Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisah untuk memisahkan zat padat dan
cairannya dengan cara menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah
perbedaan ukuran partikel antar pelarut dan zat terlarutnya. Contohnya, pada sebuah filter.
Media filter yang digunakan pada percobaan ini adalah pasir kuarsa ukuran 1000 mikron
dan 2000 mikron, sedangkan suspensi yang diguanakan adalah larutan CaCO3. Tujuan dari
pecobaan ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number,
menentukan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan ayakan 1000 mikron dan
2000 mikron, serta membandingkan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 1000 mikron dan 2000 mikron. Percobaan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
prosedur pendahuluan, persiapan media, persiapan suspensi dan test filterability.
Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah head loss, konsentrasi rata-
rata filtrat, kecepatan rata-rata dan waktu operasi penyaringan. Nilai filterability number untuk
media pasir kuarsa 1000 mikron sebesar 0,0853 sedangkan media pasir kuarsa 2000 mikron
sebesar 0,0632. Berdasarkan percobaaan ini nilai filterability number yang terbaik adalah pada
pasir kuarsa ukuran 1000 mikron. Filterability yang baik ditunjukkan oleh nilai F yang tinggi.
I-i
PERCOBAAN 1
FILTRASI
1.1 PENDAHULUAN
I-1
1.2 DASAR TEORI
I-2
giling atau tanah (distomea). Banyaknya macam ragam bahan yang difiltrasi dan
beragamnya kondisi proses maka terdapat macam-macam jenis filter. Adapun
macam-macam filter dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Geankoplis, 1997):
1. Filter klarifikasi
Filter klarifikasi dikenal juga sebagai filter hamparan tebal, karena partikel-
partikel zat padat dianggap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada
lapisan zat padat yang terlihat dari permukaan medium.
2. Filter ampas
Filter ampas adalah untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar
dalam bentuk ampas, kristal atau lumpur. Dalam filtrasi penumpukan ampas
(cake filtration), zat cair mengalir melalui dua tahapan seri yaitu tahapan
ampas dan tahanan medium filter. Tahanan ampas adalah nol pada awal
filtrasi dan meningkat pada waktu selama berlangsungnya filtrasi. Pada
tahanan medium filter digunakan pada tahap-tahap awal.
3. Filter plat atau frame press
Filter jenis ini diatur berlapis satu dengan yang lain dan didukung sepasang
jalur (rel). Bagian plat mempunyai permukaan bergaris-garis dan bagian
tepinya lebih tebal sedikit yang harus dibuat dengan hati-hati. Sedangkan
frame yang tidak terisi bagian tengahnya dipasang di samping plate dengan
meletakkan kertas/kain saring di tengahnya dan dirapatkan dengan sekrup
pemutar oleh tangan disebut press.
4. Filter daun
Filter jenis ini biasanya dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi dari filter
press serta menghemat tenaga manusia.
5. Filter kontinyu
Dalam filter ini, misalnya pada jenis tromol putar, umpan, filtrat dan ampas
bergerak pada laju tetap dan steady.
I-2
I-3
Gambar1.1 menunjukkan medium filter dalam kondisi ini adalah kain dan
lapisan solid atau filter cake yang terbentuk sebagai pendukung. Dalam operasi
cake berangsur-angsur terbentuk di atas medium dan semakin menahan aliran.
Awalnya partikel terperangkap dalam lapisan permukaan untuk membentuk media
filter sebenarnya. Faktor utama yang menentukan kecepatan filtrasi adalah:
1. Tekanan dan umpan pada sisi medium penyaring.
2. Area permukaan saringan.
3. Viskositas filtrat.
4. Ketahanan filter cake.
5. Ketahanan filter medium dan lapisan awal cake.
Filterability bukan merupakan sifat khusus dari suspensi, tetapi merupakan sifat
yang saling mempengaruhi antara suspensi dan filter media. Jika salah satu sifat
dari suspensi atau filter media dijaga konstan, sebagai contoh penggunaan filter
media yang standar maka perubahan dari filterability hanya mencerminkan
perubahan suspensi. Suatu suspensi akan dianggap mudah disaring jika dapat
I-4
melewati porous media dengan cepat, menghasilkan filtrat jernih dengan sedikit
sumbatan pada filter media. Penyumbatan tersebut biasanya dinyatakan sebagai
loss of permeability, yang menunjukkan penambahan pressure drop atau
headloss. The Filterability Number (F), dapat dihitung berdasarkan rumus
(McCabe, 1999):
HC
F = ...(1.1)
VC 0 t
Dimana:
H = Headloss (tekanan terukur)
C = Konsentrasi rata-rata
C0 = Konsentrasi inlet suspension
V = Kepadatan rata-rata (Volumetric flow rate per unit area)
t = Waktu operasi penyaringan
Berdasarkan prinsip kerjanya, operasi filtrasi dapat dibedakan atas
(Foust, 1980):
1. Pressure Filtration, yaitu filtrasi yang digunakan dengan tekanan, contohnya
adalah plate dan filter press.
2. Gravity Filtration, yaitu filtrasi yang dilakukan dengan bantuan gaya
gravitasi, contohnya adalah sand filter (saringan pasir).
