tertentu pula. Adanya standard operational product (SOP)

akan lebih membantu.

2.5 Pengendalian Bahan Proses

Pengendalian kualitas dari bahan baku dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana kualitas bahan yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan

spesifikasi yang ditentukan untuk proses. Apabila setelah dianalisa tidak sesuai,
29

maka ada kemungkinan besar bahan baku tersebut akan dikembalikan kepada

supplier.

Kegiatan proses produksi diharapkan menghasilkan produk yang

mutunya sesuai dengan standard dan jumlah produksi yang sesuai dengan

rencana serta waktu yang tepat sesuai jadwal.


BAB III

PERANCANGAN PROSES

Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka pada perancangan

pabrik Diamonium Fosfat perlu memilih proses yang tepat agar proses produksi

lebih effektif dan effisien.

3.1 Uraian Proses

Proses pembuatan pupuk Diamonium Fosfat (DAP) dengan formula 18-46

dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

3.1.1 Reaksi

Reaksi pembentukan Diamonium Fosfat dari Asam Fosfat dan Amonia serta

hasil pencucian Amonia dari Scrubber dilakukan pada fasa cair dalam Reaktor

dengan suhu 115 °C, tekanan 1 atm secara kontinyu dan level Reaktor dijaga 40-

60% tinggi liquid di dalamnya. Reaksi berlangsung selama 30 menit, dan Asam

Fosfat yang diumpankan mengandung 30-54% P2O5. Di dalam Reaktor terjadi

reaksi netralisasi (Easley, 1967).

2NH3(liq) + H3PO4(liq) → (NH4)2HPO4 (DAP)(liq) ∆H= -990 kcal/kg NH3 (3.1)

Reaksi netralisasi ini bersifat eksotermis, dimana panas yang dihasilkan dapat

menguapkan air sehingga produk slurry yang keluar kandungan airnya tersisa

sebesar 13-22%. Mol ratio N/P pada Reaktor berkisar antara 1,26-1,47 dengan

solubity maksimal mol ratio N/P sebesar 1,45 dan pH terukur dari produk keluaran

Reaktor berkisar 5,5-5,7. Suhu slurry yang keluar dari Reaktor adalah 115 oC.

30
31

Produk slurry ini selanjutnya akan diumpankan ke dalam Granulator untuk

pembentukan granul pupuk DAP.

3.1.2 Granulasi

Pembentukan granul pupuk terjadi di dalam alat Granulator dan umpan yang

masuk ke dalam Granulator adalah produk slurry dari Reaktor, serta recycle solid

yang berasal dari hasil Crusher produk oversize dan produk undersize dari hasil

screening.

Panas yang dihasilkan dari reaksi pembentukan DAP dapat membantu proses

pengerasan granul yang terbentuk. Suhu produk keluaran Granulator berkisar antara

65,5-82 °C dengan kandungan air berkisar 2,5-4,5%. Selanjutnya produk akan

diumpankan secara gravitasi ke dalam Dryer untuk memperoleh kadar air yang

diinginkan yaitu maksimal 2% (BSN, 2005).

3.1.3 Pengeringan dan Pengayakan

Pengeringan bertujuan untuk mengeringkan padatan keluaran Granulator

hingga kadar airnya maksimal 2% dengan menggunakan udara pengering yang

dihasilkan dari Heater. Produk kering selanjutnya diumpankan ke dalam Screen

untuk mendapatkan ukuran granul -6+10 mesh Tyler, hasil proses pengayakan

diperoleh produk oversize, undersize dan onsize. Produk oversize yang telah

dipisahkan dihaluskan ke dalam Crusher, produk undersize dari screen jatuh secara

gravitasi ke dalam Belt Conveyor Recycle, sedangkan produk dengan ukuran onsize

dilakukan packing dalam kemasan karung pupuk 50 kg. Pupuk dalam kemasan
32

diangkut menggunakan truk untuk dipasaran dan sebagian disimpan pada gudang

penyimpan kemasan pupuk.

3.2 Spesifikasi Alat

3.2.1 Tangki Penyimpanan Amoniak (T-101)

Nama Alat : Tangki Penyimpanan Amoniak

Kode Alat : T-101

Fungsi : Tempat penyimpanan Amoniak

sebelum di gunakan dalam proses

Tipe : Spherical Tank

Bahan Konstruksi : Carbon Steel

Lama Penyimpanan : 7 Hari

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = -38 °C

Kapasitas Tangki : 68,5423 m3 Per tangki

Diameter : 10,91 m

Tinggi Tangki : 10,91 m

Tebal Shell : 1/4 in

Tebal Isolasi : 7 ½ In

Jumlah Tangki :8 Buah


33

Harga : US$ 45.456 per tangki

3.2.2 Tangki Penyimpanan Asam Phosphat (T-102)

Nama Alat : Tangki Penyimpanan Asam Fosfat

Kode Alat : T-102

Fungsi : Tempat penyimpanan Asam Fosfat

sebelum di gunakan dalam proses

Tipe : Tangki berupa silinder tegak, tutup

atas berupa conical roof dan tutup

bawah berupa plate.

Bahan Konstruksi : Carbon Steel

Lama Penyimpanan : 15 Hari

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = 30 °C

Kapasitas Tangki : 832,92857 m3 Per tangki

Diameter Luar : 12,192 m

Tinggi Tangki : 11,618 m

Tebal Shell : 5/8 in

Tebal Tutup Atas : 5/16 in

Tebal Tutup Bawah : 3/4 in


34

Jumlah Tangki : 4 Buah

Harga : US$ 187.728 per Tangki

3.2.3 Reaktor

Nama Alat : Reaktor

Kode Alat : R-101

Fungsi : Tempat terjadinya reaksi Asam

fosfat dan Amonia menghasilkan

Diamonium Fosfta

Tipe : Reaktor Gelembung berpengaduk

dengan Koil pendingin

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 316

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = 115 °C

Dimensi Reaktor:

Tinggi total : 12,4868 m

Tebal dinding shell : 3/16 in

Tinggi Cairan : 6,3132 m

Diameter : 3,5073 m

Diameter Sparger : 0,1798 m


35

Diameter orifice : 0,25 cm

Jumlah koil : 12 Lilitan

Tinggi Tumpukan : 1,0175 m

Power Pengaduk : 1,5 Hp

Jumlah Pengaduk : 1 Buah

Pressure drop : : 1,2587 psi

Harga : US$ 1.529.922

3.2.4 Scrubber

Nama Alat : Scrubber

Kode Alat : SB-101

Fungsi : Menghilangkan gas Flourine,

Traces Amoniak, partikulat, dan

uap air dari keluaran Reaktor

Tipe : Packed Column

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 316

Jenis Packing : Intalox Saddles

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = 100 °C

Flowrate gas in : 7812,6888 m3/ jam


36

Diameter kolom : 1,07 m

Tinggi Kolom : 11,5221 m

Tebal Kolom : 3/16 in

Tebal Tutup : 3/16 in

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 160.926

3.2.5 Granulator

Nama Alat : Granulator

Kode Alat : G-101

Fungsi : Mengubah dan Membentuk Slurry

menjadi butiran Diamonium Fosfat

Tipe : Rotary Drum Granulator

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 304

Kondisi Operasi : Tekanan = 29,92 in Hg

Suhu = 87 °C

Flowrate in : 17198,4095 kg/ jam

Diameter kolom : 2,23 m

Panjang Kolom : 7,21 m


37

Volume Granulator : 997,240 ft3 = 28367,8 L

Tebal Kolom : 6/16 in

Putaran Granulator : 4 rpm

Slope kemiringan : 3°

Power untuk Memutar Granulator : 7,3 Hp

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 281.867

3.2.6 Rotary Dryer

Nama Alat : Rotary Dryer

Kode Alat : RD-101

Fungsi : Mengeringkan Diamonium Fosfat

keluar dari Granulator

Tipe : Single Shell Direct Heat Rotary

Dryer

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 316

Kondisi Operasi : Tekanan = 29,92 in Hg

Suhu = 87 °C

Flowrate in : 17198,4095 kg/ jam

Flowrate Udara : 73164,7982 kg/jam


38

Diameter Rotary : 2,627 m

Panjang Rotary : 18,12 m

Volume Rotary Dryer : 98.664 L

Tebal Kolom : 1/2 in

Putaran Rotary Dryer : 2.95 rpm

Slope kemiringan : 5°

Power Rotary Dryer : 10 Hp

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 306.740

3.2.7 Screen

Nama Alat : Screen

Kode Alat : SC-101

Fungsi : Memisahkan produk yang

berukuran lebih besar dari 6 mesh

dan lebih kecil dari 10 mesh, yang

keluar dari Rotary Dryer.

Tipe : High Speed Vibrating Screen

Bahan Konstruksi : Stainless Steel, SA-304

Rate Masuk : 1013,5998 kg/jam


39

Luas Area Screen : 0,4397 m2

Panjang Screen : 0,8121 m

Lebar Belt : 0,5414 m

Kemiringan : 30 o

Frequency Ranging : 1800 rpm

Daya Motor : 7 Hp

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 19.245

3.2.8 Cyclone

Nama Alat : Cyclone

Kode Alat : CY-101

Fungsi : Memisahkan Debu Produk dengan

udara yang keluar dari Rotary Dryer

Tipe : Cyclone Separator

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 304

Diameter Atas : 1,84 m

Diameter Bawah : 0,613 m

Tebal Shell : 3/16 in


40

Tebal Tutup Atas : 3/16 in

Tebal Tutup Bawah : 3/16 in

Daya : 1 Hp

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 7202

3.2.9 Bag Filter

Nama Alat : Bag Filter

Kode Alat : BF-101

Fungsi : Memisahkan Udara dari polutan

sebelum masuk ke dalam Heater

Tipe : Shaker-Cleaned Filter

Diameter Partikel : > 2 mikron

Luas atas : 36 m2

Diameter Bawah : 1,5 m

Tinggi : 12 m

Diameter Pipa Dalam : 24 cm

Jumlah Pipa : 1296 Buah

Velocity : 2,5m/min
41

Δp : 1,5 kPa

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 93.982


3.2.10 Bag Filter

Nama Alat : Bag Filter

Kode Alat : BF-102

Fungsi : Memisahkan Udara dari polutan

sebelum di buang ke lingkungan

Tipe : Shaker-Cleaned Filter

Diameter Partikel : > 2 mikron

Luas atas : 25 m2

Diameter Bawah :1m

Tinggi : 10 m

Diameter Pipa Dalam : 20 cm

Jumlah Pipa : 625 Buah

Velocity : 2,5m/min

Δp : 1,5 kPa

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 88.079


42

3.2.11 Crusher

Nama Alat : Crusher

Kode Alat : CR-101

Fungsi : Mengecilkan ukuran butiran

Diamonium Fosfat yang lebuh kecil

dari 6 mesh sebelum di recycle

masuk ke dalam Granulator

Tipe : Roll Crusher

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 304

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = 30 °C

Daya Motor : 2,5 Hp

Jumlah Alat :1 Buah

Harga : US$ 116.179

3.2.12 Mixer

Nama Alat : Mixer

Kode Alat : M-101


43

Fungsi : Mengencerkan Asam Fosfat 85%

menjadi 54%

Tipe : Silinder Vertikal denga head dan

bottom berbentuk Torispherical

Bahan Konstruksi : Stainless Steel 304

Jenis Pengaduk : Propeller 1 Blade

Lama Penyimpanan : 0,5 jam

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = 30 °C

Volume Mixer : 4,6093 m3

Diameter Mixer : 1,6764 m

Tinggi Mixer : 3,15 m

Tinggi Cairan : 1,8912 m

Tebal Shell : 3/16 in

Tebal Tutup Atas : 3/16 in

Jumlah Pengaduk : 1 Buah

Power pengadukan : 12 Hp

Jumlah Mixer :1 Buah

Harga : US$ 153.606


44

3.2.13 Bin Produk

Nama Alat : Bin Produk

Kode Alat : B-101

Fungsi : Menampung sementara

Diamonium Fosfat dari Bucket

Elevator sebelum di packing

Type : Tangki Silinder Vertikal dengan

tutup atas berupa Plate dan tutup

bawah berupa Conical

Bahan Konstruksi : Carbon Steel

Waktu Penyimpanan : 8 jam

Volume Bahan : 3567,1384 ft3 = 101 m3

Volume Bin : 4485,922997 ft3 = 101 m3

Tinggi Bin : 9,097602 m

Diameter Dalam : 4,587 m

Diameter Luar : 4,6 m

Diameter Bukaan : 0,0853 m

Tebal Shell : ¼ in

Jumlah Alat : 1 Buah


45

Harga : US$ 32.587

3.2.14 Packaging Unit

Nama Alat : Unit Pengemasan

Kode Alat : P-101

Fungsi : Mengemas Hasil Produk

Diamonium Fosfat dari Bin ke

dalam Plastic Bag

Type : Multiple paper bag dengan tipe

sewn valve bag

Kondisi Operasi : Tekanan = 1 Atm

Suhu = 30 °C

Rate Masuk : 5,9028 kg/s

Waktu Operasi : 10 jam

Kapasitas Produk : 425 bag/jam = 7 bag/menit

Jumlah Alat : 1 Unit

Harga : $ 15.349

3.2.15 Gudang Penyimpaan

Nama Alat : Gudang Penyimpanan

Kode Alat : PG-101


46

Fungsi : Sebagai Tempat peyimpanan

Produk selama 7 hari

Bentuk : Prisma Tegak segi empat

Bahan : Dinding Beton dan Atap Seng

Kapasitas Gudang : 2121212,1168 kg/minggu

Lebar Gudang : 27 m

Panjang Gudang : 55 m

Tinggi Gudang : 7,7 m

Jumlah Alat : 1 Unit


46

3.2.16 Heat Exchanger


Tabel 3. 1 Table Spesifikasi Heat Exchanger
Parameter (VAP-101) (H-101) (H-102) (H-103) (H-104)

Fungsi Menguapkan dan menaikan Memanaskan Amonia Memanaskan Asam Memanaskan Cairan Memanaskan Udara dari
suhu NH3 cair menjadi gas, sebelum masuk ke dalam Fosfat sebelum masuk ke sebelum masuk ke 30 oC ke 140 oC sebelum
sebelum masuk Reaktor ( Reaktor dengan menaikan dalam Reaktor dengan dalam Reaktor dengan masuk ke Rotary Dryer.
R-01) dari suhu -38oC suhu dari 30 oC ke 115 oC. menaikan suhu dari 30 oC menaikan suhu dari 100
menjadi 30 0C. ke 115 oC o
C ke 115 oC

Tipe Double pipe Heat Double pipe Heat Double pipe Heat Double pipe Heat Shell And Tube Heat
Exchanger Exchanger Exchanger Exchanger Exchanger

Bahan Konstruksi Carbon Steel 283-Grade C Stainless Steel SA-304 Carbon Steel Carbon Steel Stainless Steel SA 340
Media Pemanas - - - - Steam, 220 oC
Dimensi - - - - -
Tube Side - - - - -
OD - - - - 0,00254 m
BWG - - - - 16
ID - - - - 0,00221 m
Panjang - - - - 2,4384 m
Pressure Drop - - - - 0,0872 psi
Shell Side - - - - -
Pitch - - - - 0,0318 m
Pass - - - - 2
Baffle Space - - - - 0,3683 m
47

Pressure Drop - - - - 0,0025 psi


Dimensi - - - - -
Annulus - - - - -
Jenis Fluida Ammonia Ammonia Asam Fosfat Asam Fosfat -
IPS 3 - - - -
OD 3,5 in 2,380 in 2,469 in 3,5 in -
ID 3,068 in 2,067 in 2,880 in 3,068 in -
Pressure Drop 0,0225 psi 0,164 psi 0,019 psi 0,0228 psi -
Inner Pipe - - - - -
Jenis Fluida Steam Steam Steam Steam -
IPS 2 - - - -
OD 2,38 in 1,380 in 1,380 in 1,380 in -
ID 2,07 in 1,660 in 1,660 in 1,660 in -
Pressure Drop 0,0167 psi 0,0,569 psi 0,198 psi 0,198 psi -
Luas Transfer Panas 65,834 ft2 36,811 ft2 62,007 ft2 70,568 ft2 -
Uc 177,183 Btu/jam ft2 oF 511 Btu/jam ft2 oF 157 Btu/jam ft2 oF 116 Btu/jam ft2 oF -
Ud 114,662 Btu/jam ft2 oF 83,623 Btu/jam ft2 oF 61,1116 Btu/jam ft2 oF 53,6981 Btu/jam ft2 oF -
Rd 0,00308 0,0175 0,0109 0,0086 -
Jumlah Hair Pin 6 Buah 3 Buah 4 Buah 4 Buah -
Panjang Hair Pin - 6,096 m 6,096 m 6,096 m -

Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah


Harga US$ 3.648 US$ 1.653 US$ 1.889 US$ 1.889 US$ 83.592
48

3.2.17 Belt Conveyor

Tabel 3. 2 Spesifikasi Belt Conveyor


Parameter BC-101 BC-102 BC-103A BC-103B
Fungsi Mengangkut Mengangkut Mengangkut Mengangkut Undersize
Diamonium Fosfat Diamonium Fosfat Diamonium Fosfat dari Screen menuju Belt
Oversize dari screen Onsize menuju Bin Screen menuju BC- Conveyor Recycle
menuju Crusher 103B

Tipe Horizontal Belt Horizontal Belt Horizontal Belt Vertical Belt Conveyor
Conveyor Conveyor Conveyor
Bahan Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel
Kondisi Operasi Tekanan = 1 Atm Tekanan = 1 Atm Tekanan = 1 Atm Tekanan = 1 Atm
Suhu = 30 °C Suhu = 30 °C Suhu = 30 °C Suhu = 30 °C

Kapasitas 1484,8 kg/jam 33409 kg/jam 2227,3 kg/jam 2227,3 kg/jam


Panjang Belt 5,8 m 6,7 m 3,6 m 3m
Lebar Belt 0,4 m 0,4 m 0,4 m 0,4 m
Tinggi Belt 3m 3m 3m 8,5 m
Kecepatan Normal 61 m/menit 61 m/menit 61 m/menit 61 m/menit
Daya Motor 4 Hp 4 Hp 5 Hp 5 Hp
Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
Harga US$ 13.224 US$ 14.877 US$ 9.091 US$ 17.828
49

