Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 1


(STK4227)

PERCOBAAN 1
FILTRASI

DOSEN PEMBIMBING : Primata Mardina, S. T., M. Eng., Ph.D.

OLEH:
KELOMPOK XV (LIMA BELAS)

ABDUL RAHMAN WAHID 1910814210009


AGITA PURNAWILDA 1910814320007
MUHAMMAD SIRAJUL HUDA 1910814310008
NI KADEK DEVI ANANDA SARASWATI 1910814220015

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2021
ABSTRAK

Filtrasi merupakan proses penghilangan partikel-partikel padatan dari sebuah fluida


dengan melewatkan fluida itu melalui media filter atau septum, dimana media filter adalah
penghalang yang membiarkan cairan lewat ketika menahan sebagian besar solid. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number, menentukan
filterability number dari media pasir silika yang tertahan ayakan 710 mikron dan 2000 mikron
serta membandingkan filterability number dari media pasir silika yang tertahan ayakan 710 mikron
dan 2000 mikron. Media filter yang digunakan adalah pasir silika ukuran 710 mikron dan 2000
mikron. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability
number, menentukan filterability number dari media pasir silika yang tertahan ayakan 710 mikron
dan 2000 mikron, serta membandingkan filterability number dari media pasir silika yang tertahan
ayakan 710 mikron dan 2000 mikron. Percobaan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
prosedur pendahuluan, persiapan media, persiapan suspensi dan test filterability. Faktor-faktor
yang mempengaruhi filterability number adalah headloss (H), lama waktu aliran (t), kecepatan
rata-rata aliran (v) dan konsentrasi dari inlet suspension (C ¿¿ 0)¿ . Nilai filterability number yang
didapat dari percobaan ini untuk pasir silika 710 mikron yaitu 0,1186. Sedangkan untuk pasir
kuarsa 2000 mikron yaitu 0,1058. Berdasarkan percobaan nilai filterability number yang terbaik
adalah pasir silika 710 mikron. Filterability number yang baik ditunjukkan oleh nilai F yang
tinggi.

Kata kunci: filterability number, filter, fitrasi, suspensi, ukuran partikel.

I-i
PERCOBAAN 1
FILTRASI

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number.
2. Menentukan filterability number dari media pasir silika yang tertahan ayakan
710 mikron dan 2000 mikron.
3. Membandingkan filterability number dari media pasir silika yang tertahan
ayakan 710 mikron dan 2000 mikron.

1.1.2 Latar Belakang


Filtrasi adalah operasi pemisahan campuran yang heterogen antara fluida
dan partikel padatan oleh media filter (septum) yang meloloskan fluida dan
menahan partikel-partikel padatan. Hal yang paling penting dalam filtrasi adalah
mengalirkan fluida melalui media berpori. Fluida mengalir melalui media filter
karena adalnya perbedaan tekanan pada media tersebut (Pinalla, 2011).
Fluida mengalir melalui dapat mengalir melalui media filter. Oleh karena
adanya perbedaaan tekanan perbedaan tekanan. Filter dibagi menjadi filter yang
beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan medium filter yang
beroprasi pada tekanan atmosfer di sebelah hulu dan vakum di sebelah hilir (Mc
Cabe dkk., 1993)
Filtrasi dalam dunia industri digunakan untuk memisahan zat dari larutan.
Proses filtrasi banyak dilakukan di industri misalnya pada pemurnian air minum,
pemisahan kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik kertas dan lain-lain
(Oxtoby, 2011). Oleh karena itu, percobaan ini penting dilakukan agar praktikan
dapat mengetahui proses filtrasi dengan menggunakan media dan dapat
diaplikasikan dalam dunia industri.

