Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HIDROGEOLOGI

SIKLUS HIDROLOGI

Oleh :

Nama : Fachri Diwanda

NIM : 18137012

Dosen Pengampu :

Jukepsa Andas,S.Si,M.T

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik .

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang,07 Februari 2020

Fachri Diwanda
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Daur / siklus hidrologi, siklus air adalah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air di
bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di
bawah permukaan dalam tiga fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Daur
hidrologi merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi memainkan peran
penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus hidrologi sangat significant
dalam kehidupan. kita tidak akan lama-lama di bagian pembukaan, ayo kita segera meluncur ke
detail-detail dari proses siklus hidrologi.
Meskipun keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu, molekul air bisa
datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain,
seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh proses fisik penguapan, kondensasi,
presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan. Dengan demikian, air berjalan
melalui fase yang berbeda: cair, padat, dan gas.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan perubahan suhu.
Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari sekitarnya dan mendinginkan
lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi, air melepaskan energi dengan lingkungannya,
pemanasan lingkungan. Siklus air secara signifikan berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan
ekosistem di Bumi. Bahkan saat air dalam reservoir masing-masing memainkan peran penting,
siklus air membawa signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita.
B.Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan siklus hidrologi?


2. Komponen apa saja yang ada di dalamnya ?
3. Bagaimana cara menghitungnya?
4. Dimana posisi air tanah dalam siklus hidrologi tersebut?

C.Tujuan

1. Untuk memahami pengertian siklus hidrologi


2. Untuk memahami Komponen siklus hidrologi
3. Untuk memahami Bagaimana cara menghitung siklus hidrologi
4. Untuk memahami Dimana posisi air tanah dalam siklus hidrologi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah proses kontinyu di mana air bergerak dari bumi ke atmosfer
dan kemudian kembali ke bumi lagi (Triatmodjo, 2008). Air di permukaan tanah dan
laut menguap ke udara akibat energi panas matahari. Laju dan jumlah penguapan
bervariasi, terbesar terjadi di dekat garis ekuator, di mana radiasi matahari lebih kuat.
Uap air tersebut bergerak dan naik ke atmosfer. Dalam keadaan yang
memungkinkan uap tersebut mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik
air yang membentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh ke bumi
sebagai presipitasi berupa hujan atau salju. Presipitasi tersebut ada yang jatuh di
samudera, di darat, dan sebagian langsung menguap kembali sebelum mencapai ke
permukaan bumi.

Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi menyebar ke berbagai arah dengan


beberapa cara. Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh tumbuh-tumbuhan (intersepsi)
dan sisanya sampai ke permukaan tanah. Sebagian air yang sampai ke permukaan
tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lainnya akan mengalir di
atas permukaan tanah sebagai aliran permukaan atau surface runoff. Aliran ini mengisi
cekungan tanah, danau, masuk ke sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Air yang
meresap ke dalam tanah sebagian
mengalir di dalam tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian keluar sebagai
mata air atau mengalir ke sungai dan akhirnya kembali lagi menuju laut. Proses ini
berlangsung terus menerus dan disebut siklus hidrologi. Gambar 1. menunjukkan
siklus hidrologi.
B.Komponen Siklus Hidrologi

Menurut Kodoatie (2012) proses perjalanan air dalam siklus hidrologi seperti

ditunjukkan pada Gambar 1, adalah:

1. Penguapan/evaporasi: Proses ini terjadi pada laut, danau, waduk, rawa,sungai, tambak dan
lain-lain.

2. Evapotranspirasi: yaitu suatu proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk kebutuhan
hidupnya, kemudian terjadi penguapan pada tanaman tersebut.Proses pengambilan air oleh akar
tanaman disebut transpirasi, sedangkan proses penguapan pada tanaman akibat dari sinar
matahari disebut evaporasi.

3. Hujan/salju turun: Uap air dari proses evaporasi dan evapotranspirasi diatmosfir akan berubah
menjadi cairan akibat proses kondensasi, tetesan air yang terbentuk tersebut saling berbenturan
satu dengan yang lainnya dan terbawa oleh angin sampai berubah menjadi butir-butir air. Butir-
butir air tersebut akan terakumulasi dan semakin berat, sehingga secara gravitasi akan turun ke
bumi.

4. Air hujan di tanaman: Air hujan yang terjadi akan langsung jatuh (throughflow) atau mengalir
melalui batang tanaman (stem flow) serta air hujan tersebut ada yang tertinggal di atau jatuh dari
daun (drip flow). Perlu waktu yang relatif lama untuk air hujan mencapai tanah apabila tanaman
tersebut cukup rimbun.

