KARYA ILMIAH
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli
Madya.
Disetujui di
Medan, Juni 2014
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua,
sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan
judul PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENYERAPAN SO2 OLEH
CHILLED WATER DI SO2 ABSORBER PADA UNIT CHEMICAL PLANT PT.
TOBA PULP LESTARI, Tbk – PORSEAsesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di PT. TOBA PULP
LESTARI, Tbk PORSEA. Karya Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan
akademik mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Diploma – 3 untuk
program studi Kimia Industri diFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan dari Karya Ilmiah ini, maka
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan Karya Ilmiah ini.
Penulis juga menyadari Karya Ilmiah ini tersusun dan terselesaikan
dengan baik karena ada campur tangan dari berbagai pihak yang mendukung
penulis dalam meyelesaikan Karya Ilmiah ini, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasi kepada :
1. Kedua orang tua tercinta dan adik-adik sayayang mendukung dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan menyelesaikan Karya Ilmiah
ini.
2. Ibu Dr. Yugia Muis, MSiselaku dosen pembimbing dan dosen penasehat
akademik, Ibu Dr. Rumondang Bulan Nasution, MS selaku ketua
Departement Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Emma Zaidar, M.Si selaku ketua
Program Study D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara yang banyak mengarahkan dan
membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
3. Bapak selaku pembimbing lapangan dan keluarga besar departement
chemical plantPT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang telah banyak memberikan
sumbangan, pikiran, tenaga, dan waktu kepada penulis sewaktu penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
4. Bapak Selaku Learning & Dev. Centre Section Head, para staff di L&D
Centre ( Ibu Yanthi Sormin, Bapak Derusman Purba ), dan bapak Jhonny
Marpaung selaku staff di LP&C yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan di PT. Toba
Pulp Lestari, Tbk Parmaksian.
5. Kepada sahabat, Desy Hasibuan, Anneke Lumbantoruan, Selly S.
Simanjuntak dan ASJ yang cantik-cantik dan sangat jabir tentunya.
6. Kepada teman – teman seperjuangan saya di kimia industri stambuk 2011
yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama masa
perkuliahan sampai penulisan Karya Ilmiah ini.
Winda Yanne
Oktavia
Telah di lakukan pengamatan di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea tentang
pengaruh temperatur terhadap penyerapan SO 2 oleh chilled water pada SO2
absorber. Pengambilan sampel di lakukan sebanyak satu jam sekali setiap harinya.
Pada unit gas sulfur dioksida ini, tahap yang menentukan keberhasilan produksi
baik dari segi kualitasnya maupun dari segi kuantitasnya adalah tahap penyerapan
sulfur dioksida. Penyerapan SO2 pada unit ini menggunakan chilled water (air
dingin yang ditargetkan bertemperatur 8,00 – 8,70 0C). Sesuai dengan pengamatan
yang dilakukan, untuk temperatur chilled water sebesar 8,70 0C maka SO2 yang
terserap sebanyak 60,76 kg. Semakin tinggi temperatur chilled water maka
penyerapan gas SO2 semakin menurun dan sebaliknya. Penyerapan menggunakan
chilled water dilakukan secara tidak langsung sehingga dapat menurunkan suhu
SO2 dan menaikkan kelarutan SO2 .
ABSRACT
Observations have been done in PT. Toba Pulp Lestari Tbk - Porsea on the effect
of temperature on the absorption of SO 2 by chilled water on SO 2 absorber.
Sampling was done by one hour once a day. At the unit's sulfur dioxide gas,
which determines the success of the stage production in terms of both quality and
quantity terms is the stage of absorption of sulfur dioxide. Absorption of SO2 in
this unit uses chilled water (cold water temperature target from 8.00 to 8.70 0C).
In accordance with the observations made, for the chilled water temperature by
8.70 0C then SO2 is absorbed as much as 60.76 kg. The higher the temperature of
the chilled water absorption of SO2 gas decreases and vice versa. Absorption
using chilled water indirectly so as to lower the temperature and increase the
solubility of SO2.
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR TABEL vi
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 3
1.3.Manfaat 3
PENDAHULUAN
Diera globalisasi ini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
hutan yang ditumbuhi berbagai jenis kayu, memiliki prospek yang sangat cerah
untuk mendirikan industri pulp dan kertas. Pulp (bubur kertas) merupakan bahan
baku untuk pembuatan kertas yang dapat dibuat dari semua jenis kayu, baik kayu
yang berserat pendek (hardwood) maupun kayu yang berserat panjang (softwood).
Pulp dan kertas merupakan salah satu komiditi andalan yang diharapkan mampu
tersedia di bumi Indonesia dan didukung dengan jumlah yang terus bertambah.
