FILTRASI
4311415071
2018
RINGKASAN
Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru zat padatnyalah
yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri,
kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari presentase kecil sampai
persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa
pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,
kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa
atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring
beragam dan kondisi proses yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Pengertian filtrasi
2. Klasifikasi filtrasi
1.4 Manfaat
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang cairan dan
partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan
cairan dan menahan partikel-partikel padat. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam
operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks.
Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, dll (Geankoplis, 1987).
Filter
Medium Filter
Bahan penolong Filtrasi
1. Filter
Filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan : yang pertama adalah filter
klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake filter).
Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter), karena partikel-
partikel zat padat diperangkap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada lapisan
zaat padat yang terlihat dari permukaan medium. Filter ini biasanya digunakan untuk
memisahkan zat padat yang kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas yang bersih
atau zat cair yang bening, seperti minuman. Klarifikasi berbeda dengan penapisan
karena pori medium filter ini jauh lebih besar dari diameter partikel yang harus
dipisahkan. Partikel-partikel itu ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan dibuat
tidak bias bergerak di dalam saluran aliran, dan walaupun mengakibatkan
diameter efektif saluran itu menjadi lebih kecil, namun biasanya tidak sampai
menyebabkan saluran itu buntu (McCabe, 1990).
2. Medium Filter
Suatu medium filter (septum) pada setiap filter harus memenuhi syarat antara lain:
Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
Tidak mudah tersumbat.
Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.
Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara
total dan bersih.
Tidak boleh terlalu mahal (cost effective)
Dalam proses filtrasi di industry medium filter yang banyak digunakan adalah kain
kanvas. Untuk zat cair yang bersifat korosif digunakan medium filter lain seperti kain
wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas. Kain sintetis seperti
nilon, polipropilene, saran dan darcon termasuk bahan yang sangat tahan secara
kimia (Geankoplis, 1987).
jalan yang sama seperti filtrat. Ekspresi “trhough washing” atau “every other
pelate washing” (gb. 2-38) membutuhkan penggunaan dua tipe pelat yang
berbeda. Pelat yang bukan pencuci (satu tombol) dan pelat pencuci (tiga tombol)
diisikan dalam penekan diantara bingkai (dua tombol). Umpan memasuki bingkai
seperti sebelumnya. Pencucian memasuki setiap pelat dan melewati dua cake
pada bingkai di kedua sisi pelat, meninggalkan keran pada pelat bukan pencuci
(satu tombol). Metode ini memerlukan klep yang tertutup pada pelat-pelat (tiga
tombol) ke dalam masukan pencuci.
Semuam tipe pelat ini dapat didesain untuk mengoperasikan pada
pengiriman tertutup dengan menyediakan saluran ketiga yang dibentuk oleh
lubang di sebelah pojok kanan bawah pelat dan bingkai. Empat saluran
memungkinkan untuk mengoperasikan dengan menggunakan pengiriman
tertutup dengan keluaran terpisah untuk filtrat dan pencucian. Umpan suspensi
masuk ke setiap bingkai melalui saluran kanan atas (tidak ada pembukaan dari
saluran ini ke pelat manapun). Filtrat meninggalkan setiap pelat menuju saluran
kiri bawah bingkai penuh dengan cake. Pencucian masuk melalui saluran kiri atas
ke setiap pelat menuju cake ganda di antara bingkai pada sisi lain pelat ini dan
keluar melalui saluran kanan bawah pada pelat pengganti (satu tombol). Selama
pencucian keran pada filtrat pada keluaran dan masukan pencucian tertutup.
Penekan pelat dan bingkai sangat luas digunakan khususnya ketika
cake sangat berharga dan ukurannya sangat kecil. Filter yang kontinyu
menggantikan penekan pelat dan bingkai untuk banyak operasi berskala besar.
b. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat. Penyaringan secara gravitasi
merupakan cara yang tertua yang dilakukan untuk memurnikan suatu suspensi.
Gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan
cara memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan
ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir.
Penyaring gravitasi umum dalam pengolahan air, di mana suatu penyaring pasir
digunakan untuk menjernihkan air sebelum diionisasi dan destilasi. Medium
penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan
khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang
aktif, tanah diatome, atau pembantu penyaring lain.