I-1
1-2

1.2 DASAR TEORI


Filtrasi atau penyaringan merupakan pemisahan partikel zat padat fluida
dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau septum
dimana suatu zat itu tertahan. Filtrasi adalah salah satu metode yang paling baik
dalam memisahkan suatu larutan suspensi. Suspensi dialirkan melalui media
berpori yang menyerupai saringan dengan luas pori-pori harus lebih besar dari
ukuran partikel (Mc Cabe dkk., 1993).
Filtrasi adalah proses pemisahan antara padatan atau koloid dari cairan.
Filtrasi juga dapat diartikan sebagai proses pemisahan solid-liquid dengan cara
melewatkan liquid melalui media berpori atau bahan-bahan berpori untuk
menyisihkan atau menghilangkan sebanyak-banyaknya butiran-butiran halus zat
padat tersuspensi liquid. Hampir setiap jenis media filter tersedia dalam bentuk
lembaran dengan kemampuan untuk menolak perbedaan tekanan yang terlibat
dalam filterpress (Yulfianti, 2019).
Medium filter adalah filter yang membantu dalam penyaringan yang dapat
menahan zat padat. Dalam proses filtrasi terdapat dua macam medium filter yang
digunakan, yaitu (Brown, 1956) :
1. Medium Filter Primer
Filter pembantu yang dapat berupa keran, kanvas, kertas dan lain-lain.
2. Medium Filter Sekunder
Medium sekunder sesungguhnya yang terbentuk karena adanya padatan yang
tertahan oleh medium primer.
Percobaan ini menggunakan medium filter primer dan medium filter sekunder.
Dimana saringan pada alat yang digunakan sebagai medium filter primer.
Sedangkan pasir silika yang tertahan ayakan sebagai medium filter sekunder.
Filterability bukan merupakan sifat khusus dari suspensi tetapi merupakan sifat
yang saling mempengaruhi antara suspensi dan filter medium. Jika salah satu sifat
dari suspensi atau filtermedia yang standar maka perubahan filterability hanya
mencerminkan perubahan suspensi. Suatu suspensi akan dianggap mudah disaring
jika dapat melewati proses media dengan cepat, menghasilkan filtrat jernih dengan
sedikit sumbatan pada filter media. Penyumbatan tersebut biasanya dikatakan
1-2

sebagai loss of permeability, yang menunjukkan penambahan pressure drop atau


headloss. The Filterability number (F) dapat dihitung menggunakan persamaan
1.1 berikut (Mc Cabe dkk., 1993):

H.C
F= ...(1.1)
V . Co .t

Dimana :
H = Headloss (cm)
C = Konsentrasi rata-rata (g/cm3)
Co = Konsentrasi inlet suspension (g/cm3)
V = Kecepatan rata-rata (volumetric flowrate per unit) (cm/s)
t = Waktu operasi penyaringan (s)

Biasanya umpan dimodifikasi dengan suatu cara perlakuan pendahuluan


untuk meningkatkan laju filtrasi, umpannya dengan pemanasan, rekristalisasi atau
(filteraid) seperti selulosa, kapur giling atau tanah (distomea). Banyaknya macam
ragam bahan yang difiltrasi dan beragamnya kondisi proses maka terdapat
macam-macam jenis filterdapat diklasifikasikan sebagai berikut (Geankoplis,
1993) :
1. Filter Klasifikasi
Filter klasifikasi dikenal juga sebagai filter hamparan tebal, karena partikel-
partikel zat padat dianggap di dalam medium filterdan biasanya tidak ada
lapisan zat padat yang terlihat dari permukan medium.
2. Filter Ampas
Filter ampas adalah filteruntuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar
dalam bentuk ampas, kristal atau lumpur. Biasanya filter ini diperlengkapi
untuk pencucian. Dalam filtrasi penumpukan ampas (cake filtration), zat cair
mengalir melalui dua tahapan ampas dan tahapan medium filter. Pada tahapan
medium filter digunakan pada tahap-tahap awal.
3. Filter plat atau frame press
1-2

