Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR TEKNIK KIMIA I

PROSES PENIMBANGAN DAN STANDARISASI LARUTAN

Diajukan oleh:

Kelompok 2

Nama : Yuniar Maulia Fajrianti

NIM : 22050007

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Pengantar Teknik Kimia dengan judul “Proses Penimbangan dan
Standarisasi Larutan” yang disusun oleh :

Nama : Yuniar Maulia Fajrianti

NIM : 220050007

Prodi : Teknik Kimia

Telah diperiksa oleh koordinator praktikum dan dinyatakan diterima pada tanggal.

Cilegon, Oktober 2023

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

SITI HAJIR, MT
0431058502
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar

1.1 Penimbangan
Timbangan atau neraca analitik adalah sebuah instrumen laboratorium yang
digunkan untuk mengukur suatu zat. Timbangan analitik memiliki beberapa nama lain
seperti analyic balance, neraca analitik, atau timbangan laboratorium. Timbangan
analitik memiliki kemampuan yang lebih spesifik dan dikhususkan untuk menimbang
benda yang berat-Nya sangat ringan , sebut saja 0,001 mg. Beberapa timbangan
analitik yang beredar di pasaran memiliki tingkat akurasi 0,0003 g.
Pada praktikum ini kita menggunakan bahan sampel berupa sampel padat
(gula, garam kasar, tepung) dan sampel cair (sirup, alkohol, air) dan sampel lainya
(daun, kertas) kali ini kita akan mengamati volumenya ketika memiliki massa yang
sama. Hal ini dapat terjadi disebakan oleh densitas (massa jenis) sampel. Densitas dari
kedua bahan tersebut (padat dan cair) dapat diukur dengan berbagai metode analisis
kimia.

Secara umum, bersadarkan cara penggunaannya timbangan analitik dibagi


menjadi 2 jenis, yakni :
a. Timbangan analitik analog merupakan timbangan analitik yang proses
pengoperasiannya masih manual, yakni dengan menggeser-geser slider(disebut juga
anting). Pada timbangan analitik analog, untuk melihat masa sebuah zat kita perlu
menggeser-geser slider. Anggap saja ada 3 buah lengan slider yang bisa
digeser(ratusan, puluhan dan satuan), maka untuk menganalisa massa sebuah zat
perlu menggeser ketiga slider tersebut hingga timbangan menjadi seimbang, barulah
kita melihar berapa berat zat tersebut.

Gambar 1.1 Timbangan Analitik Analog

b. Timbangan analitik digital menawarkan kemudahan dalam pengoperasian. Kita


tinggal menempatkan zat yang akan diukur massanya pada wadah yang telah
disediakan atau dikenal dengan istilah balance pan. Penggunaan timbangan analitik
digital yang mudah menjadi pilihan bagi para laboran dan peneliti untuk bekerja
dengan cepat dan praktis.
Setiap timbangan analitik memiliki tingkat akurasi yang berbeda, keakurasian
dalam mengukur berat benda sering diistilahkan dengan kata resolusi. Seiring
dengan waktu dan pemakaian yang terus menerus, penggunaan timbangan analitik
akan mengurangi keakurasian dalam menimbang. Jika dirasa timbangan analitik
sudah tidak presisi, maka timbangan analitik perlu di kalibrasi. Kalibrasi
merupakan proses setting ulang alat ke nilai standar.
Jenis neraca digital ini menggunakan teknologi digital untuk menampilkan hasil
pengukuran dengan akurasi tinggi. Neraca analitik digital sering dilengkapi dengan
layar LCD yang menampilkan massa sampel dengan angka desimal yang lebih
detail. Kelebihan neraca digitial delengkapi dengan tombol pengatur yang
memudahkan pengguna untuk mengatur parameter pengukuran.
Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat sampai batas 0,0001 gram.
Karena itu bekerja dengan neraca analitik digital harus sangat berhati-hati.
Sebelum kita menggunakan suatu alat laboratorium, kita harus memahami
bagaimana cara menggunakan alat tersebut.

