Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SINTESIS ANORGANIK

FILTRASI

Muara Intan Pertiwi

4311415071

Universitas Negeri Semarang

2018
RINGKASAN

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung


cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan


media filter kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk
lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat
dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong
pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen
yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut
adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat
memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang
disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrate

Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru zat padatnyalah
yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri,
kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari presentase kecil sampai
persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa
pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,
kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa
atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring
beragam dan kondisi proses yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan produksi suatu industri yang semakin bertambah


dan berkembang pesat diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kebutuhan
produksi tersebut. Salah satu proses yang biasanya dilakukan dalam suatu industri
yaitu proses pemurnian atau pemisahan dalam pengolahan untuk menghasilkan
suatu produk.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses
perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan
yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara
mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah
dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan
melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses
pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun
campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau
campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat
mengandung dua atau lebih fasa: padatpadat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-
gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua
atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian filtrasi.


2. Mengetahui klasifikasi filtrasi.
3. Mengetahui prinsip dasar filtrasi.
4. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam filtrasi.
5. Mengetahui aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Pengertian filtrasi

2. Klasifikasi filtrasi

3. Prinsip kerja alat filtrasi

4. Peralatan yang digunakan dalam filtrasi

5. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Manfaat

1. Mengetahui definisi filtrasi dalam arti luas


2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sintesis dengan cara filtrasi
3. Mampu mengaplikasikan sintesis dengan teknik filtrasi
BAB II ISI

2.1 Pengertian Filtrasi

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung


cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan


media filter kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk
lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat
dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong
pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen
yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut
adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat
memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang
disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrate (Zulfikar, 2011).

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang cairan dan
partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan
cairan dan menahan partikel-partikel padat. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam
operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks.
Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, dll (Geankoplis, 1987).

2.2 Klasifikasi Filtrasi


Berdasarkan tempat, filtrasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
a) Penyaringan permukaan yaitu jika bahan padat tertahan akibat kerja ayakan dari
material penyaring. Hal ini terjadi, jika ukuran partikel bahan padat memiliki garis
tengah yang lebih besar dari pada pori penyaring (Rakesh, 2010).
Penyaringan permukaan mutlak menjamin bahwa partikel dengan garis tengah
lebih besar daripada lebar lubang penyaring tidak akan turun masuk kedalam
filtrate dan tidak akan terjadi kehilangan zat dalam jumlah yang berarti. Karena itu
material penyaring akan relatif cepat tersumbat (Kurniawan, 2012).
b) Penyaringan kedalaman yaitu suatu partikel bahan padat tidak tertahan pada
permukaan penyaring, tetapi di bagian dalam matriks, artinya teradsorpsi pada
bagian dalam pori yang berliku (Rakesh, 2010).

Keuntungan penyaringan kedalaman adalah tingginya volume penyaring


sehingga memudahkan pengamatan tingginya tingkat pencemaran dari
penyaring. Keburukannya adalah adanya kehilangan bahan dan pelepasan
material penyaring (ion asing, serabut) (Kurniawan, 2012).

2.3 Filtrasi konvensional


Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media
filter kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran
empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak
tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga
tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan
dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah
sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat
memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang
disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.

Kelemahan kertas saring :

1. Dapat rusak oleh asam dan basa kuat


2. Kekuatan mekanisnya kurang dan mudah sobek jika terkena pengaduk
sehingga bocor dan mengotori endapan karena serat-seratnya terbawa,
terutama untuk penyaringan vakum agak menyulitkan
3. Dapat mengadsorbsi bahan-bahan dari larutan yang disaring
4. Untuk gravimetric perlu di bakar habis karena tidak dapat di keringkan sampai
mencapai bobot tetap

Keuntungan kertas saring:


1. Murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi di sebabkan antara lain
karena permukaannya yang luas , teknik dan peralatan penunjangnya
sederhana.
2. Untuk kecepatan penyaringan tersedia kertas dengan pori- pori halus medium,
dan kasar.
3. Untuk menyaring di gunakan corong dengan kerucut bersudut 60 derajat.
Endapan yang akan dipijarkan harus di saring dengan kertas saring tak berabu
(Eugene, 1974).

