Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

ANALISA KONSENTRASI

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Kimia Analisa

Disusun Oleh :
Kelompok V (A3)
Nilam syahya NIM. 200140069
Putri sahari NIM. 200140078
Nadila Tasya Anggtaini NIM. 200140082
Jhodi Okta Tarigan NIM. 200140089
Devitasari br Tarigan NIM. 200140090
Suci Wulandari NIM. 200140096
Salsa Intan Fadillah NIM. 200140163

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
ABSTRAK

Percobaan berjudul analisa konsentrasi kadar NaCl dan % HCl dalam air keran ini
bertujuan untuk menghitung kadar NaCl dalam air laut dan menghitung % HCl
dalam air keran.Pada percobaan Analisa konsentrasi NaCl dalam air laut
menggunakan jenis titrasi argentometri yang menghasilkan endapan yang
menandai bahwa titrasi telah berakhir.Prosedur kerja yang dilakukan adalah 10 ml
air laut dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditetesi indikator K 2CrO4 terjadi
perubahan warna pada air laut menjadi berwarna kuning yang disebabkan adanya
kandungan kalium pada larutan tersebut. Lalu dilakukan titrasi dengan AgNO3
dan menghabiskan volume titrasi sebanyak 2 ml dan 2,3 ml dan terdapat endapan
putih pada larutan. Kadar NaCl berturut-turut sebesar 1,17 gr/ml dan 1,345 gr/ml.
Pada percobaan analisa % HCl ini dilakukan dengan metode titrasi alkalimetri
dimana untuk menentukan kadar asam dari suatu larutan menggunakan penitran
suatu basa dalam hal ini penitrannya NaOH. Prosedur kerja yang dilakukan adalah
10 ml air keran dimasukkan dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml
aquades yang berfungsi sebagai penjelas warna yang menunjukkan tercapainya
titik akhir titrasi. Larutan ditetesi indikator PP dan dititrasi dengan NaOH sebagai
titran dan menghabiskan volume titrasi sebanyak 0,1 ml dan 0,3 ml, terjadi
perubahan warna. %HCl yang didapat pada kedua sampel adalah 0,03645 % dan
0,10935 %.

Kata Kunci : Indikator, Kadar NaCl, Sampel dan Titrasi, % HCl.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Analisa Konsentrasi


1.2 Tanggal Praktikum : 14 Mei 2021
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Devitasari br Tariga NIM. 200140090
2. Putri Sahari NIM. 200140078
3.Nilam Syahya NIM. 200140069
4. Tasya Anggraini NIM. 200140082
5.Suci Wulandari NIM. 200140096
6. Jhodi Okta Tarigan NIM. 200140089
7.Salsa Intan Fadilla NIM. 200140163

1.4 Tujuan Praktikum : 1. Menentukan kadar CO2 dalam air sampel


2. Untuk menghitung kadar NaOH dalam
sampel
3. Untuk menghitung kadar NaCl dalam
sampel
4. Untuk menghitung kadar % HCl dalam
sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan adalah camouran serba sama dari dua komponen atau yang setiap
komponennya dapat berupa gas,cair atau padat dalam larutan dari pada suatu zat
didalam zat lain yang dilarutkan disebut zat terlarut (solute) yang melarutkan
disebut pelarut (solvent) . Bila suatu zat terdapat dalam jumlah yang lebih banyak
dari yang lain, Maka itulah yang biasanya dianggap sebagai pelarut. Bila kedua
zat itu hamper sama banyaknya, maka tentulah tidak menentukan zat mana yang
pelarut, dan biasanya penentuan ini dilakukan secara sembarang (Mahan 1975).

