Anda di halaman 1dari 2

Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 6 November 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

MIXING
Siti Fatimah, Farida Dian Arianti, Muhammad Fahrul Rahman Alim
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang

1. TUJUAN PRAKTIKUM naiknya permukaan pada tepi tangki secara signifikan


dan terdapat pergerakan gliter yang mendekati dinding
Tujuan praktikum mixing adalah untuk mengetahui tangki pengaduk.
jenis pola alir dari berbagai impeller, menghitung torsi
dan power dari proses pengadukan, menganalisis 3.2 Nilai Torsi
fenomena vortex pada tangki pengaduk, serta untuk
menganalisis Froude Number. Torsi yang terbentuk dari jenis impeller propeller lebih
besar jika dibandingkan dengan jenis impeller turbine
- 6 -6
2. VARIABEL PRAKTIKUM yaitu 1,75 x 10 : 4,8095 x 10 pada kecepatan
putaran yang sama 150 rpm. Rata–rata torsi yang
5
Dalam praktikum ini terdapat beberapa variabel yang didapat dari impeller propeller sebesar 1,20283 x 10
digunakan, dengan menggunakan air dan gliter sebagai -6
Nm dan pada impeller turbine sebesar 6, 07115 x 10
bahan yang digunakan, adapun variabel lain adalah Nm. Torsi yang akan terbentuk nanti akan berpengaruh
kecepatan pengadukan (Rpm) untuk masing-masing pada jenis power yang dihasilkan.
impeller mulai dari 150 – 400 (Rpm) dengan perbedaan
interval pada masing masing kecepatan adalah 50 3.3 Nilai Bilangan Power
(Rpm).
Besarnya nilai power (P) pengadukan tergantung pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN jenis impeller yang digunakan. Besar nilai power (P)
pada proses pengadukan akan mempengaruhi kecepatan
3.1 Pola Alir Tangki Berpengaduk pengadukan yang dihasilkan. Jika dalam suatu sistem
pengadukan kecepatan (variabel) telah ditentukan,
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, pola aliran maka nilai power dapat dihitung. Dari hasil percobaan
yang terjadi yaitu axial dan radial. Perbedaan pola yang telah dilakukan, nilai power yang didapat dengan
aliran tersebut dipengaruhi oleh jenis impeller yang menggunakan impeller turbine lebih besar dari pada
digunakan. Penggunaan impeller jenis propeller yang menggunakan impeller propeller. Hal ini
menghasilkan pola aliran axial dan tangensial, disebabkan karena ukuran (diameter) impeller turbine
sedangkan impeller jenis turbine menghasilkan pola lebih besar dibanding diameter impeller propeller
aliran radial dan tangensial. Impeller berfungsi untuk karena bentuk impeller turbin menyerupai agitator
mempercepat proses mixing sehingga dalam waktu berdaun banyak dengan daun-daun yang agak pendek
tertentu akan mencapai viskositas yang seragam yang dan dapat berputar pada kecepatan tinggi. Adapun
tergantung pada kecepatan putaran dari impeller. Untuk diameter impeller yaitu 0,05 m, sedangkan diameter
jarak antara impeller dengan dasar gelas beker sebesar impeller propeller yaitu 0,04 m.
1/8 dari tinggi campuran. Jarak tersebut digunakan agar
distrubusi alirannya merata sehingga campuran menjadi Hubungan antara Bilangan Power atau Np dengan
homogen dan didapat viskositas yang homogen Bilangan Reynolds (NRe) ini biasanya digunakan untuk
diseluruh campuran. menggambarkan hubungan antara penggunaan energi
dengan kecepatan pengadukan. Hubungan dalam
Dalam percobaan dengan menggunakan impeller bentuk kurva tenaga (power–curve). Kurva diperoleh
propeller, pola aliran yang terbentuk pada kecepatan dengan cara memplotkan nilai–nilai Np dan NRe
putaran 150 rpm adalah axial karena arah aliran sejajar berdasarkan data hasil percobaan yang meragamkan
dengan sumbu poros impeller. Hal tersebut juga terjadi nilai kecepatan pengaduk (N), diameter pengaduk (D),
ketika kecepatan putaran sebesar 200 rpm dan 250 rpm. densitas (Ρ), dan viskositas (η) cairan pada tiap–tiap
Pada kecepatan putaran 300 rpm, 350 rpm dan 400 rpm pengaduk yang mempunyai kesamaan geometrik
pola aliran yang terbentuk yaitu radial dan pola [1]
tertentu.
alirannya tangensial. Pola aliran radial dan tangensial
ditandai dengan terbentuknya vortex yang Power yang dihasilkan berbanding lurus dengan
mengakibatkan naiknya permukaan pada tepi tangki kecepatan pengadukan. Jika semakin besar kecepatan
secara signifikan dan terdapat pergerakan gliter yang pengadukan maka semakin besar pula power yang
mendekati dinding tangki pengaduk. diberikan. Bilangan Power (Np) berbanding terbalik
terhadap rpm. Semakin besar rpm yang diberikan maka
Dalam percobaan dengan menggunakan impeller turbin, semakin kecil bilangan power (Np) yang didapat. Dari
pola aliran yang terbentuk pada kecepatan putaran 150 rpm percobaan jenis impeller propeller pada rpm 150 dan
adalah axial. Karena arah aliran sejajar dengan sumbu 400 bilangan power yang diperoleh masing - masing
poros impeller. Hal tersebut juga terjadi ketika kecepatan sebesar 0,00018 dan 0,0017
putaran sebesar 200 rpm dan 250 rpm. Pada kecepatan