Tbk, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan kertas dan rayon dalam negeri
dan di import dari berbagai negara. PT. Toba Pulp Lestari berlokasi di desa
Sosorladang Porsea, yang berproduksi secara komersial dimulai pada tahun 1989.
Bahan baku pabrik ini dihasilkan sendiri oleh Hutan Tanaman Industri (HTI) PT.
TPL. PT. Toba Pulp Lestari saat ini menggunakan jenis kayu Eucalyptus sebagai
tahun kemudian.
Didalam Industri Pulp, chemical plant atau pabrik kimia adalah pabrik
pendukung yang memproduksi bahan kimia untuk pemutihan pulp dan untuk
berbagai jenis bahan kimia yang salah satunya adalah pabrik sulfur dioksida (SO 2 -
treatment).
satu bagian proses produksi di pabrik kimia yang khusus menghasilkan larutan
Proses penyiapan gas sulfur dioksida dilakukan dalam enam tahap utama, yaitu :
1. Pencairan sulfur
2. Pembakaran sulfur
Pada unit pengolahan gas sulfur dioksida, tahap yang sangat menentukan
keberhasilan produksi baik dari segi kualitasnya maupun dari segi kuantitasnya
adalah tahap penyerapan sulfur dioksida. Pada tahap ini penyerapan terjadi pada
menara penyerapan (absorber tower). Gas sulfur dioksida yang akan diserap
sehingga mendapat penyerapan yang lebih tinggi dan dapat disimpan lebih lama
melainkan ada juga gas SO2 yang tidak terserap yang dipengaruhi oleh temperatur
media penyerapan yaitu chilled water sehingga akan mempengaruhi produk akhir
dari penyerapan.
1.2 Permasalahan
keberhasilan produksi adalah media penyerapnya yaitu chilled water. Karena pada
unit ini PT. Toba Pulp Lestari memakai menara penyerap sistem isian.
1.3 Tujuan
SO2
gas SO2
terhadap gas SO 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam proses pembuatan pulp ada beberapa tahap yang harus dilakukan,
dengan proses kimia. Dimana dengan memisahkan serpihan fine dan serpihan
yang memiliki ukuran yang lebih besar, maka chip dengan ukuran yang
dihasilkan sisa cairan pemasak yang disebut lindi hitam sehingga menjadi
molekul yang lebih kecil yang larut dalam lindi hitam maka didapat pulp yang
lebih baik.
dapat larut dalam air dan untuk menghilangkan sisa-sisa lignin yang masih
karbonat. Bila pencucian kurang sempurna maka akan timbul kerugian pada
dan selain itu timbulnya busa serta lendir yang sangat mengganggu pada proses
pembuatan pulp.
untuk menghilangkan bahan atau zat pewarna sehingga pulp tersebut memiliki
Brightness yang lebih tinggi. Beberapa tahap pembuatan pulp menjadi putih
dengan bantuan bahan kimia yaitu : Cl2 (Klorin), ClO2 (Klorin Dioksida),
(Sulfur Dioksida), Klor akan bereaksi dengan lignin yang terlarut dalam cairan
lindi hitam yang masuk bersama pulp, dan klor melarutkan sisa-sisa lignin
Pulp machine adalah merupakan integrasi dari bagian operasi pabrik pulp. Pulp
machine ini bertujuan untuk mengubah suspensi pulp yang dikirim dari Bleach
pulp menjadi pulp kering dan selanjutnya diproses ke dalam bentuk bal-bal
kkal/grmol. Pada tekanan standar, SO2 murni berupa gas yang tidak berwarna.
pembakaran konsentrasi gas SO2 semakin tinggi. Biasanya sulfur dioksida yang
sebagai berikut :
Sulfur dioksida mempunyai unsur-unsur gas baunya tajam. Apabila gas sulfur
dioksida langsung kena pada kulit maka kulit bisa terbakar, sulfur dioksida sangat
(Anonim, 2003)
Pemakaian dari larutan sulfur dioksida ada pada bagian internal chemical
plant (pabrik kimia0 yaitu proses akhir dechlorination tank. Anolyte (sisa-sisa
larutan garam dari sel) yang berupa natrium hipoklorit (NaOCl) setelah
dielektrolisa yang mengandung 200-225 gr/l NaCl yang masih dapat digunakan
masih mengandung klorin yang dapat merusak resin pada alat Ion Exchanger,
maka larutan anolyte tersebut harus mengalami pemisahan klorin terlebih dahulu.