3. Vacuum Filtration, yaitu filtrasi di mana cairan mengalir karena prinsip
hampa udara, contohnya adalah Rotary Drum Filter.
Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut (McCabe, 1999):
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat.
3. Harus tahan secara kimiawi dan kuat secara fisik dalam kondisi operasi.
4. Harus memungkinkan penumpukan cake dan pengeluaran cake secara total
dan bersih.
I-5
Tidak mahal.
Proses filtrasi dalam industri meliputi ragam operasi mulai dari pemisahan
sederhana sampai separasi yang amat rumit. Dalam filtrasi industri, kandungan zat
padat berkisar dari hanya runutan sampai persen yang sangat tinggi, kadang-
kadang umpan itu dimodifikasi dengan perlakuan pendahuluan untuk
meningkatkan laju filtrasi, memanaskan umpan, rekristalisasi atau dengan
menambahkan filter acid seperti selulosa, kapur giling atau tanah distoma
(McCabe, 1999).
Pasir silika atau kuarsa (silika sand) adalah salah satu mineral yang umum
ditemukan di kerak kontinen bumi dikenal dengan rumus kimia SiO2 (silikon
dioksida) pasir jenis ini memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia
sebagai contoh pasir silika digunakan sebagai bahan baku kaca, keramik bahkan
bisa dipergunakan sebagai bahan untuk saringan filter air. Mineral ini memiliki
struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon
dioksida, SiO2) dengan skala kekerasan mohs 7 dan tingkat densitas 2,65 g/cm3.
Bentuk umum dari pasir silika adalah prisma segi enam yang memiliki ujung
piramida segi enam (Nusantara, 2015).
Suspensi koloid adalah campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu
fasenya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa
tertentu. Zat yang sudah tersuspensi dalam medium penyangga dapat berupa
kombinasi gas, cairan atau padatan. Contoh suspense koloid antara lain semprotan
cairan ( cairan tersuspensi dalam gas), asap ( partikel padatan dalam udara), susu
(partikel padatan dalam tetesan kecil minyak dalam air). Meskipun beberapa
suspensi koloid memisahkan menjadi dua fasa terpisah, jadi tersuspensi berada
dalam keadaan gerak tetap yang disebut dengan gerak brown ( McCabe, 1999).
Filter dapat dibedakan berasarkan gaya pendorongnya sebagai berikut
( Foust,1990):
1. Gravity filters
2. Plate and frame filters
3. Batch filters
4. Continuous rotary vacuum filters.
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Deskripsi Alat:
Keterangan :
A. Perspex Column
B. Storage funnel
C. Flow Control Valve
D. Flowmeter
E. Manometer
F. Air Release Plug
G. Drain Outlet Tube
I-7
I-8
1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
- Pasir kuarsa 1000 mikron
- Pasir kuarsa 2000 mikron
- CaCO3 5 gram
- Akuades
- Kertas saring
Pasir
3.9 15,9 6,8 12 2,9 25 980
Kuarsa
I-10
1.4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Kuarsa 1000 mikron
H C Co v tfiltrasi
Jenis F
(cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
2,5381 x
Kuarsa 13 0,005 2,0240 41 0,0853
10-3
Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi pada Pasir Kuarsa 2000 mikron
H C Co v tfiltrasi
Jenis F
(cm) (g/cm3) (g/cm3) (cm/s) (s)
3,0080 x
Kuarsa 8,5 0,005 2,1694 39 0,0632
10-3
1.4.3 Pembahasan
Filterability number adalah bilangan yang tak berdimensi yang digunakan
dalam menentukan kemampuan filtrasi dari suatu media filter. Nilai ini akan
mempengaruhi jenis media filter yang digunakan dalam suatu proses filtrasi.
Dalam percobaan ini, suspensi yang digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat).
Kalsium karbonat sendiri berfungsi sebagai slurry yang dilewatkan pada media
filter. Sebelum dimasukkan ke storage funnel, partikel CaCO3 harus dalam bentuk
larutan yang sudah diaduk hingga homogen. Media filtrasi yang digunakan adalah
pasir kuarsa dengan ukuran 1000 mikron dan 2000 mikron.
Headloss adalah perbedaan yang diakibatkan oleh fluida saat melewati
pipa (system pengaliran). Headloss mempengaruhi filterability number
dikarenakan nilai headloss berbanding lurus dengan nilai filterability number.
Semakin tinggi nilai headloss maka semakin tinggi pula nilai filterability
numbernya. Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh nilai
headloss untuk pasir kuarsa 1000 mikron adalah 13 cm sedangkan untuk pasir
kuarsa 2000 mikron adalah 8,5 cm. nilai headloss yang terbesar terdapat pada
media pasir kuarsa 1000 mikron. Hal ini karena ukuran partikel dan rongga antar
partikel media pasir kuarsa 1000 mikron lebih rapat daripada pasir kuarsa 2000
mikron. Sehingga hambatan yang terjadi pada media pasir tersebut lebih besar.
