b. Sifat Kimia
Bersifat sebagai antioksidan, mencegah oksidasi berkataliskan
ion logam
Larut dalam air
(Puspasari, 2018)
B. Uji Karakteristik Mutu Sabun
Sabun yang tersebar di pasaran bila mendapatkan kualitas yang baik sesuai
ditetapkan Badan Standarisasi Nasional (BSN). Syarat mutu dibuat agar dapat
menggunakan produk yang memiliki mutu yang baik dan tidak dirugikan. Sifat-
sifat mutu yang paling penting pada sabun adalah total asam lemak, asam lemak
bebas[ dan alkali bebas. Syarat mutu sabun padat dan sabun cair menurut SNI 06-
3532-1994 dapat diuraikan dalam Tabel.2 sebagai berikut :
Tabel 2. Syarat Mutu Sabun Padat dan Cair
No. Uraian Sabun Padat Sabun Cair
1 Asam Lemak bebas (%) < 2,5 < 2,5
2 Alkali bebas (%)
Dihitung sebagai NaOH Maks 0,1 Maks 0,1
Dihitung sebagai KOH Maks 0,4 Maks 0,4
3 Kadar Air (%) Maks 15 Maks 15
(Fauzi dkk, 2019)
a. Penentuan kadar asam lemak bebas
Pengujian jumlah asam lemak menggunakan metode titrasi dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan:
mL NaOH : Volume titran NaOH
N NaOH : Normalitas larutan NaOH
BE NaOH : Berat ekivalen NaOH
(Surilayani dkk, 2019)
b. Penentuan kadar air
Penentuan berat air dihitung secara gravimetri berdasarkan selisih berat
contoh sebelum dan sesudah contoh dikeringkan (BSN 2015) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Kadar air =
Keterangan:
A : berat cawan kosong (g)
B : berat cawan dan contoh awal (g)
C : berat cawan dan contoh kering (g)
(Surilayani dkk, 2019)
c. Penentuan lemak tak tersabunkan
Pengujian jumlah asam lemak dilakukan berdasarkan BSN (2009), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
b0 = bobot contoh uji (g)
b1 = bobot hasil ekstrak pertama (g)
b2 = bobot hasil ekstrak kedua (g)
M = rata – rata relatif bobot molar dari asam lemak dalam sabun
V = volume larutan standar KOH 0,1 N yang digunakan dalam penentuan
keasaman pada ekstraksi pertama (ml)
(Khulafaurrasidin, 2018)
d. Analisis sensori
Analisis sensori pada produk sabun dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaan konsumen terhadap transparansi dan kesan pada kulit setelah
pemakaian sabun. Analisis ini dievaluasi oleh panelis tidak terlatih sebanyak
30 orang dengan cara melakukan cuci tangan dengan sediaan sabun. Skala
penilaian yang diberikan yaitu 1-5 dimana (1) tidak suka, (2) agak tidak
suka, (3) biasa, (4) agak suka dan (5) suka. Pemilihan kuisioner analisis
sensori mengacu pada penelitian Purnamawati (2006) (Surilayani dkk, 2019).
e. Analisis Data pada Analisis Sensori
Hasil pengujian mutu sabun yang diperoleh kemudian dilakukan
perbandingan dengan BSN (2016) untuk mengetahui mutu sabun padat
transparan, dan dilakuan analisis sensori untuk mengetahui respon panelis
terhadap sabun yang dihasilkan (Surilayani dkk, 2019).
Daftar Pustaka
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2009. Lemak Kakao. SNI 3748:2009. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2015. Pengujian Kadar Air pada Produk
Perikanan. SNI 3254.2:2015. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2016. Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-
3532-2016. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Fauzi, I. G., Indri, N. S., Miranda, P. D. G dan Rendi. A. 2019. Industri Sabun. URL
DOI :10.31227/osf.io/etbhx. Diakses pada tanggal 2 April 2021.