240210150060
4.1 Pendinginan
4.1.1 Sayuran
Untuk komoditi sayuran, tahapan pertama yang dilakukan adalah masing-
masing sampel (timun dan tomat) dibersihkan atau dicuci menggunakan air
mengalir. Sampel yang telah dicuci kemudian ditimbang beratnya menggunakan
neraca analitik. Setelah itu, masing-masing sampel dimasukkan ke dalam kantong
plastik yang dilubagi (8-10 lubang) dan tanpa dilubagi. Sampel yang telah dikemas
kemudian ditimbang kembali beratnya. Selanjutnya, masing-masing sampel diberi
label dan disimpan dalam lemari es. Kemudian, diamati perubahan yang terjadi
mulai dari hari ke-0, hari ke-2, hari ke-5, dan hari ke-7. Pengamatannya berupa
warna, aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya.
Berat
Sampel Hari Warna Aroma Tekstur Kesegaran
(g)
Hijau
H7 Langu + Keras ++ ++ 155
kekuningan +
Hijau Keras
H0 Langu Segar ++++ 162
keputihan +++
Hijau
H2 Langu + Keras ++ +++ 162
Timun kekuningan
tanpa Hijau
H5 Langu + Keras + ++ 161,8
lubang kekuningan +
Hijau
Langu
H7 kekuningan Keras + 160
++
++
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Berat
Sampel Hari Warna Aroma Tekstur Kesegaran
(g)
Hijau
Khas
H5 pucat Keras +++ 101,5928
apel +
segar
Hijau
pucat Khas
H7 Keras ++ 105,5944
bintik apel +
hitam
Hijau
Khas
H0 bercak Keras Segar ++++ 106
apel ++
merah
Hijau
Khas
H2 bercak Keras +++ 106
apel ++
Apel tidak merah++
berlubang Hijau
Khas
H5 pucat Keras +++ 105,3892
apel +
segar
Hijau
Khas
H7 pucat Keras ++ 105.5944
apel +
segar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Semua sampel yang disimpan dalam suhu dingin untuk semua perlakuan
selama 7 hari beratnya semakin berkurang, kecuali apel yang dilubagi kemasannya
dimana pada hari ke-7 beratnya semakin meningkat. Terjadinya susut bobot ini
disebabkan oleh. Sedangkan berat apel yang dilubangi kemasannya semakin
meningkat disebabkan oleh.
4.1.3 Telur
Untuk sampel telur, tahapan pertama yang dilakukan adalah 2 buah telur
diebri perlakuan seperti telur utuh dan telur yang telah pecah. Telur utuh kemudian
dicuci bagian luarnya dengan air mengalir, sedangkan telur pecah langsung
dimasukkan ke dalam wadah. Setelah itu, kedua telur tesebut dimasukkan ke dalam
chiller dan diberi label. Setelah itu, diamati perubahan yang terjadi meliputi warna,
aroma, tekstur, kesegaran, dan berat towqtalnya setelah disimpan selama 7 hari.
Telur utuh setelah disimpan selama 7 hari akan mengalami perubahan posisi
kuning telur ditengah, namun tidak pecah. Telur pecah setelah disimpan selama 7
hari maka posisi kuning telurnya yaitu pecah dan tercampur dengan putih telur.
Aroma telur utuh setelah disimpan selama 7 hari tidak tercium bau amisnya.
Sedangkan telur pecah setelah disimpan selama 7 hari bau amis semakin meningkat
(++).
Hal ini disimpulkan bahwa telur utuh yang disimpan selama 7 hari dalam
suhu dingin yaitu kondisi atau kualitas mutunya tetap baik, sedangkan kualitas mutu
telur pecah yaitu tidak baik dan mengalami penurunan mutu.
4.1.4 Tahu dan Tempe
Untuk sampel tahu, tahapan pertama yang dilakukan adalah sebanyak 2 tahu
dicuci dengan air mengalir. Sampel yang telah dicuci kemudian dimasukkan ke
dalam wadah yang diberi air hingga terendam dan tanpa diberi air. Setelah itu,
sampel tahu disimpan dalam lemari es dalam suhu 5-10oC. Selanjutnya, sampel
diamati perubahan yang terjadi mulai dari hari ke-0, hari ke-2, hari ke-5, dan hari
ke-7. Pengamatannya berupa warna, aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya.
Untuk sampel tempe, tahapan pertama yang dilakukan adalah tempe
dikemas dengan cara dibungkus plastik dan tempe lainnya dibungkus dengan daun
pisang. Setelah itu, kemasan tersebut diberi label dan ditimbang beratnya
menggunakna neraca analitik. Selanjutnya, sampel disimpan dalam lemari es dan
diamati perubahan yang terjadi mulai dari hari ke-0, hari ke-2, hari ke-5, dan hari
ke-7. Pengamatannya berupa warna, aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya.