Filter jenis ini diatur berlapis satu dengan yang lain dan didukung sepasang
jalur. Bagian plat mempunyai permukaan bergaris-garis dan bagian-bagian
tepinya lebih tebal sedikit yang harus dibuat dengan hati-hati. Sedangkan
frame yang tidak terisi bagian tengahnya dipasang disamping flate dengan
meletakkan kertas/kain saring ditengahnya dan dirapatkan dengan sekrup
pemutar oleh tangan disebut press.
4. Filter Daun
Filter jenis ini biasanya dilakukan pada tekanan yang lebih dan filter press serta
menghemat tenaga manusia. Filter daun mirip dengan filter pelat dan bingkai,
di bagian dalamnya cake disimpan pada setiap sisi daun dan filtrat mengalir
keluar melalui saluran dari saringan pembuangan air yang kasar pada daun di
antara cake, daun-daun tersebut dibenamkan ke dalam suspensi.
5. Filter Kontinu
Dalam filter ini misalnya pada jenis tombol putar, umpan, filtat dan ampas
bergerak pada laju tetap dan steady. Filter ini merupakan filter berkelanjutan
yang mana slurry diumpankan secara kontinu yaitu cake dan filtrat diproduksi
terus menerus. Jika slurry mengendap, dapat diaduk dengan sirkulasi
berkelanjutan menggunakan sebuah pompa. Slurry tersebut kemudian dibuang
dan diganti dengan air pencuci. Selama operasi ini, tekanan di dalam casing
dijaga untuk mencegah cracking dari cake. Kemudian cake tersebut
dikeringkan secara parsial dengan udara.
Pada percobaan ini yang digunakan adalah filter klarifikasi karena digunakan
untuk memisahkan partikel-partikel zat padat sehingga menghasilkan zat cair yang
jernih.
Proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor-
faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi kualitas air dari filtrasi
(efisiensi dan sebagainya). Faktor-faktor tersebut adalah (Brown, 1956) :
1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan filter tidak berfungsi efisien,
sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna akibat adanya
aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara media pasir. Hal
1-2

ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media


penyaring dengan air yang akan disaring kecepatan aliran yang terlalu tinggi
saat melewati rongga antara butiran akan menyebabkan partikel yang halus
lulus tersaring/melewati penyaring.
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dan filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air yang sangat tinggi menyebabkan tersumbatnya lubang pori-pori
dari media atau akan terjadi clogging. Jika konsetrasi
kekeruhan terlalu tinggi harus dilakukan suatu pengolahan terlebih dahulu,
seperti dilakukan proses koagulasi dan flokulasi serta sedimentasi.
3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur air yang difiltrasi, menyebabkan
massa jenis, viskositas absolut dan viskositas kinematik dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik-menarik
antara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam
ukuran besar partikel akan disaring.
4. Kedalaman Media, Ukuran dan Material
Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengalihan yang cukup dan dari segi ekonomi tidak
menguntungkan. Sebaliknya, medi yang terlalu tipis, selain memiliki waktu
pengalihan yang pendek kemungkinan juga memiliki daya saring yang rendah.
Ukuran besar keilnya diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada
porositas, laju filtrasi dan kemampuan daya saring. Keadaan media yang terlalu
kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran antar butir.
Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga
dapat menyebabkan clogging terlalu cepat.
5. Tinggi Muka Air di Atas Media dan Kehilangan Tekanan
Tinggi muka air diatas media dan kehilangan tekanan tersedianya muka air
yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi. Besarnya tekanan air yang tinggi
yang ada di atas media dengan yang ada di dasar media akan berbeda disaat
1-2

filtrasi berlangsung. Perbedaan ilmiah yang sering disebut dengan headloss.


