Anda di halaman 1dari 30

Teleskop Maxwell yang berada di Mauna Kea, Hawaii

Jika penemuan Faraday memberikan dampak yang luar Bab yang akan dipelajari:
biasa drastis dalam bidang eksperimen maka lain 1. Persamaan Maxwell dan Gelombang
halnya dengan apa yang dihasilkan oleh Maxwell. Elektromagnetik
2. Gelombang Datar/Bidang Elektromagnetik
Pada bab-bab sebelumnya kita telah mempelajari 3. Energi dan Momentum Gelombang
Elektromagnetik
keterkaitan antara fenomena kelistrikan dan
4. Radiasi Dipol
kemagnetan. 5. Polarisasi

Maxwell berusaha untuk memformulasikan sifat


simetris fenomena magnetik dan listrik tersebut Tujuan Pembelajaran:

menjadi sebuah teori tunggal. Apa yang diperoleh 1. Menjelaskan medan listrik dan medan
magnet dalam gelombang cahaya.
Maxwell selanjutnya adalah sesuatu yang 2. Menjelaskan hubungan kecepatan cahaya
mencengangkan karena medan listrik dan medan dengan konstanta fundamental kelistrikan
dan kemagnetan.
magnet dapat merambat melalui ruang dalam bentuk 3. Mendeskripsikan penjalaran gelombang
elektromagnetik sinusoidal.
gelombang dan hipotesis Maxwell tersebut berhasil
4. Menentukan jumlah daya yang dibawa
diklarifikasi oleh percobaan-percibaan yang dilakukan gelombang elektromagnetik.
5. Mendeskripsikan gelombang
pada ilmuwan setelahnya. Maxwell dapat diibaratkan elektromagnetik berdiri.
sebagai Newton-nya bidang listrik-magnet. Pada bab
ini kita akan mempelajari ke empat persamaan
fundamental yang dicetuskan Maxwell dan mengikuti
kisah bagaimana Maxwell sampai pada kesimpulannya
yang terkenal, gelombang elektromagnetik.

Rosari Saleh dan Sutarto


Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 233

Penemuan Ampere, beserta ilmuwan-ilmuwan lainnya,


pada tahun 1820an telah berhasil membuktian bahwa
kemagnetan berkaitan erat dengan kelistrikan. Bermula
dari pengamatan yang dilakukan oleh Oersted yang
berhasil mendeteksi adanya medan magnet yang dihasilkan
oleh muatan-muatan yang bergerak di sepanjang kawat
konduktor, Ampere membuat generalisasi yang
merangkum keseluruhan hasil eksperimen yang ia lakukan
dalam suatu formula yang disebut dengan hukum Ampere.
Hukum Ampere menyebutkan bahwa medan magnet
dihasilkan pada suatu permukaan yang melingkupi arus
listrik. Dalam notasi matematis, hukum Ampere
dinyatakan sebagai berikut:
G G
∫ B • ds = µ 0 I (11–1)

Namun demikian, ternyata hukum Ampere mengalami


semacam cacat logika ketika diterapkan pada sistem
dimana arus listrik yang mengalir tidak kontinu, contohnya
pada kapasitor. Hukum Ampere menjadi ambigu dan tidak
dapat diterapkan, lihat kembali Bab 8. Oleh Maxwell,
persamaan Ampere kemudian mengalami sedikit
modifikasi dengan menambahkan apa yang disebut sebagai
variabel arus perpindahan Maxwell. Hukum Ampere yang
diperumum, setelah diperbaiki oleh Maxwell, menjadi
konsisten dengan berbagai kondisi sistem. Hukum Ampere
yang diperumum memiliki bentuk persamaan sebagai
berikut:

G G ⎛ dΦ listrik ⎞ dΦ listrik d G G
∫ B • ds = µ 0 ⎜ I + ε 0 ⎟→ = ∫ E • dA
⎝ dt ⎠ dt dt permukaan

G G ⎛ d G G⎞
∫ B • ds = µ 0 ⎜⎜ I + ε 0 ∫ E • dA ⎟⎟ (11–2)
⎝ dt permukaan ⎠

Dari persamaan (11–2) diketahui bahwa medan magnet


dapat dihasilkan dari arus listrik atau perubahan medan
listrik atau dari kedua-duanya.

Berangkat dari penemuan-penemuan yang telah dilakukan


pendahulunya dan juga sifat simetris dari fenomena-
fenomena alam, Faraday menuangkan sebuah konsep
revolusioner yang terangkum dalam tulisannya,
“Mengubah magnetisme menjadi listrik”. Apa yang
dipikirkan Faraday adalah jika arus listrik dapat
menghasilkan medan magnet maka fenomena sebaliknya
seharusnya juga berlaku yaitu fenomena kelistrikan dapat
dihasilkan dari fenomena kemagnetan. Tidak puas hanya
berdebat dengan gagasannya sendiri, Faraday kemudian
Rosari Saleh dan Sutarto
234 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

melakukan serentetan percobaan untuk membuktikan


asumsinya tersebut. Hasil percobaan yang dilakukan
Faraday memang menunjukkan bahwa gejala alam itu
bersifat simetris, Faraday berhasil membangkitkan arus
listrik dari magnet dengan cara mengubah-ubah fluks
magnet yang mengenai suatu permukaan tertutup. Proses
tersebut dikenal dengan nama induksi elektromagnetik
sedangkan arus listrik dan beda potensial yang dihasilkan
disebut dengan arus listrik induksi dan GGL induksi.
Penemuan Faraday tersebut menjadi bukti pamungkas
yang menegaskan keterkaitan antara magnetisme dan
listrik. Konsep Faraday terangkum dalam sebuah
persamaan yang disebut dengan hukum Faraday:

K G d G G
∫ E • ds = − ∫ B • dA (11–3)
dt permukaan

Medan listrik dapat dihasilkan dengan mengubah fluks


magnet yang mengenai suatu permukaan tertutup.
Persamaan (11–3) juga menjelaskan bahwa medan listrik
selalu dihasilkan dan melingkupi area dimana terjadi
perubahan fluks magnet. Tanda negatif pada suku di
sebelah kanan menunjukkan bahwa medan listrik induksi
akan menghasilkan arus listrik induksi yang selalu
berlawanan dengan perubahan fluks magnetik, ingat
kembali hukum Lenz.

Di lain pihak, yang menjadi salah satu cikal bakal


perkembangan bidang listrik–magnet adalah pencetusan
ide mengenai gaya listrik. Salah seorang ilmuwan yang
secara intensif dan melakukan penelitian mengenai gaya
listrik adalah Coulomb. Dari hasil eksperimen yang
dilakukannya, Coulomb menyimpulkan bahwa dua muatan
atau lebih saling berinteraksi satu sama lain mengikuti
hukum kuadrat jarak terbalik. Konsep Coulomb yang
kemudian terangkum dalam hukum Coulomb ini
mengilhami munculnya konsep medan listrik. Suatu
muatan menghasilkan medan listrik ke segala arah. Jika
suatu muatan q berada dalam pengaruh medan listrik dari
muatan listrik maka interaksi keduanya akan mengahsilkan
gaya listrik atau gaya Coulomb. Oleh Gauss, konsep
medan listrik ini kemudian dinyatakan dalam sebuah
persamaan yang dikenal sebagai hukum Gauss.

