Laboratorium Satuan Operasi 1

Semester IV 2015/2016

LAPORAN PRAKTIKUM

SEDIMENTASI

Pembimbing

: Ir. Barlian Hasan, M.T

Kelompok

: II (Dua)

Tanggal Praktikum

: Kamis, 17 Maret 2016

Nama Anggota Kelompok :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Puspita Sari R.
Rezki Yunita Apriana
Nurhikma
Widi Aprilia Tabi
Jusriadi
Gleiny Yulien Picarima

(331 14 002)
(331 14 003)
(331 14 005)
(331 14 009)
(331 14 014)
(331 14 025)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016

I.
III.

JUDUL PERCOBAAN : SEDIMENTASI

II.
TUJUAN PERCOBAAN
:
1. Mempelajari pengaruh tinggi suspensi terhadap kecepatan pengendapan.
2. Mempelajari pengaruh konsentrasi padatan dalam suspensi terhadap
kecepatan pengendapan.
3. Mempelajari pengaruh penambahan flokulan dalam suspensi terhadap

kecepatan pengendapan.
4. Menentukan konstanta sedimentasi dan titik kritis.
IV.
V.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
- Unit sedimentasi (3 kolom yang digunakan)
- Gelas kimia 500 mL
1 buah
- Gelas kimia 250 mL
2 buah
- Gelas ukur 1000 mL
1 buah
- Gelas ukur 25 mL
1 buah
- Spatula
- Neraca analitik
- Neraca biasa
- Baskom plastik
- Ayakan
- Sendok plastic
VI.
Bahan yang digunakan :
- Kapur (CaCO3 (s))
- Air keran
- Flokulan (Lead (II) trihydrat acetate (Pb(CH3COOH)2 . 3H2O)
- Asam formiat
- Kertas timbang
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
DASAR TEORI
XII.
A. PENGERTIAN SEDIMENTASI
XIII.

Sedimentasi adalah pemisahan padatan yang

tersuspensi dalam air dengan cara mengendapkan padatan tersebut dengan

gaya gravitasi membentuk dua bagian, yaitu cairan bening (supernatant) dan
padatan yang mengendap. Sedimentasi juga dapat dikatakan suatu
pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan secara gravitasi
untuk menyisihkan suspended solid. Umumnya proses sedimentasi
digunakan setelah proses koagulasi dan flokulasi yang berfungsi untuk

destabilisasi dan memperbesar gumpalan/ukuran partikel, sehingga mudah

untuk diendapkan. Proses koagulasi menggunakan kapur (CaCO3) untuk
mengikat kotoran atau memutus rantai pada ikatan senyawa zat warna
sehingga membentuk gumpalan. Sedangkan proses flokulasi dengan cara
menambah larutan polimer untuk memperbesar gumpalan, sehingga relatif
mudah untuk diendapkan.
XIV.
B. PROSES SEDIMENTASI
XV.
1. Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu :
Cara Batch
XVI.

Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium,

karena sedimentasi batch paling mudah dilakukan pengamatan penurunan

ketinggian. Mekanisme sedimentasi batch pada suati silinder/tabung bisa
dilihat pada gambar berikut:
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.

Gambar 4.2.1 Mekanisme Sedimentasi Batch

XXIII. Keterangan :
XXIV. A : cairan bening
XXV. B : zona konsentrasi seragam
XXVI. C : zona ukuran butir tidak seragam
XXVII.
D : zona partikel padat terendapkan
XXVIII.
Gambar diatas menunjukkan slurry (bagian dengan
konsentrasi partikel terbesar) awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan
partikel padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai
mengndap dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum. Dengan cepat
zona D terbentuk yang terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat
mengendap. Pada zona transisi, fluida mengalir ke atas karena tekanan dari
zona D. Zona C adalah daerah dengan distribusi ukuran partikel yang berrbeda-

beda dan konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah dengan konsentrasi
seragam dan distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona
A yang merupakan cairan bening.
XXIX.
Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing
zona berubah. Zona A dan zona D bertambah, sedangkan zona B berkurang.
Akhirnya zona B dan zona C, dan transisi hilang, semua padatan berada di
zona D. Saat ini disebut critical settling point, yaitu saat terbentuknya batas
tunggal antara cairan bening dan endapan (Foust,1980).
XXX.

Cara Semi-Batch

XXXI.

Pada proses sedimentasi ini, hanya ada cairan keluar saja

atau cairan masuk saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang
masuk atau cairan bening yang keluar. Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa
dilihat pada gambar berikut :

XXXII.
XXXIII.
Gambar 4.2.2 Mekanisme Sedimentasi Semi-Batch
XXXIV.
Keterangan :
XXXV.
A : cairan bening
XXXVI.
B : zona konsentrasi seragam
XXXVII.
C : zona ukuran butir tidak seragam
XXXVIII.
D : zona partikel padat terendapkan
XXXIX.

XL.

Cara Kontinyu
Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan cairan bening

yang dikeluarkan secara kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan
konstan. Mekanisme sedimentasi kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :

XLI.
XLII. Gambar 4.2.3 Mekanisme Sedimentasi Kontinyu
XLIII.
XLIV. Keterangan :
XLV. A : cairan bening
XLVI. B : zona konsentrasi seragam
XLVII. C : zona ukuran butir tidak seragam
XLVIII.
D : zona partikel padat terendapkan
XLIX.
2. Berdasarkan ukuran partikel, sedimentasi dibedakan menjadi :
Discrate partikel adalah partikel yang memiliki ukuran bentuk dan
spesifik gravitasi tetap (tidak berubah dengan waktu) selama proses

pemisahan berlangsung.
Flocullant partikel adalah partikel yang memiliki sifat permukaan yang
dapat membesar atau bergabung dengan partikel-partikel lain ketika akan

bersinggungan sehingga ukuran bentuk mungkin akan berubah.

L.
3. Berdasarkan gerak partikel didalam fluida, terbagi dalam 3 periode, yaitu :
Peroide jatuh dengan percepatan karena gaya gravitasi
Free settling yaitu periode jatuh dengan kecepatan tetap, yang

berpengaruh hanya gaya gravitasi.

Hindered settling yaitu periode dimana kecepatan sedimentasi
berkurang ketika terjadi kenaikkan konsentrasi, yang disebabkan karena
kenaikkan

densitas

dan

viskositas.Percepatan

Hindered

settling

dipengaruhi oleh :
- Floculated settling (pembentukan flok)
- Zona settling (pembentukan zona)
- Compressing settling (partikel atas menekan partikel dibawahnya)
LI. Kecepatan pengendapan pada tiap partikel selalu berubah-ubah
tergantung ukuran partikel yang terdistribusi dalam larutan, partikel yang
berukuran lebih besar memiliki kecepatan pengendapan yang lebih besar
daripada partikel yang berukuran lebih kecil.
LII.

4. Klasifikasi

sedimentasi

didasarkan

pada

konsentrasi

partikel

dan

kemampuan partikel untuk berinteraksi. Klasifikasi ini dapat dibagi ke dalam

empat tipe, yaitu:

Sedimentasi tipe I (Prasedimentasi): pengendapan partikel diskrit,

partikel mengendap secara individual dan tidak ada interaksi antarpartikel.

Sedimentasi tipe II (Sedimentasi): pengendapan partikel flokulen,

terjadi interaksi antar-partikel sehingga ukuran meningkat dan
kecepatan pengendapan bertambah.

Sedimentasi tipe III (sedimentasi setelah proses pengolahan biologis

seperti activated sludge atau oxidation ditch): pengendapan pada
lumpur biologis, dimana gaya antarpartikel saling menahan partikel
lainnya untuk mengendap.

Sedimentasi tipe IV (pengendapan lumpur pada proses pengolahan

lumpur di sludge digester atau sludge drying bed): terjadi
pemampatan partikel yang telah mengendap yang terjadi karena berat
partikel.

LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.

Kedalaman

LIX.
LX.
LXI.
LXII. Gambar

4.2.4 Empat
Tipe Sedimentasi

LXIII.
Keterangan :
1) Tipe 1 (Pengendapan Diskrit)
LXIV. Sedimentasi tipe I merupakan pengendapan partikel diskret, yaitu
partikel yang dapat mengendap bebas secara individual tanpa membutuhkan adanya
interaksi antar partikel. Pengendapan discrete membutuhkan konsentrasi padatan

tersuspensi paling rendah dan analisisnya paling sederhana. Sebagai contoh

sedimentasi tipe I antara lain pengendapan lumpur kasar pada bak prasedimentasi
untuk pengolahan air permukaan dan pengendapan pasir pada grit chamber.Sesuai
dengan definisi di atas, maka pengendapan terjadi karena adanya interaksi gayagaya di sekitar partikel, yaitu gaya drag dan gaya impelling.

Massa partikel

menyebabkan adanya gaya drag dan diimbangi oleh gaya impelling, sehingga
kecepatan pengendapan partikel konstan.
LXV.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.

Gaya impelling dinyatakan dalam persamaan :

LXVI.
F1 = (s ) g V
Dimana :
F1 = gaya impelling
s = densitas massa partikel
= densitas massa liquid
V = volume partikel
g = percepatan gravitasi
Gaya drag
LXXV.
LXXVI.

Keterangan :

LXXVII.

Tidak ada perubahan bentuk, ukuran

partikel, dan penggabungan partikel
padatan selama proses pengendapan.

LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.

Gambar 4.2.5 Sedimentasi Tipe I

2) Tipe 2 (Pengendapan Flokulen)

LXXXII.
Sedimentasi tipe II adalah pengendapan partikel flokulen dalam
suspensi encer, di mana selama pengendapan terjadi saling interaksi antar partikel.
Selama dalam operasi pengendapan, ukuran partikel flokulen bertambah besar,
sehingga kecepatannya juga meningkat. Hal ini terjadi dimana konsentrasi partikel
cukup tinggi sehingga terjadi tumpukan. Kenaikan massa partikel rata-rata ini
menyebabkan partikel jatuh lebih cepat. Pengendapan flokulasi digunakan pada
clarifier utama dan zona bagian atas dari clarifier kedua. Sebagai contoh sedimentasi

tipe II antara lain pengendapan pertama pada pengolahan air limbah atau
pengendapan partikel hasil proses koagulasi-flokulasi pada pengolahan air minum
maupun air limbah.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
Keterangan :
LXXXVII.
LXXXVIII.
Gambar partikel
4.2.6 Sedimentasi
II
Ukuran
berubah Tipe
menjadi
3) Tipe 3 (Pengendapan Zona atau disebut Hindered)
besar/aglomerasi semakin menuju
LXXXIX.
Sedimentasi tipe III adalah pengendapan partikel dengan
dasar (mengendap)
konsentrasi yang lebih pekat, di mana antar partikel secara bersama-sama saling
menahan pengendapan partikel lain disekitarnya. Karena itu pengendapan terjadi
secara bersama-sama sebagai sebuah zona dengan kecepatan yang konstan. Pada
bagian atas zona terdapat interface yang memisahkan antara massa partikel yang
mengendap dengan air jernih. Pada hindered, atau zona pengendapan, konsentrasi
partikel sedang sehingga partikel terganggu dengan pengendapan partikel lainnya
dan akhirnya jatuh bersama. Pengendapan hindered utamanya digunakan pada
clarifier kedua.
4) Tipe 4 (Pengendapan Kompresi)
XC.