Headloss akan meningkat pada saat filter semakin kotor.
Silika atau kuarsa (quart) merupakan mineral yang jumlahnya melimpah
di permukaan kerak bumi, mempunyai rumus kimia SiO2, dan memiliki sifat
menonjol, yaitu kekerasannya yang tinggi (7 pada skala Mohs), serta sangat tahan
terhadap asam. Silika paling banyak ditemukan di alam dalam bentuk pasir, sering
disebut pasir silika atau pasir kuarsa. Silika di alam berasal dari batuan beku
(igneous rocks) dan batuan metamorf (metamorphic rocks) yang dihancurkan oleh
proses pelapukan (weathering process), mengalami transportasi dan pengendapan
(Azhari dan Aziz, 2016).
Sifat-sifat fisik dan kimia kalsium karbonat (CaCO3) yaitu
(Labchem, 2016) :
Rumus molekul : CaCO3
Wujud : Padat
Berat molekul : 100,09 g/mol
Densitas : 2,93 g/cm3
Kemurnian reaksi : Bereaksi hebat dengan asam
Tidak cocok bereaksi : Asam kuat
Suhu dekomposisi : 825°C
Titik lebur : 825°C
Kelarutan dalam air : 0,00153 g/100 mol
Air murni (akuades) adalah air yang tidak mengndung bahan apapun,
hanya air saja (H2O). Air murni diperoleh dari cara menyuling air biasa. Air
memilki MSDS sebagai berikut (Labchem, 2013) :
a) Sifat Fisika
Rumus kimia : H2O
Berat molekul : 18,02 g/mol
Titik didih : 100°C
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
b) Sifat Kimia
1-2

Air murni (akuades) merupakan suatu pelarut universal yang memiliki


kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya. Seperti garam-garam,
gula, asam serta beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
1-2

1.3 METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat dan Deskripsi Alat


1.3.1.1 Alat Utama
Alat utama yang digunakan pada percobaan ini adalah W4 Filterability
apparatus.

Deskripsi alat:

Gambar 1.1 Rangkaian alat W4 Filterability apparatus

Keterangan:
A. Perspex coloumn E. Manometer
B. Storage funnel F. Air release plug
C. Flow control valve G. Drain outlet tube
D. Flowmeter

1.3.1.2 Alat pendukung


Alat-alat pendukung yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
– Gelas beker 500 mL – Stopwatch
1-2

– Gelas ukur 50 mL dan 1000 mL – Oven


– Sudip – Ayakan
– Pengaduk kaca – Neraca Ohaus
– Corong – Cawan Porselin
– Erlenmeyer – Desikator

1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
– Pasir silika 710 mikron dan 2000 mikron
– CaCO3 7 gram
– Kertas saring
– Akuades

1.3.3 Prosedur Percobaan


1.3.3.1 Percobaan Pendahuluan (Preliminary)
1. Peralatan diisi dengan cairan jernih secara reverse flow filling melalui drain
outlet tube dengan bantuan corong kecil untuk menghilangkan gelembung
udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka saat pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
tinggi yang sama.
4. Drain outlet tube dimasukkan dalam penampung.
5. Flow control valve dibuka untuk mengecek aliran.

1.3.3.2 Persiapan Media (Preparation of Media)


1. Pasir silika yang tertahan ayakan 710 mikron diambil untuk menyediakan
timbunan setinggi 4 cm.
2. Media dipindahkan ke dalam perspex coloumn dan dibasahi, kemudian perspex
coloumn dirangkai kembali.
3. Peralatan diisi dengan cairan jernih secara reverse flow filling melalui drain
outlet tube.
1-2

4. Cairan dimasukka sampai batas perspex coloumn yang berisi media, flow
control valve dibuka dan drain outlet tube dimasukkan dalam penampung.
5. Waktu dan volume pengosongan serta headloss dicatat.

