Anda di halaman 1dari 20

ABSTRAK

Filtrasi meruakan proses yang digunakan untuk memisahkan padatan dari cairan atau gas
dengan menggunakan media saring yang memungkinkan cairan tersebut lewat, tetapi bukan
padatan. Cairan yang melewati filter disebut filtrat. Media sarigannya dapat berupa filter
permukaan, yang merupakan padatan yang menahan partikel padat beberapa cairan tetap berada
disisi umpan filter atau masih berada pada media filter dan beberapa partikel kecil yang lolos
melalui filter.
Media filter yang digunakan pada percobaan ini adalah pasir silika ukuran 1000 mikron
dan 2000 mikron, sedangkan suspens yang diguanakan adalah larutan CaCO 3. Tujuan dari
pecobaan ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number,
menentukan filterability number dari media pasir silika yang tertahan ayakan 1000 mikron dan
2000 mikron, serta membandingkan filterability number dari media pasir silika yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron. Percobaan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
prosedur pendahuluan, persiapan media, persiapan suspensi dan test filterability.
Headloss, lama waktu aliran (t), kecepatan rata-rata aliran dan konsentrasi merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number. Nilai filterability number yang didapat dari
percobaan ini untuk pasir silika 1000 mikron yaitu 0,0558, Sedangkan untuk pasir kuarsa 2000
mikron yaitu 0,0138. Berdasarkan percobaan nilai filterability number yang terbaik adalah pasir
silika 1000 mikron. Filterability number yang baik ditunjukkan oleh nilai F yang tinggi.

Kata kunci: filterability number, filter, fitrasi, suspensi, silika.

I-i
PERCOBAAN 1
FILTRASI

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number.
2. Menentukan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron.
3. Membandingkan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron.

1.1.2 Latar Belakang


Filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air limbah
melalui suatu media filter yang disusun dari bahan butiran dengan diameter dan
tebal tertentu. Filtrasi merupakan metode yang paling baik dalam memisahkan
partikel padat dari suatu larutan suspensi (slurry). Proses filtrasi akan bekerja
lebih efisien setelah adanya partikel-partikel yang telah terkumpul pada medium
penyaringnya.
Filterability number adalah sebuah bilangan yang tak berdimensi.
Filterability number adalah nilai yang digunakan untuk mengetahui sesuai atau
tidaknya proses filtrasi yang telah dilakukan serta untuk menentukan filter media
dan jenis pre-treatment yang dibutuhkan. Semakin tinggi nilai filterability
number, maka semakin baik proses filtrasi yang dilakukan.
Aplikasi proses filtrasi pada industri yaitu pengolahan limbah cair karet
untuk menghilangkan kandungan COD dan BOD. Selain itu aplikasi filtrasi juga
dapat diterapkan pada pengolahan air bersih dengan menggunakan teknologi
membran. Percobaan ini penting dilakukan sebagai bekal mahasiswa sebelum
memasuki dunia kerja, juga dalam kehdupan sehari-hari dilingkungan masyarakat.

I-1
1.2 DASAR TEORI

Filtrasi adalah operasi campuran berbagai jenis dari sebuah fluida dan
partikel-partikel padatan yang dipisah dengan sebuah medium filter yang mana
menyaring keluar fluida tetapi menahan partikel-partikel padatan. Hal ini
berkaitan dengan aliran fluida melalui pori-pori media. Dalam berbagai jenis
filtrasi, campuran atau slurry mengalir sebagai hasil dari beberapa tenaga
penggerak, gravitasi, tekanan atau vacuum atau gaya sentrifugal. Pada setiap
kasusnya medium filter menahan partikel-partikel sebagai pori-pori cake. Cake
ditahan oleh medium filter, menahan partikel-partikel padatan di dalam slurry
dimana lapisan-lapisan bertambah dengan berurutan pada cake sebegai filtrat yang
lewat melalui cake dan medium (Brown, 1990).
Filtrasi atau penyaringan merupakan pemisahan partikel zat padat fluida
dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau septum,
dimana suatu zat itu tertahan. Filtrasi adalah salah satu metode yang paling baik
dalam memisahkan suatu larutan suspensi (slurry). Dalam hal ini larutan suspensi
dialirkan melalui media berpori yang menyerupai saringan dengan luar pori-pori
harus lebih besar sedikit dan ukuran partikel padat dan proses filtrasi akan mulai
bekerja efisien setelah adanya partikel-partikel yang telah terkumpul pada medium
penyaringnya. Dalam filtrasi suspensi partikel padat dalam suatu fluida cair atau
gas adalah yang dipindahkan secara fisik atau mekanis dengan menggunakan
suatu medium berpori dengan menahan partikel pada fase pemisahan
(McCabe, 1999).
Medium filter adalah filter yang membantu dalam penyaringan yang dapat
menahan zat padat. Dalam proses filtrasi terdapat dua macam medium filter yang
digunakan, yaitu (Brown, 1990):
1. Medium filter primer
Filter pembantu yang dapat berupa kran, kanvas, kertas saring dan lain-lain.
2. Medium filter sekunder
Medium filter sesungguhnya, yang terbentuk karena adanya padatan yang
tertahan oleh medium filter

