Anda di halaman 1dari 20

ABSTRAK

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisah untuk memisahkan zat padat dan
cairannya dengan cara menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah
perbedaan ukuran partikel antar pelarut dan zat terlarutnya. Contohnya, pada sebuah filter.
Media filter yang digunakan pada percobaan ini adalah pasir kuarsa ukuran 1000 mikron
dan 2000 mikron, sedangkan suspensi yang diguanakan adalah larutan CaCO3. Tujuan dari
pecobaan ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number,
menentukan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan ayakan 1000 mikron dan
2000 mikron, serta membandingkan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron. Percobaan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
prosedur pendahuluan, persiapan media, persiapan suspensi dan test filterability.
Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah head loss, konsentrasi rata-
rata filtrat, kecepatan rata-rata dan waktu operasi penyaringan. Nilai filterability number untuk
media pasir kuarsa 1000 mikron sebesar 0,0853 sedangkan media pasir kuarsa 2000 mikron
sebesar 0,0632. Berdasarkan percobaaan ini nilai filterability number yang terbaik adalah pada
pasir kuarsa ukuran 1000 mikron. Filterability yang baik ditunjukkan oleh nilai F yang tinggi.

Kata kunci: filterability number, filter, fitrasi, suspensi, ukuran partikel.

I-i
PERCOBAAN 1
FILTRASI

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number.
2. Menentukan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron.
3. Membandingkan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron.

1.1.2 Latar Belakang


Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisah untuk memisahkan
zat padat dan cairannya dengan cara menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar
pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antar pelarut dan zat
terlarutnya. Contohnya, pada sebuah filter.
Proses filtrasi (penyaringan) suatu suspensi akan mengalami peristiwa
dimana fluida melewati suatu filter medium yang disusun dari butiran-butiran
tertentu dengan diameter serta ketebalan tertentu. Dalam skala laboratorium,
proses filtrasi ini biasanya menggunakan operasi secara batch. Dimana setelah
proses ini selesai maka dapat diperoleh data mengenai konsentrasi (C), waktu (t)
dan kecepatan (v). Dari data yang diperoleh maka dapat dihitung filterability
number, yaitu suatu bilangan tak berdimensi untuk menentukan baik atau tidaknya
suatu filter.
Aplikasi filtrasi pada dunia industry meliputi ragam operasi mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Filtrasi dimanfaatkan
untuk membersihkan air pada pengolahan air limbah dan memurnikan bahan obat
dari partikel yang tidak diinginkan. Oleh karena itu percobaan ini penting agar
dapat menerapkannya dalam dunia industri.

I-1
1.2 DASAR TEORI

Filtrasi adalah pemisahan campuran fluida solid dimana fluida mengalir


melalui suatu penyerapan yang menahan partikel padat dari campuran. Filter
medium atau septum adalah penyaringan yang membiarkan cairan lewat dan
menahan sebagian besar solid, dapat berupa saringan, kain, kertas atau bed dari
solid. Liquid yang melewati media filter disebut filtrat. Filtrat dapat digolongkan
menjadi filtrasi dengan driving force, filtration mechanism, by objective, by
operating cycle dan by nature of solid (Perry, 1997).
Pemisahan solid dari suspense menggunakan media penyerap atau
saringan yang memisahkan padatan dan meloloskan liquid disebut filtrasi. Secara
umum, pori-pori medium lebih besar dari partikel yang akan dipisahkan dan
media filter bekerja efisien setelah cake terperangkap dalam medium. Dalam
laboratorium, filtrasi sering dilakukan menggunakan suatu bench funnel dan
cairan dihisap melalui lapisan tipis dari partikel menggunakan suatu vakum. Pada
kondisi yang lebih sederhana, suspense dituangkan ke dalam conical funnel
menggunakan kertas saring. Dalam industri, kesulitan ditemukan pada mechanical
handling dari banyaknya suspense dan solid. Terbentuknya cake yang lebih tebal
dan untuk mencapai kecepatan pemisahan diperlukan tekanan tinggi dan area
yang luas (Coulson, 2002).
Medium filter adalah filter yang membantu dalam penyaringan yang dapat
menahan zat padat. Dalam proses filtrasi terdapat dua macam medium filter yang
digunakan, yaitu (Brown, 1950):
1. Medium filter primer
Filter pembantu yang dapat berupa kran, kanvas, kertas saring dan lain-lain.
2. Medium filter sekunder
Medium filter sesungguhnya, yang terbentuk karena adanya padatan yang
tertahan oleh medium filter
Biasanya umpan dimodifikasi dengan suatu cara perlakuan pendahuluan
untuk meningkatkan laju filtrasi, umpannya dengan pemanasan, rekristalisasi atau
dengan penambahan bahan penolong filtrasi (filter aid) seperti selulosa, kapur