Waktu operasi filtrasi juga mempengaruhi kecepatan filtrasi. Semakin
lama waktu filtrasi maka semakin bagus hasil dari filtrasi tersebut. Berdasarkan
percobaan didapat waktu penyaringan untuk pasir kuarsa 1000 mikron adalah 41
detik sedangkan untuk pasir kuarsa 2000 mikron adalah 39 detik. Waktu
penyaringan terlama adalah pada media pasir kuarsa 1000 mikron, hal ini
dikarenakan ukuran pasir kuarsa 1000 mikron lebih kecil daripada pasir kuarsa
2000 mikron yang menyebabkan suspense lebih sulit untuk melewati media filter
tersebut. Sehingga waktu filtrasi yang dibutuhkan lebih lama.
Kecepatan rata-rata yang diperoleh dari percobaan untuk penyaringan
menggunakan pasir kuarsa 1000 mikron adalah 2,0240 cm/s dan pada pasir kuarsa
2000 mikron adalah 2,1694 cm/s. Nilai kecepatan rata-rata terbesar terdapat pada
media pasir kuarsa 2000 mikron, hal ini dikarenakan hambatan yang dihasilkan
oleh pasir kuarsa 2000 mikron tidak sebesar pasir kuarsa 1000 mikron. Semakin
besar ukuran partikel menyebabkan semakin besar rongga antar partikel sehingga
suspensi lebih mudah melewati media filter tersebut. Semakin banyak cake yang
tertahan maka nilai kecepatan penyaringan akan semakin kecil. Cake atau endapan
dapat menyebabkan penyumbatan. Pada media penyaringan sehingga
mempengaruhi kecepatan suspensi yang melewati media.
Dari hasi pehritungan diperoleh niai konsentrasi filtrat untuk media pasir
kuarsa 1000 mikron adalah sebesar 2,5381x10-3 g/cm3 dan pada pasir kuarsa 2000
mikron adalah 3,0080x10-3 g/cm3. Nilai konsentrasi filtrat pada media pasir kuarsa
2000 mikron lebih besar daripada pasir kuarsa 1000 mikron dikarenakan ukuran
partikel pasir kuarsa 2000 mikron lebih besar dan rongga antar partikel lebih
renggang sehingga cake yang tertahan pada media filter lebih banyak. Hal ini
menyebabkan larutan suspensi sulit lolos sehingga filtrat yang dihasilkan lebih
jernih.
Hasil yang didapat, nilai filterability number pada masing-masing pasir
kuarsa 1000 mikron dan 2000 mikron adalah 0,0853 dan 0,0632. Nilai filterability
number pada media pasir kuarsa 1000 mikron lebih besar daripada pasir kuarsa
2000 mikron. Semakin besar nilai filterability number maka semakin baik pula
kemampuan media filter tersebut dalam melakukan filtrasi. Hal ini dikarenakan
ukuran dari partikel medianya lebih kecil dan jarak atau rongga antar partikelnya
lebih sempit sehingga memiliki hasil penyaringan yang jernih.
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan, dapat diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi filterability number. Adapun faktor-faktornya adalah
headloss, waktu aliran, kecepatan rata-rata dan konsentrasi dari filtrat tersebut.
Hal itu sesuai dengan persamaan :
HC
F = ...(1.2)
VC 0 t
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah headloss,
konsentrasi rata-rata filtrat, kecepatan rata-rata dan waktu operasi
penyaringan.
2. Nilai filterability number untuk media pasir kuarsa 1000 mikron sebesar
0,0853 sedangkan media pasir kuarsa 2000 mikron sebesar 0,0632.
3. Berdasarkan percobaaan ini nilai filterability number yang terbaik adalah
pada pasir kuarsa ukuran 1000 mikron. Filterability yang baik ditunjukkan
oleh nilai F yang tinggi.
1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah dengan lebih memvariasikan ukuran
dari media pasir yang digunakan. Seperti pasir silika 710 mikron. Sehingga
diperoleh data yang bervariasi untuk setiap ukuran media filtrat.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G. 1950. Unit Operation. John Willey and Sons, Inc: New York.
Foust, A.S. 1980. Principle of Unit Operation 2nd Edition. John Willey and Sons.
New York.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Prentice Hall:
New York
McCabe, W.L. Smith, S.L dan Harrot P. 1999. Unit Operation Of Chemical
Engineering 5th Edition. Mc. Graw-Hill: New York.
DP.1-14
LAMPIRAN PERHITUNGAN
LP.1-15
LP.1-16
-
Konsentrasi rata-rata filtrat
mfiltrat 2,4 gram
C = = = 2,5381 x 10-3 g/cm3
vfiltrat 945,6 cm3
= 0,0853
d = 3,81 cm
tpengosongan = 1,7 s
Ditanya : F…?
Jawab :
d. Menghitung head loss (ΔH)
ΔH = h1 – h2
= (23,5 – 15) cm = 8,5 cm
e. Menghitung konsentrasi inlet suspension (Co)
m CaCO3 5 gram
Co = = = 0,005 g/mL = 0,005 g/cm3
vair 1000 mL
Q 24,7205 cm3/s
v = = = 2,1694 cm/s
A 11,3951 cm2
= 0,0632