Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN 12

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I

ISOTHERM ADSORBSI FREUNDLICH

Yang dibina oleh Bapak Sumari dan Bapak Ridwan Joharmawan

Oleh :
Kelompok 8

Mira Nur Fadhilah (140332604554)


M. Ilham Ramadhana (140332602141)
Nurakhma Yuniawati (140332600586)**

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2016
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ISOTERM ADSORBSI FREUNDLICH

A. TUJUAN
Membuat kurva dan menentukan tetapan dalam isotherm adsorpsi
menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam asetat dan karbon aktif.

B. DASAR TEORI

Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada


permukaan zat lain, sebagai akibatdari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut.
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena
tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini
menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi
berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam
absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada
permukaannya.
Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan
daerah tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate).
Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada
beberapa faktor, seperti:

1. Jenis adsorben,
Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat
polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang
kurang polar.

2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi,


3. Luas permukaan adsorben,
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik
penting karbon aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban.
Ukuran partikel karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat
adsorbsi naik dengan adanya penurunan ukuran partikel. Oleh karena
itu adsorbsi menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon)
lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC
(Granular Acivated Carbon). Kapasitas total adsorbsi karbon
tergantung pada luas permukaannya. Ukuran partikel karbon tidak
mempengaruhi luas permukaanya. Oleh sebab itu GAC atau PAC
dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.

4. Konsentrasi zat terlarut,


Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap
pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak
larut.

5. Temperatur (Suhu).
Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan
turun diikuti dengan penurunan temperatur.

Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya


zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan
konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan
isoterm adsorbsi ini dinyatakan sebagai:
X/m =k.Cn ............................(1)

Dalam hal ini :


X = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai
kesetimbangan adsorpsi
k dan n= tetapan,

maka persamaan (1) menjadi :

logX/m=logk+nlogC .............................(2)

Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi


menuruti Isoterm Freundlich, maka aluran logX/m terhadap log C akan
merupakan garis lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n (Tim
Dosen Praktikum KimiaFisik,2016).
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam
kesetimbangan diplot sebagai kordinat dan konsentrasi adsorbat dalam
adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien
(slope) n dan intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas dan
efisiensi suatu adsorben dalam menyerap air.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
1. Cawan porselin 1buah
2. Labu erlemeyer bertutup 250mL 8buah
3. Labu erlenmeyer 150ml 6buah
4. Pipet 10ml 1buah
5. Buret 25ml 1buah
7. Corong 2buah
8. Pengaduk 1buah
9. Neraca analitik 1buah
10. Kertas saring 6buah
11. Statif 1buah
12. Stopwatch 1buah
13. Alat Pengaduk 1 buah

2. Bahan
1. Larutan asam asetat 0,25N ; 0,135 N ; 0,055 N ; 0,035 N
2. Adsorben arang atau karbon
3. Larutan standar NaOH 0,1M
4. Indikator Phenolptalin (pp)
5. Larutan Asam Oksalat 0,05 M
D. PROSEDUR PERCOBAAN

1
didinginkan

Arang dimasukkan ke dalam


Arang dipanaskan Erlenmeyer bertutup

0,25 N 0,135 N 0,055 N NaOH


0,035 N

Setiap 10 mL CH3COOH
di titrasi tiap-tiap
konsentrasi.

CH3COOH

3 4

0,25 N 0,135 N 0,25 N 0,135 N

0,055 N 0,035 N 0,055 N 0,035 N

Menyiapkan masing-masing Asam asetat 100 mL


100mL larutan CH3COOH dimasukkan ke dalam
0,25N ; 0,135 N ; Erlenmeyer yang telah berisi
0,055 N dan 0,035N arang
5

0,25 N 0,135 N 0,055 N 0,035 N

disaring

Diambil 10 mL (untuk
NaOH
konsentrasi 0,25 N)

Diambil 25 mL (untuk
konsentrasi 0,135 N)

Diambil 50 mL (untuk
konsentrasi 0,055 N dan
0,035 N)

CH3COOH Kemudian ditritasi untuk


mendapatkan konsentrasi
setelah mengalami adsorpsi
E. DATA PENGAMATAN
Hasil pengujian isotherm adsorpsi Freundlich dengan arang sebagai
adsorben dan larutan asam asetat sebagai adsorbat adalah sebagai berikut.
Konsentrasi asam oksalat sebesar 0,05 M
Konsentrasi NaOH sebesar 0,05 M