1.3.3.3 Persiapan Suspensi


1. CaCO3 ditimbang sebanyak 7 gram.
2. CaCO3 dilarutkan dalam 500 mL akuades.

1.3.3.4 Test Filterability


1. Peralatan diisi dengan cairan jernih secara reverse flow filling melalui drain
outlet tube dengan bantuan corong kecil untuk menghilangkan gelembung
udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
tinggi yang sama.
4. Larutan suspensi diisi ke dalam storage funnel.
5. Drain outlet tube dimasukkan dalam penampung dan flow control valve
dibuka.
6. Headloss yang tertera pada manometer dibaca.
7. Waktu pengumpulan filtrat dan volume yang tertampung dicatat.
8. Filtrat yang tertampung disaring dengan kertas saring.
9. Endapan basah ditimbang, dikeringkan dengan oven dan didinginkan
menggunakan desikator, lalu endapan kering beserta kertas saring ditimbang.
10. Langkah sebelumnya diulang untuk media silika ukuran 2000 mikron.
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Silika 1000 mikron
Manometer Waktu
Berat Volume
Jenis Pengosongan (mm) Pengosongan Filtrat
suspensi suspensi Filtrat (mm)
media (s) (s)
(gram) (mL)
ho h1 h2 ∆h ho h1 h2 ∆h
Pasir
Silika 7 500 230 235 160 75 227 391 291 100 3,54 22,40
710
mikron

Tabel 1.1 Lanjutan Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Silika 1000 mikron
Massa Massa endapan + Volume
Jenis kertas Kertas saring Massa endapan (gram) pengosongan Volume filtrasi (mL)
media saring (gram) (mL)
(gram) Basah Kering Basah Kering
Pasir
Silika 2,7838 11,9423 6,0113 9,1585 3,2275 40 545
710
mikron

Berat Manometer Waktu


Volume
Jenis suspen Pengosongan Pengosongan Filtrat
suspensi Filtrat (mm)
media si (mm) (s) (s)
(mL)
(gram) ho h1 h2 ∆h Ho h1 h2 ∆h
Pasir 197 197,
220 175 45 258 191 167
Silika 7 500 ,5 5 3,15 18,40
2000
mikron
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Silika 2000 mikron

Tabel 1.2 Lanjutan Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Silika 2000 mikron
Massa Massa endapan +
Jenis kertas Kertas saring Massa endapan (gram) Volume Volume filtrasi
media saring (gram) pengosongan (mL) (mL)
(gram) Basah Kering basah Kering
Pasir
Silika 2,7719 13,1125 7,0341 10,3916 4,2622 43 550
2000
mikron

1.4.2 Hasil Perhitungan


H C Co V tfiltrasi
Jenis Media F
(cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
Silika 710
10 0,0063 0,014 2,0122 22,40
mikron 0,1186
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Silika 1000 mikron

1-10
1-11

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Kuarsa 2000 mikron
Jenis Media H C Co V tfiltrasi
F
(mikron) (cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
Silika 2000
6,7 0,0083 0,014 2,4602 18,40 0,1058
mikron

1.4.3 Pembahasan
Filterability number adalah bilangan yang tidak berdimensi yang
digunakan untuk menentukan kemampuan filtrasi suatu media filter (Mc Cabe
dkk., 1993). Pasir silika adalah jenis pasir yang memiliki banyak manfaat untuk
kehidupan manusia. Sebagai contoh pasir silika bisa digunakan untuk bahan baku
kaca, keramik bahkan untuk saringan filter air. Percobaan ini menggunakan pasir
silika 710 mikron dan 2000 mikron dengan ukuran yang berbeda agar dapat
membandingkan nilai filterability number. Faktor-faktor yang mempengaruhi
filterability number yaitu headloss, konsentrasi rata-rata, waktu operasi
penyaringan dan konsentrasi inlet suspension.
Suspensi yang digunakan pada percobaan ini adalah CaCO3 yang
dilarutkan dalam akuades. Penggunaan suspensi CaCO3 sebagai cake dalam
filtrasi. Cake yang mempengaruhi filterability number sesuai konsentrasi dari sifat
suspensi. Semakin banyak cake yang tertahan maka akan semakin jernih sifat dan
semakin lama proses filtrasi berjalan.
Perbandingan proses filtrasi antara pasir silika 2000 mikron ditunjukkan
pada Gambar 1.2.
1-11

Pasir Silika 710 Pasir Silika 2000

Gambar 1.2 Perbandingan proses filtrasi pada filtrasi pasir silika 710 mikron dan
2000 mikron