Proses pemisahan dengan cara filtrasi konvensional dengan kertas saring


dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Pemisahan ini
sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar
dibandingkan partikel zat padatnya (Eugene, 1974).

(Pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan)

Proses pemisahan dengan tekanan, umumnya dengan cara di vakumkan


(disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat
dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannyA
(Eugene, 1974).

(Gambar Pemisahan dengan cara meningkatkan tekanan)


2.4 Filtrasi Modern
Dalam proses filtrasi modern ada 3 jenis komponen, yaitu:

 Filter
 Medium Filter
 Bahan penolong Filtrasi

1. Filter
Filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan : yang pertama adalah filter
klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake filter).

1.1. Filter klarifikasi

Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter), karena partikel-
partikel zat padat diperangkap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada lapisan
zaat padat yang terlihat dari permukaan medium. Filter ini biasanya digunakan untuk
memisahkan zat padat yang kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas yang bersih
atau zat cair yang bening, seperti minuman. Klarifikasi berbeda dengan penapisan
karena pori medium filter ini jauh lebih besar dari diameter partikel yang harus
dipisahkan. Partikel-partikel itu ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan dibuat
tidak bias bergerak di dalam saluran aliran, dan walaupun mengakibatkan
diameter efektif saluran itu menjadi lebih kecil, namun biasanya tidak sampai
menyebabkan saluran itu buntu (McCabe, 1990).

(Gambar deep bed filter )


1.2. Filter Ampas (Cake Filter)
Filter ampas digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar
dalam bentuk kristal atau lumpur ataupun ampas. Biasanya filter ini diperlengkapi
untuk pencucian zat padat dan untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya sisa zat
cair dari zat padat itu sebelum zat padat itu dikeluarkan dari filter. Medium filter
pada filter ini relatif lebih tipis dibandingkan dengan yang digunakan dalam medium
filter klarifikasi. Pada awal filtrasi sebagian partikel padat masuk ke dalam pori
medium dan tidak dapat bergerak lagi, tetapi segera setelah itu bahan itu terkumpul
pada permukaan septum. Setelah periode pendahuluan yang berlangsung
beberapa saat itu, zat padat itulah yang melakukan filtrasi, bukan septum lagi.
Ampas itu terlihat mengumpul sampai ketebalan tertentu pada permukaan itu dan
harus dikeluarkan secarra berkala atau teratur setelah penggunaan atau sewaktu-
waktu dikeluarkan apabila diperlukan (McCabe, 1990).

(Gambar Cake Filter)

Jenis dari filter kempa antara lain adalah:

 Filter kempa (press filter)


 Filter selongsong dan daun (sheel and leaf filter)
 Filter plat dan bingkai (plate and frame filter) (Geankoplis, 1987).

2. Medium Filter
Suatu medium filter (septum) pada setiap filter harus memenuhi syarat antara lain:

 Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
 Tidak mudah tersumbat.
 Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.
 Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara
total dan bersih.
 Tidak boleh terlalu mahal (cost effective)
Dalam proses filtrasi di industry medium filter yang banyak digunakan adalah kain
kanvas. Untuk zat cair yang bersifat korosif digunakan medium filter lain seperti kain
wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas. Kain sintetis seperti
nilon, polipropilene, saran dan darcon termasuk bahan yang sangat tahan secara
kimia (Geankoplis, 1987).

3. Bahan Penolong Filtrasi


Berupa zat padat yang sangat halus, dapat membentuk ampas yang rapat dan
impermeable yang dapat menyumbat medium filtrasi. Bahan yang termasuk antara
lain seperti tanah diatom, silica, perlit, selulosa kayu yang dimumikan atau bahan-
bahan padat lain yang tidak bereaksi (inert). Penambahan bahan penolong filtrasi
(filter aid) dapat membantu memperlancar proses filtrasi serta mempertinggi umur
dari medium filtrasi dan dapat menghilangkan zat warna serta bau yang terdapat
dalam cairan. Terdapat cara lain untuk penggunaan filtrasi aid, yaitu dengan cara
membuat lapisan pendahuluan. Lapisan pendahuluan adalah mengedepankan
suatu lapisan bahan penolong filtrasi terlebih dahulu di atas medium filter sebelum
melakukan filtrasi. Dengan cara ini dapat mencegah pembuntuan medium filter dan
menghasilkan filtrate yang lebih baik (Geankoplis, 1987).

