Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Sebelum kita mengenal istilah "Akuifer", sangat penting untuk memahami sedikit
tentang sumber daya alam air tanah, dimana sebagian besar orang mengantungkan hidupnya
di sana dan bagaimana kaitannya dengan Akuifer.

Air tanah didefinisikan sebagai air tawar (dari hujan, pencairan es dan salju) yang
meresap ke dalam tanah dan disimpan di antara ruang pori, retakan dan sambungan yang
ditemukan di dalam batuan dan formasi geologi lainnya. Air tanah terjadi dalam berbagai
formasi geologi, kemampuan formasi geologi untuk menyimpan air merupakan fungsi dari
pengaturan teksturnya. Sumber air tanah sering kali dapat dikaitkan dengan limpasan
permukaan dan infiltrasi air hujan ke bawah permukaan dan aliran yang mengarah pada
pembentukan tabel air dan berfungsi sebagai pemasok utama sungai, mata air danau, teluk
dan lautan.

Pengaturan tekstur (tekstur yang tersusun seragam atau rapat, tekstur yang tersusun
longgar) ditemukan di sebagian besar formasi geologi dan batuan yang memiliki peran yang
kuat dalam retensi air dan kapasitas penyimpanan batuan atau formasi geologi. Batuan /
Formasi geologi dengan tekstur yang seragam atau tersusun rapat memiliki kemampuan
menahan air (porositas) yang tinggi tetapi kemampuan transmisi atau mobilitas
(permeabilitas) yang lebih rendah, sedangkan yang memiliki porositas lebih tinggi dan
permeabilitas yang lebih tinggi cukup memadai untuk menghasilkan air tanah dalam jumlah
yang signifikan ke sumur dan mata air. setiap formasi geologi dengan karakteristik seperti itu
disebut sebagai Akuifer.

1
AKUIFER
A. PENGERTIAN
Secara epistemologi, akuifer merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yang
terdiri dari kata aqui atau aqua, yang bermakna air, dan kata ferre, yang berarti
membawa. Selanjutnya, dari beberapa ahli pengertian akuifer adalah sebagai berikut:
akuifer adalah lapisan tanah yang memiliki kandungan air yang mengalir melalui ronga-
rongan udara kedalam bawah tanah (Herlambang, 1996). Selain itu, berdasarkan sifat
batuan terhadap air, akuifer adalah lapisan batuan jernih air di bawah permukaan tanah
yang dapat menyimpan dan meneruskan air dalam kuantitas yang mencukupi dan
ekonomis. Menurut ilmu tanah, akuifer adalah lapisan tanah pembawa air yang memiliki
daya ekonomis dalam mengalirkan atau merembaskan air ke dalam tanah. Sebagai contoh
lapisan tanah sebagai pembawa air atau akuifer dapat terjadi pada jenis lapisan tanah dan
batuan sebagai berikut ini:

1. bahan-bahan yang belum terkonsolidasi dengan baik, seperti tanah pasir, tanah


aluvial, bekas sungai purba, dataran pantai
2. batuan endapan, tanah kapur, gamping, dan kerikil, yang secara strukturnya
memiliki rekahan atau pori.

Sehingga, akuifer dapat terjadi jika suatu media, baik tanah atau batuan memiliki
ronga atau pori atau ruang yang dapat mengalirkan jumlah air dalam kuantitas yang
memadai dan berlangsung secara efisien.

2
Gambar 1. Pembentukan akuifer (diadaptasi dari http://water.usgs.gov/ogw)

B. SISTEM AKUIFER
Menurut Puradimaja (1993), dilihat dari tipologinya di Indonesia, sistem akuifer
memiliki lima tipologi sistem akuifer, antara lain sebagai berikut:

1. Sistem Akuifer Endapan Gunung api. Sistem ini terjadi pada area gunung berapi
dimana lapisan pembawa air mulai dari permukaan gunung yang terdiri dari batuan
piroklastik yang turun ke bagian dalam gunung berapi menuju aliran lava dan
selanjutnya masuk kedalam batuan dasar gunung berapi;
2. Sistem Akuifer Endapan Aluvial. Sistem ini terdapat pada jenis tanah endapan aluvial
yang terdapat di sepanjang aliran sungai yang jenis tanahnya masih muda dan belum
terkonsolidasi dengan sempurna sehingga lapisan tanah ini dapat mengalirkan air atau
meresapkan air menuju permukaan dalam lapisan tanah;
3. Sistem Akuifer Batuan Sedimen. Sistem ini mengalami prosesnya pada lapisan batuan
sedimen yang memiliki ronga atau pori atau rekahan dan meneruskan air di atas
permukaan menuju ke bagian dalam atau bawah permukaan tanah;
4. Sistem Akuifer Batuan Kristalin dan Metamorf; dan
5. Sistem Akuifer Endapan Glasial.

C. JENIS-JENIS AKUIFER
Akuifer dapat dibedakan kedalam beberapa jenis akuifer. Menurut Kodoatie
(2012), jenis akuifer terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Akuifer bebas, atau unconfined aquifer. Akuifer yang lapisan pembatasnya hanya


pada bagian bawah saja dan tidak ada lagi sekat dengan lapisan atasnya, yaitu pada
muka air tanah. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan table (preatik level),
yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer

3
2. Akuifer tertekan, atau confined aquifer. Akuifer yang pembatas pada lapisan atas
dan bawahnya merupakan pembatas yang tidak tembus air sehingga menyebabkan air
muncul di atas formasi tertekan pada bagian bawahnya sehingga akuifer ini terisi
penuh oleh air tanah.

3. Akuifer semi tertekan, atau leaky aquifer. Akuifer yang memiliki air yang jenuh dan
dibatasi oleh lapisan atas berupa akuitard dan lapisan bawah yang merupakan
akuiklud. Jenis akuifer ini merupakan jenis akuifer yang sempurna karena pada
lapisan atas dibatasi oleh lapisan semi-lolos air dan lapisan bagian bawah adalah
lapisan lolos air atau semi-lolos air.

Selain ketiga jenis akuifer tersebut, ada satu akuifer lagi yang merupakan akuifer
buatan. Akuifer ini merupakan lapisan tanah yang sengaja dibuat atau ditata ulang untuk
menyimpan dan mengalirkan air dari dalam tanah sehingga dapat menjadi sumber air

4
yang berkelanjutan. Tujuan dibuatnya akuifer buatan ini adalah sebagai sumber
penyediaan air baku bagi penduduk yang daerahnya sangat minim sekali terdapat aliran
air dan sering mengalami kekeringan dalam jangka waktu yang lama. Proses akuifer
buatan ini melalui beberapa tahapan.
Pertama, air permukaan dialirkan ulang ke dalam akuifer buatan yang selanjutnya
akan mengalir dengan kecepatan yang sangat lamban menuju lapisan tanah batuan
pembentuk akuifer. Selanjutnya, kuantitas air akan terpenuhi oleh akuifer selama
perjalanan menuju tempat penampungan atau pengambilan. Semakin lamban
kecepatannya semakin baik akuifernya. Akuifer ini merupakan solusi bagi ketersediaan
air yang berkelanjutan dan dapat menjadi sumber air tanah yang dapat diperbaharui dan
dikembangkan pada daerah yang rawan air untuk digunakan dalam kegiatan atau aktifitas
sehari-hari. Selain itu, akuifer buatan ini dapat menjadi prasarana dalam program
konservasi daerah aliran sungai.

5
KESIMPULAN
Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan permukaan tanah. Kedalaman ait
tanah tidak sama ada setiap tempat tergantung pada tebal-tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapian air tanah tersebut. Akuifer adalah lapisan batuan dibawah
permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air. Menurut Krussman dan
Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut:
1. Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer), yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian
terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air
2. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
3. Akuifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh
air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
4. Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer), yaitu aquifer yang bagian bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya
gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas
dengan aquifer semi tertekan.

6
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.intechopen.com/books/aquifers-matrix-and-fluids/aquifer-
classification-and-characterization
 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/akuifer
 http://lestaritrian17.blogspot.com/2016/06/makalah-akuifer-dan-debit-air-
tanah.html

Anda mungkin juga menyukai