Gambar 1.2 meunjukkan nilai headloss yang terjadi pada filtrasi pasir silika 710
mikron dan 2000 mikron. Headloss merupakan perbedaan tekanan yang
diakibatkan oleh fluida saat melewati pipa (sistem pengaliran). nilai headloss pada
pasir silika 710 mikron dan 2000 mikron adalah 7,5 cm dan 4,5 cm. Headloss
pada pasir silika 710 mikron lebih besar daripada pasir silika 2000 mikron.
Headloss mempengaruhi filterability number karena nilai headloss berbanding
lurus dengan filterability, dimana semakin tinggi headloss maka filterability
number akan semakin besar (Mc Cabe dkk., 1993). Headloss pada pasir silika 710
mikron lebih besar daripada pasir silika 2000 mikron. Hal ini sudah sesuai dengan
teori dimana semakin kecil ukuran partikel maka jarak antar partikelnya semakin
kecil sehingga larutan suspensinya sulit melewati media filter dan menyebabkan
tekanan pada media dan headloss yang dihasilkan lebih besar (Mc Cabe dkk.,
1993).
Nilai konsentrasi filtrat juga mempengaruhi filterability number. Gambar
1.2 menunjukkan hasil konsentrasi filtrat untuk pasir silika 710 mikron dan 2000
mikron berturut-turut adalah 1,827 × 10-2 g//cm3 dan 0,831 × 10-2g/cm3. Nilai
konsentrasi filtrat pasir silika 710 mikron lebih kecil daripada pasir silika 2000
mikron. Hal ini dikarenakan ukuran pasir silika 710 mikron lebih kecil dan lebih
rappat, sehingga larutan suspensi lebih sulit lolos dan konsentrasi filtrat yang
1-11

dihasilkan lebih kecil. Hasil percobaan telah menunjukkan kesesuaian dengan


teori (Brown, 1956) bahwa semakin besar ukuran partikel media maka semakin
besar pula konsentrasi filtrat yang didapat.
Konsentrasi inlet suspension juga mempengaruhi nilai filterability
number. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai konsentrasi inlet suspension
mengakibatkan suspensi semakin sulit lolos dalam filter media dikarenakan
lubang pori yang tersumbat. Hal ini menyebabkan operasi filtrasi berjalan lambat
dan nilai filterability number semakin besar. Nilai konsentrasi inlet suspension
pada pasir silika 710 mikron dan 2000 mikron adalah sama yaitu 0,014 (g/cm 3)
dikarenakan percobaan ini menggunakan bahan dan jumlah massa yang sama
sebagai variabel tetap, maka konsentrasi inlet suspension sama yang membedakan
hanya ukuran media yaitu 710 mikron dan 2000 mikron.
Waktu filtrasi pada media pasir silika 710 mikron dan 2000 mikron
menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan Gambar 1.2 waktu keduanya
berturut-turut pada media pasir silika 710 mikron dan 2000 mikron adalah 15,78
detik dan 14,9 detik. Waktu filtrasi pada media pasir silika 710 mikron lebih lama
daripada pasir silika 2000 mikron. Hal ini dikarenakan ukuran media pasir silika
710 mikron lebih kecil sehingga pada wadah, partikel-partikelnya lebih rapat
sehingga akan sulit dilalui oleh suspensi. Hal ini sesuai dengan teori yang apabila
ukuran partikelnya kecil, rapat dan luas permukaannya besar maka suspensi lebih
sulit melewati media tersebut (Brown, 1956).
Nilai Filterability number berdasarkan Gambar 1.2 pada pasir silika 710
mikron dan 2000 mikron menunjukkan hasil yang berbeda yaitu secara berturut-
turut yaitu 0,25641 dan 0,06881. Nilai filterability number pasir silika 710 mikron
lebih besar daripada pasir silika 2000 mikron. Hal ini dikarenakan ukuran partikel
media pasir silika 710 mikron medianya lebih kecil dan jarak antar partikelnya
kecil, sehingga pada pasir silika 710 mikron memiliki hasil penyaringan yang
lebih jernih. Hal ini sesuai teori Brown (1956) semakin kecil ukuran media dan
jarak antar partikelnya rapat maka memiliki hasil penyaringan yang lebih baik.
Oleh karena itu, pasir yang lebih baik digunakan dalam filtrasi adalah pasir silika
710 mikron.
1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah konsentrasi
filtrat, headloss, kecepatan rata-rata filtrasi, waktu filtrasi dan konsentrasi inlet
suspension.
2. Nilai filterability number untuk media pasir silika 710 mikron adalah 0,1186
sedangkan media pasir silika 2000 mikron adalah 0,1058.
3. Berdasarkan percobaan didapatkan nilai filterability number yang terbaik
adalah pasir silika 710 mikron. Filterability yang baik ditunjukkan oleh nilai F
yang tinggi.