Tabel 3. 3 Spesifikasi Belt Conveyor

Parameter BC-104 BC-105 BC-106 BC-107


Fungsi Mengangkut Mengangkut Mengangkut Mengangkut
Diamonium Fosfat dari Diamonium Fosfat dari Diamonium Fosfat dari Diamonium Fosfat dari
Cyclone menuju keluaran Crusher Screen dan Crusher Bin ke Bucket Elevator
Crusher menuju Belt Conveyor hasil Recycle menuju
Recycle Granulator
Tipe Vertical Belt Conveyor Horizontal Belt Horizontal Belt Vertical Belt Conveyor
Conveyor Conveyor
Bahan Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel
Kondisi Operasi Tekanan = 1 Atm Tekanan = 1 Atm Tekanan = 1 Atm Tekanan = 1 Atm
Suhu = 30 °C Suhu = 30 °C Suhu = 30 °C Suhu = 30 °C

Kapasitas 3037,2 kg/jam 4522 kg/jam 6749,3 kg/jam 33409 kg/jam


Tinggi Belt 6,3 m 12 m 3,5 m 5,8 m
Lebar Belt 0,1 m 0,4 m 0,4 m 0,4 m
Panjang Belt 2 m 2m 15 m 3m
Kecepatan Normal 61 m/menit 61 m/menit 61 m/menit 61 m/menit
Daya Motor 5 Hp 5 Hp 5 Hp 4 Hp
Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
Harga US$ 14.050 US$ 23.495 US$ 27.864 US$ 13.224
50

3.2.18 Bucket Elevator

Tabel 3. 4 Spesifikasi Bucket Elevator

Parameter (BE-101) (BE-102) (BE-103) (BE-104) (BE-105)


Fungsi Mengangkut Mengangkut Mengangkut Mengangkut Mengangkut
Diamonium Fosfat Diamonium Fosfat Diamonium Fosfat Diamonium Fosfat Diamonium Fosfat
dari Rotary Dryer dari Screen menuju onsize dari Screen Recycle ke dari Belt Conveyor
menuju Screen Crusher menuju Bin Granulator menuju Packanging
unit
Type Centrifugal Centrifugal Centrifugal Centrifugal Centrifugal
Discharge Bucket Discharge Bucket Discharge Bucket Discharge Bucket Discharge Bucket
Bahan Konstruksi Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel
Kondisi Operasi Tekanan : 1 Atm Tekanan : 1 Atm Tekanan : 1 Atm Tekanan : 1 Atm Tekanan : 1 Atm
Suhu : 30 oC Suhu : 30 oC Suhu : 30 oC Suhu : 30 oC Suhu : 30 oC
Ukuran Bucket 6 x 4 x 41/4 6 x 4 x 41/4 6 x 4 x 41/4 6 x 4 x 41/4 6 x 4 x 41/4
Jarak Antara 0,4 m 0,4 m 0,4 m 0,4 m 0,4 m
Bucket
Tinggi Elevator 7,6 m 4,2 m 4,2 m 9,4 m 4,2 m
Head Shaft Speed 43 rpm 43 rpm 43 rpm 43 rpm 43 rpm
Daya Motor 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp
Jumlah Alat 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
Harga US$ 12.751 US$ 10.154 US$ 10.154 US$ 13.932 US$ 10.154
51

3.2.19 Pompa
Tabel 3. 5 Tabel Spesifikasi Pompa

Parameter (P-101A) (P-101B) (P-102A) (P-102B)


Fungsi Mengalirkan Fresh Feed Mengalirkan Amonia dari Mengalirkan Asam Fosfat Mengalirkan Asam Fosfat
Amonia dari Tangki Vaporizer ke Heater masuk ke dalam HE dari HE masuk ke dalam
penyimpanan ke Vaporizer Reaktor
Type Centrifugal Pump Centrifugal Pump Centrifugal Pump Centrifugal Pump
Bahan Konstruksi Commercial Steel Commercial Steel Commercial Steel Commercial Steel
Kapasitas 3720,1425 liter/jam 3720,142 liter/jam 4496,9159 liter/jam 4496,9159 liter/jam
Power Pompa 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp
Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
Harga US$ 3.896 US$ 3.896 US$ 4.605 US$ 4.605

Tabel 3. 6 Tabel Spesifikasi Pompa

Parameter (P-103A) (P-103B) (P-104) (P-105)


Fungsi Mengalirkan Asam Fosfat Mengalirkan Asam Fosfat dari Mengalirkan Cairan dari Mengalirkan Produk Slurry
masuk ke dalam Mixer Mixer masuk ke dalam Scrubber menuju Reaktor dari Reaktor menuju
Scrubber Granulator
Type Centrifugal Pump Centrifugal Pump Centrifugal Pump Centrifugal Pump
Bahan Konstruksi Commercial Steel Commercial Steel Commercial Steel Commercial Steel
Kapasitas 7375,1095 liter/jam 7375,1095 liter/jam 7375,1095 liter/jam 11260,3 liter/jam
Power Pompa 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp 1,5 Hp
Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
Harga US$ 5.313 US$ 5.313 US$ 5.313 US$ 6.021
52

3.2.20 Blower

Blower (BW-430)

Fungsi : Menghisap Udara untuk di umpankan ke dalam

Heater Udara

Type : Backward Curve Blade Centrifugal Blower

Rate Udara : 35251,7595 kg/jam

Tekanan Blower : 3,5742 Psi

Power Blower : 20 Hp

Jumlah Alat : 1 Buah

Harga : US$ 72.257

3.3 Perencanaan Produksi

Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang

perlu diperhatikan, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal

adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah produk

yang dihasilkan, sedangkan faktor internal adalah kemampuan pabrik.

1. Kemampuan Pasar

Dapat dibagi menjadi 2 kemungkinan, yaitu :

a. Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik,

maka rencana produksi disusun secara maksimal.


53

b. Kemampuan pasar lebih kecil dibandingkan kemampuan pabrik.

Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk menyusun rencana

produksi, misalnya :

1) Rencana produksi sesuai dengan kemampuan pasar atau

produksi diturunkan sesuai kemampuan pasar dengan

mempertimbangkan untung dan rugi.

2) Rencana produksi tetap dengan mempertimbangkan bahwa

kelebihan produksi disimpan dan dipasarkan tahun

berikutnya.

3) Mencari daerah pemasaran.

2. Kemampuan Pabrik

Pada umunya pabrik ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Material ( bahan baku )

Dengan pemakaian material yang memenuhi kualitas dan kuantitas

maka akan tercapai target produksi yang diinginkan.

b. Manusia ( tenaga kerja )

Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian

pabrik, untuk itu perlu dilakukan pelatihan atau training pada

karyawan agar keterampilannya meningkat.

c. Mesin ( peralatan )

Ada dua hal yang mempengaruhi keandalan dan kemampuan

mesin, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam

kerja efektif adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi pada


54

kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu. Kemampuan

mesin adalah kemampuan suatu alat dalam proses produksi.


BAB IV

PERANCANGAN PABRIK
4.1 Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik merupakan salah satu yang paling penting dalam pendirian

suatu pabrik untuk kelangsungan operasi pabrik. Banyak pertimbangan yang

menjadi dasar dalam menentukan lokasi pabrik, antara lain : letak pabrik dengan

sumber bahan baku dan bahan pembantu, letak pabrik dengan pasar penunjang,

transportasi, tenaga kerja, kondisi sosial dan kemungkinan pengembangan di masa

mendatang. Hal utama yang harus diperhatikan adalah suatu pabrik harus

dilokasikan sedemikian rupa sehingga mempunyai biaya produksi dan distribusi

seminimal mungkin serta memiliki kemungkinan yang baik untuk dikembangkan.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka lokasi pabrik Diamonium Fosfat

ditetapkan di Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia.

Gambar 4. 1 Peta Bontang, Kalimantan Timur

55
56

4.1.1 Faktor Utama Penentuan Lokasi Pabrik

Faktor utama ini mempengaruhi secara langsung tujuan utama pabrik yang

meliputi produksi dan distribusi produk. Faktor-faktor utama meliputi :

1. Letak Pasar

Prospek pasar menjadi sangat penting karena untung ruginya

suatu pabrik sangat tergantung pada pemasaran produknya. Dalam hal

ini lokasi pabrik harus didirikan di daerah yang cerah prospek

pemasarannya. Pupuk Diamonium Fosfat ((NH4)2HPO4) atau pupuk

DAP merupakan jenis pupuk yang secara luas digunakan dalam pertanian

dan perkebunan. Dengan makin populernya industri kelapa sawit di

Kalimantan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya merupakan

Negara agraris sehingga mayoritas penduduknya adalah bertani, maka

prospek pasar pupuk Diamonium Fosfat pun dinilai sangat

menguntungkan. Pemasaran sendiri dilakukan dengan memanfaatkan

jalur laut dan sungai untuk daerah yang berada di luar Kalimantan Timur.

Selain itu kondisi jalur darat juga sangat memadai untuk pendistribusian

produk di sekitar Kalimantan Timur.

2. Sumber Bahan Baku

Penyediaan bahan baku merupakan hal yang paling penting dalam

proses produksi suatu pabrik, karena bisa atau tidaknya pabrik

berproduksi sangat tergantung pada persediaan bahan baku atau

pelabuhan tempat masuknya barang. Ditinjau dari tersedianya bahan


57

baku dan harga bahan baku, maka pabrik hendaknya didirikan dekat

dengan sumber bahan baku. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai

bahan baku :

- Letak sumber bahan baku

- Kapasitas sumber bahan baku dan berapa lama sumber tersebut dapat

diandalkan pengadaannya.

- Kualitas bahan baku yang ada dan apakah kualitas ini sesuai dengan

persyaratan yang dibutuhkan.

- Cara mendapatkan bahan baku dan pengangkutannya

Bahan baku amoniak dapat diperoleh langsung dari PT. Pupuk

Kalimantan Timur (PKT) dengan kapasitas 2.740.000 ton/tahun

Sedangkan untuk bahan baku asam fosfat dapat diperoleh dari PT.

Petrokimia Gresik Jawa Timur dengan kapasitas produksi 440.000

ton/tahun (Sumber: www.petrokimia-gresik.com). Maka dipilihlah

lokasi dekat dengan laut untuk mempermudah proses pengiriman bahan

serta produk nantinya.

3. Utilitas

Utilitas yang diperlukan adalah air, bahan bakar dan listrik.

Kebutuhan air sebagai air proses, air sanitasi dan air umpan boiler dapat

dipenuhi dengan baik dan murah karena area kawasan ini memiliki

sumber aliran sungai. Sarana yang lain seperti bahan bakar dan listrik

dapat diperoleh dengan cukup mudah.


58

4. TransportaTabel

Untuk mempermudah lalu lintas produk dan pemasarannya, pabrik

didirikan di Bontang karena lokasi pabrik berada tidak jauh dari area

pelabuhan Lok Tuan, serta jalan raya yang memadai. Sehingga

diharapkan aktivitas transportasi akan kebutuhan pabrik dapat berjalan

dengan baik.

5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan modal utama pendirian suatu pabrik.

Sebagian besar tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang

berpendidikan kejuruan atau menengah dan sebagian sarjana. Untuk

memenuhinya dapat diperoleh dari daerah sekitar lokasi pabrik. Selain

itu faktor kedisiplinan dan pengalaman kerja juga menjadi prioritas

dalam perekrutan tenaga kerja, sehingga diperoleh tenaga kerja yang

berkualitas.

6. Keadaan geografis dan iklim

Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang cukup stabil karena

memiliki iklim rata-rata yang cukup baik. Seperti daerah lain di

Indonesia yang beriklim tropis dengan temperatur udara berkisar 20 –

30oC. Bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor maupun banjir

besar jarang terjadi sehingga operasi pabrik dapat berjalan lancar.


59

4.1.2 Faktor Penunjang Penentuan Lokasi Pabrik


Faktor penunjang tidak secara langsung berperan dalam proses

industri, akan tetapi sangat berpengaruh dalam kelancaran proses produksi

dari pabrik itu sendiri. Faktor-faktor penunjang yang meliputi :

1. Perluasan Areal Pabrik

Perluasan pabrik dan penambahan bangunan di masa mendatang

harus sudah masuk dalam pertimbangan awal. Sehingga sejumlah area

khusus sudah harus dipersiapkan sebagai perluasan pabrik bila suatu saat

dimungkinkan pabrik menambah peralatannya untuk menambah kapasitas.

2. Perijinan

Lokasi pabrik dipilih pada daerah khusus untuk kawasan industri,

sehingga memudahkan dalam perijinan pendirian pabrik. Pengaturan tata

letak pabrik merupakan bagian yang penting dalam proses pendirian pabrik,

hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

 Segi keamanan kerja terpenuhi.

 Pengoperasian, pengontrolan, pengankutan, pemindahan maupun

perbaikan semua peralatan proses dapat dilakukan dengan mudah

dan aman.

 Pemanfaatan areal tanah seefisien mungkin.

 Transportasi yang baik dan efisien.

3. Prasarana dan Fasilitas Sosial

Prasaranan seperti jalan dan transportasi lainnya harus tersedia,

demikian juga fasilitas sosial seperti sarana kesehatan, pendidikan, ibadah,


60

hiburan, Bank dan perumahan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

dan taraf hidup.

4.2 Tata Letak Pabrik (Plant Layout)

Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari

komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan

yang efiesien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan

baku menjadi produk. Desain yang rasional harus memasukkan unsur lahan proses,

storage (persediaan) dan handling area dalam posisi yang efisien dan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut (Timerhause, 1991):

a. Urutan proses produksi.

b. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/perluasan lokasi yang belum

dikembangkan pada masa yang akan datang.

c. Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam proses, tenaga listrik dan

bahan baku.

d. Pemeliharaan dan perbaikan

e. Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan

kerja.

f. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya

yang memenuhi syarat.

g. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan

kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan

yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi

h. Masalah pembuangan limbah cair.


61

Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah dan sebagainya

diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.

Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa

keuntungan seperti (Timmerhaus, 1991) :

1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga

mengurangi material handling.

2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah

perbaikan mesin dan peralatan yang rusak atau di-blowdown.

3. Mengurangi ongkos produksi.

4. Meningkatkan keselamatan kerja.

5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.

6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.

Bangunan–bangunan yang ada di lokasi pabrik adalah sebagai berikut :

a. Peralatan-peralatan di area proses

b. Area utilitas

c. Bengkel mekanik untuk pemeliharaan

d. Gudang

e. Pemadam kebakaran

f. Kantor administrasi

g. Mesjid, kantin, Sekolah Dasar (SD) dan poliklinik

h. Area parkir

Luas total tanah yang dibutuhkan diperkirakan 46.175 m2 termasuk untuk

perluasan pabrik. Tata letak bangunan disusun dengan mempertimbangkan


62

pengangkutan bahan baku dan personel yang paling ekonomis. Perincian luas tanah

dan bangunan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Pengaturan tata letak ruangan daripada unit-unit bangunan dalam suatu

pabrik, dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga :

a. Pemakaian areal tanah sekecil mungkin.

b. Letak bangunan sesuai dengan urutan proses

c. Letak bangunan kantor dan bangunan untuk proses harus terpisah, hal ini

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bahaya yang mungkin timbul

d. Bahan baku dan produk dapat diangkut dengan mudah

e. Terjadinya areal tanah jalan maupun perluasan pabrik

f. Ventilasi dan penerangan yang cukup pada bangunan pabrik


63

Tabel 4.1 Rincian Luas Tanah dan Penggunaannya

Ukuran (p x l) Luas Total


No. Nama Bangunan Jumlah
(m) (m2) (m2)

1 Perkantoran 40 x 30 1200 1 1200

2 Parkir1 80 x 10 800 1 50
3 Jalan 1 10 x 70 700 1 700
4 Kantor R & D 40 x 30 1200 1 1200
5 Laboratorium 40 x 25 1000 1 1000
6 Jalan 2 10 x 70 700 1 700
7 Fire Station 30 x 25 750 1 750
8 Maintenance 40 x 32 1280 1 1280
9 Jalan 3 280 x 20 4800 1 4800
10 Perpustakaan 35 x 23 805 1 805
11 Kantor K3 40 x 30 1200 1 1200
12 Kantor Keamanan 25 x 25 625 1 625
13 Parkir 2 65 x 20 1300 1 1300
Area Proses, bahan baku,
14 130 x 65 8450 1 8450
gudang produk
15 Controll Room 30 x 10 300 1 300
16 Parkir 3 25 x 25 625 1 625
17 Jalan 4 110 x 5 550 1 550
18 Jalan 5 10 x 40 440 1 440
19 Jalan 6 110 x 10 1100 1 1100
20 Jalan 7 150 x 10 1500 1 1500
21 Jalan 8 20 x 90 1800 1 1800
22 Utilitas 100 x 40 4000 1 4000
23 Taman 40 x 20 800 1 800
64

Tabel 4.1 Rincian Luas Tanah dan Penggunaannya (lanjutan)

24 Sekolah Dasar 33 x 70 2370 1 2370


25 Fasilitas Olahraga 50 x 30 1500 1 1500
26 Mesjid 40 x 30 1200 1 1200
27 Poliklinik 40 x 20 800 1 800
28 Kantin 40 x 25 1000 1 1000
Perumahan & Mess
29 26 x 70 1820 1 1820
karyawan
30 Area Pengolahan Limbah 10 x 110 1100 1 1100
31 Daerah perluasan 15 x 150 2250 1 2250
Total 46.175
65

Gambar 4. 2 Tata Letak Bangunan (Skala 1:1000)


66

4.3 Tata Letak Mesin/Alat Proses

Tata letak peralatan adalah penataan letak alat-alat yang digunakan dalam

proses produksi. Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa

sehingga kelancaran produksi bisa terjamin, meningkatkan faktor keamanan dan

karyawan akan mendapatkan kepuasan kerja sehingga meningkatkan semangat

kerja dan produktivitas kerja. Untuk tata letak peralatan proses (Gambar 7.3)

diletakkan berurutan dan tidak mengganggu proses kerja. Dalam perancangan tata

letak peralatan proses pada pabrik ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan,

yaitu :

1. Aliran bahan baku dan produk

Jalannya aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan

keuntungan ekonomis yang besar, serta akan menunjang kelancaran dan keamanan

produksi.

2. Aliran udara

Aliran udara di dalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan kelancaranya,

bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat berupa

penumpukan atau akumulasi bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan

keselamatan pekerja, selain itu perlu diperhatikan arah hembusan angin.

3. Pencahayaan

Penerangan seluruh area pabrik harus memadai, pada tempat-tempat proses

yang berbahaya, atau berisiko tinggi harus diberi penerangan tambahan.


