MATAKULIAH
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN
| 256 D 5203 |
MODUL II
Pertemuan 02
Penyusun/tim pengajar
IR. M. FATHIEN AZMY, M.Si
IR. M. YOENUS OSMAN, MSP
DR. TECHN YASHINTA KUMALA DEWI, ST. MIP
PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR BERSIH
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang pengembangan sistem penyediaan air bersih
yaitu
penyiapan dan pengelolaan air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan
untuk pembangunan kota/wilayah dan permukiman dengan kondisi wilayah yang
direncanakan dan mengembangkan potensi yang ada untuk keberlajutan hidup dan
mendukung pengembangan pembangunan wilayah dan kota.
B. Manfaat dan Relevansi
Manfaat pembahsan modul pengembangan sistem penyediaan air bersih ini adalah
mengatarkan mahasiswa untuk memahami pengetahuan dasar tentang pengelolaan air
bersih yang nantinya dapat dimanfaatkan pada salah satu persyaratan pengembangan dan
perencanaan pembangunan wilayah dan kota.
C. Ruang Lingkup Pembelajaran
Ruang lingkup pembelajaran pengembangan sistem penyediaan air bersih ini meliputi:
(1) Batasan dan pengertian tentang air bersih; (2) Pengelolaan air bersih dari berbagai
sumber air bersih; (3) Persyaratan fisik, bakteri dan kimia dalam pengelolaannya.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan:
Mampu menjelaskan dengan sistimatis tentang materi dasar sistem pengelolaan air bersih
yang ada tertera dalam ruang lingkup pembelajaran ini dan dapat mengembangkan pada
materi tugas pada perencanaan wilayah dan kota.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
E. Strategi Pembelajaran
Pada materi ini digunakan metode kuliah interaktif yang dipadu dengan metode
cooperative/collaborative learning. Sedangkan pada tugas-tugas yang bersifat kerja
individu dan kelompok digunakan metode kombinasi kuliah interaktif, mahasiswa mendownload materi tentang pengembangan sistem penyediaan air bersih untuk digunakan
sebagai pengkayaan sumber pembelajaran.
F. Kaitan Modul
Kaitan modul pengembangan sistem penyedian air bersih dibahas setelah modul orientasi
matakuliah pada pertemuan kedua.
sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu
pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara,
berikut:
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman-kuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini
dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati
persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa,
suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri
patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen
adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu
pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan
gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di
pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat
diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan
tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena
itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan
perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk
mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar
untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau)
dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka
kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus
air tersebut.
Ada 3 bagian penting dalam sistem pengolahan air bersih
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai.
Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah
bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP Water Treatment
Plant.
2. Water Treatment Plant
WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari
4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini, pada proses koagulasi
ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang
terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan
bahan kimia berupa
tawas,
fisik
dengan rapid
mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara
mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan
cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit
ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknis-nya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit
flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoirdibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipapipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
Untuk daerah perkotaan yang berada di daerah dataran tinggi, pompa tidak
dibutuhkan. Karena dengan beda ketinggian yang besar air dapat langsung mengalir secara
gravitasi. Bahkan bila beda ketinggian terlalu besar, katup pelepas tekan perlu dipasang agar
tekanan air dapat dikurangi.
Panjang Pipa Transmisi tergantung dari jarak antara sumber air dan reservoir air. Bisa
50 m s/d 50 km. Tekanan pada pipa transmisi dibatasi sampai 100 m. Kalau beda tinggi
antara sumber air dan reservoir terlalu besar (diatas 100 m), maka haru dibuat bak pelepas
tekan. Dalam satu jalur pipa transmisi bisa saja ada beberapa bak pelepas tekan kalau beda
tinggi terlalu besar.
TUGAS/LATIHAN
1. Masing-masing mahasiswa diharuskan membuat ringkasan matakuliah untuk modul ini
sebanyak 1-3 halaman setelah mengikuti perkuliahan.
2. Latihan dirumah membuat paper + 10 lembar sesuai materi pengembangan sistem
penyediaan air bersih.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
10
PENUTUP
A. Rangkuman
Air bersih merupakan salah satu jenis prasarana yang sangat vital dalam kehidupan
manusia. Tanpa air. seorang manusia tidak dapat bertahan hidup. Ketersediaan air di dunia ini
sangat melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air
minum sangat sedikit. Dari total jumlah volume air yang tersedia, diperkirakan hanya ada
lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut yang
hanya digunakan untuk keperluan lainnya. Adapun kecenderungan yang terjadi sekarang ini
adalah semakin berkurangnya ketersediaan kapasitas air bersih itu dari hari ke hari. Pada
kenyataannya, semakin meningkatnya jumlah populasi, maka semakin meningkat pula
kebutuhan akan air minum yang tidak lain berasal dari prasarana air bersih sehingga
ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyampaikan, bahwa saat ini penggunaan air di dunia
naik dua kali lipat dibandingkan dengan satu abad silam, namun ketersediaannya justru
menurun. Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari empat
puluh persen penduduk bumi. Kekurangan air membawa dampak negatif terhadap semua
sektor.
B. Indikator Penilaian
Indikator penilaian pada materi ini adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai
sasaran akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)
2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan
bahasan (30%)
3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta penampilan (30%)
C. Tes Formatif
1. Jelaskan dengan sistimatis pengelolaan air bersih.
2. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber air bersih.
3. Apa saja persyaratan air bersih, jelaskan.
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pedoman Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih. Yogyakarta
Aryansah. 2010. Instalasi Pengolahan Air Bersih.
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/609-penyediaan-air-bersih-dan-sehat,
Sabtu 19 Desember 12.45 Wita.
Diakses
https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasipengolahanairbersih/
Asri, Achmad Kamil. 2010. Standar Operasional Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi.
http://waterenvirontmental.blogspot.co.id/2010/12/standaroperasionaljaringanpipa.html
Kodoatie, Robert J. 2005. PengantarManajemen Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
MODUL AJAR II : PENGEMBANGAN SISTEM PEYEDIAAN AIR BERSIH | M. Fathien Azmy | PWK UNHAS |
| MATA KULIAH : PERENCANAAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN | 256 D 5203 |
12