240210150060
KELOMPOK 9A
burning test (uji nyala). Pengetahuan tentang kemasan kertas ini berfungsi agar
parktikan mampu menentukan jenis kemasan kertas apa yang cocok untuk bahan
pangan yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan pengetahuan tentang
kemasan plastik ini berfungsi agar praktikan mampu menentukan berbagai jenis
kemasan plastik yang cocok unutk digunakan untuk mengemas bahan pangan.
Jenis Deskripsi
No. Kemasan
Warna Kehalusan Kelenturan
Kerta
12. Kertas Lapis Coklat Halus+++++ Lentur++++
kekuningan++
13. Kertas serap Kuning Kasar Lentur+++
14. Kertas emas Buram dan Terdapat 2 bagian Lentur
emas (kasar dan halus)
15. Kertas kardus Coklat Kasar Lentur+
laminar
16. Kertas kardus Coklat Kasar Kaku+
bergelombang
17. Kertas kraft Kuning coklat Kasar + Lentur ++
extensible ++
18. Kertas kraft Kuning Halus++ Lentur+++
kecoklatan
cerah+++
19. Kertas kraft Kuning Halus+ Lentur+++
reguler kecoklatan+
20. Kertas kraft Abu krem Kasar Lentur++++
medium pucat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
tengahnya erbuat dari kertas-kertas daur ulang, sedangkan kedua sisi lainnya berupa
kertas koran murni dan bahan murni yang dipucatkan. Untuk memperbaiki sifat-
sifat karton lipat, maka dapat dilapisi dengan selulosa asetat dan polivinil klorida
(PVC) yang diplastisasi. Kasein yang dicampurkan pada permukaan kertas akan
memberikan permukaan cetak yang lebih halus dan putih. Keuntungan dari karton
lipat adalah dapat digunakan untuk transportasi, dan dapat dihias dengan bentuk
yang menarik pada transportasi barang-barang mewah. Teapi kelemahannya adalah
kecenderungan untuk sobek di bagian tertentu. Melalui hasil percobaan didapat
bahwa karton berwarna putih, lembut, dan kaku.
Kemasan ini merupakan suatu jenis karton yang pembuatannya terdiri dari
lembaran yang berlapis-lapis, dapat terdiri dari dua lapis atau lebih. Lapisan atas
berwarna putih, disalut atau tidak. Umumnya karon dupleks mempunyai sifat
khusus yaitu gramatur dan sifat kekakuan yang tinggi.Salah satu penggunaan jenis
karton ini untuk pengemasan suatu produk atau kotak karton lipat. Dalam hal ini
diperlukan syarat, kekakuan, densitas, derajat putih dan daya serap air.Sifat
kekakuan diperlukan agar kotak karton lipat tidak ambruk pada saat ditumpuk dan
tidak gembung karena ada beban isi. Densitas erat hubungaanya dengan kekakuan
dan ketebalan karton. Derajat putih diperlukan agar penampilan kotak karton lipat
secara visual baik. Sedangkan daya serap air diperlukan karena dapat mendukung
proses pencetakan dan katak karton lipat lebih tahan terhadap udara lembab
(Yuriyanto, et al., 2001).
Hasil pengamatan kertas sampul yang dideskripsikan antara lain warnanya
coklat, tingkat kehalusannya halus, dan tingkat kelenturannya lentur ++. Kertas
sampul adalah kertas yang mempunyai kemantapan ukuran, mutu lipat, dan
keuletan dengan permukaan yang khusus untuk sampul. Kertas ini tidak biasa
digunakan sebagai pengemas bahan pangan, karna jenis kertas ini sanggat mudah
rusak dan sangat tidak tahan terhadap air dan minyak.
