Anda di halaman 1dari 34

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Water Treatment


3.1.1 Pemahaman Water Treatment
Water Treatment atau pengolahan air adalah sebuah proses
pengolahan yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air
baku yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air yang baik,
sesuai dengan standard yang diinginkan. Standard yang diinginkan
atau yang harus dicapai tersebut adalah acuan bagaimana sistem
pengolahan pada water treatment harus dibuat. Untuk mencapai nilai
– nilai standard tertentu, dipakailah berbagai macam metode dan
tekhnik pengolahan air. Misalkan air bakunya keruh karena lumpur
dan zat pewarna, maka dipakai saringan ijuk, pasir, arang, bebatuan
kerikil, dll yang dapat menyerap kotoran tersebut. Atau air yang
diolah adalah air limbah, maka perlu pengolahan biologis biasanya.
Atapun juga jika butuh air dengan penyetandaran kimiawi, maka
perlu penambahan bahan – bahan kimia untuk membuat air tersebut
jernih atau sesuai standard kimia yang dibutuhkan.
3.1.2 Metode Pengolahan Air Secara Fisika

1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan proses pemisahan antara
padatan / koloid dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan
proses awal ( primary treatment ) atau penyaringan dari proses
sebelumnya.
Apabila air olahan mempunyai padatan dengan ukuran
seragam, saringan yang digunakan adalah single medium. Sebaiknya
bila ukuran padatan beragam, digunakan saring dual medium atau
three medium, dan seterusnya tergantung banyak jenis padatan.
Penyaringan air olahan yang mengandung padatan beragam dari
ukuran besar sampai kecil/halus. Penyaringan dilakukan dengan cara
membuat saringan bertingkat, yaitu saringan kasar, saringan sedang

11
12

sampai saringan halus. Pada gambar 3.1 adalah contoh penempatan


saringan, mulai dari single medium sampai dengan three medium.

Gambar 3.1 Contoh penempatan saringan.

Penempatan saringan tersebut bisa diatur sesuai sistem aliran


air olahan yang dibutuhkan, atau sesuai kebutuhan lainnya seperti
bentuk casing filter, atau desain lain yang dibutuhkan. Sistem aliran
air olahan dalam sistem filtrasi terdiri dari beberapa macam.
Penentuan aliran ini memperhatikan sifat dari limbah padat yang
akan difiltrasi. Sistem aliran tersebut dibagi menjadi empat system,
yaitu aliran horizontal, aliran gravitasi, aliran dari bawah ke atas dan
aliran ganda. Dapat dilihat pada gambar 3.2 macam – macam aliran
pada filter atau saringan.
13

Gambar 3.2 Model Aliran Filter

2. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan bahan padat dari
air olahan. Proses sedimentasi bisa terjadi bila air limbah
mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga mudah
tenggelam.
Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi
adapula yang memerlukan proses pendahuluan, seperti koagulasi
atau reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian
padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga bagian yang
padat berada di dasar kolam pengendapan, sedangkan air dibagian
atas.
14

Gambar 3.3 Sedimentation Tank


3. Absorpsi dan Adsorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan – bahan
tertentu. Dengan penyerapan tersebut, air menjadi jernih karena zat –
zat di dalamnya diserap oleh absorben. Absorpsi umumnya
menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya,
dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan
atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang terbuat dari
karbon aktif kasar. Sistem ini efektif untuk mengurangi warna serta
menghilangkan bau dan rasa. Proses kerja penyerapan ( absorpsi )
yaitu penyerapan ion-ion bebas di dalam air yang dilakukan oleh
absorben. Sebagai contoh, penyerapan ion oleh karbon aktif.
Adsorpsi merupakan penangkapan / pengikatan ion-ion bebas
di dalam air oleh adsorben. Contoh zat yang digunakan untuk proses
adsorpsi adalah resin.

4. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang
larut di dalam air limbah dengan memberikan dua kutub listrik yang
berlawanan dari arus searah ( direct current, DC ). Ion positif akan
bergerak ke kutub negatif ( katoda ), sedangkan ion negatif akan
bergerak ke kutub positif ( anoda ).
Pada kutub positif ( anoda ). Ion negatif akan melepaskan
elektronnya sehingga menjadi molekul yang berbentuk gas ataupun
15

padat yang tidak larut dalam air. Hal ini memungkinkan terjadinya
pengendapan.