Sedimentasi tipe IV merupakan kelanjutan dari sedimentasi tipe III,

dimana terjadi pemampatan (kompresi) massa partikel hingga diperoleh konsentrasi

lumpur yang tinggi. Sebagai contoh sedimentasi tipe III dan IV ini adalah
pengendapan lumpur biomassa pada final clarifier setelah proses lumpur aktif
(Gambar 4.2.2). Tujuan pemampatan pada final clarifier adalah untuk mendapatkan
konsentrasi

lumpur biomassa yang tinggi untuk keperluan resirkulasi lumpur

kedalam reactor lumpur aktif. Pengendapan kompresi memilki konsentrasi partikel

tersuspensi paling tinggi dan terjadi pada daerah yang lebih rendah pada clarifier.
Pengendapan partikel dengan memampatkan massa partikel-partikel bagian bawah.
Kompresi terjadi tidak hanya pada zona lebih rendah dari clarifier kedua tapi juga
pada tangki pengentalan lumpur (sludge thickening tanks).
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.

XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX. Gambar 4.2.7 Pengendapan pada final clarifier untuk proses lumpur aktif
C.

Sebelum mendisain sebuah bak final clarifier, maka perlu dilakukan

percobaan laboratorium

secara

batch

menggunakan

column

settling

test.

Pengamatan dilakukan terhadap tinggi lumpur pada to hingga t. Data yang diperoleh
adalah hubungan antara tinggi lumpur dengan waktu.
CI.
CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII.

CVIII. Gambar 4.2.8 Grafik hasil percobaan sedimentasi tipe III dan IV
C. KECEPATAN PENGENDAPAN
CIX.
Kecepatan sedimentasi didefinisikan sebagai laju pengurangan
atau penurunan ketinggian daerah batas antara slurry (endapan) dan
supernatant (beningan) pada suhu seragam untuk mencegah pergeseran fluida
karena konveksi.
CX.
Kecepatan pengendapan pada tiap partikel selalu berubahubah tergantung ukuran partikel yang terdistribusi dalam larutan, partikel
yang berukuran lebih besar memiliki kecepatan pengendapan yang lebih
besar daripada partikel yang berukuran lebih kecil.
D. SEDIMENTASI SECARA BATCH
CXI. Penentuan Titik Kritis

CXII.
CXIII.

Pada kurva sedimentasi ditarik 3 grs, yakni 1) grs horizontal pada H = He,
dg He adalah tinggi akhir sediment, 2) garis singgung kurva pada titik (0,H 0) dg
H0 adalah tinggi awalsuspensi, dan 3) garis yang membagi sudut garis 1) dan 2)
menjadi 2 sama besar hingga memotong kurva sedimentasi. Titik potong garis
3) dg kurva sedimentasi adalah titik kritis (tcg,Hcg).

CXIV. Laju Sedimentasi Setelah Titik Kritis (tc, Hc)

CXV. Laju sedimentasi yg dimulai dari titik kritis dpt didekati dg suatu persamaan:

CXVI.

dH
k H He
dT

CXVII.
CXVIII.

Dengan H adalah tinggi sediment pada saat t, He adalah tinggi akhir

sediment, dan k adalah konstanta sedimentasi yg nilainya tergantung jenis dan

konsentrasi suspensi. Integrasi persamaan diatas memberikan suatu pers linier
sebagai berikut :
CXIX.

ln(H He) = - kt + ln(Hc He)

CXX. Jika dari persamaan hub antara ln(H He) dan t digambarkan dalam system
koordinat, maka akan diperoleh suatu kurva berbentuk garis lurus dg slope
sama dg k.
CXXI. Integrasi di atas mengg data, bahwa pd saat t = 0 tinggi garis demarkasi antara
zone A dan B adalah Hc. Jika waktu t = 0 diandaikan sbg awal sedimentasi,

maka tinggi garis demarkasi antara zone A dan B pada saat itu adalah sama dg
H0 (tinggi awal suspensi). Jika demikian, persamaan diatas akan berubah
menjadi :
CXXII.
CXXIII.

ln(H He) = - kt + ln(H0 He)

ini juga dapat dituliskan dalam bentuk:
H He
kt
H0 He

ln
CXXIV.
CXXV.
CXXVI.
CXXVII.
CXXVIII.

Hubungan Konsentasi dan Laju Sedimentasi

Dari setiap kurva sedimentasi antara t versus H pada titik data ttt

digambarkan suatu garis singgung dan berlaku sbb :

CL

H 0 .C0
H H L Hi
VL i

HL
tL
ti

CXXIX.
CXXX.

dan

CXXXI.
CXXXII. Dengan,

Hi

CXXXIII.

tL, HL : titik data pada kurva t vs H

CXXXIV.

H0

: ketinggian suspensi awal

CXXXV.

C0

: konsentrasi suspensi awal

CXXXVI.

VL, CL : laju dan konsentrasi pada titik data (tL, HL)

CXXXVII.

: titik potong grs singgung pd titik data di sumbu H

CXXXVIII.

Skema hubungan konsentrasi dan laju sedimentasi

CXXXIX. Untuk titik-titik singgung lainnya, maka akan diperoleh data VL dan CL
untuk setiap waktu tertentu.
CXL. Berikutnya hubungan antara konsentrasi awal suspensi dan laju konstan pada
awal sedimentasi dapat didekati dengan rumus empiris :
V = a Cb

CXLI.

atau

ln V = ln a + b Ln C

CXLII.Penggambaran ln V versus ln C dari hubungan tersebut menghasilkan suatu

garis lurus dengan slope = b dan intercept = ln a, sehingga didapatkan a =
eintercept
CXLIII.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU SEDIMENTASI
CXLIV.
Laju sedimentasi bergantung pada banyak factor, antara lain:

konsentrasi suspensi,
perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi dan atau diameter
partikel padat tersuspensi,
ukuran partikel,
zat flokulan yang memicu terjadinya penggumpalan partikel-partikel menjadi
partikel ukuran lebih besar,
pengadukan,
aliran, dan lain sebagainya

CXLV.

CXLVI. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Variabel Tinggi (konsentasi sama dengan tinggi berbeda)
a. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.Memberi label tabung sedimentasi yang digunakan.
c. Kapur diayak sesuai yang dibutuhkan.
d.Membuat larutan kapur dengan prosedur sebagai berikut :
Menimbang kapur yang telah diayak, masingmasing sebanyak 78
g; 65 g; dan 52 g kemudian dimasukkan ke dalam masingmasing
tabung sedimentasi berdasarkan nomor tabung.
Memasukkan air kran ke dalam tabung dengan volume : tabung 1 =
1200 ml, tabung 2 = 1000 ml, tabung 3 = 800 ml.
e. Melakukan homogenisasi larutan kapur pada masingmasing tabung
dengan cara membolak-balikkan tabung sedimentasi secara bersamaan.
f. Tabung didiamkan secara bersamaan dan mencatat tinggi suspensi awal
(Ho) pada t = 0 menit dan stopwatch dihidupkan.
g.Setiap selang 3 menit, tinggi interface (H) batas cairan bening dan keruh
dicatat.

h.Melakukan cara yang sama hingga mendapat tinggi sedimen yang konstan
(tinggi tidak berubah terhadap waktu selama 3 kali).
CXLVII.
2. Variabel Konsentrasi (Konsentasi berbeda pada tinggi yang sama)
a. Menambahkan air ke dalam tabung sedimentasi untuk menyamakan
tinggi larutan larutan kapur dalam tabung.
b. Melakukan homogenisasi pada larutan kapur sampai merata pada
masingmasing tabung dengan cara membolak-balikkan tabung secara
bersamaan.
c. Tabung didiamkan secara bersamaan dan mencataat tinggi suspensi awal
(Ho) pada t = 0 menit dan stopwatch dihidupkan.
d. Setiap selang 3 menit, tinggi interface (H) dicatat.
e. Melakukan cara yang sama hingga mendapat tinggi interface (H) yang
konstan (tinggi tidak berubah terhadap waktu selama 3 kali).
CXLVIII.
3. Variabel Penambahan Flokulan (konsentrasi dan tinggi suspense sama)
a. Menambahkan kapur pada tabung 2 dan 3 untuk menyamakan
konsentrasi larutan kapur pada tabung 1 masing - masing 13 g dan 26 g.
b. Menambahkan koagulan sebanyak 0.3 g ke dalam tabung 1; 0.2 g ke
dalam tabung 2; dan 0,1 g ke dalam tabung 3.
c. Melakukan homogenisasi pada larutan sampai merata pada masing
masing

tabung

dengan

cara

membolak-balikkan

tabung

secara

bersamaan.
d. Tabung didiamkan secara bersamaan dan mencataat tinggi suspensi awal
(Ho) pada t = 0 menit dan stopwatch dihidupkan.
e. Setiap selang 1 menit, tinggi interface (H) dicatat.
f. Melakukan cara yang sama hingga mendapat tinggi interface (H) yang

CL.

konstan (tinggi tidak berubah terhadap waktu selama 3 kali).

CXLIX.
DATA PENGAMATAN
Variable Konsentrasi
CLI. CLII.
N
o
.

CLIII. Tinggi Interface

t
CLVI. T

(mm)
CLVII. CLVIII.

Ta

bu

ng

Tabun

1
CLXI.

CLXII.

CLXIII.

CLIX.

CLX.

0
CLXVI.

0
CLXVII.

0
CLXVIII.

CLXIV. CLXV.

0
CLXXI.

5
CLXXII.

5
CLXXIII.

CLXIX. CLXX.

5
CLXXVI.

0
0
CLXXVII. CLXXVIII.

CLXXIV. CLXXV.

6
CLXXXI.

0
7
CLXXXII. CLXXXIII.

CLXXX.
CLXXIX.
1
5
2

9
4
8
CLXXXVI. CLXXXVII. CLXXXVIII.

CLXXXV.
CLXXXIV.
3
1
6
8
5
0
CXCI.
CXC.
CLXXXIX.
3
1
7
3
8
6
CXCVI.
CXCV.
CXCIV.
2
2
8
9
1
0
CXCIX. CC.
CCI.
9

0
CXCII.

5
CXCIII.

9
CXCVII.

2
2
4
CCII.
1

CXCVIII.
9
4
CCIII.
8

4
CCIV.

CCV.

CCIX.

CCX.

CCXIV. CCXV.
1

CCXIX. CCXX.
1

CCXXIV.CCXXV.
1

CCXXIX.CCXXX.
1

6
CCVI.

4
CCVII.

8
CCXI.

9
CCXII.

8
CCXVI.

7
CCXVII.

9
CCXXI.

9
CCXXII.

5
CCXXVI.

2
CCXXVII.

7
CCXXXI.

6
CCXXXII.

6
CCVIII.
8
0
CCXIII.
7
4
CCXVIII.
7
0
CCXXIII.
6
8
CCXXVIII.
6
6
CCXXXIII.
6

4
9
0
CCXXXVI.
CCXXXIV.
CCXXXV.
CCXXXVII. CCXXXVIII.
1
1
4
9
6
3
6
5
7
4
2
CCXLI.
CCXXXIX.
CCXL.
CCXLII.
CCXLIII.
1
1
4
9
6
2
7
8
0
3
6
CCXLIV. CCXLV.
CCXLVI.
CCXLVII. CCXLVIII.
6

CCXLIX. CCL.
1

CCLIV. CCLV.
2

CCLIX. CCLX.
2

CCLXIV. CCLXV.
2

2
3
CCLI.
1
1
6
CCLVI.
1
1
1
CCLXI.
1
0
7
CCLXVI.
1
0

CCLXIX. CCLXX.

3
CCLXXI.

CCLII.

CCLIII.

CCLVII.

CCLVIII.

CCLXII.

CCLXIII.

CCLXVII.

CCLXVIII.

CCLXXII.
7

3
6
9
6
CCLXXIV.
CCLXXV. CCLXXVI. CCLXXVII.
2

4
9
7
5
CCLXXIX.
CCLXXX. CCLXXXI. CCLXXXII.
2

CCLXXIII.
CCLXXVIII.
CCLXXXIII.

5
2
3
4
CCLXXXIV.
CCLXXXV.CCLXXXVI. CCLXXXVII.
CCLXXXVIII.
2
7
9
7
6
5
2
4
CCLXXXIX.
CCXC.
CCXCI.
CCXCII.
CCXCIII.
2
7
9
7
7
8
0
3
CCXCIV. CCXCV. CCXCVI. CCXCVII.
CCXCVIII.
2
8
8
7
8
1
9
2
CCXCIX.CCC.
CCCI.
CCCII.
CCCIII.