67

4. Lalu lintas alat berat

Hendaknya diperhatikan jarak antar alat dan lebar jalan agar seluruh alat proses

dapat tercapai oleh pekerja dengan cepat dan mudah agar jika terjadi gangguan alat

proses dapat segera diperbaiki. Selain itu, keselamatan pekerja selama bertugas

harus diprioritaskan, karena kenyamanan dalam kerja akan meningkatkan semangat

kerja dan produktivitas kerja.

5. Jarak antar alat proses

Alat proses yang mempunyai tekanan dan suhu operasi tinggi sebaiknya

dipisahkan dari alat proses lain, sehingga apabila terjadi peledakan atau kebakaran

pada alat tersebut tidak membahayakan alat proses lainnya. Tata letak alat-alat

proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga:

a. Kelancaran proses produksi dapat terjamin.

b. Dapat mengefektifkan penggunaan luas lantai.

c. Biaya material handling menjadi rendah dan menyebabkan turunnya

pengeluaran untuk kapital yang tidak penting.

d. Jika tata letak peralatan proses sedemikian rupa sehingga urut-urutan proses

produksi lancar, maka perusahaan tidak perlu untuk membeli alat angkutan

yang biayanya mahal.

e. Karyawan mendapat kepuasan kerja.

f. Jika karyawan mendapat kepuasan kerja, maka akan membawa dampak

meningkatnya semangat kerja yang akhirnya meningkatkan produktifitas

kerja.
68

6. Lalu lintas manusia dan kendaraan

Dalam perancangan tata letak peralatan, perlu diperhatikan agar pekerja dapat

mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah agar apabila terjadi gangguan

pada alat proses dapat segera diperbaiki, selain itu keamanan pekerja selama

menjalankan tugasnya juga perlu diprioritaskan.

7. Pertimbangan ekonomi

Dalam penempatan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan

biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan proses produksi pabrik

sehingga dapat menguntungkan dari segi ekonomi.

Perincian tata letak peralatan proses pada pabrik Pupuk Diamonium Fosfat

dapat dilihat pada Gambar 4.3


69
Tata Letak Alat Proses

Keterangan :
CR-101 : Crusher
T-101 : Tangki Penyimpanan Amoniak
CY-101: Cyclone
T-120 : Tangki Penyimpanan Asam Fosfat
BF-101 : Bag Filter
M-101 : Mixer
B-101: Bin
SB-101 : Scrubber
VAP-101 : Vaporizer
R-101: Reaktor
H-101 : Heater Amonia
G-101: Granulator
H- 102 : Heater Asam Fosfat
RD-101:Rotary Dryer
H-103 : Heater Udara
SC-101 : Screening

Gambar 4. 3 Tata Letak Alat Proses (Skala 1:500)


70

4.4 Alir Proses dan Material

4.4.1 Neraca Massa Total

Tabel 4. 1 Neraca Massa Total

Neraca Massa (kg/Jam)


NoKomponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 NH3 2528,5016 - 5,1840 484,0396 - 10,4210 473,6185 5,1839 - - 5,1839 - 5,1839 - 5,1839 - - - - -

2 H3PO4 - 6236,5937 7529,4901 1,6392 5399,4981 1,6392 3753,8267 3294,8590 - 3020,2874 274,5716 247,1144 27,4572 21,9657 5,4914 120,8115 2718,2587 181,2172 367,9259 549,1432

3 H2O 12,7060 1214,5338 2143,7491 4482,9888 3753,8267 4482,9888 5399,4981 2194,7560 4879,1772 280,5836 6793,3496 22,9568 6770,3928 2,0406 6768,3522 11,2233 252,5253 16,8350 34,1802 51,01520

4 (NH4)2HPO4 - - 9753,0464 2,9049 - 2,9049 - 11703,6105 - 10728,3096 975,3009 877,7708 97,5301 78,0241 19,5060 429,1324 9655,4787 643,6986 1306,9032 1950,602

6 Udara - - - - - - - - 487917,7192 - 487917,7192 - 487917,7192 - 487917,7192 - - - - -

Total 2541,2076 7451,1275 19431,4696 4971,5725 9153,3248 4497,9539 9626,9433 17198,4095 492796,8964 14029,1807 495966,1252 1147,8421 494818,2832 102,0304 494716,2528 561,1672 12626,2626 841,7508 1709,0093 2550,7601
71

4.4.2 Neraca Massa Per Alat


1. Reaktor
Tabel 4. 2 Neraca Massa Reaktor
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 7 Arus 3 Arus 4
NH₃ 2528,5016 473,6185 5,1840 484,0396
H₃PO₄ 0,0000 6236,5937 8537,5903 7529,4901 1,6392
H₂O 12,7060 1214,5338 5399,4981 2143,7491 4482,9888
(NH₄)₂HPO₄ 0,0000 9753,0464 2,9049
2541,2076 7451,1275 14010,7069 19431,5725 4971,5725
Total
24403,0420 24403,0420

2. Scrubber
Tabel 4. 3 Neraca Massa Scrubber
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 4 Arus 5 Arus 6 Arus 7
NH₃ 484,0396 10,4210 473,6185
H₂O 4482,9888 5399,4981 1344,8966 5399,4981
H₃PO₄ 1,6392 3753,8267 1,6392 8537,5903
(NH₄)₂HPO₄ 2,9049 2,9049
4971,5725 9153,3248 1359,8618 14010,7069
Total
14124,8972 14124,8972
72

3. Granulator
Tabel 4. 4 Neraca Massa Granulator
Input (Kg/Jam) Output(Kg/Jam)
Komponen
Arus 3 Arus 20 Arus 8
NH₃ 5,183949831 0 5,1839
H₃PO₄ 2745,715839 549,1432 3294,8590
H₂O 2143,740822 51,0152 2194,7560
(NH₄)₂HPO₄ 9753,008755 1950,602 11703,6105
udara 0 0 0
sub total 14647,64937 2550,76 17198,4095
Total 17198,4095 17198,4095

4. Rotary Dryer
Tabel 4. 5 Neraca Massa Rotary Dryer
In (Kg/Jam) Out (Kg/Jam)
Komponen
Arus 8 Arus 9 Arus 10 Arus 11
NH₃ 5,1839 0 0 5,1839
H₃PO₄ 3294,8590 0 3020,2874 274,5716
H₂O 2194,7560 4879,18 280,5836 6793,3496
(NH₄)₂HPO₄ 11703,6105 0 10728,3096 975,3009
udara 0 487918 0 487917,7190
sub total 17198,4095 492797 14029,1807 495966,1252
Total 509995,3059 509995,3059
73

5. Cyclone
Tabel 4. 6 Neraca Massa Cyclone
In (Kg/Jam) Out (Kg/Jam)
Komponen
Arus 11 Arus 12 Arus 13
NH₃ 5,1839 0 5,1839
H₃PO₄ 274,5715 247,1140 27,4571
H₂O 6793,3496 22,9568 6770,3927
(NH₄)₂HPO₄ 975,3008 877,7710 97,5300
udara 487917,7192 0 487917,7192
sub total 495966,1252 1147,8401 494818,2832
Total 495966,1252 495966,1252

6. Bag Filter
Tabel 4. 7 Neraca Massa Bag Filter
In (Kg/Jam) Out (Kg/Jam)
Komponen
Arus 13 Arus 14 Arus 15
NH₃ 5,1839 0 5,1839
H₃PO₄ 27,4571 21,9657 5,4914
H₂O 6770,3927 2,0406 6768,3522
(NH₄)₂HPO₄ 97,5300 78,02407 19,5060
udara 487917,7192 0 487917,7192
sub total 494818,2832 102,0304 494716,2528
Total 494818,2832 494818,2832
74

7. Screen
Tabel 4. 8 Neraca Massa Screen
In (Kg/Jam) Out (Kg/Jam)
Komponen
Arus 10 Arus 16 Arus 17 Arus 18
NH₃ 0 0 0 0
H₃PO₄ 3020,2874 120,8115 2718,2587 181,2172
H₂O 280,5836 11,2233 252,5253 16,8350
(NH₄)₂HPO₄ 10728,3096 429,1324 9655,4787 643,6986
udara 0 0 0 0
sub total 14029,1807 561,1672 12626,2626 841,7508
Total 14029,1807 14029,1807

8. Crusher
Tabel 4. 9 Neraca Massa Crusher
In (Kg/Jam) Out (Kg/Jam)
Komponen
Arus 12 Arus 16 Arus 19
NH₃ 0 0 0
H₃PO₄ 247,1144 120,8110 367,9259
H₂O 22,9568410 11,2233 34,1802
(NH₄)₂HPO₄ 877,7707 429,1322 1306,9032
udara 0 0 0
sub total 1147,8420 561,1672 1709,0093
Total 1709,0093 1709,0093
75

4.4.3 Neraca Panas Per Alat


1. Reaktor
Tabel 4. 10 Neraca Panas Reaktor
Qin (kcal/jam) Qout (kcal/jam)
Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 7 Arus 3 Arus 4
NH₃ 15351,3945 20324,5457 657,8403 22808,77329
H₃PO₄ 961,4897 218,6290 423,3060 0,2527
H₂O 63,2110 109965,4968 183399,6005 194097,8815 181419,2405
(NH₄)₂HPO₄ 1235994,3689 368,1382
Subtotal 15414,6055 110926,9864 203942,7752 1431173,3967 204596,4047
Q reaksi -10572,88275
Q pendingin 1294912,5515
Total 1625196,9186 1625196,9186

2. Scrubber
Tabel 4. 11 Neraca Panas Scrubber
Qin (kcal/jam) Qout (kcal/jam)
Komponen
Arus 4 Arus 5 Arus 7 Arus 6
NH₃ 22808,7733 20324,5457 238,9408
H₂O 26861,8424 183399,6005
H₃PO₄ 32,1513 218,6290
Dedusting gases 756859,9320 121702,235
Qloss 480678,7478
779668,7053 26893,9937 203942,7752 121941,176
Total
806562,6990 806562,6990
76

3. Granulator
Tabel 4. 12 Neraca Panas Granulator
Q in (kcal/jam) Q out (kcal/jam)
Komponen
Arus 3 Arus 20 Arus 8
Slurry 2549142,1400
Produk 39509,1487 915757,5337
Qloss 1672893,7550
Jumlah 2549142,1400 39509,1487 915757,5337
Total 2588651,2887 2588651,2887

4. Rotary Dryer
Tabel 4. 13 Neraca Panas Rotary Dryer
Q in (kcal/jam) Q out (kcal/jam)
Komponen
Arus 8 Arus 9 Arus 10 Arus 11
H₃PO₄ 276,5599 381,3046 434,6641
H₂O 107635,9646 20759.3846 63848,4193
(NH₄)₂HPO₄ 807516,3210 1113356,2610 101212,2055
NH₃ 328,6881 198,7181
udara panas 429823.3003
Qloss 45787,8767
Subtotal 915757,5337 429823.3003 1134496,9503 165296,0070
Total 1345580,8340 1345580,8340
77

Diagram Alir Kualitati

Bag Filter

Scrubber
P = 1 atm Cyclone
Crusher
T = 100oC P = 1 atm
Asam Fosfat
T = 100oC
P = 1 atm
T = 30oC

Reaktor Granulator Rotary Dryer Packaging


P = 1 atm P = 1 atm Screen Unit
P = 1 atm
T = 115oC
T = 87oC
T = 140oC

Amoniak
P = 1 atm
T = -38 oC
Udara Kering

Gambar 4. 4 Diagram Alir Kualitatif Pembuatan Pupuk Diammonium Fosfat (DAP) Kapasitas 100.000 ton/tahun
78

Diagram Alir Kuantitatif


NH3 = 5.1839 kg/jam
H3PO4 = 5.4914 kg/jam
H2O = 6768.3522 kg/jam
(NH4)2HPO4 = 19.5060 kg/jam
Udara = 487917.7192 kg/jam
Total = 494716.2528kg/jam

PA = 3753.8267 kg/jam NH3 = 10.4210 jg/jam Bag Filter H3PO4 = 21.96573 kg/jam
H3PO4 = 1.6392 kg/jam H2O = 2.0406 kg/jam
H2O = 5399.4981kg/jam (NH4)2HPO4 = 78.02407 kg/jam
Total = 9153.3248 kg/jam H2O = 4482.9888 Kg/jam
Total = 102.0304 kg/jam
(NH4)2HPO4 = 2.9049 kg/jam NH3 = 5.1839 kg/jam
Total = 4497.9539 kg/jam H3PO4 = 27.4572 kg/jam
(NH4)2HPO4 = 877.7708 Kg/jam
H2O = 6770.3928 kg/jam H3PO4 = 247.1144 kg/jam
(NH4)2HPO4 = 97.5301 kg/jam H2O = 22.95684Kg/jam
Scrubber Udara = 487917.7192 kg/jam
Total = 494818.2832 kg/jam
Total = 1147.842 Kg/jam

H3PO4 = 367.9259 kg/jam


P = 1 atm Cyclone H2O = 34.1802 kg/jam
Crusher (NH4)2HPO4 = 1306.9032 kg/jam

o
P = 1 atm Total = 1709.0093 kg/jam
T = 100 C
Asam Fosfat T = 100oC
NH3 = 484.0396kg/jam NH3 = 5.1839 Kg/jam
P = 1 atm H3PO4 =1.6392kg/jam H3PO4 = 274.5716 Kg/jam
H2O = 4482.9888kg/jam
NH3 = 473.6185 kg/jam H2O = 6793.3496 Kg/jam H3PO4 = 120.8115 kg/jam
T = 30oC (NH4)2HPO4 = 2.9049kg/jam
Total = 4971.5725kg/jam
H3PO4 = 3753.8267kg/jam
H2O = 5399.4981kg/jam
(NH4)2HPO4 = 975.3009 Kg/jam H2O = 11.2233 kg/jam
Total = 9626.9433 kg/jam Udara = 487917.7192 kg/jam (NH4)2HPO4 = 429.1324 kg/jam
Total = 495966.1252 kg/jam Total = 561.1672 kg/jam

Reaktor Granulator Rotary Dryer Packaging


P = 1 atm P = 1 atm P = 1 atm Screen Unit
PA = 6236.5937kg/jam
T = 115oC T = 87oC
NH3 = 5.1839 Kg/jam
H3PO4 = 3294.8590 Kg/jam T = 140oC
H2O = 1214.5338kg/jam NH3 = 5.1840 kg/jam H2O = 2194.7560 Kg/jam
Total = 7451.1275kg/jam H3PO4 = 2745.7264 kg/jam (NH4)2HPO4 = 11703.6105 kg/jam
Total = 17198.4095 kg/jam
H2O = 2143.7491kg/jam H3PO4 = 2718.2587 kg/jam
H3PO4 = 3020.2874 kg/jam
(NH4)2HPO4 = 9753.0464kg/jam H2O = 252.5253 kg/jam
H2O = 280.5836 kg/jam
Total = 14647.7059 kg/jam (NH4)2HPO4 = 10728.3096 kg/jam (NH4)2HPO4 = 9655.4787 kg/jam
Total = 14029.18067Kg/jam Total = 12626.2626 kg/jam
Amoniak Udara = 487917.7 kg/jam
H2O = 4879.177 kg/jam
P = 1 atm NH3 = 0 kg/jam Total = 492796.9 kg/jam
H3PO4 = 549.1432 kg/jam H3PO4 = 181.2172kg/jam
T = -38 oC NH3 = 2528.5016 kg/jam
H2O = 51.0152 kg/jam H2O = 16.8350 kg/jam
H2O = 12.7060 kg/jam (NH4)2HPO4 = 643.6986 kg/jam
Total = 2541.2076 kg/jam (NH4)2HPO4 = 1950.602 Kg/jam Total = 841.7508 kg/jam
Total = 2550.76 kg/jam Udara Kering

Gambar 4. 5 Diagram Alir Kuantitatif Pembuatan Pupuk Diammonium Fosfat (DAP) Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
79

4.5 Perawatan (Maintenance)


Maintenance berguna untuk menjaga sarana atau fasilitas peralatan pabrik

dengan cara pemeliharaan dan perbaikan alat agar produksi dapat berjalan dengan

lancar dan produktifitas menjadi tinggi sehingga akan tercapai target produksi dan

spesifikasi produk yang diharapkan.

Perawatan preventif dilakukan setiap hari untuk menjaga dari kerusakan alat

dan kebersihan lingkungan alat. Sedangkan perawatan periodik dilakukan secara

terjadwal sesuai dengan buku petunjuk yang ada. Penjadwalan tersebut dibuat

sedemikian rupa sehingga alat-alat mendapat perawatan khusus secara bergantian.

Alat - alat berproduksi secara kontinyu dan akan berhenti jika terjadi kerusakan.

Perawatan alat-alat proses dilakukan dengan prosedur yang tepat. Hal ini

dapat dilihat dari penjadwalan yang dilakukan pada setiap alat.perawatan mesin

tiap-tiap alat meliputi:

1. Over head 1 x 1 tahun

Merupakan perbaikan dan pengecekan serta leveling alat secara

keseluruhan meliputi pembongkaran alat, pergantian bagian-bagian alat yang

sudah rusak, kemudian kondisi alat dikembalikan seperti kondisi semula.

2. Repairing

Merupakan kegiatan maintenance yang bersifat memperbaiki bagian-

bagian alat. Hal ini biasanya dilakukan setelah pemeriksaan.


80

Faktor-faktor yang mempengaruhi maintenance:

a. Umur alat

Semakin tua umur alat semakin banyak pula perawatan yang harus

diberikan yang menyebabkan bertambahnya biaya perawatan.

b. Bahan baku

Penggunaan bahan baku yang kurang berkualitas akan meyebabkan

kerusakan alat sehingga alat akan lebih sering dibersihkan.

c. Tenaga manusia

Pemanfaatan tenaga kerja terdidik, terlatih, dan berpengalaman akan

menghasilkan pekerjaan yang baik pula.

4.6 Pelayanan Teknis (Utilitas)


Unit utilitas memegang peranan sangat penting dan harus ada dalam

perancangan suatu pabrik. Utilitas merupakan salah satu bagian dari Unit Produksi

yang menunjang kegiatan operasi pabrik, yang mempunyai tugas menyediakan

kebutuhan-kebutuhan rutin yang diperlukan oleh kegiatan operasi seperti energi

steam, listrik dan air. Tugas dan tanggung jawab bagian Utilitas adalah :

a. Mengamankan dan menjaga kesinambungan proses produksi dengan

memberikan sumber tenaga yang handal.


81

b. Memberikan pelayanan pasokan steam, listrik, dan air untuk kebutuhan

operasional pabrik, dan kebutuhan perumahan komplek, serta

kebutuhan air pendingin.