3.1.3 Water Treatment Plant


Umumnya pengolahan air dilakukan di Water Treatment Plant
(WTP) menggunakan berbagai media pengolah. Terdapat banyak
jenis Water Treatment Plant namun pada intinya Water Treatment
Plant adalah sebuah sistem pengolahan yang dibuat dan difungsikan
untuk menghilangkan atau mengurangi pengotor atau impurities
yang terdapat dalam air.
Pada umumnya yang dikatakan Water Treatment Plant atau
WTP adalah pengolah air baku atau air dari sumber air. Sumber air
meliputi banyak macam, air tanah, air dari mata air pegunungan, air
laut, dll. Sumber yang dibutuhkan dipakai tergantung kebutuhan
perusahaan yang akan memakainya dan dalam bidang apa
perusahaan tersebut bergerak. Pengolahan air baku ini bermacam –
macam tujuannya, ada yang menghilangkan kesadahan, ada yang
menghilangkan bakteri berbahaya, ada pula yang dipergunakan
untuk menghilangkan warna air, rasa air, dan bau air tersebut.
Semuanya dikontrol untuk mendapatkan air sesuai standard yang
diinginkan. Selain itu, ada pula Water Treatment Plant yang dipakai
untuk mengolah air limbah. Water Treatment untuk air limbah ini
bertujuan untuk menghilangkan zat – zat berbahaya yang terdapat
pada air sisa pemakaian. Jika air limbah dibuang begitu saja ke
tempat – tempat tertentu, misalkan danau, laut, sungai, hal tersebut
akan menjadi pencemaran air yang akhirnya mengurangi kualitas air
yang baik di bumi.
3.2 Instrumentasi
Terdapat beberapa yang menyatakan tentang definisi instrumentasi,
tetapi pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Salah satu
pengertian instrumentasi itu dikemukakan oleh Frankly W. Kirk dan
Nicholas R. Rimboy pada tahun 1962 yang menyatakan “ Instrumentation is
16

a technology of using instrument to measure and control the variable physic


and chemical properties of the material". Secara terminologi definisi
instrumentasi di atas dapat diartikan bahwa “ Instrumentasi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penggunaan peralatan atau instrument untuk mengukur
dan mengatur suatu besaran kondisi fisik maupun kimianya. “
Dari definisi diatas, dapat diambil suatu kesimpulan atau prinsip dasar
bahwa instrumentasi terdiri dari dua pokok kegiatan yaitu mengukur dan
mengatur suatu besaran.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
instrumentasi pun berkembang dan mempunyai ruang lingkup pengertian
yang luas. Ruang lingkup yang luas mempunyai cakupan perancangan
sampai pembuatan serta pemakaian instrumentasi untuk pendeteksi,
observasi, pengukuran, kontrol, dan pemrosesan data, tetapi semuanya tetap
mengacu pada prinsip pengukuran dan pengaturan.
3.2.1 Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengetahui
atau menentukan harga dari suatu benda dalam hal sifat fisika dan
kimianya. Tetapi secara prinsip maka pada hakikatnya pengukuran
adalah suatu standar yang telah diketahui karakteristiknya. Terdapat
hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran, antara lain :
1. Standar yang dipakai memiliki ketelitian yang sesuai dengan
kebutuhan dan standar yang tersebut dapat diterima secara
umum.
2. Cara – cara pengukuran dan alat ukur yang digunakan harus
memenuhi persyaratan.
3.2.2 Pengaturan
Pengaturan / pengendalian atau control dalam ilmu
instrumentasi industri diartikan sebagai kegiatan mengkondisikan
suatu zat atau besaran agar sesuai dengan yang diinginkan, baik
secara fisik maupun kimianya. Pada dasanya pengaturan suatu
besaran dibagi ke dalam dua cara yaitu pengontrolan manual dan
pengontrolan otomatis.
17

Pengontrolan manual adalah aksi pengontrolan yang dilakukan


langsung oleh manusia, sehingga sistem yang dikontrol sangat
bergantung pada manusia yang mengaturnya. Dalam pengontrolan
ini manusia yang mengukur, membandingkan, menghitung, dan
melakukan segala tindakan koreksi agar system berjalan dengan
lancar dan sesuai semestinya.
Pengontrolan otomatis adalah aksi pengontrolan suatu besaran
oleh suatu susunan alat tersistem. Yang dimaksud dengan susunan
alat tersistem adalah suatu bentuk sistem otomatis dimana alat
tersebut mengukur, membandingkan dan menghitung serta
mengkoreksi lalu mengeksekusi segala penyimpangan dan
berjalannya proses besaran yang dikontrolnya.
3.3 Aliran Kerja Alat ( Flow Process )
Flow Process adalah tahapan – tahapan suatu alat dan sistem bekerja
mencapai suatu output atau keluaran produk sesuai standar atau kebutuhan
yang diperlukan, atau dapat juga dikatakan sebagai bagaimana suatu alat dan
sistemasi pada alat tersebut bekerja. Rangkaian proses kerja suatu alat dapat
digambarkan melalui suatu bagan proses. Jadi untuk melihat bagaimana
suatu alat tersebut bekerja dan bagaimana proses didalamnya, bagan proses
sudah menggambarkan rangkaian kerjanya, namun detail kerja suatu alat
tersebut tetap melihat langsung alat tersebut sedang beroperasi dan membaca
manual book. Namun inti setiap proses adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4 Inti sebuah Flow Process

