240210150060
Keterangan :
1. Day Light Plate
Day light plate terbuat dari bahan kaca. Fungsi komponen tersebut adalah
mencegah prisma tergores oleh debu atau benda asing, dan agar sample yang
diteteskan pada prisma tidak jatuh atau tumpah.
2. Prisma
Prisma merupakan komponen yang sensitif terhadap goresan. Prisma
berfungsi untuk membaca skala atau indeks bias dari zat terlarut dan mengubah
cahaya polikromatis menjadi monokromatis.
3. Knop Pengatur Skala
Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi alat dengan
menggunakan akuades. Cara kalibrasi yaitu obeng minus diletakkan pada knop
pengatur skala, lalu diputar-putar hingga specific grafity (rapatan jenis)
menunjukkan hasil 1.000.
4. Lensa
Lensa pada refraktometer berfungsi untuk memfokuskan cahaya dan berada
dalam bagian handle.
5. Handle (pegangan)
Handle yaitu area genggaman pada saat memegang refraktometer yang
dilengkapi dengan grip (permukaan kasar) agar tidak licin saat memegang alat
tersebut. Handle berfungsi untuk area memegang refraktometer dan menjaga suhu
tetap stabil. Handle terbuat dari bahan karet karena karet merupakan bahan
isolator yang tahan terhadap panas dan bahan karet dapat menjaga kestabilan
suhu.
6. Biomaterial Skip
Komponen tersebut berfungsi untuk menstabilkan suhu (200C) dengan range
suhu 150C 280C dan berada di bagian dalam handle.
7. Skala
Skala berfungsi sebagai pembacaan specific grafity atau rapatan jenis (Sp G),
indeks refraksi atau indeks bias (ND), dan konsentrasi suatu zat yang dianalisis.
Skala berada di bagian dalam handle.
Riska Oktafiani
240210150060
8. Lensa Pembesar
Lensa pembesar berfungsi untuk melihat atau mempermudah ketajaman
skala, serta berada di bagian dalam handle.
9. Eye Pieces
Eye Pieces berfungsi untuk melihat pembacaan skala dengan menggunakan
detektor mata.
Jenis refraktometer yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah jenis
refraktometer abbe. Refraktometer utama dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. Refraktometer genggam tradisional (traditional handheld refraktometers)
2. Refraktometer genggam digital (digital handheld refraktometers)
3. Laboratorium ataurefraktometer abbe( abbe refraktometers)
4. Proses refraktometer inline (inline process refraktometers)
Menurut Hidayanto et al (2010) menyatakan bahwa prinsip refraktometer
yaitu menggunakan pembiasan cahaya melalui suatu larutan, ketika cahaya datang
dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan berkurang. Prinsip
refraktometer digunakan untuk menentukan jumlah zat terlarut dengan
melewatkan cahaya ke dalamnya. Sumber cahaya ditransmisikan oleh serat optik
ke dalam salah satu sisi prisma dan secara internal akan dipantulkan ke interface
prisma dan sampel larutan. Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali ke sisi
yang berlawanan pada sudut tertentu yang tergantung dari indeks bias larutannya
(Hidayanto et al, 2010). Prinsip kerja dari refraktometer dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Gambar 2 menunjukkan terdapat 3 bagian yaitu: sampel, prisma, dan papan
skala. Refractive indeks prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel.
2. Apabila sampel merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut
refraksi akan lebar karena perbedaan refraksi dari prisma dan sampel besar.
Maka papan skala sinar a akan jatuh pada skala rendah.
3. Apabila sampel merupakan larutan pekat atau konsentrasi tinggi, maka sudut
refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil.
Gambar 2 menunjukkan bahwa terlihar sinar b jatuh pada skala besar.
Riska Oktafiani
240210150060
Larutan
I II I II
Gula
10 % 1,348 1,3400 10,5 11
20 % 1,363 1,362 19,5 18,9
Riska Oktafiani
240210150060
Larutan
I II I II
Gula
30 % 1,377 1,376 28 27
40 % 1,392 1,391 36,1 35,5
50 % 1,419 1,419 49,5 49,5
60 % 1,419 1,419 48,7 49,6
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
100%, gula yang telah mengalami proses kristalisasi diduga masih ditemukan
kotoran seperti debu dan abu pada kristal, serta kemurnian gula dijadikan sebagai
penggolongan grade gula pasir. Hasil pengukuran konsentrasi larutan gula
terhadap oBrix kemudian dibuat grafik untuk masing-masing kolom I dan kolom
II. Grafik kolom I antara konsentrasi larutan gula dengan oBrix dapat dijabarkan
seperti berikut:
40.00
y = 83.8x + 2.5867 Kelompok 9 dan 12
30.00 R = 0.9708
Linear (kelompok 3 dan 6)
20.00
Linear (Kelompok 9 dan
10.00 12)
0.00
0% 20% 40% 60% 80%
Konsentrasi Larutan
nilai intersept (a) yang didapatkan adalah 3,140. Nilai r adalah 0,983 yang
menandakan bahwa keterkaitan antara data satu dengan lainnya memiliki presisi
yang baik, nilai r2 sebesar 0,965 menunjukkan bahwa akurasi yang didapatkan
baik, namun kurang begitu baik karena tidak mendekati 1. Persamaan tersebut
dapat digunakan untuk mencari konsentrasi gula pada suatu sampel dengan cara
membaca derajat oBrix dan memasukannnya ke dalam persamaan di atas.
