SIMULASI PROSES
Disusun oleh :
DOSEN PEMBIMBING
Profiyanti Hermien Suharti, ST.,MT
Pada alat penukar panas (STHE) terdapat dua aliran yang dapat dilakukan, yaitu counter-current
dan co-current. Untuk aliran countercurrent, fluida panas dan dingin mengalir ke arah yang berlawanan
melintasi permukaan perpindahan panas (dua aliran fluida masuk ke heat exchanger pada ujung yang
berlawanan). Fluida panas melewati tujuh tube secara paralel, fluida dingin melewati tabung sebanyak
tiga kali melalui baffle di dalam shell. Untuk aliran cocurrent, fluida panas mengalir dengan arah yang
sama dengan fuida dingin melintasi permukaan perpindahan panas (dua aliran fluida masuk ke heat
exchanger pada ujung yang searah)
3. Hasil Praktikum
4. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan Shell and Tube Heat Exchanger 1 dengan
menggunakan alat HT30XC Heat Exchanger Armfield dimana praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh antara perubahan flowrate dari fluida panas dan fluida dingin terhadap ΔThot,
ΔTcold, Qe, Qa dan efisiensi overall dan menentukan koefisien perpindahan overall pada sistem
Shell and Tube Heat Exchanger dengan menggunakan perhitungan ΔTlm. Dalam suatu shell and
tube heat exchanger, fluida yang satu mengalir dalam pipa-pipa kecil (tube) dan fluida yang lain
mengalir melalui selongsong (shell). Perpindahan panas dapat terjadi di antara kedua fluida,
dimana panas akan mengalir dari fluida bersuhu lebih tinggi ke fluida bersuhu lebih rendah.
Pada percobaan ini diberi 2 variabel dan dilakukan 5 kali running untuk variabel Fhot
konstan dan 3 kali running untuk variabel Fcold konstan.Untuk percobaan dengan variabel Fhot
konstan, digunakan set point berupa suhu sebesar 50°C dengan tipe aliran countercurrent flow,
diberikan juga 5 variabel untuk running yaitu dengan mengatur manual output sebesar 50%, 60%,
70%, 80%, 90%, dan 100%. Dari data yang didapatkan, berikut grafik yang dihasilkan :
2
delta T hot
1.5
1
Series1
0.5
0
4.54 4.56 4.58 4.6 4.62 4.64 4.66
Laju Alir hot
8
delta T cold
4
Series1
2
0
4.54 4.56 4.58 4.6 4.62 4.64 4.66
Laju Alir hot
0.02
0.015
Qe
0.01
Series1
0.005
0
4.54 4.56 4.58 4.6 4.62 4.64 4.66
Laju Alir hot
0.0765
0.076
Qa
0.0755
Series1
0.075
0.0745
4.54 4.56 4.58 4.6 4.62 4.64 4.66
Laju Alir hot
60
40
Series1
20
0
4.54 4.56 4.58 4.6 4.62 4.64 4.66
Laju Alir hot
Pada praktikum ke 2 diberi 2 variabel dan dilakukan 3 kali running untuk variabel Fcold
konstan dan 5 kali running untuk variabel Fhot konstan.Untuk percobaan dengan variabel Fcold
konstan, digunakan set point berupa suhu sebesar 40°C dengan tipe aliran countercurrent flow,
diberikan juga 5 variabel untuk running yaitu dengan mengatur manual output sebesar 25%, 30%
dan 35%. Dari data yang didapatkan, berikut grafik yang dihasilkan :
Gambar 6. Kurva ΔThot terhadap flowrate hot saat flowrate cold konstan
Grafik ΔThot Vs Flowrate Hot
(Fcold = Konstan)
2.95
2.9
2.85
2.8
2.75
2.7
2.65
2.6
2.55
2.5
2.45
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Gambar 7. Kurva ΔTcold terhadap flowrate hot saat flowrate cold konstan
Berdasarkan gambar 6 dan 7 dapat dilihat bahwa hubungan antara ΔT dengan flowrate hot terdapat
perbedaan garis pada kurva. Untuk gambar 6 Nilai dari ΔTcold terhadap flowrate hot semakin lama semakin
naik namun terjadi penurun yang tidak banyak dangambar 7 menunjukkan nilai ΔTcold terhadap flowrate
hot semakin lama semakin naik. Hal ini dikarenakan suhu pada T3 dan T4 yang berlaku sebagai Tcold yang
mengalami kenaikan suhu.
0.5
0.48
0.46
0.44
0.42
0.4
0.38
0.03 0.035 0.04 0.045 0.05
Berdasarkan gambar 8 dan 9 dapat dilihat bahwa nilai dari Qe dan Qa terhadap flowrate hot semakin lama
semakin naik. Seiring besarnya nilai flowrate hot yang diberikan, semakin besar pula nilai Qe dan Qa yang
dihasilkan. Namun dari grafik dapat dilihat jika nilai Qe lebih besar daripada nilai Qa. Hal ini dikarenakan
oleh peningkatan flowrate cold, maka panas yang dilepaskan oleh fluida panas semakin lama semakin
besar, sedangkan panas yang diterima fluida semakin kecil. Hal ini bisa dikatakan sudah sesuai dengan
literatur bahwa “Kenaikan flowrate air panas mengakibatkan kenaikan laju perpindahan kalor. Hal ini
disebabkan oleh semakin meningkatnya kuantitas partikel air panas yang mengalami kontak dengan
dinding pipa sebelah dalam, sehingga semakin banyak energi kalor yang ditransferkan oleh partikel-
partikel air panas ke dinding pipa” (Mufid,2011). Hubungan laju alir massa fluida dengan laju alir
perpindahan panas adalah bahwa laju alir massa fluida yang besar akan menaikkan laju perpindahan
panas.
Grafik Efficiency Vs Flowrate Hot
(Fcold = Konstan)
0.88
0.86
0.84
0.82
0.8
0.78
0.76
0.74
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Gambar 10. Kurva efisiensi terhadap flowrate hot saat flowrate cold konstan
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai dari efisiensi terhadap flowrate cold menunjukkan
garis yang semakin naik, hal ini berarti bahwa semakin besar flowrate hot yang terjadi maka semakin
besar nilai efisiensinya. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa dengan flowrate hot yang besar
dapat dihasilkan nilai efisiensi yang kecil.
4. Daftar Pustaka
Tim Dosen Teknik Kimia POLINEMA. 2018. Modul Ajar Praktikum Simulasi Proses.
Malang: POLINEMA
Coughanowr, Donald R., dan Steven E. LeBlanc. 2009. Process Systems Analysis and
Control: Third Edition. New York: McGraw-Hill