Hasil pengamatan kertas selanjutnya adalah kertas sertifikat, dimana yang
dideskripsikannya antara lain yaitu warnanya putih gading, tingkat kehalusannya
halus +, dan tingkat kelenturannya lentur. Hasil pengamatan kertas krep yang telah
dideskripsikan antara lain wananya merah, tingkat kehalusannya kasar ++, dan
tingkat kelenturannya lentur +++. Hasil deskripsi dari kertas nasi antara lain sebagai
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
berikut: warnanya coklat, tingkat kehalusannya halus ++, dan tingkat kelenturannya
lentur +. Hasil deskripsi berikutya adalah kertas lapis, dimana dapat dijelaskan
sebagai berikut: warnanya coklat kekuningan +, tingkat kehalusannya halus +++++,
dan tingkat kelenturannya lentur ++++. Hasil deskripsi dari kertas serap antara lain
sebagai berikut: warnanya kuning, tingkat kehalusnnya kasar, dan tingkat
kelenturannya lentur +++. Hasil deskripsi dari kertas kardus laminar antara lain
sebagai berikut: warnanya coklat, tingkat kehalusannya kasar, dan tingkat
kelenturannya lentur +.
Hasil deskripsi dari kertas perkamen antara lain yaitu warnanya putih
gading, tingkat kehalusannya halus +++, dan tingkat kelenturannya lentur ++.
Kertas perkamen dibuat dengan proses sulfat dan dilakukan dengan mengelantang.
Mempunyai sifat ketahan baik terhadap lemak dan cukup kuat dalam keadaan
basah, tidak terang (baur), dan lebih kasar dari kertas minyak. Kertas ini sering
digunakan untuk pembuatan label (Herudiyanto, 2008). Melalui hasil pengamatan
didapat bahwa kertas perkamen berwarna putih abu, bertekstur kasar, dan bersifat
lentur. Kertas jenis perkamen ini merupakan kertas yang tembus pandang
(transparan) tetapi kertas jenis perkamen ini mempunyai tekstur yang lebih kasar
jika dibandingkan dengan kertas glasin dan minyak, permukaan yang licin, dan jika
terdekorasi mempunyai efek pewarnaan yang baik. Kertas perkamen biasanya
digunakan sebagai kemasan mentega, keju dalam bentuk bungkusan, dan juga dapat
digunakan sebagai label.
Hasil deskripsi dari kertas glasin antara lain sebagai berikut: warnanya
kuning, tingkat kehalusannya halus +++, dan tingkat kelenturannya lentur ++++.
Kertas gelasin dibuat dengan proses sulfat supaya tembus pandang dan licin karena
proses pengecetan (calendering). Sifatnya lainnya adalah tahan terhadap lemak
minyak, tidak tahan air, dan penutupan kemasan cukup mudah. Kertas minyak
mempunyai kemampuan untuk menyerap minyak dengan baik, biasanya digunakan
untuk produk yang mempunyai kadar minyak berlebih sehingga minyaknya
terserap dan menjadi berkurang. Kertas minyak ini cukup tipis dan akan menjadi
agak transparan jika sudah menyerap minyak. Kertas minyak dibuat dengan cara
memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat
kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastizier bertujuan untuk menambah
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
kemampuan untuk direkat atau ditutupi dengan panas. Dengan konsep laminasi,
masing-masing lapisan saling menutupi kekurangannya menghasilkan lembar
kemasan yang bermutu tinggi (Winarno, et al., 1994).
Hasil deskripsi dari kertas emas antara lain sebagai berikut: warnanya
buram dan emas, tingkat kehalusannya terdapat 2 bagian (kasar dan halus), dan
tingkat kelenturannya lentur. Kertas emas memiliki dua bagian yaitu bagian atas
warna emas, bawah putih. Kertas ini tidak cocok untuk mengemas bahan pangan
terutama bahan pagan yang mengandung lemak. Kertas ini tidak dapat menyerap
minyak, sehingga kertas ini tidak dianjurkan untuk mengemas bahan pangan.