2.1 ANALISA KUANTITATIF


Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk
mengetahui kadar suatu zat. Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan
beberapa banyak suatu zat tertentu yang terkadang dalam suatu sampel.zat yang
ditetapkan tersebut yang seringkali dinyatakan sebagai konstituen atau analit.
Menyusun sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang di analisa yang
bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu bahan atau
campuran bahan (Sumardjo,1997)
Secara garis besar metode yang digunakan dalam analisis kiantitatif
dibagi menjadi dua macam yaitu kiamia analisis kuantitatif instrumental, yaitu
metode analisis bahan-bahan kimia menggunakan alat-alat instrument dan analisa
kimia konversional. Metode dalam analisa kuantitatif dibedakan menjadi dua
bagian yaitu metode gravimeter dan metode volumetri. Metode gravimeter adalah
penetapan kadar suatu unsur atau senyawa berdasarkan berat.tetapnya dengan cara
penimbangan . cara yang dilakukan dengan unsur atau senyawa yang diselidiki
dan bahan yang menyusunnya . bagian terbesar yang dilakukan metode gravimeter
adalah perubahan unsur berat tetap. Berat senyawa selanjutnya dapat dianalisa
berdasarkan jenis senyawa. Metode volumetri adalah analisa kuantitatif yang
dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui
kadarnya. Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan dan
reaksinya berjalan secara kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis dapat
dihitung jumlahnya (Khoppar,1990)

2.2 Karbondioksida (CO2)


Karbondioksida merupakan unsur utama dalam proses fotosintesis yang
dibutuhkan oleh titioplankton dan tumbuhan air keberadaan karbondioksida
diperairan sangat dibutuhkan oleh tumbuhan baik yang besar maupun yang kecil
untuk proses fotosintesis, CO2 juga terbentuk dalam air karena proses
dekomposisi (oksidasi) zar organik oleh mikroorganisme. Ilmunya juga terdapat
dalam air yang telah tercemar. Karobondioksida pula diperairan berasal dari difusi
atmosfer, air hujan, air yang melewati tanah organik, dan respirasi tumbuhan dan
hewan, serta bakteri aerob dan anaerob.
kehidupan organisme air. Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses
dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri. Namun jika dalam
keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan menjadi racun bagi beberapa
jenis ikan. Kadar kerbondioksida (CO2) yang baik bagi organisme perairan yaitu
kurang lebih 15 ppm. Jika lebih dari itu sangat membahayakan karena
menghambat pengikatan oksigen (O2). Lebih lanjut dikatakan kadar
karbondioksida yang berlebih dapat diatasi dengan melakukan penggantian air
secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yang terlalu lebat dan
peningkatkan peranan kadar air (Barus.2002)

2.3 Kandungan Dalam Air


Air murni dengan rumus kimi H2O mempunyai sifat sebagai pelarut zat-
zat yang sangat baik, sehingga dalam keadaan bebas dialam, jarang didapatkan air
murni, air alam mengandung zat-zat air. Didalam air,baik itu yang berasal dari air
sungai maupun air laut, mengandung zat-zat berupa karbondioksida (CO2) sulfur
dioksida (SO3), Ssulfut trioksida (SO3), oksigen (O2) Dan lain-lain. Kandungan
gas-gas tersebut biasanya bersifat korosit dan penyebab oksidasi. Sedangkan zat
lain yang terdapat dalam air adalah zat yang bersifat cair juga kandungan zat cair
dalam air dapat berupa asam, basa, dan minyak yang berasal dari limbah
industry.sedangkan zat yang kasat penyebab kekeruhan adalah kandungan zat
padat pada air. Tetapi juga tidak terlihat mata tetapi berpengaruh pada sifat-sifat
air, seperti kalsium klorida (CaCl2) magnesium sulfat (MgCl4) magnesium klorida
(MgCl2), natrium klorida (NaCl) serta natrium silikat (Na2S1O3) ( Soeyasa,2001)

