Anda di halaman 1dari 13

Kesetimbangan Ion Dalam Larutan Asam Dan Basa

14 January 2016 nellaagustin Materi

1.

Kesetimbangan Air

Air merupakan elektrolit yang sangat lemah karena sebagian kecil molekul air terionisasi dengan reaksi:

Reaksi ionisasi air ini merupakan reaksi kesetimbangan sehingga berlaku hukum kesetimbangan:

Nomor 1
Jika 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dicampurkan dengan 100 mL larutan
CH3COONa 0,2 M (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5) maka pH larutan tersebut
adalah...
A. 3,25
B. 5,35
C. 6,25
D. 7,75
E. 9,95
Pembahasan
Perhatikan bahwa data konsentrasi (kemolaran) tersebut adalah
sebelumpencampuran. Oleh karena itu, untuk perhitungan digunakan mol
atau mmol.
mmol CH3COOH = V x M = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol
mmol CH3COONa = V x M = 100 mL x 0,2 M = 20 mmol
[H+] = Ka x (mmol CH3COOH / mmol CH3COONa) = 1,8 x 10+5 x (5/20) = 4,5 x
10-6 M
pH = - log[H+] = - log [H+] = - log (4,5 x 10-6) = 6 - 0,65 = 5,35.
Jadi pH campuran = 5,35

Jawaban: B
Nomor 2
Gelas kimia I berisi larutan HCOOH 0,2 M dan gelas kimia II berisi larutan
(HCOO)2Ba 0,3 M. Perbandingan volume gelas kimia I dan gelas kimia II untuk
menghasilkan pH larutan penyangga = 5 adalah.... (Ka HCOOH = 2 x 10-4).
A. 3 : 4
B. 3 : 5
C. 3 : 15
D. 3 : 20
E. 3 : 25
Pembahasan
pH = 5 sehingga [H+] = 10-pH = 10-5
mmol HCOOH = V1 x M = 0,2 V1 mmol
mmol (HCOO)2Ba = V2 x M = V2 x 0,3 M = 0,3 V2
Perhatikan bahwa jumlah anion atau basa konjugasi yaitu HCOO - yang diikat
adalah 2 sehingga:
[H+] = Ka x (mol HCOOH / mol (HCOO)2Ba
10-5 = 2 x 10-4 x (0,2V1) / (2 x 0,3V2)
V1 / V2 = (6 x 10-6) / (4 x 10-5) = 3/20
Jadi perbandingan V1 dan V2 adalah 3 : 20
Jawaban: D
Nomor 3
Sebanyak 3,4 g gas NH3 dilarutkan dalam 1 L air. Kemudian kedalam larutan
tersebut ditambahkan 5,35 g garam salmiak (NH 4CL). pH campuran tersebut
adalah... (Kb NH3 (aq) = 1,8 x 10-5, Mr = 17, dan Mr NH4CL = 53,5)
A. 5,26
B. 7,56
C. 9,56
D. 11,23
E. 12
Pembahasan
mol NH3 = m / Mr = 3,4 / 17 = 0,2 mol.
mol NH4Cl = m / Mr = 5,25 / 53,5 = 0,1 mol
[OH-] = Kb x (mol NH3 / mol NH4Cl) = 1,8 x 10-5 x (0,2/0,1) = 3,6 x 10-5 M
pOH = - log [OH-] = - log (3,6 x 10-5) = 5 - log 3,6
pH = 14 - pOH = 14 - (5 - log 3,6) = 9,56
Jadi pH campuran = 9,56
Jawaban: C
Nomor 4
Jika 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 20 mL larutan NaOH
0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5), maka pH setelah bereaksi adalah...
A. 4,14
B. 5,41
C. 6,60
D. 7,13
E. 7,77
Pembahasan
mmol CH3COOH = V x M = 100 x 0,1 = 10 mmol

mmol NaOH = V x M = 20 x 0,1 = 2 mmol


Mula-mula
Reaksi
mmol
Sisa
mmol

CH3COOH (q) + NaOH (aq) ----> CH3COONa (aq) + H2O (l)