Pada perancangan pabrik pupuk diamonium fosfat ini penyediaan unit utilitas

meliputi:

1. Unit penyediaan steam (boiler)

2. Unit penyediaan air

3. Unit pembangkit listrik

4. Unit bahan bakar

5. Unit penyediaan refigerant

4.6.1 Unit Penyediaan Steam (Boiler)

A. Unit Penyedian Steam

Pada perancangan ini steam digunakan untuk memenuhi kebutuhan panas pada

alat-alat penukar panas. Steam yang dibutuhkan dihasilkan oleh boiler dengan

menggunakan boiler feed water sebagai umpannya. Kebutuhan steam pada pabrik

pupuk diamonium fosfat dapat dilihat pada Tabel 4.14


82

Tabel 4. 14 Kebutuhan Steam untuk Pemanas


No Nama Alat Jumlah Steam(kg/jam)
1 Vaporizer Amonia 1 451,3226
2 Heater Amonia 691,0971
3 Heater Asam Fosfat 234,2764
4 Heater udara 4857,4866
Total 6234,1827

Bahan baku pembuatan steam adalah air umpan boiler. Steam yang digunakan

adalah saturated steam Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 6234,1827 kg/jam.

Tambahan untuk faktor keamanan dan kebocoran sebesar 10%, sehingga total steam

yang dihasilkan adalah 6857,6009 kg/jam.

Zat-zat yang terkandung dalam air umpan boiler dapat menyebabkan kerusakan

pada boiler. Berikut adalah zat-zat yang dapat merusak boiler:

a. Kadar zat terlarut (soluble matter) yang tinggi

b. Zat padat terlarut (suspended solid)

c. Garam-garam kalsium dan magnesium

d. Zat organik (organic matter)

e. Silika, sulfat, asam bebas dan oksida

4.6.2 Unit penyediaan Air


Air memegang peranan penting dalam suatu proses produksi, baik untuk

kebutuhan air umpan boiler untuk menghasilkan steam, air pendingin, air proses dan

kebutuhan domestik. Air yang digunakan untuk proses produksi tersebut harus

memenuhi kriteria agar tidak mengakibatkan kerusakan pada alat. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu unit pengolahan air untuk mengolah air yang akan digunakan.
83

A. Kebutuhan Air Pabrik

Kebutuhan air pada pabrik pupuk diamonium fosfat ini adalah untuk keperluan

berikut:

1. Air Pendingin

Air digunakan sebagai media pendingin karena faktor-faktor berikut :

a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar.

b. Mudah dalam pengolahan dan pengaturannya.

c. Dapat menyerap jumlah panas yang relatif tinggi persatuan volume.

d. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya perubahan

temperatur pendingin.

e. Tidak terdekomposisi

Air yang telah digunakan untuk mendinginkan suatu alat proses, akan

mengalami kenaikan temperatur sesuai dengan kondisi operasi alat tersebut. Untuk

menghemat pemakaian air pendingin maka sistem air pendingin dilakukan dalam

suatu sistem sirkulasi. Sehingga diperlukan alat yang digunakan mendinginkan air

tersebut untuk dapat digunakan kembali, yaitu dengan cooling tower.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada air pendingin antara lain:

a. Hardness, yang memberikan efek pembentukan kerak.

b. Besi, penyebab korosi kedua.

c. Silika, penyebab kerak.


84

d. Minyak, penyebab terganggunya proses perpindahan panas karena bisa

menyebabkan terbentuknya endapan.

Kebutuhan air pendingin pada keseluruhan pabrik adalah 174,2945 m3/jam atau

4183,0686 m3/hari. Air pendingin bekas sebagian digunakan sebagai air pencucian

pada proses produksi suhu 25°C dan juga digunakan kembali setelah didinginkan

hingga suhu sekitar 10°C dalam menara pendingin air. Dengan menganggap terjadi

kehilangan air selama proses sirkulasi, maka total air tambahan yang diperlukan adalah

jumlah air untuk pencucian pada proses produksi, jumlah air yang hilang karena

penguapan, drift loss dan blowdown (Perry, 1999). Dianggap air yang hilang saat

proses pendinginan sebesar 10%, sehingga jumlah air yang disirkulasi sebesar:

90
Air yang disirkulasi = x 4183,0686
100

= 3764,7617 m3/hari

Sehingga, air yang harus ditambahkan (make up water) sebesar:

= 4183,0686 – 3764,7617 = 418,3069 m3/hari

Pemilihan air sebagai media pendingin berdasarkan pertimbangan :

- Dapat diperoleh dalam jumlah yang berlimpah

- Mudah dalam pengolahan dan pengaturannya

- Kemampuan menyerap panas per satuan volume cukup tinggi.


85

- Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya temperatur

pendinginan.

2. Air Proses

Air proses adalah air yang diperlukan untuk kebutuhan proses. Pada pabrik ini

air proses diperlukan untuk alat mixer dan heater, dimana jumlah kebutuhan air proses

tersebut adalah sebesar 13,4359 m3/jam atau sebesar 322,5472 m3/hari.

3. Air Umpan Boiler

Boiler sebagai penghasil steam membutuhkan air dengan persyaratan tertentu

sebagai umpannya. Persyaratan untuk Boiler Feed Water (BFW) adalah :

- Tidak menimbulkan kerak pada kondisi steam yang dikehendaki maupun pada

tube heat exchanger, jika steam digunakan sebagai pemanas. Hal ini akan

mengakibatkan turunnya efisiensi operasi, bahkan bisa mengakibatkan boiler tidak

beroperasi sama sekali. Pembentukan kerak (scale reforming) disebabkan karena

adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat

dan silikat.

- Bebas dari gas-gas yang dapat menimbulkan korosi terutama gas O2, CO2, H2S.

- Tidak menyebabkan foaming. Air yang diambil kembali dari proses pemanasan

biasa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik dan

anorganik dalam jumlah cukup besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalitas tinggi.

Air yang dibutuhkan untuk umpan boiler adalah: 151,083,7769 kg/hari


86

Air yang dibutuhkan = massa air umpan - kondensat steam digunakan

= 151,7393 – 121,3914

= 30,3479 m3/hari

4. Air Sanitasi

Air domestik digunakan untuk keperluan kantor dan rumah tangga

perusahaan, yaitu air minum, mandi, mencuci, laboratorium dan lain-lain. Air

domestik yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu :

1. Syarat fisik

 Suhu normal di bawah suhu udara luar

 Warna jernih

 Tidak berasa

 Tidak berbau

2. Syarat kimia

 Tidak mengandung zat organik maupun anorganik

 Tidak beracun

 Tidak mengandung bakteri-bakteri terutama bakteri patogen

Perkiraan pemakaian air sanitasi untuk berbagai kebutuhan sebagai berikut:

Menurut standar WHO, kebutuhan air sanitasi per orang adalah 0,12 m3/hari/orang

(www.un.org/waterforlifedecade/human_right_to_water.shtml).
87

Kebutuhan air untuk sanitasi pada pabrik pupuk diamonium fosfat diperkirakan sebagai

berikut:

- Air untuk karyawan

Perkiraan kebutuhan air sanitasi pabrik dihitung berdasarkan jumlah karyawan

pabrik yaitu sebanyak 300 orang dengan kebutuhan air sebesar 0,12 m3/orang/hari.

Total kebutuhan karyawan = 300 orang x 0,12 m3/orang/hari

= 36.0 m3/hari.

- Air untuk laboratorium

Air yang digunakan untuk keperluan laboratorium diperkirakan 3,60 m3/hari.

- Air untuk poliklinik, kantin dan mushalla

Air yang digunakan untuk keperluan poliklinik, kantin dan mushalla diperkirakan

5,40 m3/hari.

- Air untuk kebersihan, pertamanan dan lain-lain

Air yang digunakan untuk keperluan kebersihan, pertamanan dan sebagainya

diperkirakan 3.60 m3/hari.

- Air untuk hydrant fire

Air yang digunakan untuk keperluan hydrant fire diperkirakan 1.80 m3/hari.

- Air untuk mess karyawan


88

Kebutuhan air per orang sebanyak 0,12 m3/orang/hari. Diperkirakan perumahan

sebanyak 80 kamar. Jika masing-masing rumah rata-rata 4 orang. Kebutuhan air

untuk mess karyawan diambil sebesar 50% dari air karyawan, maka kebutuhan

air untuk perumahan adalah:

Jumlah air = 0.5 x 36.0 = 18 m3/hari.

Maka, total air untuk sanitasi = 68,4 m3/hari = 2850 kg/jam

Jadi, air yang harus dipompakan dari sungai adalah :

= air pendingin + air proses + air umpan boiler + air sanitasi

= 4183,0686 + 322,5472 + 151,7393 + 68,4

= 4725,7551 m3/hari

Tabel 4. 15 Kebutuhan Air Keseluruhan

No. Penggunaan Jumlah (kg/jam)


1 Air umpan boiler 6322,4704
2 Air Pendingin 174294,53
3 Air Proses 13439,447
4 Air Sanitasi 2850
Total 196906,46

Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal sebesar 196906,46

kg/jam.
89

B. Unit Pengolahan Air

Tahapan - tahapan pengolahan air adalah sebagai berikut :

1. Clarifier

Kebutuhan air dalam suatu pabrik dapat diambil dari sumber air yang ada di

sekitar pabrik dengan mengolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat untuk

digunakan. Pengolahan tersebut dapat meliputi pengolahan secara fisika dan kimia,

penambahan desinfektan maupun dengan penggunaan ion exchanger. Mula-mula

raw water diumpankan ke dalam tangki kemudian diaduk dengan putaran tinggi

sambil menginjeksikan bahan-bahan kimia, yaitu:

a. Al2(SO4)3.18H2O, yang berfungsi sebagai flokulan.

b. Na2CO3, yang berfungsi sebagai flokulan.

Air baku dimasukkan ke dalam clarifier untuk mengendapkan lumpur dan

partikel padat lainnya, dengan menginjeksikan alum (Al2(SO4)3.18H2O), koagulan acid

sebagai pembantu pembentukan flok dan NaOH sebagai pengatur pH.

Air baku ini dimasukkan melalui bagian tengah clarifier dan diaduk dengan agitator.

Air bersih keluar dari pinggir clarifier secara overflow, sedangkan sludge (flok) yang

terbentuk akan mengendap secara gravitasi dan di blowdown secara berkala dalam

waktu yang telah ditentukan. Air baku yang mempunyai turbidity sekitar 42 ppm

diharapkan setelah keluar clarifier turbiditynya akan turun menjadi lebih kecil dari 10

ppm.
90

2. Penyaringan

Air dari clarifier dimasukkan ke dalam sand filter untuk menahan/ menyaring

partikel - partikel solid yang lolos atau yang terbawa bersama air dari clarifier. Air

keluar dari sand filter dengan turbidity kira - kira 2 ppm, dialirkan ke dalam suatu

tangki penampung (filter water reservoir).

Air bersih ini kemudian didistribusikan ke menara air dan unit demineralisasi.

Sand filter akan berkurang kemampuan penyaringannya. Oleh karena itu perlu

diregenerasi secara periodik dengan back washing.

3. Demineralisasi

Untuk umpan ketel ( boiler ) dibutuhkan air murni yang memenuhi persyaratan

bebas dari garam - garam murni yang terlarut. Proses demineralisasi dimaksudkan

untuk menghilangkan ion - ion yang terkandung pada filtered water sehingga

konduktivitasnya dibawah 0,3 Ohm dan kandungan silica lebih kecil dari 0,02 ppm.

Adapun tahap-tahap proses pengolahan air untuk umpan ketel adalah sebagai

berikut:

a. Cation Exchanger

Cation exchanger ini berisi resin pengganti kation dimana pengganti

kation-kation yang dikandung di dalam air diganti dengan ion H+

sehingga air yang akan keluar dari cation exchanger adalah air yang

mengandung anion dan ion H+. Sehingga air yang keluar dari cation

tower adalah air yang mengandung anion dan ion H+. Reaksi:
91

CaCO3 Ca2+ + CO3- (4.1)

MgCl2 + R – SO3 MgRSO3 + Cl- + H+ (4.2)

Na2SO4 (resin) Na2+ + SO42- (4.3)

Dalam jangka waktu tertentu, kation resin ini akan jenuh sehingga perlu

diregenerasikan kembali dengan asam sulfat. Reaksi:

Mg + RSO3 + H2SO4 R2SO3H + MgSO4 (4.4)

b. Anion Exchanger

Anion exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif (anion) yang

terlarut dalam air, dengan resin yang bersifat basa, sehingga anion-

anion seperti CO32-, Cl- dan SO42- akan membantu garam resin tersebut.

Reaksi:

CO3- CO3 Cl- + RNOH RN Cl- + OH- (4.5)

Dalam waktu tertentu, anion resin ini akan jenuh, sehingga perlu

diregenerasikan kembali dengan larutan NaOH. Reaksi:

RN Cl- + NaOH RNOH + NaCl (4.6)

c. Deaerasi

Dearasi adalah proses pembebasan air umpan ketel dari oksigen (O2).

Air yang telah mengalami demineralisasi ( polish water ) dipompakan

ke dalam deaerator dan diinjeksikan hidrazin ( N2H4 ) untuk mengikat

oksigen yang terkandung dalam air sehingga dapat mencegah

terbentuknya kerak (scale) pada tube boiler. Reaksi:


92

2N2H2 + O2 2H2O + 2N2 (4.7)

Air yang keluar dari deaerator ini dialirkan dengan pompa sebagai air

umpan boiler (boiler feed water).

4.6.3 Unit Pembangkit Listrik


Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan listrik yang meliputi:

Tabel 4. 16 Listrik untuk keperluan alat proses

Daya Total
No. Nama Alat Jumlah
(HP) (HP)
1 Pompa 8 1,5 12,0000
2 Bucket Elevator 5 1,5 7,5000
3 Reaktor 1 2 1,5000
4 Granulator 1 7 7
5 Mixer 1 12 12,0000
6 Rotary Dryer 1 10,1220 10,1220
7 Crusher 1 3 3,0000
8 Screen 1 7 7,0000
9 Cyclone 1 1,00 1,0000
10 Blower 1 20,0 20,0000
11 Belt conveyor1 3 4,0 12,0000
12 Belt conveyor2 5 5 25,0000
Total 118,4220
93

a. Listrik untuk keperluan alat proses

Total Kebutuhan Listik Untuk Unit Proses = 118,4220 HPx 745 Watt/HP

= 88224,39 W = 88,2244 kW

b. Listrik untuk keperluan alat utilitas

Tabel 4. 17 Listrik untuk keperluan alat Utilitas


Daya Total
No. Nama Alat Jumlah
Kode (HP) (HP)
1 Pompa Raw Water 2 L-111 34,8575 69,7151
2 Pompa Bak Skimmer 2 L-112 5,1529 10,3058
3 Pompa Clarifier 2 L-121 5,3467 10,6933
4 Power pengaduk clarifier 1 CL-120 0,5000 0,5000
5 Pompa Sand Filter 2 L-131 3,9755 7,9510
6 Pompa Hydrant Fire 2 L-151 1,0000 2,0000
7 Pompa Clorinator 2 L-152 1,0000 2,0000
8 Pompa Air Sanitasi 2 L-161 1,0000 2,0000
9 Pompa Kation Exchanger 2 L-211 1,0000 2,0000
10 Pompa Anion Exchanger 2 L-221 1,0000 2,0000
11 Pompa Softening Water 2 L-231 1,0000 2,0000
12 Pompa Air Proses 2 L-311 1,0000 2,0000
13 Pompa Deaerator 2 L-321 1,0000 2,0000
14 Pompa Air pemanas 1 L-373 1,0000 1,0000
15 Pompa Air Umpan Boiler 2 L-331 1,0000 2,0000
16 Pompa Bak Air Pendingin 2 L-351 1,0000 2,0000
94

17 Pompa Air Pendingin 2 L-352 1,0000 2,0000


18 Pompa recycle CW 2 L-361 2,5000 5,0000
19 Blower udara Cooling Tower 1 P-360 10,9547 10,9547
20 Pompa Cooling Tower 2 L-362 1,0000 2,0000
Total 140,1199

Total Kebutuhan Listik Untuk Utilitas = 140,1199 HPx 745 Watt/HP

= 104389,306 W=104,3893 kW

c. Listrik untuk penerangan = 80 kW

d. Listrik untuk keperluan kantor dan rumah tangga = 48,1534 kW

Total kebutuhan listrik adalah 320,7671 kW dengan power keamanan sebesar

20% maka kebutuhan listrik total sebesar 384,9205 kW.

Sumber listrik cadangan yang dibutuhkan adalah :

 Jenis : Generator Diesel

 Kapasitas : 3500 kW

 Jumlah : 1 buah

Prinsip kerja dari diesel ini adalah solar dan udara yang terbakar secara

kompresi akan menghasilkan panas. Panas ini digunakan untuk memutar

poros engkol sehingga dapat menghidupkan generator yang mampu

menghasilkan tenaga listrik. Listrik ini didistribusikan ke panel yang

selanjutnya akan dialirkan ke unit pemakai. Pada operasi sehari-hari


95

digunakan tenaga listrik dari PLN Tetapi apabila listrik padam, operasinya

akan menggunakan tenaga dari diesel.

4.6.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar


Bahan bakar digunakan untuk keperluan pembakaran pada boiler dan diesel

untuk generator pembangkit listrik. Bahan bakar boiler menggunakan minyak solar

sebanyak 315,6637 kg/jam. Bahan bakar diesel menggunakan minyak solar sebanyak

386,5884 kg/jam. Total kebutuhan bahan bakar sebesar 702,2521 kg/jam

4.6.5 Unit Penyediaan Refigerant


Refigerant di gunakan untuk membuat tangki amonia agar tetap dingin tidak

berpengaruh dengan suhu lingkungan. Refigerant ada berbagia macam seperti propana,

amonia. Dalam pendinginan tangki amonia di pabrik diamonium fosfat dipakai

refigerant amonia. Total kebutuhan refigerant untuk mendinginkan tangki amonia

sebesar 2644,164 kg
96

Gambar 4. 6 Diagram Alir Utilitas Pembuatan Pupuk Diammonium Fosfat (DAP) Kapasitas 100.000 Ton/Tahun
97

4.7 Organisasi Perusahaan

4.7.1 Bentuk Perusahaan


Pabrik Diamonium Fosfat dari Asam Fosfat dan Amoniak dengan kapasitas

100.000 ton/tahun yang akan didirikan direncanakan mempunyai bentuk perusahaan

berupa Perseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas merupakan bentuk perusahaan

yang mendapatkan modalnya dari penjualan saham dimana tiap sekutu turut

mengambil bagian sebanyak satu saham atau lebih. Saham adalah surat berharga yang

dikeluarkan oleh perusahaan atau PT tersebut dan orang yang memiliki saham berarti

telah menyetorkan modal keperusahaan, yang berarti pula ikut memiliki perusahaan.

