DASAR TEORI
2.3 PLC
2.3.1 Definisi PLC
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya merupakan
sebuah komputer yang khusus dirancang unutk mengontrol suatu proses
atau mesin. Proses yang dikontrol ini dapat berupa regulasi variabel
secara kontinu seperti pada sistem-sistem servo, atau hanya melibatkan
kontrol dua keadaan (ON/OFF) saja, tetapi dilakukan secara berulang-
ulang seperti umum dijumpai pada mesin pengeboran, sistem konveyor,
sistem elevator (lift), dan lain sebagainya. PLC secara bahasa berarti
pengontrol logika yang dapat diprogram, tetapi pada kenyataannya, PLC
secara fungsional tidak lagi terbatas pada fungsi-fungsi logika saja akan
tetapi dewasa ini PLC dapat melakukan perhitungan-perhitungan
aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi, dan
lain sebagainya.
Secara umum konsep dari PLC adalah sebagai berikut :
PLC sebenarnya suatu sistem berbasis mikrokomputer yang
memiliki fungsi-fungsi dan fasilitas utama dari sebuah
mikrokomputer.
PLC merupakan suatu alat sejenis komputer yang digunakan untuk
mengontrol peralatan di industri.
PLC diprogram melalui Programming Unit yang bisa berupa
terminal komputer dengan VDU (Video Display Unit) dan keyboard
atau dengan terminal portable khusus (mirip kalkulator dengan
tampilan LCD). Pada saat ini PLC dapat diprogram melalui PC
(Personal Computer).
PLC pada dasarnya dibuat dan dikembangkan untuk menggantikan
sederetan rangkaian relay konvensional yang dipakai dalam sistem
kontrol.
PLC mengontrol suatu alat berdasarkan status masukan/ keluaran
suatu alat dan program.
Berdasarkan jumlah Input/ Output yang dimilikinya, secara umum PLC
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1. PLC mikro, PLC dapat dikategorikan mikro jika jumlah input/
output pada PLC ini kurang dari 32 terminal.
2. PLC mini, Katagori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut
memiliki jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal.
3. PLC large, PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack yang
dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/ output-nya
lebih dari 128 terminal.
2. Sophisticated Control
a. Arithmatic Operations ( + , - , x , : )
b. Information handling
c. Analog control (suhu, tekanan, dll)
d. PID controller
e. Servo motor control
f. Steper motor control
3. Supervisory Control
a. Process monitoring dan alarm
b. Fault diagnostic and monitoring
c. Interfacing with computer (RS232, RS485)
d. Printer / ASCII interfacing
e. Factory automation networking
f. LAN / WAN
2. Perangkat output
Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe relay
atau tipe isolator-optik dengan transistor atau tipe triac,
bergantung pada perangkat yang dihubungkan kepadanya,
yang akan dikendalikan. Umumnya, sinyal digital dari salah
satu kanal output sebuah PLC digunakan untuk mengendalikan
sebuah aktuator yang pada saatnya mengendalikan suatu
proses.
Istilah aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang
dapat mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan
mekanis untuk mengendalikan proses.
Berikut ini beberapa contohnya:
Kontaktor
Motor
Motor Stepper
Katup-katup kontrol direksional
(a) (b)
Gambar 2.15 (a) Diagram ladder elektromekanis dan (b) Ladder
Diagram PLC
Simbol Diagram Ladder pada PLC M221:
Ladder diagram memuat beberapa block yang dapat
merepresentasikan aliran program dan fungsi seperti :
Contact
Contact dapat berupa kontak input (saklar, pushbutton), kontak
internal variabel (Relay Otomatis) dll.
a. Coil dinotasikan :
LD
LDN
LDF
LDR
ST
STN
b. Gerbang Logika OR
Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem
kontrol hanya membutuhkan salah satu saja dari beberapa
kondisi logic untuk mengeluarkan output.
Timer Setting
Untuk menggunakan timer pada PLC Twido, ada
beberapa fitur timer yang harus diset sesuai dengan
fungsi yang dibutuhkan. Fitur-fitur tersebut adalah :
Timer off-delay
Output akan berlogika low apabila input diberi
sinyal dengan logika low yang lamanya melebihi
setting tundaan waktu. Diasumsikan kondisi awal
timer mendapatkan sinyal input high kemudian sinyal
input tersebut diubah menjadi low. Saat diberi input
diberi sinyal high maka ouput high, kemudian saat
input diberi sinyal low, maka output akan low jika
lamanya sinyal input dengan logika low tersebut
melebihi setting tundaan waktunya. Isyarat input dan
output mode ini ditunjukkan pada gambar 2.20.
Timer pulse
Output akan berlogika high selama setting tundaan
waktu apabila input diberi trigger berlogika high.
Isyarat input dan output mode ini ditunjukkan pada
gambar 2.21.
b. Counter (Pencacah)
Counter dalam PLC bekerja seperti halnya counter
mekanik atau elektronik yaitu membandingkan nilai yang
terkumpul dengan nilai setting, hasil perbandingan
digunakan sebagai acuan keluran.
Dalam aplikasi-aplikasi yang menggunakan counter secara
umum bekerja sebagai berikut:
Simbol counter pada ladder diagram ditunjukkan oleh
gambar 2.22.
-
- Gambar 2.22 Simbol Blok Counter di PLC M221
Tabel 2.5 Penggunaan alamat memori pada PLC dan contoh overlapping
Di mana:
RPM = kecepatan putaran motor
f = frekuensi
p = jumlah kutub motor
Prinsip kerja inverter yang sedehana yaitu tegangan yang masuk dari
jala jala 220V 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC dan
ditampung ke bank kapasitor. Selanjutnya tegangan DC kemudian
diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi
sesuai kebutuhan dengan komponen utamanya adalah semikonduktor aktif
seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan menggunakan
frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi
sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Pada grafik di atas, arus 3 fasa memiliki perbedaan phase 120 derajat
antar fasanya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak
diperlukan.
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan
rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, yang menempel pada
rumah motor. Pada stator terdapat celah-celah tempat menempatkan
kumparan 3 fasa.
(ns − nr)
𝑆=
ns
Dimana:
S = slip
ns = putaran stator
nr = putaran rotor
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan torsi. Dilihat dari
cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau
asinkron.