5. Aliran permukaan (run-off): Aliran yang bergerak di atas permukaan tanah.Secara alami air
akan mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah,dari gunung ke lembah, kemudian
menuju ke daerah lebih rendah, sampai ke pantai dan akhirnya bermuara ke laut atau ke danau.

6. Banjir/genangan: Banjir dan genangan terjadi akibat dari luapan sungai atau daya tampung
drainase yang tidak mampu mengalirkan air.

7. Aliran sungai (river flow): Aliran permukaan mengalir menuju daerah tangkapan air atau
daerah aliran sungai menuju ke sistem jaringan sungai.Aliran dalam sistem sungai akan mengalir
dari sungai kecil menuju sungai yang lebih besar dan berakhir di mulut sungai (estuari), tempat
sungai dan laut bertemu.

8. Transpirasi: Proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidup dari
tanaman tersebut.

9. Kenaikan kapiler: Air dalam tanah mengalir dari aliran air tanah karena mempunyai daya
kapiler untuk menaikkan air ke vadose zone menjadi butiran air tanah (soil moisture), demikian
juga butiran air tanah ini naik secara kapiler ke permukaan tanah.

10. Infiltrasi: Sebagian dari air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (soil water).

11. Aliran antara (interflow): air dari soil water yang mengalir menuju jaringan sungai, waduk,
situ-situ dan danau.

12. Aliran dasar (base flow): aliran air dari ground water yang mengisi system jaringan sungai,
waduk, situ-situ, rawa dan danau.

13. Aliran run-out: aliran dari ground water yang langsung menuju ke laut.
14. Perkolasi: Air dari soil moisture di daerah vadose zone yang mengisi aliran air tanah.

15. Kenaikan kapiler: aliran dari air tanah (ground water) yang mengisi soil water.

16. Return flow: aliran air dari soil water/vadoze zone menuju ke permukaan tanah.

17. Pipe flow (aliran pipa): aliran yang terjadi dalam tanah.

18. Unsaturated throughflow: aliran yang melewati daerah tidak jenuh air.

19. Saturated flow: aliran yang terjadi pada daerah jenuh air.

C.Menghitung Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang dihasilkan dibawa oleh
udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut terkondensasi
membentuk awan, pada akhirnya dapat menghasilkan presipitasi. Presipitasi jatuh ke bumi
menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi
tersebut sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi
ke atmosfir oleh penguapan (evaporasi) dan pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman. Sebagian air
mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah menuju sungai, sementara
lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah menjadi bagian dari air
tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air permukaan (surface
streamflow) maupun air dalam tanah bergerak ke tempat yang lebih rendah yang dapat mengalir
ke laut. Namun, sejumlah besar air permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer
oleh penguapan dan pemeluhan (transpirasi) sebelum sampai ke laut

Metode Analisis

a. Metode Aritmatik

Metode ini menggunakan perhitungan curahhujan wilayah dengan merata-ratakan semua jumlah
curah hujan yang ada pada wilayah tersebut. Metode rata-rata aritamatik ini adalah cara yang
paling mudah diantara cara lainnya (poligon dan isohet). Digunakan khususnya untuk daerah
seragam dengan variasi CH kecil. Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak untuk lama
waktu tertentu dari semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya. Kemudian hasil
penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata curah hujan
di daerah tersebut. Menurut Sosrodarsono (2003), secara matimatik ditulis persamaan sebagai
berikut :

Rave = R1 + R2 + R3+........Rn

Di mana :

Rave = curah hujan rata-rata (mm)

n = jumlah stasiun pengukuran hujan

R1….Rn = besarnya curah hujan pada masing-masing stasiun (mm)

b. Metode Thiessen Poligon

Rata-rata terbobot (weighted average), masing-masing stasiun hujan ditentukan luas daerah
pengaruhnya berdasarkan poligon yang dibentuk (menggambarkan garis-garis sumbu pada garis-
garis penghubung antara dua stasion hujan yang berdekatan). Cara ini diperoleh dengan
membuat poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun
hujan. Dengan demikian tiap stasiun penakar Rn akan terletak pada suatu poligon tertentu An.
Dengan menghitung perbandingan luas untuk setiap stasiun yang besarnya = An/A, dimana A
adalah luas daerah penampungan atau jumlah Cara ini untuk daerah yang tidak seragam dan
variasi CH besar Sosrodarsono (2003). Menurut Shaw (1985) dalam Mahbub, (2002) cara ini
tidak cocok untuk daerah bergunung dengan intensitas CH tinggi. Dilakukan dengan membagi
suatu wilayah (luasnya A) ke dalam beberapa daerah-daerah membentuk poligon (luas masing-
masing daerah ai). Menurut Sosrodarsono (2003), secara matimatik ditulis persamaan sebagai
berikut :

Rata-rata CH = R1(a1/A) + R2(a2/A) + R3(a3/A) + . . . + Rn(ai/A)

dimana R = jumlah curah hujan pada penakar/stasiun di daerah a


Jawaban :

Soal 1

Suatu DAS terdapat lima stasiun pengamatan curah hujan dengan curah selama 24 jam sebesar
23,5 ;27,8; 28,4; 22,6; dan 32,0 mm. Hitunglah curah hujan DAS tersebutselama 24 jam ?