9
4
CCCIV. CCCV.

9
CCCVI.

2
CCCVII.

CCCVIII.

0
7
9
2
CCCIX.
CCCX. Keterangan :
CCCXI.
Tabung 1 : Massa CaCO3 = 78 g ; Volume = 1200 cm 3
(H=606 mm)
CCCXII.
Tabung 2 : Massa CaCO3 = 65 g ; Volume = 1200 cm 3
(H=606 mm)
CCCXIII.
Tabung 3 : Massa CaCO3 = 52 g ; Volume = 1200 cm 3
(H=606 mm)
CCCXIV.
Variable Tinggi
CCCXVII.

Tinggi

Interface (mm)
CCCXV.
CCCXXI.
CCCXVI. CCCXX.
N
Ta
Tabun
t
o
bu
g
.
ng
1
CCCXXV.

CCCXXII.
Ta
bu
ng

2
3
CCCXXVI.CCCXXVII.

CCCXXIII.
CCCXXIV. 6

0
CCCXXX.

0
1
CCCXXXI.CCCXXXII.

CCCXXVIII.
CCCXXIX. 5

5
5
3
CCCXXXV. CCCXXXVI.
CCCXXXVII.
CCCXXXIII.
CCCXXXIV.
4

1
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.
CCCXL.

7
2
CCCXLI. CCCXLII.

3
CCCXLV.

8
5
CCCXLVI. CCCXLVII.

CCCXLIV.
CCCXLIII.
3
3
2
1
5
7
0
0
2
8
3
7
CCCL.
CCCLI.
CCCLII.
CCCXLIX.
CCCXLVIII.
3
2
1
1
6
2
5
6
5
4
5
2
CCCLV.
CCCLVI. CCCLVII.
CCCLIV.
CCCLIII.
2
2
1
1
7
7
1
2
8
0
4
1
CCCLX.
CCCLXI. CCCLXII.
CCCLIX.
CCCLVIII.
2
1
1
2
8
1
7
0
1
8
2
2
CCCLXV. CCCLXVI.
CCCLXIV.
CCCLXVII.
CCCLXIII.
1
1
2
9
9
8
4
4
3
7
3
CCCLXX. CCCLXXI.
CCCLXVIII.
CCCLXIX.
CCCLXXII.
1
1
1
2
8
6
3
0
7
6
9
0
CCCLXXV. CCCLXXVI.
CCCLXXIII.
CCCLXXIV.
CCCLXXVII.
1
1
1
3
8
5
2
1
0
0
8
1
CCCLXXX. CCCLXXXI.
CCCLXXVIII.
CCCLXXIX.
CCCLXXXII.
1
1
1
3
7
4
0
2
3
5
9
9
CCCLXXXIII.
CCCLXXXIV.
CCCLXXXV.CCCLXXXVI.
CCCLXXXVII.
1

0
CCCXC.
CCCLXXXVIII.
CCCLXXXIX.
1
1
3
3
4
9
4
CCCXCV.
CCCXCIII.
CCCXCIV.
1
1
4
2
5
2
6
CD.
CCCXCVIII.
CCCXCIX.
1
1
4
2
6
5
0
CDV.
CDIII. CDIV.
1
1
4
1
7
8
5
CDX.
CDVIII. CDIX.
1
1
5
0
8
1
9
CDXV.
CDXIII. CDXIV.
1
1
5
0
9
4
5
CDXX.
CDXVIII.CDXIX.
1
2
5
0
0
7
1
CDXXIII.CDXXIV. CDXXV.

7
CCCXCI.

1
0
1

CCCXCII.
6
7

CCCXCVI.CCCXCVII.
9

CDI.

CDII.

CDVI.

CDVII.

CDXI.

CDXII.

CDXVI.

CDXVII.

CDXXI.

CDXXII.

CDXXVI. CDXXVII.
5

1
0
8
CDXXVIII.
CDXXIX. CDXXX.

7
8
CDXXXI. CDXXXII.

2
3
5
CDXXXIII.
CDXXXIV.CDXXXV.

5
8
CDXXXVI.CDXXXVII.

3
6
3
CDXXXVIII.
CDXXXIX.CDXL.

4
CDXLI.

4
9
1
CDXLIII. CDXLIV. CDXLV.

4
CDXLVI.

5
2
0
CDXLVIII.
CDXLIX. CDL.

3
CDLI.

6
5
CDLIII. CDLIV.

9
CDLV.

3
CDLVI.

7
8
CDLVIII. CDLIX.

8
CDLX.

CDLXI.

8
1
8
CDLXIII. CDLXIV. CDLXV.
2

CDLXVI.

9
4
7
CDLXVIII.
CDLXIX. CDLXX.
3

CDLXXI.

0
7
7
CDLXXIII.
CDLXXIV. CDLXXV.
3

CDXLII.
CDXLVII.
CDLII.
CDLVII.
CDLXII.
CDLXVII.
CDLXXII.
-

CDLXXVII.
CDLXXVI.
-

1
0
7
CDLXXVIII.
CDLXXIX. Keterangan :
CDLXXX.
Tabung 1 : Massa CaCO3 = 78 g ; Volume = 1200 cm 3
(H=606 mm)
CDLXXXI. Tabung 2 : Massa CaCO3 = 65 g ; Volume = 1000 cm 3
(H=504 mm)
CDLXXXII. Tabung 3 : Massa CaCO3 = 52 g ; Volume = 800 cm 3
(H=404 mm)
CDLXXXIII.
Variable Penambahan Flokulan
CDLXXXIV.
CDLXXXV. CDLXXXVI. Tinggi
N

Interface (mm)

CDLXXXIX.
CDXC.

CDXCI.

Ta

Ta

bu

bu

ng

ng

1
CDXCIV.

2
CDXCV.

CDXCVI.

CDXCII. CDXCIII.

0
CDXCIX.

0
D.

0
DI.

CDXCVII.CDXCVIII. 3

1
DIV.

5
DV.

6
DVI.

en
it)

Tab
ung
3

DII.

DIII.

7
DIX.

2
DX.

0
DXI.

DVII.

DVIII.

7
DXIV.

6
DXV.

5
DXVI.

DXII.

DXIII.

4
DXIX.

6
DXX.

5
DXXI.

DXVII. DXVIII.

7
DXXIV.

0
DXXV.

9
DXXVI.

DXXII. DXXIII.

4
DXXVII. DXXVIII. DXXIX.

9
DXXX.

7
DXXXI.

2
4
DXXXIV. DXXXV.

7
DXXXVI.

DXXXII. DXXXIII. 1

5
3
DXXXIX. DXL.

DXXXVII.
DXXXVIII. 1
1
9
5
0
9
DXLIV.
DXLII. DXLIII.
1
1
1
5
1
0
4
DXLIX.
DXLVII. DXLVIII.
1
1
1
4
2
1
9
DLIV.
DLII.
DLIII.
1
1
1
4
3
2
5
DLIX.
DLVII. DLVIII.
1
1
1
4
4
3
3
DLXIV.
DLXII. DLXIII.
1
1
1
4
5
4
0
DLXIX.
DLXVII. DLXVIII.
1
1
1
3
6
5
7
DLXXII. DLXXIII. DLXXIV.

1
DXLI.

7
DXLV.

5
DXLVI.

3
DL.

0
DLI.

8
DLV.

7
DLVI.

5
DLX.

4
DLXI.

3
DLXV.

1
DLXVI.

0
DLXX.

9
DLXXI.

8
DLXXV.

6
DLXXVI.

DLXXVII.DLXXVIII.
1

DLXXXII.DLXXXIII.

6
DLXXIX.

6
DLXXX.

5
DLXXXI.

4
4
4
DLXXXIV. DLXXXV. DLXXXVI.
1

3
DLXXXIX.
DLXXXVII.
DLXXXVIII.
1
2
1
3
0
9
2
DXCIV.
DXCII. DXCIII.
1
2
2
3
1
0
0
DXCIX.
DXCVII. DXCVIII.
1
2
2
3
2
1
0
DCIV.
DCII.
DCIII.
1
2
2
2
3
2
9
DCIX.
DCVII. DCVIII.
1
2
2
2
4
3
8
DCXIV.
DCXII. DCXIII.
1
2
2
2
5
4
7
DCXVII. DCXVIII. DCXIX.

3
DXC.

1
DXCI.

2
DXCV.

0
DXCVI.

0
DC.

9
DCI.

9
DCV.

9
DCVI.

8
DCX.

8
DCXI.

8
DCXV.

7
DCXVI.

7
DCXX.

6
DCXXI.

DCXXII. DCXXIII.
2

DCXXVII.DCXXVIII.
2

DCXXXII.DCXXXIII.
2

6
DCXXIV.

6
DCXXV.

6
DCXXVI.

6
6
DCXXIX. DCXXX.

5
DCXXXI.

5
5
5
DCXXXIV. DCXXXV. DCXXXVI.
1

5
5
DCXXXIX. DCXL.
DCXXXVII.
DCXXXVIII.
1
1
3
2
2
2
0
9
5
5

5
DCXLI.
-

DCXLII.
DCXLIII.
DCXLIV.

Keterangan :
Tabung 1 : Massa CaCO3 = 78 g ; Volume 1200 cm 3 ; Koagulan =

0.1020 g
DCXLV.

Tabung 2 : Massa CaCO3 = 78 g ; Volume 1200 cm 3 ; Koagulan =

0.2019 g
DCXLVI.

Tabung 3 : Massa CaCO3 = 78 g ; Volume 1200 cm 3 ; Koagulan =

0.3002 g
DCXLVII.
DCXLVIII.
DATA PERHITUNGAN
1. Menentukan konsetrasi awal larutan CaCO3
DCXLIX.
a. Variable Tinggi
DCL.
Pada variable tinggi konsentrasi larutan kapur (suspense)
sama untuk semua tabung.
Tabung 1
m
78 g
C= =
=0.065 g /cm3
V 3.14
DCLI.
x (5 cm)2 x 60.6 cm
4
Tabung 2
m
65 g
3
C= =
=0.065 g /cm
V 3.14
DCLII.
x (5 cm)2 x 50.4 cm
4

 Tabung 3
m
52 g
3
C= =
=0.065 g/cm
V 3.14
2
x (5 cm) x 40.4 cm
4

DCLIII.

DCLIV.
b. Variable Konsentrasi
Tabung 1
m
78 g
C= =
=0.065 g /cm3
3
DCLV.
V 1200 cm
Tabung 2
m
65 g
C= =
=0.054 g/cm3
V 1200 cm3

DCLVI.
Tabung 3
DCLVII.

m
52 g
C= =
=0.043 g /cm3
V 1200 cm3

c. Variable Flokulan
DCLVIII. Pada variable flokulan, konsentrasi dan tinggi larutan
kapur (suspense) sama, yang berbeda hanya konsentrasi penambahan
koagulan.
DCLIX.

m
78 g
C= =
=0.065 g /cm3
V 1200 cm3

DCLX.
2. Menentukan harga Hc (tinggi kritis), tc (waktu kritis), dan konstanta
sedimentasi (b)
Untuk Variable Konsentrasi
a. Tabung 1

DCLXI.

t vs H "Tabung 1"
700
600
500
400
Tinggi interface (mm) 300
200
100
0
0

20

40

60

Waktu (menit)

DCLXII.
DCLXIII.
DCLXIV.
DCLXV.
DCLXVI.
DCLXVII.
DCLXVIII.
DCLXIX.
DCLXX.
DCLXXI.
DCLXXII.

Keterangan :
He (Tinggi akhir sedimen)

= 85 mm

80

100

DCLXXIII.
DCLXXIV.

Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 140 mm

tc
(waktu kritis)
= 44 menit

DCLXXVI.
t
DCLXXVII.
T
(
DCLXXV. m
inggi
N
e
Interface
n
(H)
i
t
)
6
DCLXXX.
DCLXXXI. DCLXXXII.
00
1
0
DCLXXXV.
DCLXXXVI.DCLXXXVII.
60
2
3
DCXC.
DCXCI.
3
6

DCXCV.
DCXCVI.
4
9

DCC. DCCI. 1
5
2

DCLXXVIII.
DCLXXIX.
Hln (H-He)

DCLXXXIII.
DCLXXXIV.
515
6.244167
DCLXXXVIII.
DCLXXXIX.
475
6.163315

DCXCII. 515

DCXCIV. 6
DCXCIII.
.06
430
378
5

DCXCVII.476

DCXCIX. 5
DCXCVIII.
.96
391
870
8

DCCII.429

DCCIII.
344

DCCIV. 5
.84
064
2

DCCVII. 380

DCCIX. 5
DCCVIII.
.68
295
697
5

DCCXII. 336

DCCXIV. 5
DCCXIII.
.52
251
545
3

DCCXV.
DCCXVI.
8
21

DCCXVII.290

DCCXIX. 5
DCCXVIII.
.32
205
301

DCCXX.
DCCXXI.
9
24

DCCXXII.246

DCCXXIII.DCCXXIV.

DCCV.DCCVI.
6
15

DCCX.
DCCXI.
7
18

DCCXXV.
DCCXXVI. DCCXXVII.
1
08
27

DCCXXVIII.
DCCXXIX.
123
4.812184

DCCXXX.
DCCXXXI. DCCXXXII.
1
78
30

DCCXXXIII.
DCCXXXIV.
93
4.532599

DCCXXXV.
DCCXXXVI.DCCXXXVII.
1
69
33

DCCXXXVIII.
DCCXXXIX.
84
4.430817

DCCXL.
DCCXLI.
1
36

DCCXLIII. DCCXLIV.
70
4.248495

DCCXLII. 155

DCCXLV.
DCCXLVI. DCCXLVII.
1
47
39

DCCXLVIII.
DCCXLIX.
62
4.127134

DCCLII. 139

DCCLIV. 3
DCCLIII.
.98
54
898
4

DCCLV.
DCCLVI.
1
45

DCCLVII. 132

DCCLVIII.
47

DCCLX.
DCCLXI.
1
48

DCCLXII. 126

DCCLXIII. DCCLXIV.
41
3.713572

DCCL.
DCCLI.
1
42

DCCLIX. 3
.85
014
8

DCCLXV.
DCCLXVI. DCCLXVII.
1
23
51

DCCLXVIII.
DCCLXIX.
38
3.637586

DCCLXX.
DCCLXXI. DCCLXXII.
1
16
54

DCCLXXIII.
DCCLXXIV.
31
3.433987

DCCLXXV.
DCCLXXVI. DCCLXXVII.
2
11
57

DCCLXXVIII.
DCCLXXIX.
26
3.258097

DCCLXXX.
DCCLXXXI. DCCLXXXII.
2
07
60

DCCLXXXIII.
DCCLXXXIV.
22
3.091042

DCCLXXXV.
DCCLXXXVII.
DCCLXXXVI.
2
03
63

DCCLXXXVIII.
DCCLXXXIX.
18
2.890372

DCCXC.
DCCXCI.
2
66

DCCXCIII. DCCXCIV.
14
2.639057

DCCXCII. 99

DCCXCV.
DCCXCVI. DCCXCVII.
2
69

DCCXCVIII.
DCCXCIX.

12

2.484907

DCCCII. 93

DCCCIII.
8

DCCCIV. 2
.07
944
2

DCCCV.
DCCCVI.
2
75

DCCCVII. 92

DCCCVIII.
7

DCCCIX. 1
.94
591

DCCCX.
DCCCXI.
2
78

DCCCXII. 90

DCCCXIII. DCCCXIV.
5
1.609438

DCCC.
DCCCI.
2
72

DCCCXV.
DCCCXVII.
DCCCXVI.
2
9
81

DCCCXVIII.
DCCCXIX.
4
1.386294

DCCCXX.
DCCCXXII.
DCCCXXI.
2
9
84

DCCCXXIII.
DCCCXXIV.
4
1.386294

DCCCXXV.
DCCCXXVII.
DCCCXXVI.
3
9
87

DCCCXXVIII.
DCCCXXIX.
4
1.386294

DCCCXXX.

t vs ln (H-He) "Tabung 1"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

=
0 f(x)10
R = 0

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Waktu (menit)

DCCCXXXI.
DCCCXXXII.
DCCCXXXIII.
DCCCXXXIV.
DCCCXXXV.
DCCCXXXVI.
DCCCXXXVII.
DCCCXXXVIII.
DCCCXXXIX.
DCCCXL.
DCCCXLI.
DCCCXLII.
DCCCXLIII.
DCCCXLIV. Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln
(Hc-He)
DCCCXLV.ln (Hc-He)
= intercept
DCCCXLVI.
ln (Hc-He)
= 4.587
DCCCXLVII.
4.587
Hc - 85
=e

DCCCXLVIII.
Hc
= 98.1993 + 85
DCCCXLIX.
Hc
= 183. 1993 mm
DCCCL.
Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.061)
DCCCLI.
= 0.061
DCCCLII.
b.

t vs H "Tabung 2"
700
600
500
400
Tinggi interface (mm) 300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

Tabung 2
DCCCLIII.
DCCCLIV.
DCCCLV.
DCCCLVI.
DCCCLVII.

DCCCLVIII.
DCCCLIX.
DCCCLX.
DCCCLXI.
DCCCLXII.
DCCCLXIII.
DCCCLXIV.
DCCCLXV.
DCCCLXVI.

Keterangan :
He (tinggi akhir sedimen)
= 70 mm
Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 115 mm
tc
(waktu kritis)
= 34 menit

DCCCLXVIII.
t
DCCCLXIX.
Ti
(
DCCCLXVII.
m
nggi
N
e
Interface
n
(mm)
i
t
)

DCCCLXXI.
ln (HDCCCLXX.
H
H-He
e
)

DCCCLXXIV.
DCCCLXXII.
DCCCLXXIII.
0
1
0

60

DCCCLXXVI.
DCCCLXXV.
6.27287
530
7

DCCCLXXIX.
DCCCLXXVII.
DCCCLXXVIII.
5
2
3

54

DCCCLXXXI.
DCCCLXXX.
6.16331
475
5

DCCCLXXXIV. 49
DCCCLXXXII.
DCCCLXXXIII.
0
3
6

DCCCLXXXVI.
DCCCLXXXV.
6.04025
420
5

DCCCLXXXIX. 44
DCCCLXXXVII.
DCCCLXXXVIII.
0
4
9

DCCCXC.
370

DCCCXCI.
5.91350
3

38

DCCCXCV.
314

DCCCXCVI.
5.74939
3

33

CM.

DCCCXCII.
DCCCXCIII.
5
12

DCCCXCIV.
4

DCCCXCVII.
DCCCXCVIII.DCCCXCIX.
6
15
0

2
6
0

CMI. 5
.
5
6
0

6
8
2

CMV. 2
0
9

CMVI. 5
.
3
4
2
3
3
4

CMIX. 224

CMX. 1
5
4

CMXI. 5
.
0
3
6
9
5
3

CMXIV. 174

CMXV.
104

CMXVI.
4.64439
1

CMXIX. 139

CMXX.
69

CMXXI.
4.23410
7

CMXXII.
CMXXIII.
1
30

CMXXIV. 127

CMXXV.
57

CMXXVI.
4.04305
1

CMXXVII.
CMXXVIII.
1
33

CMXXIX. 119

CMXXX.
49

CMXXXI.
3.89182

CMII. CMIII. 1
7
8

CMVII.
CMVIII.
8
21

CMXII.
CMXIII.
9
24
CMXVII.
CMXVIII.
1
27

CMIV. 279

CMXXXII.
CMXXXIII. CMXXXIV.
1
2
36

11

CMXXXV.
42

CMXXXVI.
3.73767

CMXXXVII.
CMXXXIX.
CMXXXVIII.
1
6
39

10

CMXL.
36

CMXLI.
3.58351
9

CMXLV.
30

CMXLVI.
3.40119
7

CMXLII.
CMXLIII.
1
42

CMXLIV. 100

CMXLVII.
CMXLVIII.
1
45

CMLII.
CMLIII.
1
48
CMLVII.
CMLVIII.
1
51
CMLXII.
CMLXIII.
1
54
CMLXVII.
CMLXVIII.
2
57
CMLXXII.
CMLXXIII.
2
60

CMXLIX. 97

CML. 2
7

CMLI. 3
.
2
9
5
8
3
7

CMLIV.

90

CMLV.2
0

CMLVI.
2.99573
2

87

CMLX.
17

CMLXI.
2.83321
3

CMLXIV. 82

CMLXV.
12

CMLXVI.
2.48490
7

CMLXIX. 79

CMLXX.
9

CMLXXI.
2.19722
5
CMLXXVI.
2.07944
2
CMLXXXI.
1.94591

CMLIX.

CMLXXIV.

78

CMLXXV.
8

CMLXXVII.
CMLXXVIII. CMLXXIX.
2
63

77

CMLXXX.
7

76

CMLXXXVI.
CMLXXXV.
1.79175
6
9

75

CMXC.
5

CMXCI.
1.60943
8

CMXCIV. 74

CMXCV.
4

CMXCVI.
1.38629
4

CMXCIX. 74

M.

MI.

CMLXXXII.
CMLXXXIII. CMLXXXIV.
2
66
CMLXXXVII.
CMLXXXVIII.CMLXXXIX.
2
69
CMXCII.
CMXCIII.
2
72
CMXCVII.
CMXCVIII.
2
75

1
.
3
8

6
2
9
4

MII.
MIII. 7
2
8

MVII.
MVIII. 8
2
1

MXII.
MXIII. 8
2
4

MXVII.
MXVIII.
3
87

MXXII.
MXXIII.
MXXIV.

MIV. 73

MIX. 72

MXIV. 72

MXIX.72

MVI. 1
.
0
9
8
6
1
2

MXI. 0
.
6
9
3
1
4
7

MXV. 2

MXVI.0
.
6
9
3
1
4
7

MXX. 2

MXXI.0
.
6
9
3
1
4
7

MV.

MX.

MXXV.
MXXVI.

t vs ln (H-He) "Tabung 2"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

=
0 f(x)10
R = 0

20

30

40

50

60

Waktu (menit)

MXXVII.
MXXVIII.
MXXIX.
MXXX.
MXXXI.
MXXXII.
MXXXIII.

70

80

90

100

MXXXIV.
MXXXV.
MXXXVI. Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln (Hc-He)
MXXXVII. ln (Hc-He)
= intercept
MXXXVIII.
ln (Hc-He)
= 4.273
MXXXIX.
Hc - 70
= e4.273
MXL.
Hc
= 71.7365 + 70
MXLI.
Hc
= 141.7365 mm
MXLII. Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope)
MXLIII.

= -(-0.063)

= 0.063

c. Tabung 3
MXLIV.

t vs H "Tabung 3"
12
10
8
Tinggi interface (mm)

6
4
2
0
0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

MXLV.
MXLVI.
MXLVII.
MXLVIII.
MXLIX.
ML.

MLI.
MLII.
MLIII.
MLIV. Keterangan :
MLV. He (tinggi akhir sedimen)
= 60 mm
MLVI. Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 95 mm
MLVII.
tc
(waktu kritis)
= 24 menit

MLVIII.
No.

MLIX.t
(me
nit)

MLX. Tiggi
Interfac
e (H)

MLXI.H
H
e

MLXII.
ln (H-He)

MLXV.