Gambar 1.2 Timbangan Analitik Digital

Pada umumnya, sebelum kita menggunakan alat laboratorium tentunya harus


memahami terlebih dahulu apa fungsi alat tersebut dan apa bagian bagian yang perlu
penanganan lebih hati-hati. Pada dasarnya timbangan analitik memiliki fungsi yang sama,
yakni mengukur masa suatu zat. Beberapa bentuk dari timbangan analitik memiliki bagian
yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa contoh gambar timbangan analitik:

Gambar 1.3. Bagian-bagian Neraca Analit

Dalam penimbangan, praktikan harus memperhatikan hal-hal yang dapat


mempengaruhi saat penimbangan. Adapun hal-hal yang dapat berpengaruh pada saat
penimbangan.
1. Waterpasss, jika waterpass tidak benar maka berat pada piringan tidak
akan ,karena semakin ssering digeser dan diputar neraca akan semakin cepat
rusak.
2. Ruang kerja, bebas dari getaran dan bebas dari penyimpangan, tempatkan
meja di bagian sudut ruangan, itu adalah bagian paling sedikit efek
getarannya.
3. Udara, jangan menempatkan timbangan langsung dibawah AC atau peralatan
lainnya yang menyebabkan aliran udara.

4. Tangan, usahakan untuk menggunakan tissue pada saat akan menempatkan


benda ke timbangan, karena sentuhan tangan secara langsung dapat juga
mempengaruhi hasil penimbangan dari lemak, keringat, ataupun zat lainnya
yang akan menempel pada benda.

Dalam mlekukan penimbangan dengan neraca ada beberapa kesalahan yang dapat
terjadi saat penimbangan. Kesalahan dalam penimbangan yang dapat terjadi diantaranya,
yaitu:

1. Alat yang digunakan kurang bersih


Seperti masih tertinggalnya debu, kotoran, sampel penimbangan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, sebelum dan sesudah melakukan penimbangan pastikan alat-
alat sudah benar-benar bersih.
2. Posisi waterppas
Saat melakukan penimbangan dengan neraca digital kesalahan yang tejadi
yaitu waterpass-Nya tidak di sett di angka 0 (nol)
3. Menutup kaca penutup pada neraca digital
Saat menggunakan neracar digital, terkadang melakukan kesalahan atau lupa
untuk menutup kaca pennutup ini dapat terjadi. Apabila kaca pentup tidak
ditutup maka akan mempengaruhi hasil penimbangan yang kurang akurat.

2. Standarisasi Larutan
Suatu usaha untuk menentukan konsentrasicalon larutan standar yg tepat sehingga
dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi larutan contoh. Standarisasi dapat
dilakukan dengan cara titrasi.
Larutan standar dibedakan atas:
a. Larutan standar primer adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui
dengan menimbang sejumlah zat murni dan melarutkan dengan aquades secara
teliti.
Contoh: Asam oksalat, asam boraks, dll
Persyaratan standar primer:
- Kemurnian tinggi (Murni atau <0,02%pengotoran)
- Stabil terhadap udara
- Bukan kelompok hidrat
- Tersedia dengan mudah
- Cukup mudah larut
- Berat molekul cukup besar
b. Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan
melalui standarisasi menggunakan larutan standar prime
Contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami teknik dasar penggunaan timbangan


manual atau digital.
2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat larutan dan melakukan standarisasi larutan.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui apa itu larutan standar primer, sekunder,
dan tesier.
4. Mahasiswa dapat menghitung konsentrasi larutan.
BAB II
METODE ANALISA