Suatu alat bekerja berdasarkan tahapan – tahapan perintah yang


diberikan pada alat tersebut dan suatu alat tersebut memiliki loop pengaturan
untuk memperoleh sebuah hasil. Kebutuhan jenis loop pengaturan
disesuaikan dengan kebutuhan input, output dan proses yang dicari.
Terdapat jenis – jenis loop pengaturan yaitu :
18

1) Loop Terbuka
Suatu loop pengaturan dikatakan terbuka apabila aksi pengaturan
tidak tergantung dari input ataupun output proses, disebut juga sebagai
pengaturan terprogram. Pengaturan terprogram didasarkan atas
perkiraan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Jadi, pada dasarnya
pengaturan loop ini dibuat suatu program yang tetap, tetapi tidak
diadakan pengecekan terhadap output proses.

Gambar 3.5 Pengaturan Loop Terbuka

2) Loop Tertutup Feed Forward


Loop Tertutup Feed Forward yaitu pengaturan yang ditentukan
oleh input dari proses, tetapi tidak tergantung dari output proses. Dalam
sistem ini informasi diperoleh dari input proses melalui transducer
pengukuran dan transmitter. Setiap input didasarkan atas perhitungan –
perhitungan yang cermat, sehingga mampu menghasilkan suatu
pengaturan yang sempurna apabila penghitungan benar.
19

Gambar 3.6 Pengaturan Loop Tertutup Feed Forward

3) Loop Tertutup Feed Back


Loop Tertutup Feed Back adalah aksi pengaturan yang tergantung
darim output proses. Output proses akan diumpan balik untuk
dibandingkan dengan set point. Dengan komponen feed back diperoleh
dari aksi pengaturan yang merupakan fungsi dari masukan dan output
proses. Bila antara set point dengan dan output proses terdapat deviasi
atau penyimpangan, pengatur akan bekerja membandingkan,
menghitung, dan menghasilkan sinyal koreksi yang akan memperkecil
atau mengurangi penyimpangan tersebut, sehingga pengatur jenis feed
back akan bekerja atau mengadakan aksi pengaturan apabila terdapat
sinyal kesalahan.

Gambar 3.7 Pengaturan Loop Tertutup Feed Back


20

3.4 Motor Listrik


Motor listrik adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik
dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin
cuci, pompa air dan penyedot debu.

Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor


listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor
asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA
berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower
(hp) maupun kiloWatt (kW).

Bagian-bagian motor :

1. Rotor adalah bagian yang berputar dari motor,dalam hal ini yang
dimaksud adalah kawat lilitan/kumparan.
2. Stator adalah bagian yang tidak bergerak ( diam ) pada motor,dalam hal
ini yang dimaksud adalah elektromagnetnya. Fungsi stator adalah
menginduksi arus kedalam kumparan rotor untuk menghasilkan daya
putar
3.4.1 Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor yang jumlah putarannya sama
dengan frekuensi arus bolak-baliknya, sebagai contoh misalnya
untuk frekuensi 50 Hz maka jumlah putaran per detik adalah 50
kali putaran atau per menitnya adalah 3000 putaran sehingga
dikatakan motor berputar secara sinkron dengan frekuensi.
Cara untuk merubah putaran motor sinkron yaitu dengan
menambah jumlah kutub magnit pada stator,karena pada stator
yang mempunyai 2 kutub magnit rotor selalu berputar 1/2
lingkaran tiap penggantian arah arus bolak-balik sehingga jika
kutubnya ditambah menjadi 4, 6, 8, dst maka rotor akan berputar
1/4, 1/6, 1/8 lingkaran.
Sifat-sifat motor sinkron :
21

 Motor sinkron mempunyai jumlah perputaran yang


konstan. Jika suatu saat motor sinkron berputar dengan
lambat karena beban yang berat,maka tidak lagi terdapat
keselarasan antar medan magnit dan menyebabkan motor
berhenti.
 Motor sinkron harus selalu digerakkan oleh motor yang
lain sampai gerakkan putaran tertentu.
 Motor sinkron dilengkapi dengan penggerak motor
khusus.
3.4.2 Motor Asinkron
Motor asinkron adalah motor yang tidak berputar secara
sinkron dengan frekuensi arus bolak-balik. Jumlah putarannya
selalu lebih rendah tergantung dari muatan motor biasanya
putaran akan berkurang 1,5-8%.
Motor asinkron terdiri dari rotor yang tidak magnetis
walaupun terdiri dari kumparan dan batang besi. Apabila pada
stator dialirkan arus bolak- balik maka akan timbul medan putar
pada stator dengan kata lain rotor akan menjadi magnetis dengan
sendirinya karena rotor berada dalam medan magnit, seperti
apabila batang besi digosokkan dengan batang magnit. Karena
pengaruh magnetis ini rotor akan membentuk medan magnit yang
berlawanan dengan stator, sehingga rotor akan bergerak mengejar
medan magnit stator. Apabila perputaran rotor sudah hampir
menyamai perputaran stator maka secara otomatis medan magnit
rotor akan berkurang kekuatannya sehingga jumlah perputaran
rotor akan berkurang juga. Jadi untuk selamanya jumlah
perputaran maksimum motor asinkron tidak dapat menyamai
jumlah frekuensi arus listrik.
Cara merubah jumlah putaran motor asinkron adalah sama
caranya seperti pada motor sinkron dimana dilakukan
penambahan kutub pada stator sehingga terjadinya penurunan
jumlah putaran.
22

