(sumber:https://www.dideo.ir/v/yt/Z8D-lc2Nw34/cara-kerja-pompa-submersible-pompa-satelit)
Proses pemompaan air sumber air di BARGAS menggunakan alat pompa submersible.Secara
teknis, cara kerja dari pompa submersible ini sama dengan pompa air pada umumnya.
Dimana cara kerjanya adalah dengan mengubah energi motor listrik menjadi energi tekanan
dengan memanfaatkan putaran impeller pompa. Putaran ini bisa menciptakan kondisi yang
mendorong air keluar dari pompa melalui sisi pembuangan dan dialiri ke rumah
warga.Biasanya di sekelilingnya akan diisi dengan minyak untuk melindunginya dari
kerusakan yakni mencegah masuknya cairan apapun yang dapat menyebabkan korsleting ke
dalam motor pompa.
4.2 Pandangan Masyarakat Terhadap Hasil Air BARGAS
Setelah kami memberikan angket kepada warga Griya Sampurna kami mendapatkan data
sebagai berikut :
Pada data angket yang kami dapatkan beberapa warga masih belum merasa puas terhadap air
yang diberikan oleh BARGAS dikarenakan kualitas airnya yang tidak menetap seperti air
yang masih mengeluarkan bau dan warna terutama pada musim hujan air menjadi keruh dan
berwarna coklat. Namun para warga tetap memilih menggunakan air dari BARGAS dengan
alasan harganya yang terjangkau/murah.
Untuk mempermudah masyarakat dalam dalam pengelolaan air bersih maka perlu diterapkan
metode filtrasi. Metode ini selain ekonomis, kuat dan material yang mudah di dapat, metode
ini juga mudah dalam perawatan. Ada beberapa model penyaringan yang dapat dibuat untuk
menyaring air agar bersih.
Gambar 2.Rancangan Alat Filtrasi Air
(sumber:https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/download/2253/pdf)
Model penyaringan ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bila ingin menghilangkan
kekeruhan air langsung dari bak distribusi dapat dipilih dengan metode filter dengan paralon
besar. Apabila sistem penyaringan akan dilakukan di bak kamar mandi, maka dapat memilih
metode yang lebih sederhana dari botol plastik.
Dilihat dari jurnal “Pengelolaan Penjernihan Air Sederhana Secara Mandiri Di Level
Komunitas Teori Dan Praktek” oleh Ernawati Hendrakusumah, Hani Burhanuddin, Odah.
Dalam kasus tersebut masyarakat di Desa Cikole Kecamatan Bandung, Kabupaten Bandung
Barat menggunakan sumber baku air baku bahkan air minum dari air permukaan yang berasal
dari air pegunungan. Air dari sumbernya ditampung melalui bak penampungan kemudian
langsung didistribusikan secara gravitasi ke masing-masing rumah penduduk dengan sistem
perpipaan sederhana, tanpa melalui proses penyaringan dan pengujian kualitas air terlebih
dahulu.
Dari sisi kualitas, memerlukan sistem penyaringan, terutama saat musim hujan. Pada jurnal
tersebut mereka membuat model penjernihan air sederhana dari pipa paralon. Dan hasilnya
cukup baik. Filtrasi ini dapat menurunkan kadar kekeruhan air sampai >80%.
Maka dari itu, metode filtrasi bisa menggunakan bahan-bahan yang hanya menghilangkan
kotoran pada air tersebut. Pada proses pengolahan air digunakan beberapa bahan yang efektif
dalam menyaring air kotor (sistem filtrasi). Bahan-bahan tersebut antara lain: 1) Batu kerikil
sebagai bahan penyaring dan membantu aerasi oksigen, 2) Pasir efektif dalam menyaring
lumpur, endapan, pasir serta partikel asing lainnya yang terkandung dalam air, 3) Ijuk untuk
menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir, 4)
Arang aktif atau karbon aktif yang berfungsi untuk menjernihkan air sekaligus
menghilangkan bau, dan menyaring kandungan klorin. 5) Sponge yang berfungsi untuk
menyerap endapan-endapan air yang membuat warna air menjadi keruh
sumber : https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/download/2253/pdf