Standarisasi Asam asetat setelah penambahan karbon aktif

No. Konsentrasi Volume Volume Konsentrasi


Asam Asetat (N)
Asam asetat (N) Asam Asetat NaOH (mL)
akhir
Awal
(mL)
1. 0,250 10 4,0 0,200
2. 0,135 25 4,2 0,084
3. 0,055 50 3,8 0,038
4. 0,035 50 2,2 0,022

Tabel. Analisis Data


X
[asam] (N) X/m log X/m log C
No Massa (gram)
. (gram) C
Awal Akhir

1. 1,00 0,250 0,200 0,050 0,300 0,300 -0,523 -1,301

2. 1,00 0,135 0,084 0,051 0,306 0,306 -0,514 -1,292

3. 1,00 0,055 0,038 0,017 0,102 0,102 -0,991 -1,769

4. 1,00 0,035 0,022 0,013 0,078 0,078 -1,108 -1,886


F. ANALISA DATA
Percobaan yang dilakukan pada bab isotherm adsorpsi arang aktif adalah
dengan menggunakan larutan organik yaitu asam asetat dengan variasi 4
konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang yang telah diaktifkan
sebelumnya dengan cara dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin
besar sehingga dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas
permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun semakin tinggi. Dimana
penggerusan pada arang adalah cara memperluas permukaan adsorbennya.
Namun dalam percobaan kali ini telah disediakan arang aktifnya sehingga tidak
perlu memanaskan terlebih dahulu. Arang yang telah aktif digunakan untuk
mengadsorbsi asam asetat dengan varian konsentrasi yaitu konsentrasi 0,250N;
0,135N; 0,055N; dan 0,035N.

Dari data pengamatan diperoleh :


X
[asam] (N) X/m log X/m log C
No Massa (gram)
. (gram) C
Awal Akhir

1. 1,00 0,250 0,200 0,050 0,300 0,300 -0,523 -1,301

2. 1,00 0,135 0,084 0,051 0,306 0,306 -0,514 -1,292

3. 1,00 0,055 0,038 0,017 0,102 0,102 -0,991 -1,769

4. 1,00 0,035 0,022 0,013 0,078 0,078 -1,108 -1,886

Konsentrasi Awal Sebelum Penambahan Karbon


1. Konsentrasi asam asetat yang diperoleh dari titrasi 5 mL NaOH 0,5 N
(botol I)
V 1 N 1 =V 2 N 2

10 mL . N 1=5 mL . 0,5 N

N 2=0,25 N
2. Konsentrasi asam asetat yang diperoleh dari titrasi 5 mL NaOH 0,5 N
(botol II)
V 1 N 1 =V 2 N 2

10 mL . N 1=2,7 mL . 0,5 N

N 2=0,135 N

3. Konsentrasi asam asetat yang diperoleh dari titrasi 5 mL NaOH 0,5 N


(botol III)
V 1 N 1 =V 2 N 2

10 mL . N 1=1,1 mL . 0,5 N

N 2=0,055 N

4. Konsentrasi asam asetat yang diperoleh dari titrasi 5 mL NaOH 0,5 N


(botol IV)
V 1 N 1 =V 2 N 2

10 mL . N 1=0,7 mL . 0,5 N

N 2=0,035 N

Konsentrasi Akhir Setelah Penambahan Karbon


Konsentrasi akhir didapat dari perhitungan hasil titrasi asam asetat (yang
telah diadsorpsi) dengan NaOH

1. Konsentrasi asam asetat (botol I)


V 1 N 1 =V 2 N 2

10 mL . N 1=4 mL . 0,5 N

N 2=0,200 N

2. Konsentrasi asam asetat (botol II)


V 1 N 1 =V 2 N 2

25 mL . N 1=4,2 mL . 0,5 N

N 2=0,084 N

3. Konsentrasi asam asetat (botol III)


V 1 N 1 =V 2 N 2

50 mL . N 1=3,8 mL . 0,5 N

N 2=0,038 N

4. Konsentrasi asam asetat (botol IV)


V 1 N 1 =V 2 N 2

50 mL . N 1=2,2 mL . 0,5 N

N 2=0,022 N

Perhitungan Jumlah zat yang teradsorpsi (X) gram

X1 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
100
= 0,050 x 60 x 1000

= 0.300

X2 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
100
= 0,051 x 60 x 1000

= 0,306
X3 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
100
= 0,017 x 60 x 1000

