Anda di halaman 1dari 30

Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air

dan dapat dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang
mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi
alaminya. Batasan lain yang digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan
pembawa air. Todd (1955) menyatakan bahwa akuifer berasal dari Bahasa Latin
yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti membawa, jadi akuifer
adalah
lapisan
pembawa
air.
air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang
antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah
disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil,
sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable,
seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan
meloloskan air disebut akuifer.

Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan laksana
sebuah waduk dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu

diemban oleh pori-pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai penyimpan adalah porositas (porosity)
dan hasil jenis (specific yield).

Macam Akuifer

Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macammacam
akifer
sebagai
berikut:
a. Akifer
Bebas
(Unconfined
Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table
(preatik level), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama
dengan atmosfer.

b. Akifer
Tertekan
(Confined
Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air,
baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar
dari pada tekanan atmosfer.
c. Akifer
Semi
tertekan
(Semi
Confined
Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh
lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
d. Akifer
Semi
Bebas
(Semi
Unconfined
Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air,
sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada
lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian
aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi
tertekan.

Berikut adalah beberapa istilah lain yang digunakan dalam menamakan


karakteristik suatu formasi batuan:
1.Aquiclude
adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi dalam kondisi alami
tidak mampu mengalirkannya, misalnya lapisan lempung. Untuk keperluan
praktis, aquiclude dipandang sebagai lapisan kedap air.

2.Aquitard
adalah formasi geologi yang semikedap, mampu mengalirkan air tetapidengan
laju yang sangat lambat jika dibandingkan dengan akuifer. Meskipun demikian
dalam daerah yang sangat luas, mungkin mampu membawa sejumlah besar air
antara akuifer yang satu dengan lainnya. Aquiclude ini juga dikenaldengan nama
formasi
semi
kedap
atau
leaky
aquifer.

3.
Aquifuge
merupakan formasi kedap yang tidak mengandung dan tidak mampu
mengalirkan air.

Akuifer Buatan

Akuifer Buatan merupakan media / lapisan tanah yang dibuat atau ditata ulang
untuk menyimpan dan mengalirkan air di dalam tanah sehingga dapat menjadi
sumber air yang berkelanjutan. Air Permukaan yang mempunya kuantitas yang
melimpah tetapi kadang-kadang mempunyai kualitas yang kurang baik. Air tanah
yang mempunyai kualitas baik, tapi kuantitasnya sering sangat terbatas.
Pengeksploitasian sumber air tanah yang berlebihan menimbulkan terjadinya
pencemaran air tanah dari akuifer sekitarnya, terjadinya land subsidence, dll.
Oleh karena itu pembuatan akuifer diperlukan untuk mengatasinya.
Akuifer buatan dapat dipergunakan sebagai sarana penyediaan air baku
penduduk yang berkelanjutan. Air Permukaan yang di-"recharge"-kan ke dalam
akuifer buatan akan mengalir (dengan kecepatan sangat lambat) di dalam
lapisan tanah batuan (bahan akuifer). Kualitas air akan ter-"update" oleh akuifer
selama perjalanan (semakin lama semakin baik) menuju tempat pengambilan.
Akuifer buatan akan dapat menjadi sumber air tanah yang berkualitas dan
berkelanjutan.
Akuifer Buatan Sebagai Prasarana Konservasi Daerah Aliran Sungai
Kegersangan DAS di daerah pegunungan disebabkan oleh kelangkaan air atau
kekeringan pada lapisan tanah permukaan. Sementara itu, pada alur-alur lembah
terdapat sisa-sisa aliran dari mata air yang mengalir ke hilir dan menghilang.

Dengan fasilitas akuifer buatan aliran air dapat ditangkap dan disalurkan kembali
ke areal pegunungan sebagai sarana pemberian air tanaman penghijauan yang
berupa tanaman produksi atau tanaman reboisasi.
Komponen Bangunan Akuifer Buatan

Bangunan dan Saluran Supplesi

Saluran Intake

Bangunan Akuifer Buatan

Pipa-pipa Distribusi dan Bak Distribusi

Jaringan Saluran Irigasi

Akuifer merupakan formasi geologi yang jenuh sehingga dapat dijadikan pemasok air dalam jumlah
yang ekonomis (jumlahnya cukup untuk suatu keperluan seperti domestik, pertanian, peternakan,
industri dan lainnya). Oleh sebab itu formasi ini harus mampu menyimpan dan melewatkan air.
Serta suatu unit geologi yang jenuh dan mampu memasok air kepada sumur atau mata air sehingga
dapat digunakan sebagai sumber air. Istilah lain adalah water bearing formation (formasi yang
mengandung air) atau juga groundwater reservoir (waduk air tanah). Untuk dapat berpungsi sebagai
akuifer, suatu batuan haruslah berpori atau berongga yang berhubungan satu sama lain, sehingga
dapat menyimpan dan membiarkan air bergerak dari rongga ke rongga (M Akib Abro).
Menurut Hendra Bakti, Air tanah merupakan air yang tersimpan dibawah permukaan tanah dan
pergerakannya mengikuti hukum-hukum fluida. Keberadaanya di alam sangat tergantung dari ada
tidaknya batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah yang bearti atau dalam
hal ini disebut sebagai akuifer secara alami tidak semua batuan dapat bertindak sebagai akuifer
mengingat

akan

sangat

bergantung

pada

ruang

antar

butiran

(pori-pori

batuan)