I-2
giling atau tanah (distomea). Banyaknya macam ragam bahan yang difiltrasi dan
beragamnya kondisi proses maka terdapat macam-macam jenis filter. Adapun
macam-macam filter dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Geankoplis, 1997):
1. Filter klarifikasi
Filter klarifikasi dikenal juga sebagai filter hamparan tebal, karena partikel-
partikel zat padat dianggap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada
lapisan zat padat yang terlihat dari permukaan medium.
2. Filter ampas
Filter ampas adalah untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar
dalam bentuk ampas, kristal atau lumpur. Dalam filtrasi penumpukan ampas
(cake filtration), zat cair mengalir melalui dua tahapan seri yaitu tahapan
ampas dan tahanan medium filter. Tahanan ampas adalah nol pada awal
filtrasi dan meningkat pada waktu selama berlangsungnya filtrasi. Pada
tahanan medium filter digunakan pada tahap-tahap awal.
3. Filter plat atau frame press
Filter jenis ini diatur berlapis satu dengan yang lain dan didukung sepasang
jalur (rel). Bagian plat mempunyai permukaan bergaris-garis dan bagian
tepinya lebih tebal sedikit yang harus dibuat dengan hati-hati. Sedangkan
frame yang tidak terisi bagian tengahnya dipasang di samping plate dengan
meletakkan kertas/kain saring di tengahnya dan dirapatkan dengan sekrup
pemutar oleh tangan disebut press.
4. Filter daun
Filter jenis ini biasanya dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi dari filter
press serta menghemat tenaga manusia.
5. Filter kontinyu
Dalam filter ini, misalnya pada jenis tromol putar, umpan, filtrat dan ampas
bergerak pada laju tetap dan steady.

I-2
I-3

Operasi filtrasi dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini


(Coulson, 2002)

Gambar 1.1 Prinsip Filtrasi

Gambar1.1 menunjukkan medium filter dalam kondisi ini adalah kain dan
lapisan solid atau filter cake yang terbentuk sebagai pendukung. Dalam operasi
cake berangsur-angsur terbentuk di atas medium dan semakin menahan aliran.
Awalnya partikel terperangkap dalam lapisan permukaan untuk membentuk media
filter sebenarnya. Faktor utama yang menentukan kecepatan filtrasi adalah:
1. Tekanan dan umpan pada sisi medium penyaring.
2. Area permukaan saringan.
3. Viskositas filtrat.
4. Ketahanan filter cake.
5. Ketahanan filter medium dan lapisan awal cake.
Filterability bukan merupakan sifat khusus dari suspensi, tetapi merupakan sifat
yang saling mempengaruhi antara suspensi dan filter media. Jika salah satu sifat
dari suspensi atau filter media dijaga konstan, sebagai contoh penggunaan filter
media yang standar maka perubahan dari filterability hanya mencerminkan
perubahan suspensi. Suatu suspensi akan dianggap mudah disaring jika dapat
I-4

melewati porous media dengan cepat, menghasilkan filtrat jernih dengan sedikit
sumbatan pada filter media. Penyumbatan tersebut biasanya dinyatakan sebagai
loss of permeability, yang menunjukkan penambahan pressure drop atau
headloss. The Filterability Number (F), dapat dihitung berdasarkan rumus
(McCabe, 1999):

HC
F = ...(1.1)
VC 0 t

Dimana:
H = Headloss (tekanan terukur)
C = Konsentrasi rata-rata
C0 = Konsentrasi inlet suspension
V = Kepadatan rata-rata (Volumetric flow rate per unit area)
t = Waktu operasi penyaringan
Berdasarkan prinsip kerjanya, operasi filtrasi dapat dibedakan atas
(Foust, 1980):
1. Pressure Filtration, yaitu filtrasi yang digunakan dengan tekanan, contohnya
adalah plate dan filter press.
2. Gravity Filtration, yaitu filtrasi yang dilakukan dengan bantuan gaya
gravitasi, contohnya adalah sand filter (saringan pasir).
3. Vacuum Filtration, yaitu filtrasi di mana cairan mengalir karena prinsip
hampa udara, contohnya adalah Rotary Drum Filter.
Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut (McCabe, 1999):
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat.
3. Harus tahan secara kimiawi dan kuat secara fisik dalam kondisi operasi.
4. Harus memungkinkan penumpukan cake dan pengeluaran cake secara total
dan bersih.
I-5