Untuk menaikkan jumlah putaran maka motor asinkron


harus dihubungkan dengan roda gigi dengan ratio tertentu, cara
lain untuk merubah putaran motor asinkron adalah dengan
merubah frekuensinya tetapi untuk itu diperlukan sebuah instalasi
listrik.
Sifat motor asinkron :
 Motor asinkron sangat menguntungkan karena motor
dapat bekerja tanpa kesukaran-kesukaran, baik sewaktu
mendapat muatan maupun tidak.
 Jika terjadi perubahan pada waktu motor bekerja hanya
berpengaruh pada jumlah putaran motor.

Perbedaan motor sinkron dengan motor asinkron :

1. Motor sinkron :
 Jumlah putaran tetap.
 Jumlah putaran sama dengan frekuensi.
 Rotor magnetic.
 Kesulitan pada waktu menjalankan motor karena
memerlukan gerak mula dari motor lain.
2. Motor asinkron :
 Mempunyai jumlah perputaran yang agak rendah.
 Jumlah putaran tidak sama dengan frekuensi.
 Rotor tidak magnetic.
 Mudah dijalankan.
 Bertenaga besar dan sederhana.
3.4.3 Motor Arus Putar
Motor arus putar adalah motor 3 pasa,yang berarti bahwa
motor tersebut dapat dihubungkan secara 3 pasa. Tiap motor arus
putar pada dasarnya terdiri dari 3 buah kumparan yang dipasang
disekeliling stator. Karena arus pada motor arus putar terbagi
23

menjadi 3 pasa maka arus yang mengalir adalah rendah sehingga


hanya diperlikan pengaman,sekering dan kawat yang rendah.

Tiap motor arus putar dapat dihubungkan secara delta yang


berarti bahwa ketiga buah kumparan stator dihubungkan secara
delta, dimana ketiga buah ujungnya dihubngkan dengan sebuah
pasa. Tiap kumparan terletak diantara 2 pasa. Apabila sakelar
delta dihubungkan dengan tegangan 220/380 V maka tiap
kumparan stator akan mendapat 380 V. bila sakelar delta
dihubungkan dengan tegangan sebesar 127/220 V maka tiap
kumparan stator akan mendapat 220 V/ jadi yang harus
diperhatikan bahwa motor mendapat tegangan yang tepat.

Tiap motor arus putar dapat dihubungkan secara bintang yang


berarti bahwa ketiga buah kumparan stator dihubungkan secara
bintang, tiap-tiap ujung kumparan stator dihubungkan dengan satu
tegangan pasa. Titik pusat (tengah) berfungsi sebagai penghantar
nol ( netral ). Setiap kumparan terletak antara penghantar nol dan
pasa. Apabila sakelar bintang dihubungkan dengan tegangan
220/380 V maka tiap kumparan stator akan mendapat arus 1 pasa
dan penghantar nol, sehigga tegangan yang didapat 220 V. apabila
sakelar bintang dihubungkan dengan tegangan sebesar 127/220 V
maka tiap kumparan stator akan mendapat 127 V. jadi yang harus
diperhatikan bahwa motor mendapat tegangan yang tepat.

3.5 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang dapat memindahkan cairan dari tempat
yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi atau ketempat yang
mempunyai tekanan yang sama. Pompa menambah tekanan pada cairan
sehingga dapat mengatasi gaya potensial, sehingga cairan dapat mengalir.
Pompa juga dapat menempatkan kecepatan aliran dari cairan dan juga
digunakan untuk memindahkan lebih banyak dalam batas waktu tertentu.
Tenaga penggerak pompa biasanya adalah steam engine, gas engine,
steam turie, motor listrik dan motor bakar.
24

3.5.1 Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)


Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada
daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran
(fluid dynamics). Kapasitas yang di hasilkan oleh pompa
sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total
head (tekanan) yang di hasilkan oleh pompa sentrifugal adalah
sebanding dengan pangkat dua dari kecepatan putaran.