dan

permeabilitasnya. Tentunya batu pasir atau batuan sedimen berbutir kasar memiliki persyaratan
untuk itu, terutama batuan-batuan yang belum terkompakan (unconsolidatet rock), karena itu juga
sangat tergantung pada umur batuan.
Secara umum dalam ilmu hidrogeologi, akifer merupakan suatu batuan/formasi yang mempunyai
kemampuan

menyimpan

dan

mengalirkan

airtanah

dengan

jumlah

yang

berarti

(significant). Batuan-batuan yang berumur tua biasanya telah mengalami kompaksi dan sementasi

sehingga ruang antar butiran menjadi rapat termampatkan, menyebabkan tidak bisa menampung
dan meloloskan air dalam jumlah banyak dan bahkan menjadi kedap air (impermeable). Dengan
kata lain permeablitas dan porositasnya kecil demikian juga halnya dengan batuan beku dan batuan
metamorfik. Pada zona-zona seperti ini sangat sulit sekali diharapkannya ada air tanah kecuali
batuan-batuan tersebut banyak mengandung rekahan (fracture) yang selanjutnya disebut sebagai
akuifer rekahan (fracture akuifer) Rekahan dapat disebabkan oleh tiga kemungkinan yaitu :
(1) Pendinganan yang berlangsung pada saat pembentukan batuan,
(2) erosi batuan dan pelepasan tekanan dari overburden,
(3) efek struktur regional (flexing and faulting).
Batuan beku dan metamorfik memilki porositas yang kecil karena kristalnya yang saling
interlocking. Kombinasi proses pelapukan (weathering) dan fracturing menyebabkan meningkatnya
porositas. Batuan yang memilki rekahan porositasnya akan meningkat 2-5% sedangkan akibat
pelapukan porositasnya meningkat 30-60%, akibatnya kemampuan air meresap kedalam batuan
menjadi lebih besar.

A. Jenis Jenis Akuifer

Berdasarkan litologinya, akuifer dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1. Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan (Unconfined Aquifer)

Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah dalam akuifer tertutup lapisan
impermeable, dan merupakan akuifer yang mempunyai muka air tanah. Unconfined Aquifer adalah
akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya yang merupakan aquitard, hanya pada bagian
bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka
air tanah. Permukaan air tanah di sumur dan air tanah bebas adalah permukaan air bebas, jadi
permukaan air tanah bebas adalah batas antara zone yang jenuh dengan air tanah dan zone yang
aerosi (tak jenuh) di atas zone yang jenuh. Akuifer jenuh disebut juga sebagai phriatic aquifer, non
artesian aquifer atau free aquifer (Wuryantoro, 2007).
Air tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai keperluan dengan kedalaman
sumur umumnya antara 1 25 meter. Air tanah bebas masih merupakan sumber utama air bersih
bagi sebagian besar penduduk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatannya dilakukan
dengan cara pembuatan sumur gali dan sumur pantek pada kedalaman kurang dari 20 meter di
bawah permukaan, umumnya terdapat pada lapisan pasir, pasir kerikilan, tufa pasiran dan pasir
lanauan. Air tanah bebas di dataran aluvial terdapat dalam lapisan pasir, pasir lempungan, pasir
kerikilan dan pasir lempungan.
Mutu air tanah bebas bervariasi dari baik hingga jelek, asin rasa airnya hingga tawar, berwarna
keruh hingga jernih. Kesadahannya berkisar antara 8,5 16,7, pH sekitar 6,7 11,2, sisa kering 353
580, sisa pijar 252 420, kadar kandungan ion klorida berkisar 25,5 6.685 mg/l, SO4 antara 40,5
246,9 mg/l. Khususnya untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, kandungan air tanah bebas di
dataran

aluvial

terkecuali

daerah-daerah

sekitar

pantai,

pemanfaatannya

masih

dapat

dikembangkan. Sedangkan untuk daerah-daerah yang terletak sekitar 1 3 km dari garis pantai,
penggunaan air tanah bebasnya sangat terbatas sekali disebabkan asin hingga payau rasa airnya.
(Anonim3, 2008).

1.
2. Akuifer tertekan (Confined Aquifer)
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana air tanah terletak di bawah lapisan
kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan
atmosfer. Air yang mengalir (no flux) pada lapisan pembatasnya, karena confined
aquifer merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan
bawahnya.

3. Akuifer bocor (Leakage Aquifer)

Akuifer bocor dapat didefinisikan suatu akuifer dimana air tanah


terkekang di bawah lapisan yang setengah kedap air sehingga akuifer di
sini terletak antara akuifer bebas dan akuifer terkekang.

4. Akuifer melayang (Perched Aquifer)

Akuifer yang disebut akuifer melayang jika di dalam zone aerosi


terbentuk sebuah akuifer yang terbentuk di atas lapisan impermeable.
Akuifer melayang ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu usaha
pengembangan air tanah, karena mempunyai variasi permukaan air dan
volumenya yang besar.