2.5 Titrasi Asam Basa


Titrasi yaitu merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk
menentukan suatu konsentrasi sebuah larutan. Caranya adalah dengan menetesi
( menambah sedikit demi sedikit) larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit)
dengan larutan hasil standarisasi yang sudah dapat diketahui konsentrasi dan
volumenya (titan)
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan
larutan asam yang ingin diketahui kadarnya atau sebaliknya. Kadar suatu larutan
asam dengan larutan basa yang ingin diketahui dengan didasarkan pada reaksi
netralisasi. Menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan
tersebut yang volumenya terukur dapat kita ukur dengan suatu larutan lain yang
telah diketahui kadarnya (larutan standart) dan juga secara bertahap. Pada saat
larutan basa sedang ditetesi dengan larutan asam, PH larutan pun akan turun dan
sebaliknya jika larutan asam sedang ditetesi dengan larutan basa, maka PH larutan
akan naik (Harjadi.1993)

2.6 Konsentrasi CO2


Konsentrasi CO2 menunjukkan secara langsung status proses pembakaran
diruang bakar. Semakin tinggi makan semakin baik, perlu diingat bahwa sumber
dari CO2 ini hanya ruang bakar dan catalytic converter. Apabila CO2 terlalu
rendahtapi CO dan HC normal, menunjukkan adanya kebocoran exhaust pipe.
2.7 Konsentrasi NaOH
Natrium hidrolesida atau disebut juga soda api merupakan senyawa kimia
dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia mempunyai ideal untuk digunakan dalam
berbagai aplikasi yang berbeda. Natrium hidroksida adalah bahan dasar yang
dihasilkan digunakan oleh industri sekitar 56% natrium hidroksida yang
dihasilkan digunakan oleh industri 25% diantarnya digunakan oleh industri kertas
natrium hidroksida juga digunakan dalam pembuatan garam natrium dan deterjen
regulasi PH dan sintesis organik ini digunakan dalam proses produksi aluminium
bayet. Secara masal natrium hidroksida paling sering ditandai sebagai larutan
berair, karena lebih mudah ditangani (Kurt dan Bither,2005)

2.8 Konsentrasi NaCl


Garam adalah salah satu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan
anion sisa asam. Garam (NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektrokimia, oleh
karena itu untuk membentuk konsentrasi elektrolit larutan perlu ditambahkan
larutan dalam hal ini adalah H2O atai aquadest. Konsentrasi yang semakin tinggi
yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan meyebabkan kadar hydrogen dan asam
yang terbentuk semakin tinggi (Budiman A, 2012)

2.9. Konsentrasi HCl


Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan
logam klorida dan gas hidrogen ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam
kalsium karbonat dan tembaga oksida menghasilkan klorida terlarut yang dapat
dianalisis. Sifat-sifat fisika HCl, seperti titik didih, titik leleh, massa jenis dan PH
tergantung pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut. Sifat
ini berkisar dari larutan dengan konsentrasi HCl mendekati 0% sampai dengan
asam klorida berasap 40% HCl
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

Alat dan Bahan


3.1 Alat-Alat
3.1.1 Peralatan yang digunakan dalam analisa konsentrasi CO2 dalam braine
1. Buret
2. Pipet tetes
3. Erlenmeyer 100 ml
4. Gelas Ukur 10 ml
3.1.2 Peralatan yang digunakan dalam konsentrasi NaOH dalam braine
1. Buret
2. Pipet Tetes
3. Erlenmeyer
4. Gelas ukur
3.1.3 Peralatan yang digunakan dalam analisa konsentrasi NaCl dalam barine
1. Buret
2. Pipet tetes
3. Labu ukur
4. Erlenmeyer
3.1.4 Peralatan yang digunakan dalam analisa konsentrasi % HCl
1. Buret
2. Pipet tetes
3. Erlenmeyar
4. Timbangan digital