Gambar 3.8 Pompa Sentrifugal

3.5.2 Pompa Desak (Positive Displacement Pumps)


Sifat dari pompa desak adalah perubahan periodik pada isi
dari ruangan yang terpisah dari bagian hisap dan tekan yang
dipisahkan oleh bagian dari pompa. Kapasitas yang dihasilkan
oleh pompa tekan adalah sebanding dengan kecepatan
pergerakan atau kecepatan putaran, sedangkan total head
(tekanan) yang dihasilkan oleh pompa ini tidak tergantung dari
kecepatan pergerakan atau putaran.
Pompa desak di bedakan atas : oscilating pumps (pompa
desak gerak bolak balik), dengan rotary displecement pumps
(pompa desak berputar). Contoh pompa desak gerak bolak balik :
piston/plunger pumps, diaphragm pumps. Contoh pompa rotary
displacement pumps : rotary pump, eccentric spiral pumps, gear
pumps, vane pumps dan lain-lain.
25

Gambar 3.9 Diaphgram Pump

Gambar 3.10 Screw Pump

Gambar 3.11 Gear Pump

3.5.3 Jet Pumps


Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk
mengangkat cairan dari tempat yang sangat dalam. Perubahan
tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang
digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip
ejector). Media yang digunakan dapat berupa cairan maupun gas.
Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan
26

konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa


ini sangat terbatas.

Gambar 3.12 Jets Pump

3.5.4 Air Lift Pumps (Mammoth Pumps)


Cara kerja pompa ini sangat tergantung pada aksi dari
campuran antara cairan dan gas (two phase flow)

Gambar 3.13 Mammoth Pump

3.5.5 Hidraulic pumps


Pompa ini menggunakan kinetik energi dari cairan yang
dipompakan pada suatu kolom dan energi tersebut diberikan
pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi
tekan).
27

Gambar 3.14 Hidraulic Pump

3.5.6 Elevator Pump


Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih
tinggi dengan menggunakan roda timbah, archimedean screw dan
peralatan sejenis.

Gambar 3.15 Elevetor Pump

3.5.7 Electromagnetic Pumps


Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung
sebuah medan magnet padi edia ferromagnetic yang dialirkan,
oleh karena itu penggunaan dari pompa ini sangat terbatas pada
cairan metal.

Gambar 3.16 Electromagnetic Pump


28

3.6 Programmable Logic Control ( PLC )

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer


elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi
kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam

Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah


: sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk
pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori
yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi
yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.

Gambar 3.17 Programmable Logic Control

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk


menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-
ubah fungsi atau kegunaannya.
29

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara


aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur


proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay


sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga
dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki
pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat
dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software
yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi


output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu


sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada
operator.

3. Shutdown System
30

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.

Peralatan yang Berhubungan dengan PLC :

Peralatan Analog

Contoh dari peralatan analog baik input maupun output adalah sebagai
berikut :

INPUT

 Flow transmitters
 Pressure transmitters
 Temperature transmitters
 Position transmitters
 Level transmitters

OUTPUT

 Electric motor drives


 Analog meters
 Chart data recorders
 Process controllers
 Variable speed drives

Peralatan Digital

Contoh dari peralatan digital baik input maupun output adalah sebagai
berikut :

INPUT
31

 Selector Switch
 Temperature Switch
 Flow Switch
 Level Switch
 Pushbutton
 Motor starter contacts
 Limit Switch
 Pressure Switch
 Relay Contact

OUTPUT

 Annunciator
 Alarm light
 Electric fan
 Indicating light
 Electric valve
 Alarm horn
 Selenoid valve
 Motor starters

Kelebihan dan kekurangan PLC :


Kelebihan PLC :

 Fleksibel
 Koreksi kesalahan lebih mudah
 Harga relatif murah
 Kecepatan Operasi
 Proyek lebih singkat
 Modifikasi lebih mudah
 Dokumentasi mudah

Kekurangan PLC :
32

 Teknologi baru, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengubah


sistem konvensional yg telah ada.
 Keadaan lingkungan. Untuk proses seperti pada lingkungan panas
yg tinggi, vibrasi yg tinggi penggunaannya kurang cocok karena
dapat merusak PLC.

3.7 Human Machine Interface (HMI)


Human Machine Interface adalah sebuah interface atau tampilan
penghubung antara manusia dengan mesin.

Gambar 3.18 Human Machine Interface

HMI mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Memonitor keadaan yang ada di plant


 Mengatur nilai pada parameter yang ada di plant
 Mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan yang terjadi
 Memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi
sesuatu yang tidak normal
 Menampilkan pola data kejadian yang ada di plant baik secara real time
maupun historical (Trending history atau real time).

