Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kualitas Air di Daerah Perumahan Griya Sampurna


Kualitas air yang baik harus memiliki pH yang netral (pH 7) , tidak terlalu asam ataupun
basa. Parameter ini menilai pengaruh tingkat kesuburan perairan dan kehidupan makhluk
hidup,oksigen terlarut. Kualitas air dapat dipecahkan kepada tiga kategori utama yaitu
kualitas atau sifat fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika bagi kualitas air adalah bau dan
rasa, kekeruhan, suhu. Adapun parameter kimia adalah nutrien bahan organik, bahan non
organik, dan parameter biologi adalah keberadaan populasi mikroorganisme akuatik di dalam
air, yang berakibat pada kualitas air.

4.1.1 Kualitas Sumber Air


Untuk mengendalikan kualitas sumber air yang dilakukan di BARGAS ini adalah
pengendapan air,pengendapan air pada kolam dilakukan selama 1 sampai 2 hari dengan
bantuan tanaman ganggang air yaitu kayu apu untuk membuat air menjadi bersih.Air yang
dihasilkan dari proses pengendapan ini tidak berwarna dan jernih ,tidak memiliki bau dan
memiliki pH 6,39 dan TDS 128 ppm.Namun air yang dihasilkan dari BARGAS ini memiliki
kekurangan yaitu saat musim hujan air yang dihasilkan menjadi kotor dikarenakan hujan
yang terus menerus membuat air tercampur dengan tanah di sekitar dan juga memperlampat
proses pengendapan sehingga air yang sampai di permukiman warga menjadi sangat keruh.
4.1.2 Proses Pemompaan Sumber Air pada BARGAS

Gambar 1. Struktur dan Cara Kerja Pompa Submersible

(sumber:https://www.dideo.ir/v/yt/Z8D-lc2Nw34/cara-kerja-pompa-submersible-pompa-satelit)

Proses pemompaan air sumber air di BARGAS menggunakan alat pompa submersible.Secara
teknis, cara kerja dari pompa submersible ini sama dengan pompa air pada umumnya.
Dimana cara kerjanya adalah dengan mengubah energi motor listrik menjadi energi tekanan
dengan memanfaatkan putaran impeller pompa. Putaran ini bisa menciptakan kondisi yang
mendorong air keluar dari pompa melalui sisi pembuangan dan dialiri ke rumah
warga.Biasanya di sekelilingnya akan diisi dengan minyak untuk melindunginya dari
kerusakan yakni mencegah masuknya cairan apapun yang dapat menyebabkan korsleting ke
dalam motor pompa.
4.2 Pandangan Masyarakat Terhadap Hasil Air BARGAS
Setelah kami memberikan angket kepada warga Griya Sampurna kami mendapatkan data
sebagai berikut :
Pada data angket yang kami dapatkan beberapa warga masih belum merasa puas terhadap air
yang diberikan oleh BARGAS dikarenakan kualitas airnya yang tidak menetap seperti air
yang masih mengeluarkan bau dan warna terutama pada musim hujan air menjadi keruh dan
berwarna coklat. Namun para warga tetap memilih menggunakan air dari BARGAS dengan
alasan harganya yang terjangkau/murah.

4.3 Solusi Peningkatan Kualitas Air di Perum Griya Sampurna


Untuk meningkatkan kualitas suatu air agar bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari harus
dilakukan suatu pengolahan pada air dengan melakukan proses filtrasi. Filtrasi adalah proses
pemisahan solid-liquid dengan cara melewatkan liquid melalui media berpori atau bahan –
bahan berpori untuk menyisihkan atau menghilangkan sebanyak –banyaknya butiran –
butiran halus zat padat tersuspensi dari liquida. Prinsip-prinsip kerja penyaringan didasari
oleh perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur di mana yang satu lolos melewati
saringan (ukuran kecil). Partikel zat yang berukuran lebih besar akan tertahan saat disaring.
Filtrasi digunakan di pengolahan air untuk menyaring air yang telah terkoagulasi dan
mengendap untuk menghasilkan air baku dengan kualitas yang lebih baik dan lebih layak
pakai. Proses filtrasi pada air melalui pengaliran air pada media butiran. Filtrasi air dapat
menghilangkan bakteri, warna, kekeruhan, dan kandungan logam seperti besi.

Untuk mempermudah masyarakat dalam dalam pengelolaan air bersih maka perlu diterapkan
metode filtrasi. Metode ini selain ekonomis, kuat dan material yang mudah di dapat, metode
ini juga mudah dalam perawatan. Ada beberapa model penyaringan yang dapat dibuat untuk
menyaring air agar bersih.
Gambar 2.Rancangan Alat Filtrasi Air

(sumber:https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/download/2253/pdf)

Model penyaringan ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bila ingin menghilangkan
kekeruhan air langsung dari bak distribusi dapat dipilih dengan metode filter dengan paralon
besar. Apabila sistem penyaringan akan dilakukan di bak kamar mandi, maka dapat memilih
metode yang lebih sederhana dari botol plastik.

Dilihat dari jurnal “Pengelolaan Penjernihan Air Sederhana Secara Mandiri Di Level
Komunitas Teori Dan Praktek” oleh Ernawati Hendrakusumah, Hani Burhanuddin, Odah.
Dalam kasus tersebut masyarakat di Desa Cikole Kecamatan Bandung, Kabupaten Bandung
Barat menggunakan sumber baku air baku bahkan air minum dari air permukaan yang berasal
dari air pegunungan. Air dari sumbernya ditampung melalui bak penampungan kemudian
langsung didistribusikan secara gravitasi ke masing-masing rumah penduduk dengan sistem
perpipaan sederhana, tanpa melalui proses penyaringan dan pengujian kualitas air terlebih
dahulu.
Dari sisi kualitas, memerlukan sistem penyaringan, terutama saat musim hujan. Pada jurnal
tersebut mereka membuat model penjernihan air sederhana dari pipa paralon. Dan hasilnya
cukup baik. Filtrasi ini dapat menurunkan kadar kekeruhan air sampai >80%.

Maka dari itu, metode filtrasi bisa menggunakan bahan-bahan yang hanya menghilangkan
kotoran pada air tersebut. Pada proses pengolahan air digunakan beberapa bahan yang efektif
dalam menyaring air kotor (sistem filtrasi). Bahan-bahan tersebut antara lain: 1) Batu kerikil
sebagai bahan penyaring dan membantu aerasi oksigen, 2) Pasir efektif dalam menyaring
lumpur, endapan, pasir serta partikel asing lainnya yang terkandung dalam air, 3) Ijuk untuk
menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir, 4)
Arang aktif atau karbon aktif yang berfungsi untuk menjernihkan air sekaligus
menghilangkan bau, dan menyaring kandungan klorin. 5) Sponge yang berfungsi untuk
menyerap endapan-endapan air yang membuat warna air menjadi keruh

sumber : https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/download/2253/pdf

Anda mungkin juga menyukai