3.2 Bahan-Bahan
3.2.1 Bahan yang digunakan dalam analisa konsentrasi CO2 dalam braine
1. Air sungai
2. NaOH
3. Indikator pp
3.2.2 Bahan yang digunakan dalam anlisa konsentrasi NaOH dalam braine
1. Air sabun
2. Thio 1N
3. HCl 0,1 N
4. Indikator pp
3.2.3 Bahan yang digunakan dalam analisa konsentrasi NaCl dalam braine
1. Air laut
2. AgNO3 0,1 N
3. Indikator K2CrO4
3.2.4 Bahan yang digunakan dalam analisa konsentrasi %HCl
1. Air keran
2. NaOH 1 N
3. Indikator pp

AgNO30.1 N
1. Kalium Kromat (K2CrO4)
2. Natrium Dioksida (NaOH)
3. Indikator PP (Fenolpthalein)
4. Air laut
5. Air keran
6. Aquades

4.1 Prosedur Kerja


4.1 Analisa Konsentrasi Co2 dalam air
1. Pipet Sebanyak 15 ml, masukkan kedalam erlenmeyer
2. Tambahkan indikator pp Sebanyak 3 teres
3. Titrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui normalitasnya
4. Hitung kadar CO2
A X N X 44
Mg/l (ppm)
V.sampel,1000
4.2 Analisa konsentrasi NaOH dalam braine.
1. Masukkan air sabun sebanyak 10 ml kedalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 1 ml Thio 1 N

3.Tambahkan 3 tetes Indikator pp


4. Dititrasi dengan HCl 0,1 N Sampai end point
5. Tambahkan 3 tetes. Indikator MO
6. Dititrasi kembali dengan HCl 0,1 N
7. Hitung kadar NaOH dan Nazco3
( ATB ) X N X 40
NaOH (gr/l) -
V. samoel x 1000

4.3. Analisa Konsentrasi NaCl dalam braine


1. Masukan 10 ml air laut dan encerkan dengan aquadest.
2. Ambil Sampel yang sudah diencerkan sebanyak 10 ml masukkan
kedalam erlenmeyer
3. Tambahkan Indikator K2CrO4 Sebanyak 3 teres
4. Titrasi dengan larutan AgNO3 1 N (Berbentuk endapan)
5. Hitung kadar NaCl
A X N X 58,8
NaCl (mg/l) =
V.sampel x 1000
4.4. Analisa % HCl dalam air keran
1. Masukkan 10 ml air keran masukkan kedalam erlenmeyer
2. Pipet aquades 2 ml masukkan kedalam erlenmeyer
3. Tambahkan 3 tetes indikator PP
4. Titrasi dengan larutan NaOH 1 N
5. Hitung kadar % HCl
A X NX 36,45
% HCl.
V . sampel x 1000
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam percobaan ini adalah ditunjukkan
pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Hasil percobaan analisa konsentrasi
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Kadar CO2
Analisa konsentrasi CO2 pada
air galon
1. 10 ml sampel + 3 tets - Berwarna
indikator pp bening
2. Titrasi dengan NaOH 0,1 N - Berwarna
ungu
Run I = 0,15ml Kadar CO2 I =
Run II = 0,45 ml 0,66 mg/l
Run III = 0,55 ml Kadar CO2 II =
0,198 mg/l
Kadar CO2 III =
0,142 mg/l
Rata-rata= 0,36
mg/l

Analisa konsentrasi NaCl


pada air laut
1. 10 ml sampel kemudian - menghasilkan
diencerkan 100 ml dan warna kuning
diambil 10 ml + 3 tetes
indikator K2CrO4
Dititrasi dengan AgNO3 0,1
2. N - Timbul buih-
buih kecil
- Menghasilkan
endapan
berwarna
orange
Run I = 7,2 ml
Run II = 0,8 ml Kadar NaCl I =
Run III = 2,6 ml 0,4178 mg/l
Kadar NaCl II =
0,0464 mg/l
Kadar NaCl III =
0,1508
Rata-rata = 0,2
mg/l