Berdasarkan hasil pengamatan kertas emas memiliki warna emas pad bagian luar
dan abu muda pada bagian dalam, tipis, mudah dibentuk, licin, dan kasar.
Hasil deskripsi dari kertas kadus bergelombang antara lain sebagai berikut:
warnanya coklat, tingkat kehalusannya kasar, dan tingkat kelenturannya kaku +.
Karton gelombang (kardus) terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya
ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut liner. Kedua
liner ini harus memilki tebal yang sama. Konstruksi bergelombang ini menjadikan
karton ini dapat meredam getaran atau tekanan (Herudiyanto, 2008). Jenis karton
gelombang yang paling umum adalah jenis RSC atau disebut wadah celah teratur,
karena kedua tutup sama panjangdan bertemu di tengah saat menutup (Herudiyanto,
2008). Dari hasil percobaan didapat bahwa kardus (karton bergelombang) berwarna
coklat, lembut, sangat kaku, dan tebal.
Hasil deskripsi dari kertas kraft extensible antara lain sebagai berikut:
warnanya kuning coklat ++, tingkat kehalusannya kasar +, dan tingkat
kelenturannya lentur ++. Hasil deskripsi dari kertas kraft yaitu warnanya kuning
kecoklatan cerah +++, tingkat kehalusannya halus ++, dan tingkat kelenturannya
lentur +++. Kertas kraft reguler memiliki karkateristik sebagai berikut: warnanya
kuning kecoklatan +, tingkat kehalusannya halus, dan tingkat kelenturannya adalah
lentur ++++.
Kertas kraft adalah kertas yang terbuat dari pulp dengan proses sulfat,
tetapi kadang-kadang pada pabrik kertas yang masih dalam skala kecil sering kali
membuat kertas kraft dari pulp dengan proses soda. Warna alami dari kertas kraft
ini adalah coklat, hal inilah yang terlihat ketika praktikum dilaksanakan kertas kraft
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
yang digunakan adalah kertas kraft yang berwarna coklat, tetapi selain berwarna
coklat adapun kertas kraft yang warna alaminya berwarna putih. Kertas kraft ini
mempunyai tekstur yang sangat kuat, hali ini dikarenakan proses pembuatannya
yang menggunakan sulfat dan perlakuan bleaching atau pemucatan. Warna coklat
alami yang dipunyai oleh kertas kraft ini merupakan hasil dari pembleachingan.
Ketebalan kertas kraft ini 10-180g/m2, bervariasi sesuai dengan kebutuhan
(Herudiyanto, 2008). Kertas kraft ini sering digunakan sebagai bahan untuk
mengemas bahan yang mempunyai berat jenis yang besar, hal ini disebabkan karena
teksturnya yang keras dan kuat, selain itu juga kertas kraft juga biasanya digunakan
sebagai kemasan sekunder dalam bentuk kantung, sak, pembungkus, tabung kaleng
komposit, amplop. Selain itu kertas kraft juga dapat dibuat karung dan sebagai
pelapis papan bergelombang.
Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis
kemasan ketas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft
dan kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau
kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan kertas fleklsibel. Kemasan kertas yang
kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum, cawan - cawan yang tahan air,
yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan
berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi
dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat
protektif.
Data dari hasil pengamatan identifikasi kemasan dari berbagai jenis produk
menunjukkan bahwa jenis kertas yang digunakan untuk kemasan bergantung pada
jenis atau karakteristik produknya, seperti pada produk coklat dan sereal digunakan
kemasan primer berupa aluminium foil yang mana sifat-sifat dari aluminium foil
adalah hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap
cahaya. Aluminium foil banyak digunakan sebagai bahan pelapis atau laminan
(Syarif,2009). Kertas karton sebagai kemasan sekunder banyak digunakan untuk
berbagai jenis produk karena lebih diutamakan sebagai pelindung kemasan primer.