G G Q
∫ E • dA = (11–4)
permukaan ε0

Dalam keadaan statik, hukum Gauss ekuivalen dengan


hukum Coulomb. Hukum Gauss, yang diwakili oleh
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 235

persamaan (11–4), menunjukkan bahwa medan listrik yang


dihasilkan oleh muatan sumber Q pada suatu titik tertentu
bergantung pada kuadrat jarak terbalik yang memisahkan
muatan dengan titik tersebut. Persamaan tersebut juga
menunjukkan bahwa medan listrik dihasilkan pada suatu
permukaan tertutup yang melingkupi suatu muatan (atau
muatan-muatan). Medan listrik yang mengenai suatu
permukaan disebut dengan fluks listrik. Dan satu hal lagi
yang paling penting yang dirangkum oleh hukum Gauss ini
adalah bahwa muatan listrik merupakan sumber medan
listrik. Suku persamaan sebelah kiri, operasi dot antara
medan listrik dan permukaan, dapat pula diterjemahkan
bahwa medan listrik tidak dihasilkan pada suatu
permukaan yang memiliki vektor bidang tegak lurus
terhadap vektor medan listrik.

Hukum Gauss juga berlaku untuk medan magnet. Magnet


juga menghasilkan medan, disebut dengan medan magnet,
seperti halnya muatan. Medan magnet yang berinteraksi
dengan muatan yang bergerak atau arus listrik dapat
menghasilkan gaya magnet. Namun demikian, magnet
memiliki sifat yang berbeda dengan muatan. Muatan dapat
meng-ada secara individu sedangkan magnet tidak dapat
muncul dalam konfigurasi kutub selatan saja atau kutub
utara saja. Dengan kata lain, magnet tidak dapat muncul
dalam keadaan monopol atau berkutub tunggal. Magnet
selalu muncul dalam konfigurasi yang berpasangan.
Ketidak-bisaan magnet muncul dalam formasi monopol
tersebut membawa pada konsep Gauss untuk magnet.
G G
∫ B • dA = 0 (11–5)
permukaan

Fluks magnet yang menembus suatu permukaan tertutup


adalah nol. Dengan kata lain, garis medan magnet tidak
memiliki awal dan akhir.

Sederet penemuan-penemuan dan formulasi, serta hukum-


hukum, yang membuktikan keterkaitan antara magnetisme
dan listrik belum begitu eksplisit menjelaskan mengenai
apa sebenarnya sesuatu yang terkait itu. Pada tahun 1865,
Maxwell mengemukakan sederetan persamaan matematis
yang merangkum seluruh keterkaitan antara fenomena
kemagnetan dan kelistrikan. Persamaan tersebut kemudian
dikenal dengan persamaan Maxwell.

Rosari Saleh dan Sutarto


236 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

11 – 1 Persamaan Maxwell dan Gelombang


Elektromagnetik

Persamaan Maxwell terdiri dari empat persamaan antara


lain hukum Gauss untuk listrik (persamaan nomor 1),
hukum Gauss untuk magnet (persamaan nomor 2), hukum
Ampere dipermumum (persamaan nomor 3), dan hukum
Faraday (persamaan nomor 4) yang kesemuanya dapat
dituliskan sebagai berikut:

G G Q
1. ∫ E • dA =
permukaan ε0
G G
2. ∫ B • dA = 0
permukaan

(11–6)
G G ⎛ d G G⎞
3. ∫ B • ds = µ 0 ⎜⎜ I + ε 0 ∫ E • dA ⎟⎟
⎝ dt permukaan ⎠

K G d G G
4. ∫ E • ds = − ∫ B • dA
dt permukaan

Maxwell mensintesis empat persamaan tersebut dan


membuat sebuah hipotesis yang cukup nyleneh pada masa
itu yaitu bahwa medan listrik dan medan magnet dapat
merambat melalui ruang dalam bentuk gelombang.
Hipotesis Maxwell ini didasarkan pada sifat simetris alam
dimana jika peerubahan medan magnet dapat
menghasilkan medan listrik, persamaan nomor 4, maka hal
sebaliknya juga seharusnya dapat terjadi yaitu perubahan
medan listrik dapat menghasilkan medan magnet. Karena
keterbatasan alat eksperimen pada saat itu, hipotesis
Maxwell belum dapat diklarifikasi dengan eksperimen.
Hal ini dikarenakan medan magnet yang dihasilkan oleh
perubahan medan listrik memiliki orde yang sangat kecil,
seperti yang akan kita lihat nanti. Baru setelah tahun 1887,
Heinrich Rudolf Hertz melakukan percobaan untuk
mengklarifikasi prediksi Maxwell. Hertz menggunakan
rangkaian listrik LC seperti yang telah kita pelajari pada
Bab 11. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan
terdiri dari dua bagian yaitu pemancar dan penerima.
Diagram skema percobaan Hertz dapat dilihat pada
Gambar 11.1.

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 237

Terpisah pada jarak


yang sangat kecil
Kapasitor (2)
(1)

Loop kawat tunggal

Gambar 11.1 Skema percobaan Hertz yang digunakan untuk


memverifikasi hipotesis Maxwell.

Bagian input merupakan sumber tegangan yang digunakan


untuk membangkitkan tegangan pada rangkaian. Induktor
terdiri dari solenoida dengan jumlah lilitan yang sangat
banyak. Pada kedua ujungnya, induktor dihubungkan
dengan dua plat logam yang terpisah pada jarak yang
sangat pendek, membentuk kapasitor. Ketika induktor
dihubungkan dengan beda potensial maka arus listrik yang
mengalir pada induktor mengalami osilasi. Seperti yang
telah kita diskusikan pada Bab 4 bahwa proses ini
merupakan proses pengisian muatan pada kapasitor.
Karena arus listrik yang mengalir berosilasi maka muatan
pada kapasitor juga mengalami osilasi. Osilasi muatan ini
dapat kita analogikan sebagai gerakan muatan yang
dipercepat, seperti halnya yang terjadi pada pegas. Muatan
yang dipercepat ini menghasilkan medan listrik yang
selanjutnya membangkitkan medan magnet pada plat
tersebut. Sejatinya, dalam eksperimen yang dilakukan
Hertz, pemancar dan penerima terpisah pada jarak yang
cukup jauh, beberapa meter. Bagian (1) disebut sebagai
pemancar karena bertindak sebagai penghasil gelombang
elektromagnetik.

Pada bagian (2), sebagai penerima gelombang


elektromagnetik yang dihasilkan oleh pemancar digunakan
sebuah loop yang terbuat dari kawat. Pada kedua
ujungnya, loop dipisahkan pada jarak yang sangat pendek.
Hertz menset sedemikian rupa sehingga frekuensi osilasi
pada rangkaian (1) sinkron dengan frekuensi osilasi pada
rangkaian (2). Pada keadaan tersebut berhasil diamati
bahwa ketika beda potensial diberikan pada rangkaian (1),

Rosari Saleh dan Sutarto


238 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

sejumlah energi ditransmisikan ke rangkaian (2) dalam


bentuk gelombang ditandai dengan dihasilkannya percikan
di antara ujung loop rangkaian (2). Percikan tersebut
muncul karena adanya beda potensial yang dihasilkan pada
rangkaian (2). Apa yang dilakukan Hertz ini merupakan
sebuah verifikasi penting dari hipotesis Maxwell bahwa
medan magnet dan medan listrik dapat merambat melalui
ruang dalam bentuk gelombang. Namun sayang sekali,
Maxwell tidak ikut merayakan kebenaran hipotesis yang ia
buat karena Maxwell telah meninggal satu tahun sebelum
penemuan Hertz. Maxwell meninggal dalam usia yang
cukup muda, 47 tahun dengan meninggalkan seorang istri,
Kathrine Mary, dan seekor anjing kesayangannya.