I-2
I-3

Filterability bukan merupakan sifat khusus dari suspensi, tetapi


merupakan sifat yang saling mempengaruhi antara suspensi dan filter media. Jika
salah satu sifat dari suspensi atau filter media dijaga konstan, sebagai contoh
penggunaan filter media yang standar maka perubahan dari filterability hanya
mencerminkan perubahan suspensi. Suatu suspensi akan dianggap mudah disaring
jika dapat melewati porous media dengan cepat, menghasilkan filtrat jernih
dengan sedikit sumbatan pada filter media. Penyumbatan tersebut biasanya
dinyatakan sebagai loss of permeability, yang menunjukkan penambahan pressure
drop atau headloss. The Filterability Number (F), dapat dihitung berdasarkan
rumus yang disebutkan pada persamaan 1.1 berikut (McCabe, 1999):

HC
F = ...(1.1)
VC 0 t

Dimana:
H = Headloss (tekanan terukur)
C = Konsentrasi rata-rata
C0 = Konsentrasi inlet suspension
V = Kepadatan rata-rata (Volumetric flow rate per unit area)
t = Waktu operasi penyaringan
Berdasarkan prinsip kerjanya, operasi filtrasi dapat dibedakan atas
(Foust, 1980):
1. Pressure Filtration, yaitu filtrasi yang digunakan dengan tekanan, contohnya
adalah plate dan filter press.
2. Gravity Filtration, yaitu filtrasi yang dilakukan dengan bantuan gaya
gravitasi, contohnya adalah sand filter (saringan pasir).
3. Vacuum Filtration, yaitu filtrasi di mana cairan mengalir karena prinsip
hampa udara, contohnya adalah Rotary Drum Filter.
Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut (McCabe, 1999):
I-4

1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat.
3. Harus tahan secara kimiawi dan kuat secara fisik dalam kondisi operasi.
4. Harus memungkinkan penumpukan cake dan pengeluaran cake secara total
dan bersih.
Tidak mahal.
Operasi filtrasi dapat diilustrasikan pada Gambar 1.1 berikut ini (Coulson,
2002)

Gambar 1.1 Prinsip Filtrasi


Gambar1.1 menunjukkan medium filter dalam kondisi ini adalah kain dan
lapisan solid atau filter cake yang terbentuk sebagai pendukung. Dalam operasi
cake berangsur-angsur terbentuk di atas medium dan semakin menahan aliran.
Awalnya partikel terperangkap dalam lapisan permukaan untuk membentuk media
filter sebenarnya. Faktor utama yang menentukan kecepatan filtrasi adalah:
1. Tekanan dan umpan pada sisi medium penyaring.
2. Area permukaan saringan.
3. Viskositas filtrat.
4. Ketahanan filter cake.
I-5