Tahu Masih
H0 Kuning Khas tahu Kenyal 84
tanpa segar
RISKA OKTAFIANI
240210150060
Berat
Sampel Hari Warna Aroma Tekstur Kesegaran
(g)
direndam Kenyal Masih
H7 Kuning Khas tahu 79,8146
air + segar
Khas tahu
Digoreng Kuning Lunak - -
goreng
Kuning
Kedelai
serabut Sudah
H0 menyengat Keras 258
putih lebih tidak segar
+
banyak
Putih
kecoklatan Khas Kisut
Sudah
H2 tumbuh tempe sedikit 250
tidak segar
jamur + keras
Tempe hitam
dibungkus
Putih
plastik
kecoklatan
Sudah
H5 tumbuh Bau busuk Lembek 250
tidak segar
jamur
hitam +
Putih
kecoklatan
Bau busuk Lembek Sudah
H7 tumbuh 250
+ + busuk
jamur
hitam ++
Kedelai
H0 Kuning Keras + Segar ++ 195
menyengat
Putih
kecoklatan Khas
Kisut
H2 tumbuh tempe Segar + 185
empuk
jamur +
hitam +
Tempe Putih
dibungkus kecoklatan
Bau busuk Lembek Sudah
daun H5 tumbuh 163
+ + tidak segar
jamur
hitam ++
Putih
kecoklatan
Bau busuk Lembek Sudah
H7 tumbuh 150
++ ++ busuk
jamur
hitam +++
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
RISKA OKTAFIANI
240210150060
Berat
Sampel Hari Warna Aroma Tekstur Kesegaran
(g)
Putih Kenyal Segar
H0 Amis 285 g
kemerahan padat ++++
H2
Putih agak Lembek Tidak
Daging H5 Menyengat 320
kuning +++ segar
ayam
Putih
pucat+cairan Lembek Tidak
Busuk 250
H7 berwarna ++++ segar
hijau
Gurih dan
tidak Lembut
H0 Merah terang ++++ 75
tercium padat
daging
Tidak ada Lembut
Sosis H2 Merah pucat +++ 73
aroma padat
Tidak ada Lembut
H5 Merah pucat +++ 70
aroma padat
Tidak ada Lembut
H7 Merah pucat +++ 68
aroma padat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
4.2 Pembekuan
RISKA OKTAFIANI
240210150060
4.2.1 Wortel
Untuk sampel wortel, tahapan pertama yang dilakukan adalah wortel
tersebut dilakukan sortasi. Tujuan sortasi yaitu untuk memisahkan mana bagian
yang masih segar dan mana bagian yang sudah layu dalam wortel tersebut, juga
untuk memotong bagian wortel yang tidak berguna. Setelah itu, wortel dicuci untuk
membersihkannya dari kotoran dengan menggunakan air bersih. Setelah itu, wortel
dipotong menjadi 3 macam, yaitu bentuk utuh, slice, dan dadu. Wortel yang telah
dipotong, kemudian masing-masing potongan tersebut dibagi menjadi 2 bagian
untuk dilakukan diblansing rebus selama 4 menit dan blansing rebus selama 3
menit, tidak boleh melebihi waktu tersebut sebab jika berlebihan maka akan
kehilangan zat gizi seperti vitamin A dan vitamin C. Tujuan blansing yaitu untuk
melayukan wortel agar mudah masuk ke dalam wadah atau kemasan,
menghilangkan bau dan flavour yang tidak diinginkan, mengurangi kadar oksigen
dalam sel, membersihkan bahan dari kotoran, mengurangi jumlah mikroba, dan
memperbaiki warna (Buckle et al, 2007). Setelah itu, wortel direndam dengan air
es selama beberapa menit agar wortel yang telah di blansing akan cepat matang dan
tidak mengalami penguapan berlebihan saat dikemas dalam plastik. Air yang masih
tersisa dalam wortel tersebut kemudian ditiriskan hingga beberapa menit. Wortel
yang telah ditiriskan kemudian ditimbang beratnya dengan neraca analitik. Setelah
itu, wortel dikemas dengan plastik dan diberi label pada bagian luar plastik tersebut.
Setelah itu, wortel dimasukkan ke dalam freezer yang telah diatur suhunya
(biasanya 0oC) hingga 7 hari dan diamati perubahan yang terjadi mulai dari warna,
aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya. Pengamatan ini dilakukan mulai dari
hari ke-0, hari ke-2, hairi ke-5, dan hari ke-7.