Analisa konsentrasi NaOH


pada air Deterjen
1. 10 ml sampel air sabun + 3 -berwarna ungu
tetes indikator pp
2. Dititrasi dengan HCl 0,1N -Berwarna bening
Run I (a) = 3,3 ml
Run II (a) = 3,3 ml
Run III (a) = 6,2 ml
3. Diteteskan 3 tetes indikator -Berwarna orange
4. pp -berwarna merah
Dititrasi kembali dengan HCl Run I (b) = 4,1 ml Kadar NaOH I =
0,1 N Run II (b) = 3,4 ml 2,96 mg/l
Run III (b) = 6,3 ml Kadar NaOH II =
2,88 mg/l

Kadar NaOH III


= 4,12 mg/l
Rata-rata = 3,32
mg/l
Analisa konsentrasi % HCl
pada air sumur
1. 10 ml sampel + 3 tetes -berwarna bening
imdikator pp
2. Dititrasi dengan NaOH 1 N -Berwarna ungu
Run I = 0,85 ml Kadar % HCl I
Run II = 0,65 ml = 0,306 mg/l
Run III = 2,25 ml Kadar % HCl II
= 0,234 mg/l
Kadar % HCl III
= 0,81 mg/l
Rata-rata = 0,45

5.2 pembahasan
Pada Percobaan analisa konsentrasi ada empat yang dianalisa.yang
pertama analisa konsentrasi CO2 dalam air sampel dalam Percobaan Pertama
adalah air galon. Yang Pertama yang akan dianalisa kadar CO2 adalah Sampel air
galon, langkah pertama yang dilakukan adalah masukkan Sampel kedalam
erlenmeyer sampai 10 ml, Setelah Itu Sampel ditambahkan Indikator fenolfhalein
(pp) 1% Sebanyak 3 teres, fungsi Indikator ini untuk mengetahui titik ekivalen
kemudian sampel dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1N. Sampel
dititrasi hingga mencapai end point dan menghabiskan titran, pada percobaan
pertama 0,15 ml percobaan kedua 0,45 ml, dan percobaan ketiga 0,55 ml dengan
rata-rata Volume titran 0.3 ml. Tanda tercapainya end point yaitu dengan adanya
perubahan warna menjadi Pink. Perubahan warna terjadi menandakan PH larutan
menjadi meningkat. Karbondioksida (CO2) mempunyai peranan yang sangat besar
bagi kehidupan organisme air. CO2 dapat membantu dalam proses dekomposisi
atau perombakan bahan organik oleh bakteri. Kandungan CO2 diperairan
digunakan untuk melarutkan kapur. Kadar Karbondioksida (CO2) yang baik bagi
organisme Perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l atau maksimal 20 mg/l Jika lebih
dari itu sangat membahayakan karena menghambat Pengikatan oksigen (O2) dan
juga dapat di katakan pencemaran air pada Percobaan analisa konsentrasi CO 2
Pada air galon rata-rata Sampel yang didapatkan yaitu 0,36 mg/l. Dapat dikatakan
bahwa Sampel air yang digunakan dipercobaan ini tidak tercemar.
pada percobaan kedua dilakukan percobaan analisa % HCl dengan metode
titrasi alkalimetri untuk menentukan kadar Suatu asam dari suatu larutan
menggunakan penitran suatu basa NaOh 0,1 N. Pada percobaan analisa % HCl ini
Sampel yang digunakan adalah air sumur. langkah pertama yang dilakukan adalah
masukkan 10 ml air sampel kedalam erlenmeyer. Setelah itu tambahkan dengan 3
tetes Indikator Fenolfhalein (pp), dan dititrasi dengan NaOH 0.IN menghabiskan
Volume titran pada percobaan pertama 0,85 ml, percobaan kedua 0,65 ml,
Percobaan ketiga 2,25 ml dengan rata-rata Volume titran 1,25ml. Terjadi
Perubahan warna menjadi Pink karena NaOH basa.
Pada percobaan kegita adalah analisa konsentrasi NaCl dengan Sampel air
laut. 10 ml air laut yang telah diencerkan dimasukkan kedalam erlenmeyer
Kemudian ditetesi K2CrO4 Sebanyak 3 tetes. Larutan berubah warna menjadi