1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah menggunakan
larutan suspensi yang berbeda titik larutan suspensi yang dapat digunakan
misalnya MgCO3. Penggunaan MgCO3 dikarenakan merupakan bahan yang cukup
murah di pasaran dan memiliki sifat yang hampir mirip dengan CaCO 3. Tujuan
penggunaan larutan suspensi yang berbeda agar didapatkan hasil yang bervariasi.

I-15
DAFTAR PUSTAKA

Azhari dan Aziz, M. (2016): Pembutan Bahan Geopolimer Berbasis Residu


Bauksit Untuk Bahan Bangunan. Jurnal Teknologi Mineral dan
Batubara. Vol 12.

Brown, G. G. (1956): Unit Operation 6th Edition. John Willey and Sons. New
York.

Geankoplis, C. J. (1993): Transport Proccess and Unit Operation 3rd Edition.


Prentice Hall of India. New Delhi

Labchem. (2013): MSDS Water.


www.labchem.com.
Diakses pada 28 April 2021

Labchem. (2016): MSDS Calsium Carbonate.


www.labchem.com.
Diakses pada 28 April 2021

Mc Cabe, W. L., Smith, J. C dan Harriot, P (1993): Unit Operation of Chemical


Engineering 5th Edition. Mc Graw Hill. New York

Oxtoby, D. W., Gilis, H.P., Nachtrieb, N. H (2011): Prinsip-Prinsip Kimia


Modern Edisi Ke-4 Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Pinalla, A. (2011): Kegiatan Metode Filtrasi Gravitasi dan Filtrasi Sistem Vakum
untuk Proses Penyempurnaan Kristalisasi Aluminium Perklarat.
Penelitian Bidang Propilen Pusat Teknologi Reker. LAPAN

LP.I-1
Yulfianti, A. L., Bella, E. R., Mawar, P. N (2019): Filtrasi Ampas Jahe
Menggunakan Filer Press. Jurnal Metana : Media Komunikasi
Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna. Vol 15:43-44

LP.I-2
DAFTAR NOTASI

F = Angka filterability number


H = Headloss dalam mm
C = Konsentrasi rata-rata
v = Kecepatan rata-rata cairan dalam cm/s
C 0 = Konsentrasi inlet suspension dalam g/cm3
t = Waktu operasi filtrasi dalam detik (s)
h1 = Head (tekanan) pada titik 1 dalam mm
h2 = Head (tekanan) pada titik 2 dalam mm
m = Massa senyawa dalam gram
ρ  = Massa jenis atau densitas dalam g/cm3
V = Volume cairan dalam mL
Q = Debit atau banyaknya volume cairan yang mengalir tiap satuan waktu
dalam cm3/s
L = Panjang dalam

LP.I-3
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Media pasir silika yang tertahan ayakan 710 mikron