Prinsip kerja filter pasir yaitu cairan yang akan disaring mengalir dari atas ke
bawah menembus lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel padat yang akan
dipisahkan tertahan dalam pasir. Media filter ini dapat dibersihkan dengan cara
menyemprotnya dengan air dan udara bertekanan secara periodik. Filter pasir
digunakan untuk filtrasi jernih (clarifying filtration) terutama untuk penanganan
awal air minum atau untuk pembuatan air keperluan pabrik.
Pemurnian air dalam skala kecil dapat menggunakan keramik berpori sebagai
suatu medium penyaring dalam bentuk “lilin-lilin” berlubang. Cairan masuk dari
sisi luar melalui keramik berpori ke dalam bagian lilin yang berlubang (kosong).
Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang
dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir secara laminar. Filter
ini digunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung
sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air. Tangki biasanya terbuat dari
kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air biasa digunakan beton.
Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu
dilengkapi dengan pintu atau keran agar memungkinkan backwashing dari dasar
pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi. Bagian bawah
yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk
menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam pengolahan air sebagai
media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas yang
dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur
biasanya digunakan untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi
maupun adsorbsi.
Gambar di bawah ini secara luas telah digunakan seperti pemurnian melalui sand
filter.
c. Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara (penghisapan).
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari campuran
reaksi pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan melalui kertas filter
dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan cairan tersebut
ditarik melalui corong ke dalam labu di bawah ini, dengan ruang hampa.
Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum dipakai
untuk suatu ukuran besar, jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-
endapan Kristal atau penyaring steril. Penyaring vakum kontinu dapat menangani
beban kotoran yang tinggi dan pada suatu basis volume, dalam hal biaya cairan
yang disaring per galon murah. Dalam mengerjakan system penyaring drum
kontinu, vakum dipakai untuk drum (tong) tersebut, dan cairan mengalir melalui
lajur kontinu. Zat padat dikumpulkan pada akhir lajur tersebut.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama, yaitu penyaring kue (cake),
penyaring penjernihan (clarifying), dan penyaring aliran silang (crossflow).
Penyaring kue memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kue
kristal atau lumpur,. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk
membersihkan kue dan untuk membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang.
Penyaring penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dari suatu gas atau
percikan cairan jernih semisal minuman. Partikel padat terperangkap didalam
medium penyaring atau di atas permukaan luarnya. Penyaring penjernihan berbeda
dengan saringan biasa, yaitu memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar
dari partikel yang akan disingkirkan. Di dalam penyaring aliran silang, umpan
suspensi mengalir dengan tekanan tertentu di atas medium penyaring. Lapisan tipis
dari padatan dapat terbentuk di atas medium permukaan, tetapi kecepatan cairan
yang tinggi mencegah terbentuknya lapisan.
Medium penyaring adalah membran keramik, logam, atau polimer dengan pori
yang cukup kecil untuk menahan sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian
cairan mengalir melalui medium sebagai filtrat yang jernih, meninggalkan suspensi
pekatnya.
Salah satu contoh cara kerja alat filtrasi yang sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari adalah proses penjernihan air. Air keran (PDAM) yang ada
saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel
lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk
diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi :
3.1 Kesimpulan
b. Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu)
dipengaruhi oleh :
- Luas Permukaan Filter
- Viskositas Cairan
- Debit Aliran
- Konsentrasi Kekeruhan
- Temperatur
d. Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu :
- Pressure Filtration
- Gravity Filtration
- Vacum Filtration
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Arutanti, Osi dan Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Hernawan Mahfudz. 2009.
Penjernihan Air Dari Pencemar Organik dengan Proses Fotokatalis pada
Permukaan Titanium Dioksida (TiO2) . Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN
1979-0880.
Effendi H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi PengelolaanSumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Kanisius
Sri Widyastuti dan Antik Sepdian Sari. (2011). Kinerja Pengolahan Air Bersih dengan
Proses Filtrasi dalam Mereduksi Kesadahan. Jurnal Teknik Waktu Volume 09
Nomor 01 Januari 2011
Suparno et al. (2012). The use of Indrayanti Beach Sand and Coconut Shell Carbon as
Absorbents in Selokan MataramCanal Water Filtration System. Internatioal
Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS Vol:12 No:06