5. Ketahanan filter medium dan lapisan awal cake.


Biasanya umpan dimodifikasi dengan suatu cara perlakuan pendahuluan
untuk meningkatkan laju filtrasi, umpannya dengan pemanasan, rekristalisasi atau
dengan penambahan bahan penolong filtrasi (filter aid) seperti selulosa, kapur
giling atau tanah (distomea). Banyaknya macam ragam bahan yang difiltrasi dan
beragamnya kondisi proses maka terdapat macam-macam jenis filter. Adapun
macam-macam filter dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Geankoplis, 1997):
1. Filter klarifikasi
Filter klarifikasi dikenal juga sebagai filter hamparan tebal, karena partikel-
partikel zat padat dianggap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada
lapisan zat padat yang terlihat dari permukaan medium.
2. Filter ampas
Filter ampas adalah untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar
dalam bentuk ampas, kristal atau lumpur. Dalam filtrasi penumpukan ampas
(cake filtration), zat cair mengalir melalui dua tahapan seri yaitu tahapan
ampas dan tahanan medium filter. Tahanan ampas adalah nol pada awal
filtrasi dan meningkat pada waktu selama berlangsungnya filtrasi. Pada
tahanan medium filter digunakan pada tahap-tahap awal.
3. Filter plat atau frame press
Filter jenis ini diatur berlapis satu dengan yang lain dan didukung sepasang
jalur (rel). Bagian plat mempunyai permukaan bergaris-garis dan bagian
tepinya lebih tebal sedikit yang harus dibuat dengan hati-hati. Sedangkan
frame yang tidak terisi bagian tengahnya dipasang di samping plate dengan
meletakkan kertas/kain saring di tengahnya dan dirapatkan dengan sekrup
pemutar oleh tangan disebut press.
4. Filter daun
Filter jenis ini biasanya dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi dari filter
press serta menghemat tenaga manusia.
5. Filter kontinyu
Dalam filter ini, misalnya pada jenis tromol putar, umpan, filtrat dan ampas
bergerak pada laju tetap dan steady.
I-6

Proses filtrasi dalam industri meliputi ragam operasi mulai dari pemisahan
sederhana sampai separasi yang amat rumit. Dalam filtrasi industri, kandungan zat
padat berkisar dari hanya runutan sampai persen yang sangat tinggi, kadang-
kadang umpan itu dimodifikasi dengan perlakuan pendahuluan untuk
meningkatkan laju filtrasi, memanaskan umpan, rekristalisasi atau dengan
menambahkan filter aid seperti selulosa, kapur giling atau tanah distoma
(McCabe, 1999).
Pasir silika (silika sand) adalah salah satu mineral yang umum ditemukan
di kerak kontinen bumi dikenal dengan rumus kimia SiO2 (silikon dioksida) pasir
jenis ini memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia sebagai contoh pasir
silika digunakan sebagai bahan baku kaca, keramik bahkan bisa dipergunakan
sebagai bahan untuk saringan filter air. Mineral ini memiliki struktur kristal
heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2)
dengan skala kekerasan mohs 7 dan tingkat densitas 2,65 g/cm3. Bentuk umum
dari pasir silika adalah prisma segi enam yang memiliki ujung piramida segi enam
(Nusantara, 2015).
Suspensi koloid adalah campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu
fasenya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa
tertentu. Zat yang sudah tersuspensi dalam medium penyangga dapat berupa
kombinasi gas, cairan atau padatan. Contoh suspensi koloid antara lain semprotan
cairan ( cairan tersuspensi dalam gas), asap ( partikel padatan dalam udara), susu
(partikel padatan dalam tetesan kecil minyak dalam air). Meskipun beberapa
suspensi koloid memisahkan menjadi dua fasa terpisah, jadi tersuspensi berada
dalam keadaan gerak tetap yang disebut dengan gerak brown ( McCabe, 1999).
Filter dapat dibedakan berasarkan gaya pendorongnya sebagai berikut
( Foust,1990):
1. Gravity filters
2. Plate and frame filters
3. Batch filters
4. Continuous rotary vacuum filters.
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat dan Deskripsi Alat


1.3.1.1 Alat Utama
Alat utama yang digunakan pada percobaan ini adalah W4 filterability
index apparatus seperti pada Gambar 1.2.

Deskripsi Alat:
Keterangan :
A. Perspex Column
B. Storage funnel
C. Flow Control Valve
D. Flowmeter
E. Manometer
F. Air Release Plug
G. Drain Outlet Tube

Gambar 1.2 Rangkaian Alat W4 Filterability Index Apparatus

1.3.1.2 Alat Pendukung


Alat-alat pendukung yang digunakan adalah:
- Gelas beker 1000 mL - Corong
- Gelas ukur 25 mL dan 1000 mL - Stopwatch
- Cawan Porselin - Oven
- Gelas alroji - Desikator
- Sudip - Ayakan
- Pengaduk kaca - Neraca analatik

I-7
I-8

1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
- Pasir silika 1000 mikron dan 2000 mikron
- CaCO3 5 gram
- Akuades
- Kertas saring

1.3.3 Prosedur Percobaan


1.3.3.1 Percobaan Pendahuluan (Preliminary)
1. Peralatan dirangkai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2, kemudian
diisi dengan cairan jernih secara reverse flow filling melalui drain outlet tube
dengan bantuan corong kecil untuk menghilangkan gelembung udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
ketinggian yang sama.
4. Drain outlet tube dimasukkan ke dalam penampung.
5. Flow control valve dibuka untuk mengalirkan aliran.