putaran 300 rpm, 350 rpm dan 400 rpm pola aliran yang 3.4 Analisis Vortex
terbentuk yaitu radial dan pola alirannya tangensial. Pola
aliran radial dan tangensial ditandai dengan terbentuknya Vortex adalah putaran air yang membentuk aliran yang
vortex yang mengakibatkan bergerak secara tangensial. Pusaran (vortex) ini akan
Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 6 November 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan 2. Torsi yang terbentuk dari jenis impeller
kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi propeller lebih besar dibandingkan dengan torsi
dari fluida yang diaduk. Pada pengaduk propeller, yang terbentuk dari jenis impeller turbine.
vortex pada tangki pengaduk terjadi pada kecepatan Rata–rata torsi propeller 0,00074 Nm dan torsi
150 rpm dengan bilangan Reynold (NRe) 4481,2. Pada turbine 0,000373733 Nm
pengaduk turbine, vorteks pada tangki pengaduk
terjadi pada kecepatan 150 rpm dengan bilangan 3. Nilai Power yang dihasilkan berbanding lurus
Reynold 7001,96. Untuk angka Reynold <10, aliran dengan kecepatan pengadukan, semakin besar
pada kondisi tersebut adalah laminer. Aliran akan nilai power semakin besar pula kecepatan
4 pengadukannya. Tetapi Bilangan Power (Np)
turbulen apabila angka Reynold >10 . Apabila angka
Reynold diantara kedua nilai tersebut adalah berbanding terbalik terhadap kecepatan
.[2] pengadukan, semakin besar kecepatan
transisi
pengadukan (rpm) yang diberikan maka semakin
Vortex merupakan hal yang dihindari dalam proses kecil Bilangan Power (Np) yang diperoleh.
pencampuran (mixing), karena dapat menyebabkan 4. Pada pengaduk propeller, vortex pada tangki
penggumpulan fluida. Maka, dapat menyebabkan pengaduk terjadi pada kecepatan 150 rpm dengan
waktu untuk mencapai homogenitas lebih lama. Untuk bilangan Reynold 4481,258 dan pengaduk
menghindari vortex saat pencampuran, dapat turbine, vortex terjadi pada kecepatan 200 rpm
menggunakan baffle. Vortex juga dapat tarjadi akibat dengan bilangan Reynold 9242,595
adanya pengaruh nilai Froude Number dan gaya 5. Bilangan froude number dari 2 jenis pengaduk
gravitasi. yang besar adalah jenis pengaduk turbine karena
mempunyai diameter lebih besar dibandingkan
3.5 Analisis Froude Number dengan jenis pengaduk propeller. Perbandingan
0,09:0,072 saat 250 rpm.
Bilangan Froude (Nfr) digunakan untuk menghitung
pengaruh gravitasi bumi dalam penentuan gerakan REFERENSI
fluida. Nfr berbanding lurus dengan kecepatan putaran [1] Galletti, C., Paglianti, A. Lee, K.C. Yianneskis, M.,
pengaduk. Semakin besar kecepatan putaran pengaduk 2004, “Reynolds Number and Impeller Diameter
semakin besar pula Bilangan Froude yang didapat. Effect on Instabilities in Stirred Vessles, AlChe
Bilangan froude number dari 2 jenis pengaduk yang Journal, 50, pp.2050 – 2063
besar adalah jenis pengaduk turbine karena [2] Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes
mempunyai diameter lebih besar dibandingkan dengan and Unit Operation. Third edition. University of
jenis pengaduk propeller. Perbandingan 0,09:0,072 minnesota. Prentice-Hall International Inc.
saat 250 rpm. [3] Ali, Fachruddin. 2012. Analisa Aliran Fluida pada
Mixing Crude Oil Storage Tank dengan CFD.
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang Jurnal Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas
signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada Teknologi Kelautan ITS, Surabaya.
sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada
sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan
dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk pusaran
(vortex). Vortex menunjukkan keseimbangan antara
gaya gravitasi dengan gaya inersia[3].
Berdasarkan pada hasil perhitungan pada kedua jenis
pengaduk, didapatkan NFr dengan nilai < 1 pada
kecepatan 150 rpm hingga 400 rpm. Nilai Nfr tertinggi
sebesar 0,453968 pada kecepatan 400 rpm yang nilainya
masih kurang dari 1. Fenomena vortex dapat terjadi jika
nilai NFr > 1 . Akan tetapi, pada praktikum kali ini,
hasil menunjukkan terbentuknya vortex. Hal ini dapat
terjadi karena adanya aliran berupa putaran di sekeliling
sumbu putar diujung impeller dan mengakibatkan
adanya udara dipermukaan cairan terserap masuk
kedalah aliran dan terjadi vortex. Sehingga, pola aliran .
yang terjadi adalah pola aliran transisi dan turbulen
dengan nilai NRe diantara 10 hingga lebih dari 104.
Sedangkan jika nilai NRe < 10 maka jenis alirannya
adalah laminar, dan jika nilai NRe di antara 10 - 104
adalah jenis aliran transisi.

𝑁2 𝑥 𝐷
𝑁𝑓𝑟 = ............................................... (1)
𝑔

4. SIMPULAN

1. Penggunaan pengaduk jenis impeller propeller dan


turbine pada tangki menghasilkan pola alir axial dan
pola alir radial. Pola alir axial terbentuk pada 150
rpm – 250 rpm. Sedangkan pola aliran radial
terbentuk pada 300 rpm – 400 rpm

Anda mungkin juga menyukai