kuning bening. Indikator ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya titik akhir
titras, Indikator ini akan bereaksi dengan AgNO membentuk endapan putih
(AgCl) yang menandai bahwa titrasi Sudan berakhir dengan reaksi!
AgNO3 (i) + NaCl → AgCl (s) + NaNO3 (i)
Pada Percobaan ini menghabiskan Volume titran, pada percobaan Pertama
7,2ml, Percobaan kedua 0,8ml dan percobaan ketiga 2.6 ml dengan rata-rata
Volume Hitran 3,5 ml. Dengan rata-rata Perhitungan konsentrasi 0,2mg/l
Pada Percobaan keempat adalah analisa konsentrasi NaOH Pada air
deterjen. Langkah pertama yang dilakukan adalah masukkan sampel sebanyak 10
ml kedalam erlenmeyer.lalu tambahkan Thio Sebanyak 1 ml, tambahkan juga
Indikator Fenolfhalein (pp) 1% Sebanyak 3 tetes. warna larutan berubah menjadi
pink karena telah ditetesi Indikator pp 1% Setelah itu dititras dengan HCl 0,I N
Sampai dengan end point dengan Volume titran percobaan pertama 3,3 ml,
Percobaan kedua 3,3 ml dan percobaan Ketiga 6.3 ml. Setelah dititrasi dengan
HCl 0,1N Sampai end point, ditambah kan lagi 3 tetes Indikator Mo. Sehingga
terjadi perubahan warna menjadi Orange, Dititras kembali dengan HCl 01 N,
sehingga terjadi perubahan wama menjadi pink Kembali dengan Volume titran
percobaan Pertama 2,45 ml, | Percobaan kedua 3.25 ml dan percobaan ketiga 2,48
ml. standar mutu deterjen menurut Standar Nasional Indonesia kandungan (kadar)
NaOH didalam deterjen cair dan padat maksimal 0,1 % Apabila NaOH terlalu
perkat atau berlebih maka alkali bebas yang tidak berkaitan dengan asam lemak
akan terlalu tinggi sehingga memberikan pengaruh negatif yaitu iritasi pada kulit.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan
1. penambahan indikator pada percobaan ini berfungsi untuk mempercepat
tercapainya end point dengan melihat perubaha warna pada sampel
2. perbedaan setiap kadar larutan dipengaruhi oleh banyaknya titran yang
diberikan
3. kadar CO2 pada air galon adalah 0,36 mg/l
4. kadar NaCl rata-rata pada air laut adalah 0,2 mg/l
5. kadar NaOH rata-rata pada air deterjen adalah 3,32 mg/l
6. kadar % HCl rata-rata pada air sumur adalah 0,45 mg/l
7. penambahan indikator pp akan merubah warna sampel dan akan mempermudah
titik akhir titrasi.

5.2 Saran
Pada percobaan analisa konsentrasi dari % HCl, larutan baku yang dipakai
dapat diganti dengan basa kuat lain seperti KOH dan larutan baku primer yaitu
asam suksinat sehingga didapat hasil analisa yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Harjadi-W.1993. Ilmu Kimia analitik Dasar. Jakarta : Gramedia


Barus. TA 2002 Pengantar Limnologi Usu - Press Medan
Khoppar S.M. l990. Konsep Dasar ilmu kimia organik. Jakarta UI-Press
Soeyasa. 2001 Ekologi Perairan, Jakarta : Departemen kelautan dan Perikanan
Dirjen pendidikan menengah atas
Sumardjo. 1997 Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas kedokteran Umum :
Semarang
Budiman. A 2012 Studi Elcsperimental Pengarah konsentrasi larutan terhadap
Laju pelepasan material pada proses electrochemical meching.
Jurnal teknik pornite vol.1 (I) :1-5
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Diketahui : Volume titran : 0,4 ml


Normalitas titran : 0.1 N
Berat ekivalen CO2 : 44 gr/mol
Volume sampel : 10 ml
Ditanya : Kadar CO2 ….?
V tit ran X N titran X BE CO 2
Jawab : Kadar CO2 =
V sampel X 1000
0,4 ml X 0,1N X44 gr/mol
=
10 X 1000
1,76
=
10.000
= 0,000176 gr/l
=1,76 mg/l

Volume titran : 0,7 ml


Normalitas titran : 0.1 N
Berat ekivalen NaCl : 44gr/mol
Volume sampel : 10 mL
V tit ran X N titran X BE CO 2
Jawab : Kadar CO2 =
V sampel X 1000
0.7 X 0,1N X 44 gr/mol
=
10 X 1000
3,08
10.000
= 0,000308 gr/mol
=0,308 mg/l
Volume titran : 0,4 ml
Normalitas titran : 0.1 N
Berat ekivalen NaCl : 44gr/mol
Volume sampel : 10 ml
Ditanya : kadar CO2......?
V tit ran X N titran X BE CO 2
Jb: CO2=
V sampel X 1000
0.4 X 0,1N X 44 gr/mol 1,76
= =
10 X 1000 10.000
= 0.000176 gr/l
= 0,176 mg/l

2. menghitunga kadar NaOH


Dik: v titran = 0,6 ml
N titran = 0,1 N
BE NaOH = 4 gr/mol
V sampel = 10 ml
Dit: kadar NaOH ?
V tit ran X N titran X BE CO 2
V sampel X 1000
0.6 X 0,1N X 44 gr/mol
=
10 X 1000
2,4
=
10.000
=0,00024 gr/mol
=0,24 mg/mol

Dik: v titran = 1,8 ml


N titran = 0,1 N
BE NaOH = 40 gr/mol
V sampel = 10 ml
Dit: kadar NaOH ?
1,8 ml X 0,1 N X 40 gr /mol
jb NaOH =
10 X 1000
7,2
=
10.000
= 0,00072 gr/mol
=0,72 mg/mol

Diketahui : Volume titran : 2,1 ml


Normalitas titran : 0,1 N
Berat ekivalen NaOH: 40 gr
Volume sampel : 10 ml
2,1 X 0,1 N X 40gr/mol
Jawab NaOH =
10 X 1000
8,4
=
10.000
=0,0084 gr/l
= 0,84 mg/mol

3.Menghitunga kadar NaCl


Diketahui : Volume titran : 6,3 ml
Normalitas titran : 0,1 N
Berat ekivalen NaCl: 58 gr/mol
Volume sampel : 10 mL
Ditanya : Kadar NaCl
V. ttran X n.titran X Be NaCl
Jawab : NaCl =
V . sampel X 1000 X Fp
6,3 X 0,1 N X 58 gr /mol
=
10 X 1000 X 10
36,54
=
10.000
= 0,003654 gr/l
= 0,,,3654 mg/l
Dik : v.titran : 6,6ml
n.titran : 0,1 N
Be NaCl : 58 gr/mol
v.sampel : 10 ml
dit : kadar NaCl
v .titran X n . titran X BeNaCl
NaCl =
V . sampel X 1000 X Fp
6,6 X 0,1 N X 5,8 gr /mol
=
10 X 1000 X 10
38,28
=
10.000
= 0,003828 gr/l
= 0,3828 mg/l

Dik: v.titran : 6,6 ml


N,titran : 0,1 N
Be NaCl : 58 gr/mol
V.sampel : 10 ml
Dit: kadar NaCl
v .titran X n . titran X Be NaCl
NaCl =
V . sampel X 1000 X Fp

6,5 X 0,1 N X 58 gr / mol


=
10 X 1000 X 10

38,28
=
10.000
= 0,003828 gr/l
= 0,3828 mg/l

4.Menghitung % HCl
Dik: V.titran : 0,7 ml
n.titran : 0,1 N
Be HCl : 36 gr/mol
V.sampel : 10 ml