1.3.3.2 Persiapan Media (Preparation of Media)


1. Pasir silika yang tertahan ayakan 1000 mikron diambil untuk menyediakan
tumpukan setinggi 4 cm.
2. Media dipindahkan ke dalam perspex coloumn dan dibasahi, kemudian
perspex coloumn dirangkai kembali.
3. Peralatan diisi dengan air jernih dengan cara reverse flow filling melalui drain
outlet tube.
4. Cairan dikosongkan sampai batas perspex column yang diisi media, flow
control valve dibuka dan drain outlet tube dimasukkan dalam penampung.
5. Waktu dan volume pengosongan dicatat.

1.3.3.3 Persiapan Suspensi


1. CaCO3 ditimbang sebanyak 5 gram
I-9

2. CaCO3 dilarutkan ke dalam 1000 mL akuades.

1.3.3.4 Test Filterability


1. Peralatan diisi dengan aliran jernih secara reverse flow filling melalui drain
outlet tube dengan bantuan corong untuk menghilangkan gelembung udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
ketinggian yang sama.
4. Larutan suspensi diisi ke dalam storage funnel.
5. Drain outlet tube dimasukkan ke dalam penampung dan flow control valve
dibuka.
6. Headloss yang tertera pada manometer dibaca.
7. Waktu pengumpulan filtrat dan volume yang tertampung dicatat.
8. Filtrat yang tertampung disaring dengan kertas saring.
9. Endapan basah ditimbang, dikeringkan dengan menggunakan oven dan
didinginkan dengan desikator dan kemudian ditimbang kembali sebagai
endapan kering.
10. Lakukan cara yang sama untuk media pasir silika ukuran 2000 mikron.
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 Hasil Pengamatan pada Pasir Silika 1000 mikron
Manometer Waktu
Berat Volume
Jenis Pengosongan
suspensi suspensi Filtrat (mm) Pengosongan Filtrat
media (mm)
(gram) (mL) (s) (s)
h1 h2 ∆h h1 h2 ∆h
Pasir
5 1000 450 395 55 400 320 80 2,83 60
Silika

Tabel 1.1 (Lanjutan)


Massa Massa endapan +
Massa endapan Volume Volume
Jenis kertas Kertas saring
(gram) pengosonga filtrasi
media saring (gram)
n (mL) (mL)
(gram) Basah Kering Basah Kering
Pasir
3,7977 15,3594 6,51555 11,817 2,7178 27 960
Silika

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan pada Pasir Silika 2000 mikron


Manometer Waktu
Berat Volume
Jenis Pengosongan
suspensi suspensi Filtrat (mm) Pengosongan Filtrat
media (mm)
(gram) (mL) (s) (s)
h1 h2 ∆h h1 h2 ∆h
Pasir
5 1000 430 415 15 300 200 20 2,14 51
Kuarsa

Tabel 1.2 (Lanjutan)


Massa Massa endapan +
Massa endapan Volume Volume
Jenis kertas Kertas saring
(gram) pengosongan filtrasi
media saring (gram)
(mL) (mL)
(gram) Basah Kering Basah kering

Pasir
3.8327 15,2486 6,6348 11,4159 2,8021 38 980
Kuarsa

I-10
1.4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Silika 1000 mikron
Jenis H C Co v tfiltrasi
F
Media (cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
Pasir
8 0,0028858 0,005 1,4333 60 0,0558
silika

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Silika 2000 mikron
Jenis H C Co v tfiltrasi
F
Media (cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
Pasir
2 0,0029471 0,005 1,7066 51 0,0138
kuarsa

