Tujuan
1.1 Menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan.
1.2 Menentukan normalitas dari larutan baku sekunder NaOH.
1.3 Menentukan kadar asam asetat.
1.4 Mengetahui fungsi indikator phenolphthalein dalam titrasi.
1.5 Mengetahui fungsi dari metode titrasi adisi-alkalimetri.
1
2.2.1.4 Titrasi kompleksometri.
2
2.3 Pembakuan dan Baku Primer
Bila suat larutan titer dibuat dari zat yang kemurniannya tidak pasti
(misalnya mengandung air dengan perbandingan yang berubah-ubah,
menyerap CO2, higroskopik), maka konsentrasi larutan yang didata belum
dapat dinyatakan dengan pasti. Oleh karena itu, untuk menyatakan
konsentrasi dengan keakuratan sampai empat angka yang berarti maka
larutan itu harus dibakukan. Pembakuan selanjutnya dilakukan secara
berkala selama penyimpanan.
Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku yang disebut baku
primer. Disamping itu, pembakuan juga dapat dilakukan dengan cara
menggunakan larutan yang sudah dibakukan (baku sekunder).
1
Handayani,Meuthia. 2011
3
2.5.1.2 Reaksi pengendapan
Dalam reaksi ini terjadi penggabungan ion-ion (selain H+
dan OH-) membentuk ion atau senyawa baru yang mudah
larut dengan derajat ionisasi yang kecil (reaksi pada
kompleksometri).
2.5.2 Reaksi dimana unsur-unsurnya mengalami perubahan bilangan
oksidasi (reaksi iodometri).2
2
Team Kimia Dasar. 2017
4
4.2 Percobaan 2 : Penentuan kadar asam asetat
10 mL larutan cuka perdagangan dipipet dan dituangkan ke dalam
erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolphthalein.
Selanjutnya larutan tersebut dititrasi dengan NaOH hingga timbul warna
merah muda. Volume NaOH yang digunakan dicatat serta percobaan ini
diulang sebanyak 2 kali lagi.
V. Data Pengamatan
5.1 Percobaan 1 : Menentukan normalitas larutan baku sekunder NaOH
5.1.1 Indikator yang digunakan : pp
5.1.2 Perubahan warna yang terjadi : pink muda bening
VI. Pembahasan
6.1 Perhitungan Normalitas Asam Oksalat
1000
N=
6,4327 1000
N= 1000 2
126
6,4327
N= 2
126
N = 0,102
5
6.2 Perhitungan Normalitas Rata-Rata larutan NaOH
a. Data 1
V H2C2O4 N H2C2O4 = V NaOH N NaOH
0,01 0,102 = 0,0049 N NaOH
1,02 x 10-3 = 0,0049 N NaOH
N NaOH = 0,208
b. Data 2
V H2C2O4 N H2C2O4 = V NaOH N NaOH
0,01 0,102 = 0,0048 N NaOH
1,02 x 10-3 = 0,0048 N NaOH
N NaOH = 0,2125
c. Data 3
V H2C2O4 N H2C2O4 = V NaOH N NaOH
0,01 0,102 = 0,0048 N NaOH
1,02 x 10-3 = 0,0048 N NaOH
N NaOH = 0,2125
d. N rata-rata pada larutan NaOH yaitu,
0,208+0,2125+0,2125
Nrata-rata = 3
Nrata-rata = 0,211 N
6
= 41,184%
b. Data 2
V CH3COOH N CH3COOH = V NaOH N NaOH
10 mL N CH3COOH = 3,3 mL 0,2125
N CH3COOH = 0,070125 N
Kadar CH3COOH = M Mr
= 0,070125 mol/L 60 gr/mol = 4,2075 gr/L
Artinya, dalam 100 mL CH3COOH = 0,1 L 4,2075 gr/L
= 0,42075 gr
Kadar CH3COOH = 0,42075 100%
= 42,075%
c. Data 3
V CH3COOH N CH3COOH = V NaOH N NaOH
10 mL N CH3COOH = 3,4 mL 0,2125
N CH3COOH = 0,07225 N
Kadar CH3COOH = M Mr
= 0,07225 mol/L 60 gr/mol = 4,335 gr/L
Artinya, dala 100 mL CH3COOH = 0,1 L 4,335 gr/L
= 0,4335 gr
Kadar CH3COOH = 0,4335 100%
= 43,35%
d. Kadar asam asetat rata-rata
41,184+42,075+43,35
% CH3COOH = 3
= 42,203 %
Pada praktikum ini dilakukan dua kali percobaan yaitu percobaan pertama
mengenai menentukan normalitas larutan sekunder NaOH dan yang kedua
menentukan kadar asam asetat. Percobaan kedua dilakukan dengan metode titrasi
asam-basa dengan asamn yang digunakan yaitu asam oksalat dengan basanya
yaitu natrium hidroksida dengan penambahan indikator phenolphthalein. Hal
pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 10 mL asam oksalat ke dalam
erlenmeyer dengan pipet volume. Tujuan digunakan pipet volume ini adalah agar
7
tepat volume asam oksalat yang dimasukkan ke erlenmeyer 10 mL. selanjutnya
ditambahkan indikator phenolphthalein sekitar 2-3 tetes dan dilakukan titrasi
dengan buret yang sudah diisi oleh NaOH.
Pada percobaan kali ini dilakukan sebanyak tiga kali dimana volume NaOH
yang dihabiskan pada setiap percobaan pertama sebanyak 4,9 ml dan pada
percobaan kedua adalah 4,8 ml serta pada percobaan yang ketiga adalah 4,8 mL
juga. Sehingga dapat juga dihitung normalitas NaOH pada setiap percobaan
8
melalui rumus masing-masing sebesar 0,208 N, 0,2125 N dan 0,2125 N sehingga
rata-rata normalitas NaOH pada percobaan tersebut sebesar 0,211 N.
Dan dari perhitungan yang dilakukan didapatkan hasil kadar cuka sebesar
41,184% pada percobaan pertama, 42,075% pada percobaan kedua, serta pada
percobaan ketiga 43,35% sehingga jika dirata-ratakan kadar cuka sebesar
42,203%.
9
VII. Simpulan
7.1 Untuk menetukan kadar konsentrasi asam asetat dalam sampel dengan
menggunakan metode titrasi asam-basa.
7.2 Dari hasil percobaan, setelah dihitung normalitas larutan sekunder NaOH
yaitu 0,211 N setelah dirata-ratakan.
7.3 Dari hasil percobaan, didapatkan kadar asam asetat yaitu 42,203% setelah
dirata-ratakan.
7.4 Pengujian dan penetapan kadar tidak terlepas dari peran pentingnya suatu
indikator phenolphthalein untuk menunjukkan kesempurnaan reaksi kimia
dalam analisis volumetri atau menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (pH)
larutan.
7.5 Metode titrasi asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar
zatyang bersifat asam ataupun basa dalam sampel.
10
DAFTAR PUSTAKA
11