Berat
Sampel Hari Warna Aroma Tekstur Kesegaran
(g)
H7 Orange Tidak Keras + ++ 59,8075
cerah beraroma
H0 Orange Khas Keras ++ ++++
cerah wortel
H2 Orange Khas Keras + ++++ 53,9121
Wortel
cerah wortel
Slice
H5 Orange Khas Keras +++ 57,1475
Rebus
cerah wortel
H7 Orange Khas Keras ++ 50,1864
cerah wortel
H0 Oranye Khas Keras + ++++ 15,0708
wortel +
H2 Oranye Khas Keras ++++ 14,9729
Wortel
wortel
dadu
H5 Oranye Tidak Keras +++ 14,6186
Rebus
beraroma
H7 Oranye Tidak Lunak + +++ 13,1332
beraroma
H0 Orange Khas Keras ++ ++++ 27,2680
tua wortel
H2 Orange Khas Keras + +++ 27,2773
Wortel
tua wortel
Utuh
H5 Orange Tidak Keras +++ 27,2472
Kukus
tua beraroma
H7 Orange Tidak Lunak ++ 25,9763
tua beraroma
H0 Orange Khas Keras ++ ++++
cerah wortel
H2 Orange Khas Keras ++++ 53,9530
Wortel
cerah wortel
Slice
H5 Orange Khas Keras +++ 55,2911
Kukus
cerah wortel
H7 Orange Khas Keras ++ 54,681
cerah wortel
Wortel H0 Oranye Khas Keras + ++++ 14,9582
Dadu cerah wortel ++
Kukus H2 Oranye Khas Keras ++++ 12,6709
cerah wortel +
H5 Oranye Tidak Keras +++ 12,5158
cerah beraroma
H7 Oranye Tidak Lunak + +++ 11,0366
cerah beraroma
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
RISKA OKTAFIANI
240210150060
Jagung yang telah ditimbang kemudian dimasukkan atau dikemas dalam kantong
plastik yang telah ditimbang beratnya. Setelah itu, kemasan diberi label pada bagian
luarnya. Tujuan pengemasan ini untuk menghindari jagung terhadap kerusakan
akibat mikroorganisme dan jagung dapat bertahan lama dalam suhu yang
disesuaikan. Selanjutnya, jagung disimpan di dalam freezer yang telah diatur
suhunya (biasanya 0oC) dan diamati perubahan yang terjadi selama 7 hari mulai
dari warna, aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya. Pengamatan ini dapat
dilakukan dari hari ke-0, hari ke-2, hari ke-5, dan hari ke-7.
Selain itu, aroma yang dihasilkan jagung sisir rebus dan kukus warnanya
saat disimpan dalam suhu beku selama 7 hari yaitu semakin berkurang
kekhasannya. Hal ini disebabkan oleh.
Tekstur yang dihasilkan jagung sisir rebus dan kukus setelah disimpan
dalam suhu beku selama 7 hari yaitu semakin lunak atau sudah tidak keras. Hal ini
disebabkan oleh.
Kesegaran yang dihasilkan dari jagung sisir rebus dan kukus setelah
disimpan dalam suhu beku selama 7 hari yaitu semakin tidak segar. Hal ini
disebabkan oleh.
Pada hari ke-0 hingga hari ke-2 saat disimpan dalam suhu beku, beratnya
mengalami penurunan. Namun, pada hari ke-5 jagung sisir rebus dan kukus tersebut
beratnya bertambah, hal ini disebabkan oleh. Setelah hari ke-7 penyimpanan, berat
jagung tersebut menurun kembali.
4.2.3 Buncis
Untuk sampel buncis, tahapan pertama yang dilakukan adalah penyortiran
untuk memotong bagian yang tidak berguna, misalnya pada bagian paling ujung
buncis dan untuk memilih buncis yang layak dikonsumsi. Buncis yang telah
disortasi kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran yang melekat di batangnya
menggunakan air bersih. Buncis yang telah dicuci kemudian dipotong-potong dan
dibagi menjadi 2 bagian untuk dilakuan blansing. Selanjutnya, dilakukan
pemblansingan kukus selama 3 menit dan blansing rebus selama 2 menit. Tujuan
blansing yaitu untuk melayukan buncis agar mudah masuk ke dalam wadah atau
kemasan, menghilangkan bau dan flavour yang tidak diinginkan, mengurangi kadar
oksigen dalam sel, membersihkan bahan dari kotoran, mengurangi jumlah mikroba,
dan memperbaiki warna (Buckle et al, 2007). Dilanjutkan dengan perendaman air
es selama beberapa menit agar buncis yang telah di blansing akan cepat matang dan
tidak mengalami penguapan berlebihan saat dimasukkan ke dalam kemasan. Air
yang masih tersisa dalam buncis tersebut kemudian ditiriskan hingga beberapa
menit. Setelah itu, buncis ditimbang beratnya dengan menggunakan neraca analitik.