Sedangkan menurut Kruseman dan deRieder, 1994. Berdasarkan sifat fisik dan
kedudukannya dalam kerak bumi, akifer dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :

Akifer bebas, yaitu akifer tak tertekan (unconfined aquifer) dan merupakan
airtanah dangkal (umumnya <20 m), umum dijumpai pada daerah endapan
aluvial. Airtanah dangkal adalah airtanah yang paling umum dipergunakan
sebagai sumber airbersih oleh penduduk di sekitarnya.
Akifer setengah tertekan, disebut juga akifer bocor (leaky aquifer),
merupakan akifer yang ditutupi oleh lapisan akitard (lapisan setengah kedap) di
bagian atasnya, dapat dijumpai pada daerah volkanik (daerah batuan tuf).
Akifer tertekan (confined aquifer), yaitu akifer yang terletak di antara
lapisan kedap air (akuiklud), umumnya merupakan airtanah dalam (umumnya >
40 m) dan terletak di bawah akifer bebas. Airtanah dalam adalah airtanah yang
kualitas dan kuantitasnya lebih baik daripada airtanah dangkal, oleh karenanya
umum dipergunakan oleh kalangan industri termasuk di dalamnya kawasan
pertambangan (Iskandarsyah, 2008).

Gambar Ilustrasi tiga jenis akuifer menurut kruseman dan deRieder, 1994

Struktur geologi sangat berpengaruh terhadap arah gerakan air tanah, tipe dan
potensi akuifer. Stratigrafi yang tersusun atas beberapa lapisan batuan akan
berpengaruh terhadap akuifer, kedalaman dan ketebalan akuifer, serta kedudukan
air tanah. Jenis dan umur batuan juga berpengaruh terhadap daya hantar listrik,
dan dapat menentukan kualitas air tanah. Pada mulanya air memasuki akuifer
melewati daerah tangkapan (recharge area) yang berada lebih tinggi daripada
daerah buangan (discharge area).

Daerah tangkapan biasanya terletak di gunung atau pegunungan dan daerah


buangan terletak di daerah pantai. Air tersebut kemudian mengalir kebawah
karena pengaruh gaya gravitasi melalui pori-pori akuifer. Air yang berada dibagian
bawah akuifer mendapat tekanan yang besar oleh berat air diatasnya, tekanan ini
tidak dapat hilang atau berpindah karena akuifer terisolasi oleh akiklud diatas dan
dibawahnya, yaitu lapisan yang impermeabel dengan konduktivitas hidrolik sangat
kecil sehingga tidak memungkinkan air melewatinya. Jika sumur di bor hingga
confined aquifer, maka air akan memancar ke atas melawan gaya gravitasi bahkan
hingga mencapai permukaan tanah. Sumur yang airnya memancar keatas karena
tekanannya sendiri di sebut sumur artesis (Wuryantoro, 2007).
Sumber : http://tambangunp.blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-akuifer.html

a. Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan (Unconfined Aquifer)


Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah dalam akuifer tertutup
lapisan impermeable, dan merupakan akuifer yang mempunyai muka air tanah.
Unconfined Aquifer adalah akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya
yang merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada
pembatas aquitard (sebuah zona material bumi yang memegang air tapi tidak
dapat mengirimnya secara cepat untuk memompanya dari sumur) di lapisan
atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Permukaan air tanah di
sumur dan air tanah bebas adalah permukaan air bebas, jadi permukaan air
tanah bebas adalah batas antara zone yang jenuh dengan air tanah dan zone
yang aerosi (tak jenuh) di atas zone yang jenuh. Akuifer jenuh disebut juga
sebagai phriatic aquifer, non artesian aquifer atau free aquifer. Air tanah ini
banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai keperluan dengan
kedalaman sumur umumnya antara 1 25 meter. Air tanah bebas masih
merupakan sumber utama air bersih bagi sebagian besar penduduk dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatannya dilakukan dengan cara
pembuatan sumur gali dan sumur pantek pada kedalaman kurang dari 20 meter
di bawah permukaan, umumnya terdapat pada lapisan pasir, pasir kerikilan, tufa
pasiran dan pasir lanauan. Air tanah bebas di dataran aluvial terdapat dalam
lapisan pasir, pasir lempungan, pasir kerikilan dan pasir lempungan. Mutu air
tanah bebas bervariasi dari baik hingga jelek, asin rasa airnya hingga tawar,
berwarna keruh hingga jernih. Kesadahannya berkisar antara 8,5 16,7, pH
sekitar 6,7 11,2, sisa kering 353 580, sisa pijar 252 420, kadar kandungan
ion klorida berkisar 25,5 6.685 mg/l, SO4 antara 40,5 246,9 mg/l. Khususnya
untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, kandungan air tanah bebas di
dataran aluvial terkecuali daerah-daerah sekitar pantai, pemanfaatannya masih
dapat dikembangkan. Sedangkan untuk daerah-daerah yang terletak sekitar 1
3 km dari garis pantai, penggunaan air tanah bebasnya sangat terbatas sekali
disebabkan
asin
hingga
payau
rasa
airnya.

Air Tanah Proses


2.1 Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah ataubebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satusumber daya air yang
keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang
luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah)
Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah nama untuk
menggambarkan air yang tersimpan di bawah tanah dalam batuan yang
permeabel. Periode penyimpanannya dapat berbeda waktunya bergantung dari
kondisi geologinya (beberapa minggu tahun). Pergerakan air tanah dapat
muncul ke permukaan, dengan manifestasinya sebagai mata air (spring) atau
sungai (river).
(http://budhikuswansusilo.wordpress.com/2008/05/09/dinamic-geologygroundwater-air-tanah/ )
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah
yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam
tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan
yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan
yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air
tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan
yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.2 Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah


Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah),
untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak
terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalahpengertian tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah
terutama bagi kaum miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan
justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah
itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami
tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah antara lain tentang: Asal air tanah,
Pembentukan air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air tanah serta
mutu air tanah.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.2.1