1.4.3 Pembahasan
Filterability number adalah bilangan yang tak berdimensi yang digunakan
untuk menentukan kemampuan filtrasi suatu media filter. Nilai filterability
number sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah headloss,
konsentrasi filltrat, kecepatan operasi filtrasi, serta waktu operasi. Pada
percobaaan ini digunakan CaCO3 sebagai suspensi pada proses penyaringan
sehingga dipakai sebagai berat endapan. Penggunaan suspensi CaCO3 dikarenakan
CaCO3 merupakan unsur yang mudah mengendap. Media yang digunakan adalah
pasir silika 1000 mikron dan 2000 mikron, ukuran yang berbeda bertujuan agar
filterability numbernya dapat dibandingkan pada masing-masing media filter.
Headloss merupakan suatu fenomena kerugian aliran didalam suatu sistem
atau fenomena kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida. Headloss
mempengaruhi filterability number karena nilai headloss berbanding lurus dengan
filterability number. Dimana semakin tinggi headloss maka semakin besar
filterability number. Berdasarkan hasil percobaan nilai headloss pada pasir silika
1000 mikron dan 2000 mikron berturut- turut adalah 80 mm dan 20 mm sepsrti
yang disebutkan pada tabel 1.3 dan tabel 1.4. Headloss pada pasir silika 1000
mikron lebih besar dari pada pasir silika 2000 mikron. Semakin kecil ukuran
partikel maka jarak antara partikelnya semakin kecil sehingga larutan suspensi
semakin kecil melewati media filter dan menyebabkan tekanan pada media
sehingga penyumbatan akan banyak dan headloss yang dihasilkan semakin besar
(McCabe, 1999).
Waktu operasi penyaringan juga mempengaruhi kecepatan filtrasi semakin
lama proses filtrasi akan semakin baik hasil filtrasinya .Waktu filtrasi pada media

I-11
pasir silika 1000 mikron dan 2000 mikron berturut-turut didapatkan sebesar 60 s
dan 51 s. Waktu filtrasi pada media pasir silika 1000 mikron lebih lama
dibandingkan pasir silika 2000 mikron karena ukuran partikelnya lebih kecil dan
rapat. Sehingga suspensi lebih sulit melewati media filter tersebut.
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil kecepatan untuk pasir silika 1000
mikron dan 2000 mikron berturut-turut yaitu 1,4333 cm/s dan 1,7066 cm/s.
kecepatan rata-rata pasir silika 1000 mikron lebih kecil daripada 2000 mikron
karena ukurannya lebih kecil dan lebih rapat, sehingga endapan yang tertahan
lebih banyak pada media pasir silika 1000 mikron dan menyebabkan
penyumbatan. Sehingga suspensi lebih suit lolos pada media filter.
Dari hasi pehritungan diperoleh niai konsentrasi filtrat untuk media pasir
silika 1000 mikron dan 2000 mikron berturut-turut adalah 0,0028858 gr/cm2 dan
0,0029471 gr/cm2. Nilai konsentrasi untuk media pasir silika 2000 mikron lebih
besar dari pada pasir silika 1000 mikron karena ukuran partikel pasir silika 2000
mikron lebih besar dan lebih renggang sehinggga larutan suspensi lebih mudah
lolos dari media filter. Sedangkan ukuran media pasir silika 1000 mikron lebih
kecil dan lebih rapat sehingga cake yang tertahan pada media lebih banyak dan
menyebabkan larutan suspensi lebih sulit lolos. Sehingga filtrat yang dihasilkan
lebih jernih dan konsentrasi lebih kecil.
Nilai filterability number pasir silika 1000 mikron dan 2000 mikron
berturut-turut adalah 0,0558 dan 00138. Dapat disimpulkan bahwa nilai F pasir
silika 1000 mikon lebih besar dibandingkan 2000 mikron. Semakin besar niai
filterability number maka kemamuan fitrasi media dan jarak antara media yanag
sama-sama kecil sehingga hasil proses filtrasi yang didapat menjadi semakin baik.

I-12
1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah head loss,
konsentrasi rata-rata filtrat, kecepatan rata-rata dan waktu operasi
penyaringan.
2. Nilai filterability number dari pasir silika 1000 mmikron adalah 0,0558
sedangkan media pasir silika 2000 mikron sebesar 0,0138.
3. Berdasarkan percobaaan ini nilai filterability number yang terbaik adalah
pasir silika sukuran 1000 mikron. Filterability yang baik ditunjukan oleh
nilai F yang tinggi.

1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah dengan memvariasikan jenis suspensi.
Mislanya dengan larutan tepung kanji, tawas (Al2SO4) sehingga diperoleh data
yang bervariasi untuk setiap jenis larutan suspensi.

I-13
DP.1-14
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G. 1990. Unit Operations. John Willey and Sons, Inc: New York.

Coulson and Richardson. 2002. Particle Technology and Separation Process.


Butterworth Heinemann. Oxford: New York.

Foust, A.S. 1980. Principle of Unit Operation 2nd Edition. John Willey and Sons.
New York.

Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Prentice Hall:
New York

McCabe, W.L. Smith, S.L dan Harrot P. 1999. Unit Operation Of Chemical
Engineering 5th Edition. Mc. Graw-Hill: New York.