diinjeksikan ke dalmmya steam dan larutan HCl pada pH 1,4-1,6. Adapun fungsi
berikut :
Dari reaksi tersebut di atas dapat diketahui bahwa sulfur yang terdapat pada
larutan garam selain berasal dari pembentukan garam juga merupakan hasil
oksidasi SO2 .
pemutih yang ditambahkan pada tahap terakhir proses pemutihan adalah sulfur
Untuk menghentikan kerja dari bahan ClO 2 , mula-mula diuapkan dan dilarutkan
yang encer.
pemutihan pulp dimana sulfur dioksida berfungsi untuk menetralkan ClO 2 atau
yaitu :
1. Pencairan sulfur
a. Aliran Proses
pencairan (melting tank). Temperatur melting tank dijaga pada suhu8 120-
130 0C, dengan media pemanas steam bertekanan rendah hal ini dilakukan
mengingat titik lebur sebesar 115,2 0C. Karenanya sulfur pada meltibg tank
tetap dalam keadaan cair dan siap untuk diumpankan ke tangki pembakaran
furnance digunakan jenis pipa “doube pipe” dengan media pemanas steam
bertekanan rendah.
b. Spesifikasi Peralatan
Diameter : 1,2 m
Panjang : 3,0 m
Volume : 3,4 m3
Ketebalan isolasi : 80 mm
2. Pembakaran Sulfur
a. Aliran Proses
Hal ini disebabkan dalam keadaan mengkabut, sulfur lebih mudah terbakar
c. Spesifikasi Peralatan
Nama : Furnance
Berat : 1750 kg
Diameter : 1,5 m
Panjang : 3,3, m
Ketebalan isolasi : 25 mm
a. Aliran proses
pendingin.
Kelarutan gas sulfur dioksida dalam mill water pada menara pendingin
sulit untuk dicapai, hal ini disebabkan temperatur operasi yang tidak
b.Spesifikasi Peralatan
Berat : 500 kg
Diameter : 1,03 m
Tinggi : 6,30 m
a. Aliran proses
arah. Maka temperatur akhir gas hasil pendinginan menurun menjadi 15-20
0
C.
b.Spesifikasi Peralatan
Berat : 1100 kg
Diameter : 0,5 m
a. Aliran Proses
counter flow media penyerap chilled water dialirkan dari puncak menara
antara gas dengan media penyerap, menara absorbsi dilengkapi dengan isian
jenis shuddle packing. Gas SO2 hasil pembakaran akan terserap sementara
gas-gas yang lain seperti O 2 sisa, SO2 yang tidak terserap, N2 dan impurities
dihasilkan dari proses penyerapan adalah dalam bentuk sulfur dioksida (SO 2
b.Spesifikasi Peralatan
Berat : 260 kg
Diameter : 0,5 m
Tinggi : 9,1 m
a. Aliran Proses
penyimpanan. Temperatur fluida dijaga pada 10 0C, hal ini disebabkan pada
bSpesifikasi Peralatan
Diameter : 5,2 m
Tinggi : 6,1 m
1. Trane chiller
mengakami penurunan temperatur dan mengambil panas dari air byang hendak
didinginkan.
2. Wiegand chiller
Yang beroperasi juga berdasarkan titik didih yang rendah pada tekanan yang
(Anonim. 2002)
2.3.1. Pengertian
(absorbat) oleh zat lain (absorbent). Absorbsi merupakan salah satu cara untuk
memisahkan atau mengurangi kadar suatu konstituen dalam fase gas dengan
atau menyerap konstituen yang diinginkan. Solvent penyerap harus dipilih secara
tepat baik ditinjau dari sifat-sifat fisik, kimia ataupun harga dan batas-batas
pemakaiannya.
gas dengan cairan tertentu, dengan tujuan salah satu atau beberapa dari komponen
yang terdapat gas tersebut terserap oleh cairan. Pada umumnya, proses
penyerapan dilakukan dalam menara penyerap (absorber) baik yang tersusun dari
sejumlah tray (tray tower) maupun yang berisi sejumlah bahan isian pada
massa berlangsung dengan cara difusi antar dua fase yang saling mengadakan
kontak.