2.1 Alat-alat Yang Digunakan


A. Penimbangan:
- Neraca Analitik Digital
- Kaca Arloji
- Botol Timbang
- Kuas/ pembersih
- Sendok

B. Standariasin Larutan
- Beaker glass 250 mL
- Pipet takar 10 mL
- Pipet volume 10 mL
- Buret 50 mL
- Erlenmeyer 125 mL
- Batang pengaduk
- Labu ukur 100 mL
- Corong kecil-pendek
- Botol timbang

2.2 Bahan-bahan Yang Digunakan


A. Penimbangan
- Benda cair (Alkohol, air dan sirup)
- Benda padat (Gula, garam kasar)
- Sampel berbeda ( Kertas, daun)

B. Standariasi Larutan
- NaOH
- Asam oksalat p.a
- Aquades
- Indikator fenolptalin 0,1 %

2.3 Prosedur Kerja


A. Penimbangan
 Siapkan rencana penimbangan sesuai dengan sampel dan berat
yang ditugaskan
 Nyalakan neraca analitik dengan stop kontak listrik
 Tekan Tmbol ON sampai keluar angka 0,0000 gr
 Timbang bahan yang ditentukan menggunakan petridish atau kaca
arloji
 Timbang kaca arloji kosong hingga angka pada papan display
konstan
 Catat angka yang tertera pada papan display neraca (Berat
KAK/Kaca Arloji kosong)
 Tanpa mengeluarkan kaca arloji dari neraca, tambahkan sampel
pada kaca arloji tersebut sesuai dengan yang ditentukan.
 Timbang berat kaca arloji dan sampel hingga berat yang tertimbang
sama atau mendekatai nominal (2 angka desimal terakhir yang
berbeda) berat pada rencana penimbangan
 Catat angka yang tertera pada papan display alat sebagai (Berat
KAK + Sampel)
 Matikan Neraca dengan menekan tombol Off
 Ambil kaca arloji dan sampel dari dalam neraca
 Lakukan perhitungan berat sampel sebenarnya
B.Standarisasi Larutan
a. Pembuatan Larutan standar asam asetat 0,1 M
1) Pipet 10 mL larutan asam oksalat 1 M.
2) Masukkan kedalam labu ukur 100 mL.
3) Encerkan dengan aquades larutan asam asetat sampai tanda batas.
4) Kocoklah larutan dengan benar sampai homogen (15 kali kocokan).
5) Hitunglah konsentrasi larutan asam asetat mengikuti cara yang telah
diuraikan pada bagian terdahulu.

Gambar 1.4 Cara Menuangkan Larutan

b. Pembuatan larutan standar sekunder NaOH 0,1 M


1) Timbang dengan menggunakan neraca teknis, sekitar 1 gram NaOH
teknis dalam botol timbang.
2) Larutkan dalam sedikit akuades, kemudian encerkan dengan akuades sampai
volume 250 mL. Masukkan ke dalam botol plasti

c. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M


1) Siapkan peralatan titrasi, peralatan harus telah dicuci bersih.
2) Pipetlah masing-masing 10 mL larutan asam oksalat yang telah dibuat ke
dalam 3 buah labu erlenmeyer. Jangan lupa membilas pipet yang akan
digunakan dengan larutan asam oksalat.
3) Tambahkan beberapa tetes indikator PP
4) Isilah larutan NaOH kedalam buret. Sebelum menolkan, pastikan dinding
bagian atas buret yang tidak terisi larutan kering. Gunakan kertas isap untuk
mengeringkannya.
5) Lakukan titrasi dengan cara yang benar. Goyanglah Erlenmeyer dengan arah
putaran sesuai dengan putaran jarum jam.
6) Hentikan titrasi segera setelah terjadi perubahan warna larutan menjadi merah
muda (pink samar) atau disebut titik akhir titrasi.
7) Bacalah volume NaOH yang digunakan (dua desimal)
8) Lakukan titrasi yang kedua dan ketiga untuk labu Erlenmeyer serta catat
volume NaOH yang terpakai.