Gelombang Elektromagnetik

Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Hertz telah


memberikan bukti yang kuat bahwa medan listrik dan
medan magnet dapat merambat melalui ruang dalam
bentuk gelombang. Dihasilkannya percikan pada rangkaian
(2) juga membuktikan bahwa medan listrik dan medan
magnet tersebut mentrasmisikan sejumlah energi dan
momentum.

Dari persamaan Maxwell nomor (3) dan (4), kita dapat


menarik kesimpulan bahwa medan magnet dan medan
listrik kedua-duanya bergantung waktu dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Keadaan semacam itu
disebut dengan medan listrik dan medan magnet terkopel.
Namun, bagaimana mekanisme terbentuknya gelombang
elektromagnetik tersebut? Apa logika yang mendasari
sehingga Maxwell membuat hipotesis bahwa medan listrik
dan medan magnet merambat pada ruang dalam bentuk
gelombang? Ilustrasi sederhana berikut ini diharapkan
dapat membantu dalam memahami mekanisme
terbentuknya gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
dari medan listrik dan medan magnet.

Perhatikan sebuah kawat lurus yang diberi arus listrik.


Kawat diletakkan sejajar dengan sumbu x. Arus listrik
dialirkan pada kawat tersebut sehingga medan magnet B
dihasilkan pada kawat dimana arah medan magnet tersebut
dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan
kanan. Jika arus listrik yang diberikan pada kawat
berubah-ubah terhadap waktu maka medan magnet yang
dihasilkan juga berubah.

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 239

Medan listrik yang


dihasilkan oleh perubahan
medan magnet

Kawat berarus listrik I

Medan magnet
dihasilkan oleh
kawat berarus

Gambar 11.2a Medan listrik dan medan magnet terkopel yang


dihasilkan oleh kawat berarus listrik I.

Berdasarkan konsep Faraday, perubahan medan magnet


menghasilkan perubahan fluks magnet pada sembarang
area, pada Gambar 11.2 dipilih area A1. Pemilihan area ini
sebenarnya bisa dimana saja dan bentuknya bisa
bermacam-macam. Perubahan fluks magnet tersebut
menginduksi GGL induksi pada luas area A1 dimana GGL
tersebut berkaitan dengan medan listrik yang dihasilkan
pada luasan A1, lihat kembali pembahasan pada Bab 9.
Dengan menggunakan hukum Lenz, kita dapat mengetahu
bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh perubahan fluks
magnetik tersebut adalah sejajar dengan arah arus listrik.
Perhatikan sekali lagi bahwa jika arus listrik yang
mengalir pada kawat berubah-ubah maka medan magnet
yang dihasilkan juga berubah. Jika arus listrik semakin
lama semakin besar maka medan magnet juga semakin
lama semakin besar. Akibatnya fluks magnetik yang
menembus luasan A1 juga semakin besar. Perubahan fluks
magnetik ini menghasilkan GGL induksi pada loop A1
sehingga pada loop tersebut dihasilkkan medan listrik.
Karena fluks magnetik selalu berubah-ubah maka medan
listrik yang dihasilkan juga berubah-ubah. Perubahan
medan listrik ini menghasilkan medan magnet lainnya
pada loop A1, perhatikan area yang ditandai dengan garis
putus-putus berwarna pada Gambar 11.2a.

Medan listrik pada area tersebut menghasilkan medan


magnet seperti tampak pada Gambar 11.2b berikut ini:
Rosari Saleh dan Sutarto
240 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

Medan magnet yang dihasilkan


oleh perubahan medan listrik
pada area A1 bagian atas

Medan listrik
dihasilkan oleh
medan magnet B

Kawat berarus listrik I

Gambar 11.2b Medan magnet B’ yang dihasilkan oleh


perubahan medan listrik E.

Perhatikan dengan seksama bahwa medan magnet lainnya


dihasilkan oleh perubahan medan listrik E. Karena medan
listrik E selalu berubah-ubah maka medan magnet yang
dihasilkan juga berubah-ubah. Mengikuti logika
sebelumnya, perubahan medan magnet menghasilkan fluks
magnetik pada luasan tertentu yang dikenai oleh medan
magnet tersebut. Sekali lagi, kita bebas membuat bentuk
dan dimana letak luasan tersebut. Hal yang sama akan
kembali terjadi dimana fluks magnetik B’ akan
menginduksi GGL pada, katakanlah, area A2. GGL induksi
menghasilkan medan listrik E’ yang lain dan seterusnya.
Dalam ilustrasi kita ini, medan listrik dan medan magnet
tersebut menjalar pada sumbu z.

Sekarang, perhatikan segmen diagram pada Gambar


11.2b yang ditandai dengan garis warna biru. Medan listrik
yang dihasilkan pada segmen tersebut berasal dari Gambar 11.2c Medan magnet B’ yang
perubahan fluks magnetik. Pada mulanya, medan magnet dihasilkan oleh perubahan medan listrik
E, insert dari Gambar 11.2b.
dibangkitkan dari perubahan arus listrik yang mengalir
pada kawat. Namun pada segmen berikutnya, kita tidak
membutuhkan hadirnya perubahan arus listrik untuk
menghasilkan medan listrik dan medan magnet.

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 241

Medan listrik dihasilkan oleh induksi magnetik kemudian


medan listrik tersebut menghasilkan medan magnet
lainnya. Pada segmen ini, medan magnet dihasilkan karena
adanya perubahan medan listrik bukan oleh perubahan
arus listrik. Berdasarkan hukum Ampere yang diperumum,
Maxwell menambahkan suku persamaan arus listrik
perpindahan (displacement current) dimana arus
perpindahan ini memang menghasilkan medan magnet.
Inilah salah satu lompatan intelektual brilian yang dibuat
oleh Maxwell dalam rangka penyatuan teori listrik-
magnet.