10 mmol
2 mmol
2 mmol
2 mmol
2 mmol
2
10 - 2 = 8 mmol

2 mmol

[H+] = Kb x (mmol CH3COOH sisa / mmol CH3COONa) = 1,8 x 10-5 x (8/2) = 7,2
x 10-5 M
pH = - log [H+] = - log (7,2 x 10-5 = 5 - log 7,2 = 4,14
Jadi pH setelah reaksi = 4,14
Jawaban: A
Nomor 5
Terdapat 1 L larutan penyangga yang dibentuk oleh NH 4OH 0,1 M (Kb NH4OH
= 1,8 x 10-5) dan NH4CL 0,1 M. pH larutan penyangga tersebut adalah...
A. 3,23
B. 4,67
C. 6,67
D. 8,67
E. 9,26
Pembahasan
Agar terlihat pengaruh konsentrasi akibat pengenceran, digunakan perumusan
sebagai berikut:
[OH-] = Kb x [b] / [a] = 1,8 x 10-5 x (0,1) / (0,1) = 1,8 x 10-5 M
pOH = - log [OH-] = 5 - log 1,8
pH = 14 - pOH = 9 + log 1,8 = 9 + 0,26 = 9,26
Jadi pH larutan penyangga adalah 9,26.
Jawaban: E
Nomor 6
Terdapat 1 L larutan penyangga yang dibentuk oleh NH 4OH 0,1 M (Kb NH4OH
= 1,8 x 10-5) dan NH4CL 0,1 M. pH larutan penyangga jika diencerkan dengan
9 L air.adalah...
A. 3,23
B. 4,67
C. 6,67
D. 8,67
E. 9,26
Pembahasan
Setelah diencerkan dengan 9 L air, volumenya menjadi 10 L.
[NH4Cl] = (V x M1) / volume total = (1 L x 0,1 M) / 10 L = 0,01 M
[OH-] = Kb x [b] / [g] = 1,8 x 10-5 x (0,01 / 0,01) = 1,8 x 10-5 M
pOH = - log [OH-] = 5 - log 1,8
pH = 14 - pOH = 9 + log 1,8 = 9,26
Jadi pH pengenceran adalah 9,26

Kesetimbagan Ion dalam Larutan

Kesetimbangan larutan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari


serta berbagai proses biologi dan lingkung.Contohnya,ketika anda
melarutkan tablet vitamin C ke dalam air.Mengapa tablet harus
dilarutkan?
Reaksi-reaksi
biokima
(reaksi
kimia
dalam
tubuh
makhluk
hidup)kebanyakan hanya dapat berlangsung pada pH tertentu.Untuk
manusia dan hewan-hewan vertebrata,pH cairan tubuh yang ideal adalah
7,4sebagaian besar enzim-enzim (katalis pada reaksi biokimia) bekerja
secaram optimal pada pH 7,4.Jika pH darah berada di luar harga 7,4
+0,4,hemoglobin tidak mampu mengikat gas oksigen pada paruparu.Mahabesar tuhan yang maha esa yang telah menyediakan larutan
penyaga dalam tubuh kita semua,sekalipun seseorang itu tidak
mempelajari ilmu Kimia.
Semua
itu
merupakan
contoh
aplikasi
dari
kesetimbangan
larutan.Dapatkah anda menyebutkan aplikasi lain yang erat hubungan
dengan kesetimbangan larutan? Dalam bab ini,anda dapat mempelajari
kesetimbangan ion dalam larutan penyangga ,larutan garam
terhidrolisis,dan larutan dari garam yang sukar larut.

A.Larutan penyangga
Sebagai besar reaksi kimia industri maupun dalam tubuh manusia
memerluka pH yang stabil.Agar kondisi pH reaksi tidak berubah ,biasanya
digunakan larutan penyangga.Apa yang dimaksud dengan larutan
penyangga?

1.campuran penyangga
Larutan penyangga dapat dibentuk melalui beberapa cara,yaitu campuran
asam lemah dan basa konjugasinya serta campuran basa lemah dan asam
kinjugasinya.

2.Sifat

Larutan

penyangga

Apakah yang akan terjadi ke dalam larutan penyamgga ditambahkan


sedikit asa,sedikit basa,atau pengeceran?Apakah pH larutan berubah
ataukah tetap?pengaruh penambahan sedikit asam,sedikit basa.

3.Prinsip kerja Larutan penyangga


Pada pembasahan sebelum ,anda telah mempelajari bahwa pH larutan
penyangga tidak berubah dengan penambahan air,sedikit asa,atau sedikit
basa.

4.Fungsi Larutan penyangga


Sistem larutan penyangga banyak di gunakan dalam reaksi-reaksi
kimia,Misalnya,rekasi kimia yang banyak digunakan dalam bidang
kesehatan dan reaksi kimia pada tumbuhan,hewan,maupun pada tubuh
manusia.

materi tentang larutan asam basa,Kesetimbangan Ion-Ion dalam


Larutan,Sistem Koloid
Leave a reply

Larutan Asam dan Basa

Teori asam basa

ARRHENIUS
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
LEWIS
Asam adalah aseptor pasangan elektron dan Basa adalah donor pasangan electron

kekuatan asam basa


larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing
zat
penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan ini dibedakan atas :
1. ELEKTROLIT KUAT
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat
terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha =1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a. Asam-asam kuat, seperti :
HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH,Ca(OH) 2, Ba(OH) 2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti:
NaCl, KI, Al2(SO4) 3 dll.

2. ELEKTROLIT LEMAH
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga
derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH) 2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dll.