yaitu :
a. Absorbsi fisis
Absorbsi fisis adalah operasi penyerapan suatu zat dengan menggunakan pelarut
b. Absorbsi kimiawi
Absorbsi kimiawi adalah operasi penyerapan suatu zat dengan pelarut, dimana
Untuk menghitung jumlah perolehan dari larutan hasil absorbsi atau larutan
Menurut Warren L.Mc.Cabe, gas yang mengandung zat terlarut disebut gas
kaya atau gas gemuk (rich gas), masuk ke ruang pendistribusian yang terdapat
dibawah isisan dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian, berlawanan
arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang luas untuk
kontak antara zat cair dan gas dan membantu terjadinya kontak yang akrab anatara
kedua fase. Zat terlarut yang ada dalam gas diserap oleh zat cair segar yang masuk
ke dalam menara, zat cair itu makin lama akan makin kaya akan zat terlarut, dan
mealalui lubang yang ada dibawah menara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
La, Xa Va, Ya
Vb, Yb Lb, Xb
Keterangan :
SO2 X2 (encer)
AY2
X1 (pekat)
BY1
H2O + SO2
Udara + SO 2
G = laju udara
Neraca bahan untuk SO2 bila operasinya kontiniu dan keadaan steady
Neraca bahannya adalah SO2 masuk sama dengan SO2 keluar yaitu :
a. Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi merupakan suatu proses kimia ataupun fisika yang terjadi ketika suatu
fluida, cairan maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (disebut: zat
penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan film (disebut: zat
Adsorpsi --> peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain
diserap
penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu
antara :
Menurut Sukardjo bahwa molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat
cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang
mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair,
mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat
yang diserap masuk ke dalam adsorben sedang pada adsorpsi, zat yang diserap
meningkat. Ketika laju adsorpsi adalah sama dengan laju desorpsi sering disebut
proses adsorpsi adalah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi yang
b. Jenis Adsorpsi
interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der
Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan
media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka
fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif
kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada
Contoh :
multilayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu Adsorpsi dapat terjadi pada suhu
dan adsorbat
tertentu
(Sukardjo, 2002)
dalamnya. Udara atmosfer merupakan campuran gas yang terdiri dari sekitar 78%
Nitrogen, 20% oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon monoksida dan sisanya
terdiri dari Neon, Helium, Metan dan Hidrogen. Udara dikatakan “normal “ dan
sudah tercemar. Pencemaran udara adalah adanya atau masuknya salah satu atau
lebih zat pencemar di udara, dalam jumlah dan waktu tertentu, yang dapat
lingkungan hidup).
Secara umum terdapat 8 parameter pencemar udara yaitu, debu, NH3, Pb,
CO, SO2, hidrokarbon, NOX, dan H2S, yang secara bersamaan maupun sendiri-
sendiri memiliki potensi bahaya bagi lingkungan, yang meliputi dampak bagi
Gas SO2 (sulfur dioksida), merupakan gas polutan yang banyak dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti
minyak, gas, batubara, maupun kokas. Disamping SO2, pembakaran ini juga
menghasilkan gas SO3, yang secara bersama-sama dengan gas SO2 lebih dikenal
sebagai gas SOx (sulfur oksida). Akibat utama pencemaran gas sulfur oksida,
pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih. Bahkan pada beberapa individu
yang sensitive, iritasi sudah terjadi pada paparan 1-2 ppm saja. Untuk penderita
dan lanjut usia gas ini merupakan polutan yang berbahaya karena dengan
paparan yang rendah saja ( 0,2 ppm) sudah dapat menyebabkan iritasi
(ppm)
Baunya
(Philip Kristanto,2002)
a. Di lapangan
terlebih dahulu dicairkan pada alat ini, dengan menjaga temperatur pada
120-130 oC. Sulfur mencair pada temperatur 114,5 oC dan akan mendidih
bertekanan rendah.
pembakaran sulfur.
100-75 oC.
15-20 oC.
Yaitu sebuah menara penyerap gas sulfur dioksida dengan media penyerap
b. Di laboratorium
1. Digital buret
2. Erlenmeyer
3. Pipet
a. Di lapangan
1) Sulfur (belerang)
b. Di laboratorium
1) SO2 Water
3) Larutan Indikator
3.2 prosedur
3.2.1 Di lapangan
Dicairkan Sulfur (S) yang dalam bentuk padatan pada alat Sulfur
Melting tank (tangki pencairan sulfur) , sebagai media pemanasnya
digunakan steam bertekanan rendah.
Dijaga temperatur pada Sulfur Melting Tank(Tangki Pencairan
Sulfur) yaitu 130-135 0C, jika digunakan suhu 145 0C maka sulfur
akan membeku kembali.
Di alirkan sulfur cair dengan bantuan pompa sulfur cair ke tungku
pembakaran sulfur (sulfur burner).
Temperatur pembakaran pada sulfur burner dijaga 780 – 805 0C.
Didinginkan gas hasil pembakaran di Cooling Tower dengan media
pendingin air secara kontak langsung sehingga temperatur gas turun
menjadi 75-100 0C.