Sifat dari arus perpindaha ini berbeda dengan arus sumber


yang mengalir pada kawat. Arus perpindahan cenderung
menyebar di ruang sekitar kawat sedangkan arus sumber
terlokalisasi hanya pada kawat saja. Hal yang perku
diperhatikan dalam ilustrasi ini adalah bahwa kita hanya
mengambil satu segmen arah rambatan saja yaitu pada
arah z. Untuk orientasi koordinat lainnya juga
dimungkinkan karena medan magnet yang dihasilkan oleh
arus sumber berbentuk silinder dengan vektor normal
permukaan sejajar sumbu x. Jadi, dari sudut pandang
persamaan Maxwell nomor (3), kita dapat menyatakan
bahwa arus listrik perpindahan menghasilkan medan
magnet pada arah z dimana medan magnet tersebut akan
menghasilkan GGL induksi dan dengan demikian sama
juga menghasilkan medan listrik, demikian seterusnya.
Pola rambatan yang terbentuk adalah silinder, menyerupai
bentuk medan magnet sumber yang dihasilkan oleh arus
listrik pada kawat. Medan magnet selalu tegak lurus
terhadap arah rambat arus listrik sumber. Karena vektor
bidang area A1 … An selalu sejajar dengan arah rambat arus
pada kawat maka medan listrik pada bidang tersebut selalu
tegak lurus terhadap medan magnet. Walaupun pada
proses yang berlangsung pada area A1 … An tidak
dibutuhkan adanya perubahan arus listrik namun medan
magnet yang dihasilkan mula-mula berasal dari perubahan
arus listrik pada kawat dan dengan demikian pola tersebut
bergantung pada arus sumber. Untuk menghasilkan
perubahan arus listrik diperlukan muatan pembawa arus
yang bergerak dengan kecepatan berubah-ubah, dengan
kata lain agar terjadi perubahan arus listrik maka muatan
pembawa arus listrik tersebut harus mengalami percepatan.
Demikianlah logika sederhana yang dapat digunakan untuk
merasionalkan hipotesis terbentuknya gelombang
elektromagnetik. Hipotesis Maxwell yang telah
dikonfirmasi oleh Hertz melalui eksperimennya ternyata
tidak melanggar asas ilmiah ketika diuji secara teoretik.
Rosari Saleh dan Sutarto
242 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

Pada sub bab berikutnya kita akan melanjutkan analisis


terhadap gelombang eketromagnetik terkait pola rambatan,
ekspresi matematis dan dinamika energetiknya.

11 – 2 Gelombang Datar Elektromagnetik

Kita telah membahas mengenai gelombang


elektromagnetik yang dihasilkan oleh kawat tunggal.
Gelombang yang terbentuk memiliki konfigurasi silindris
yang secara teknis agak sulit untuk dibayangkan, apalagi
dianalisis secara matematis. Berikut ini kita akan
menggunakan model gelombang datar untuk menjelaskan
pola rambatan gelombang elektromagnetik. Untuk
menghasilkan gelombang elektromagnetik datar
dibutuhkan arus listrik berbentuk bidang. Arus listrik
semacam ini dapat dibuat dengan cara menyusun banyak
kawat dalam formasi sejajar, seperti terlihat pada Gambar
11.3.
z
Kawat berarus listrik

–x

–y y

x
Gambar 11.3 Arus listrik bidang yang dibentuk dari kawat-
kawat yang disusun secara sejajar.

Arus listrik mengalir sejajar dengan sumbu (–x). Medan


magnet yang dihasilkan setiap kawat, dilihat pada bidang
xy daerah z (+), adalah sejajar dengan sumbu y (+). Jika
kawat berada pada jarak yang sangat dekat satu sama lain
maka medan magnet yang dihasilkan akan mengalami
superposisi, lihat kembali pembahasan tentang medan
magnet pada kawat lurus Bab 1. Seperti kita ketahui
bahwa medan magnet yang dihasilkan kawat berbentuk

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 243

silinder sehingga superposisi yang terjadi antara medan


magnet yang satu dengan yang lain adalah superposisi
medan magnet yang berbentuk silinder. Karena kawat
berada pada jarak yang sangat dekat satu dengan yang
lainnya maka superposisi tersebut dapat dianggap sebagai
bidang yang mengnadung medan magnet dimana arah
medan magnet tersebut adalah sejajar dengan sumbu y (+),
seperti terlihat pada Gambar 11.5.

y
x

Arah rambat medan magnet

Kawat terpisah pada jarak


yang sangat dekat

Superposisi medan magnet B


membentuk medan magnet bidang

Gambar 11.4 Superposisi medan magnet yang dihasilkan kawat


membentuk medan magnet bidang.

Perhatikan bahwa medan magnet bidang ini dihasilkan


untuk dua permukaan yaitu pada bidang xy di daerah z (+)
dan z (–). Sekarang kita akan fokus pada bidang xy daerah
z (+). Pada daerah ini perubahan arus listrik menyebabkan
perubahan fluks magnetik yang menginduksi medan listrik
E. Medan listrik ini juga terletak pada bidang arus listrik
yaitu xy dimana vektor arahnya sejajar dengan arah arus
listrik. Dengan menerapkan logika yang sama ketika kita
menganalisis medan listrik dan medan magnet pada kawat
tunggal maka kita dapat menyimpulkan bahwa pola medan
magnet – medan listrik – medan magnet dan seterusnya
akan dihasilkan pada arah z. Walaupun sama-sama terletak
pada satu bidang namun vektor medan magnet dan medan
listrik tidaklah sejajar melainkan saling tegak lurus satu
sama lain. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
Rosari Saleh dan Sutarto
244 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

medan magnet memiliki orientasi pad asumbu y (+)


sedangkan medan listrik memiliki orientasi sejajar dengan
arus listrik atau sejajar sumbu x (–). Pola gelombang
elektromagnetik datar ini dihasilkan baik pada arah z (+)
maupun z (–).

Gelombang elektromagnetik merambat sepanjang sumbu z,


dengan kata lain sejajar dengan bidang xy dimana arus
listrik berada. Arus listrik dibuat sedemikian rupa sehingga
berosilasi dan menghasilkan perubahan arus listrik. Osilasi
arus listrik terjadi pada, tentu saja, sumbu x. Dalam
ilustrasi yang lebih eksplisit, gelombang datar ini dapat
kita gambar sebagai berikut:

Bidang dimana x
medan listrik
berada

z
y

Bidang dimana
medan magnet
berada

Gambar 11.5 Gelombang elektormagnetik yang dibentuk dari


arus bidang. Vektor medan listrik selalu tegak lurus dengan
vektor medan magnet. Arah getar atau osilasi baik medan listrik
dan medan magnet tegak lurus terhadap arah rambanya.

Secara kualitatif kita telah memperoleh gambaran


mengenai kebenaran hipotesis Maxwell bahwa medan
listrik dan medan magnet dapat merambat melalui ruang
dalam bentuk gelombang. Hipotesis tersebut didasarkan
Gambar 11.6 Muatan yang berosilasi
pada penyatuan persamaan dan hukum-hukum listrik–
sepanjang sumbu x menghasilkan
magnet yang telah dicetuskan sebelumnya. Karena medan listrik dan medan magnet.
dideduksi dari persamaan dan hukum-hukum yang Sebuah loop digunakan sebagai media
terangkum dalam persamaan Maxwell maka perilaku untuk menerapkan persamaan Ampere
gelombang elektromagnetik seperti yang telah dijelaskan dan Faraday.
sebelumnya harus koheren dengan tinjauan kuantitatif dari
persamaan Maxwell.

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 245

Persamaan nomor (3) dan (4) merupakan fundamen dari


gelombang elektromagnetik. Kita akan melihat bagaimana
gelombang elektromagnetik dari sudut pandang persamaan
Maxwell. Ambil satu segmen muatan yang berosilasi
sepanjang sumbu x. Keadaan tersebut dapat diliustrasikan
seperti tampak pada Gambar 11.6.

Loop memiliki panjang 2b sedangkan lebar (tinggi) dz.


Kontribusi pada arah z dapat diabaikan karena dalam batas
tertentu segmen dz ini dapat diabaikan.