Tidak mahal.
Proses filtrasi dalam industri meliputi ragam operasi mulai dari pemisahan
sederhana sampai separasi yang amat rumit. Dalam filtrasi industri, kandungan zat
padat berkisar dari hanya runutan sampai persen yang sangat tinggi, kadang-
kadang umpan itu dimodifikasi dengan perlakuan pendahuluan untuk
meningkatkan laju filtrasi, memanaskan umpan, rekristalisasi atau dengan
menambahkan filter acid seperti selulosa, kapur giling atau tanah distoma
(McCabe, 1999).
Pasir silika atau kuarsa (silika sand) adalah salah satu mineral yang umum
ditemukan di kerak kontinen bumi dikenal dengan rumus kimia SiO2 (silikon
dioksida) pasir jenis ini memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia
sebagai contoh pasir silika digunakan sebagai bahan baku kaca, keramik bahkan
bisa dipergunakan sebagai bahan untuk saringan filter air. Mineral ini memiliki
struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon
dioksida, SiO2) dengan skala kekerasan mohs 7 dan tingkat densitas 2,65 g/cm3.
Bentuk umum dari pasir silika adalah prisma segi enam yang memiliki ujung
piramida segi enam (Nusantara, 2015).
Suspensi koloid adalah campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu
fasenya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa
tertentu. Zat yang sudah tersuspensi dalam medium penyangga dapat berupa
kombinasi gas, cairan atau padatan. Contoh suspense koloid antara lain semprotan
cairan ( cairan tersuspensi dalam gas), asap ( partikel padatan dalam udara), susu
(partikel padatan dalam tetesan kecil minyak dalam air). Meskipun beberapa
suspensi koloid memisahkan menjadi dua fasa terpisah, jadi tersuspensi berada
dalam keadaan gerak tetap yang disebut dengan gerak brown ( McCabe, 1999).
Filter dapat dibedakan berasarkan gaya pendorongnya sebagai berikut
( Foust,1990):
1. Gravity filters
2. Plate and frame filters
3. Batch filters
4. Continuous rotary vacuum filters.
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat dan Deskripsi Alat


1.3.1.1 Alat Utama
Alat utama yang digunakan pada percobaan ini adalah W4 filterability
apparatus.

Deskripsi Alat:
Keterangan :
A. Perspex Column
B. Storage funnel
C. Flow Control Valve
D. Flowmeter
E. Manometer
F. Air Release Plug
G. Drain Outlet Tube

Gambar 1.2 Rangkaian Alat W4 Filterability Apparatus

1.3.1.2 Alat Pendukung


Alat-alat pendukung yang digunakan adalah:
- Gelas ukur 1000 mL dan 25 mL - Corong
- Gelas beker 1000 mL - Stopwatch
- Cawan Porselin - Oven
- Gelas alroji - Desikator
- Sudip - Ayakan
- Pengaduk kaca - Neraca analatik

I-7
I-8

1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
- Pasir kuarsa 1000 mikron
- Pasir kuarsa 2000 mikron
- CaCO3 5 gram
- Akuades
- Kertas saring

1.3.3 Prosedur Percobaan


1.3.3.1 Percobaan Pendahuluan (Preliminary)
1. Peralatan diisi dengan cairan jernih secara reverse flow filling melalui drain
outlet tube dengan bantuan corong kecil untuk menghilangkan gelembung
udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
ketinggian yang sama.
4. Drain outlet tube dimasukkan dalam penampung.
5. Flow control valve dibuka untuk mengecek aliran.

1.3.3.2 Persiapan Media (Preparation of Media)


1. Pasir kuarsa yang tertahan ayakan 1000 mikron diambil untuk menyediakan
tumpukan setinggi 4 cm.
2. Media dipindahkan ke dalam perspex coloumn dan dibasahi, kemudian
perspex coloumn dirangkai kembali.
3. Peralatan diisi dengan air jernih dengan cara reverse flow filling melalui drain
outlet tube.
4. Cairan dikosongkan sampai batas perspex column yang diisi media, flow
control valve dibuka dan drain outlet tube dimasukkan dalam penampung.
5. Waktu dan volume pengosongan dicatat.
I-9