Terdapat beberapa jenis produk seperti tepung-tepungan dan teh bubuk yang hanya
menggunakan jenis kertas sampul atau kertas fotocopy, hal tersebut lebih mudah
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
yang tebalnya 0-3 mm digolongkan dalam kemasan lentur, seluruh kertas yang
diamati termasuk pada kemasan lentur (flexible).
Pada pengukuran ketebalan digunakan alat jangka sorong dan mikrometer
sekrup, hal ini karena kedua alat tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Jangka
sorong yang digunakan mempunyai ketelitian 0,01 mm dan mikrometer sekrup
yang digunakan mempunyai ketelitian 0,001 mm (Giancoli, 2001). Pengukuran
dilakukan lebih dari satu kali (pada kertas yang berbeda) dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai/data yang cukup valid, karena setiap lembar kertas yang
diproduksi memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Sampel kertas minyak dan
kertas sampul tidak dilakukan pengukuran menggunakan jangka sorong, karena
ketebalan sampel tersebut lebih kecil dari 0,001 mm, sehingga tidak dapat terukur
menggunakan jangka sorong. Menurut Herudiyanto (2009) bahwa kertas minyak
memiliki ketebalan 20-40 g/m2.
Dalam pengukuran ini, terdapat berbagai jenis kemasan kertas dengan
ketebalan yang berbeda-beda. Ada bahan yang mempunyai ketebalan yang paling
tebal sehingga menyebabkan permukaan kertas menjadi tegas dan rigid. Ada pula
kertas yang mempunyai ketebalan yang besar namun permukaannya menjadi
lembek. Hal ini bisa disebabkan oleh komposisi pembentuk kertas.
Ketebalan suatu kertas pada sampel akan menentukan permeabilitas dari
tiap sampel tersebut. Semakin tebal kertas maka hal itu juga dapat mengakibatkan
semakin besar pula daya transpirasinya dan sebaliknya. Permeabilitas ini juga akan
sangat mempengaruhi respirasi yang terjadi pada bahan pangan yang dikemas
dengan kemasan kertas yang terdapat dalam tabel di atas. Untuk jenis bahan pangan
yang klimakterik seperti sayur dan buah yang hendak dipertahankan kesegarannya
hendaknya jangan menggunakan bahan pengemas yang terlalu tebal karena dapat
menghambat respirasinya. Padahal untuk mendapatkan hasil terbaik cukup dengan
meminimalisir laju respirasinya.
Ketebalan kertas ini dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan pada kertas
saat pembuatan kertas tersebut dan juga dipengaruhi oleh komposisi dan metode
pembuatan kertas tersebut. Setelah menghitung ketebalannya, maka dihitung
gramatur. Gramatur kertas yaitu berat kertas per satuan luas. Untuk memudahkan
dalam penentuan besar gramatur dari tiap kertas, maka masing-masing kertas
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
dipotong per satuan luas 25 cm2. Menurut Casey (1981) bahwa gramatur kertas
dipengaruhi oleh kadar air pada kelembaban udara relatif di sekitar kertas. Karena
gramatur selalu dinyatakan sebagai total berat kertas termasuk kadar air maka
pengukuran harus dilakukan pada kondisi standar.
Adanya keragaman dalam gramatur mengindikasikan pada fluktuasi
pemakaian bahan baku kertas per satuan luas. Semakin kecil gramatur maka
penggunaan bahan baku semakin sedikit, konsumsi energi untuk pengolahan kertas
lebih rendah, mengurangi polusi pabrik, biaya penanganan bahan dan produk
rendah, efisiensi ruang penyimpanan, memperkecil gulungan atau potongan yang
nantinya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembuatan kertas
(karton) secara keseluruhan. Dalam pengukuran gramatur tersebut, pengukuran
tebal dilakukan lima kali di beberapa titik pada kertas yang berbeda akan tetapi
masih dalam satu jenis kertas. Ketebalan dalam sehelai kertas tidak merata sehingga
perlu dilakukan pengulangan pengukuran. Perbedaan ketebalan kertas di beberapa
titik ini berhubungan dengan bahan baku dan proses produksi kertas itu sendiri.