Dengan menerapkan hukum Ampere kita peroleh:

d G G
B y (z + dz , t )(2b ) − B y (z , t )(2b ) = µ 0ε 0 ∫ E • dA
dt luas area loop
⎛ ∂B y (z , t ) ⎞ ∂E (z , t )
2b⎜⎜ dz ⎟⎟ = − µ 0ε 0 x ∫ dA
⎝ ∂z ⎠ ∂t luas area loop
⎛ ∂B y (z , t ) ⎞ ∂E (z , t )
2b⎜⎜ dz ⎟⎟ = − µ 0ε 0 x A → A = 2bdz
⎝ ∂z ⎠ ∂t
⎛ ∂B y (z , t ) ⎞ ∂E (z , t )
2b⎜⎜ dz ⎟⎟ = − µ 0ε 0 x 2bdz
Gambar 11. 7 Loop C’ terletak pada ⎝ ∂z ⎠ ∂t
bidang xz. Sebelumnya kita telah
menurunkan persamaan bagaimana
kebergantungan medan magnet B ∂B y (z , t ) ∂E x (z , t )
= − µ 0ε 0 (11–7)
terhadap medan listrik E. Perubahan ∂z ∂t
medan magnet pada sumbu z
menghasilkan medan listrik yang Untuk memperoleh relasi berikutnya kita gunakan
bergantung waktu. persamaan Faraday. Perhatikan loop berikut ini:

Dengan menerapkan persamaa Faraday, persamaan


Maxwell nomor (4), kita peroleh:

d G G
E x (z + dz , t )(2a ) − E x (z , t )(2a ) = − ∫ B • dA
dt luas area loop
⎛ ∂E (z , t ) ⎞ ∂B y (z , t )
2a⎜ x dz ⎟ = − ∫ dA
⎝ ∂z ⎠ ∂t luas area loop

⎛ ∂E (z , t ) ⎞ ∂B y (z , t )
2a⎜ x dz ⎟ = − − A → A = 2adz
⎝ ∂z ⎠ ∂t
⎛ ∂E (z , t ) ⎞ ∂B y (z , t )
2a⎜ x dz ⎟ = − 2adz
⎝ ∂z ⎠ ∂t

∂B y (z , t ) ∂E x (z , t )
=− (11–8)
∂t ∂z

Persamaan (11–7) kita turunkan terhadap waktu, ∂ t,


sehingga diperoleh:

Rosari Saleh dan Sutarto


246 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

∂ 2 B y (z, t ) ∂ 2 E x (z , t )
= − µ 0ε 0 (11–9)
∂t∂z ∂t 2

Sedangkan persamaan (11–8) juga kita turunkan terhadap


∂ z sehingga:

∂ 2 B y (z, t ) ∂ 2 E x (z , t )
=− (11–10)
∂z∂t ∂z 2

Ruas kiri pada persamaan (11–9) sama dengan ruas kiri


pada persamaan (11–10), urutan turunan tidak menjadi
persoalan. Dari haril tersebut dapat kita simpulkan bahwa:

∂ 2 E x (z, t ) ∂ 2 E x (z, t )
= µ 0ε 0 (11–11)
∂z 2 ∂t 2

Untuk komponen persamaan pada sumbu y dapat


diturunkan dengan logika yang sama. Persamaan (11–11)
tidak lain adalah persamaan gelombang, lihat kembali
pembahasan Bab Gelombang Mekanik. Solusi dari
persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

E x = E0 cos(kz − ωt + φ ) (11–12)

Yang mana k menyatakan bilangan gleombang, ω


menyatakan frekuensi sudut sedangkan φ sudut fase
gelombang.

Sementara itu, untuk komponen medan magnet B kita


dapat menurunkan persamaan gelombang dengan cara
yang mirip dengan penurunan persamaan (11–11). Sebagai
bahan latihan silahkan diturunkan sendiri. Di sini akan
dituliskan hasil akhirnya saja yaitu:

∂ 2 B y (z, t ) ∂ 2 B y (z , t )
= µ 0ε 0 (11–13)
∂z 2 ∂t 2

Untuk komponen persamaan pada sumbu xdapat


diturunkan dengan logika yang sama. Persamaan (11–11)
tidak lain adalah persamaan gelombang, lihat kembali
pembahasan Bab Gelombang Mekanik. Solusi dari
persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

B y = B0 cos(kz − ωt + φ ) (11–14)

Yang mana k menyatakan bilangan gleombang, ω


menyatakan frekuensi sudut sedangkan φ sudut fase
gelombang. Untuk memperoleh hasil pada persamaan (11–
14) kita juga dapat menggunakan hasil pada persamaan
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 247

(11–11). Hal ini bisa dilakukan karena medan listrik dan


medan magnet saling terkopel satu sama lain. Perhatikan
persamaan (11–7).

∂B y (z , t ) ∂E x (z , t )
= − µ 0ε 0
∂z ∂t

Dengan memasukkan persamaan (11–12) ke persamaan


(11–7), kita peorleh:

∂B y ( z , t )
= −ωµ 0ε 0 E0 sin (kz − ωt + φ )
∂z
B y (z , t ) = ∫ − ωµ 0ε 0 E0 sin (kz − ωt + φ )dz
ωµ 0ε 0 E0
= cos(kz − ωt + φ )
k

ωµ 0ε 0 E0
Dengan mendefinisikan sebagai amplitude
k
medan magnet B0 maka hasil akhirnya dari penurunan
persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:

B y = B0 cos(kz − ωt + φ )

Yang mana memiliki bentuk yang sama dengan persamaan


(11–14). Kita telah mempelajari mengenai gelombang
pada Bab Gelombang. Persamaan gelombang secara
umum dapat dinyatakan sebagai berikut:

∂ 2 z ( x , t ) 1 ∂ 2 z ( x, t )
= 2
∂x 2 v ∂t 2

Dimana v menyatakan cepat rambat gelombang. Menilik


pada persamaan (11–11) dan (11–14), kecepatan
gelombang baik untuk komponen medan listrk dan medan
magnet adalah:

1
= µ 0ε 0
v2
(11–15)
1
v=
µ 0ε 0

Dengan memasukkan nilai konstanta µ0 = 1,25 x 10 – 6 T


m/A dan ε0 = 8,854 x 10 – 12 C2/Nm2 kita peroleh cepat
rambat gelombang elektromagnetik adalah:

v = 3 x 108 m/s

Ini tidak lain adalah kecepatan cahaya. Hal yang sangat


mengejutkan pada saat itu adalah bahwa ternyata

Rosari Saleh dan Sutarto


248 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

fenomena cahaya dapat dijelaskan melalui teori listrik-


magnet. Hal ini benar-benar mencengangkan. Apa yang
berikutnya muncul adalah pertanyaan mengenai apa
sebenarnya hakikat cahaya. Namun sebelum kita beranjak
ke pertanyaan tersebut, masih ada sesuatu lagi yang perlu
kita ketahui.