600

MLXVI.
540

MLXVII.
6.291569

MLXVIII.
MLXIX. 3
2

MLXX.

505

MLXXI.
445

MLXXII.
6.098074

MLXXIII.
MLXXIV. 6
3

MLXXV. 420

MLXXVI.
360

MLXXVII.
5.886104

MLXXVIII.
MLXXIX. 9
4

MLXXX. 337

MLXXXI.
277

MLXXXII.
5.624018

MLXIII.
MLXIV.
1

MLXXXIII.
MLXXXIV.
5
12
MLXXXVIII.
MLXXXIX.
6
15
MXCIII. MXCIV. 1
7
8

MLXXXV.
248

MLXXXVI. MLXXXVII.
188
5.236442

MXC. 175

MXCV.

106

MXCI. 1
1
5

MXCII.
4.744932

MXCVI.
46

MXCVII.
3.828641

MXCVIII.MXCIX. 2
8
1

MC.

94

MCI. 3
4

MCII. 3.5
26
36
1

MCIII.
9

MCIV. 24

MCV. 86

MCVI. 2
6

MCVII.
3.258097

MCVIII.
MCIX. 27
10

MCX. 80

MCXI. 2
0

MCXII.
2.995732

MCXIII. MCXIV. 3
11
0

MCXV.

74

MCXVI.
14

MCXVII.
2.639057

MCXVIII.MCXIX. 3
12
3

MCXX.

70

MCXXI.
10

MCXXII.
2.302585

MCXXIII.MCXXIV. 3
13
6

MCXXV. 68

MCXXVI.
8

MCXXVII.
2.079442

MCXXVIII.
MCXXIX. 3
14
9

MCXXX. 66

MCXXXI.
6

MCXXXII.
1.791759

MCXXXIII.
MCXXXIV.
15
42

MCXXXV.
64

MCXXXVIII.
MCXXXIX.
16
45

MCXL.

MCXLIII.MCXLIV. 4
17
8

MCXXXVI. MCXXXVII.
4
1.386294
MCXLI.
4

MCXLII.
1.386294

MCXLV. 63

MCXLVI.
3

MCXLVII.
1.098612

MCXLVIII.
MCXLIX. 5
18
1

MCL. 62

MCLI. 2

MCLII.
0.693147

MCLIII. MCLIV. 5
19
4

MCLV.61

MCLVI.
1

MCLVII.
0

MCLXI.

MCLXII.

64

MCLVIII. MCLIX. 5
20
7

MCLX.

MCLXIII.MCLXIV. 6
21
0

MCLXV. 60

MCLXVIII.
MCLXIX. 6
22
3

MCLXX. 60

60

MCLXVI.
MCLXXI.

MCLXVII.
MCLXXII.

MCLXXIII.

t vs ln (H-He) "Tabung 3"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

0 f(x) = 10
R = 0

20

30

40

50

60

Waktu (menit)

MCLXXIV.
MCLXXV.
MCLXXVI.
MCLXXVII.
MCLXXVIII.
MCLXXIX.
MCLXXX.
MCLXXXI.
MCLXXXII.
(Hc-He)

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln

MCLXXXIII.
ln (Hc-He)
= intercept
MCLXXXIV.
ln (Hc-He)
= 3.843
MCLXXXV.
Hc - 60
= e3.843
MCLXXXVI.
Hc
= 46.6652 + 60
MCLXXXVII.
Hc
= 106.6652 mm
MCLXXXVIII.
Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope)

= -(-

0.098)
MCLXXXIX.
MCXC.

= 0.098

Grafik Gabungan Tabung 1, 2, dan 3 Pada Variable Konsentrasi

MCXCI.

t (menit) vs H (cm)
700
600
500
400
Tinggi interface (mm) 300
200
100
0
0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

Tabung 1

MCXCII.
MCXCIII.
MCXCIV.

Tabung 2

Tabung 3

MCXCV.
MCXCVI.
MCXCVII.
MCXCVIII.
MCXCIX.
MCC.
MCCI.

t vs ln (H-He)
5
4
3
ln (H-He)

Tabung 1
2

Tabung 2

Tabung 3

1
0
0

10

20

30

40

50

60

Waktu (menit)

MCCII.
MCCIII.
MCCIV.
MCCV.
MCCVI.
MCCVII.
MCCVIII.

70

80

90

100

MCCIX.
MCCX.
Untuk Variabel Tinggi
MCCXI.
a. Tabung 1 (1200 mL)
MCCXII.

t vs H "Tabung 1"
700
600
500
400
Tinggi interface (mm)

300
200
100
0
0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

MCCXIII.
MCCXIV.
MCCXV.
MCCXVI.

MCCXVII.
MCCXVIII.
MCCXIX.
MCCXX.
MCCXXI.
MCCXXII.
MCCXXIII.
MCCXXIV.
MCCXXV.

Keterangan :
He (tinggi akhir sedimen)
= 85 mm
Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 142 mm
tc
(waktu kritis)
= 35 menit

MCCXXVIII.
T
MCCXXVI.
MCCXXVII.
inggi
N
t
Interface
(H)

MCCXXIX.
MCCXXX.
Hln (H-He)

MCCXXXI.
MCCXXXII.MCCXXXIII.
1
0
00

MCCXXXIV.
MCCXXXV.
515
6.244167

MCCXXXVI.
MCCXXXVII.
MCCXXXVIII.
2
3
45

MCCXXXIX.
MCCXL.
460
6.131226

MCCXLI.
MCCXLII. MCCXLIII.
3
6
91

MCCXLIV.MCCXLV.
406
6.006353

MCCXLVI.
MCCXLVII.MCCXLVIII.
4
9
33

MCCXLIX.MCCL.
348
5.852202

MCCLI.
MCCLII.
5
12

MCCLIV. MCCLV.
293
5.680173

MCCLIII. 378

MCCLVI.
MCCLVII. MCCLVIII.
6
15
24

MCCLIX. MCCLX.
239
5.476464

MCCLXI.
MCCLXII. MCCLXIII.
7
18
70

MCCLXIV.MCCLXV.
185
5.220356

MCCLXVI.
MCCLXVII.MCCLXVIII.
8
21
18

MCCLXIX.MCCLXX.
133
4.890349

MCCLXXI.
MCCLXXII.MCCLXXIII.
9
24
87

MCCLXXIV.
MCCLXXV.
102
4.624973

MCCLXXIX.
MCCLXXX.
84
4.430817

MCCLXXVI.
MCCLXXVII.
MCCLXXVIII.
1
27
69

MCCLXXXI.
MCCLXXXII.
MCCLXXXIII.
1
30
58

MCCLXXXIV.
MCCLXXXV.
73
4.290459

MCCLXXXVI.
MCCLXXXVII.
MCCLXXXVIII. 1
1
33
49

MCCLXXXIX.
MCCXC.
64
4.158883

MCCXCI.
MCCXCII. MCCXCIII.
1
36
40

MCCXCIV.MCCXCV.
55
4.007333

MCCXCVI.
MCCXCVII.MCCXCVIII.
1
39
34

MCCXCIX.MCCC.
49
3.89182

MCCCI.
MCCCII.
1
42

MCCCIV. MCCCV.
41
3.713572

MCCCIII. 126

MCCCVI.
MCCCVII. MCCCVIII.
1
45
20

MCCCIX. MCCCX.
35
3.555348

MCCCXI.
MCCCXII. MCCCXIII.
1
48
15

MCCCXIV.MCCCXV.
30
3.401197

MCCCXVI.
MCCCXVII.MCCCXVIII.
1
51
09

MCCCXIX.MCCCXX.
24
3.178054

MCCCXXI.
MCCCXXII.MCCCXXIII.
1
54
05

MCCCXXIV.
MCCCXXV.
20
2.995732

MCCCXXVI.
MCCCXXVII.
MCCCXXVIII.
2
57
01

MCCCXXIX.
MCCCXXX.
16
2.772589

MCCCXXXI.
MCCCXXXII.
MCCCXXXIII.
2
60
8

MCCCXXXIV.
MCCCXXXV.
13
2.564949

MCCCXXXVI.
MCCCXXXVII.
MCCCXXXVIII. 9
2
63
5

MCCCXXXIX.
MCCCXL.
10
2.302585

MCCCXLI.
MCCCXLII.MCCCXLIII.
2
66
3

MCCCXLIV.
MCCCXLV.
8
2.079442

MCCCXLVI.
MCCCXLVII.
MCCCXLVIII.
2
69
1

MCCCXLIX.
MCCCL.
6
1.791759

MCCCLI.
MCCCLII. MCCCLIII.
2
72
0

MCCCLIV.MCCCLV.
5
1.609438

MCCCLVI.
MCCCLVII. MCCCLVIII.
2
75
9

MCCCLIX.MCCCLX.
4
1.386294

MCCCLXI.
MCCCLXII.MCCCLXIII.

MCCCLXIV.
MCCCLXV.

78

1.098612

MCCCLXVI.
MCCCLXVII.
MCCCLXVIII.
2
81
8

MCCCLXIX.
MCCCLXX.
3
1.098612

MCCCLXXI.
MCCCLXXII.
MCCCLXXIII.
2
84
7

MCCCLXXIV.
MCCCLXXV.
2
0.693147

MCCCLXXVI.
MCCCLXXVII.
MCCCLXXVIII. 8
3
87
7

MCCCLXXIX.
MCCCLXXX.
2
0.693147

MCCCLXXXI.
MCCCLXXXII.
MCCCLXXXIII. 8
3
90
7

MCCCLXXXIV.
MCCCLXXXV.
2
0.693147

MCCCLXXXVI.
MCCCLXXXVII.
MCCCLXXXVIII.
MCCCLXXXIX.
MCCCXC.

t vs ln (H-He) "Tabung 1"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

MCCCXCI.
MCCCXCII.
MCCCXCIII.

= 20
0 f(x)10
R = 0

30

40

50

60

Waktu (menit)

70

80

90 100

MCCCXCIV.
MCCCXCV.
MCCCXCVI.
MCCCXCVII.
MCCCXCVIII.

MCDIII.

MCCCXCIX.
MCD.
MCDI.
MCDII.
Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln (Hc-He)
MCDIV.
MCDV.

ln (Hc-He)
= intercept
ln (Hc-He)
= 4.626
MCDVI.
Hc - 85
= e4.626
MCDVII. Hc
= 102.1048 + 85
MCDVIII. Hc
= 187.1048 mm
MCDIX.
MCDX. Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.065)
MCDXI.
MCDXII.

= 0.065

b. Tabung 2 (1000 mL)

MCDXIII.

t vs H "Tabung 2"
600
500
400

Tinggi interface (mm)

300
200
100
0
0

10

20

30

40

50

60

Waktu (menit)

MCDXIV.
MCDXV.
MCDXVI.
MCDXVII.
MCDXVIII.
MCDXIX.
MCDXX.

70

80

90

MCDXXI.
MCDXXII.
MCDXXIII.
MCDXXIV.
MCDXXV.
MCDXXVI.