Asal Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak
pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan,
sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi
bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan
endapan terdapat air yang terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contohnya:
air fosil yang biasanya asin air volkanik panas dan mengandung sulfur.
(http://klastik.wordpress.com/2008/03/27/dari-mana-asal-air-tanah/)

2.2.2

Pembentukan Air Tanah

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air
hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh
(zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga
mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa
yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman,
pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau
badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi
tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan
serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk
bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan
penutup, serta manusia yang berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi
terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.2.3

Wadah Air Tanah

Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan


melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air mata
air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi
yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer
tersebut dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang
rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat
juga menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di
bawah tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran
yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke
permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan
penutup di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer),
sama dengan tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air
tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil
dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya

(kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran


geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air
tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan
km2 atau sebaliknya.
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas
kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh
batasan-batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan
penyebaran luas, disebut cekungan air tanah.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.2.4

Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah

Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya


sudah sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan
Medan, muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di
bawah muka air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola
imbuhan, yang sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal
(karena piezometic head lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru
sebaliknya air tanah dangkal memasok air tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui
jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara
menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya
aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan,
maka saldo tabungan akan terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi
demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan
air tanah terjadi.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.2.5

Mutu Air Tanah

Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah
secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis
tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut
akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti
pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll.
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat
pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan
zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat
tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis
tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri.
Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah
perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan
pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah
tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang
berasal dari air (water born diseases).

(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.3 Siklus Air (Siklus Hidrologi)


Defenisi tentang air tanah diatas menunjukkan keterkaitan erat dengan air
permukaan (sungai, rawa, dan danau). Oleh karena itu, air tanah merupakan
bagian dari siklus air (the water cycle).

2.3.1 Gambar Siklus Hidrologi

2.3.2 Proses Siklus Hidrologi


Jika hari hujan maka air akan turun ke permukaan bumi. Air ini sebahagian akan
mengalir ke permukaan bumi menuju ke daerah yang lebih rendah dan bermuara
di laut atau di danau. Sebahagian lagi akan terserap oleh bumi dan mengalir di
dalam tanah atau tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah.
Air yang telah sampai di laut ataupun di danau jika dikenai oleh sinar matahari
akan menguap dan bergabung membentuk awan. Oleh karena adanya
perbedaan tekanan dan temperatur di atas permukaan bumi maka terjadilah
perpindahan udara atau pergerakan udara yang kita sebut angin.
Angin ini akan membawa gumpalan-gumpalan awan ke daerah yang lebih
rendah temperatur tekanannya. Jika awan yang dibawa oleh angin ini melalui
daerah pegunungan, maka gerakannya akan terhalang dan didorong untuk naik
lebih tinggi lagi. Karena temperatur akan semakin rendah apabila semakin tinggi

dari permukaan laut, maka awan yang mengandung uap air tadi mencapai titik
embunnya dan terbentuklah butiran-butiran air yang kemudian jatuh kembali ke
bumi sebagai air hujan.
Air hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke daerah yang lebih rendah,
dan sebahagian diserap oleh bumi. Kemudian terus ke laut atau ke danau dan
apabila kena sinar matahari akan menguap ke udara dan membentuk awan.
Awan akan berkumpul dan kemudian dibawa oleh angin dan mengembun dan
berubah menjadi hujan. Begitulah seterusnya siklus dari air yang berulang
secara bergantian.
(http://herrywidayat.wordpress.com/2009/01/09/115/ )

2.4 Macam- macam Air Tanah


Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa macammacam akifer sebagai berikut:
Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table
(preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama
dengan atmosfer.
Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air,
baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar
dari pada tekanan atmosfer.
Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh
lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air,
sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada
lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian
aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi
tertekan.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.5 Gerakan Air Tanah


Pergerakan air di bawah tanah dengan sumber airnya adalah air hujan dapat
digambarkan dalam beberapa tahapan berikut:
sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan
sebatang pohon besar

Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah


Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori,
rongga-rongga dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa
merembes atau meresap ke dalam tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman
beberapa puluh meter.
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah
sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya
sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini
adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan
aquitard (gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang sulit diisi air,
sementara yang kiri bersifat permeabel yang berisi air).
Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi
ruang di antara butiran batuan di atas lapisan aquitard.
Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi ronggarongga antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan
berhenti seiring dengan berhentinya hujan.
Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang
tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan
Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air
tanah disebut zona saturasi air.

Permukaan zona saturasi yang tak lain adalah water tabletersebut selalu
mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.

(http://taman.blogsome.com/category/air-tanah/ )
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari
bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti
hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien
hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi volume air
tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding
terbalik dengan tebal lapisan.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.6 Kondisi Air Tanah Dataran Aluvial


Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih
rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai,
daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup
oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari
daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh
jenis dan tekstur batuan.
Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran
permeabilitas dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang
mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah materi penyusunnya atas
materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu
daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah
yang mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air
susupan. Permukaan air tanahnya dangkal sehingga pengambilan air dapat
dengan sumur dangkal.
Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO 2, NO3, Ca, Mg, Si,
dan Fe. Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan
organik dari hasil reduksi nitrat yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko
Cahyo, 1978:11). Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor alam juga sebagai
aktivitas manusia misalnya adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk
organik yang mengandung nitrat.
(http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

2.7 Metode Pencarian Air Tanah


Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Diantaranya
adalah:
Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan
akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini
adalah pengukuran geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan jenis, induce
polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan
sesimik, gaya berat dan banyak lagi.
Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)
Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan
airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan
melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama
mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral yang
berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.
(http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/9689-airtanah-apa-danbagaimana-mencarinya.html)

2.8 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis


2.8.1 Air Sumur artesis
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer
yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel)
hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah
lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah
yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) danairtanah
bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan
airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk,
sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah
menembus lapisan penutupnya.
Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim
sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia
dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan
disebut sebagai airtanah dangkal.
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air
sumur artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient
potensial, mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana
potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan
mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal ini.
Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan
tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis
negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah
sehingga muka airtanah akan berada di bawah permukaan tanah.