Setelah didapat beberapa nilai ketebalan kemudian dirata-ratakan.
Dari hasil percobaan juga diperoleh adanya perbedaan ketebalan pada kertas
percobaan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh perlakuan komposisi dan metoda
pembuatan, dan juga dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan pada waktu
pembuatan lembaran kertas (Mimi, 2002). Menurut Casey (1981) menyatakan
bahwa kertas bersifat comprissible. Perbedaan tekanan akan menyebabkan
perbedaan yang kecil pada ketebalan. Ketebalan mempengaruhi hampir setiap sifat
fisik, optik dan elektrik kertas. Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya
keragaman untuk sifat fisik panjang dan lebar adalah adanya kesalahan dalam
presisi produksi, khususnya pada sistem pemotongan lembaran kertas menurut
ukuran yang telah ditentukan berdasarkan spesifikasi tertentu yang berlaku dalam
SII (Standart Industri Indonesia) maupun pabrik pembuatnya, yang umumnya
disesuaikan dengan permintaan pasar (Anonim, 1980).
4.1.3 Pengukuran Berat Berbagai Jenis Kemasan Kertas
Jenis kertas yang digunakan antara lain yaitu kertas karton, kertas nasi,
kertas minyak, kertas sak, dan kertas roti. Tahapan pertama yang dilakukan adalah
masing-masing contoh kertas (ukuran 5x5 cm) ditimbang beratnya dengan
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
Pada data di atas didapatkan bahwa densitas paling besar dimiliki oleh
kertas minyak. Kertas minyak memilki daya permeabilitas yang rendah karena
memilki kerapatan bahan yang paling besar sehingga cukup cocok jika digunakan
sebagai pengemas bahan pangan yang klimakterik dan bahan yang mudah
mengalami kerusakan akibat adanya oksigen, sedangkan kertas yang paling kecil
densitasnya akan menunjukan bahwa kertas tersebut memilki daya permeabilitas
yang tinggi dan cocok untuk mengemas bahan pangan yang non-klimakterik, dalam
praktikum ini kertas yang memiliki massa jenis yang paling kecil adalah kertas nasi.
Densitas erat hubungaanya dengan kekakuan dan ketebalan kertas
(Yuriyanto, et al., 2001). Semakin tinggi densitasnya sifat permeabilitas terhadap
air dan gas semakin rendah. Namun secara umum, kebanyakan sifat-sifat kertas
adalah bergantung kepada bahan bakunya yaitu serat selulosa, dimana sifat-sifat
serat selulosa ini diketahui sebagai sifat fungsi (Casey, 1981). Menurut Casey
(1981) bahwa secara teknis rapat massa mempunyai hubungan erat dengan daya
ikatan antar serat dan derajat fibrilisasi serat pulp yang nantinya berpengaruh pada
saat pencetakan (opasitas cetak). Dalam prosesnya, peranan dan pengaruh filler
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
Kaolin (clay) sangat berpengaruh pada sifat fisik lembaran kertas khususnya rapat
massa dan gramatur kertas (karton). Kaolin berfungsi sebagai bahan pengisi antar
serat, menambah berat kertas dan menghaluskan kertas.
Kertas dibuat dari bahan-bahan berserat (kadar selulosa tinggi) dengan
atau tanpa bleaching, dengan atau tanpa diberi filler dari pelapis lilin. Secara umum
kertas dibuat dengan melalui pengecilan ukuran bahan dasar kertas, kemudian
dilakukan pembuburan menggunakan proses soda atau sulfit atau sulfat dengan
tekanan 5 kg/cm2 pada suhu 140oC. Bahan kemudian dilakukan dengan bahan
tambahan lainnya misalnya pewarna kertas. Kemudian bubuur kertas tersebut
ditambahkan airdengan komposisi air 96% dan padatan 4%. Setelah itu dilakukan
pencetakan, pengeringan dan juga calendering (Herudiyanto, 2008). Sifat-sifat
kertas dipengaruhi oleh proses pembuburan, filler, dan perlakuan akhir atau
calendering (Rahimah dan Djali, 2012).