Keterangan :
He (tinggi akhir sedimen)
= 70 mm
Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 110 mm
tc
(waktu kritis)
= 33 menit

MCDXXIX.
T
MCDXXVII.
MCDXXVIII.
inggi
N
t
Interface
(mm)

MCDXXX.MCDXXXI.
Hln (H-

MCDXXXIV.
MCDXXXII.
MCDXXXIII.
00
1
0

MCDXXXVI.
MCDXXXV.
6.0637
430

MCDXXXIX.
MCDXXXVII.
MCDXXXVIII.
45
2
3

MCDXLI.
MCDXL.
5.9269
375

MCDXLII.
MCDXLIII. MCDXLIV.
97
3
6

MCDXLVI.
MCDXLV.
5.7899
327

MCDXLIX.
MCDXLVII.
MCDXLVIII.
48
4
9

MCDLII.
MCDLIII.
5
12
MCDLVII.
MCDLVIII.
6
15

MCDL.
278

MCDLI.
5.6276

MCDLIV. 303

MCDLVI.
MCDLV.
5.4510
233

MCDLIX. 255

MCDLXI.
MCDLX.
5.2203
185

MCDLXII.
MCDLXIII. MCDLXIV.
14
7
18

MCDLXVI.
MCDLXV.
4.9698
144

MCDLXIX.
MCDLXVII.
MCDLXVIII.
72
8
21

MCDLXXI.
MCDLXX.
4.6249
102

MCDLXXII.
MCDLXXIII.
MCDLXXIV.
9
24
43

MCDLXXV.
MCDLXXVI.
73
4.2904

MCDLXXVII. MCDLXXIX.
MCDLXXVIII.
1
30
27

MCDLXXXI.
MCDLXXX.
4.0943
60

MCDLXXXII. MCDLXXXIV.
MCDLXXXIII.
1
21
30

MCDLXXXVI.
MCDLXXXV.
3.9318
51

MCDLXXXVII. MCDLXXXIX.
MCDLXXXVIII.
1
09
33

MCDXCI.
MCDXC.
3.6635
39

MCDXCII.
MCDXCIV.
MCDXCIII.
1
07
36

MCDXCVI.
MCDXCV.
3.6109
37

MCDXCVII.
MCDXCIX.
MCDXCVIII.
1
01
39

MD.
31

MDI.
3.4339
MDVI.
3.2580

MDII.
MDIII.
1
42

MDIV. 96

MDV.
26

MDVII.
MDVIII.
1
45

MDIX.92

MDX.
22

MDXII.
MDXIII.
1
48

MDXIV. 87

MDXV.
17

MDXVII.
MDXVIII.
1
51

MDXIX. 84

MDXX.
14

MDXXII.
MDXXIII.
1
54

MDXXIV. 80

MDXXVI.
MDXXV.
2.3025
10

MDXXVII.
MDXXVIII.
2
57

MDXXIX. 78

MDXXXI.
MDXXX.
2.0794
8

MDXXXII.
MDXXXIV.
MDXXXIII.
2
7
60

MDXI.
3.0910
MDXVI.
2.8332
MDXXI.
2.6390

MDXXXVI.
MDXXXV.
1.9459
7

MDXXXVII.
MDXXXIX.
MDXXXVIII.
2
5
63

MDXL.

MDXLI.

MDXLII.
MDXLIII.
2
66

MDXLIV. 74

MDXLVII.
MDXLVIII.
2
69

MDXLIX. 74

MDLII.
MDLIII.
2
72

MDLIV.

MDLVII.
MDLVIII.
2
75

MDLIX. 73

MDLX.

MDLXII.
MDLXIII.
2
78

MDLXIV. 73

MDLXV. MDLXVI.

MDXLV. MDXLVI.
MDL.
MDLV.

73

MDLI.

MDLVI.
MDLXI.

MDLXVII.

t vs ln (H-He) " Tabung 2"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

MDLXVIII.
MDLXIX.
MDLXX.
MDLXXI.
MDLXXII.
MDLXXIII.
MDLXXIV.

0 f(x) =
10
R = 0

20

30

40

Waktu (menit)

50

60

70

MDLXXV.
MDLXXVI.
MDLXXVII.
MDLXXVIII.
MDLXXIX.

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln

(Hc-He)
MDLXXX. ln (Hc-He)
= intercept
MDLXXXI.
ln (Hc-He)
= 4.163
MDLXXXII.
4.163
Hc - 70
=e
MDLXXXIII.
Hc
= 64.2640 + 70
MDLXXXIV.
Hc
= 134.2640 mm
MDLXXXV.
MDLXXXVI. Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.093)
MDLXXXVII.
c. Tabung 3 (800 mL)

= 0.093

MDLXXXVIII.

t vs H "Tabung 3"
450
400
350
300
250
Tinggi interface (mm) 200
150
100
50
0
0

10

20

30

40

Waktu (menit)

MDLXXXIX.
MDXC.
MDXCI.
MDXCII.
MDXCIII.
MDXCIV.
MDXCV.

50

60

70

MDXCVI.
MDXCVII.
MDXCVIII. Keterangan :
MDXCIX.
He (tinggi akhir sedimen)
= 59 mm
MDC. Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 90 mm
MDCI. tc
(waktu kritis)
= 26.8 menit
MDCII.
MDCIII.

MDCIV.
MDCV.
N
t

MDCIX.
MDCX.
1
0
MDCXIV.
MDCXV.
2
3
MDCXIX.
MDCXX.
3
6

MDCVI. Tingg
i
Interface
(H)

MDCVII.MDCVIII.
Hln (H-

MDCXI. 401

MDCXIII.
MDCXII.
5.8348
342

MDCXVI. 343

MDCXVIII.
MDCXVII.
5.6489
284

MDCXXI. 302

MDCXXIII.
MDCXXII.
5.4930
243

MDCXXIV.
MDCXXV. MDCXXVI.
255
4
9

MDCXXVIII.
MDCXXVII.
5.2781
196

MDCXXIX.
MDCXXX. MDCXXXI.
207
5
12

MDCXXXIII.
MDCXXXII.
4.9972
148

MDCXXXIV.
MDCXXXV.MDCXXXVI.
162
6
15

MDCXXXVIII.
MDCXXXVII.
4.6347
103

MDCXXXIX.
MDCXL.
7
18

MDCXLIII.
MDCXLII.
4.1271
62

MDCXLI. 121

MDCXLIV.
MDCXLV. MDCXLVI.
102
8
21
MDCXLIX.
MDCL.
9
24

MDCLI.

MDCXLVII.
MDCXLVIII.
43
3.7612
93

MDCLII. MDCLIII.
34
3.5263

MDCLIV.
MDCLV.
1
27

MDCLVI. 86

MDCLVIII.
MDCLVII.
3.2958
27

MDCLIX.
MDCLX.
1
30

MDCLXI. 80

MDCLXIII.
MDCLXII.
3.0445
21

MDCLXIV.
MDCLXVI.
MDCLXV.
1
75
33

MDCLXVIII.
MDCLXVII.
2.7725
16

MDCLXIX.
MDCLXXI.
MDCLXX.
1
71
36

MDCLXXIII.
MDCLXXII.
2.4849
12

MDCLXXIV.
MDCLXXVI.
MDCLXXV.
1
67
39

MDCLXXVIII.
MDCLXXVII.
2.0794
8

MDCLXXIX.
MDCLXXXI.
MDCLXXX.
1
64
42

MDCLXXXIII.
MDCLXXXII.
1.6094
5

MDCLXXXIV.
MDCLXXXVI.
MDCLXXXV.
1
62
45

MDCLXXXVIII.
MDCLXXXVII.
1.0986
3

MDCLXXXIX.
MDCXC.
1
48

MDCXCIII.
MDCXCII.
0.6931
2

MDCXCI. 61

MDCXCIV.
MDCXCV. MDCXCVI.
1
60
51

MDCXCVII.
MDCXCVIII.
1
0

MDCXCIX.
MDCC.
1
54

MDCCI. 59

MDCCII. MDCCIII.

MDCCIV.
MDCCV.
2
57

MDCCVI. 59

MDCCVII.MDCCVIII.

MDCCIX.
MDCCX.
2
60

MDCCXI. 58

MDCCXII.MDCCXIII.

MDCCXIV.
MDCCXV. MDCCXVI.
2
58
63

MDCCXVII.
MDCCXVIII.

MDCCXIX.
MDCCXX. MDCCXXI.
2
58
66

MDCCXXII.
MDCCXXIII.

MDCCXXIV.

t vs ln (H-He)
12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

MDCCXXV.

0 f(x) = 10
R = 0

20

30

40

50

60

Waktu (menit)

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln

(Hc-He)
MDCCXXVI.
ln (Hc-He)
= intercept
MDCCXXVII.
ln (Hc-He)
= 4.046
MDCCXXVIII.
Hc - 59
= e4.046
MDCCXXIX.
Hc
= 57.1683 + 59
MDCCXXX.
Hc
= 116.1683 mm
MDCCXXXI.
MDCCXXXII. Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.122)
MDCCXXXIII.

= 0.122

MDCCXXXIV.

t (menit) vs H (cm)
700
600
500
400
Tinggi (cm) 300
200
100
0
0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

Grafik
Gabungan Tabung 1, 2, dan 3 Pada Variable Tinggi Suspensi
MDCCXXXV.
MDCCXXXVI.
MDCCXXXVII.
MDCCXXXVIII.
MDCCXXXIX.
MDCCXL.
MDCCXLI.
MDCCXLII.

MDCCXLIII.

t vs ln (H-He)
5
4
3
Tabung 1
ln (H-He)
2

Tabung 2

Tabung 3

1
0
0

10

20

30

40

50

60

Waktu (menit)

MDCCXLIV.
MDCCXLV.
MDCCXLVI.
MDCCXLVII.
MDCCXLVIII.
MDCCXLIX.
MDCCL.
MDCCLI.
MDCCLII.
Variable Penambahan Flokulan
MDCCLIII.

70

80

90

100

a. Tabung 1 (0.3 g)
MDCCLIV.

t vs H "Tabung 1"
700
600
500
400
Tinggi interface (mm)

300
200
100
0
0

10

15

20

Waktu (menit)

MDCCLV.
MDCCLVI.
MDCCLVII.
MDCCLVIII.
MDCCLIX.
MDCCLX.
MDCCLXI.

25

30

35

MDCCLXII.
MDCCLXIII.
MDCCLXIV. Keterangan :
MDCCLXV. He (tinggi akhir sedimen)
= 124 mm
MDCCLXVI. Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 169 mm
MDCCLXVII.tc
(waktu kritis)
= 6.2 menit

MDCCLXVIII.
MDCCLXIX.
MDCCLXX.
N
t
Tinggi Interface
(H)

MDCCLXXII.
MDCCLXXI.
ln (HHH
e
)

MDCCLXXIII.
MDCCLXXIV.
MDCCLXXV.
1
0
600

MDCCLXXVI.
MDCCLXXVII.
476
6.165418

MDCCLXXVIII.
MDCCLXXIX.
MDCCLXXX.
2
1
381

MDCCLXXXI.
MDCCLXXXII.
257
5.549076

MDCCLXXXIII.
MDCCLXXXIV.
MDCCLXXXV.
3
2
277

MDCCLXXXVI.
MDCCLXXXVII.
153
5.030438

MDCCLXXXVIII.
MDCCLXXXIX.
MDCCXC.
4
3
237

MDCCXCI.MDCCXCII.
113
4.727388

MDCCXCIII.
MDCCXCIV.
MDCCXCV.
5
4
214

MDCCXCVI.
MDCCXCVII.
90
4.49981

MDCCXCVIII.
MDCCXCIX.
MDCCC. 197
6
5

MDCCCI. MDCCCII.
73
4.290459

MDCCCIII.
MDCCCIV.
MDCCCV.184
7
6

MDCCCVI.MDCCCVII.
60
4.094345

MDCCCVIII.
MDCCCIX.MDCCCX.
8
7
172

MDCCCXI.MDCCCXII.
48
3.871201

MDCCCXIII.
MDCCCXIV.
MDCCCXV.
9
8
165

MDCCCXVI.
MDCCCXVII.
41
3.713572

MDCCCXVIII.
MDCCCXIX.
MDCCCXX.
1
9
159

MDCCCXXI.
MDCCCXXII.
35
3.555348

MDCCCXXIII.
MDCCCXXIV.
MDCCCXXV.
1
10
154

MDCCCXXVI.
MDCCCXXVII.
30
3.401197

MDCCCXXVIII.
MDCCCXXIX.
MDCCCXXX.
1
11
149

MDCCCXXXI.
MDCCCXXXII.