(http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/9689-airtanah-apa-danbagaimana-mencarinya.html)

2.8.2 Teknologi Pengolahan Air Tanah Sumur Artesis Untuk Air Minum
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu
jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan
dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Air yang
layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis,
kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi
jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak
layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar
kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung
dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara
mengolah air tanah atau air sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang
memenuhi syarat kesehatan.
Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat, khususnya masyarakat yang masih menggunakan air tanah atau air
sumur sebagai sumber kebutuhan air bersih. Sedangkan sasarannya adalah
menyebar luaskan paket teknologi pengolahan air sumur siap minum kepada
masyarakat yang memerlukan.
Unit alat pengolahan air ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air
sumur atau air tanah sehingga langsung dapat diminum tanpa proses
pemanasan. Unit alat ini sangat cocok digunakan untuk keperluan Asrama,
Pesantren, Pemukiman padat penduduk, dan lain-lain.
Bahan
Pasir silika
Kerikil
Mangan zeolit
Karbon aktif butiran
kaporit
Peralatan

Pompa air baku


Pompa dosing
Tangki bahan kimia
Tangki reactor
Saringan pasir cepat (sand filter)
Filter mangan zeolit
Filter karbon aktif
Filter cartridge
Sterilisator ultra violet
Cara Pembuatan
Untuk mengolah air sumur menjadi air yang siap minum proses pengolahannya
yaitu Air dari sumur dipompa dengan menggunakan pompa jet, sambil diinjeksi
dengan larutan klorine atau kaporit dialirkan ke tangki reaktor. Dari tangki
reaktor air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau
oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan
saringan pasir, air dialirkan ke filter mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi
untuk menghilangkan zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh
khlorine atau kaporit.

(http://www.kamusilmiah.com/teknologi/teknologi-pengolahan-air-sumur-untukair-minum/)

2.8.3 Teknologi Pengolahan Air Sumur Untuk Kebutuhan PT. Apac Inti Corpora
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain
dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara
kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas

harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat


berjalan dengan baik.
Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap industri
memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan industri. Karena
setiap proses industri maupun segala aktivitasmembutuhkan air sebagai
bahan baku utama atau bahan penolong, PT Apac Inti Corpora memanfaatkan air
permukaan, air tanah dan air dari Sarana Tirta Ungaran (STU) sebagai sumber air.
Penggunaan airpermukaan dan air tanah mengharuskan PT Apac Inti Corpora untuk
mengolah air secara optimal agar memenuhi kualitas standar baku untuk air bersih
industri. PT Apac Inti Corpora memiliki unit pengolahan air untuk mengolah air secara
optimal untuk memenuhi kebutuhan air perusahaann baik untuk kepentingan domestik
maupun non domestik. PT Apac Inti Corpora memerlukan air bersih untuk
proses produksi, pendingin (cooling tower), uap panas (ketel uap/boiler), dan juga
untukkeperluan domestik seperti kamar mandi, kantin, dan sebagainya.
2.8.3.1 Sumber Bahan Baku Air Sumur
PT Apac Inti Corpora mempunyai 14 unit sumur dalam dan 1 unit sumur pantau
yang terletak 2 km dari perusahaan. Jarak antara sumur dalam satu dengan
yang lain berbeda-beda, antara 83-100 m. Akan tetapi mulai tahun 2004
pemakaian air sumur dalam sudah mulai tidak efektif lagi karena adanya
peraturan dari badan geologi dan pertambangan yang menetapkan pengambilan
tanah tidak boleh lebih dari 1000 m3/hari. Sekarang air sumur dalam dimanfaatkan
untuk kebutuhan domestik dan masyarakat desa Harjosari dan desa Gandekan. Untuk
memenuhi kebutuhanperusahaan setiap hari beroperasi 1-2 buah sumur. Air tanah
PT Apac Inti Corpora diolah dengan aerasi dan filtrasi. Besarnyakapasitas air tanah
adalah 205,83 m3/hari.
Air tanah yang dipompa kemudian dilewatkan flowmeter untuk mengetahui debit air
yang dipompa. Alat ini jugadigunakan untuk mengetahui debit air yang telah
dipompa agar tidak melebihi batas yang diijinkan oleh badan geologi dan
pertambangan karena jika melebihi ketentuan akan terkena denda, selain itu
pengambilan air tanah secara besar- besaran dapat menyebabkan penurunan muka
air tanah.
2.8.3.2 Kualitas Air Baku
Sebagian besar dari parameter- parameter air baku sumur dalam yang digunakan
PT Apac Inti Corpora masih memenuhi standar baku mutu yang diijinkan, namun
ada parameter yang melebihi baku mutu, yaitu Fe. Kandungan Fe adalah 2,13
mg/lt. sedangkan baku mutu yang diijinkan adalah 0,3 mg/lt. sehingga kandungan
Fe perlu diturunkan. Untuk menurunkan parameter kualitas air baku sumur dalam
terutama Fe, PT Apac Inti Corpora menggunakan unit pengolahan aerasi dan filtrasi
dengan sand filter.
2.8.3.3 Unit Pengolahan Air Bersih
Proses pengolahan air sumur PT. Apac Inti Corpora meliputi proses berikut:
a)