Rave = R1 + R2 + R3+........Rn

Rave = 23,5 + 27,8 + 28,4 + 22,6 + 32,0

= 126,3 mm

= 26,86 mm

Soal 2

Stasiun
Curah Hujan Curah
Pengamatan Luas (km2) Rasio Luas
(pi) Hujan (P)
(t)

1 100 0,14 85 11,9

2 120 0,17 26 4,42

3 150 0,20 34 6,8

4 160 0,21 76 15,96

5 180 0,25 56 14

Total 710 53,08


Langkah Pertama Menghitung Rasio Luas dengan Rumus:

Luas ai

Luas A

Dimana : a =Luas Wilayah

A = Luas Total Wilayah

ai 1= 100

710

= 0,14

ai 2= 120

710

= 0,17

ai 3= 150

710 = 0,20

ai 4= 160

710

= 0,21
ai 5= 180

710

= 0,25

Stasiun
Curah Hujan
Pengamatan (t) Rasio Luas Curah Hujan (P)*
(pi)

1 0,14 85 11,9

2 0,17 26 4,42

3 0,20 34 6,8

4 0,21 76 15,96

5 0,25 56 14

Total 53,08

Curah Hujan (P) * = rasio luas x curah hujan (pi)

Menghitung Curah Hujan Rata-Rata Cara Poligon Menggunakan Persamaan :

Rata-rata CH = R1(a1/A) + R2(a2/A) + R3(a3/A) + . . . + Rn(ai/A)

= 0,14 x 85 + 0,17 x26 + 0,20 x 34 + 0,21 x 76 + 0,25 x 56

= 11,9 + 4,42 + 6,8 + 15,96 + 14

= 53,08 mm
Analisis Jawaban :

a. Data yang di didapat dari suatu DAS (Daerah Aliran Sungai) pada lima stasiun yaitu
stasiun 1, 2, 3, 4, dan 5 pada curah hujan dengan curah 24 jam sebesar 23,5 ;27,8; 28,4; 22,6; dan
32,0 mm, data tersebut kemudian dihitung intensitas curah hujan, dengan menggunakan
cara Arithmatic Mean sehingga dapat diketahui perhitungan metode analisis Arithmatic
Mean pada ke lima stasiun pengamatan curah hujan, terlihat bahwa total curah hujan (R) selama
24 jam yaitu sebesar 26,86 mm/ hari. Hasil analisis Arithmatic Mean mewakili gambaran
ketersediaan air di Daerah A.

b. Hasil perhitungan menggunakan metode analisis Thiessen Polygon pada lima stasiun
pengamatan curah hujan, hasil perhitungan Thiessen Polygon harian pada masing-masing stasiun
pengamatan yaitu, perhitungan pada stasiun pengamatan 1 memperlihatkan bahwa curah hujan
sebesar 11.9 mm/hari. Perhitungan pada stasiun pengamatan 2 memperlihatkan bahwa curah
hujan sebesar 4,42 mm/hari. Perhitungan pada stasiun pengamatan 3 memperlihatkan bahwa
curah hujan sebesar 6,8 mm/hari. Perhitungan pada stasiun pengamatan 4 memperlihatkan
bahwa curah hujan sebesar 15,96 mm/hari. Perhitungan pada stasiun pengamatan 5
memperlihatkan bahwa curah hujan sebesar 14 mm/hari. Sehingga dapat diketahui perhitungan
metode analisis Thiessen Polygon pada ke lima stasiun pengamatan curah hujan, terlihat bahwa
total hujan selama 24 jam sebesar 53,08 mm/hari. Hasil analisis Thiessen Polygon mewakili
gambaran ketersediaan air di Daerah A.

D.Posisi Air Tanah Di Siklus Hidrologi

Asal Air Tanah Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan
terletak pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan, sungai,
danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi bersama-sama dengan
batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan terdapat air yang terjebak oleh
batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang biasanya asin air volkanik – panas dan
mengandung sulfur. (klastik.wordpress.com/2008/03/27/dari-mana-asal-air-tanah/ Pembentukan

Air TanahAir tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air
permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan
kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air
tanah. Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu
berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer;
penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan,
pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari
daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta
komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis
batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di
permiukaan. Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air
permukaan, demikian sebaliknya. (iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html )

Mutu Air Tanah Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air
tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan
yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi
intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan,
pembuangan libah, dll. Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat
pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar,
maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer,
besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun
akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah
perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran,
apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar
adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases).
(iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html ) Siklus Air (Siklus Hidrologi) Defenisi
tentang air tanah diatas menunjukkan keterkaitan erat dengan air permukaan (sungai, rawa, dan
danau).