Terdapat beberapa software HMI yang dikeluarkan oleh beberapa


vendor antara lain, yaitu :
33

 Wonderware – Intouch
 Siemens – WinCC
 Schneider – Vijeo Look
 Rockwell – RSView
 CiTect HMI
 Lab View

HMI memvisualisasikan kejadian, peristiwa, atau pun proses yang


sedang terjadi di plant secara nyata sehingga dengan HMI operator lebih
mudah dalam melakukan pekerjaan fisik (Irvine, 2001). Biasanya HMI
digunakan juga untuk menunjukkan kesalahan mesin, status mesin,
memudahkan operator untuk memulai dan menghentikan operasi, serta
memonitor beberapa part pada lantai produksi.

3.8 Inverter

Inverter merupakan alat untuk mengatur kecepatan putaran motor


dengan cara mengubah frekuensi listrik sesuai dengan kecepatan motor yang
diinginkan. Secara sederhana prinsip dasar dari Inverter (Variabel
Frequency Drive) adalah mengubah input motor(Listrik AC) menjadi DC
dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki
sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Gambar 3.19 Bagian Utama Dari Inverter

Berikut rumus dasar pengaturan RPM yang tergantung dari frekuensi dan
jumlah kutub (pole) :
34

Ns=120.f/p

Ket:

n : Kecepatan Motor ( rpm )

f : Frekuensi Listrik ( Hz )

P : Jumlah Kutub Motor

Kelebihan Inverter :

• Tersedia untuk berbagai ukuran daya

• Mampu menangani kebutuhan yang luas untuk torsi dan kecepatan.

• Adaptabel untuk segala kondisi operasi.

• Electric drive dapat dioperasikan secara cepat.

• Efisiensi tinggi

• Mudah dikontrol

• Dapat dioperasikan pada empat kuadran

• Meminimalisir konsumsi energi dan untuk mengurangi arus starting.

Pertimbangan pemilihan Inverter harus sesuai dengan spesifikasi dari


motor yang bakal kita pakai. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan Inverter:

- Beban/Load motor condition (% dari I maksimum)

- Motor Capacity (Kw motor)

- Current Max (I maksimum motor)

- Frequency motor (frekuensi motor)

- Motor class Operasi (Class 200 / 400 VDC).

- Membutuhkan Feed back (Current,RPM) atau tidak


35

Gambar 3.20 Inverter

3.9 Kandungan Pada Air


Air yang nyatanya terlihat bersih sebenarnya meliki banyak kandungan
di dalamnya. Kandungan air permukaan maupun kandungan air dalam tanah
masih terkontaminasi oleh banyak zat, baik yang terlarut maupun tidak
terlarut.
3.9.1 Padatan Tidak Larut
Padatan tidak larut atau disebut dengan Turbidity atau
Suspended Solid adalah padatan – padatan yang bercampur
dengan air namun masih terlihat pencampurannya antara zat
dengan air karena tidak bercampur dengan sempurna.

Gambar 3.21 Turbidity Pada Air


Berikut adalah contoh padatan – padatan tidak larut, bisa
dilihat pada tabel 3.1
36

DIAMETER
KONTAMINAN CONTOH CATATAN
PARTIKEL

10 mm Partikel kasar Potongan


plastic

100 µm Suspended Pasir 1 µm = 10-6


Solid Fiber m

1 µm ~ 10 nm Koloid Bakteria 1 nm = 10-9


Bentonite m

100 nm ~ 10 nm Koloid ~ Protein 1 oA = 10-10


molecule m
T
10 nm ~ 1 nm Molekul Pewarna
T
Tabel 3.1 padatan tidak larut.
3.9.2 Padatan Terlarut
Padatan terlarut atau disebut dengan Dissolved Solids adalah
padatan yang bercampur dengan air dan tidak terlihat lagi masing
– masing zat dengan air, atau bisa dikatakan tercampur sempurna.
Berikut adalah contoh padatan – padatan terlarut atau Dissolved
Solids :
 Anion : Cl-, HCO-, CO3=, OH-,SO4=
 Kation : Na+, K+,H+, Fe++, Ca++, Mg++, Mn++, Ba++
 Gas : O2, CO2, H2S, N2
Bisa dilihat pada Anion dan Kation, terbukti bahwa air masih
mengandung banyak kandungan – kandungan mineral di
dalamnya. Air yang mengandung kandungan – kandungan
mineral tersebut dinamakan “Air Sadah”. Air sadah atau air yang
mengandung kesadahan sangat tidak dikehendaki penggunaannya
baik dalam skala industri, maupun rumah tangga.

Kesadahan atau Hardness adalah kandungan mineral –


mineral tertentu dalam air. Pada umumnya kesadahan disebabkan
37

oleh adanya logam – logam atau kation – kation yang bervalensi


2, seperti Fe ( besi ), Sr, Mn ( mangan ), Ca ( kalsium ) dan Mg (
magnesium ), tetapi penyebab utamanya adalah Ca dan Mg.
Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat, khlorida, dan nitrat, sementara itu magnesium
yang terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat, dan khlorida.