Dalam perseroan terbatas pemegang saham hanya bertanggung jawab menyetor penuh

jumlah yang disebutkan dalam tiap-tiap saham.

Alasan dipilhnya bentuk perusahaan perseroaan terbatas adalah didasarkan atas

beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :

1. Mudah untuk mendapatkan modal,yaitu dengan menjual saham perusahaan

2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga kelancaran produksi

hanya dipegang oleh pengurus perusahaan.

3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain. Pemilik perusahaan

adalah pemegang saham, sedangkan pengurus perusahaan adalah direksi

beserta staf yang diawasai oleh dewan komisaris.


98

4. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, karena tidak berpengaruh

dengan berhentinya pemegang saham, direksi beserta staf, dan karyawan

perusahaan.

5. Efisiensi manajemen. Pemegang saham dapat memilih orang sebagai dewan

komisaris beserta direktur yang cakap dan berpengalaman.

6. Lapangan usaha lebih luas. Suatu perusahaan perseroan terbatas dapat menarik

modal yang besar dari masyarakat, sehingga dapat memperlua usaha.

4.7.2 Struktur Organisasi

Dalam rangka menjalankan suatu proses pabrik dengan baik dalam hal ini di

suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen atau organisasi yang memiliki

pembagian tugas dan wewenang yang baik. Struktur organisasi dari suatu perusahaan

dapat bermacam-macam sesuai dengan bentuk dan kebutuhan dari masing-masing

perusahaan. Jenjang kepemimpinan dalam perusahaan ini adalah sebagai berikut:

a. Pemegang saham

b. Dewan komisaris

c. Direktur Utama

d. Direktur

e. Kepala Bagian

f. Kepala Seksi

g. Karyawan dan Operator


99

Tanggung jawab, tugas dan wewenang dari masing-masing jenjang

kepemimpinan tentu saja berbeda-beda. Tanggung jawab, tugas serta

wewenang tertinggi terletak pada puncak pimpinan yaitu dewan

komisaris.Sedangkan kekuasaan tertinggi berada pada rapat umum pemegang

saham.
100

Dewan
Komisaris

Direktur
Utama

Staff Ahli

Direktur Teknik dan Direktur Keuangan


Produksi dan Umum

Kepala Bagian Kesehatan,


Kepala Bagian Proses Kepala Bagian Pemeliharaan Kepala Bagian Penelitian Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Umum dan
Kepala Bagian Administrasi Keselamatan Kerja dan
dan Utilitas Listrik dan Instrumentasi dan Pengendalian Mutu dan Pemasaran Keamanan
Lingkungan

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Pemeliharaan Listrik dan Penelitian dan Laboratorium dan Kesehatan, Unit
Proses Utilitas Keuangan Pemasaran TataUsaha Personalia Humas Keamanan
dan Bengkel Instrumentasi Pengembangan Pengendalian Mutu Keselamatan Pengolahan
Kerja Limbah

Gambar 4. 7 Struktur Organisasi Perusahaan


101

4.7.3 Tugas dan Wewenang

1. Pemegang saham

Pemegang saham (pemilik perusahaan) adalah beberapa orang yang

mengumpulkan modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi

perusahaan tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai

bentuk perseroan terbatas adalah rapat umum pemegang saham. Pada rapat umum

tersebut para pemegang saham

a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris

b. Mengangkat dan memberhentikan direktur

c. Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi tahunan

dari perusahaan

2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan pelaksana dari para pemilik saham, sehingga dewan

komisaris akan bertaggung jawab terhadap pemilik saham.

Tugas-tugas Dewan Komisaris meliputi :

a. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijasanaan umum, target

laba perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran

b. Mengawasi tugas-tugas direktur utama

c. Membantu direktur utama dalam hal-hal penting


102

3. Direktur Utama

Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan bertanggung

jawab sepenuhnya dalam hal maju mundurnya perusahaan.

Direktur Utama bertanggung jawab pada Dewan Komisaris atas segala tindakan

dan kebijaksanaan yang telah diambil sebagai pimpinan perusahaan.Direktur

Utama membawahi Direktur Produksi dan Teknik, serta Direktur Keuangan dan

Umum.

Direktur utama membawahi :

a. Direktur Teknik dan Produksi

Tugas Direktur Teknik dan Produksi adalah memimpin pelaksanaan kegiatan

pabrik yang berhubungan dengan bidang produksi dan operasi, teknik,

pengembangan, pemeliharaan peralatan, pengadaan, dan laboratorium.

b. Direktur Keuangan dan Umum

Tugas Direktur Keuangan dan Umum adalah bertanggung jawab terhadap

masalah-masalah yang berhubungan dengan administrasi, personalia,

keuangan, pemasaran, humas, keamanan, dan keselamatan kerja.

4. Staff Ahli

Staf ahli terdiri dari tenaga ahli yang bertugas membantu direksi dalam

menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknik maupun

administrasi.
103

Staf ahli bertanggung jawab kepada Direktur Utama sesuai dengan bidang

keahliannya masing-masing.Tugas dan wewenang:

a. Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan

perusahaan.

b. Memperbaiki proses dari pabrik atau perencanaan alat dan pengembangan

produksi.

c. Mempertinggi efisiensi kerja.

5. Kepala Bagian

Secara umum tugas Kepala Bagian adalah mengkoordinir, mengatur dan

mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan

garis-garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan.

Kepala bagian dapat juga bertindak sebagai staff direktur.Kepala bagian ini

bertanggung jawab kepada direktur masing-masing.

Kepala bagian terdiri dari :

a. Kepala Bagian Proses dan Utilitas

Tugas: Mengkoordinasikan kegiatan pabrik dalam bidang proses

danpenyediaan bahan baku dan utilitas.

b. Kepala Bagian Pemeliharaan, Listrik, dan Instrumentasi

Tugas: Bertanggung jawab terhadap kegiatan pemeliharaan dan fasilitas

penunjang kegiatan produksi.

c. Kepala Bagian Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Mutu


104

Tugas: Mengkoordinasikan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian,

pengembangan perusahaan, dan pengawasan mutu.

d. Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran

Tugas: Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran, pengadaan barang, serta

pembukuan keuangan.

e. Kepala Bagian Administrasi

Tugas: Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan tata

usaha, personalia dan rumah tangga perusahaan.

f. Kepala Bagian Humas dan Keamanan

Tugas: Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubunganantara

perusahaan dan masyarakat serta menjaga keamanan perusahaan.

g. Kepala Bagian Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan

Tugas: Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik dan kesehatan dan

keselamatan kerja karyawan.

6. Kepala Seksi

Kepala seksi adalah pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai

dengan rencana yang telah diatur oleh para Kepala Bagian masing-masing.Setiap

kepala seksi bertanggung jawab terhadap kepala bagian masing-masing sesuai

dengan seksinya.

a. Kepala Seksi Proses

Tugas: Memimpin langsung serta memantau kelancaran proses produksi.


105

b. Kepala Seksi Bahan Baku dan Produk

Tugas: Bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku dan menjaga

kemurnian bahan baku, serta megontrol produk yang dihasilkan.

c. Kepala Seksi Utilitas

Tugas: Bertanggung jawab terhadap penyediaan air, steam, bahan bakar, dan

udara tekan baik untuk proses maupun instrumentasi.

d. Kepala Seksi Pemeliharaan dan Bengkel

Tugas: Bertanggung jawab atas kegiatan perawatan dan penggantian alat-alat

serta fasilitas pendukungnya.

e. Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi

Tugas: Bertanggung jawab terhadap penyediaan listrik serta kelancaran alat-

alat instrumentasi.

f. Kepala Seksi Bagian Penelitian dan Pengembangan

Tugas: Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

peningkatan produksi dan efisiensi proses secara keseluruhan.

g. Kepala Seksi Laboratorium dan pengendalian mutu

Tugas: Menyelenggarakan pengendalian mutu untuk bahan baku,bahan

pembantu, produk dan limbah.

h. Kepala Seksi Keuangan

Tugas: Bertanggung jawab terhadap pembukuan serta hal-hal yang berkaitan

dengan keuangan perusahaan.


106

i. Kepala Seksi Pemasaran

Tugas: Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran produk dan pengadaan bahan

baku pabrik.

j. Kepala Seksi Tata Usaha

Tugas: Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan

rumah tangga perusahaan serta tata usaha kantor.

k. Kepala Seksi Personalia

Tugas: Mengkoordinasikan kegiatan yang berhubungan dengankepegawaian.

l. Kepala Seksi Humas

Tugas: Menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan relasiperusahaan,

pemerintah, dan masyarakat.

m. Kepala Seksi Keamanan

Tugas: Menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan denganmengawasi

langsung masalah keamanan perusahaan.

n. Kepala Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Tugas: Mengurus masalah kesehatan karyawan dan keluarga, sertamenangani

masalah keselamatan kerja di perusahaan.

o. Kepala Seksi Unit Pengolahan Limbah

Tugas: Bertanggung jawab terhadap limbah pabrik agar sesuai dengan baku

mutu limbah.
107

4.7.4 Ketenagakerjaan

Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik jika didukung oleh beberapa

faktor. Salah satu faktor yang mendukung perkembangan perusahaan adalah

pemakaian sumber daya manusia untuk ditempatkan pada bidang-bidang pekerjaan

sesuai keahlian. Faktor tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menunjang dalam

masalah kelangsungan berjalannya proses produksi dan menjamin beroperasinya alat-

alat dalam pabrik. Untuk itu harus dijaga hubungan antara karyawan dengan

perusahaan, karena hubungan yang harmonis akan menimbulkan semngat kerja dan

dapat meningkatkan produktifitas kerjanya, yang pada akhirnya akan meningkatkan

produktifitas perusahaan.

Hubungan itu dapat terealisasi dengan baik jika adanya komunikasi serta

fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan.Salah satu contoh nyata

adalah sistem pengajian atau pengupahan yang sesuai dengan Upah Minimun Regional

(UMR) sehingga kesejahteraan dapat ditingkatkan.

Sistem upah karyawan perusahaan ini berbeda-beda tergantung pada status

karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian. Menurut statusnya karyawan

perusahaan ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :


108

1. Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan surat

keputusan (SK) Direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan,

keahlian dan masa kerja.

2. Karyawan Harian

Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan Direksi tanpa

SK Direksi dan mendapat upah harian yang dibayar pada setiap akhir pekan.

3. Karyawan Borongan

Karyawan yang digunakan oleh perusahaan bila diperlukan saja, sistem upah yang

diterima berupa upah borongan untuk suatu perusahaan.

4.7.5 Jadwal Kerja Karyawan

Pabrik diamonium fosfat direncanakan beroperasi selama 24 jam sehari secara

kontinyu. Jumlah hari kerja selama setahun 330 hari. Hari-hari yang lainnya digunakan

untuk perawatan dan perbaikan. Catatan hari kerja :

1. Cuti Tahunan

Karyawan mempunyai hak cuti tahunan selama 12 hari setiap tahun. Bila dalam

waktu 1 tahun hak cuti tersebut tidak dipergunakan maka hak tersebut akan hilang

untuk tahun itu.


109

2. Hari Libur Nasional

Bagi karyawan harian (non shift), hari libur nasional tidak masuk kerja.Sedangkan

bagi karyawan shift, hari libur nasional tetap masuk kerja dengan catatan hari itu

diperhitungkan sebagai kerja lembur (overtime).

3. Kerja Lembur (Overtime)

Kerja lembur dapat dilakukan apabila ada keperluan yang mendesak dan atas

persetujuan kepala bagian.

Dalam kerjanya, karyawan dibedakan menjadi dua, yaitu karyawan shift dan

non shift.

1. Karyawan Non Shift

Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses produksi

secara langsung. Yang termasuk karyawan harian adalah

Direktur, Manajer, Kepala Bagian, Serta staff yang berada dikantor.Karyawan non

shift berlaku 5 hari kerja dalam seminggu, libur pada hari sabtu, minggu dan hari

libur nasional. Total jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam. Dengan perutan

sebagai berikut :

• Senin – Jumat : Jam 07.00 – 16.00 WITA

• Waktu Istirahat setiap jam kerja : Jam 12.00 – 13.00 WITA

• Waktu Istirahat hari Jumat : Jam 11.30 – 13.30 WITA


110

2. Karyawan Shift

Karyawan shift adalah karyawan yang langsung menangani proses produksi atau

mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai hubungan dengan

masalah keamanan dan kelancaran produksi. Bagi karyawan shift, setiap 3 hari

kerja mendapatkan libur 1 hari dan masuk shift secara bergantian waktunya.

Kelompok kerja shif ini di bagi menjadi 3 shift sehari, masing-masing bekerja

selama 8 jam, sehingga harus dibentuk 4 kelompok, dimana setiap hari 3 kelompok

bekerja, sedangkan 1 kelompok libur.

Aturan jam kerja karyawan shift :

• Shift 1 : Jam 07.00 – 15.00 WITA

• Shift 2 : Jam 15.00 – 23.00 WITA

• Shift 3 : Jam 23.00 – 07.00 WITA

• Shift 4 : Libur
111

Tabel 4. 18 Jadwal Pembagian kerja karyawan shift Hari

Tanggal
Grup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
I P P S S M M L L P P S S M M L
II S S M M L L P P S S M M L L P

III M M L L P P S S M M L L P P S
IV L L P P S S M M L L P P S S M

Tanggal
Grup
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
I L P P S S M M L L P P S S M M
II P S S M M L L P P S S M M L L
III S M M L L P P S S M M L L P P
IV M L L P P S S M M L L P P S S

Keterangan :

P = Shift Pagi M = Shift Malam

S = Shift Siang L = Libur

Diluar jam kerja kantor maupun pabrik tersebut, apabila karyawan

masih dibutuhkan untuk bekerja, maka kelebihan jam kerja tersebut akan
112

diperhitungkan sebagai kerja lembur (overtime) dengan perhitungan gaji

yang tersendiri.

4.7.6 Perincian Jabatan dan Jenjang Pendidikan


Masing-masing jabatan dalam struktur organisasi diisi oleh orang-orang

dengan spesifikasi pendidikan yang sesuai dengan jabatan dan tanggung jawab.

Jenjang pendidikan karyawan yang diperlukan berkisar dari Sarjana S-1 sampai

lulusan SMA. Perinciannya sebagai berikut :

Tabel 4. 19 Perincian jabatan dan Jenjang Pendidikan


NO Jabatan Jenjang Pendidikan
1. Direktur Utama Magister Teknik Kimia/Manajemen
2. Direktur Teknik dan Produksi Magister Teknik Kkimia
3. Direktur Keuangan dan Umum Magister Ekonomi
4. Staff Ahli Sarjana Teknik Kimia dan Ekonomi
5. Sekretaris Ahli Madya Sekretaris
6. Kepala Bagian Produksi Sarjana Teknik Kimia
7. Kepala Bagian Teknik Sarjana Teknik Mesin
8. Kepala Bagian R&D Sarjana Psikologi
9. Kepala Bagian Keuangan Sarjana Ekonomi
10. Kepala Bagian Pemasaran Sarjana Teknik Industri
11. Kepala Bagian Umum Sarjana Ekonomi
12. Kepala Seksi Personalia Sarjana Sosial
13. Kepala Seksi Humas Sarjana Sosial
14. Kepala Seksi Keamanan Sarjana Hukum
15. Kepala Seksi Pembelian Sarjana Teknik Industri/Ekonomi
16. Kepala Seksi Penjualan Sarjana Ekonomi
113

Tabel 4.19 Perincian jabatan dan Jenjang Pendidikan (Lanjutan)

17. Kepala Seksi Keuangan dan Akuntansi Sarjana Ekonomi


18. Kepala Seksi Proses Sarjana Teknik Kimia
19. Kepala Seksi Pengendalian Sarjana Teknik Kimia
20. Kepala Seksi Laboratorium Sarjana Kimia
21. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarjana Teknik Kimia/ Mesin / Sarjana
Teknik Elektro
22. Kepala Seksi R&D Sarjana Psikologi
23. Kepala Seksi Utilitas Sarjana Teknik Kimia
24. Karyawan Bagian Personalia Ahli Madya Sosial
25. Karyawan Bagian Humas Ahli Madya Ekonomi
26. Karyawan Keamanan SMK/SLTA/Sederajat
A Shift
Kepala Regu Ahli Madya Sosial
Security SMK/SLTA/Sederajat
27. Karyawan Bagian Pembelian Ahli Madya Teknik Industri
28. Karyawan Bagian Penjualan Ahli Madya Ekonomi
29. Karyawan Bagian Administrasi Ahli Madya Ekonomi
30. Karyawan Keuangan dan Akuntansi Ahli Madya Ekonomi
31. Karyawan Bagian Pengendalian Ahli Madya Teknik Kimia
32. Karyawan Proses
A Non Shift
Staff Administrasi Ahli Madya Teknik Kimia
B Shift
Kepala Regu Sarjana Teknik Kimia
Operator Ahli Madya Teknik Kimia
33. Karyawan Laboratorium
A Non shift
114

Tabel 4.19 Perincian jabatan dan Jenjang Pendidikan (Lanjutan)

Staff Administrasi Ahli Madya Teknik Kimia


B Shift
Kepala Regu Sarjana Teknik Kimia
Staff Process Quality Control Ahli Madya Teknik Kimia
Staff Raw Material Quality Control Ahli Madya Teknik Kimia
Staff Product Quality Control Ahli Madya Teknik Kimia
Analisis Ahli Madya Teknik Kimia
34. Karyawan Pemeliharaan Ahli Madya Teknik Kimia
35. Karyawan Utilitas
A Non Shift
Staff Administrasi Ahli Madya Teknik Kimia
B Shift
Kepala Regu Ahli Madya Teknik Kimia
Operator Ahli Madya Teknik Kimia
36. Karyawan R&D Sarjana Psikologi
37. Karyawan Pemadam Kebakaran Ahli Madya K3
38. Dokter Dokter
39. Perawat Sarjana Perawat
40. Karyawan K3 Ahli Madya K3
41. Supir dan Pesuruh SMK/SLTA/Sederajat
42. Office Boy SMK/SLTA/Sederajat
Total 300
115

4.7.7 Perincian Jumlah Karyawan


Jumlah karyawan harus ditentukan dengan tepat, sehingga semua pekerjaan

yang ada dapat diselenggarakan dengan baik dan efektif. Perincian jumlah karyawan,

dapat dilihat pada Tabel 4.20:

Tabel 4. 20 Perincian Jumlah Karyawan


NO Jabatan Jumlah
1. Direktur Utama 1
2. Direktur Teknik dan Produksi 1
3. Direktur Keuangan dan Umum 1
4. Staff Ahli 4
5. Sekretaris 4
6. Kepala Bagian Produksi 1
7. Kepala Bagian Teknik 1
8. Kepala Bagian R&D 1
9. Kepala Bagian Keuangan 1
10. Kepala Bagian Pemasaran 1
11. Kepala Bagian Umum 1
12. Kepala Seksi Personalia 1
13. Kepala Seksi Humas 1
14. Kepala Seksi Keamanan 1
15. Kepala Seksi Pembelian 1
16. Kepala Seksi Penjualan 1
17. Kepala Seksi Keuangan dan Akuntansi 1
18. Kepala Seksi Proses 1
19. Kepala Seksi Pengendalian 1
20. Kepala Seksi Laboratorium 1
116

Tabel 4.20 Perincian Jumlah Karyawan (Lanjutan)

21. Kepala Seksi Pemeliharaan 1


22. Kepala Seksi R&D 1
23. Kepala Seksi Utilitas 1
24. Karyawan Bagian Personalia 15
25. Karyawan Bagian Humas 15
26. Karyawan Keamanan
A Shift
Kepala Regu 4
Security 14
27. Karyawan Bagian Pembelian 15
28. Karyawan Bagian Penjualan 15
29. Karyawan Bagian Administrasi 10
30. Karyawan Keuangan dan Akuntansi 15
31. Karyawan Bagian Pengendalian 15
32. Karyawan Proses
A Non Shift
Staff Administrasi 4
B Shift
Kepala Regu 5
Operator 18
33. Karyawan Laboratorium
A Non shift
Staff Administrasi 2
B Shift
Kepala Regu 2
Staff Process Quality Control 4
Staff Raw Material Quality Control 4
117

Tabel 4.20 Perincian Jumlah Karyawan (Lanjutan)

Staff Product Quality Control 4


Analisis 4
34. Karyawan Pemeliharaan 16
35. Karyawan Utilitas
A Non Shift
Staff Administrasi 2
B Shift
Kepala Regu 2
Operator 14
36. Karyawan R&D 8
37. Karyawan Pemadam Kebakaran 10
38. Dokter 4
49. Perawat 8
40. Karyawan K3 15
41. Supir dan Pesuruh 15
42. Office Boy 12
Total 300

4.7.8 Kesejahteraan Karyawan


Pemberian upah yang akan dibayarkan kepada pekerja direncanakan diatur

menurut tingkatan pendidikan,status pekerjaan dan tingkat golongan. Upah minimum

pekerja tidak kurang dari upah minimum kota yang diberlakukan oleh pemerintah

(Upah Minimum Regional) dan pelaksanaanya sesuai ketentuan yang berlaku pada

perusahaan. Tingginya golongan yang disandang seorang karyawan menentukan

besarnya gaji pokok yang diterima oleh karyawan tersebut. Karyawan akan
118

mendapatkan kenaikan golongan secara berkala menurut masa kerja, jenjang

pendidikan dan prestasi karyawan.

4.7.9 Sistem Gaji Karyawan

Penggajian karyawan didasarkan kepada jabatan, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, keahlian dan resiko kerja. Jumlah karyawan harus ditentukan

dengan tepat dengan cara menghitung jumlah karyawan proses berdasarkan jumlah

peralatan dan jumlah karyawan proses per unit per regu, dan rincian karyawan yang

lain ditentukan, sehingga semua pekerjaan yang ada dapat diselenggarakan dengan

baik dan efektif. Sedangkan sistem gaji pegawai dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Gaji bulanan adalah gaji yang diberikan kepada pegawai tetap dan besarnya gaji

sesuai dengan peraturan perusahaan.

2. Gaji harian adalah gaji yang diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh

harian.

3. Gaji lembur adalah gaji yang diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi

jam kerja yang telah ditetapkan dan besarnya sesuai dengan peraturan

perusahaan.

Perincian besar gaji karyawan pabrik DAP ini dapat dilihat pada Tabel 4.21, dimana

gaji yang diberikan disesuaikan dengan standar upah minimum regional Kalimantan

Timur (www.infomagang.com).
119

Tabel 4. 21 Perincian Gaji Karyawan


NO Jabatan Jumlah Gaji / Bulan (Rp) Jumlah (Rp)

1. Direktur Utama 1 85.000.000 85.000.000


2. Direktur Teknik dan Produksi 1 60.000.000 60.000.000
3. Direktur Keuangan dan Umum 1 60.000.000 60.000.000
4. Staff Ahli 4 35.000.000 140.000.000
5. Sekretaris 4 20.000.000 80.000.000
6. Kepala Bagian Produksi 1 25.000.000 25.000.000
7. Kepala Bagian Teknik 1 25.000.000 25.000.000
8. Kepala Bagian R&D 1 25.000.000 25.000.000
9. Kepala Bagian Keuangan 1 25.000.000 25.000.000
10. Kepala Bagian Pemasaran 1 25.000.000 25.000.000
11. Kepala Bagian Umum 1 25.000.000 25.000.000
12. Kepala Seksi Personalia 1 15.000.000 15.000.000
13. Kepala Seksi Humas 1 15.000.000 15.000.000
14. Kepala Seksi Keamanan 1 15.000.000 15.000.000
15. Kepala Seksi Pembelian 1 15.000.000 15.000.000
16. Kepala Seksi Penjualan 1 15.000.000 15.000.000
17. Kepala Seksi Keuangan dan 1 15.000.000 15.000.000
Akuntansi
18. Kepala Seksi Proses 1 15.000.000 15.000.000
19. Kepala Seksi Pengendalian 1 15.000.000 15.000.000
20. Kepala Seksi Laboratorium 1 15.000.000 15.000.000
21. Kepala Seksi Pemeliharaan 1 15.000.000 15.000.000
22. Kepala Seksi R&D 1 15.000.000 15.000.000
23. Kepala Seksi Utilitas 1 15.000.000 15.000.000
120

Tabel 4.21 Perincian Gaji Karyawan (Lanjutan)

24. Karyawan Bagian Personalia 15 10.000.000 150.000.000


25. Karyawan Bagian Humas 15 10.000.000 150.000.000
26. Karyawan Keamanan
A Shift
Kepala Regu 4 12.000.000 48.000.000
Security 14 5.000.000 70.000.000
27. Karyawan Bagian Pembelian 15 10.000.000 150.000.000
28. Karyawan Bagian Penjualan 15 10.000.000 150.000.000
29. Karyawan Bagian 10 10.000.000 100.000.000
Administrasi
30. Karyawan Keuangan dan 15 10.000.000 150.000.000
Akuntansi
31. Karyawan Bagian 15 10.000.000 150.000.000
Pengendalian
32. Karyawan Proses
A Non Shift
Staff Administrasi 4 5.000.000 20.000.000
B Shift
Kepala Regu 5 12.000.000 60.000.000
Operator 18 10.000.000 180.000.000
33. Karyawan Laboratorium
A Non shift
Staff Administrasi 2 5.000.000 10.000.000
B Shift
Kepala Regu 2 12.000.000 24.000.000
Staff Process Quality Control 4 10.000.000 40.000.000
Staff Raw Material Quality 4 10.000.000 40.000.000
Control
121

Tabel 4.21 Perincian Gaji Karyawan (Lanjutan)

Staff Product Quality Control 4 10.000.000 40.000.000


Analisis 4 10.000.000 40.000.000
34. Karyawan Pemeliharaan 16 10.000.000 160.000.000
35. Karyawan Utilitas
A Non Shift
Staff Administrasi 2 5.000.000 10.000.000
B Shift
Kepala Regu 2 12.000.000 24.000.000
Operator 14 10.000.000 140.000.000
36. Karyawan R&D 8 10.000.000 80.000.000
37. Karyawan Pemadam 10 10.000.000 100.000.000
Kebakaran
38. Dokter 4 10.000.000 40.000.000
39. Perawat 8 6.000.000 48.000.000
40. Karyawan K3 15 10.000.000 150.000.000
41. Supir dan Pesuruh 15 3.200.000 48.000.000
42. Office Boy 12 3.200.000 38.400.000
Total 300 3.165.400.000

Total gaji pegawai 1bulan = Rp. 3.165.400.000

Total gaji pegawai 1 Tahun = Rp 37.984.800.000,00


122

4.7.10 Fasilitas Karyawan

Tersedia fasilitas yang memadai dapat meningkatkan kelangsungan

produktifitas karyawan dalam suatu perusahaan.Adanya fasilitas dalam perusahaan

bertujuan agar kondisi jasmani dan rohani karyawan tetap terjaga dengan baik,

sehingga karyawan tidak merasa jenuh dalan menjalankan tugas sehari-harinya dan

kegiatam yang ada dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Sehubungan dengn

hal tersebut, maka perusahaan menyediakan fasilitas yang bermanfaat dalam

lingkungan perusahaan yang berhubungan dengan kepentingan para karyawan.

Adapun fasilitas yang diberikan perusahaan adalah :

a. Poliklinik

Untuk meningkatkan efisiensi produksi, faktor kesehatan karyawan merupakan hal

yang sangat berpengauh.Oleh karena itu perusahaan meyediakan fasilitas

poloklinik yang ditangani oleh Dokter dan Perawat.

b. Pakaian kerja

Untuk menghindari kesenjangan antar karyawan, perusahaan memberikan dua

pasang pakaian kerja setiap tahun, selain itu juga disediakan masker sebagai alat

pengaman kerja.

c. Makan dan minum

Perusahaan menyediaakan makan dan minum 1 kali sehari yang rencananya akan

dikelola oleh perusahaan catering yang ditunjuk oleh perusahaan.


123

d. Koperasi

Koperasi karyawan didirikan untuk mempermudah karyawan dalam hal simpan

pinjam, memenuhi kebutuhan pokok dan perlengkapan rumah tangga serta

kebutuhan lainnya.

e. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan ini diberikan setiap tahun, yaitu menjelang hari raya Idul Fitri dan

besarnya tunjangan tersebut sebesar satu bulan gaji.

f. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)

Merupakan asuransi pertanggungan jiwa dan asuransi kecelakaan.

g. Masjid dan Kegiatan kerohanian

Perusahaan membangun tempat ibadah (masjid) agar karyawan dapat menjalankan

kewajiban rohaninya dan melaksanakan aktifitas keagaamaan lainnya.

h. Transportasi

Untuk meningkatkan produktifitas dan memperingan beban pengeluaran

karyawan, perusahaan memberikan uang transport tiap hari yang penyerahannya

bersamaan dengan penerimaan gaji tiap bulan.

i. Hak Cuti

1. Cuti Tahunan

Diberikan kepada karyawan selama 12 hari kerja dalam 1 tahun.


124

2. Cuti Massal

Setiap tahun diberikan cuti missal untuk karyawan bertepatan dengan hari raya

Idul Fitri selama 4 hari kerja.

4.8 Evaluasi Ekonomi

Dalam prarancangan pabrik diperlukan analisa ekonomi untuk mendapatkan

perkiraan (estimation) tentang kelayakan investasi modal dalam suatu kegiatan

produksi suatu pabrik, dengan meninjau kebutuhan modal investasi, besarnya laba

yang diperoleh, lamanya modal investasi dapat dikembalikan dan terjadinya titik impas

dimana total biaya produksi sama dengan keuntungan yang diperoleh. Selain itu analisa

ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat

menguntungkan dan layak atau tidak untuk didirikan. Dalam evaluasi ekonomi ini

faktor - faktor yang ditinjau adalah:

1. Return On Investment

2. Pay Out Time

3. Discounted Cash Flow

4. Break Even Point

5. Shut Down Point

Sebelum dilakukan analisa terhadap kelima faktor tersebut, maka perlu dilakukan

perkiraan terhadap beberapa hal sebagai berikut :


125

1. Penentuan modal industri ( Total Capital Investment )

Meliputi :

a. Modal tetap ( Fixed Capital Investment )

b. Modal kerja ( Working Capital Investment )

2. Penentuan biaya produksi total ( Total Production Cost )

Meliputi :

a. Biaya pembuatan ( Manufacturing Cost )

b. Biaya pengeluaran umum ( General Expenses )

3. Pendapatan modal

Untuk mengetahui titik impas, maka perlu dilakukan perkiraan terhadap :

a. Biaya tetap ( Fixed Cost )

b. Biaya variabel ( Variable Cost )

c. Biaya mengambang ( Regulated Cost )

4.8.1 Penaksiran Harga Peralatan

Harga peralatan akan berubah setiap saat tergantung pada kondisi ekonomi

yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui harga peralatan yang pasti setiap tahun

sangatlah sulit, sehingga diperlukan suatu metode atau cara untuk memperkirakan

harga alat pada tahun tertentu dan perlu diketahui terlebih dahulu harga indeks

peralatan operasi pada tahun tersebut.


126

Pabrik diamonium fosfat beroperasi selama satu tahun produksi yaitu 330 hari,

dan tahun evaluasi pada tahun 2022. Di dalam analisa ekonomi harga – harga alat

maupun harga – harga lain diperhitungkan pada tahun analisa. Untuk mancari harga

pada tahun analisa, maka dicari index pada tahun analisa.

Harga indeks tahun 2022 diperkirakan secara garis besar dengan data indeks

dari Timmerhaus pada tahun 1975 sampai 1990, dicari dengan persamaan regresi linier.

Tabel 4. 22 Harga Index Chemichal Engineering Progress (CEP)


pada Tahun 1975-1990

Tahun Index
1975 182
1976 192
1977 204
1978 219
1979 239
1980 261
1981 297
1982 314
1983 317
1984 323
1985 325
1986 318
1987 324
1988 343
1989 355
1990 356
127

Persamaan yang diperoleh adalah :

y = 11.996x-23496 (4.8)

Jadi, indexs pada tahun 2024 = 783,904

Harga – harga alat dan lainnya diperhitungkan pada tahun evaluasi. Selain itu,

harga alat dan lainnya ditentukan juga dengan referensi. Peters & Timmerhaus, pada

tahun 1990 dan Aries & Newton, pada tahun 1955. Maka harga alat pada tahun evaluasi

dapat dicari dengan persamaan:

𝑁
𝐸𝑥 = 𝐸𝑦 𝑁𝑥 (Aries & Newton, 1955) (4.9)
𝑦

Dalam hubungan ini:

Ex : Harga pembelian

Ey : Harga pembelian pada tahun referensi

Nx : Index harga pada tahun pembelian

Ny : Index harga pada tahun referensi

4.8.2 Dasar Perhitungan


1. Umur alat =10 tahun

2. Upah Tenaga Asing/jam =$20,00

3. Upah Tenaga Indonesia/jam =Rp14.229

4. Komposisi jumlah buruh =Tenaga Indonesia 95%

=Tenaga Asing 5%
128

5. Perbandingan keahlian pekerja (Asing : Indonesia = 1 : 2)

6. Waktu operasi dalam setahun 330 hari atau 7920 jam

7. Kurs Rupiah terhadap US Dollar 1 $ =Rp14. 229 (16-8-2019)

4.8.3 Perhitungan Biaya


A. Capital Investment

Capital Investment adalah banyaknya pengeluaran – pengeluaran yang diperlukan

untuk mendirikan fasilitas – fasilitas pabrik dan untuk mengoperasikannya.

Capital investment terdiri dari:

1. Fixed Capital Investment

Fixed Capital Investment adalah biaya yang diperlukan untuk mendirikan

fasilitas – fasilitas pabrik.

2. Working Capital Investment

Working Capital Investment adalah biaya yang diperlukan untuk menjalankan

usaha atau modal untuk menjalankan operasi dari suatu pabrik selama waktu

tertentu.

B. Manufacturing Cost

Manufacturing Cost merupakan jumlah Direct, Indirect dan Fixed Manufacturing

Cost, yang bersangkutan dalam pembuatan produk.

Menurut Aries & Newton ( Tabel 23 ), Manufacturing Cost meliputi :

1. Direct Cost

Direct Cost adalah pengeluaran yang berkaitan langsung dengan pembuatan

produk.
129

2. Indirect Cost

Indirect Cost adalah pengeluaran–pengeluaran sebagai akibat tidak langsung

karena operasi pabrik.

3. Fixed Cost

Fixed Cost adalah biaya – biaya tertentu yang selalu dikeluarkan baik pada saat

pabrik beroperasi maupun tidak atau pengeluaran yang bersifat tetap tidak

tergantung waktu dan tingkat produksi.

C. General Expense

Genaral Expense atau pengeluaran umum meliputi pengeluaran–pengeluaran yang

berkaitan dengan fungsi perusahaan yang tidak termasuk Manufacturing Cost.

4.8.4 Analisa Kelayakan


Untuk dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh tergolong besar atau tidak,

sehingga dapat dikategorikan apakah pabrik tersebut potensial atau tidak, maka

dilakukan suatu analisa atau evaluasi kelayakan. Beberapa cara yang digunakan untuk

menyatakan kelayakan adalah:

1. Percent Return On Investment

Return On Investment adalah tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari

tingkat investasi yang dikeluarkan.


𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑂𝐼 = 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑥100% (4.10)

2. Pay Out Time (POT)

Pay Out Time (POT) adalah :


130

a. Jumlah tahun yang telah berselang, sebelum didapatkan suatu

penerimaan yang melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang

diperlukan untuk kembalinya Capital Investment dengan profit sebelum

dikurangi depresiasi.

b. Waktu minimum teoritis yang dibutuhkan untuk pengembalian modal

tetap yang ditanamkan atas dasar keuntungan setiap tahun ditambah

dengan penyusutan.

c. Waktu pengembalian modal yang dihasilkan berdasarkan keuntungan

yang diperoleh. Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui dalam

berapa tahun investasi yang telah dilakukan akan kembali.

𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡


𝑃𝑂𝑇 = (𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛+𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖) (4.11)

3. Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) adalah :

a. Titik impas produksi (suatu kondisi dimana pabrik tidak mendapatkan

keuntungan maupun kerugian ).

b. Titik yang menunjukkan pada tingkat berapa biaya dan penghasilan jumlahnya

sama. Dengan BEP kita dapat menetukan harga jual dan jumlah unit yang dijual

secara secara minimum dan berapa harga serta unit penjualan yang harus

dicapai agar mendapat keuntungan.

c. Kapasitas produksi pada saat sales sama dengan total cost. Pabrik akan rugi jika

beroperasi dibawah BEP dan akan untung jika beroperasi diatas BEP.
131

Dalam hal ini:

(𝐹𝑎+0,3𝑅𝑎)
𝐵𝐸𝑃 = (𝑆𝑎−𝑉𝑎−0,7𝑅𝑎) (4.12)

Fa : Annual Fixed Manufacturing Cost pada produksi maksimum

Ra : Annual Regulated Expenses pada produksi maksimum

Va : Annual Variable Value pada produksi maksimum

Sa : Annual Sales Value pada produksi maksimum

4. Shut Down Point (SDP)

Shut Down Point (SDP) adalah :

a. Suatu titik atau saat penentuan suatu aktivitas produksi dihentikan.

Penyebabnya antara lain Variable Cost yang terlalu tinggi, atau bisa juga

karena keputusan manajemen akibat tidak ekonomisnya suatu aktivitas

produksi ( tidak menghasilkan profit ).

b. Persen kapasitas minimal suatu pabrik dapat mancapai kapasitas produk yang

diharapkan dalam setahun. Apabila tidak mampu mencapai persen minimal

kapasitas tersebut dalam satu tahun maka pabrik harus berhenti beroperasi

atau tutup.

c. Level produksi di mana biaya untuk melanjutkan operasi pabrik akan lebih

mahal daripada biaya untuk menutup pabrik dan membayar Fixed Cost.

d. Merupakan titik produksi dimana pabrik mengalami kebangkrutan sehingga

pabrik harus berhenti atau tutup.


132

(0,3𝑅𝑎)
𝑆𝐷𝑃 = (𝑆𝑎−𝑉𝑎−0,7𝑅𝑎) (4.13)

5. Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFR)

Discounted Cash Flow Rate Of Return ( DCFR ) adalah:

a. Analisa kelayakan ekonomi dengan menggunakan DCFR dibuat dengan

menggunakan nilai uang yang berubah terhadap waktu dan dirasakan

atau investasi yang tidak kembali pada akhir tahun selama umur pabrik.

b. Laju bunga maksimal dimana suatu proyek dapat membayar pinjaman

beserta bunganya kepada bank selama umur pabrik.

c. Merupakan besarnya perkiraan keuntungan yang diperoleh setiap tahun,

didasarkan atas investasi yang tidak kembali pada setiap akhir tahun

selama umur pabrik.

Persamaan untuk menentukan DCFR :

(𝐹𝐶 + 𝑊𝐶)(1 + 𝑖)𝑁 = 𝐶 ∑𝑛=𝑁−1 𝑁


𝑛=0 (1 + 𝑖) + 𝑊𝐶 + 𝑆𝑉 (4.14)

Dimana:

FC : Fixed capital

WC : Working capital

SV : Salvage value

C : Cash flow

: profit after taxes + depresiasi + finance

n : Umur pabrik = 10 tahun

i : Nilai DCFR
133

4.8.5 Hasil Perhitungan


Perhitungan rencana pendirian pabrik diamonium fosfat memerlukan rencana

Physical Plant Cost, Fixed Capital Investment, Direct Manufacturing Cost, Indirect

Manufacturing Cost, Fixed Manufacturing Cost, Total Manufacturing Cost, Working

Capital serta General Expense. Hasil rancangan masing–masing disajikan pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 4. 23 Physical Plant Cost


No Jenis Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Purchased Equipment Cost Rp 67.890.109.550 $ 4.771.199,23
2 Delivered Equipment Cost Rp 16.972.527.387 $ 1.192.799,81
3 Instalation Cost Rp 10.004.598.370 $ 703.105,83
4 Piping Cost Rp 15.445.994.718 $ 1.085.517,74
5 Instrumentation Rp 16.769.254.977 $ 1.178.514,18
6 Insulation Rp 2.433.060.524 $ 170.991,28
7 Electrical Rp 10.183.516.432 $ 715.679,88
8 Buildings Rp 108.692.500.000 $ 7.638.720,51
9 Land & Yard Improvement Rp 400.930.000.000 $ 28.176.665,51
Total Rp 649.3211.561.958 $ 45.633.193,97

Tabel 4. 24 Fixed Capital Investment (FCI)


No Fixed Capital Biaya (Rp) Biaya, $
1 Total DPC + PPC Rp 779.185.874,350 $ 54.759.832,7623
2 Kontraktor Rp 77.918.587,435 $ 5.475.983,2762
3 Biaya tak terduga Rp 77.918.587,435 $ 5.475.983,2762
Jumlah Rp 935.023.049,220 $ 65.711.799,3148
134

Tabel 4. 25 Direct Manufacturing Cost (DMC)


No Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Raw Material Rp 952.313.157.257 $ 66.926.918,1404
2 Labor Rp 3.165.400.000 $ 222.458,8257
3 Supervision Rp 791.350.000 $ 55.614,7064
4 Maintenance Rp 37.400.921,969 $ 2.628.471,9726
5 Plant Supplies Rp 5.610.138,295 $ 394.270,7959
6 Royalty and Patents Rp 18.497.895.000 $ 1.300.000,0000
7 Utilities Rp 58.522.533.869 $ 4.112.862,2489
Direct Manufacturing
Cost (DMC) Rp 1.076.301.396,390 $ 75.640.596,6899

Tabel 4. 26 Indirect Manufacturing Cost (IMC)


No Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Payroll Overhead Rp 633.080.000 $ 44.491,7651
2 Laboratory Rp 633.080.000 $ 44.491,7651
3 Plant Overhead Rp 2.532.320.000 $ 177.967,0606
4 Packaging and Shipping Rp 92.489.475.000 $ 6.500.000,0000
Indirect Manufacturing Cost
(IMC) Rp 96.287.955.000 $ 6.766.950,5909

Tabel 4. 27 Fixed Manufacturing Cost (FMC)


No Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Depreciation Rp 93.502.304.921 $ 6.571.180
2 Property taxes Rp 18.700.460.984 $ 1.314.236
3 Insurance Rp 9.350.230.492 $ 657.118
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Rp 121.522.996.399 $ 8.542.534
135

Tabel 4. 28 Total Manufacturing Cost (MC)


No Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Direct Manufacturing Cost (DMC) Rp 1.076.301.396.390 $ 75.640.596,6899
2 Indirect Manufacturing Cost (IMC) Rp 96.287.955.000 $ 6.766.950,5909
3 Fixed Manufacturing Cost (FMC) Rp 121.552.996.399 $ 8.542.533,9109
Manufacturing Cost (MC) Rp 1.294.142.347.789 $ 90.950.081,1917

Tabel 4. 29 Working Capital (WC)


No Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Raw Material Inventory Rp 20.200.582.124 $ 1.419.661,90
2 Inproses Inventory Rp 1.960.821.739 $ 137.803,15
3 Product Inventory Rp 27.451.504.347 $ 1.929.244,15
4 Extended Credit Rp 39.237.959.091 $ 2.757.575,76
5 Available Cash Rp 117.649.304.344 $ 8.268.189,20
Working Capital (WC) Rp 206.500.171.645 $ 14.512.474,16

Tabel 4. 30 General Expense (GE)


No Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Administration Rp 51.765.693.912 $ 3.638.003,25
2 Sales Expense Rp 181.179.928.690 $ 12.733.011,37
3 Research Rp 49.177.409.216 $ 3.456.103,09
4 Finance Rp 34.245.696.626 $ 2.406.728,20
General Expenses (GE) Rp 316.368.728.444 $ 22.233.845,90
136

Tabel 4. 31 Total Production Cost (TPC)


No. Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)
1 Manufacturing Cost (MC) Rp 1.294.142.347.788,810 $ 90.950.081,19
2 General Expenses(GE) Rp 316.368.728.443,906 $ 22.233.845,90
Total Production Cost (TPC) Rp 1.610.511.076.232,720 $ 113.183.927,10

Tabel 4. 32 Fixed Cost (Fa)

Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)


Depresiasi Rp 93.502.304.922 Rp 6.571.180
Proerty Taxes Rp 18.700.460.984 Rp 1.314.236
Asuransi Rp 9.350.230.492 Rp 657.118
TOTAL Nilai Fa Rp 121.552.996.399 Rp 8.542.534

Tabel 4. 33 Variable Cost (Va)

Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)


Raw Material Rp 952.313.157.257 $ 66.926.918,14
Packaging and Shipping Rp 92.489.475.000 $ 6.500.000,00
Utilities Rp 58.522.533.869 $ 4.112.862,25
Royalty & Patent Rp 18.497.895.000 $ 1.300.000,00
TOTAL Nilai Va Rp 1.121.823.061.126 $ 78.839.780,39
137

Tabel 4. 34 Regulated Cost (Ra)

Tipe of Expenses Biaya (Rp) Biaya ($)


Employee Salary Rp 3.165.400.000 $ 222.458,83
Payroll Overhead Rp 633.080.000 $ 44.491,77
Supervision Rp 791.350.000 $ 55.614,71
Plant Overhead Rp 2.532.320.000 $ 177.967,06
Laboratorium Rp 633.080.000 $ 44.491,77
General Expense Rp 316.368.728.444 $ 22.233.845,90
Maintenance Rp 37.400.921.969 $ 2.628.471,97
Plant Supplies Rp 5.610.138.295 $ 394.270,80
TOTAL Nilai Ra Rp 367.135.018.708 $ 25.801.612,80

4.8.6 Analisa Keuntungan


 Harga Material

- Asam Fosfat = $ 450 / Ton (www.ICIS.com)

- Amonia = $ 385 / Ton (www.ICIS.com)

- Diamonium Fosfat = $1300/Ton (www.made-in-china.com)

 Total penjualan = Rp 1.849.789.500.000

 Total Production cost = Rp 1.610.511.076.233

 Keuntungan sebelum pajak = Rp 239.278.423.767

 Pajak (50-52 % dari keuntungan) = Rp 119.639.211.884

 Keuntungan setelah pajak = Rp 119.639.211.884

4.8.7 Hasil Kelayakan Ekonomi

1. Percent Return On Investment (ROI)


138

ROI sebelum pajak = 25,59 %

ROI sesudah pajak = 12,79 %

2. Pay Out Time (POT)

POT sebelum pajak = 2,80 tahun

POT sesudah pajak = 4,38 tahun

3. Break Even Point (BEP)

BEP = 49,19 %

4. Shut Down Point (SDP)

SDP = 23,39 %

5. Discounted Cash Flow Rate (DCFR)

Umur pabrik = 10 tahun

Fixed Capital Investment = Rp 935.023.049.220

Working Capital = Rp 206.500.171.645

Salvage Value (SV) = Rp 93.502.304.922

Cash flow (CF) = Annual profit + depresiasi +

finance

= Rp 247.387.213.342

Discounted cash flow dihitung secara trial & error

R=S

Dengan trial & error diperoleh nilai i = 20,7


139

2000

1800

1600

1400
Rupiah/Tahun (milyar)

Ra
1200

1000 BEP
Sa
800
Va
600 SDP

400

200

0 Fa

Presentasi Produksi

Fa Va Ra Sa

Gambar 4. 8 Grafik BEP dan SDP


BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Pabrik diamonium fosfat dari asam fosfat dan amonia dengan kapasitas 100.000

ton/tahun akan didirikan pada tahun 2024 guna memenuhi kebutuhan pasar di

Indonesia. Dalam perancangan pabrik diamonium fosfat ini diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perancangan diamonium fosfat dari asam fosfat dan amonia dengan kapasitas

100.000 ton/tahun bertujuan untuk mengurangi nilai impor diamonium fosfat dari

luar negeri.

2. Berdasarkan tinjauan kondisi operasi, pemilihan bahan baku, dan jenis produk,

maka pabrik diamonium fosfat dari asam fosfat dan amonia ini tergolong pabrik

dengan resiko rendah (low risk).

3. Berdasarkan hasil analisis ekonomi adalah sebagai berikut:

- Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak Rp 239.278.423.767 dan

keuntungan yang diperoleh setelah pajak (50%) sebesar Rp 119.639.211.884

- Return On Investment (ROI)

Presentase ROI sebelum pajak sebesar 25,59% dan presentase ROI setelah

pajak sebesar 12,79 %. Syarat ROI sebelum pajak untuk pabrik kimia dengan

resiko rendah minimum adalah 11% dan resiko maksimal adalah 44%

143
144

- Pay Out Time (POT)

POT sebelum pajak adalah 2,80 tahun sedangkan POT setelah pajak adalah

4,38 tahun. Syarat POT sebelum pajak untuk pabrik kimia dengan resiko

rendah maksimum adalah 5 tahun.

- Break Event Point (BEP) pada 49,19% dan Shut Down Point (SDP) pada

23,39%. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya adalah 40-60%,

sedangkan SDP untuk Pabrik kimia pada umumnya adalah 20%-30%

- Discounted Cash Flow Rate (DCFR) sebesar 20,71%. Suku bunga

pinjaman di bank saat ini adalah 15%.

Dari hasil analisis ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa Pabrik

diamonium fosfat dari asam fosfat dan amonia dengan kapasitas 100.000 ton/tahun

ini layak untuk didirikan.

5.2 Saran

Perancangan suatu pabrik kimia diperlukan pemahaman konsep - konsep

dasar yang dapat meningkatkan kelayakan pendirian suatu pabrik kimia diantaranya

sebagai berikut :

1. Optimasi pemilihan seperti alat proses atau alat penunjang dan bahan

baku perlu diperhatikan sehingga akan lebih mengoptimalkan

keuntungan yang diperoleh.

2. Perancangan pabrik kimia tidak lepas dari produksi limbah, sehingga

diharapkan berkembangnya pabrik-pabrik kimia yang lebih ramah

lingkungan.
145

Produk diamonium fosfat dapat direalisasikan sebagai sarana untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri di masa mendatang yang jumlahnya semakin

meningkat agar dapat menunjang perkembangan perekonomian di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2019. Matches Practices and Cost Engineering to Develop Ideas for
Tomorrow [Online]. Available: http://www.matche.com.
[Accessed 16 Agustus 2019].

Aries, R.S.and Newton, R.D., 1955.Chemical Engineering Cost Estimation.


New York: MC Graw Hill Book Company inc.

Brown, G.G., Katz, D., Foust, AS and Sceidewind, R. 1950. Unit Operation. John
Wiley & Sons. New York.

Brownel, L.E., and Young, E.H. 1959. Proces Equipment Design. John Wiley &
Sons. New York.

BPS. 2016. Badan Pusat Statistik Available: www.bps.go.id [Accessed 23 Maret


2019].

BSN 2005. Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk Diamonium Fosfat. SNI 02-
2858-2005.

BSN 2009. Standar Nasional Indonesia (SNI) Syarat-Syarat Air Pengisi Ketel Uap
dan Air Ketel Uap. SNI 7268:2005.

Considine, Douglas M. 1985. Instruments and Controls Handbook 3rd Edition.


USA: Mc.Graw-Hill, Inc.

Coulson, J., Richardson, J., Backhurst, J. & Harker, J. 1991. Vol. 2: Particle
technology and separation processes, Oxford [etc.]: Butterworth-
Heinemann.

CRC Press, L. 2000. Standard Thermodynamic Properties of Chemical Subtances


[Online].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Standar Kualitas Air Bersih.

Froment, Gilbert F. 1979. Chemical Reactor Analysis and Design, John Wiley,
Newyork.

Geankoplis, C.J. 1993. Transport Processes and Unit Operation, 4th ed. Prentice
Hall Inc. New York.

146
147

ICIS, C. P. 2019. Available: www.icis.com/chemicals/channel-info-chemicals-a-z/


[Accessed 16 Agustus 2019].

IFDC 1967. Fertilizer Manual. International Fertilizer Development Center.

IPNI. "Nutrient Source Specifics: Diammonium Phosphate" [Online]. USA:


International Plant Nutrition Institute Available: www.ipni.net/specifics
[Accessed 9 Mei 2019].

John R Van Wazer, 1958, Phosphorus And Its Compounds, Volume I: Chemistry,
New York: Interscience Publishers, Inc. p. 503.

Kern, D.Q. 1950. Process Heat Transfer. McGraw-Hill. New York.

Kirk, R. E. & Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of Chemical Technology. Vol. 2,


The Interscience Encyclopedia, Inc; New York.

Levenspiel, O., 1976. Chemical Reaction Engineering, 2 nd Edition, John Wiley


and Sons Inc., New York.

Madura. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta:


Erlangga.

Max, S. P., Klaus, D. T. & Ronald, E. W. 1991. Plant design and economics for
chemical engineers. International edition.

Perry, R. H. & Green, D. W. 1999. Perry's chemical engineers' handbook, McGraw-


Hill Professional.

Pradyot Patnaik, P. D. 2002. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill.

PT.Petrokimia, G. 2019. Available: www.petrokimia-gresik.com [Accessed 23 Maret


2019].

PUSRI. 2019. Available: www.pusri.co.id [Accessed 23 Maret 2019].

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air .

Peters, M.S. and Timmerhouse, K.D., 1991, Plants Design and Economics for
Chemical Engineers 4th Edition. McGraw-Hill, Inc. Singapore.

Ryan, W.J.,1946. Water Treatment and Purification. New York: Mc Graw Hill
Book Company Inc.
148

Salladay, D. G., Decantur, F. F., Achorn & Killen. 1986. Pressure Reactor for
Production Diammonium Phosphate. United State Patent patent application.

Schrodter, K., Bettermann, G., Staffel, T., Wahl, F., Klein, T. & Hofmann, T. 2008.
Phosphoric Acid and Phosphates in Ullmann's Encyclopedia of Industrial
Chemistry. Weinhem: Wiley-VCH.

Siagian P. Sondang. 1992. Manjemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit


Bumi Aksara.

Sutarto. 2002. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press.

Thomas, W. P. & Lawton, W. S. 1988. Stable Ammonium Polyphosphate Liquid


Fertilizer from Merchant Grade Phosphoric Acid. Google Patents.

Ulrich, G. D. 1984. A guide to chemical engineering process design and economics,


John Wiley & Sons.

www.boundless.com. [accessed 23 maret 2019].

www.che-mis-try.org. [accessed 23 maret 2019].

www.indiamart.com. [accessed 29 maret 2019].

www.soils.org. [accessed 11 mei 2019].

www.infomagang.com/info/info-umr-upah-minimum-regional-di-indonesia/ [accessed 16
Agustus 2019]

www.eclipselightinginc.com/pages/posts/philipC2AE-ql-induction-ql-lumens-
output33.php [accessed 13 Juli 2019]

Young, R., Hicks, G. & Daris, C. 1962. Fertilizer Technology, TVA Process For
Production of Granular Diammonium Phosphate. Journal of Agricultural
And Food Chemistry, 10, 442-447.