Diketahui :
h1 = 391 mm = 39,1cm
h2 = 291 mm = 29,1cm
m CaCO3 = 7 gram
ρ air = 1 g/cm3
V air = 500 mL
m endapan kering = 3,2275 gram
t filtrasi = 22,40 s
V pengosongan = 40 mL
V filtrasi = 545 mL
d = 3,8 cm
t pengosongan = 3,54 s
m endapan basah = 9,1585 gram

a. Menghitung headloss (H)


H = ΔH = (h1 – h2) = (39,1 – 29,1) cm = 10 cm

b. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)


mCaCO 3 7 gram g
Co= = =0,014
V air 500 mL mL

c. Menentukan konsentrasi rata-rata filtrat (C)


m air menguap = (m endapan basah – m endapan kering)
= (9,1585 – 3,2275) gram
= 5,9310 gram

LP.I-1
LP.I-2

m air menguap 5,9310 g


V air menguap= = =5,9310 cm3
ρ air g
1 3
cm
V filtrat = V filtrasi – V penguapan + V air menguap
= (545 – 40 + 5,9310) cm3 = 510,9310 cm3

Konsentrasi rata-rata filtrat


m endapan kering 3,2275 g g
c= = =6,3 ×10−3 3
V filtrat 510,9310cm 3
cm

d. Menghitung kecepatan rata-rata (v)


Q
v=
A

v filtrat 510,9310 cm3 cm3


Q= = =22,8094
t filtrat 22,40 s s

Dimana t filtrat = t filtrasi – t pengosongan


= (22,40 – 3,54) s = 18,86 s
Dan

π d2
A= =3,14 ¿ ¿
4

jadi,

Q 22 , 8094 cm 3 /s cm
v= = 2
=2,0122
A 11,3354 cm s

e. Menghitung Filterability number (F)


g

F=
HC
=
(
( 10 cm ) 6,3 ×10−3
cm3)
V Co t
(2,0122 cms )(0,014 cmg ) ( 18,86 s )
3
LP.I-3

= 0,1186

2. Media pasir silika yang tertahan ayakan 2000 mikron


Diketahui :
h1 = 258 mm = 25,8 cm
h2 = 191 mm = 19,1 cm
m CaCO3 = 7 gram
m endapan kering = 4,2622 gram
t filtrasi = 18,40 s
ρ air = 1 g/cm3
V air = 500 mL
V pengosongan = 43 mL
V filtrasi = 550 mL
d = 3,8 cm
t pengosongan = 3,15 s
m endapan basah = 10,3916 gram

a. Menghitung headloss (H)


H = ΔH = (h1 – h2) = (25,8 – 19,1) cm = 6,7 cm

b. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)


mCaCO 3 7 gram g
Co= = =0,014
V air 500 mL mL

c. Menentukan konsentrasi rata-rata filtrasi (C)


m air menguap = (m endapan basah – m endapan kering)
= (10,3916 – 4,2622) gram
= 6,1294 gram

m air menguap 6,1294 gram


V air menguap= = =6,1294 cm3
ρ air g
1 3
cm
LP.I-4

V filtrat = V filtrasi – V pengosongan + V air menguap


= ( 550 – 43 + 6,1294 ) cm3 = 513,1294 cm3

Konsentrasi rata-rata filtrat


m endapan 4,2622 g g
c= = =8,3× 10−3 3
V filtrat 513,1294 cm 3
cm

d. Menghitung kecepatan rata-rata (v)


Q
v=
A

v filtrat 513,1294 cm3 cm3


Q= = =27,8875
t filtrat 18,40 s s

Dimana t filtrat = t filtrat – t pengosongan


= (18,40 – 3,15) s = 43,81 s

dan

π d2
A= =3,14 ¿ ¿
4

jadi,

Q 27,8875 cm3 /s cm
v= = =
A 11,3354 cm 2 s

e. Menghitung Filterability number (F)


g

F=
HC
=
(
( 6,7 cm ) 8,3 × 10−3
)
cm3
V Co t
(2,4602 cms )(0,014 cmg ) ( 15,26 s )
3
LP.I-5

= 0,1058

Anda mungkin juga menyukai