Aerasi

Air dari sumur dalam dipompa dengan submersiblelangsung dialirkan melalui


pipa yang kemudian kemudian dipercikkan pada unit aerasi. Dengan penambahan

unitaerasi ini kandungan Fe dapat menurun hingga 32,39% bila dibandingkan


dengan sebelum ada aerasi.
b)

Bak Raw Water

Air dari bak aerasi dialirkan ke bak raw water secara grafitasi yang
berkapasitas 875
m3 dengan
dimensi
bangunan
35m
x
10m
x
2,5m dan freeboard 0,38 m dimanapada bagian atas terdapat 4 buah manhole yang
berfungsi sebagai lubang pemeriksaan.
c)

Filtrasi

PT Apac Inti Corpora menggunakan unit filtrasi dengan media pasir kuarsa
dengan tujuan untuk menyaring kotoran dan partikel-partikel yang sangat halus,
serta flok-flok dari partikel tersuspensi, selain itu juga untuk mengurangi kadar Fe
dan Mn. Kadar Fe yang rendah akan mengurangikemungkinan timbulnya karat
pada perlengkapan perpipaan dan lain-lain.
Dengan sand filter ini kandungan Fe setelah aerasi dapat menurun hingga
36,81%. Tipe filter yang digunakan adalah saringan pasir cepat (rapid sand
filter) dengan jenis pressure filter. Jumlah sand filter ada 3 buah, tetapi dalam
pengoperasiannya bekerja secara bergantian tergantung daridebit yang akan
disaring.
d)

Bak Hard Water

Air baku dari sand filter dipompakan ke bak hard water, yang berkapasitas 1125
m3 yang berbentuk silu-siku (bentuk L) dimana pada bagian atas terdapat 5
buah manhole yang berfungsi sebagai lubang pemeriksaan.
2.8.4 Gambar Instalasi Pengolahan Air Sumur PT. Apac Inti Corpora

Keterangan:
1)

8 unit sumur

2)

6 unit smur

3)

Bak aerasi

4)

Bak raw water

5)

Sand filter kapasitas 2000 m3/hari

6)

Sand filter kapasitas 2000 m3/hari

7)

Sand filter kapasitas 2000 m3/hari

8)

Bak Backwash

9)

Bak Hard Water

10) Air bersih untuk keperluan proses PT. Apac Inti Corpora
11) Air bersih untuk masyarakat sekitar.

(Nurandani hardyanti, Nurmeta diani fitri.2006.Studi Evaluasi


Pengolahan Air Bersih.Jurnal PRESIPITASI.Vol.1 No.1. ISSN 1907-187X)

Instalasi

2.9 Dampak Pemanfaatan Air Tanah Untuk Proses


Peningkatan eksploitasi airtanah yang sangat pesat di berbagai sektor
di Indonesia telah menuntut perlunya persiapan berupa langkah-langkah nyata
untuk menanganinya,
khususnya
memperkecil
dampak
negatif
yang
ditimbulkannya. Airtanah sebagai salah satu sumberdaya air saat ini telah menjadi
permasalahan nasional. Airtanah yang merupakan sumberdaya alam terbarukan
( renewal natural resources ) saat ini telah memainkan peran penting di dalam
penyediaan pasokan kebutuhan air bagi berbagai keperluan, sehingga
menyebabkan terjadinya pergeseran nilai terhadap airtanah itu sendiri. Airtanah
pada masa lalu merupakan barang bebas ( free goods ) yang dapat dipakai
secara bebas tanpa batas dan belum memerlukan pengawasan pemanfaatan,
tetapi pada era pembangunan saatini yang disertai dengan peningkatan
kebutuhan airtanah yang sangat pesat telah merubah nilai airtanah menjadi barang
ekonomis ( economic goods ), artinya airtanah diperdagangkan seperti komoditi yang
lain, bahkan di beberapa tempat airtanah mempunyai peran yang cukup strategis.

2.9.1 Pengembangan dan Pemanfaatan Air Tanah


Sumberdaya airtanah mempunyai peran cukup penting sebagai pasokan air
untuk berbagai sektor pembangunan, antara lain:
Air minum perkotaan atau pedesaan
Air industri
Air irigasi,dll.
2.9.2 Keunggulan Sumber Daya Air Tanah
Keunggulan sumber daya air tanah yaitu:
Secara Hygienis
secara alamiah.

lebih

sehat

karena

Cadangan relatif tetap sepanjang tahun.


Mutu relatif tetap.

telah

mengalami

proses

filtrasi

Apabila air tanah tersedia, dapat diperoleh di tempat tersebut tanpa


peralatan mahal.
2.9.3 Kekurangan Sumber Daya Air Tanah
Kekeurangan atau kelemahan dari sumber daya air tanah yaitu:
Terdapat di bawah permukaan tanah,
dilakukan dengan membuat sumur gali / bor.

untuk

pemanfaatannya

harus

Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat.