Kecepatan cahaya c dapat diturunkan dari konstanta


permisivitas dan permeabilitas ruang hampa. Definisi
kecepatan cahaya adalah:

1
c= (11–16)
µ 0ε 0

Dari hasil penurunan persamaan (11–14) melalui


persamaan (11–7) kita memperoleh relasi penting antara
amplitudo medan magnet dan medan listrik yaitu:

ωµ 0ε 0 E0
= B0 (11–17)
k

ω
Seperti telah diketahui bahwa besaran
tidak lain adalah
k
cepat rambat gelombang elektromagnetik c sedangkan
µ 0ε 0 tidak lain adalah 1/c2. Dengan menyisipkan
persamaan tersebut ke persamaan (11–17) diperoleh:

E0
= B0
c
E0 = cB0

Secara umum dalam gelombang elektromagnetik,


amplitude komponen medan listrik dan medan magnet
memenuhi persamaan:

E = cB (11–18)

Yang mana E adalah amplitude medan listrik, B


menyatakan amplitude meda magnet dan c adalah cepat
rambat gelombang dimana c sama dengan kecepatan
cahaya, yaitu sebesar 3 x 108 m/s.

11 – 3 Energi dan Momentum Gelombang


Elektromagnetik

Sepert yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumny


bahwa energi dapat disimpan dalam bentuk medan listrik
dan medan magnet. Gelombang elektromagnetik terdiri
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 249

atas komponen medan listrik dan medan magnet sehingga


dapat kita simpulkan bahwa gelombang elektromagnetik
merupakan suatu mekanisme transfer energi dari satu
tempat ke tempat lain. Dengan demikian, gelombang
electromagnet sendiri mengandung atau membawa
sejumlah energi tertentu. Seperti yang telah dijelaskan
pada Bab 9, energi total per satuan volume dari suatu
sistem yang mengandung medan listrik dan medan magnet
dapat dinyatakan dalam persamaan (10–18), dituliskan
ulang:

1 ⎛ B2 ⎞
utotal = ⎜⎜ + ε 0 E 2 ⎟⎟ (11–19)
2 ⎝ µ0 ⎠

Dengan melakukan sekelumit modifikasi kita dapat


menyatakan persamaan (11–19) dalam bentuk yang lebih
sederhana:

1 ⎛ B2 ⎞
u total = ⎜ + ε 0 E 2 ⎟⎟

2 ⎝ µ0 ⎠
ε0 ⎛ B2 ⎞ 1
= ⎜ + E 2 ⎟⎟ → = c2

2 ⎝ ε 0 µ0 ε µ
⎠ 0 0

=
ε0
2
(c B2 2
)
+ E 2 → E = cB

= ε0E2 (11–20)

Karena energi gelombang elektromagnetik terdiri dari dua


komponen, medan listrik dan medan magnet, maka kita
juga dapat menyatakan energi per satuan volume dalam
variabel medan magnet melalui relasi E = cB.

1
utotal = ε 0 c 2 B 2 → c 2 =
µ 0ε 0
1
utotal = B2 (11–21)
µ0

Dari persamaan (11–20) dan (11–21) kita dapat


menentukan persamaan untuk energi yang di bawa
gelombang elektromagnetik dalam setiap keadaan,
koordinat ruang dan waktu, dengan memasukkan
persamaan medan listrik dan meda magnet.

u total = ε 0 E02 cos 2 (kz − ωt + φ ) (11–22)

Atau

Rosari Saleh dan Sutarto


250 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

1
u total = B02 cos 2 (kz − ωt + φ ) (11–23)
µ0

Berangkat dari persamaan (11–19), kita juga dapat


menyatakan persamaan energi per satuan volume dalam
variabel B dan E sebagai berikut:

u total =
ε0
2
(c B 2 2
0 )
+ E02 cos 2 (kz − ωt + φ ) (11–24)

Persamaan (11–24) adalah persamaan untuk energi per


satuan volume pada gelombang elektromagnetik. Karena
bersifat sinusoidal, dalam prakteknya kadang lebih mudah
untuk menyatakan besar energi rata-rata dari gelombang
tersebut. Nilai rata-rata dari persamaan (11–24) adalah:

u total =
ε0
4
(c B2 2
0 )
+ E 02 cos 2 (kz − ωt + φ ) (11–25)

Gelombang elektromagnetik mentrasmisikan energi dalam


bentuk rambatan medan listrik dan medan magnet.
Rambatan energi ini bergantung pada koordinat spasial
dan waktu. Variabel z pada persamaan (11–24)
menunjukkan arah rambat gelombang elektromagnetik
sedangkan ω menyatakan frekuensi sudutnya. Ketika
gelombang telah bergerak selama waktu dt maka
gelombang tersebut telah menempuh jarak sejauh cdt dan
menyapu luasan sebesar A. Energi total yang dibawa oleh
gelombang tersebut, setelah bergerak selama dt tadi,
dengan demikian dapat dinyatakan sebagai:

dET = uTV Æ V = Acdt

Kita dapat menurunkan berbagai besaran yang terkait


energi dari persamaan tersebut. Energi total yang
dijalarkan per detik, atau daya, dapat kita tentukan sebagai
berikut:

dET dE
= uT Ac → T = P
dt dt
P = uT Ac

Yang mana, p adalah daya (watt), uT adalah eergi per


satuan volume selama waktu dt (J/m3), A menyatakan luas
bidang yang disapu oleh gelombang elektormagnetik (m2)
dan c adalah cepat rambat cahaya (m/s).

Jika medan magnet yang mengenai suatu luasan kita sebut


sebagi fluks magnet maka besarnya daya yang mengenai

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 251

luasan tertentu kita sebut sebagai fluks energi atau fluks


daya. Fluks energi disimbolkan dengan huruf S:

P
S=
A
u Ac
= T (11–26)
A
= uT c

Perhatikan bahwa fluks energi ini memiliki arah kerja


yaitu terhadap suatu bidang tertentu. Jika normal bidang
tegak lurus dengan arah kerja daya maka pada permukaan
tersebut, fluks energi akan nol. Dengan demikian S
didefinisikan sebagai besaran vektor dan dalam bentuk
vektornya besaram S disebut sebagai pointing vector S.

G 1 G G
S= E×B
µ0

Karena medan magnet selalu tegak lurus terhadap medan


listrik maka hasil dari persamaan di atas dapat ditulis
dengan:

1
S= EB → E = cB
µ0
1 1
= E2 → = ε 0c 2
cµ 0 µ0
= cε 0 E → ε 0 E 2 = u
2

= cu

Yang menghasilkan persamaan yang persis sama dengan


persamaan (11–26).

Momentum Gelombang Elektromagnetik

Perhatikan sebuah sistem yang terdiri dari gelombang


elektromagnetik dan sebuah partikel bermuatan,
katakanlah Q. Kita telah mempelajari pada Bab 1 bahwa
jika sebuah partikel bermuatan dikenai medan listrik maka
akan dihasilkan gaya listrik pada muatan tersebut sehingga
muatan Q mengalami percepatan, lihat persamaan (1–23).
Gelombang elektromagnetik mengandung medan listrik
dan medan magnet. Ketika partikel Q mendapat percepatan
maka partikel akan bergerak. Komponen medan magnet
hanya dapat bekerja pada muatan yang bergerak sehingga
setelah partikel bergerak dengan kecepatan tertentu maka
partikel akan dipengaruhi oleh medan magnet dan
Rosari Saleh dan Sutarto
252 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

geraknya akan dibelokkan sesuai dengan persamaan (6–1).


Gaya total yang bekerja pada muatan Q dengan demikian
adalah penjumlahan dari gaya oleh medan listrik dan
medan magnet, lihat persamaan (6–4), dituliskan ulang:

FL = Q (v × B + E ) (11–27)

FL adalah gaya Lorentz dan v kecepatan gerak partikel Q.