2.5 Prinsip Kerja Alat Filtrasi


Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru zat padatnyalah
yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri,
kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari presentase kecil sampai
persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa
pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,
kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa
atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring
beragam dan kondisi proses yang berbeda.
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara,
yaitu:
a. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan. filtrasi (penyaringan)
dengan menggunakan tekanan atau dengan cara divakumkan (disedot dengan
pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika
jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.

Gambar. Filtrasi dengan tekanan (divakumkan menggunakan pompa)

Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-bingkai.


Pada filter ini pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara bergantian dengan
filter kain dengan arah berkebalikan pada tiap pelat. Pemasangannya dilakukan
secara bersamaan sebagai kesatuan gaya mekanik (oleh sekrup / secara
hidrolik).
Gambar Skema peralatan penyaring pelat dan bingkai

Ada beberapa macam tipe bertekanan yang menggunakan pelat dan


bingkai. Yang paling sederhana mempunyai salah satu saluran tunggal
mengenali suspensi pada pencucian dan pembukaan tunggal pada setiap pelat
untuk mangalirkan cairan (pada pengiriman terbuka). Tipe yang lain mempunyai
saluran terpisah untuk membedakan suspensi dan air pencucian tetapi ada juga
yang menggunakan saluran terpisah untuk memisahkan suspensi dan air
pencucian (pada pengiriman tertutup). Saluran ini biasanya terdapat di pojok atau
di tengah atau tepat di tengah.
Umpan suspensi masuk malalui saluran yang terbentuk dari lubang-
lubang pada pojok kanan atas antara pelat dan bingkai. Dari saluran ini, suspensi
masuk ke bingkai menuju ruang di antara pelat-pelat. Tekanan pada suspensi
diumpankan pada proses penekanan untuk menghasilkan filtrat. Filtrat tersebut
menuju ruang-ruang diantara kain dan pelat melalui kain-kain dari kedua sisi
pelat ke keluaran yang berupa klep atau menuju saluran kedua yang dibentuk
oleh lubang-lubang pada pojok lain dari pelat dan bingkai dengan keluaran yang
didukung oleh pelat-pelat tidak oleh bingkai. Baik keluaran melalui saluran atau
melalui keran atau klep dan pelat dilubangi atau dibuat dengan filtrat, memasuki
keluaran melalui sisi pelat.
Padatan dalam suspensi berakumulasi dalam kain pada sisi sebaliknya
dari pelat-pelat. Setelah beberapa waktu sebagian kecil ruang diantara pelat
tersedia untuk suspensi, dan umpan dimatikan. Jika cake dicuci, fluida pencuci
di dalamnya disalurkan ke dalam suspensi atau masukan campuran bi balik
suspensi, masuk ke cake kurang lebih dari tengah bingkai, dan lewat menuju
pelat pada kedua sisi. Setelah cake dicuci, aliran ini terhenti, gaya yang menahan
pelat dilepaskan, pelat dan bingkai terbuka seketika, dan cake dihilangkan atau
dibuang ke dalam lubang di bawah penekan. Setelah pembuangan selesai,
penekan ditutup lagi dengan memberikan gaya mekanik untuk mengunci pelat
dan bingkai bersamaan, dan sebuah siklus baru filtrasi dimulai.
Pencucian dapat dikeluarkan terpisah dari filtrat dengan menyediakan
kedua keluaran bawah melalui keran dan sebuah saluran terpisah pada pojok
lainnya dari pelat.
Pencucian sederhana adalah ketika pencucian mengalir melalui cake dengan