Cttl: Perhatikan agar tidak terlihat ada gelembung-gelembung udara di dalam


buret. Pastikan pula bahwa bagian bawah buret (dekat kran buret) terisi penuh
dengan larutan.
 Skema Kerja

A. Penimbangan

Catat BTK
BTK Neraca analitik
kosong

BTK + 3,5 gram Catat BTK +


Neraca anlitk tepung 3,5 gram
tepung

BTK + gula 3,5 Catat BTK + gula

gram dst./sampel Neraca analitik 3,5 gram.


Dst/sampel
B. Standarisasi Larutan
a. Pembuatan Laruta Standar Asam Asetat 0,1 M

10 ml larutan CH3COOH
1M

Paskan dengan
aquadest 100 Labu ukur 100 mL
ml

Larutan CH3COOH
0,1M
b. Pembuatan Larutan Standar Sekunder NaOH 0,1 M

3 ml larutan NaOH

Beaker glass Paskan dengan


aquadest 250 ml
250 ml

Larutan NaOH 0,1M


c. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M

10 ml larutan CH3COOOH 0,1M

Erlenmeyer 250 ml 3 tetes Indikator PP

Titrasi dengan NaOH


0,1M

TAT merah muda


BAB III
PEMBAHASAN

A. Penimbangan
Data Penimbangan

Bahan Berat Timbang Yang Tentukan


3,5 3,5 3,5
Gula 3,51 3,52 3,53
Sirup 3,57 3,52 3,53
Garam 3,57 3,55 3,54
Tepung 3,56 3,56 3,55
Daun 3,52 3,53 3,51
Kertas 3,52 3,54 3,51
Alkohol 3,54 3,56 3,52
Air 3,53 3,52 3,51

Gula : Pada percobaan praktikum penimbangan sampel gula hanya sedikit saja untuk
mencapai berat 3,50 g karena bobot dari gula tesebut sedikit berat sehingga sampel
yang digunakan untuk menimbang tidak banyak dan tingkat kesalahan penimbangan
pun tidak terlalu tinggi dari proses penimbangan-Nya. Sirup : pada percobaan
penimbangan pada sampel sirup terlihat sedikit untuk mencapai 3,50 g karena berat
dari sirup tersebut lebih berat daripada bobot sampel gula, sehingga sampel yang
digunakan untuk menimbang lebih sedikit dari gula dan tingkat kesalahan
penimbangan pun tidak terlalu tinggi dari proses penimbangan-Nya. Garam kasar :
pada percobaan praktikum penimbangan dengan sampel garam kasar hanya perlu
sedikit untuk mencapai 3,50 g karena bobot dari garam kasar tersebut terlihat
dimensinya cukup besar, sehingga sampel yang digunakan untuk menimbang tidak
terlalu banyak dan tingkat kesalahan dalam penimbangan pun tidak terlalu tinggi dari
proses penimban-Nya. Tepung : pada percobaan praktikum penimbangan
menggunakan sampel tepung perlu banyak sampel untuk mencapai 3,50 g karena
bobot dari tepung dari tepung tersebut sangat ringan dan molekulnya rapat sehingga
sampel yang digunakan untuk menimbang tidak banyak, sehingga tingkat kesalahan
sangat tinggi dari proses penimbangan-Nya. Daun : pada praktikum penimbangan
menggunaka sampel daun membutuhkan daun yang sangat banyak karena bobot dari
sapel daun tersebut sangat ringan, tingkat kesalahannya juga lebih banyak dari proses
penimbangan tersebut. Kertas : pada praktikum penimbangan menggunakan sampel
kertas membutuhkan lebih banyak sampel dikarenakan bobot dari kertas tersebut
sangat ringan. Alkohol : pada peroses penimbangan mengunaka sampel alkohol kita
memerlukan sebuah wadah, gunanya untuk menampung sampel alkohol yang akan di
timbang. Air : pada proses penimbangan menggunakan sampel air, kerena air
memiliki bobot yang lebih banyak karena menggunakan wadah beaker glass , pada
penimbangan kali ini tingkat kesalahannya tidak terlalu signifikan karena bantuknya
cairan.