1.3.3.3 Persiapan Suspensi


1. CaCO3 ditimbang sebanyak 5 gram
2. CaCO3 dilarutkan ke dalam 1000 mL akuades.

1.3.3.4 Test Filterability


1. Peralatan diisi dengan aliran jernih secara reverse flow filling melalui drain
outlet tube dengan bantuan corong kecil untuk menghilangkan gelembung
udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
ketinggian yang sama.
4. Larutan suspensi diisi dalam storage funnel.
5. Drain outlet tube dimasukkan ke dalam penampung dan flow control valve
dibuka.
6. Headloss yang tertera pada manometer dicatat.
7. Waktu penampungan filtrat dan volume yang tertampung dicatat.
8. Filtrat yang tertampung disaring dengan kertas saring.
9. Endapan basah ditimbang, lalu dikeringkan menggunakan oven dan
didinginkan dengan desikator dan kemudian endapan ditimbang kembali
sebagai endapan kering.
10. Lakukan cara yang sama untuk media pasir kuarsa ukuran 2000 mikron.
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 Hasil Pengamatan pada Pasir Kuarsa 1000 mikron
Manometer Waktu
Berat Volume
Pengosongan
Jenis suspensi suspensi Filtrat (mm) Pengosongan Filtrat
(mm)
(gram) (mL) (s) (s)
h1 h2 ∆h h1 h2 ∆h

Kuarsa 5 1000 240 210 30 260 130 130 2,8 41

Tabel 1.1 (Lanjutan)


Massa Massa endapan +
Massa endapan Volume Volume
kertas Kertas saring
Jenis (gram) pengosonga filtrasi
saring (gram)
n (mL) (mL)
(gram) Basah Kering Basah Kering

Kuarsa 3,8 15,3 6,2 11,5 2,4 23,5 960

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan pada Pasir Kuarsa 2000 mikron


Manometer Waktu
Berat Volume
Pengosongan
Jenis suspensi suspensi Filtrat (mm) Pengosongan Filtrat
(mm)
(gram) (mL) (s) (s)
h1 h2 ∆h h1 h2 ∆h

Kuarsa 5 1000 210 190 20 235 150 85 1,7 39

Tabel 1.2 (Lanjutan)


Massa Massa endapan +
Massa endapan Volume Volume
Jenis kertas Kertas saring
(gram) pengosongan filtrasi
media saring (gram)
(mL) (mL)
(gram) Basah Kering Basah kering

Pasir
3.9 15,9 6,8 12 2,9 25 980
Kuarsa

I-10
1.4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Kuarsa 1000 mikron
H C Co v tfiltrasi
Jenis F
(cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
2,5381 x
Kuarsa 13 0,005 2,0240 41 0,0853
10-3

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Kuarsa 2000 mikron
H C Co v tfiltrasi
Jenis F
(cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
3,0080 x
Kuarsa 8,5 0,005 2,1694 39 0,0632
10-3