Perhatikan bahwa pada gelombang elektromagnetik medan
listrik mengalai osilasi pada nilai positif dan negatif
sehingga gaya total yang bekerja pada partikel Q adalh nol.
Namun demikian, gaya yang dikerjakan oleh medan
magnet selalu ada. Jadi, partikel tetap mengalami
percepatan gerak. Berdasarkan hukum II Newton, partikel
bermuatan yang diberi gaya eksternal akan mengalami
perubahan momentum, lihat kembali pembahasan hukum
Newton. Karena perubahan momentum partikel Q
disebabkan oleh gelombang elektromagentik maka
gelombang itu sendiri tentu saja memiliki momentum.
Mengacu pada konsep fluks energi S, ketika partikel telah
bergerak selama dt maka momentum gelombang
elektromagnetik dapat dinyatakan sebagai berikut:

S
p= At (11–28)
c

Dari persamaan (11–28), kita dapat menurunkan besaran


lainnya yaitu tekanan radiasi. Gaya berkaitan dengan
perubahan momentum dan berdasarkan persamaan (11–28)
perubahan momentum dapat kita nyatakan sebagai:

dp S
= A (11–29)
dt c

Karena dp/dt adalah F maka tekanan radiasi dapat


dituliskan sebagai P = dp/Adt.

S
Pradiasi =
c (11–30)
=u

11 – 4 Radiasi Dipol

Partikel yang mengalami percepatan dapat menghasilkan


gelombang elektromagnetik. Pada sub bab sebelumnya
kita telah menggunakan model partikel bermuatan

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 253

pembawa arus listrik yang berosilasi menghasilkan


gelombang bidang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Transmisi gambar dan suara pada televisi, juga
handphone, menggunakan gelombang elektromagnetik.
Pada percobaan yang dilakukan Hertz, digunakan dua alat
yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima. Tentu saja
yang dipancarkan dan diterima adalah gelombang
elektromagnetik. Pada stasiun televisi transmisi gambar
dan suara dilakukan denganalat yang disebut antena
pemancar. Televisi di rumah kita menangkap sinyal
tersebut juga dengan menggunakan antena namun antena
yang digunakan adalah antena penerima.

Gelombang elektromagnetik dipancarkan secara radiasi.


Gelombang elektromagnetik tidak membutuhkan
kehadiran medium agar dapat merambat. Pada prakteknya,
proses pemancaran dan penerimaan gelombang
elektromagnetik cukup rumit. Pada sub bab ini kita akan
Antena dipol membagas radiasi elektromagnetik tersebut dalam
Medan magnet bentuknya yang paling sederhana yaitu pada sistem yang
disebut sebagai radiasi dipol.

Medan listrik Lihat Gambar 11.8, sumber tegangan AC digunakan


untuk menghasilkan osilasi muatan pada kawat sehingga
GGL AC menghasilkan fluks magnetik yang tersu menerus berubah.
Perubahan fluks magnet menghasilkna medan listrik dan
keduanya bergabung membentuk gelombang
elektromagnetik yang ditransmisikan.

Radiasi elektromagnetik memancarkan sejumlah energi


tertentu. Pada sub bab 11–3 telah dibahas mengenai
energi yang diradiasikan oleh gelombang elektromagnetik.
Gambar 11.8 Antena dipol dibuat Radiasi dipol berbentuk merupakan radiasi yang berbentuk
dengan menggunakan dua kawat bola, melingkupi antena pemancar dan penerima. Daya
yang dihubungkan dengan
radiasi yang dipancarakan oleh gelombang
generator AC.
elektromagnetik dipol dibedakan menjadi dua yaitu daya
radiasi magnetik dan elektrik.

Daya radiasi dipol listrik

Daya radiasi dipol listrik dapat ditentukan dengan


persamaan berikut ini:

µ 0 p02ω 4
P = (11–31)
listrik
12πc

Yang mana p0 adalah momen dipol listrik maksimum, p0 =


Qd dengan d menyatakan jarak pisah antar muatan yang
mengalami osilasi.
Rosari Saleh dan Sutarto
254 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

Daya radiasi dipol magnetik

Daya radiasi dipol magnetik dapat ditentukan dengan


persamaan berikut ini:

µ 0 m02ω 4
P = (11–32)
magnetik
12πc 3

Yang mana m0 adalah momen dipol magnet maksimum, m0


= πb2I0 dengan b menyatakan radius loop medan magnet
dan I0 menyatakan arus listrik maksimum yang digunakan
untuk membangkitkan medan magnet.

11 – 5 Polarisasi

Gelombang elektromagnetik dapat dikarakterisasi


berdasarkan komponen medan listrik dan medan magnet
yang menyusunnya. Hal tersebut menjadi lebih mudah lagi
dilakukan karena medan listrik dan medan magnet terkopel
satu sama lain artinya jika kita mengetahui salah satu
komponen, katakanlah medan listrik, maka kita dapat
menentukan komponen lainnya, yaitu medan magnet.
Untuk memahami apa itu polarisasi, kita akan fokus pada
medan listrik dan sebagai simplifikasi maka diasumsikan
bahwa gleombang merambat pada arah z.

Persamaan gelombang untuk komponen medan listrik


dapat dituliskan sebagai berikut:
G G  G 
E = Ex x + E y y
G 
E x = E1 cos(kz − ωt + φ1 ) x
G 
E y = E 2 cos(kz − ωt + φ 2 ) y

Persamaan di atas dapat kita uraikan menjadi:

Ex
= cos(kz − ωt ) cos φ1 − sin (kz − ωt )sin φ1
E1
Ey
= cos(kz − ωt )cos φ 2 − sin (kz − ωt )sin φ 2
E2

Dengan sedikit aljabar kita peroleh persamaan berikut:

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik | 255

Ex Ey
sin φ 2 − sin φ1 = − cos(kz − ωt )sin (φ1 − φ 2 )
E1 E2
(12–33)
Ex Ey
cos φ 2 − cos φ1 = − sin (kz − ωt )sin (φ1 − φ 2 )
E1 E2

Dengan mengkuadratkan persamaan (11–33) kita peroleh:

2 2
⎛ Ex ⎞ ⎛ E ⎞⎛ E ⎞ ⎛E ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ − 2⎜⎜ x ⎟⎟⎜⎜ y ⎟ cos(φ1 − φ 2 ) + ⎜ y ⎟ = sin 2 (φ1 − φ 2 ) (12–34)
⎟ ⎜E ⎟
⎝ E1 ⎠ ⎝ E1 ⎠⎝ E 2 ⎠ ⎝ 2 ⎠

Persamaan (11–34) menggambarkan keadaan medan


magnet yang bergantung pada beda fase (φ1 – φ2). Ada tiga
kondisi terkait dengan beda fase tersebut, antara lain:

y 1. φ1 – φ2 = 0

E2 Pada kondisi dimana fase medan listrik Ex sama


Ey dengan Ey maka persamaan (11–34) menjadi:

–E1 Ex E1 Ex E y
x = (11–35)
E1 E 2

Hal ini berarti bahwa amplitude gelombang pada


komponen sumbu x dan y adalah sama, demikian juga
–E2 dengan fasenya. Kedua amplitude mencapai nilai
maksimum dan minimum dalam waktu yang sama
Gambar 11.9 Gelombang pula.
terpolarisasi linier.
Keadaan semacam itu disebut sebagai gelombang
terpolarisasi linier. Perhatikan diagram sederhana pada
Gambar 11.9.
y
Syarat agar terjadi polarisasi linier adalah beda fase
E2
gelombang komponen x dan y adalah nol, dengan kata lain
Ey fase kedua gelombang tersebut sama.