B. Standarisasi Larutan
Data Pengamatan

No Volume Titrasi (mL)


1 12,7
2 13
3 14
Rata-rata 13, 23

Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh tiga volume larutan NaOH 0,1M
yang digunakan sebagai titran yaitu 12,7 mL, 13 mL, dan 14 mL, dari
standarisasi larutan asam asetat dengan NaOH adalah 13,23 mL konsentrasi
yang diperoleh adalah 0,075 M.

Kesalahan yang sering terjadi dalam titrasi yaitu menentukan titik akhir
titrasi dengan tidak membiarkan larutan standar menetes sedikit semi sedikit
dari kran buret saat titrasi berlangsung. Hal ini dapat menyebabkan
kelebihan volume larutan standar sehingga mempengaruhi konsentrasi
titratnya , selanjutnya kesalahan dalam pembacaan skala pada buret.
Kesalahan ini terjadi apabila pembacaan meniscus tidak sejajar dengan
mata sehingga terjadi bias dalam pembacaan volume titran. Sedangkan
kesalahan yang berasal dari alat dan bahan titrasi diantaranya, kerusakan
pada kran buret yang menyebabkan titran keluar secara berlebih.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Sampel tepung volumenya lebih besar daripada gula dan garam kasar
dikarenakan oleh faktor kepadatan bahan, struktur parikel, dan kandungan air.
2. Sampel alkohol memiliki volume lebih besar dari air dan sirup, disebabkan
oleh alkohol memiliki sifat mudah menguap, hal ini terjadi ketika alkohol
berinteraksi dengan udara atau diletakkan ditempat terbuka nantinya, alkohol
akan terikat dengan gas yang membuatnya menjadi cepat menguap.
3. Volume kertas dapat lebih besar dari daun disebabkan karena struktur dan
komposisi dari kertas dan daun yang berbeda.
4. Untuk menentukan konsentrasi NaOH menggunakan metode titrasi dengan
larutan standar asetat dengan titik akhir titrasi (merah muda) disebabkan oleh
indikator PP.
5. Konsentrasi NaOH yang didapat yaitu 0,075 M dan mendekati 0,1 M.

4.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum penimbangan maupun standarisasi larutan
alangkah baiknya mahasiswa/i memhami alat, bahan, dan prosedur kerja sepupaya
meminimalisir kecalakaan yang terjadi, dan mahasiswa/i juga harus paham apa yang
akan di praktikan supaya dalam pembuatan laporan dapat dikejakan tidak terlalu sulit.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. (2019). Penuntun Praktikum Kimia Dasar. ITB


American Chemical Society. (2017). Safety in Academic Chemistry Laboratories 8TH
Normalitas
EDITION. USA
Studocu. Iqda, Nabila (2021/2022) Universitas Diponegoro
SCRBD. Nikma A, Najiyyah. All Right Reserved
Swaikanti, Kenya (Jakarta : Penjelasan Titrasi Asam Basa, 2023).
https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-titrasi-asam-basa (Diakses, 15 November 2023)
LAMPIRAN PRAKTIKUM

Perhitungan proseses penimbangan :

• Gula

› Rencana Penimbangan :

Berat KAK = 23.42 g

Berat Sampel = 3,51 / 3,52 / 3,53 g

+
Berat KAK + Sampel = 26,93 / 26,94 / 26,95 g

› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KAK + Sampel = 26,93 / 26,94 / 26,95 g

Berat KAK = 23,42 g

-
Berat Sampel = 3,51 / 3,52 / 3,53 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,51 / 3,52 / 3,53 g

• Sirup

› Rencana Penimbangan :

Berat KAK = 38,32 g

Berat Sampel = 3,57 / 3,52 / 3,53 g

+
Berat KAK + Sampel = 41,89 / 41,84 / 41,85 g
› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KAK + Sampel = 41,89 / 41,84 / 41.85 g

Berat KAK = 38,32 g

-
Berat Sampel = 3,57 / 3,52 / 3,53 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,57 / 3,52 / 3,53 g

• Garam

› Rencana Penimbangan :

Berat KAK = 23.42 g

Berat Sampel = 3,57 / 3,55 / 3,54 g

+
Berat KAK + Sampel = 26,99 / 26,97 / 26,96 g

› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KAK + Sampel = 26,99 / 26,97 / 26,96 g

Berat KAK = 23,42 g

-
Berat Sampel = 3,57 / 3,55 / 3,54 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,57 / 3,55 / 3,54 g

• Tepung

› Rencana Penimbangan :

Berat KAK = 23.42 g

Berat Sampel = 3,56 / 3,56 / 3,55 g

+
Berat KAK + Sampel = 26,98 / 26,98 / 26,97 g

› Penimbangan Sebenarnya :
Berat KAK + Sampel = 26,98 / 26,98 / 26,97 g

Berat KAK = 23,42 g

-
Berat Sampel = 3,56 / 3,56 / 3,55 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,56 / 3,56 / 3,55 g

• Daun

› Rencana Penimbangan :

Berat KK = 0,81 g

Berat Sampel = 3,52 / 3,53 / 3,51 g

+
Berat KK + Sampel = 4,33 / 4,34 / 4,32 g

› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KK + Sampel = 4,33 / 4,34 / 4,32 g

Berat KK = 0,81 g

-
Berat Sampel = 3,52 / 3,53 / 3,51 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,52 / 3,53 / 3,51 g

• Kertas

› Rencana Penimbangan :

Berat KK = 0,81 g

Berat Sampel = 3,52 / 3,54 / 3,51 g

+
Berat KK + Sampel = 4,33 / 4,35 / 4,32 g

› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KK + Sampel = 4,33 / 4,35 / 4,32 g


Berat KK = 0,81 g

-
Berat Sampel = 3,52 / 3,54 / 3,51 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,52 / 3,54 / 3,51 g

• Alkohol

› Rencana Penimbangan :

Berat KAK = 38,32 g

Berat Sampel = 3,54 / 3,56 / 3,52 g

+
Berat KAK + Sampel = 41,86 / 41,88 / 41,84 g

› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KAK + Sampel = 41,86 / 41,88 / 41,84 g

Berat KAK = 38,32 g

-
Berat Sampel = 3,54 / 3,56 / 3,52 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,54 / 3,56 / 3,52 g

• Air

› Rencana Penimbangan :

Berat KAK = 38,32 g

Berat Sampel = 3,53 / 3,52 / 3,51 g

+
Berat KAK + Sampel = 41,85 / 41,84 / 41,83 g

› Penimbangan Sebenarnya :

Berat KAK + Sampel = 41,85 / 41,84 / 41,83 g

Berat KAK = 38,32 g


-
Berat Sampel = 3,53 / 3,52 / 3,51 g

› Berat sampel sebenarnya adalah 3,53 / 3,52 / 3,51 g

• Perhitungan proses standarisasi larutan

1. Pengenceran Asam Oksalat ( H2C2C4) 0,1 N

V1 X V2 = V2 X N2

0,1N X 10 = 100 X 0,1 N

10
2
V1 = 5 mL

Pipet 5 mL larutan dalam 100 mL

2. Rata-rata volume titrasi

- 12,7 mL

- 13 mL

- 14 mL

Rata-rata = 12,7 + 13 + 14 = 13,23 mL

3. Konsentrasi NaOH

V1 X N1 = V2 X N2

13,23 mL X N1 = 10 X 0,1

N1 = 1

13,23 = 0,075 M

Anda mungkin juga menyukai