Oleh karena itu, air tanah merupakan bagian dari siklus air (the water cycle). Gambar
Siklus Hidrologi Siklus Hidrologi Proses Siklus Hidrologi Jika hari hujan maka air akan turun ke
permukaan bumi. Air ini sebahagian akan mengalir ke permukaan bumi menuju ke daerah yang
lebih rendah dan bermuara di laut atau di danau. Sebahagian lagi akan terserap oleh bumi dan
“mengalir” di dalam tanah atau tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah. Air yang telah
sampai di laut ataupun di danau jika dikenai oleh sinar matahari akan menguap dan bergabung
membentuk awan.

Oleh karena adanya perbedaan tekanan dan temperatur di atas permukaan bumi maka
terjadilah perpindahan udara atau pergerakan udara yang kita sebut angin. Angin ini akan
membawa gumpalan-gumpalan awan ke daerah yang lebih rendah temperatur tekanannya. Jika
awan yang dibawa oleh angin ini melalui daerah pegunungan, maka gerakannya akan terhalang
dan didorong untuk naik lebih tinggi lagi. Karena temperatur akan semakin rendah apabila
semakin tinggi dari permukaan laut, maka awan yang mengandung uap air tadi mencapai titik
embunnya dan terbentuklah butiran-butiran air yang kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai air
hujan. Air hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke daerah yang lebih rendah, dan
sebahagian diserap oleh bumi. Kemudian terus ke laut atau ke danau dan apabila kena sinar
matahari akan menguap ke udara dan membentuk awan. Awan akan berkumpul dan kemudian
dibawa oleh angin dan mengembun dan berubah menjadi hujan. Begitulah seterusnya siklus dari
air yang berulang secara bergantian. (herrywidayat.wordpress.com/2009/01/09/115/ ) Gerakan
Air Tanah Pergerakan air di bawah tanah dengan sumber airnya adalah air hujan dapat
digambarkan dalam beberapa tahapan berikut: --> sebidang tanah alami yang permukaannya
ditumbuhi rerumputan dan sebatang pohon besar --> Ketika turun hujan, air hujan mulai
membasahi permukaan tanah --> Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan
pori-pori, rongga-rongga dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa merembes
atau meresap ke dalam tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman beberapa puluh meter. --> Air
yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai
lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak
memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel.
Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang
sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel yang berisi air). --> Karena air tak bisa lagi
turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi ruang di antara butiran batuan di atas lapisan
aquitard. --> Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi rongga-
rongga antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring
dengan berhentinya hujan. --> Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah.
Sementara air yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan
Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut
zona saturasi air. Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water table tersebut — selalu
mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi. Zona Saturasi Air (
faridhendrapradana.wordpress.com) Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah
juga bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya
mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran
dan agihanya,sifat sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkunganya,
termasuk hubunganya denganmahluk hidup. Massa air di Bumimasih cukup
konstan sepanjang waktu tetapi pembagian air ke dalam waduk besar es, airtawar,
air asin dan air di atmosfer adalah variabel yang tergantung pada berbagai
variabeliklim. Air bergerak dari satu waduk yang lain, seperti dari sungai ke laut,
atau dari laut keatmosfer, oleh proses pengupan (evaporation), pengembunan
(condensation),curah hujan(precipitation), resapan (infiltration), aliran permukaan
(runoff), dan aliran bawah permukaan(subsurface flow).

B.Saran

Mata kuliah hidrologi kedepanya mudah mudahan sering mengangkat studi kasus
mengenai air dan menganalsis nya tidak hanya sekedar teori teori dasar mengenai
hidrologi
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. SIKLUS AIR. Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air. Diakses Pada 20


September 2012.

Organisasi Orang Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia . 2008. Jenis/Macam Siklus
Hidrologi. Diambil dari
http://organisasi.org/jenis-macam-siklus-hidrologi-siklus-air-pendek-sedang-panjang-
di-bumi. Diakses Pada 21 September 2012.

Smart Klik. 2010. Pengertian Siklus Hidrologi. Diambil dari


http://www.g-excess.com/34757/pengertian-siklus-hidrologi/. Diakses Pada 21
September 2012.

Chay Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: GadjahMada
University Press.

David Keith Todd. 1980. Ground Water Hydrology. New York: John Wiley & Sons, Inc.Ersin
Seyhan. 1995. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress

Anda mungkin juga menyukai