1.4.3 Pembahasan
Filterability number adalah bilangan yang tak berdimensi yang digunakan
dalam menentukan kemampuan filtrasi dari suatu media filter. Nilai ini akan
mempengaruhi jenis media filter yang digunakan dalam suatu proses filtrasi.
Dalam percobaan ini, suspensi yang digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat).
Kalsium karbonat sendiri berfungsi sebagai slurry yang dilewatkan pada media
filter. Sebelum dimasukkan ke storage funnel, partikel CaCO3 harus dalam bentuk
larutan yang sudah diaduk hingga homogen. Media filtrasi yang digunakan adalah
pasir kuarsa dengan ukuran 1000 mikron dan 2000 mikron.
Headloss adalah perbedaan yang diakibatkan oleh fluida saat melewati
pipa (system pengaliran). Headloss mempengaruhi filterability number
dikarenakan nilai headloss berbanding lurus dengan nilai filterability number.
Semakin tinggi nilai headloss maka semakin tinggi pula nilai filterability
numbernya. Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh nilai
headloss untuk pasir kuarsa 1000 mikron adalah 13 cm sedangkan untuk pasir
kuarsa 2000 mikron adalah 8,5 cm. nilai headloss yang terbesar terdapat pada
media pasir kuarsa 1000 mikron. Hal ini karena ukuran partikel dan rongga antar
partikel media pasir kuarsa 1000 mikron lebih rapat daripada pasir kuarsa 2000
mikron. Sehingga hambatan yang terjadi pada media pasir tersebut lebih besar.
Waktu operasi filtrasi juga mempengaruhi kecepatan filtrasi. Semakin
lama waktu filtrasi maka semakin bagus hasil dari filtrasi tersebut. Berdasarkan
percobaan didapat waktu penyaringan untuk pasir kuarsa 1000 mikron adalah 41
detik sedangkan untuk pasir kuarsa 2000 mikron adalah 39 detik. Waktu
penyaringan terlama adalah pada media pasir kuarsa 1000 mikron, hal ini
dikarenakan ukuran pasir kuarsa 1000 mikron lebih kecil daripada pasir kuarsa
2000 mikron yang menyebabkan suspense lebih sulit untuk melewati media filter
tersebut. Sehingga waktu filtrasi yang dibutuhkan lebih lama.
Kecepatan rata-rata yang diperoleh dari percobaan untuk penyaringan
menggunakan pasir kuarsa 1000 mikron adalah 2,0240 cm/s dan pada pasir kuarsa
2000 mikron adalah 2,1694 cm/s. Nilai kecepatan rata-rata terbesar terdapat pada
media pasir kuarsa 2000 mikron, hal ini dikarenakan hambatan yang dihasilkan
oleh pasir kuarsa 2000 mikron tidak sebesar pasir kuarsa 1000 mikron. Semakin
besar ukuran partikel menyebabkan semakin besar rongga antar partikel sehingga
suspensi lebih mudah melewati media filter tersebut. Semakin banyak cake yang
tertahan maka nilai kecepatan penyaringan akan semakin kecil. Cake atau endapan
dapat menyebabkan penyumbatan. Pada media penyaringan sehingga
mempengaruhi kecepatan suspensi yang melewati media.
Dari hasi pehritungan diperoleh niai konsentrasi filtrat untuk media pasir
kuarsa 1000 mikron adalah sebesar 2,5381x10-3 g/cm3 dan pada pasir kuarsa 2000
mikron adalah 3,0080x10-3 g/cm3. Nilai konsentrasi filtrat pada media pasir kuarsa
2000 mikron lebih besar daripada pasir kuarsa 1000 mikron dikarenakan ukuran
partikel pasir kuarsa 2000 mikron lebih besar dan rongga antar partikel lebih
renggang sehingga cake yang tertahan pada media filter lebih banyak. Hal ini
menyebabkan larutan suspensi sulit lolos sehingga filtrat yang dihasilkan lebih
jernih.
Hasil yang didapat, nilai filterability number pada masing-masing pasir
kuarsa 1000 mikron dan 2000 mikron adalah 0,0853 dan 0,0632. Nilai filterability
number pada media pasir kuarsa 1000 mikron lebih besar daripada pasir kuarsa
2000 mikron. Semakin besar nilai filterability number maka semakin baik pula
kemampuan media filter tersebut dalam melakukan filtrasi. Hal ini dikarenakan
ukuran dari partikel medianya lebih kecil dan jarak atau rongga antar partikelnya
lebih sempit sehingga memiliki hasil penyaringan yang jernih.
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan, dapat diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi filterability number. Adapun faktor-faktornya adalah
headloss, waktu aliran, kecepatan rata-rata dan konsentrasi dari filtrat tersebut.
Hal itu sesuai dengan persamaan :

HC
F = ...(1.2)
VC 0 t
1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah headloss,
konsentrasi rata-rata filtrat, kecepatan rata-rata dan waktu operasi
penyaringan.
2. Nilai filterability number untuk media pasir kuarsa 1000 mikron sebesar
0,0853 sedangkan media pasir kuarsa 2000 mikron sebesar 0,0632.
3. Berdasarkan percobaaan ini nilai filterability number yang terbaik adalah
pada pasir kuarsa ukuran 1000 mikron. Filterability yang baik ditunjukkan
oleh nilai F yang tinggi.

1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah dengan lebih memvariasikan ukuran
dari media pasir yang digunakan. Seperti pasir silika 710 mikron. Sehingga
diperoleh data yang bervariasi untuk setiap ukuran media filtrat.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G. 1950. Unit Operation. John Willey and Sons, Inc: New York.

Coulson and Richardson. 2002. Particle Technology and Separation Process.


Butterworth Heinemann. Oxford: New York.

Foust, A.S. 1980. Principle of Unit Operation 2nd Edition. John Willey and Sons.
New York.

Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Prentice Hall:
New York

McCabe, W.L. Smith, S.L dan Harrot P. 1999. Unit Operation Of Chemical
Engineering 5th Edition. Mc. Graw-Hill: New York.