= 0,102

X4 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
100
= 0,013 x 60 x 1000

= 0.078

Untuk menentukan nilai k dan n (ketetapan Freundlich), maka dapat dibuat


kurva log X/m (sumbu Y) terhadap log C (Sumbu X)

logX/m=log k + n log C

Tabel. Log X/m terhadap Log C

Log C Log X/m


Sumbu x Sumbu y
-1,301 -0,523
-1,292 -0,514
-1,769 -0,991
-1,886 -1,108
Membuat kurva (di Microsoft Excel)

Grafik log X/m vs log C


0
-2 -1.9 -1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2
-0.2

-0.4
Sumbu y
log X/m f(x) = 1x + 0.78 -0.6 Linear (Sumbu y)
R = 1
-0.8

-1

-1.2

log C

Grafik yang dihasilkan dari isotherm Adsorpsi Freaundlich adalah grafik


linier dengan persamaan liniernya yaitu :

Log X/m = n log C + log k


y = x + 0,778
dengan demikian diperoleh intersept grafik yaitu +0,778 sebagai nilai log
k. selain itu juga diperoleh gradient garis yaitu 1 sebagai nilai n.
log k =+0,778

k = 5,998

Dan nilai n = 1
Peritungan k (ketetapan Freundlich) (Manual)
Isotherm Adsopsi Freundlich selalu didapat kurva yang lurus, sehingga
kemiringannya (slope) bernilai 1 atau mendekati 1, yang berarti n = 1
Perhitungan k dengan menggunakan data 1

log k = - 0,523 [1(-1,301)]

log k = - 0,523 + 1,301

log k = 0,778

k = 5,998
G. KESIMPULAN
Dari percobaan isotherm adsopsi Freundlich yang sudah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Percobaan isotherm adsorpsi Freundlich menghasilkan kurva linier,
dengan n (slope) = 1
2. Nilai k (ketetapan Freundlich) pada percobaan ini sebesar 5,998
3. Konsentrasi asam asetat setelah diberi karbon aktif lebih kecil daripada
sebelum diberi karbon.

H. DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Aswanti Putri.2014. Kimia Fisika I: Isoterm Langmuir Dan


Freundlich, (online), (http://putriaswantihsn.blogspot.com/2014/01/kimia-
fisika-i-isoterm-langmuir-dan.html) diakses pada 15 Februari 2016

Sumari, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang : Jurusan


Kimia UM

Yulia.-.Isoterm Adsorbsi Karbon Aktif, (online),


(https://yulia4ict.wordpress.com/kimia/isoterm-adsorbsi-karbon-aktif-2/)
diakses pada 15 Februari 2016


I. JAWABAN PERTANYAAN

1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau khemisorpsi?


Jawab :
Pada percoban ini, merupakan proses adsorbsi fisik karena
memiliki ciri molekul yang terikat pada adsorben oleh
gaya Van Der Waals, mempunyai entalpi reaksi dan
bersifat tidak spesifik.
2. Apakah perbedaan antara kedua jenis adsorpsi ini ? Berikan contoh dari
kedua jenis adsopsi ini !
Jawab :
Adsorpsi fisika: reaksi yang berhubungan dengan gaya
Van Der Waals dan merupakan suatu proses bolak-balik
apabla daya tarik menarik natara zat terlarut dan adsorben
lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada
permukaan adsorben, tidak melibatkan energi aktivasi.
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu dibawah titik didih
adsorbat, Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan
fungsi adsorbat.
Contoh adsorpsi fisik yaitu adsorpsi oleh karbon aktif.

Adsorpsi kimia: reaksi yang terjadi antara zat padat dan


zat terlarut yang teradsorpsi, terjadi pemutusan dan
pembentukan ikatan kimia. Adsorpsi dapat terjadi pada
suhu tinggi, Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan
karakteristik adsorben dan adsorbat, melibatkan energi
aktivasi tertentu.
Contoh dari adsorpsi kimia yaitu ion exchange.

Anda mungkin juga menyukai