Sedangkan untuk kolom II, dapat ditentukan nilai a, b, r sebagai berikut:
Diketahui: a = 2,587
b = 0,838
r = 0,985
r2 = 0,970
Maka, persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut:
Y = 2,587 + 0,838x
Kolom II pada oBrix tersebut memiliki nilai intersept (a) dari kolom II
dimana hasilnya adalah 2,587, namun nilai slope atau kemiringannya (b) yang
dihasilkan lebih besar dari kolom II sebesar 0,838. Hal ini menunjukkan bahwa
kolom II memiliki nilai keakuratan yang lebih tepat jika dibandingkan dengan
kolom I.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam percobaan
dapat disebaban karena sampel yang akan diukur indeks biasnya tidak homogen
secara sempurna, kemudian pada saat memasukkan sampel pada prisma, prisma
tempat sampel tersebut dalam keadaan tidak bersih atau masih mengandung sisa
sampel larutan, sehingga pada pengukuran nilai yang dihasilkan tidak tepat.
Penyebab lainnya adalah tidak tepatnya dalam mengamati atau memfokuskan
cahaya batas gelap terang sehingga terjadi penyimpangan nilai indeks bias cahaya
sampel terbaca yang cukup besar, selain itu kesalahan dapat disebabkan karena
menggunakan mata sebagai detektor pada refraktometer, sebagaimana yang telah
diketahui, mata tidak dapat mengukur dengan ketepatan dan ketelitian tinggi dan
pada percobaan tidak menggunakan satu mata dalam melakukan pengamatan
sehingga akan mendapatkan nilai kesalahan yang besar.
Menurut Sukarti (2008) menyatakan bahwa refraktometer memiliki
bermacam-macam jenis yaitu ABBE, immersion atau dipping dan pullfrich.
Riska Oktafiani
240210150060
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada kolom I yang memiliki oBrix paling besar yaitu larutan gula
konsentrasi 50 % sebesar 49,5, sedangkan indeks bias yang paling kecil
yaitu larutan gula konsentrasi 10 % sebesar 10,5;
2. Pada kolom II yang memiliki oBrix paling besar yaitu larutan gula
konsentrasi 60 % sebesar 49,6, sedangkan oBrix yang paling kecil adalah
larutan gula konsentrasi 10 % sebesar 11;
3. Semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka oBrix yang dihasilkan
semakin besar pula;
4. Pada kolom I tidak sesuai literatur yang disebabkan bahan yang digunakan
mungkin kurang pekat, takaran larutan gula yang dimasukkan ke dalam
refraktometer menggunakan piet setiap orangnya berda-beda, reagen yang
digunakan kurang tepat, dan pemakaian listrik yang berlebihan;
5. Seharusnya, kapasitas maksimal untuk pemakaian refrakotmeter yaitu
hanya sampai larutan gula yang knsentrasinya 50 %;
6. oBrix memengarui nilai indeks biasnya, semakin besar indeks bias, maka
o
Brix yang dihasilkan semakin besar pula;
7. Pada kolom I, hubungan antara konsentrasi larutan gula dengan oBrix
dapat dituliskan regresi: y = 3,14 + 0,826 x;
8. Pada kolom II, persamaan regresi antara konsentrasi larutan gula dengan
o
Brix-nya yaitu: y = 2,587 + 0,838 x.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya mempelajari terlebih
dahulu materi yang akan dipraktikumkan;
2. Sebaiknya asisten dapat menjelaskan lebih jelas, agar praktikan lebih
memahami dan tidak mengalami kesulitan;
3. Praktikan harus lebih teliti dan berhati-hati dalam penggunaan alat.
Riska Oktafiani
240210150060
DAFTAR PUSTAKA
Hidayanto, E., A. Rofiq., H. Sugito. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk
Pengukuran Indeks Bias. Jurusan Fisika Universitas Diponegoro
Semarang, Semarang. Vol. 13, No. 4, Oktober 2010, hal 113 118.