Jenis Deskripsi
KODE Kemasan
Warna Kehalusan Kelenturan
Plastik
A PP Transparan Halus ++ Lentur ++
+
B LDPE Transparan Halus +++ Lentur +++
++
C PS Tidak Halus Lentur
transparan
D PVC Transparan Halus + Lentur +
E PE Transparan Halus Lentur
+++ ++++ ++++
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)
+. Plastik PVC (Poli Vinil Chlorida) memiliki ciri-ciri cukup mengkilat, tipis,
bening, transparan, dan sedikit lentur. Plastik jenis ini penggunaanya tidak sesuai
untuk menyimpan bahan pangan sebab penggunaan polivinil khlorida untuk
pengemasan pangan terbatas, karena bahan pangan yang mengandung minyak
dapat melarutkan komponen plastik tersebut sehingga menjadi toksik (Tjahjadi dan
Marta, 2008). Menurut Suyitno (1990) menyatakan bahwa PVC mempunyai sifat
keras, kaku, jernih dan mengkilap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas
gasnya rendah sehingga sesuai untuk mengemas makanan yang banyak
mengandung air.
Selain itu, dapat dilakukan pengujian skoring pada pengenalan berbagai
jenis plastik. Tahapan pertama yang dilakukan adalah masing-masing sampel
dilakukan uji skoring berdasarkan kehalusan, transparan, kelenturan, dan
ketebalannya. Berikut terdapat hasil pengamatan tentang skoring pengenalan
berbagai jenis plastik:
Tabel 5. Hasil Skoring Pengenalan Berbagai Jenis Plastik
(A) (B) (C) (D) (E)
Indikator
PP LDPE PS PVC PE
Kehalusan 3 4 1 2 5
Transparan 3 4 1 2 5
Kelenturan 3 4 1 2 5
Ketebalan 3 4 1 2 5
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
atau densitas dari plastik tersebut. Mass jenis dari suatu plastik berbeda-beda
tergantung dari massa dan volume bahan tersebut. Apabila suatu plastik memiliki
massa yang ringan dan volume yang besar, maka bahan tersebut mempunyai
densitas yang kecil. Massa jenis pada suatu bahan pengemas dapat menunjukan
daya permeabilitasnya. Di bawah ini terdapat hasil pengmatan pengukuran berat
dari plastik:
Tabel 7. Hasil Pengukuran Berat Jenis Plastik
Kel PP (g) LDPE (g) PS (g) PVC (g) PE (g)
6 0.1527 0.0575 0.2102 0.2630 0.0304
7 0.2532 0.1479 0.2849 0.2848 0.0660
8 0.1339 0.0555 0.2525 0.2466 0.0294
9 0.1575 0.0737 0.2443 0.2236 0.0327
10 0.1541 0.0576 0.2154 0.2937 0.0315
Rata-rata 0.1703 0.0784 0.2415 0.2623 0.0380
g/cm2 0.0068 0.0031 0.0097 0.0105 0.0015
-6 -6
kg/cm2 6.8x10 3.1x10 9.7x10-6 1.0x10-5 1.5x10-6
-6 -7
lb/ft2 1.4x10 6.4x10 2.0x10-6 2.1x10-6 3.1x10-7
V (cm3) 0.1250 0.0225 5.9300 0.1175 0.0100
Densitas (g/cm3) 1.3622 3.4862 0.0407 2.2327 3.8000
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
A B C D E
Indikator
(PP) (LDPE) (PS) (PVC) (PE)
Perilaku Meleleh Meleleh Meleleh Meleleh Menghilang
Bahan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
terbakar, karena bahan plastik ini mempunyai daya penghantar panas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan PVC, PET dan HDPE. Pada Identifikasi polymer
dengan cara pembakaran terdapar kesulitan pada penentuan bau dari jenis plastik
yang dibakar. Hal ini menyebabkan kurang tepatnya penentuan jenis polymer yang
akan diketahui. Selain itu, pada data yang disediakan terdapat polymer yang hampir
mempunyai karakteristik yang sama sehingga dalam penentuannya menjadi tidak
tepat. Untuk menghindari kesalahan tersebut terdapat cara yang lebih baik yaitu
dengan identifikasi secara kimia.