Cadangannya terbatas, untuk keperluan air minum perkotaan atau
irigasi / industri yang cukup besar, mungkin cadangan tidak mencukupi.

air

2.9.4 Dampak Pemanfaatan Air Tanah


Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor
industri dan jasa masih mengandalkan airtanah secara berlebih dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya air tanah maupun
lingkungan, antara lain:
-

Penurunan muka airtanah

Intrusi air laut

Amblesan tanah

Penurunan Muka Air Tanah


Pemanfaatan airtanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka
airtanah. Hasil rekaman muka airtanah pada sumur-sumur pantau
didaerah pengambilan
airtanah
intensif
seperti:
Cekungan
Jakarta, Bandung, Semarang,Pasuruan,
Mojokerto
menunjukkan
kecenderungan muka airtanahnya yang terus menurun. Demikian juga di
daerah DIY.
Contoh cekungan di daerah Semarang:
Perubahan kedudukan muka airtanah
1993- 1994 diuraikan berikut ini;

di

cekungan

Semarang

periode

Daerah Semarang Utara meliputi Pusat Kota, pemukiman Tanah Mas


(Muka Air tanah Statis) dan daerah industri Kaligawe, MASnya antara 14,19
28,91m. bmt, denganpenurunan antara 0,6-1,9 m/tahun.
Daerah Semarang Selatan meliputi daerah Candi, Banyumanik MASnya
antara 20,24 - 48,24 m.bmt dengan penurunan antara 0,37- 0,70 m/tahun.
Daerah Kendal meliputi Kec. Kaliwungu, kota Kendal MAS nya antara
+1,0 hingga 21,16 m.bmt dengan penurunan antara 0,20 0,55 m/tahun.
Daerah Demak meliputi Kota demak dan Mranggen MASnya antara +
0,50 hingga 25,40 m.bmt dengan penurunan antara 0,15 0,45 m/tahun.
Intrusi Air Laut

Apabila keseimbangan hidrostatik antara airtanah tawar dan airtanah asin


di daerah pantai terganggu, maka akan terjadi pergerakan airtanah asin/air laut
ke arah darat dan terjadilah intrusi air laut.
Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi,
yaitu pengambilan airtanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik.
Adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan
airtanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada mutu airtanah.
Airtanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum, karena
adanya intrusi air laut, maka terjadi degradasi mutu, sehingga tidak layak lagi
digunakan untuk air minum.
Intrusi
air
laut
teramati
didaerah
pantai Jakarta, Semarang,
Denpasar, Medan dan daerah-daerah pantai lainnya yang pemanfaatan airnya
telah demikian intensif.
Contoh cekungan di daerah Semarang:
Daerah Semarang bagian utara penyusupan air asin semakin meningkat sejak
beberapa tahun terakhir, terutama pada daerah pemukiman pusat perkotaan,
dan di beberpa wilayah industri di bagian utara, miksalnya daerah sekitar Muara
Kali Garang, Tanah Mas, Pengapon, Simpang Lima. Data penyusupan air asin
tersebut diatas adalah berdasarkan hasil pemantauan dari beberapa sumur
gali penduduk yang tersebar, maupun dari kualitas sumur bor di beberapa
tempat. Didaerah Semarangpenyusupan air asin ini diperkirakan sudah mencapai
sejauh 2 km ke arah selatan garis pantai.
Amblesan Tanah
Permasalahan
amblesan
tanah
(land
subsidence)
dapat
akibat
pengambilan airtanah yang berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan (confined
aquifers). Akibat pengambilan yang berlebihan (over pumpage), maka airtanah
yang tersimpan dalam pori- pori lapisan penutup akuifer (confined layer) akan
terperas keluar dan mengakibatkan penyusutan lapisan penutup tersebut.
Refleksinya adalah penurunan permukaan tanah.
Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, tetapi teramati dalam kurun
waktu yang lama dan berakibat pada daerah yang luas. Meskipun penyebab
penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci,
namun bila mengacu fenomena serupa beberapa kota dunia seperti Bangkok,
Venesia, Tokyo maupun Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan tersebut
adalah bukti amblesan tanah yangdisebabkan oleh pengambilan airtanah yang
berlebihan.
Contoh Cekungan di daerah Semarang:
Amblesan tanah terjadi juga didaerah
indikasi telah mulai tampak antara lain:

pantai

utaraSemarang dengan

Fondasi sumurbor pantau di kompleks Sekolah STM Perkapalan dekat Muara


kali Garang, Tambak Ikan seolah-olah terangkat kurang lebih 20 cm (Juli1994),
namun
pada
kenyataan
permukaan
tanah
di
sekitarnya
yang
mengalamipenurunan.

Terjadinya retakan-retakan pada lantai bangunan Sekolah


Singosari, hampir pada semua bangunan di kompleks tersebut.

Pelayaran

Terjadinya genangan air laut di daerah pantai, dan banjir di bagian Muara
Kali Karang yang sebelumnya belum pernah terjadi.
(Hendrayana,
Heru.2002.Dampak
Pemanfaatan
Air
Tanah.Geologycal
Engineering.Dept.Gajah Mada University/ www.heruhendrayana. staff.ugm.ac,id)