Perry, R.H.1997. Perry’s Chemical Engineers Handbook 7th Edition. McGraw


Hill Book Company Inc. New York.

Nusantara, Nansino. 2015. Penggunaan Pasir Silika dalam Industri. Universitas


Padjajaran: Bandung.

DP.1-14
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Untuk media pasir kuarsa 1000 mikron


Diketahui : h1 = 260 mm = 26 cm
h2 = 130 mm = 13 cm
m CaCO3 = 5 gram
ρair = 1 g/cm3
vair = 1000 mL
m filtrat kering = 2,4 gram
tfiltrasi = 41 s
vpengosongan = 23,5 mL
vfiltrasi = 960 mL
d = 3,81 cm
tpengosongan = 2,8 s
Ditanya : F…?
Jawab :
a. Menghitung head loss (ΔH)
ΔH = h1 – h2
= (26 – 13) cm = 13 cm
b. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)
m CaCO3 5 gram
Co = = = 0,005 g/mL = 0,005 g/cm3
vair 1000 mL

c. Menentukan konsentrasi rata-rata filtrasi (C)


- mair menguap = (mendapan basah – mendapan kering)
= (11,5 – 2,4) gram
=9,1 gram
mair menguap 9,1 gram
- vmenguap = = = 9,1 cm3
𝜌air 1 g/cm3

- vfiltrat = vfiltrasi - vpengosongan + vair menguap


= (960 – 23,5 + 9,1) cm3
= 945,6 cm3

LP.1-15
LP.1-16

-
Konsentrasi rata-rata filtrat
mfiltrat 2,4 gram
C = = = 2,5381 x 10-3 g/cm3
vfiltrat 945,6 cm3

d. Menghitung kecepatan rata-rata (v)


Q
v =
A
vfiltrat 945,6 cm3
Q = = = 23,0634 cm3/s
tfiltrat 41 s

Dimana tfltrat = tflitrat - tpengosongan


= (41 – 2,8) s = 38,2 s
dan
πd2 3,14 (3,81 cm)2
A = = = 11,3951 cm2
4 4
Jadi,
Q 23,0634 cm3/s
v = = = 2,0240 cm/s
A 11,3951 cm2

e. Menghitung filterability number


HC
F =
v Co t
13 cm x 2,5381 x 10−3 g/cm3
= cm g
2,0240 x 0,005 x 38,2 s
s cm3

= 0,0853

2. Untuk media pasir kuarsa 2000 mikron


Diketahui : h1 = 235 mm = 23,5 cm
h2 = 150 mm = 15 cm
m CaCO3 = 5 gram
ρair = 1 g/cm3
vair = 1000 mL = 1000 cm3
m filtrat kering = 2,9 gram
tfiltrasi = 39 s
vpengosongan = 25 mL
vfiltrasi = 980 mL
LP.1-17

d = 3,81 cm
tpengosongan = 1,7 s
Ditanya : F…?
Jawab :
d. Menghitung head loss (ΔH)
ΔH = h1 – h2
= (23,5 – 15) cm = 8,5 cm
e. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)
m CaCO3 5 gram
Co = = = 0,005 g/mL = 0,005 g/cm3
vair 1000 mL

f. Menentukan konsentrasi rata-rata filtrasi (C)


- mair menguap = (mendapan basah – mendapan kering)
= (12 – 2,9) gram
= 9,1 gram
mair menguap 9,1 gram
- vmenguap = = = 9,1 cm3
𝜌air 1 g/cm3

- vfiltrat = vfiltrasi - vpengendapan + vair menguap


= (980 – 25 + 9,1) cm3
= 964,1 cm3
- Konsentrasi rata-rata filtrat
mfiltrat 2,9 gram
C = = = 3,0080 x 10-3 g/cm3
vfiltrat 964,1 cm3

d. Menghitung kecepatan rata-rata (v)


Q
v =
A
vfiltrat 964,1 cm3
Q = = = 24,7205 cm3/s
tfiltrat 39 s

Dimana tfltrat = tflitrat - tpengosongan


= (39 – 1,7) s = 37,3 s
dan
πd2 3,14 (3,81 cm)2
A = = = 11,3951 cm2
4 4
Jadi,
LP.1-18

Q 24,7205 cm3/s
v = = = 2,1694 cm/s
A 11,3951 cm2

e. Menghitung filterability number


HC
F =
v Co t
8,5 cm x 3,0080x10−3g/cm3
= cm g
12,1694 x 0,005 x 37,3 s
s cm3

= 0,0632

Anda mungkin juga menyukai