Didinginkan gas sulfur dioksida yang keluar dari cooling tower
dengan menggunakan alat pendingin atau disebut Cooler, sehingga
temperatur gas turun menjadi 15- 200 C.
Diserap gas Sulfur dioksida dengan menggunakan menara penyerap
(Absorbtion Tower) dengan media penyerap air dimana jenis isian
pada menara penjerap adalah “Saddle Packing”.
Dialirkan larutan SO2 yang terbentuk dari hasil penyerap untuk
disimpan di tangki penyimpanan larutan SO 2 (Water Storage Tank).
SO2 =
Dimana :
B = Volume sampel
N1 = Normalitas I2
4. 1 Hasil
Data-data hasil kerja praktek diambil sekali dalam 24 jam. Data-data tersebut
praktek.
Flow Temperatur
Konsumsi Temperatur Flow
Chilled Chilled
Sulfur Burner Udara
No Water Water
(kg/hari) (oC) (m3/jam)
(m3/jam) (oC)
Terpakai (ml)
1 2 3,875
2 2 3,600
3 2 3,3125
4 2 2,9375
5 2 2,750
6 2 2,73125
4. 2 Perhitungan
Pemakaian sulfur sebanyak 774,60 kg/hari, maka untuk 1 jam operasi yang
digunakan adalah
S=
= 32,2750 kg/jam
= 1,0065 kmol/jam
= 64,4792 kg/jam
( B ) Volume sampel = 2 ml
( N1 ) Normalitas I 2 = 0,1 N
Menghilangkan produk SO2 dalam air, dapat memakai rumus sebagai berikut :
SO2 produk (kg/jam) = Flow Chilled Water (m3/ jam) x konsentrasi SO2
= 60,7600 kg/jam
SO2 yang tidak terserap = SO2 yang terbentuk - SO2 yang terserap
= 64,4792 kg – 60,7600 kg
= 3,7192 kg
Tabel 4.3 Hasil perhitungan SO 2 yang terserap dan SO2 yang tidak terserap
Terserap
(kg)
persamaan :
Y = a + bx
yang terserap.
Untuk memperoleh konstanta a dan b pada persamaan garis regresi linear dapat
Untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara x dan y digunakan nilai
koefisien korelasi yang mempunyai batas harga sebesar -1 sampai +1. Rumus
No Temperatur SO2 X2 Y2 XY
(X) (Y)
Keterangan :
n = Banyak percobaan
n = 6
x = 49,85
y = 405,90
x2 = 414,6075
y2 = 27567,8444
Y = a + bx
= 196, 1955
a = 196,1955
Y = 196,1955 – 15,4718 X
= -0,9810
= 5,5587 k-mol
= 1,1673 k-mol x BM O2
= 37,3536 kg
= 4,3913 k-mol x BM N2
= 122,9564 kg
= x 64,0628 kg/mol
= 64,4792 kg/jam
Secara teoritis :
= 37,3536 kg – 32,2750 kg
= 5,0786 kg
Maka :
SO2 produk (kg/jam) = Flow Chilled Water (m3/ jam) x konsentrasi SO2
= 60,7600 kg/jam
SO2 yang tidak terserap = SO2 yang terbentuk - SO2 yang terserap
= 64,4792 kg – 60,7600 kg
= 3,7192 kg
= 6200 kg
Sehingga :
Masuk :
SO2 = 64,4792 kg
O2 = 3,0786 kg
N1 = 122,9564kg
Total = 6392,5142 kg
Keluar :
Total = 6392,5142 kg
4.3 Pembahasan
Proses penyerapan gas sulfur dioksida pada pabrik kimia PT. Toba Pulp
menara tersebut, dimana dalam proses ini gas SO 2 dialirkan dari dasar menara
penyerap. Sedangkan media penyerapnya adalah chilled water yang dispray dari
mendapat penyerapan yang lebih tinggi dan dapat disimpan lebih lama dalam
Tetapi kerja dari penyerapan ini tidak selamanya berjalan dengan sempurna,
melainkan ada gas SO2 yang tidak terserap sehingga akan mempengaruhi produk
5. 1 Kesimpulan
5. 2 Saran
temperatur chilled water harus dijaga 8 -10 oC agar penyerapan SO2 lebih
tinggi dan dapat disimpan lebih lama dalam tangki yang berisolasi sehingga
Anonim. 2000. Chemical Plant Training Manual. Porsea. PT.Toba Palp Lestari,
Tbk.
Anonim. 2002. Standart Technical Procedures. Porsea. PT.Toba Palp Lestari, Tbk.
Anonim. 2003. Chemical plant. Porsea. PT. Toba Pulp Lestari, tbk