Yaws, Carl, 1999 , Chemical Properties Hand Book, Lamar University ,


Beaumont, Texas
LAMPIRAN A
REAKTOR

149
150

REAKTOR

Fungsi : Tempat terjadinya reaksi asam Fosfat dengan amonia menjadi

Diammonium Fosfat

Alat : Reaktor gelembung berupa kolom kosong dengan distributor gas

berupa “Perforated Plate”

Asumsi :

a. Operasi berjalan kontinyu.

b. Reaktor gelembung cocok untuk reaksi gas – cair, dengan jumlah gas yang

relative sedikit yang direaksikan dengan cairan yang jumlahnya besar.

c. Di dalam reaktor gelembung, aliran gas di anggap Plug Flow, tetapi cairan

teraduk sempurna oleh aliran gelembung gas yang naik ke atas, sehingga suhu

cairan di dalam reaktor selalu seragam

Kondisi operasi,:

a. Tekanan dalam reactor : 1 atmosfer

b. Suhu dalam reaktor : 115 oC

c. Konversi : 84 %

(Easley 1967)
151

Pada tahun 1923 G.N Lewis, mengajukan empat kriteria untuk reaksi asam

basa:

1. Reaksi asam dan basa adalah reaksi yang cepat

2. Suatu asam kuat atau basa kuat dapat mengganti asam yang lebih lemah

atau basa yang lebih lemah dan suatu senyawa

3. Indicator dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalensi reaksi

asambasa

4. Asam dan basa dapat berfungsi sebagai katalis yang penting

Seperti halnya reaksi netralisasi yang lain, reaksi antara H3PO4 dan NH3 berlangsung

sangat cepat. Pembentukan fase lain dalam suatu reaksi kimia biasa mempengaruhi

kecepatan reaksi. Dalam kasus dimana terjadi padatan, fenomena pembentukan inti

kristal, agregasi, dan aglomerasi menentukan ukuran dan struktur partikel padatan.

Lapisan interfase
gas Lapisan
Bulk gas cairan
Bidang reaksi
PA CB
PAi Bulk cairan
CAi

Gambar 1 . Mekanisme reaksi reaktan gas - cair di film cairan


Mekanisme Reaksi :

Gas A berdifusi masuk ke bidang batas (interface gas-cair) melalui lapisan

gas dan terus berdifusi masuk ke lapisan cairan. Karena kecepatan reaksi
152

kimia berjalan cukup cepat maka reaksi terjadi di liquid-film, sehingga tidak

ada A yang berdifusi masuk ke dalam larutan dan bereaksi dengan B di fase

larutan (tidak ada A yang masuk ke main body of liquid untuk bereaksi).

(Levenspiel, 1972)

Dimana :

PA = Konsentrasi bahan didalam fase gas yang dinyatakan dengan tekanan

PAi = Konsentrasi bahan di dalam interface yang dinyatakan dengan

tekanan

CAi = Konsentrasi gas pada bidang batas gas-cair yang setimbang dengan

konsntrasi gas.

CB = Konsentrasi bahan Asam Fostat didalam larutan

Kesetimbangan pada interface dinyatakan dengan henry law’s :

PAi = HA. CAi

Dimana :

HA = Koefisien Henry. Pa m3/mol

𝐴(𝑔→𝑙) + 𝐵(𝑙) → 𝐶(𝑙) + 𝐷(𝑙)


153

1. Zat A tidak dapat langsung bereaksi dengan zat B, zat A mengubah

dahulu ke dalam fase cairan agar dapat bereaksi dengan zat B

2. Reaksi terjadi pada kondisi A cair dan B cair sehingga terbentuk

Proses pembentukan ammonium sulfat merupakan reaksi netralisasi yang terjadi

antara gas ammonia dan Asam Fosfat cair. Reaksi yang terjadi adalah:

2𝑁𝐻3(𝑔) + 𝐻3P𝑂4 → (𝑁𝐻4)2HP𝑂4(𝑠) + 𝑄

Langkah – langkah perancangan :

1. Menentukan konstanta kecepatan reaksi

Kecepatan reaksi :

k= 0,08653 menit-1

2. Menentukan kecepatan laju volumetrik

umpan masuk ke reaktor

Input Reaktor

Input
Komponen Arus 1 Arus 2 Arus 7
Kg/Jam Kmol/jam Kg/Jam Kmol/jam Kg/Jam Kmol/jam
NH₃ 2528,501562 148,735386 473,6185194 27,85991291
H₃PO₄ 6236,593736 63,63871159 3753,826659 38,30435366
H₂O 12,706038 0,705891 1214,533786 67,47409922 5399,4981 299,9721166
(NH₄)₂HPO₄
Sub Total 2541,2076 149,441277 7451,127522 131,1128108 9626,943278 366,1363832
154

Output reaktor

Output
Komponen Arus 3 Arus 4
Kg/Jam Kmol/jam Kg/Jam Kmol/jam
NH₃ 5,184 0,30494 484,04 28,4729
H₃PO₄ 2745,73 28,0176 1,63917 0,01673
H₂O 2143,75 119,097 4482,99 249,055

(NH₄)₂HPO₄ 9753,05 73,8867 2,90492 0,02201

sub total 14647,7 221,306 4971,57 277,567

3. Menentukan Konstanta Henry untuk Reaktan Gas

Dengan pendekatan Harga Ha untuk gas NH3 dalam air pada T= 115 oC

Nilai H untuk suhu 115oC = 642,5955 m3.Pa/mol

4. Menentukan diffusivitas gas

(Treyball, 1984)

Dimana :

Faktor Asosiasi NH3 (θL) =1

Berat Molekul cairan (Bm ) = 98 gr/grmol

Viskositas Cairan H3PO4 = 0,0005 kg/m.s

Suhu operasi = 388 K


155

Volume molekular NH3 = 0,0256 m3/kmol

Diffusivitas gas ke cairan (DAL) = 1,764 x 10-8 m2/det

6. Menentukan koefisien transfer massa fase cair (KL)

(Froment, hal 725)

Dimana:

DAL (Difusifitas gas melalui cairan) = 1,764 x 10-8 m2/det

pl (Densitas Cairan) = 1064,6 kg/m3

μL ( Viskositas Solvent ) = 0,005 kg/m.s

g (Gravitasi bumi) = 980 cm/s2

KL (Koefisien Transfer Massa) = 0,001347 m/s

7. Menentukan bilangan hatta

(Levenspiel,1976)

Dimana:

DAL (Difusifitas gas melalui cairan) = 1,764 x 10-8 m2/det

k = 0,7858 m3/kmol.s
156

KL (Koefisien Transfer Massa) = 0,001347 m/s

Ha = 0,0128

Ha < 0,3 Reaksi terjadi di badan Utama Cairan (Perry,1999)

8. Penentuan Volume Reaktor

(Froment,1979)

Dimana :

F = 12189,8498 m3/jam

L = 12,2031 m3/jam

Pt = 1 atm

PB in = 0,95 atm

PB out = 1 Atm

Ca in = 12,1883 kmol/m3

Ca out = 1,9501 kmol/m3

(Froment,1979)

Dimana :

(-ra) = 0,016874

Cbi = 1,47026 kmol/m3


157

CB = 0,0869 kmol/m3

Av = 2607,4020 m-1

Hg = 0,6988

(Froment,1979)

Dimana :

y = 1,3094 x 10-5

NBIy = 0 = 1,8636 x 10-3

( Froment,1979)

Dimana :

yL = 1,3094 x 10-5

NBIy = L = -1,6981x10-13
158

3,2345 V = -0,0911 v + 62,4686 – (-0,5299) v

3,2345 V = 0,4277 v + 62,4686

V = 19,3132 m3

Didapatkan volumenya sebesar 19,3132 m3

Dirancang untuk tingkat keamanan desain reactor = 20% (sebagai

over desain) menjadi 120 % V desain = 23,1785 m3

9. Penentuan Diameter dan Tinggi Reaktor

Mencari diameter dan tinggi reactor berdasarkan volume over desain


reactor berupa vessel yang terdiri dari silinder dengan tutup dan dasar
berbentuk torisperical bentuk reactor dipilih silinder tegak dengan
D : H = 1:2

Maka Diameter Reaktor


𝜋
𝑉 𝑆𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 = . 𝐷2 . 𝐻
4

Dr = 3,5073 m

Hs = 7,0147 m

Luas penampang reaktor :

= 9,6566 m2
159

10. Menghitung Kecepatan Superfisial Gas (Usg)

= 0,3506 m/s
11. Menghitung Diameter Pengaduk

Ds antara 1/3 - 2/5 kali diameter reaktor, dipilih Ds 1/3D

Ds = 1,1691 m

12. Menghitung Tinggi Pengaduk Terhadap Cairan (Hs)

= 3,5073 m

13. Menghitung Kecepatan Pengaduk Karakteristik

(Froment,1979)
= 0,7484 putaran/s
160

14. Menentukan Kecepatan Pengadukan Minimum

(Froment,1979)
= 3,4670 putaran/s

15. Menentukan Diameter Gelembung

(Froment,1979)

= 0,00161 m
= 1,6080 mm

16. Menentukan Hold up Gas (Hg)

(Froment,1979)
Dimana :

N = 3,4670 putaran/s

No* = 0,7484 putaran/s

Ds = 1,1691 m
161

Dr = 3,5073 m

Hl = 7,0147 m

g = 9,8 m/s3

𝜎l = 0,02630 kg/s2

Ρl = 1064,6892 kg/ m3

Usg = 0,3506 m/s

Hg = 0,6988

17. Mekanikal desain

Tebal dinding reaktor

Untuk bentuk cylinder (cylindrical) maka persamaan yang dipakai:

( rase & barrow, tabel 12.2, P202)

Dimana :

Tebal dinding minimum (ts) = 0,1837

Tekanan desain = 1 atm

Jari-jari dalam reaktor (R) = 1,7537 m

Efisiensi sambungan (E) = 0,8


162

Faktor korosif (umumnya dipkai 1/8”) = 0,125 inch

Bahan yang dipakai adalah stainless stell SA-316 karena bahan

korosif digunakan untuk proses bertekanan tinggi dan dapat

digunakan untuk diameter tangka yang besar yang mempunyai

nilai: Max allowable stress (s) = 18750 psi

Dipilih tebal dinding 3/16 inch

Tebal Head Reaktor

Jenis = triospherical dishead head/tebal dinding dihitung dengan


persamaan:

Perhitungan Tebal Head menggunakan Persaman


163

Dimana :

Tebal head reaktor (Th) = 0,1769 inch

Tekanan desain (P) = 1 atm

Radius of disk = OD (r) = 1,7537 m

Maximum allowed stress (s) = 18750 psig

Efisiensi sambungan (E) = 0,8

Factor korosif (C) = 0,125 inch

Dipilih Th (tebal head reaktor) 3/16 inch

Menghitung Tinggi Total Reaktor

Dimana:

ID = 276,1685 in

OD = 276,5435 in

Sf =3

a = 138,0842 in

Ab = 128,7092 in

Bc = 134,6250 in

Ac = 39,4693 in

B = 104,5307 in

OA = 107,7182 in

Tinggi reaktor total = 491,6049 in

= 12,4868 m
164

18. Menghitung Spesifikasi Sparger

Sparger yang digunakan berupa perforated plate dengan susunan

triangular pitch

a) Diameter Orifice

Diameter Orifice pada umumnya 0,004 – 0,95 (Willey,1974)

Di pilih Diameter Orifice = 0,25 cm

b) Kecepatan Gelembung Keluar Orifice (Vt)

Dimana:

Db = 0,0016 m

Pl = 1064,6892 kg/ m3

𝜎 = 0,0263 kg/m.s

G = 98 m/s2

Vt = 0,4560 m/s
165

c) Kecepatan Volumetrik Gas

Dimana

Re = 50000 (Treybal,1985)

DO = 0,0025 m

µg =1,8 x10-5kg/m.s (Perry,1999)

Wo = 1,7663 x10-3 Kg/s

Wg = 2,0697 kg/s

Jumlah Lubang sparger = 1172 Lubang


d) Pitch

Pt min = 0,5 (Ludwig,1964)

Luas Plate tiap lubang = 0,00002165 m2

Luas Sparger = 0,0254 m2

Diameter Sparger = 0,1798 m

e) Waktu Tinggal Cairan

T cairan = 1,8992 jam = 114 menit

19. Menghitung Spesifikasi Pengaduk

Reaktor ini menggunakan pengaduk Propeller dengan marine type

impeller yang biasanya mengunakan 3 blade propeller dengan alasan

pengaduk ini sangat cocok untuk viskositas yang rendah


166

Dimana:

Volume Reaktor = 23,1758 m3

Viskositas = 0,5154 cp

Dt = 3,811 m

Dt/ Di =3

Zl / Di = 2,7-3,9

Zi / Di = 0,75

Untuk Dimensi pengaduk

Dt/ Di =3

Zl / Di = 2,7

Zi / Di = 0,75

Maka di peroleh

Di = 2,3382 m

Zi = 1,7537 m

Zl = 6,3132 m

Jumlah pengaduk =1
167

Power Pengaduk

𝑁𝑃 𝜌𝑁 3 𝐷𝑖 5
𝑃=
𝑔𝑐
= 875,2736 ft.lb/s

= 1,3526 Hp (1,5 Hp standart NEMA)

20. Menghitung dimensi pendingin reaktor (Coil)

a. Menghitung ΔT LMTD

Tekanan Operasi = 1 atm = 14,7 psia

Suhu Bahan Masuk = 30°C = 85,4 °F

Suhu Bahan Keluar = 115°C = 239 °F

Suhu pendingin Masuk = 32°C = 89,6 °F

Suhu Pendingin Keluar = 50°C = 122 °F

(t1+ t2) (89,6 + 122)


Taverage = =105,8 °F
2 2

Fluida panas Fluida dingin ΔT


85,4 122 36,6
239 89,6 149,4

36,6 - 149,4
ΔT LMTD = 36,6
ln
149,4
= 80,19 °F
168

b. Menghitung luas transfer panas

Untuk fluida pendingin UD : 40-100 Btu/ft2.oF.jam (Tabel 8. Kern,


1965 : 840) diambil harga UD = 100 Btu/ft2.oF.jam

Q = 5762189,2900 kj/jam

= 5461500,966Btu/jam

Menghitung luas tranfer panas (A) :

Q
A =
Ud.∆T
5762189,2900
=
75 x 80,19
= 908,04169 ft2

c. Menghitung luas selubung reaktor :

A = πDL

= 864,64611 ft2

Luas transfer panas reaktor lebih besar dibandingkan dengan


selubung reaktor sehingga digunakan coil pendingin. Coil pendingin
berfungsi sebagai pendingin untuk menjaga kestabilan suhu dalam
reaktor karena reaksi bersifat eksotermis.

d. Menghitung Lay Out Koil

Dipilih Ukuran = 2,5 in

Dipilih ukuran pipa ukuran standart : (Tabel 11, hal 844, Kern
1950)
169

D nominal = 2,5 in

OD = 2,88 in = 0,2399 ft

ID =2,469 in = 0,2057 ft

Schedule = 40

At = 4,79 in = 0,03326 ft2

Ao = 0,753 ft2/ft

Diameter Helix = 5,6117 m

Jarak antar Lilitan = 0,480 ft

e. Menghitung koefisien perpindahan panas dalam coil :

Dimana:

Dt = 23,0140 ft

Cp = 1,600 btu/lb.F

L = 5,75235 ft

N = 12481,3471 rph

p = 66,46 lb/ft3

µ = 1,2467 lb/ft.jam

Hc = 223,3060 btu/jam/ft2..F
170

f. Menghitung Uc dan Ud

Dimana:

Hi = 311,1431 btu/jam.ft2.F

Hio = 266,7404 btu/jam.ft2.F

Uc = 121,5492 btu/jam.ft2.F

Ud = 65,6723 btu/jam.ft2.F

g. Menghitung Panjang Koil

= 1377,1776 ft = 419,7637 m
171

h. Menghitung Jumlah lengkungan koil dan tinggi tumpukan koil

Dimana:

Keliling Busur AB = 28,9056 ft

Keliling Busur AC = 28,9154 ft

N = 12

Tinggi Tumpukan Koil = 3,3381 ft = 1,0175 m

Volume coil = 62,2705 ft3

Tinggi Cairan = 6,3132 m

Tinggi tumpukan koil < tinggi cairan dalam shell, maka koil tercelup
dalam cairan

19. Menghitung Pressure Drop


f x v2 x L
∆PT =
5,22 x 1010 x ID x s x θt

= 1,2587 psi
172

20. Menghitung Pipa Pemasukan dan

Pengeluaran

a) Perancangan pipa umpan masuk cair ke reaktor

G = 12992,4903 kg/jam

= 3,6090 kg/s

Ρ = 1064,6892 kg/m3

Dioptimum = 43,8745 mm

= 1,7273 in

Dari Tabel 11, Kern

NPS = 2 in

Schedule = 40

OD = 2,38 in

ID = 2,067 in

A = 3,35 in2

b) Perancangan pipa umpan masuk gas ke reaktor

G = 9628,8208 kg/jam

= 2,6747 kg/s

Ρ = 0,7988 kg/m3
173

Dioptimum = 538,5405 mm

= 21,2024 in

Dari Tabel 11, Kern

NPS = 22 in

Schedule = 20

OD = 22 in

ID = 21,25 in

A = 355 in2

c) Perancangan pipa umpan Keluar cair reaktor

G = 9629,9061 kg/jam

= 2,6741 kg/s

Ρ = 1567,4606 kg/m3

Dioptimum = 32,4379 mm

= 1,277 in

Dari Tabel 11, Kern

NPS = 1,5 in

Schedule = 40

OD = 1,9 in

ID = 1,61 in

A = 2,04 in2
174

d) Perancangan pipa umpan keluar gas reaktor

G = 2,9049 kg/jam

= 0,00080692 kg/s

Ρ = 0,5339 kg/m3

Dioptimum = 8,4785 mm

= 0,3212 in

Dari Tabel 11, Kern

NPS = 0,375 in

Schedule = 40

OD = 0,675 in

ID = 0,493 in

A = 0,192 in2

e) Perancangan Pipa Masuk dan Keluar Pendingin

G = 130584,3759 kg/jam

= 36,273437 kg/s

Ρ = 993,106 kg/m3

Dioptimum = 152,9542 mm

= 6,0218 in

Dari Tabel 11, Kern

NPS = 8 in
175

Schedule = 40

OD = 8,625 in

ID = 7,981 in

A = 50 in2

Anda mungkin juga menyukai