3.Larutan non elektrolit


adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat
terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
Larutan urea Larutan sukrosa
Larutan glukosa
Larutan alkohol dan lain-lain

Perhitungan PH

Eksponen Hidrogen
Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman.
Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.
pH = log [H+]
Untuk air murni (25oC): [H+] = [OH-] = 10-7 mol/l
pH = log 10-7 = 7
Atas dasar pengertian ini, ditentukan:
Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada suhu kamar: pKw = pH + pOH = 14
*Menyatakan pH Larutan Asam
Untuk menyatakan nilai pH suatu larutan asam, maka yang paling awal harus ditentukan (dibedakan)antara
asam kuat dengan asam lemah.
1. pH Asam Kuat= 1), Bagi asam-asam kuat ( alpha maka menyatakan nilai pH larutannya dapat dihitung
langsung
dari konsentrasi asamnya (dengan melihat valensinya).
2. pH Asam Lemah
Bagi 1 (0 asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya alpha < alpha < 1) maka besarnya
konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan secara langsung dari konsentrasi asamnya (seperti halnya asam
kuat). Langkah awal yang harus ditempuh adalah menghitung besarnya [H+] dengan rumus
[H+] = V Ca . Ka)
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
*Menyatakan pH Larutan Basa
Prinsip penentuan pH suatu larutan basa sama dengan penentuan pH larutam asam, yaitu dibedakanuntuk
basa kuat dan basa lemah.
1. pH Basa Kuat
= 1), maka Untuk menentukan pH basa-basa kuat (alpha terlebih dahulu dihitung nilai pOH larutandari

konsentrasi basanya.
2. pH Basa Lemah
Bagi basa-basa lemah, karena harga derajat ionisasinya alpha=1, maka untuk menyatakan konsentrasi ion
OH- digunakan rumus:
[OH-] = V.(Cb . Kb)
dimana:
Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

Titrasi Asam Basa

A.Pengertian

Titrasi asam basa suatu prosedur dalam analisis kimia untuk menentukan konsentrasi / kemolaran larutan
asam / basa. Hal ini dilakukan dengan meneteskan larutan standar asam / basa yang kemolarannya sudah
diketahui ke dalam larutan asam / basa yang kemolarannya akan di tentukan menggunakan buret.
Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekivalen, yakni dimana asam /basa habis
bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator yang harus berubah warna
di sekitar titik tersebut. Titik dimana perubahan warna indikator terjadi disebut titik akhir titrasi.

B.Rumus Umum Titrasi


Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini
dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat
kita tulis sebagai:
N x V asam = N x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau
jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
n x M x V asam = n x V x M basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa)

Kesetimbangan Ion-Ion dalam Larutan

Kurva Titrasi Asam Basa

Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada


beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi tergantung pada
kekuatan asam dan basa yang direaksikan.

A. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat

B. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah

C. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat

D. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah

Larutan penyangga

adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak
banyak berubah selama reaksi

kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan

penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat
atau basa kuat.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

Larutan penyangga yang bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat
dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah
yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium,
kalsium, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat
dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih

Menghitung pH Larutan Penyangga


A. Larutan Penyangga Asam
Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya, misalnya CH3COOH dengan CH3COO. Kita ketahui
bahwa hampir semua ion CH3COO dalam larutan berasal dari garam sebab CH3COOH hanya sedikit
sekali yang terionisasi
CH3COOH CH3COO + H+

B. Larutan Penyangga Basa


larutan yang mengandung basa lemah dengan asam konjugasinya. Misalnya, NH3 dan NH4 + yang
berasal dari garam (James E. Brady, 1990).
NH3 + H2O NH4+ + OH

Sistem Koloid
A. Sistem Koloid
Pengertian Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya


terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem
koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat
larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu
karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat
dalam keadaan koloid.
B.Sifat Sifat Koloid
1. Efek Tyndal
Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya bila
cahaya dilewatkan ke dalamnya
Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar matahari
melalui celah dedaunan
2. Gerak Brown
Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid
Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris)
Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid.
3. Elektroforesis
Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang menunjukkan
bahwa partikel koloid bermuatan listrik
Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif)
Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode
negatif)
4. Adsorbsi
Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada permukaannya
Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik
5. Dialisis
Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana
menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus kambing)
Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah

C. Jenis-Jenis Koloid

D.Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya.
Beberapa jenis koloid:

Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair
disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat
disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).

Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol
sabun, sol detergen dan tinta).

Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu
tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).

Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam,
alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).

Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).

About these ads


Share this:

Air murni mempunyai konsentrasi yang tetap sehingga hasil kali dari konsentrasi air murni dengan K
akan menghasilkan nilai yang tetap.

Oleh karena nilai K[H2O] tetap, tetapan kesetimbangan air dinyatakan sebagai tetapan ionisasi air dan
diberi lambang Kw.

Nilai tetapan ionisasi air tetap pada suhu tetap. reaksi ionisasi air merupakan reaksi endoterm sehingga
bila suhunya naik, nilai Kw akan semakin besar. Pada suhu 25oC, nilai Kw adalah 10-14. Persamaan reaksi
ionisasi air berikut,

menunjukkan bahwa [H+] = [OH]

Anda mungkin juga menyukai