Anda di halaman 1dari 2

4.

3 Pembahasan
Nama
:Wynne Raphaela
NIM
:131424027

Pada praktkum ini dilakukan percobaan falling film evaporator. falling film evaporator
adalah suatu peralatan yang digunakan untuk meningkatkan kepekatan suatu larutan. Praktikum
ini bertujuan untuk dapat menentukan laju alir dan tekanan optimum yang digunakan untuk
proses evaporasi, dapat menghitung koefisien keseluruhan perpindahan panas untuk Falling Film
Evaporator, dapat menghitung efisiensi () penggunaan Falling Film Evaporator. Pada
praktikum ini juga dicari pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas.
Pada praktikum ini digunakan Falling Film Evaporator tipe Shell and Tube Evaporator
dengan aliran secara co-current. Umpan berupa air keran ditampung di tangki umpan kemudian
di pompa oleh pompa reciprocating menuju bagian atas kolom FFE selanjutnya umpan masuk
kedalam tube yang membentuk lapisan tipis. Sedangkan, media pemanas berupa steam masuk
kedalam shell dari bagian atas kolom FFE. Pada evaporator ini akan terjadi perpindahan panas ,
di mana ada kalor yang dilepas oleh media pemanas (steam) dan kalor yang diterima oleh air
umpan. Panas yang diberikan oleh media pemanas (steam) akan memanaskan air umpan
sehingga mencapai titik didihnya dan terbentuk uap. Karena temperatur pada tangki pemisah dan
pendingin (kondensor) lebih rendah dari pada temperatur pada bagian bawah kolom FFE, maka
sistem pada kolom tersebut akan

seperti vakum karena terjadi penurunan tekanan dan

menyebabkan campuran air dan mineral terhisap menuju tangki pemisah. Air yang lebih berat
dan pekat (banyak mengandung mineral) akan menuju tangki pengumpul produk sebagai limbah,
sedangkan uap air(mengandung sedikit mineral) menuju kondensor kemudian dikondensasikan
dan turun ke tangki distilat menjadi produk (aquades).
Pada praktikum ini dilakukan sebanyak 6 run dengan memvariasikan tekanan steam dan
laju alir umpan. Tekanan steam yang digunakan sebesar 1 bar dan 1,5 bar sedangkan laju alir
umpan sebesar 70 lt/jam, 100 lt/jam, dan 150 lt/jam. Setiap run dilakukan selama 20 menit. Data
yang diambil berupa suhu steam, suhu kondensat, suhu umpan, suhu produk, suhu distilat, laju
alir disitilat, laju alir produk, dan laju alir kondensat. Diasumsikan steam terkondensasi
seluruhnya sehingga laju alir kondensat sama dengan laju alir steam. Sehingga laju alir steam

dapat diketahui dari laju alir kondensat. Dari data-data tersebut dapat dicari nilai koefisien
perpindahan panas(1/h), dan efisiensi evaporator.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa nilai semakin besar laju alir umpan pada
tekanan yang sama, nilai U akan semakin menurun. Hal ini disebabkan pada laju alir yang terlalu
besar, kontak antara steam dengan fluida yang akan dipekatkan menjadi sebentar sehinga jumlah
uap pelarut (distilat) yang didapat pun akan semakin sedikit. Hal ini sudah sesuai dengan teori
bahwa semakin besar laju alir umpan, perpindahan panas yang terjadi akan semakin kecil.
Karena pada laju alir yang besar akan menyebabkan lapisan tipis(film) yang terbentuk semakin
tebal, sehingga perpindahan panas antara media pemanas dengan umpan akan semakin cepat dan
waktu kontaknya semakin singkat akhirnya jumlah cairan yang teruapkan akan semakin sedikit.
Oleh karena itu, pada saat laju alir umpan semakin besar distilat yang didapatkan semakin
sedikit. Namun pada tekanan yang berbeda dengan pengoperasian laju alir sama, nilai U yang
diperoleh akan semakin besar dibandingkan pada pengoperasian tekanan yang lebih kecil.
Namun nilai U tetap berbanding terbalik dengan laju alir umpan. Dan laju alir umpan berbanding
terbalik dengan perolehan distilat.
Berdasarkan perhitungan, efisiensi evaporator berbanding lurus dengan laju alir umpan.
semakin besar laju alir umpan, efektifitas penggunaan steam sebagai media pemanas semakin
besar yang artinya energi panas yang terbuang semakin berkurang namun akan menurunkan nilai
koefisien perpindahan panasnya. Hal ini disebabkan waktu kontak antara media pemanas dan
fluida yang akan dipekatkan menjadi semakin sebentar akibat tebalnya lapisan film.
Berdasarkan data hasil percobaan yang didapatkan, diketahui bahwa pada laju alir umpan
sebesar 100 lt/jam pada flowmeter dengan tekanan steam 1,5 bar didapat nilai U dan efisiensi
yang paling optimum dibandingkan laju alir dan tekanan steam lainnya.

Sehingga, pada

praktikum ini didapat kesimpulan bahwa pengaturan laju alir umpan dan tekanan steam pada
kondisi optimum akan menghasilkan koefisien perpindahan panas dan efisiensi terbaik. Secara
umum laju alir umpan berbanding lurus dengan efisiensi namun berbanding terbalik dengan nilai
U. sehingga pada laju alir umpan yang terlalu besar perolehan distilat berupa air demineral akan
semakin sedikit.

Anda mungkin juga menyukai