Berbagai perbedaaf sifat dan karakteristik plastik berbeda satu sama lain,
hal ini tergantung dari tahap pembuatan plastik. Terdapat berbagai tahapan
pembuatan plastik, hal ini tergantung dari jenis kemasan yang akan dihasilkan.
1. Pengemas Plastik Kaku
Contoh kemasan plastik kaku yang ada di pasaran adalah botol, jerigen,
drum, komplang, gelas, ember dan wadah lainnya. Wadah kaku ini dibuat dengan
pencetakan injeksi atau dengan hembusan.
a. Pencetakan secara injeksi
Prinsip pencetakan secara injeksi terdiri tahap pelunakan bahan plastik
dalam silinder panas, dan kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan yang lebih
dingin, sehingga plastik mengeras. Eadah yang telah dicetak dikeluarkan dari
cetakan oleh sebuah alat, kompresi udara atau alat lainnya. Teknik ini mahal
dan kurang ekonomis.
b. Pencetakan Secara Hembusan
Teknik dasar dari pencetakan secara hembusan adalah seperi pada
pembuatan gelas. Udara didorong di bawah tekanan ke plastik cair yang
tertutup yang dikelilingi oleh cetakan yang dingin dengan bentuk yang
diinginkan. Adanya tekanan udara menyebabkan plastik cair mengembang.
Plasik akan dingin dengan mendinginnya cetakan, dan kemudian cetakan
dibuka, sedangkan botolnya dikeluarkan. Proses hembusan ini dibedakan atas
hembus injeksi dan hembus ekstruksi.
c. Thermofing
Proses thermofing adalah membentuk wadah dengan cetakan pada saat
plastik panas dan dalam keadaan lunak. Proses pemanasan dilakukan dengan
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
menggunakan radiasi infra merah, dan bahan plastik yang digunakan adalah
polietilen, polipropilen dan polistiren. Dalam proses ini ada 3 macam teknik
pencetakan, yaitu teknik vakum, teknik tekanan, teknik cetak berpasangan.
d. Cetakan Fase Padat
Berbeda dengan teknik pencetakan yang telah diterangkan sebelumnya
yang memerlukan energi panas dua kali yaitu saat pencetakan lembaran palstik
dan saat membentuk wadah, maka proses cetakan fase pada hanya sekali
memerlukan energi panas. Cara ini banyak digunakan untuk pencetakan plastik
secara komersial.
e. Cetak Kompresi
Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat
ini masih digunakan untuk mencetak plastik termoset. Hasil cetak kompresi
dapat berupa tutup botol, jerigen dan lain-lain.
2. Kemas Bentuk (Flexible Packaging) dan Laminasi
Salah satu contoh pembuatan kemasan laminasi dalam bentuk kantung
plastik dikemukakan oleh Darmadi (1987) di dalam Syarief et al., (1989) yang
terdiri dari 3 tahap proses yaitu :
Tahap I : proses printing, dilakukan dengan cara rotogravure pada permukaan
lembaran OPP/kertas/PET/OPA/selo
Tahap II : Menambahkan lapisan-lapisan lain yang disebut dengan laminasi
dengan cara laminasi ekstrusi atau laminasi adhesif. Laminasi ekstrusi
menghasilkan kemasan yang tidak kuat dan kadang-kadang
menimbulkan bau plastik, api murah. Sedangkan laminasi adhesif
kekuatannya lebih baik dan tidak menimbulkan bau tetapi biayanya
lebih mahal.