Tingkat kesadahan di berbagai tempat berbeda – beda, pada


umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi.
Hal ini terjadi karena air tanah mengalami kontak dengan batuan
kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan
tingkat kesadahannya rendah atau disebut air lunak. Kesadahan
non karbonat dalam air permukaan bersumber dari kalsium sulfat
yang terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya. Tingkat
kesadahan air biasanya digolongkan seperti ditunjukkan pada
tabel berikut ini :

Mg/l CaCO3 Tingkat kesadahan


0 – 75 Lunak ( soft )
75 – 150 Sedang ( moderately hard )
150 – 300 Tinggi ( hard )
>300 Tinggi sekali ( very hard )
Tabel 3.2 Klasifikasi tingkat kesadahan

Kesadahan air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu


kesadahan sementara ( temporer ) dan kesadahan tetap (
permanent ). Kesadahan sementara disebabkan oleh garam –
garam karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium dan
magnesium, kesadhan ini dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan. Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya garam –
garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium dan
magnesium. Kesadahan ini disebut juga kesadahan non karbonat
38

yang tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi dapat


dihilangkan dengan cara pertukaran ion.

3.10 Karat dan Korosi


3.10.1 Karat
Karat adalah lapisan yang terbentuk setelah senyawa besi
bereaksi dengan air dan oksigen. Ini merupakan campuran antara
oksida besi dan oksida air.
Karat berbeda dengan korosi meskipun keduanya berkaitan.
Karat adalah zat baru yang terbentuk karena adanya proses korosi.
Sebagai contoh, karat dalam pipa. Karat menggumpal dalam pipa
menyebabkan pipa tersumbat. Bila karat dibiarkan saja, maka akan
terjadi korosi berat. Contoh lainya, karat pada lempeng logam. Karat
hanya bertambah pada lapisan logam, namun lama kelamaan akan
menjadi korosi.

Gambar 3.22 Karat dalam pipa Galvanis


39

Gambar 3.23 Karat pada lempeng logam

3.10.2 Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai
serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia
atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi
logam dari bijih mineralnya.
Macam – macam korosi :
a. Korosi Atmosfer
Korosi ini terjadi akibat elektrokimia antara dua bagian benda
padat khususnya besi yang berbeda potensial dan langsung
berhubungan dengan udara.
b. Korosi Galvanis
Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam
metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam
elektrolit sama dimana elektron mengalir dari metal kurang mulia
( Anodik ) menuju metal mulia ( Katodik ) akibatnya metal yang
kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena
kehilangan elektron. Ion – ion positif metal bereaksi dengan ion
negatif yang berada dalam elektrolit menjadi garam metal.
Karena peristiwa tersebut permukaan anoda kehilangan metal
40

sehingga terbentuklah sumur – sumur karat ( Surface Attack )


atau serangan karat permukaan.
c. Korosi Regangan
Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang
melebihi batas ketentuannya. Kegagalan ini sering disebut “
Retak Karat Regangan ” atau Stress Corrosion Cracking. Sifat
retak jenis ini biasanya sangat spontan atau tiba – tiba terjadi,
regangan biasanya bersifat internal yang disebabkan oleh
perlakuan yang diterapkan seperti bentuk dingin atau merupakan
sisa hasil pengerjaan ( residual ) seperti pengelingan,
pengepresan dan lain – lain.
d. Korosi Celah
Korosi celah atau Crecive Corrosion adalah sel korosi yang
diakibatkan oleh perbedaan konsentrasi zat asam. Karat ini
terjadi karena celah sempit terisi dengan elektrolit ( air yang pH-
nya rendah ) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya
permukaan sebelah luar celah yang basah dengan air yang lebih
banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah dalam
celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga akibatnya
bersifat anodic. Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama
karena cairan elektrolit di dalam celah cenderung lama
mengeringnya walaupun bagian luar permukaan / celah telah
lama kering.
e. Korosi Arus Liar
Korosi arus liar adalah korosi yang disebabkan adanya serangan
arus liar yang merasuk pada suatu konstruksi baja. Prinsip
serangan karat arus liar ini adalah merasuknya arus searah secara
liar tidak disengaja secara liar pada suatu konstruksi baja,
kemudian meninggalkannya kembali menuju sumber arus. Pada
titik dimana arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan
karat yang cukup serius sehingga dapat merusak konstruksi
tersebut.
41

f. Korosi Pelarutan Selektif


Korosi pelarutan selektif ini menyangkut larutnya suatu
komponen dari zat paduan yang biasa disebut pelarutan selektif (
Selective Dissolution ). Zat komponen yang larut selalu bersifat
anodik terhadap komponen lain, walaupun secara visual tampak
perubahan warna pada permukaan paduan namun tidak tampak
adanya kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak
atau alur. Bentuk permukaan tampaknya tetap tidak berubah
termasuk tingkat kehalusan / kekasarannya. Namun sebenarnya
berat bagian yang terkena jenis karat ini menjadi berkurang,
berpori-pori dan yang terpenting adalah kehilangan sifat
mekanisnya menjadi getas dan mempunyai kekuatan tarik sangat
rendah.