Nusantara, Nansino. 2015. Penggunaan Pasir Silika dalam Industri. Universitas


Padjajaran: Bandung.

DP.1-14
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Media pasir silika yang tertahan ayakan 1000 mikron


Diketahui : h1 = 400 mm = 40 cm
h2 = 320 mm = 32 cm
m CaCO3 = 5 gram
ρair = 1 g/cm3
vair = 1000 mL
m filtrat kering = 2,7178 gram
tfiltrasi = 60 s
vpengosongan = 27 mL
vfiltrasi = 980 mL
d = 3,8 cm
tpengosongan =5s
Ditanya : F…?
Jawab :
a. Menghitung head loss (ΔH)
ΔH = h2 - h1
= (40 – 32) cm = 8 cm
b. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)
m CaCO3 5 gram
Co = = = 0,005 g/mL = 0,005 g/cm3
vair 1000 mL

c. Menentukan konsentrasi rata-rata filtrasi (C)


- mair menguap = (mendapan basah – mendapan kering)
= (11,5017 – 2,7178) gram
=8,7839 gram
mair menguap 8,7839 gram
- vmenguap = = = 8,7839 cm3
𝜌air 1 g/cm3

- vfiltrat = vfiltrasi - vpengosongan + vair menguap


= (960 – 27 + 8,7839) cm3
= 941,7839 cm3

LP.1-15
LP.1-16

-
Konsentrasi rata-rata filtrat
mfiltrat 2,7178 gram
C = = = 0,0028858 g/cm3
vfiltrat 941,7839 cm3

d. Menghitung kecepatan rata-rata (v)


Q
v =
A
vfiltrat 941,7839 cm3
Q = = = 16,4734 cm3/s
tfiltrat 57,17 s

Dimana tfltrat = tflitrat - tpengosongan


= (60 – 2,83) s = 57,17 s
dan
πd2 3,14 (3,8 cm)2
A = = = 11,3354 cm2
4 4
Jadi,
Q 16,4734 cm3/s
v = = = 1,4533cm/s
A 11,3354 cm2

e. Menghitung filterability number


HC
F =
v Co t
8 cm x 0,002885 g/cm3
= cm g
3,13956 x 0,005 x 57,17 s
s cm3

= 0,00588

2. Media pasir kuarsa yang tertahan ayakan 2000 mikron


Diketahui : h1 = 300 mm = 30 cm
h2 = 280 mm = 28 cm
m CaCO3 = 5 gram
ρair = 1 g/cm3
vair = 1000 mL = 1000 cm3
m filtrat kering = 2,8021 gram
tfiltrasi = 51 s
vpengosongan = 38 mL
vfiltrasi = 980 mL
LP.1-17

d = 3,8 cm
tpengosongan = 2,14 s
Ditanya : F…?
Jawab :
d. Menghitung head loss (ΔH)
ΔH = h2 - h1
= (40 – 38) cm = 2 cm
e. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)
m CaCO3 5 gram
Co = = = 0,005 g/mL = 0,005 g/cm3
vair 1000 mL

f. Menentukan konsentrasi rata-rata filtrasi (C)


- mair menguap = (mendapan basah – mendapan kering)
= (11,4159 – 2,8021) gram
=8,6138 gram
mair menguap 8,6138 gram
- vmenguap = = = 8,6138 cm3
𝜌air 1 g/cm3

- vfiltrat = vfiltrasi - vpengendapan + vair menguap


= (980 – 38 + 8,6138) cm3
= 950,6138 cm3
- Konsentrasi rata-rata filtrat
mfiltrat 2,8021 gram
C = = = 0,0029477 g/cm3
vfiltrat 950,6138 cm3

d. Menghitung kecepatan rata-rata (v)


Q
v =
A
vfiltrat 950,6138 cm3
Q = = = 19,3450 cm3/s
tfiltrat 49,14 s

Dimana tfltrat = tflitrat - tpengosongan


= (51 – 2,14) s = 49,14 s
dan
πd2 3,14 (3,8 cm)2
A = = = 11,3354 cm2
4 4
Jadi,
LP.1-18

Q 19,3450 cm3/s
v = = = 1,7066 cm/s
A 11,3354 cm2

e. Menghitung filterability number


HC
F =
v Co t
2 cm x 0,0029477 g/cm3
= cm g
1,7066 x 0,005 x 49,14 s
s cm3

= 0,0138

Anda mungkin juga menyukai