jalan yang sama seperti filtrat. Ekspresi “trhough washing” atau “every other
pelate washing” (gb. 2-38) membutuhkan penggunaan dua tipe pelat yang
berbeda. Pelat yang bukan pencuci (satu tombol) dan pelat pencuci (tiga tombol)
diisikan dalam penekan diantara bingkai (dua tombol). Umpan memasuki bingkai
seperti sebelumnya. Pencucian memasuki setiap pelat dan melewati dua cake
pada bingkai di kedua sisi pelat, meninggalkan keran pada pelat bukan pencuci
(satu tombol). Metode ini memerlukan klep yang tertutup pada pelat-pelat (tiga
tombol) ke dalam masukan pencuci.
Semuam tipe pelat ini dapat didesain untuk mengoperasikan pada
pengiriman tertutup dengan menyediakan saluran ketiga yang dibentuk oleh
lubang di sebelah pojok kanan bawah pelat dan bingkai. Empat saluran
memungkinkan untuk mengoperasikan dengan menggunakan pengiriman
tertutup dengan keluaran terpisah untuk filtrat dan pencucian. Umpan suspensi
masuk ke setiap bingkai melalui saluran kanan atas (tidak ada pembukaan dari
saluran ini ke pelat manapun). Filtrat meninggalkan setiap pelat menuju saluran
kiri bawah bingkai penuh dengan cake. Pencucian masuk melalui saluran kiri atas
ke setiap pelat menuju cake ganda di antara bingkai pada sisi lain pelat ini dan
keluar melalui saluran kanan bawah pada pelat pengganti (satu tombol). Selama
pencucian keran pada filtrat pada keluaran dan masukan pencucian tertutup.
Penekan pelat dan bingkai sangat luas digunakan khususnya ketika
cake sangat berharga dan ukurannya sangat kecil. Filter yang kontinyu
menggantikan penekan pelat dan bingkai untuk banyak operasi berskala besar.
b. Gravity Filtration

Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat. Penyaringan secara gravitasi
merupakan cara yang tertua yang dilakukan untuk memurnikan suatu suspensi.
Gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan
cara memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan
ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir.

Penyaring gravitasi umum dalam pengolahan air, di mana suatu penyaring pasir
digunakan untuk menjernihkan air sebelum diionisasi dan destilasi. Medium
penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan
khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang
aktif, tanah diatome, atau pembantu penyaring lain.

Gambar Filter Pasir

Prinsip kerja filter pasir yaitu cairan yang akan disaring mengalir dari atas ke
bawah menembus lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel padat yang akan
dipisahkan tertahan dalam pasir. Media filter ini dapat dibersihkan dengan cara
menyemprotnya dengan air dan udara bertekanan secara periodik. Filter pasir
digunakan untuk filtrasi jernih (clarifying filtration) terutama untuk penanganan
awal air minum atau untuk pembuatan air keperluan pabrik.

Pemurnian air dalam skala kecil dapat menggunakan keramik berpori sebagai
suatu medium penyaring dalam bentuk “lilin-lilin” berlubang. Cairan masuk dari
sisi luar melalui keramik berpori ke dalam bagian lilin yang berlubang (kosong).
Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang
dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir secara laminar. Filter
ini digunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung
sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air. Tangki biasanya terbuat dari
kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan air biasa digunakan beton.
Saluran dibagian bawah yang berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu
dilengkapi dengan pintu atau keran agar memungkinkan backwashing dari dasar
pasir untuk menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi. Bagian bawah
yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk
menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam pengolahan air sebagai
media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas yang
dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur
biasanya digunakan untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi
maupun adsorbsi.

Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar


(batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan
materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda
ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat
bercampur dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan
pori-pori dan kemampuan yang maksimal. Dengan melihat persyaratan ruang,
metode yang efisiensi dapat disediakan.

Gambar di bawah ini secara luas telah digunakan seperti pemurnian melalui sand
filter.

Gambar 3. Penyaringan secara gravitasi

c. Vacum Filtration

Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara (penghisapan).
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari campuran
reaksi pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan melalui kertas filter
dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan cairan tersebut
ditarik melalui corong ke dalam labu di bawah ini, dengan ruang hampa.
Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum dipakai
untuk suatu ukuran besar, jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-
endapan Kristal atau penyaring steril. Penyaring vakum kontinu dapat menangani
beban kotoran yang tinggi dan pada suatu basis volume, dalam hal biaya cairan
yang disaring per galon murah. Dalam mengerjakan system penyaring drum
kontinu, vakum dipakai untuk drum (tong) tersebut, dan cairan mengalir melalui
lajur kontinu. Zat padat dikumpulkan pada akhir lajur tersebut.

Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang


melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:
• tekanan di atas atmosfer pada bagian atas
media penyaring,

• tekanan operasi pada bagian atas media


penyaring, vakum pada bagian bawah.
Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada
cairan dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan
gaya sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak
lebih baik daripada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar
seperti pasir. Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk
suatu aliran cairan kristal kasar, penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau
diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau
sebentar-sebentar. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran
fluida melalui peralatan secara kontinyu, tetapi harus dihentikan secara periodik
untuk membuang padatan terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat
atau fluida tidak dihentikan selama peralatan beroperasi.

Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama, yaitu penyaring kue (cake),
penyaring penjernihan (clarifying), dan penyaring aliran silang (crossflow).
Penyaring kue memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kue
kristal atau lumpur,. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk
membersihkan kue dan untuk membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang.
Penyaring penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dari suatu gas atau
percikan cairan jernih semisal minuman. Partikel padat terperangkap didalam
medium penyaring atau di atas permukaan luarnya. Penyaring penjernihan berbeda
dengan saringan biasa, yaitu memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar
dari partikel yang akan disingkirkan. Di dalam penyaring aliran silang, umpan
suspensi mengalir dengan tekanan tertentu di atas medium penyaring. Lapisan tipis
dari padatan dapat terbentuk di atas medium permukaan, tetapi kecepatan cairan
yang tinggi mencegah terbentuknya lapisan.
Medium penyaring adalah membran keramik, logam, atau polimer dengan pori
yang cukup kecil untuk menahan sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian
cairan mengalir melalui medium sebagai filtrat yang jernih, meninggalkan suspensi
pekatnya.
Salah satu contoh cara kerja alat filtrasi yang sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari adalah proses penjernihan air. Air keran (PDAM) yang ada
saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel
lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk
diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi :

Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid


tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap:
Gambar 1 Skema proses penjernihan air
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

a. Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung


cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

b. Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu)
dipengaruhi oleh :
- Luas Permukaan Filter

- Beda Tekanan Antara Kedua Sisi Media Filter

- Tahanan Media Filter

- Viskositas Cairan

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses filtrasi antara lain :

- Debit Aliran

- Konsentrasi Kekeruhan

- Temperatur

- Kedalaman Media, Ukuran, dan Material

- Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan

d. Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu :

- Pressure Filtration

- Gravity Filtration

- Vacum Filtration
3.2 DAFTAR PUSTAKA

Arutanti, Osi dan Mikrajuddin Abdullah, Khairurrijal, dan Hernawan Mahfudz. 2009.
Penjernihan Air Dari Pencemar Organik dengan Proses Fotokatalis pada
Permukaan Titanium Dioksida (TiO2) . Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN
1979-0880.

Coulson & richardsun’s. 2002. Chemical Engineering. Walas, Stanley M. 1988.Chemical


Process Equipment.Stoneham : 80 Montvale Avenue.

Effendi H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi PengelolaanSumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Kanisius

Eugene L. Parrott, 1974, Pharmaceutical Technology, Minneapolis : Burgess Publishing


Company.
Geankoplis, C.J., ?Transport Process and Unit Operations?,Second Edition, Allyn and
Baccon Inc., 1987, Hal : 746.
Kurniawan, Wahyu Dhadang.2012.teknologi sediaan farmasi. Laboratorium farmasetika
Unsoed. Purwokerto.
McCabe W.L., Smith J.C., and Harriot P, ?Operasi Teknik Kimia?, Edisi keempat, Jilid
II, Erlangga, Jakarta, 1990, Hal : 394.
Rakesh Patel, Devarshi Shah, Bhupendra G. Prajapti and Manisha
Patel.2010. Overview of industrial filtration technology and its applications vol 3.
Ganpat University, Ganpat Vidyanagar, Kherva, Mehsana-Gozaria Highwa
Mehsana, Gujarat, India.
Selintung dan Syahrir. 2012.”Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir Kuarsa
(Studi Kasus Sungai Malimpung)”, Jurnal, Universitas Hasanuddin Makassar.

Soemirat, J. (2000). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sri Widyastuti dan Antik Sepdian Sari. (2011). Kinerja Pengolahan Air Bersih dengan
Proses Filtrasi dalam Mereduksi Kesadahan. Jurnal Teknik Waktu Volume 09
Nomor 01 Januari 2011

Suparno et al. (2012). The use of Indrayanti Beach Sand and Coconut Shell Carbon as
Absorbents in Selokan MataramCanal Water Filtration System. Internatioal
Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS Vol:12 No:06

Anda mungkin juga menyukai