25

3.218876

MDCCCXXXIII.
MDCCCXXXIV.
MDCCCXXXV.
1
12
145

MDCCCXXXVI.
MDCCCXXXVII.
21
3.044522

MDCCCXXXVIII.
MDCCCXXXIX.
MDCCCXL.
1
13
143

MDCCCXLI.
MDCCCXLII.
19
2.944439

MDCCCXLIII.
MDCCCXLIV.
MDCCCXLV.
1
14
140

MDCCCXLVI.
MDCCCXLVII.
16
2.772589

MDCCCXLVIII.
MDCCCXLIX.
1
MDCCCL.137
15

MDCCCLI.MDCCCLII.
13
2.564949

MDCCCLIII.
MDCCCLIV.
MDCCCLV.
1
16
136

MDCCCLVI.
MDCCCLVII.
12
2.484907

MDCCCLVIII.
MDCCCLIX.
MDCCCLX.
1
17
134

MDCCCLXI.
MDCCCLXII.
10
2.302585

MDCCCLXIII.
MDCCCLXIV.
MDCCCLXV.
1
18
133

MDCCCLXVI.
MDCCCLXVII.
9
2.197225

MDCCCLXVIII.
MDCCCLXIX.
MDCCCLXX.
2
19
132

MDCCCLXXI.
MDCCCLXXII.
8
2.079442

MDCCCLXXIII.
MDCCCLXXIV.
MDCCCLXXV.
2
20
130

MDCCCLXXVI.
MDCCCLXXVII.
6
1.791759

MDCCCLXXVIII.
MDCCCLXXIX.
MDCCCLXXX.
2
21
130

MDCCCLXXXI.
MDCCCLXXXII.
6
1.791759

MDCCCLXXXIII.
MDCCCLXXXIV.
MDCCCLXXXV.
2
22
129

MDCCCLXXXVI.
MDCCCLXXXVII.
5
1.609438

MDCCCLXXXVIII.
MDCCCLXXXIX.
MDCCCXC.
2
23
128

MDCCCXCI.
MDCCCXCII.
4
1.386294

MDCCCXCIII.
MDCCCXCIV.
MDCCCXCV.
2
24
127

MDCCCXCVI.
MDCCCXCVII.
3
1.098612

MDCCCXCVIII.
MDCCCXCIX.
2
MCM. 126
25

MCMI.
2

MCMIII.
MCMIV.
2
26

MCMV.

126

MCMVI. MCMVII.
2
0.693147

MCMVIII.
MCMIX.
2
27

MCMX.

125

MCMXI. MCMXII.
1
0

MCMII.
0.693147

MCMXIII.
MCMXIV.
2
28

MCMXV. 125

MCMXVI. MCMXVII.
1
0

MCMXVIII.
MCMXIX.
3
MCMXX. 125
29

MCMXXI. MCMXXII.
1
0

MCMXXIII.

t vs ln (H-He) "Tabung 1"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

0 f(x) = 5
R = 0

10

15

20

Waktu (menit)

MCMXXIV.
MCMXXV.
MCMXXVI.
MCMXXVII.
MCMXXVIII.
MCMXXIX.
MCMXXX.
MCMXXXI.
MCMXXXII.
MCMXXXIII.

25

30

35

MCMXXXIV. Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln

(Hc-He)
MCMXXXV.
ln (Hc-He)
= intercept
MCMXXXVI.
ln (Hc-He)
= 4.688
MCMXXXVII.
Hc - 124
= e4.688
MCMXXXVIII. Hc
= 108.6356 + 124
MCMXXXIX.
Hc
= 232.6360 mm
MCMXL.
MCMXLI.
Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.176)
MCMXLII.
MCMXLIII.

= 0.176

b. Tabung 2 (0.2 g)
MCMXLIV.

t vs H "Tabung 2"
700
600
500
400
Tinggi interface (mm)

300
200
100
0
0

10

15

20

Waktu (menit)

MCMXLV.
MCMXLVI.
MCMXLVII.
MCMXLVIII.
MCMXLIX.
MCML.
MCMLI.

25

30

35

MCMLII.
MCMLIII.
MCMLIV.
MCMLV.
MCMLVI.
MCMLVII.

Keterangan :
He (tinggi akhir sedimen)
= 125 mm
Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 170 mm
tc
(waktu kritis)
= 6.9 menit

MCMLVIII.
MCMLIX.
N
t

MCMLX. Tinggi
Interface (H)

MCMLXI. MCMLXII.
H-He
ln (H-He)

MCMLXIII.
MCMLXIV. MCMLXV.
0
1
0

60

MCMLXVI. MCMLXVII.
474
6.161207

MCMLXVIII.
MCMLXIX. MCMLXX.
5
2
1

36

MCMLXXI. MCMLXXII.
239
5.476464

MCMLXXV.
MCMLXXIII.
MCMLXXIV.
2
3
2

26

MCMLXXVI.MCMLXXVII.
136
4.912655

MCMLXXX.
MCMLXXVIII.
MCMLXXIX.
6
4
3

22

MCMLXXXI.MCMLXXXII.
100
4.60517

MCMLXXXV.
MCMLXXXIII.
MCMLXXXIV.
6
5
4

20

MCMLXXXVI.
MCMLXXXVII.
80
4.382027
MCMXCI. MCMXCII.
64
4.158883

MCMLXXXVIII.
MCMLXXXIX.MCMXC. 190
6
5
MCMXCIII.
MCMXCIV. MCMXCV.
9
7
6

17

MCMXCVI. MCMXCVII.
53
3.970292

MCMXCVIII.
MCMXCIX.
8
7

MM. 164

MMI.
38

MMII. 3.
63
75
86

MMIII.
MMIV.
9
8

MMV. 163

MMVI.
37

MMVII.
3.610918

MMVIII.
MMIX.
1
9

MMX. 157

MMXI.
31

MMXII.
3.433987

MMXIII.
MMXIV.
1
10

MMXV.

153

MMXVI.
27

MMXVII.
3.295837

MMXVIII.
MMXIX.
1
11

MMXX.

148

MMXXI.
22

MMXXII.
3.091042

MMXXIII.
MMXXIV.
1
12

MMXXV. 145

MMXXVI. MMXXVII.
19
2.944439

MMXXVIII.
MMXXIX.
1
13

MMXXX. 143

MMXXXI. MMXXXII.
17
2.833213

MMXXXIII.
MMXXXIV.MMXXXV.
1
0
14
MMXXXVIII.
MMXXXIX.
1
15

MMXL.

MMXLIII.
MMXLIV.
1
16

MMXLV. 136

MMXLVIII.
MMXLIX.
1
17

MML. 134

14

MMXXXVI. MMXXXVII.
14
2.639057
MMXLI.
12

138

MMXLII.
2.484907

MMXLVI. MMXLVII.
10
2.302585
MMLI.
8

MMLII.
2.079442

MMLIII.
MMLIV.
1
18

MMLV.

133

MMLVI.
7

MMLVII.
1.94591

MMLVIII.
MMLIX.
2
19

MMLX.

132

MMLXI.
6

MMLXII.
1.791759

MMLXIII.
MMLXIV.
2
20

MMLXV. 130

MMLXVI. MMLXVII.
4
1.386294

MMLXVIII.
MMLXIX.
2
21

MMLXX. 129

MMLXXI. MMLXXII.
3
1.098612

MMLXXIII.
MMLXXIV. MMLXXV.
2
8
22

12

MMLXXVI. MMLXXVII.
2
0.693147

MMLXXVIII.
MMLXXIX.MMLXXX.
2
8
23

12

MMLXXXI. MMLXXXII.
2
0.693147

MMLXXXIII.
MMLXXXV.
MMLXXXIV.
2
7
24

12

MMLXXXVI.
MMLXXXVII.
1
0

MMLXXXVIII.
MMLXXXIX. MMXC.
2
25

126

MMXCIII.
MMXCIV.
2
26

MMXCV. 126

MMXCVIII.
MMXCIX.
2
27

MMC. 125

MMCIII.
MMCIV.

MMCV.

125

MMXCI.

MMXCII.

MMXCVI. MMXCVII.
MMCI.
MMCVI.

MMCII.
MMCVII.

28

MMCVIII.
MMCIX.
3
29

MMCX.

125

MMCXI.

MMCXII.

MMCXIII.
MMCXIV.
MMCXV.
MMCXVI.
MMCXVII.
MMCXVIII.

t vs ln (H-He) "Tabung 2"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

0 f(x) = 5
R = 0

10

15

Waktu (menit)

MMCXIX.

20

25

30

MMCXX.
MMCXXI.
MMCXXII.
MMCXXIII.
MMCXXIV.
MMCXXV.
MMCXXVI.
MMCXXVII.

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln

(Hc-He)
MMCXXVIII.
ln (Hc-He)
= intercept
MMCXXIX.
ln (Hc-He)
= 4.642
MMCXXX.
4.642
Hc - 125
=e
MMCXXXI.
Hc
= 103.75 + 125
MMCXXXII.
Hc
= 228.7516 mm
MMCXXXIII.
MMCXXXIV. Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.195)
MMCXXXV.
MMCXXXVI.

= 0.195

c. Tabung 3 (0.1 g)
MMCXXXVII.

t vs H "Tabung 3"
12
10
8
Tinggi interface (mm)

6
4
2
0
0

10

15

20

Waktu (menit)

MMCXXXVIII.
MMCXXXIX.
MMCXL.
MMCXLI.
MMCXLII.
MMCXLIII.

25

30

35

MMCXLIV.
MMCXLV.
MMCXLVI.
MMCXLVII.
MMCXLVIII.
Keterangan :
MMCXLIX. He (tinggi akhir sedimen)
= 125 mm
MMCL.
Hc (Tinggi kritis) pada grafik = 175 mm
MMCLI.
tc
(waktu kritis)
= 6.4 menit
MMCLIV.
MMCLII.
MMCLIII.
Tinggi interface
N
t
(H)
MMCLVII.
MMCLVIII.
1
0
MMCLXII.
MMCLXIII.
2
1

MMCLIX. 600

MMCLX.MMCLXI.
4
6.156

MMCLXIV.346

MMCLXV.
MMCLXVI.
2
5.384

MMCLXIX.
MMCLXVII.
MMCLXVIII.
260
3
2
MMCLXXII.
MMCLXXIII.
4
3

MMCLXXIV.
225

MMCLXXIX.
MMCLXXVII.
MMCLXXVIII.
205
5
4
MMCLXXXIV.
MMCLXXXII.
MMCLXXXIII.
189
6
5
MMCLXXXIX.
MMCLXXXVII.
MMCLXXXVIII.
177
7
6
MMCXCII.
MMCXCIII.
8
7

MMCXCIV.167

MMCXCIX.
MMCXCVII.
MMCXCVIII.
161
9
8
MMCCII.
MMCCIII.
1
9

MMCLV.
MMCLVI.
H
ln (H-

MMCCIV. 155

MMCLXX.
MMCLXXI.
1
4.882
MMCLXXV.
MMCLXXVI.
9
4.574
MMCLXXX.
MMCLXXXI.
7
4.343
MMCLXXXV.
MMCLXXXVI.
6
4.110
MMCXC.MMCXCI.
4
3.891
MMCXCV.
MMCXCVI.
3
3.663
MMCC. MMCCI.
3
3.496
MMCCV.MMCCVI.
2
3.295

MMCCVII.
MMCCVIII.
1
10

MMCCIX. 150

MMCCXII.
MMCCXIV.
MMCCXIII.
1
147
11
MMCCXVII.
MMCCXIX.
MMCCXVIII.
1
144
12
MMCCXXII.
MMCCXXIV.
MMCCXXIII.
1
141
13
MMCCXXVII.
MMCCXXIX.
MMCCXXVIII.
1
139
14

MMCCX.MMCCXI.
2
3.091
MMCCXV.
MMCCXVI.
1
2.944
MMCCXX.
MMCCXXI.
1
2.772
MMCCXXV.
MMCCXXVI.
1
2.564
MMCCXXX.
MMCCXXXI.
1
2.397

MMCCXXXII.
MMCCXXXIV.
MMCCXXXIII.
1
136
15

MMCCXXXVI.
MMCCXXXV.
2.079
8

MMCCXXXVII.
MMCCXXXIX.
MMCCXXXVIII.
1
135
16

MMCCXLI.
MMCCXL.
1.945
7

MMCCXLII.
MMCCXLIV.
MMCCXLIII.
1
134
17

MMCCXLVI.
MMCCXLV.
1.791
6

MMCCXLVII.
MMCCXLIX.
MMCCXLVIII.
1
131
18

MMCCLI.
MMCCL.
1.098
3

MMCCLII.
MMCCLIII.
2
19

MMCCLVI.
MMCCLV.
0.693
2

MMCCLIV.130

MMCCLVII.
MMCCLIX.
MMCCLVIII.
2
129
20

MMCCLX.
MMCCLXI.
1
0

MMCCLXII.
MMCCLXIV.
MMCCLXIII.
2
129
21

MMCCLXV.
MMCCLXVI.
1
0

MMCCLXVII.
MMCCLXIX.
MMCCLXVIII.
2
128
22

MMCCLXX.
MMCCLXXI.