g. Korosi Erosi
Korosi erosi adalah proses perusakan pada permukaan logam
yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat cepat. Korosi
erosi dapat dibedakan menjadi 3 kondisi, yaitu :
1. Kondisi aliran laminer
2. Kondisi aliran turbulensi
3. Kondisi peronggaan
Korosi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa


2. Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya
3. Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar
aliran utama
4. Adanya celah produk korosi atau endapan lain yang dapat
mengganggu aliran laminer
h. Korosi Bakteri
Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang
hanya bertahan dalam kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini
42

mengubah garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan


menyebabkan karat.
i. Karat Titik Embun
Karat titik embun ini disebabkan oleh faktor kelembaban yang
menyebabkan titik embun ( dew point ) atau kondensasi. Tanpa
adanya unsur kelembaban relatif, segala macam kontaminan (
zat pencemar ) tidak akan atau sedikit sekali menyebabkan
pengkaratan. Titik embun ini sangat korosif terutama di daerah
dekat pantai dimana banyak partikel air asin yang terhembus dan
mengenai permukaan metal, atau di daerah kawasan industri
yang kaya dengan zat pencemar udara. Saat jarang jatuh hujan,
maka zat pencemar di permukaan metal tidak terganggu,
sehingga sewaktu terjadi kondensasi di permukaan dengan faktor
cuaca yang relatif dingin dan faktor kelembaban relatif cukup
tinggi ( di atas 80% ), maka air embun tersebut tercampur dengan
zat pencemar yang ada menjadi larutan elektrolit yang sangat
baik, sehingga mempercepat proses pengkaratan atmosfer.
Tingkat pengkaratan akan sangat ganas apabila di samping
keberadaan zat pengkarat ( corrodent ) yang tinggi, kelembaban
yang tinggi juga suhu yang bersifat cyclic ( baik turun secara
teratur ).

Gambar 3.24 Korosi pada pipa


43

Gambar 3.25 Korosi pada lempeng Baja

3.11 Korosi pada Stainless Steel


Stainless Steel ( SS ) secara mendasar bukanlah logam mulia seperti
halnya emas ( Au ) dan Platina ( Pt ) yang hampir tidak mengalami korosi
karena pengaruh kondisi lingkungan, sementara SS masih mengalami
korosi. Daya tahan korosi SS disebabkan lapisan yang tidak terlihat (
invisible layer ) yang terjadi akibat oksidasi SS dengan oksigen yang
akhirnya membentuk lapisan pelindung anti korosi ( protective layer ).
Sumber oksigen bisa berasal dari udara maupun air. Material lain yang
memiliki sifat sejenis antara lain Titanium ( Ti ) dan juga Aluminium ( Al ).
Secara umum protective layer terbentuk dari reaksi kromium + oksigen
secara spontan membentuk krom-oksida. Jika lapisan oksida SS digores /
terkelupas, maka protective layer akan segera terbentuk secara spontan,
tentunya jika kondisi lingkungan cukup mengandung oksigen. Walaupun
demikian kondisi lingkungan tetap menjadi penyebab kerusakan protective
layer tersebut. Pada keadaan dimana protective layer tidak dapat lagi
terbentuk, maka korosi akan terjadi. Banyak media yang dapat menjadi
penyebab korosi, seperti halnya udara, cairan / larutan yang bersifat asam /
basa, gas – gas proses ( misal gas asap hasil buangan ruang bakar atau reaksi
kimia lainnya ), logam yang berlainan jenis dan saling berhubungan dan
sebagainya.
Meskipun alasan utama penggunaan stainless steel adalah ketahanan
korosinya, tetapi pemilihan stainless steel yang tepat harus disesuaikan
44

dengan aplikasi yang tepat pula. Pada umumnya, korosi menyebabkan


beberapa masalah seperti :
1. Terbentuknya lubang – lubang kecil / halus pada tangki dan pipa
sehingga menyebabkan beberapa kebocoran gas.
2. Menurunnya kekuatan material disebabkan penyusutan /
pengurangan ketebalan / volume material sehingga “strength” juga
menurun. Akibatnya dapat terjadi retak, bengkok, patah, dan
sebagainya.
3. Dekorasi permukaan material menjadi tidak menarik disebabkan
kerak karat ataupun lubang – lubang.
4. Terbentuknya karat – karat yang mungkin mengkontaminasi zat
atau material lainya. Hal ini sangat dihindari khususnya pada proses
produksi makanan dan minuman.

Anda mungkin juga menyukai