2.10Upaya Pengendalian Dan Aspek Teknis


Mengingat sebaran airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administratif
suatu daerah, maka pengelolaan airtanah berdasarkan aspek teknis
seharusnya mengacu padasuatu cekungan air tanah, yakni suatu wilayah
yang ditentukan oleh batasan- batasan hidrogeologi, di mana semua event
hidrolika (pengisian, pengambilan dan pengaliran airtanah) berlangsung.
Batasan-batasan teknis hidrogeologi ini menyangkut geometri dan parameter akuifer,
jumlah dan mutu airtanah, pengaliran dan keterdapatan airtanah. Batasanbatasan
tersebut menentukan berapa jumlah airtanah yang dapat dimanfaatkan
dan bagaimana upaya konservasi airtanah harus dilakukan.
Beberapa
tindakan
upaya
pengendalian
dampak
pemompaan airtanah secara berlebihan, antara lain:

negatif

akibat

Penentuan Lokasi Pemompaan


Mengingat keterdapatan lapisan pembawa airtanah tidak merata, maka penentuan
lokasi pengambilan airtanah sangat menentukan, agar sumberdaya airtanah
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Disamping
itu,
pengaruh
pengambilan
airtanah
melalui
sumur-sumur
yang berdekatan akan mengakibatkan penurunan muka airtanah yang lebih dalam,
maka penentuan lokasi dan jarak antar sumur, akan dapat mencegah pengaruh di
atas.
Pengaturan Kedalaman Penyadapan
Suatu daerah sering mempunyai akuifer berlapis banyak (multi layer aquifer). Kondisi
yang
demikian
sangat
memungkinkan
untuk
dilakukan
pengaturan
kedalaman penyadapan pada lapisan akuifer tertentu
Dengan
pengaturan
kedalaman
penyadapan
akan
dapat
dihindari
terjadinya eksploitasi airtanah yang terkonsentrasi hanya pada satu lapisan akuifer
tertentu, yang dampaknya tentu berbeda dengan penyadapan yang dilakukan
pada beberapa lapisan akuifer.
Peruntukan airtanah untuk berbagai keperluan, diatur dengan mengambil airtanah
dari
berbagai
kedalaman
yang
berbeda.
Namun
pada
dasarnya
pengaturan kedalaman penyadapan airtanah tetap mengacu pada prioritas
peruntukan airtanah, di mana air minum merupakan prioritas utama di atas
segala-galanya.
Pembatasan Debit Pemompaan

Pembatasan besarnya airtanah yang disadap ini, bertujuan agar penurunanmuka


airtanah dapat dibatasi pada kedudukan yang aman. Pengertian aman
mempunyai arti dapat mencegah terjadinya intrusi air laut pada
pengambilan airtanah di daerah pantai, maupun kemungkinan terjadinya
amblesan, serta untuk menyesuaikan dengan cadangan airtanah yang tersedia.
Namun konsekuensi daripembatasan ini adalah, harus dapat disediakan
sumber-sumber pasokan air yang lain, misalnya dari air permukaan.
Kondisi hidrogeologi suatu daerah sangat menentukan besar cadangan
dan kualitas airtanah, sehingga berapa batas yang aman jumlah debit
pengambilan airtanah, sangat berbeda dari suatu daerah ke daerah yang
lain. Tetapi secara kualitatif dapat ditentukan, bahwa jumlah pengambilan
airtanah hendaknya tidakmelebihi jumlah imbuhan airtanah.
Penambahan Imbuhan
Berdasarkan pada daur hidrologi, sumber utama airtanah adalah berasal dari
air hujan. Indonesia yang beriklim tropis basah, umumnya mempunyai curah
hujan yang relatif tinggi, lebih dari 1000 mm/tahun, dengan hari hujan yang
relatif panjang. Kondisi ini sangat menguntungkan dalam imbuhan airtanah
secara alami, di mana pada saat musim hujan terjadi pengisian dan
penggantian dari defisit airtanah yang terjadi pada musim kemarau. Dengan
demikian akuifer akan mendapat penambahan cadangan airtanah.
Permasalahannya adalah di daerah-daerah yang telah berkembang,
terutama di kota-kota besar, peristiwa pengisian kembali airtanah pada musim
hujan terhambat karena adanya perubahan lingkungan. Daerah-daerah yang
sebetulnya merupakan daerah imbuh airtanah telah berubah fungsi, sehingga
hanya sebagian kecil air hujan yang meresap dan mengimbuh airtanah. Pada
daerah yang demikian, perlu upaya penampungan air hujan untuk dimasukkan
ke dalam sumur-sumur resapan.
Penentuan Kawasan Lindung
Kawasan lindung airtanah mengarah kepada penataan ruang suatu
daerah dengan maksud untuk melindungi jumlah dan mutu sumberdaya
airtanah. Oleh sebab itu, untuk menentukan kawasan lindung airtanah,
disamping kondisi hidrogeologi, maka penggunaan lahan dan keberadaan
infrastruktur harus dipertimbangkan.
Penentuan kawasan lindung ini merupakan suatu hal yang tidak mudah
untuk dilaksanakan, karena sering terjadi pertentangan kepentingan.
Misalnya, di daerah imbuh airtanah, sering terjadi tuntutan pembangunan
sebagai daerah pemukiman, industri, buangan sampah, dan penggunaan
lahan yang lain yang berdampak negatif terhadap jumlah maupun mutu
airtanah. Oleh sebab itu banyak kendala untuk memberlakukan secara efisien
upaya
perlindungan
airtanah.
Meskipun
demikian usaha-usaha
perlindungan airtanah dapat ditetapkan dari sudut pandang hidrogeologi
dan geologi lingkungan.

(Hendrayana,
Heru.2002.Dampak
Pemanfaatan
Air
Tanah.Geologycal
Engineering.Dept.Gajah Mada University/ www.heruhendrayana. staff.ugm.ac,id

Anda mungkin juga menyukai