MMCCLXXII.
MMCCLXXIII.MMCCLXXIV.
2
23

MMCCLXXV.
MMCCLXXVI.

127
MMCCLXXVII.
MMCCLXXIX.
MMCCLXXVIII.
2
126
24

MMCCLXXX.
MMCCLXXXI.

MMCCLXXXII.
MMCCLXXXIV.
MMCCLXXXIII.
2
126
25

MMCCLXXXV.
MMCCLXXXVI.

MMCCLXXXVII. MMCCLXXXIX.
MMCCLXXXVIII.
2
125
26

MMCCXC.
MMCCXCI.

MMCCXCII.
MMCCXCIV.
MMCCXCIII.
2
125
27

MMCCXCV.
MMCCXCVI.

MMCCXCVII.
MMCCXCIX.
MMCCXCVIII.
2
125
28

MMCCC.MMCCCI.

MMCCCII.
MMCCCIII.

t vs ln (H-He) "Tabung 3"

12
10
8
ln (H-He)

6
4
2
0

MMCCCIV.
MMCCCV.
(Hc-He)

0 f(x) =
R = 0

10

15

20

25

Waktu (menit)

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan ln (H-He) = -bt + ln

MMCCCVI.
ln (Hc-He)
= intercept
MMCCCVII.
ln (Hc-He)
= 4.738
MMCCCVIII.
Hc - 125
= e4.738
MMCCCIX.
Hc
= 114.2055 + 125
MMCCCX.
Hc
= 239.2055 mm
MMCCCXI.
MMCCCXII. Nilai konstanta sedimentasi (b)
= -(slope) = -(-0.241)
MMCCCXIII.
MMCCCXIV.
MMCCCXV.
MMCCCXVI.
MMCCCXVII.
MMCCCXVIII.
MMCCCXIX.
MMCCCXX.

= 0.241

MMCCCXXI. Grafik Gabungan Tabung 1, 2, dan 3 Pada Variable Penambahan

Koagulan
MMCCCXXII.

t (menit) vs H (mm)
700
600
500
400
Tinggi interface (mm)

300
200
100
0
0

10

15

20

Waktu (menit)
Tabung 1

MMCCCXXIII.
MMCCCXXIV.
MMCCCXXV.
MMCCCXXVI.
MMCCCXXVII.
MMCCCXXVIII.

Tabung 2

Tabung 3

25

30

35

MMCCCXXIX.
MMCCCXXX.
MMCCCXXXI.
MMCCCXXXII.
MMCCCXXXIII.
MMCCCXXXIV.
MMCCCXXXV.

t vs ln (H-He)
5
4.5
4
3.5
3
2.5
Tabung
1
ln (H-He)
2
1.5
1
0.5
0
0

Tabung 2

10

15

Tabung 3

20

Waktu (menit)

MMCCCXXXVI.

25

30

35

3. Menentukan Laju Pengendapan Konstan (vt) dan Laju Pengendapan

Kritis (vc)
MMCCCXXXVII.
Untuk Variable Konsentrasi
a. Tabung 1
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600175 ) mm
=
=14.17 mm/menit
t
(300 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 210140 ) mm
=
=5.83 mm/menit
t (3927 ) menit
b. Tabung 2
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600180 ) mm
=
=17.5 mm/menit
t
( 240 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 170120 ) mm
=
=8.33 mm/menit
t ( 3024 ) menit
c. Tabung 3
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600110 ) mm
=
=27.22 mm/ menit
t
( 180 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 17590 ) mm
=
=14.17 mm /menit
t ( 2115 ) menit
MMCCCXXXVIII.
Untuk Variable Tinggi
a. Tabung 1
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600215 ) mm
=
=18.33 mm/menit
t
( 210 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 215150 ) mm
=
=5.41 mm/menit
t ( 3321 ) menit
b. Tabung 2

Laju Pengendapan Konstan =

H ( 500170 ) mm
=
=15.71 mm/menit
t
( 210 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 170120 ) mm
=
=5.55 mm/menit
t ( 3021 ) menit
c. Tabung 3
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 400170 ) mm
=
=15.33 mm /menit
t
( 150 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 16590 ) mm
=
=8.33 mm/menit
t ( 2415 ) menit
MMCCCXXXIX.
Untuk Variable Penambahan Flokulan
a. Tabung 1
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600380 ) mm
=
=220 mm/menit
t
( 10 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 380200 ) mm
=
=45 mm /menit
t
( 51 ) menit

b. Tabung 2
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600375 ) mm
=
=204.54 mm / menit
t
( 1.10 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 375190 ) mm
=
=44.04 mm/menit
t
( 5.21 ) menit
c. Tabung 3
Laju Pengendapan Konstan =

H ( 600345 ) mm
=
=182.14 mm /menit
t
( 1.40 ) menit

Laju Pengendapan Kritis =

H ( 345190 ) mm
=
=38.75 mm/menit
t ( 5.21.2 ) menit

MMCCCXL.

MMCCCXLI.
MMCCCXLII.
MMCCCXLIII.
MMCCCXLIV.
MMCCCXLV. VIII.
MMCCCXLVI.
MMCCCXLVII.
MMCCCXLVIII.
MMCCCXLIX.
MMCCCL.
MMCCCLI.
MMCCCLII.
MMCCCLIII.
MMCCCLIV.

PEMBAHASAN

IX.

KESIMPULAN
MMCCCLV.
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan :
1. Semakin tinggi suspense maka kecepatan pengendapan semakin lambat
pada konsentrasi yang sama.
2. Semakin besar konsentrasi padatan dalam suspense maka kecepatan
pengendapan semakin rendah, begitupun sebaliknya.
3. Penambahan flokulan dapat mempercepat laju proses pengendapan
(sedimentasi).
4. Nilai k (konstanta sedimentasi), Hc (Tinggi kritis) dan Waktu kritis (tc)
MMCCCLVII.
MMCCCLVIII. MMCCCLIX.
MMCCCLVI.
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Variab
MMCCCLXI.
MMCCCLXII.
MMCCCLXIII.
MMCCCLXIV.
MMCCCLXV.
MMCCCLXVI.
e
Hc
Hc
Hc
H
Hc
H
l
MMCCCLXVIII.
MMCCCLXIX.
MMCCCLXX.
MMCCCLXXI.
MMCCCLXXII.
MMCCCLXVII.
MMCCCLXXIII.
187.
14
134.
11
116.
Tinggi
90
MMCCCLXXIV.
Konsen
t
MMCCCLXXV.
MMCCCLXXVI.
MMCCCLXXVII.
MMCCCLXXVIII.
MMCCCLXXIX.
MMCCCLXXX.
r
183.
14
141.
11
106.
95
a
s
i
MMCCCLXXXI.
MMCCCLXXXII.
MMCCCLXXXIII.
MMCCCLXXXIV.
MMCCCLXXXV.
MMCCCLXXXVI.
MMCCCLXXXVII.
Flokula
232.
16
228.
17
239.
17
n
MMCCCLXXXVIII.
MMCCCLXXXIX.
MMCCCXCII.
MMCCCXC.
Variab
MMCCCXCI.
tc
Tab
e
k
l
MMCCCXCV.
MMCCCXCVI.
MMCCCXCIV.
0.0
35
1
MMCCCXCIX.
MMCD.
MMCCCXCIII.
MMCCCXCVIII.
0.0
33
Tinggi
2
MMCDIII.MMCDIV.
MMCDII.
0.1
26.
3
MMCDV.

MMCDVI.MMCDVII.
MMCDVIII.

Konsen
t
r
a
s
i

0.0

44

MMCDXI.MMCDXII.
MMCDX.
0.0
34
2
MMCDXV.
MMCDXVI.
MMCDXIV.
0.0
24
3
MMCDXIX.
MMCDXX.
MMCDXVIII.
0.1
6.2
1

MMCDXVII.
MMCDXXIII.
MMCDXXIV.
MMCDXXII.
Flokula
0.1
6.4
2
n
MMCDXXVII.
MMCDXXVIII.
MMCDXXVI.
0.2
6.9
3
X.

MMCDXXIX.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan defenisi sedimentasi?
MMCDXXX.
Jawab: Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan
padatan yang tersuspensi di dalam air dengan cara mengandapkan padatan
tersebut dengan gaya gravitasi membentuk dua bagian yaitu cairan bening
(supernatant) dengan padatan yang mengendap (sedimen).
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi?
MMCDXXXI.
Jawab:
Konsentrasi suspensesi
Perbandingan luas permukaan dengan kedalam suspensi dan atau

diameter partikel padat tersuspensi.

Ukuran partikel
Zat koagulan dan flokulan yang dapat memicu terjadinya penggumpalan

partikel menjadi ukuran yang lebih besar.

Pengadukan
Aliran
3. Tuliskan jenis proses sedimentasi yang saudara ketahui ?
MMCDXXXII.
Jawab:
MMCDXXXIII.
Sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga proses,
yaitu :
a. Cara batch
b. Cara semi-kontinyu
c. Kontinyu
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hindered settling?

MMCDXXXIV.

Jawab:

Hindered

settling

adalah

suatu

periode dimana kecepatan sedimentasi berkurang ketika terjadi kenaikan

konsentrasi, yang disebabkan karena kenaikan densitas dan viskositas.
5. Jelaskan perbedaan discrete partikel dengan flocculent partikel?
MMCDXXXV.
Jawab: Suatu proses sedimentasi dapat dikatakan
discrete partikel apabila selama proses pengendapan bentuk, ukuran, dan
densitas partikel tidak berubah, sedangkan dikatakan flocculant particle
apabila selama proses pengendapan bentuk, ukuran, dan densitas partikel

XI.

berubah.
MMCDXXXVI.
DAFTAR PUSTAKA
MMCDXXXVII. Buku penuntun praktikum laboratorium satuan operasi 1
jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2015
MMCDXXXVIII.

XII.

MMCDXXXIX.

LAMPIRAN

MMCDXL.
MMCDXLI.
MMCDXLII.
MMCDXLIII.
MMCDXLIV.
MMCDXLV.
MMCDXLVI.
MMCDXLVII.
MMCDXLVIII.
MMCDXLIX.
Penambahan Koagulan

Variable Konsentrasi

Variable

MMCDL.
MMCDLI.
MMCDLII.
MMCDLIII.
MMCDLIV.
MMCDLV.
MMCDLVI.
MMCDLVII.

Homogenisasi
Larutan Kapur

MMCDLVIII.
MMCDLIX.
MMCDLX.
MMCDLXI.
MMCDLXII.
MMCDLXIII.
MMCDLXIV.
MMCDLXV.

MMCDLXVI.

Pengamatan tinggi interface tiap waktu