Tahap III : yaitu tahap akhir, dilakukan pemotongan (slitting) sesuai dengan
ukuran ukuran yang diinginkan dan bila perlu dapat dilanjutkan ke
proses pembentukan kantung.
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini anatara lain sebagai
berikut:
1. Setiap bahan pangan memiliki kecocokan jenis kertas yang berbeda
bergantung pada permeabilitasnya terhadap uap air dan udara, serta
ketahanannya terhadap lemak dan air;
2. Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran ketebalan kemasan kertas, tebal
kemasan kertas dari yang tertinggi hingga terendah berturut-turut baik
menggunakan mikrometer sekrup maupun jangka sorong antara lain kertas
karton > kertas nasi > kertas sak > kertas minyak > kertas roti;
3. Densitas paling besar dimiliki oleh kertas sak, dimana memiliki
peremeabilitas yang lebih rendah. Sedangkan kertas yang paling kecil
densitasnya adalah kertas nasi, dimana daya permeabilitasnya yang tinggi;
4. Urutan plastik memiliki ketebalan dari yang tertinggi hingga terendah yaitu
PS, PP, PVC, LDPE, dan PE;
5. Urutan plastik memiliki berat dari yang tertinggi hingga terendah adalah
PVC, PS, PP, LDPE, dan PE;
6. Urutan plastik memiliki densitas dari yang tertinggi hingga terendah yaitu
PE, LDPE, PVC, PP, dan LDPE;
7. Sampel plastik PS, PP, LDPE, dan PVC habis meleleh setelah dibakar,
sedangkan plastik PE menghilang setelah dibakar;
8. Urutan plastik yang memiliki kemudahan menyala dari tertinggi hingga
terendah berturut –turut adalah PVC, LDPE, PE, PP, dan PS;
9. Perbedaan karakteristik plastik diakibatkan karena adanya perbedaan proses
pembuatan dan karakteristik komponen penyusun plastik.
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Fleet, G.H, dan Wootton, M. Ilmu Pangan. 1987.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology, 3rd
ed.,Vol. 3., 34 – 37. Wiley Inter Science, New York.
Mimi, N. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas serta
Pengaruhnya terhadap Bahan yang Dikemas. (Available online at :
http://library.usu.ac.id/fp/fp-mimi.pdf. (Diakses tanggal 5 April 2018).
Ryall. A.L. dan Lipton. W.J. 1972. Handling, Transportation and Storage of Fruits
And Vegetables. The The AVI Publishing. Co. Westport.
Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. The AVI
Publishing. Co. Inc. Westport. Connecticut.
Winarno, F.G. 1987. Mutu, Daya Simpan, Transportasi dan Penanganan Buah-
buahan dan Sayuran. Konferensi Pengolahan Bahan Pangan dalam
Swasemba da Eksport. Departemen Pertanian, Jakarta.
RISKA OKTAFIANI
240210150060
KELOMPOK 9A
JAWABAN PERTANYAAN
Kertas greaseproof merupakan kertas yang tidak bisa ditembus oleh minyak
dan digunakan sebagai pembungkus makanan. Kertas greaseproof dibuat
dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke
mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer
bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat
digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan
antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat
pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan
seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi
dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin.
Kertas Plastik
Kertas plastik merupakan kertas yang dibuat karena keterbatasan sumber
selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran
stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Daya sobek dan ketahanan lipat yang baik
- Daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan
- Maslaah dalam pencetakan label.
- Tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH)
- Tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang.
- Dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi, karena
polistirena akan lunak pada suhu 80oc.