Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR

MATAKULIAH
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN
| 256 D 5203 |
MODUL II

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Pertemuan 02

Penyusun/tim pengajar
IR. M. FATHIEN AZMY, M.Si
IR. M. YOENUS OSMAN, MSP
DR. TECHN YASHINTA KUMALA DEWI, ST. MIP

PROGRAM STUDI PWK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Nopember, 2015

PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR BERSIH

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang pengembangan sistem penyediaan air bersih

yaitu

penyiapan dan pengelolaan air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan
untuk pembangunan kota/wilayah dan permukiman dengan kondisi wilayah yang
direncanakan dan mengembangkan potensi yang ada untuk keberlajutan hidup dan
mendukung pengembangan pembangunan wilayah dan kota.
B. Manfaat dan Relevansi
Manfaat pembahsan modul pengembangan sistem penyediaan air bersih ini adalah
mengatarkan mahasiswa untuk memahami pengetahuan dasar tentang pengelolaan air
bersih yang nantinya dapat dimanfaatkan pada salah satu persyaratan pengembangan dan
perencanaan pembangunan wilayah dan kota.
C. Ruang Lingkup Pembelajaran
Ruang lingkup pembelajaran pengembangan sistem penyediaan air bersih ini meliputi:
(1) Batasan dan pengertian tentang air bersih; (2) Pengelolaan air bersih dari berbagai
sumber air bersih; (3) Persyaratan fisik, bakteri dan kimia dalam pengelolaannya.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan:
Mampu menjelaskan dengan sistimatis tentang materi dasar sistem pengelolaan air bersih
yang ada tertera dalam ruang lingkup pembelajaran ini dan dapat mengembangkan pada
materi tugas pada perencanaan wilayah dan kota.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

E. Strategi Pembelajaran
Pada materi ini digunakan metode kuliah interaktif yang dipadu dengan metode
cooperative/collaborative learning. Sedangkan pada tugas-tugas yang bersifat kerja
individu dan kelompok digunakan metode kombinasi kuliah interaktif, mahasiswa mendownload materi tentang pengembangan sistem penyediaan air bersih untuk digunakan
sebagai pengkayaan sumber pembelajaran.

F. Kaitan Modul
Kaitan modul pengembangan sistem penyedian air bersih dibahas setelah modul orientasi
matakuliah pada pertemuan kedua.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN


A. PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi,
cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting.
Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya
pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan
air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri
dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi
berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian.
Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara
60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap
orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air
harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia.
Air minum harus steril (steril=tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumbersumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu
pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara,
berikut:
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman-kuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini
dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati
persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:

1. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa,
suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri
patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen
adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.

3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu
pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan
gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di
pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat
diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan
tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena
itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan
perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

B. SUMBER-SUMBER AIR BERSIH


Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini,
sebagai berikut:
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak
mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu
ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir
melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga
disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau
tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah
terlebih dahulu.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh
karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan
air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka
alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
a. Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai
air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan
air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda.
Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur
pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan
tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
b. Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah.
Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu,
sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum
yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

C. PENGOLAHAN AIR BERSIH


Ada beberapa cara pengolahan air antara lain sebagai berikut:
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di dalam
penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi
koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan
menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir.
Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum)
yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk
koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang
kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada
didalam air, misalnya klor (Cl).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat
keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah
tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni:
a. Pengolahan Air Minum untuk Umum.
b. Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau
buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air
hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk
mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar
untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau)
dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka
kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus
air tersebut.
Ada 3 bagian penting dalam sistem pengolahan air bersih

Gambar 1. Skema pengolahan air bersih


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai.
Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah
bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP Water Treatment
Plant.
2. Water Treatment Plant
WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari
4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.

a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini, pada proses koagulasi
ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang
terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan
bahan kimia berupa

tawas,

ataupun dilakukan secara

fisik

dengan rapid

mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara
mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan
cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.

Gambar 2. Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit
ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknis-nya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

Gambar 3. Proses Flokulasi Partikel Koloid


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit
flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi


oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel
koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak
sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Gambar 4. Proses Sedimentasi


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

Gambar 5. Unit Aselator pada Water Treatment Plant


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.

MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

Gambar 6. Unit Filtrasi


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

D. BAK PENAMPUNGAN (Reservoir)


Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita
menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas
bukit, atau gunung.

Gambar 7. Reservoir air bersih


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoirdibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipapipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Gambar 8. Proses Pengolahan Air Bersih


Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Diakses Sabtu 19 Desember 13.00 Wita.

Untuk daerah perkotaan yang berada di daerah dataran tinggi, pompa tidak
dibutuhkan. Karena dengan beda ketinggian yang besar air dapat langsung mengalir secara
gravitasi. Bahkan bila beda ketinggian terlalu besar, katup pelepas tekan perlu dipasang agar
tekanan air dapat dikurangi.
Panjang Pipa Transmisi tergantung dari jarak antara sumber air dan reservoir air. Bisa
50 m s/d 50 km. Tekanan pada pipa transmisi dibatasi sampai 100 m. Kalau beda tinggi
antara sumber air dan reservoir terlalu besar (diatas 100 m), maka haru dibuat bak pelepas
tekan. Dalam satu jalur pipa transmisi bisa saja ada beberapa bak pelepas tekan kalau beda
tinggi terlalu besar.

TUGAS/LATIHAN
1. Masing-masing mahasiswa diharuskan membuat ringkasan matakuliah untuk modul ini
sebanyak 1-3 halaman setelah mengikuti perkuliahan.
2. Latihan dirumah membuat paper + 10 lembar sesuai materi pengembangan sistem
penyediaan air bersih.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

10

PENUTUP
A. Rangkuman
Air bersih merupakan salah satu jenis prasarana yang sangat vital dalam kehidupan
manusia. Tanpa air. seorang manusia tidak dapat bertahan hidup. Ketersediaan air di dunia ini
sangat melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air
minum sangat sedikit. Dari total jumlah volume air yang tersedia, diperkirakan hanya ada
lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut yang
hanya digunakan untuk keperluan lainnya. Adapun kecenderungan yang terjadi sekarang ini
adalah semakin berkurangnya ketersediaan kapasitas air bersih itu dari hari ke hari. Pada
kenyataannya, semakin meningkatnya jumlah populasi, maka semakin meningkat pula
kebutuhan akan air minum yang tidak lain berasal dari prasarana air bersih sehingga
ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyampaikan, bahwa saat ini penggunaan air di dunia
naik dua kali lipat dibandingkan dengan satu abad silam, namun ketersediaannya justru
menurun. Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari empat
puluh persen penduduk bumi. Kekurangan air membawa dampak negatif terhadap semua
sektor.
B. Indikator Penilaian
Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai
sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)
2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan

materi atau pokok

bahasan (30%)
3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta penampilan (30%)

C. Tes Formatif
1. Jelaskan dengan sistimatis pengelolaan air bersih.
2. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber air bersih.
3. Apa saja persyaratan air bersih, jelaskan.

MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

11

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pedoman Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih. Yogyakarta
Aryansah. 2010. Instalasi Pengolahan Air Bersih.
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/609-penyediaan-air-bersih-dan-sehat,
Sabtu 19 Desember 12.45 Wita.

Diakses

https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasipengolahanairbersih/
Asri, Achmad Kamil. 2010. Standar Operasional Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi.
http://waterenvirontmental.blogspot.co.id/2010/12/standaroperasionaljaringanpipa.html
Kodoatie, Robert J. 2005. PengantarManajemen Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |

12

Anda mungkin juga menyukai