Dit : kadar % HCl


V . titran X n .titran X Be HCl
HCl =
V . sampel X 1000

0,7 X 0,1 N X 36 gr /mol


= X 100 %
10 X 1000

2,52
= X 100 %
10.000

= 0,0252 %

Volume titran = 0,3 ml


V . titran X n .titran X Be HCl
HCl = X 100%
V . sampel X 1000
0,3 X 0,1 X 36 gr /mol
= X 100%
10 X 10.000

1,08
= X 100%
10.000
= 0,0108 %

Volume titran = 1 ml
V . titran X n .titran XBeHCl
HCl = X 100%
V . sampel X 1000

1 X 0,1 X 36 gr /mol
= X 100%
10 X 1000

3,6
= x 100% = 0,036 %
10.000
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

Analisa konsentrasi CO2 dalam braine


1. Jelaskan pengaruh kosentrasi CO2 terhadap kualitas air ?
2. Jelaskan fungsi CO2 dalam air ?

Jawab
1. Pengaruh konsentrasi CO2 terhadap kualitas air akan sangat menimbulkan
dampak terhadap makhluk hidup baik yang bermanfaat maupun yang beracun.
2. fungsi CO2 dalam air adalah untuk proses netralisasi air yang dialami akibat
titrasi yang berlebihan. CO2 juga berfungsi untuk membatu dalam proses
dekomposisi atau perombakan bahan organic oleh bakteri di dalam air.

1. Jelaskan pengertian larutan yang terjadi secara kimia dan beri contohnya !
2. Jelaskan perbandngan satuan konsenrasi dengan contoh perhitungan :
a. kemolaran (M= molar)
b. kemolalan (m= molal )
3. Buatlah contoh perhitungan :
a. Jumlah zat terlarut
b. Pengenceran larutan
Jawab :
1. Secara kimia larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat
Contoh : Larutan garam, larutan gula, dan sirup
2. a. Kemolaran (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter lrutan
b. Kemolalan (m) adalah jumlahmol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut
a. Kemolaran (M)
diketahui : mol NaCl = 0,6
volume NaCl = 0,1 M
ditanya : M……..?
peynyelesaian

mol NaCl
MNaCl =
Volume NaCl

0,06
=
0,1
= 0,6 M

b. Kemolalan (m)
Diketahui : mol NaCl = 0,5
Massa NaCl = 2 kg
Ditanya : m…………...?
Penyelesaian
mol NaCl
M=
Kg NaCl

0,5
= = 0,25 m
2

3. Contoh perhitungan
a. jumlah zat terlarut
Diketahui : M = 0,057
Mr = 53
D = 1000
Ditanya : massa ……….?
Penyelesaian
massa zat terlarut 1000
M = x
Mr p
massa zat terlarut 1000
0,057 = x
53 p
3021
Massa = gr
1000
= 3,021 gr

b. pengenceran larutan HCl 0,3 N 100 ml


P konsentrasi
N2 = X 1000
Be X 100

1,19 X 37
= X 1000
36,5 X 100
44,03
= X 1000
3650
= 12,06
Maka :
V1 x M2 = V2 x M2
100 x 0,3 = V2 x 12,06
30
V2 =
12,06
= 2,4 ml

LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT

NAMA DAN GAMBAR


NO FUNGSI
ALAT
1 Buret

Untuk mengukur volume cairan yang


keluar seperti pipet dalam proses titrasi.

2. Erlenmeyer

Digunakan sebagai tempat mereaksikan


sampel

3. Pipet Tetes Untuk memindahkan cairan dari satu


wadah ke wadah lainnya dalam jumlah
yang sangat kecil
6 Labu ukur

Digunakan untuk mengencerkan suatu


sampel.

7 TIimbangan digital

untuk mengukur suatu berat atau


beban maupun massa pada suatu zat

Anda mungkin juga menyukai