Buncis yang telah ditimbang kemudian dimasukkan atau dikemas dalam kantong
RISKA OKTAFIANI
240210150060
plastik yang telah ditimbang beratnya. Setelah itu, kemasan diberi label di bagian
luarnya. Tujuan pengemasan ini untuk menghindari buncis terhadap kerusakan
akibat mikroorganisme dan buncis dapat bertahan lama dalam suhu yang
disesuaikan. Selanjutnya, buncis disimpan di dalam freezer yang telah diatur
suhunya (biasanya 0oC) dan diamati perubahan yang terjadi selama 7 hari mulai
dari warna, aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya. Pengamatan ini dapat
dilakukan dari hari ke-0, hari ke-2, hari ke-5, dan hari ke-7.
Buncis kukus dan rebus setelah disimpan selama 7 hari dalam suhu beku
yaitu kesegarannya semakin berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh.
Buncis rebus dan kukus dari hari ke-0 hingga hari ke-2 beratnya mengalami
penurunan, namun di hari ke-5 mengalami kenaikan berat yang disebabkan karena.
Dari hari ke-5 hingga hari ke-7 beratnya mulai turun kembali. Pada umumnya, berat
bunci yang semakin menurun ini dapat disebabkan oleh. Berdasarkan tabel 8 juga
buncis kukus beratnya lebih besar dibandingkan dengan buncis rebus, pengaruhnya
adalah.
4.2.4 Kentang
Untuk sampel kentang, tahapan pertama yang dilakukan adalah penyortiran
untuk memotong bagian yang tidak berguna, misalnya pemisahan kentang yang
layak dikonsumsi dan tidak layak dikonsumsi. Kentang yang telah disortasi
kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran yang melekat di tubuhnya
menggunakan air bersih. Kentang yang telah dicuci kemudian dipotong dadu dan
dibagi menjadi 2 bagian untuk dilakuan blansing. Sebelum diblansing, kentang
harus direndam dengan air jeruk yang tujuannya untuk menghilangkan pencoklatan
enzimatis yang muncul setelah pengupasan akibat dari kontak dengan pisau dan
udara. Selanjutnya, dilakukan pemblansingan kukus selama 4 menit dan blansing
rebus selama 3 menit. Tujuan blansing yaitu untuk melayukan kentang agar lebih
mudah masuk ke dalam wadah atau kemasan, menghilangkan bau dan flavour yang
tidak diinginkan, mengurangi kadar oksigen dalam sel, membersihkan bahan dari
kotoran, mengurangi jumlah mikroba, dan memperbaiki warna (Buckle et al, 2007).
Dilanjutkan dengan perendaman air es selama beberapa menit agar kentang yang
telah di blansing lebih cepat matang dan tidak mengalami penguapan berlebihan
RISKA OKTAFIANI
240210150060
saat dimasukkan ke dalam kemasan. Air yang masih tersisa dalam kentang tersebut
kemudian ditiriskan hingga beberapa menit. Setelah itu, kentang ditimbang
beratnya dengan menggunakan neraca analitik. Kentang yang telah ditimbang
kemudian dimasukkan atau dikemas dalam kantong plastik yang telah ditimbang
beratnya. Tujuan pengemasan ini untuk menghindari kentang terhadap kerusakan
akibat mikroorganisme dan kentang dapat bertahan lama dalam suhu yang
disesuaikan. Setelah itu, ditimbang kembali berat kentang bersama kemasannya.
kemasan diberi label di bagian luarnya. Selanjutnya, kentang disimpan di dalam
freezer yang telah diatur suhunya (biasanya 0oC) dan diamati perubahan yang
terjadi selama 7 hari mulai dari warna, aroma, tekstur, kesegaran, dan total beratnya.
Pengamatan ini dapat dilakukan dari hari ke-0, hari ke-2, hari ke-5, dan hari ke-7.
warna kuning cerah pada kentang kukus lebih besar dibandingkan dengan kentang
rebus, penyebabnya yaitu.
Umumnya, aroma yang dihasilkan kentang rebus maupun kukus yaitu
semakin berkrurang aroma khasnya setelah disimpan selama 7 hari dalam suhu
beku. Hal ini dapat disebabkan oleh.
Tekstur yang dihasilkan kentang rebus maupun kukus yaitu semakin
berkrurang kekerasannya atau sedikit melunak setelah disimpan selama 7 hari
dalam suhu beku. Hal ini dapat disebabkan oleh.
ke-5 beratnya semakin menurun, sedangkan pada hari ke-7 beratnya mengalami
kenaikan, faktor penyebabnya yaitu.
RISKA OKTAFIANI
240210150060
V. KESIMPULAN
RISKA OKTAFIANI
240210150060
DAFTAR PUSTAKA
RISKA OKTAFIANI
240210150060
JAWABAN PERTANYAAN