–E1 Ex E1
x
2. |φ1 – φ2| = π

Jika beda fase kedua komponen adalah π maka


persamaan (11–34) menjadi:
–E2
Ex Ey
Gambar 11.10 Gelombang =− (11–36)
terpolarisasi dengan beda fase 1800. E1 E2

Hasil ini tidak berbeda dengan sebelumnya, medan listrik


dan juga medan magnet terpolarisasi linier hanya saja
Rosari Saleh dan Sutarto
256 | Bab 11 Persamaan Maxwell dan Gelombang Elektromagnetik

amplitude kedua komponen tersebut saling berlawanan


arah. Polarisasi linier dimana beda fase kedua komponen π
dapat dilihat pada Gambar 11.10.

3. |φ1 – φ2| = ½π

Ketika nilai |φ1 – φ2| = ½π maka persamaan (11–34)


menjadi:

2 2
⎛ Ex ⎞ ⎛ Ey ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ + ⎜⎜ ⎟⎟ = 1 (11–37)
⎝ E1 ⎠ ⎝ E2 ⎠

Persamaan (11–37) tidak lain adalah persamaan ellips.


Kita tentu sudah dapat memprediksi bahwa medan listrik
pada gelombang elektromagnetik mengalami polarisasi
eliptik. Konfigurasi polarisasi eliptik dapat dilihat pada
Gambar 11.10.
y E2
Tiga kasus di atas adalah kasus-kasus istimewa yang
mudah untuk dianalisis. Pada kenyataannya, beda fase dari Ey
medan listrik pada dua komponen sumbu koordinat yang
berbeda dapat memiliki nilai yang bermacam-macam. –E1 Ex E1
Salah satunya adalah ketika E1 = E2 = E0 maka persamaan
x
(11–34) menjadi Ex2 + Ey2 = E02. Polariasi yang terbentuk
adalah polarisasi lingkaran. Jenis polarisasi dapat
dikaraktersiasi berdasarkan persamaan (11–34) dengan
terlebih dahhulu mengetahui beda fase dari dua medan –E2
listrik tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
analisis kita fokuskan hanya pada medan listrik bukan
berarti kita mengabaikan komponen magnetik. Gambar 11.11 Gelombang
terpolarisasi ellips.
Berdasarkan persaman Maxwell komponen listrik dan
magnetik saling terkopel satu sama lain sehingga dengan
mengetahui perilaku medan listrik maka kita bisa
mengetahui perilaku medan magnet.

Rosari Saleh dan Sutarto


Bab 11 Kesetimbangan Dan Elastisitas
Gambar Cover Bab 11 Kesetimbangan dan Elastisitas
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar  Sumber 
 
Gambar  11.1  Skema  percobaan  Hertz  yang 
Dokumentasi Penulis. 
digunakan untuk memverifikasi hipotesis Maxwell. 
 
 
Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar  11.2a  Medan  listrik  dan  medan  magnet 
Scientists and Engineers with Modern 
terkopel yang dihasilkan oleh kawat berarus listrik 
Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
I. 
Hall, Inc. Page: 945. 
 
  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar  11.2b  Medan  magnet  B’  yang  dihasilkan  Scientists and Engineers with Modern 
oleh perubahan medan listrik E.  Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
Hall, Inc. Page: 945. 
  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar  11.2c  Medan  magnet  B’  yang  dihasilkan  Scientists and Engineers with Modern 
oleh  perubahan  medan  listrik  E,  insert  dari  Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
Gambar 11.2b.  Hall, Inc. Page: 945. 
 
Gambar 11.3 Arus listrik bidang yang dibentuk 
Dokumentasi Penulis. 
dari kawat‐kawat yang disusun secara sejajar. 
 
  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar 11.4 Superposisi medan magnet yang 
Scientists and Engineers with Modern 
dihasilkan kawat membentuk medan magnet  Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
bidang.  Hall, Inc. Page: 947. 
 
Gambar 11.5 Gelombang elektormagnetik yang 
dibentuk dari arus bidang. Vektor medan listrik  Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 
selalu tegak lurus dengan vektor medan magnet.  College Physics, 7th Edition, USA: 
Arah getar atau osilasi baik medan listrik dan  Harcourt Brace College Publisher. Page: 
medan magnet tegak lurus terhadap arah  711. 
rambanya. 

 
Gambar 11.6 Muatan yang berosilasi sepanjang 
Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
sumbu x menghasilkan medan listrik dan medan  Scientists and Engineers with Modern 
magnet. Sebuah loop digunakan sebagai media 
Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
untuk menerapkan persamaan Ampere dan  Hall, Inc. Page: 967. 
Faraday. 

 
Gambar 11. 7 Loop C’ terletak pada bidang xz. 
Sebelumnya kita telah menurunkan persamaan  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
bagaimana kebergantungan medan magnet B  Scientists and Engineers with Modern 
terhadap medan listrik E. Perubahan medan  Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
magnet pada sumbu z menghasilkan medan listrik  Hall, Inc. Page: 967. 
yang bergantung waktu. 

 
Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar 11.8 Antena dipol dibuat dengan 
Scientists and Engineers with Modern 
menggunakan dua kawat yang dihubungkan 
Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice 
dengan generator AC. 
Hall, Inc. Page: 958. 
 
 

 
Gambar 11.9 Gelombang terpolarisasi linier.  Dokumentasi Penulis 

 
Gambar  11.10  Gelombang  terpolarisasi  dengan 
Dokumentasi Penulis 
beda fase 1800. 
 
 
Gambar 11.11 Gelombang terpolarisasi ellips.  Dokumentasi Penulis 
 
 
Daftar Pustaka

Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt
Brace College Publisher.

Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.

Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.

Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New
Hampshire 03750.

Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version,
5th Edition. W.H. Freeman & Company.

Young, Freedman. 2008. Sears and Zemanky’s University Physics with Modern
Physics, 12th Edition. Pearson Education Inc.

Crowell, B. 2005. Electricity and Magnetism. Free Download at:


http://www.lightandmatter.com.

Crowell, B. 2005. Optics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com.

Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. USA: John Wiley &
Sons, Inc.

Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley &
Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19
8SQ, England.

Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science
Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young
University Press.

Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer–
Verlag New York, Inc.

Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition.
USA: Brooks/Cole Publisher Co.
Vanderlinde, J. 2005. Classical Electromagnetic Theory, 2nd. Kluwer Academic
Publisher, Dordrecht.

Griffith, D.J. 1999. Introduction to Electrodynamics, 3rd Edition. Prentice Hall, Upper
Saddle River, New Jersey 07458.

Reitz, J.R., Milford, F.J., and Christy, R. W. 1993. Foundations of Electromagnetic


Theory, 4th Edition. USA: Addison-Wesley Publishing Company.

Bloomfield, L. 2007. How Everything Works: Making Physics Out of The Ordinary.
USA: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai