Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Serbuk 1
RESEP 1
Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan berupa serbuk bagi
(pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk
sekali minum (FI III,hal 23)
Pada resep ini bahan-bahannya adalah Pulv. Acidov II yang komposisinya
terdiri dari Asam Asetilsalisilat dan Serbuk Candu Majemuk (Opium).

Zat-zat aktif dalam resep ini adalah :


Asetosal berfungsi sebagai :
-

Analgetikum : Obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa menimbulkan


ketidaksadaran

Antiperitikum : Obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam.


Serbuk candu majemuk (Opium) berfungsi sebagai antisitivum

Zat tambahan yang digunakan adalah :


Sachharum Lactis berfungsi sebagai pemanis

199

Dalam pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang


diperlukan, ditimbang semua bahan sesuai perhitungan, kemudian Opium di gerus
ad homogen di mortir dengan menambahkan SL yang berfungsi sebagai zat
tambahan dan pemanis. Lalu kemudian campurkan bahan tadi dengan asetosal dan
gerus kembali hingga homogen. Bagi serbuk masing-masing menjadi 2 bagian
sama banyak, lalu bagi lagi menjadi 5 bagian karena dibuat menjadi 10 bungkus
untuk pemakaian secara oral (melalui mulut) hasil sediaan yang diperoleh
praktikan serbuknya halus dan homogen dengan tidak terdapatnya butiran-butiran
kasar dan semua tercampur rata. Sehingga sudah sesuai dengan yang diinginkan.
Serbuk yang dihasilkan berwarna kecoklatan dibuat sebanyak 10 bungkus. Puyer
yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam plastik klip dan diberi etiket. Obat
ini berkhasiat untuk meredakan batuk yang disertai demam, diminum setelah
makan 3 x sehari 1 bungkus dan disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari
sinar matahari langsung.

RESEP 2
Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan serbuk dilakukan sesuai
dengan resep yang ada. Pada resep 2, praktikan membuat sediaan serbuk dengan
bahan Camphora, Zinci oxydum, Amylum, Acid. Salyc dan Talc. venet.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :
Camphora berfungsi sebagai antiiritan.
Zinci oxydum berfungsi sebagai antiseptikum lokal
Acid. Salyc berfungsi sebagai keratolitikum dan anti fungi

200

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :


Talc. venet berfungsi sebagai zat pengering untuk meningkatkan free
glowing.
Amylum berfungsi sebagai zat tambahan.

Untuk Zinc Oxydum dan Talc diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang.
Zinc Oxydum diayak dengan pengayak no. 100 yaitu ayakan untuk serbuk halus.
Karena Zinc Oxydum higroskopis atau menyerap karbondioksida di udara, agar
tidak membentuk ZnO3 yang akan menggumpal dan membuat sediaan menjadi
tidak halus. Sedangkan Talc diayak dengan pengayak no. 120 yaitu ayakan untuk
serbuk sangat halus (IMO, hal.33). Pengayakan sediaan ini bertujuan untuk
menghilangkan butiran kasar, karena pada bedak tabur tidak boleh ada butiran
kasar yang dapat mengiritasi kulit.
Untuk Acid. Salyc dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol 95% agar dalam
pengerjaannya tidak menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir hidung dan
mata sehingga menimbulkan bersin.
Adapun cara pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan praktikum, setelah itu ditimbang semua bahan yang diperlukan dalam
praktikum. Lakukan pengayakan untuk zinci oxydum menggunakan ayakan no.
100. Diambil Acid. Salyc teteskan 10 tetes etanol sampai larut gerus ad halus
sebelum spiritus menguap tambahkan sebagian talkum gerus ad homogen,
sisihkan. Gerus kamper tetesi dengan 2 tetes etanol sampai larut gerus sebentar
lalu tambahkan amylum gerus ad homogen, sisihkan. Diambi Zinco oxydum yg
telah diayak masukkan kedalam mortir gerus ad homogen. Tambahkan campuran
kamfer dan acid. salyc gerus ad homogen kemudian masukkan sisa talkum gerus
ad homogen dan dimasukkan ke dalam pot plastik. Diberi etiket biru karena
untuk pemakaian luar.

201

Obat ini berkhasiat untuk mengatasi biang keringat ditaburkan pada bagian
luar tubuh . jangan ditelan dan terkena mata. Simpanlah obat pada tempat yang
sejuk dan kering.

RESEP 3
Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk.
Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Natrii
Bromid, GG tab dan Elaeosacch. Anisi
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :

Natrii Bromid berfungsi sebagai sedativum yaitu despresan sistem syaraf


pusat untuk meningkatkan relaksasi yang nyaman.

GG tab berfungsi sebagai ekspektoran.

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis.

Oleum Anisi berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pengaroma.

Untuk pengerjaan yang berbahan natrii bromid terlebih dahulu dilakukan


pemanasan mortir dengan tujuan agar serbuk kasar atau granul yang mengandung
bahan larut air dalam bentuk campuran kering mudah digerus di dalam mortir.
Adapun cara pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum.
Dilakukan pemanasan mortir dengan cara tuangi mortir dan stamper dengan air
panas, lalu buang air panas dan keringkan dengan serbet bersih. Setelah itu
masukkan natrii bromid gerus ad halus ditambahkan laktosa gerus ad homogen,
sisihkan. Gerus GG tab ad halus kemudian masukkan campuran natrii bromid
gerus ad homogen. Tunggu mortir dingin masukkan oleum anisi sebanyak 2 tetes
202

gerus ad homogen. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak yang
bertujuan mempermudah dalam langkah selanjutnya, masing-masing bagian
dibagi menjadi 5 bagian yang sama dibungkus dengan kertas perkamen. Dikemas
dan diberi etiket warna putih lalu dimasukkan dalam kantong klip, pada
penandaan etiket tertera tidak boleh diulang tanpa resep dokter karena merupakan
obat keras. Dan ditandai bahwa obat diminum 2 kali sehari 1 bungkus. Efek
samping dapat menyebabkan kantuk. Obat disimpan ditempat sejuk dan bila sakit
berlanjut segera hubungi dokter.

203

B. Serbuk 2
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu
serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI
edisi III, 23).
Pada resep ini bahan-bahannya adalah loco Inzana Tab yang komposisinya
terdiri dari Asetosal, Glisina dan ditambah kan karmin sebagai pengenceran.
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :
Aspirin yang berfungsi sebagai :
- Analgetikum : obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa
menimbulkan ketidaksadaran
- Antiperitikum : obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat
demam.
Glisina berfungsi mendeteksifikasi hati dengan jalan mengikat radikal
bebas dan toksin, serta mempercepat pertumbuhan luka.
Zat-zat tambahan yang digunakan adalah:
Saccharum Lactis berfungsi sebagai pemanis.
Carmin berfungsi sebagai zat pewarna.
Dalam pengerjaanya terlebih dahulu dilakukan pengenceran oleh karmin
dan laktosa, dan sisa karmin (250 mg) dibungkus tersendiri. Glisina ditambahkan
sebagian laktosa dan digerus hingga homogen bagitu pun hal nya yang sama
dilakukan pada Aspirin, ditambahkan juga sisa laktosa dan digerus hingga halus
dan homogen. Kemudian masukkan semua bahan yang sudah digerus homogen
beserta dengan pengenceran karmin dan digerus kembali hingga homogen. Serbuk
yang dihasilkan berwarna merah muda yang menandakan homogenitas zat,

204

kemudian dibuat sebanyak 10 bungkus. Puyer yang sudah di bungkus masukkan


kedalam plastik klip dan diberi etiket. Obat ini berkhasiat untuk demam dan
meringan kan nyeri kepala, nyeri gigi dll, diminum setelah makan 3 x sehari 1
bungkus dan disimpan ditempat yang sejuk dan terhidar dari sinar matahari
langsung.

RESEP 2
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk tabur (pulvis
adspersorius), yaitu serbuk ringan yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar (FI edisi III, 24).
Bahan-bahan yang digunakan pada resep ini adalah Mentol, Camphora,
Zinc Oxydum (ZnO), Balsam Peru, Asetosal dan Peppermint Oil. Menthol dan
Camphora berkhasiat sebagai antiiritan, Zinc Oxydum berkhasiat sebagai
antiseptikom local, sedangkan Asetosal berkhasiat keratolitikum dan anti fungi.
Untuk Zinc Oxydum dan Talc diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang.
Zinc Oxydum diayak dengan pengayak no. 100 yaitu ayakan untuk serbuk halus.
Karena Zinc Oxydum higroskopis atau menyerap karbondioksida di udara, agar
tidak membentuk ZnO3 yang akan menggumpal dan membuat sediaan menjadi
tidak halus. Sedangkan Talc diayak dengan pengayak no. 120 yaitu ayakan untuk
serbuk sangat halus (IMO, hal.33). Pengayakan sediaan ini bertujuan untuk
menghilangkan butiran kasar, karena pada bedak tabur tidak boleh ada butiran
kasar yang dapat mengiritasi kulit.
Camphora dan Menthol termasuk bahan yang bersifat eutektikum, yaitu
bahan yang memiliki titik lebur rendah, sehingga dalam pengerjaannya Menthol
dan Camphora digerus bersamaan sampai mencair, ini juga memudahkan
pengerjaan sediaan ini. Setelah campuran ini mencair dikeringkan dengan Seng
Oksida dan gerus hingga homogen. Lakukan jugan pada Asetosal dan Balsam
Peru digerus hingga homogen dan tambahkan etanol (95%) dan keringkan dengan

205

sisa ZnO. Campurkan campuran Kamfer+Mentol dan Asetosal+Balsam Peru dan


tambahkan Pepermint oil 1 tetes gerus hingga homogen. Dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam pot yang sudah ditimbang pot kosongnya. Kemudian
ditimbang berat akhir pot dan diberi etiket biru untuk pemakaian luar. Penggunaan
obat ini dengan cara menaburkan tipis-tipis pada bagian yang sakit dan tidak
boleh untuk kulit yang terbuka.

RESEP 3
Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa
serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan
Asam Asetilsalisiat, Fenobarbital, Efedrin tab
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :

Asam Asetilsalisilat berfungsi sebagai :

- Analgetikum : obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa


menimbulkan ketidaksadaran.
- Antiperitikum : obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam.

Fenobarbital berfungsi sebagai hipnotikum dan sedativum

Efedrin berfungsi sebagai sempatomimetikum.

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis.

Dalam pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang


diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum.
Dilakukan penghalusan efedrin tab dengan cara digerus hingga homogen dan
halus, kemudian Fenobarbital dan tambahkan sebagian laktosa di gerus hingga
homogen. Asetosal dan sisa laktosa dilakukan penggerusan dan masukkan semua

206

campuran efedrin tab dan fenobarbital dan kembali digerus hingga halus. Serbuk
dikeluarkan. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak yang bertujuan
mempermudah dalam langkah selanjutnya, masing-masing bagian dibagi menjadi
5 bagian yang sama dibungkus dengan kertas perkamen. Dikemas dan diberi
etiket warna putih lalu dimasukkan dalam kantong klip, pada penandaan etiket
tertera tidak boleh diulang tanpa resep dokter karena merupakan obat keras. Dan
ditandai bahwa obat diminum 2 kali sehari 1 bungkus. Efek samping dapat
menyebabkan iritasi mukosa lambung, susah tidur dan gangguan berkemih. Obat
disimpan ditempat sejuk dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter.

C. Serbuk 3

207

RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk
yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan kertas
perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI edisi III,
23).
Pada resep ini bahan-bahannya adalah Cafmosol yang komposisi bahannya
terdiri dari Asetaminofen dan Trimetilxantin serta di tambahkan karmin sebagai
pengenceran asetosal. Khasiat zat ini untuk mengurangi rasa nyeri seperti nyeri
kepala, sakit gigi dan lain-lain. (ISO, 7)
Zat-zat aktif dalam resep ini adalah :
Asetaminofen atau parasetamol berkhasiat sebagai :
- analgetikum, yaitu obat yang menghilangkan
-

rasa

nyeri

tanpa

menimbulkan ketidaksadaran. (Ansel, 634),


antipiretikum, yaitu obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam

(Ansel, 638).
Trimetilxantin atau

coffein

berfungsi

menstimulan

syaraf

pusat,

kardiotonikum.
Teofilin berfungsi sebagai spasmolifikum bronkial
Zat-zat tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah :
Saccharum lactis berfungsi sebagai pemanis
Carmin berfungsi sebagai pewarna

Dalam pengerjaanya terlebih dahulu dilakukan pengenceran oleh karmin


dan laktosa, dan sisa karmin (250 mg) dibungkus tersendiri. Kemudian masukkan
kofein ke dalam mortir, gerus halus. Tambahkan sebagian laktosa, gerus homogen,
keluarkan (campuran 1). Dimasukkan Theophyllin, gerus halus, ditambahkan
campuran 1, gerus homogen. Dimasukkan asetaminofen dalam lumpang, gerus

208

homogen. Dimasukkan sisa laktosa dalam lumpang, gerus homogen. Dimasukkan


hasil pengenceran karmin dalam lumping, gerus homogen, keluarkan. Bagi serbuk
sama banyak menjadi 10 bagian, bungkus rapi. Dimasukkan dalam sak plastik,
beri etiket putih, tandai 4 x sehari, bungkus sesudah makan.

RESEP 2
Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan serbuk dilakukan sesuai
dengan resep yang ada. Pada resep 2, praktikan membuat sediaan serbuk dengan
bahan Opii Tinct dan saccharum lactis.
Zat aktif dalam resep ini adalah :
Opii Tinct berfungsi sebagai narkotikum; antitosivum
Zat tambahan dalam resep ini adalah :
Saccharum lactis berfungsi sebagai pemanis
Untuk pengerjaan Opii Tinct pertama-tama dipanaskan mortir, dengan cara
memasukkan air panas dalam mortir hingga dinding mortir terasa panas yang
bertujuan mempermudah penguapan Opii Tinct. Dimasukkan Opii Tinct dalam
cawan, letakkan di penangas air, diuapkan hingga 1/3 nya. Dimasukkan SL
sebagian sambil di aduk-aduk di cawan. Keluarkan, masukkan dalam lumpang
yang sudah panas. Gerus halus. Ditambahkan SL, sisanya gerus sampai terjadi
serbuk. Keluarkan. Dibagi di kertas perkamen sebanyak 10 bungkus sama rata.
Dibungkus rapi, dimasukkan dalam sak plastik. Diberi etiket putih, tandai 3 x
sehari 1 bungkus bila perlu.

RESEP 3

209

Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk.


Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Ergotamin
Tartrat, coffein, saccharum lactis, oleum anisi.
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :

Ergotamin Tartrat berfungsi sebagai oksitoksikum; simpatolitikum.

Coffein berfungsi sebagai kardiotonikum.


Zat-zat tambahan yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis.

Oleum Anisi berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pengaroma.


Adapun cara pengerjaannya, pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum.
Dibuat pengenceran Ergotamin Tartrat 0,5 mg, dengan cara dimasukkan 50 mg
Ergotamin tambahkan SL, gerus homogen, keluarkan. Timbang hasil pengenceran
50 mg dimasukkan 50 mg dari pengenceran 50 mg, sisanya bungkus sendiri.
Ambil 4 g gula + 2 tetes oleum anisi, gerus hingga rata, sisihkan. Dibuat
pengenceran Ergotamin Tartrat 0,5 mg, dengan cara dimasukkan 50 mg Ergotamin
tambahkan SL, gerus homogen, keluarkan. Timbang hasil pengenceran 50 mg.
Dimasukkan 50 mg dari pengenceran 50 mg, sisanya bungkus sendiri. Ambil 4 g
gula + 2 tetes oleum anisi, gerus hingga rata, sisihkan. Dimasukkan Elaeosacchara
Anisi dalam lumpang 4 g laktosa dan 2 tetes Oleum Anisi, gerus ad homogen.
Dimasukkan coffein dalam lumpang gerus, tambahkan Elaeosacchara Anisi
sebagian, gerus homogen. Dimasukkan coffein dalam mortir, gerus hingga halus,

210

ditambahkan sisa Elaeosacchara Anisi homogen. Dimasukkan campuran di no.5


dalam lumpang, gerus homogen. Dikeluarkan. Bagi serbuk sebanyak 10 bungkus.
Bagi sama rata, bungkus rapi, masukkan dalam sak plastik. Beri etiket putih.
Tandai 3 x sehari 1 bungkus.

D. Serbuk 4
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu
serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI
III, 23).
211

Zat-zat aktif dalam resep ini :


Sulfadiazin yang berfungsi sebagai anti bakteri.
Bisumt.Subcarbonat yang berkhasiat sebagai antasidum; adstrigen pada
saluran pencernaan.
Natrii Bicarbonat yang berkhasiat sebagai antasidum.
Zat-zat tambahan yang digunakan adalah :
Elaeosacch foeniculli yang berfungsi sebagai karminahuum
Dalam pengerjaannya terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan, ditimbang
seluruh bahan sesuai perhitungan, dibuat serbuk percobaan, digerus Bismut
Subkarbonat dengan sebagian SL gerus ad homogen, keluarkan (Campuran 1),
kemudian gerus Natrium Bikarbonat dengan sebagian SL ad homogen, tambahkan
campuran 1 gerus ad homogen. Dimasukkan hasil percobaan, tambahkan
sulfadiazin gerus ad homogen, tetesi Oleum Foeniculli 5 tetes, gerus ad homogen.
serbuk di kemas, dimasukkan dalam pot dan diberi etiket putih.

RESEP 2
Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan serbuk dilakukan sesuai
dengan resep yang ada. Pada resep 2, praktikan membuat sediaan serbuk dengan
bahan Belladonnae Ext dan Metampiron.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini :
Belladonnae Ext yang berkhasiat sebagai parasimpatomimetik.

212

Metampiron yang berkhasiat sebagai analgetik; antipiretik.


Zat-zat tambahan yang digunakan :
Saccharum Lactis yang berfungsi sebagai pemanis.
Dalam pengerjaannya, pertama-tama disiapkan alat dan bahan kemudian
timbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Dipanaskan mortir agar
Ext. Belladon ketika dimasukkan ke dalam mortir menjadi kering kemudian
diserbukkan dengan penambahan zat tambahan yang cocok, dengan cara
memasukkan air panas dalam mortir hingga mortir terasa panas lalu buang air.
Keringkan. Encerkan Ext. Belladon ditambahkan etanol 70 % (IMO, 38 39) lalu
masukkan dalam mortir panas, gerus ad larut lalu tambahkan sebagian SL, gerus
ad homogen (Campuran 4). Tambahkan metampiron ke dalam campuran no.4,
gerus ad homogen, lalu tambahkan sisa SL, gerus ad homogen. Bagi serbuk
menjadi 2 bagian sama rata lalu bagi masing-masing menjadi 5 bagian sama rata,
lalu kemas dalam plastik klip dan beri etiket putih.

RESEP 3
Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa
serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan
INH dan Vitamin B6.
Zat-zat aktif dalam resep ini adalah :

213

INH yang berkhasiat sebagai anti tuberklosa.


Vit B6 yang berkhasiat sebagai komponen vitamin B kompleks.
Zat-zat tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah :
Saccharum Lactis yang berkhasiat sebagai pemanis.
Karmin yang berkhasiat sebagai pewarna
Cara pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum.
Dibuat pengenceran karmin dan sisanya dibungkus. Sisihkan. Ditimbang 1 tab Vit
B6 (Apabila beratnya < 100 mg dibuat pengenceran 1 :10), tambahkan SL 400
mg, ambil 1 bungkus. Sisanya di bungkus sendiri (Campuran 1). Digerus tablet
Vit B6, tambahkan sebagian SL gerus ad homogen. Sisihkan (Campuran 2). INH
diamsukkan dalam mortir gerus ad halus, tambahkan sisa SL, gerus ad homogen,
masukkan pengenceran karmin dan campuran no.1 dan no.2, kemudian gerus ad
homogen. Diambil serbuk

500 mg (ditimbang) (IMO, 35) dibungkus,

kemudian serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama dengan penimbangan dan
masing-masing bagian dibagi menjadi 7 bagian yang sama rata, dibungkus.
Serbuk dikemas dalam sak plastik dan diberi etiket putih.

214

E. Serbuk 5
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu
serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI
III, 23). Dengan bahan kloramfenikol dan parasetamol.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

215

Kloramfenikol berfungsi sebagai

Parasetamol berfungsi sebagai

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam

proses

pengerjaannya

adalah

terlebih

dahulu

dilakukan

pengenceran karmin untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna


seperti Kloramfenikol dan parasetamol adalah bahan yang berwarna putih. Setelah
itu dilakukan penimbangan bahan untuk menentukan laktosa yang diperlukan
pada setiap bahannya. Untuk obat antibiotik proses pengerjaannya dilakukan
terpisah, oleh karena itu laktosa yang dibutuhkan masing-masing bahan itu
berbeda. dan selain itu untuk obat anti biotik cara pemakaiannya harus dihabis kan
meski efek terapi dan kesembuhan sudah didapatkan pasien. Setelah kita
mengetahui bobot Klramfenikol dan Parasetamolnya berapa maka kita lakukan
cara kerja seperti biasa yang kita lakukan. Dimasukkan Kloramfenikol caps gerus
halus dan tambahkan SL yang dibutuhkan, kemudian tambahkan hasil
pengenceran karmin (250 mg) gerus hingga homogen. Bungkus rapi, kemas dan
beri etiket putih. Lakukan lagi pengerjaan yang sama terhadap Parasetamol yang
berfungsi menghilangkan rasa nyeri. Gerus PCT tab hingga halus , masukkan SL
yang dibutuhkan gerus homogen dan tambahkan karmin sebagai pewarna gerus
kembali hingga benar-benar homogen. Kemas dan beri etiket putih.

216

RESEP 2
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk yang syarat serbuk itu
harus lah halus dan homogen. Bahan-bahan yang digunakan pada resep ini adalah
Aluminii Kalii Sulfas (Tawas), Menthol, Thymol, Sodium Lauryl Sulfate, dan
Boric acid. Pada resep ini bahan yang dihasilkan haruslah benar-bernar halus
bebas dari butiran kasar, karena pemakaiannya sebagai obat luar dan untuk kulit.
Asam borat berfungsi sebagai antiseptikum ekstern dan pada konsentrasi
jenuh berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam borat dapat diabsorpsi oleh kulit yang
rusak, terutama pada bayi dan anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh
sebagai racun kumulatif. Oleh karenanya penggunaannya dalam bedak tabur dan
salep tidak dianjurkan lagi bagi anak bayi dan anak kecil. Begitupun halnya
dengan Thymol yang berfungsi kuat dan kadang-kadang masih digunakan sebagai
antiseptikum kulit.
Tawas atau Aluminii Kalii Sulfas berfungsi sebagai adstrigen sedang kan
Menthol berfungsi sebagai anti iritasi.
Dalam pengerjaannya Asam borat terlebih dahulu diayak pada ayakan
no. 100 kemudian ambil hasil ayakan dan gerus halus dengan ditambahkan tawas,
lalu sisihkan (campuran 1). Lakukan penggerus halus terhadap Sodium Lauryl
Sulfat dan sisihkan. Kemudian masukkan Mentol dan thymol kedalam mortir
gerus hingga mencair dan keringkan dengan campuran 1 gerus hingga kering dan
homogen kemudian masukkan kembali Sodium Lauryl Sulfat yang sudah digerus
217

halus. Setelah semua bahan sudah tercampur dan homogen, lalu serbuk
dimasukkan kedalam pot dengan terlebih dahulu pot ditimbang sebelum dan
sesudah ada isinya. Dihitung selisihnya, dikemas dan beri etiket biru (Pemakaian
Luar).
RESEP 3
Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk.
Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Opii Tinct
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :

Aminofilin yang berfungsi sebagai Bronkodilator, Antispasmodikum, dan


Diuretikum.

Prednison berfungsi sebagai Adrenoglukokortikoidum

CTM berfungsi sebagai Antihistaminikum

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis.


Proses pengerjaannya adalah pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang

diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum.


Lakukan kembali penimbangan setiap bahannya karena berupa tablet. Setelah
mendapatkan bobot setiap bahannya dan telah selesai menentukan Laktosa yang
dibutuhkan, lakukanlah proses pengerjaanya. Untuk resep ini tidak perlu
memerlukan karmin sebagai pewarna karena bahan yang ada sudah berwarna.
Dimasukkan Aminofilin tab gerus halus dan tambahkan Laktosa secukupnya
gerus hingga homogen, sisihkan. Gerus halus Prednison tab didalam mortir dan

218

tambahkan Laktosa gerus kembali hingga homogen, sisihkan. Dan terakhir


dimasukkan CTM tab kedalam lumpang gerus halus dan tambahkan sisa Laktosa
yang ada gerus hingga homogen. Lalu masukkan semua bahan yang telah digerus
tadi kedalam lumpang dan gerus hingga benar-benar homogen dan tercampur
semua bahan yang ada. Serbuk dibungkus rapi, dikemas dan beri etiket putih.

F. Kapsul 1
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan Kapsul (capsulae) yaitu bentuk
sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul
dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. (FI edisi III, 5).

219

Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan kapsul dilakukan sesuai


dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan kapsul dengan
bahan Atropin Sulfat dan Papaverin tab.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Atropin sulfat berfungsi sebagai parasimpatolitikum.

Papaverin tab berfungsi sebagai spasmolitikum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam

proses

pengerjaannya

adalah

terlebih

dahulu

dilakukan

pengenceran karmin untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna


seperti Atropin sulfat dan Papaverin tab adalah bahan yang berwarna putih. Dalam
proses pengerjaannya pertama-tama, disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang
semua bahan yang diperlukan untuk perhitugan. Ditimbang bobot 1 tab papaverin,
kemudian dilakukan pengenceran karmin (diambil 200 mg) sisa dibungkus
tersendiri. Dilakukan pengenceran Atropin sulfat (diambil 300 mg) sisanya
dibungkus tersendiri. Papaverin tab digerus halus, ditambahkan sebagian SL gerus
ad homogen. Dimasukkan pengenceran Atropin sulfat dengan ditambahkan sisa
SL grus homogen dan masukkan pengenceran karmin, gerus hingga homogen.

220

Serbuk dibagi menjadi 6 bungkus sama rata, kemudian dimasukkan kedalam


cangkang kapsul No 0 ditutup dan bersihkan. Dikemas rapi dan beri etiket putih.
RESEP 2
Pada resep 2, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Asetosal
dan Urotropin
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Asetosal berfungsi sebagai Analgetik dan Antipiretikum.

Urotropin berfungsi sebagai Antiseptikum saluran kemih.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam

proses

pengerjaannya

adalah

terlebih

dahulu

dilakukan

pengenceran karmin untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna


seperti Asetosal dan Urotropin adalah bahan yang berwarna putih. Setelah itu
dilakukan penimbangan bahan untuk menentukan laktosa yang diperlukan pada
setiap bahannya. Untuk obat antibiotik (asetosal) proses pengerjaannya dilakukan
terpisah, oleh karena itu laktosa yang dibutuhkan masing-masing bahan itu
berbeda. dan selain itu untuk obat antibiotik cara pemakaiannya harus dihabiskan
meski efek terapi dan kesembuhan sudah didapatkan pasien. Dalam pengerjaan

221

untuk kapsul yang berisi asetosal pertama-tama disiapkan alat dan bahan.
Ditimbang semua bahan. Dilakukan pengenceran karmin (diambil 250 mg.
Digerus Asetosal dengan SL ad homogen + pengenceran karmin. Serbuk dibagi
menjadi 2 bagian, masing-masing dibagi menjadi 2 bagian, kemudian masingmasing bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak. Dimasukkan kedalam
cangkang kapsul No. 1, dibersihkan, dikemas rapi. Diberi etiket putih.
Untuk pengerjaan kapsul yang berisi Urotropin pertama-tama disiapkan
alat dan bahan, ditimbang semua bahan. Dilakukan pengenceran karmin (diambil
250 mg). Digerus Urotropin dengan SL ad homogen + pengenceran karmin.
Serbuk dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing dibagi menjadi 2 bagian,
kemudian masing-masing bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak.
Dimasukkan kedalam cangkang kapsul No. 4, dibersihkan, dikemas rapi. Diberi
etiket putih.

RESEP 3
Pada resep 3, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Asetosal,
Luminal dan Codein.

Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Asetosal berfungsi sebagai Analgetik dan Antipiretikum.

Luminal berfungsi sebagai Hipnotikum; Sedativum.

222

Codein berfungsi sebagai Antitusivum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan.


Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Dilakukan
pengenceran karmin (diambil 250 mg) sisa dibungkus tersendiri. Asetosal digerus
halus, tambahkan sebagian SL gerus homogen, sisihkan. Codein digerus halus,
ditambahkan sebagian SL, gerus homogen, sisihkan Luminal gerus halus
ditambahkan sisa SL gerus hingga homogen. Masukkan campuran No. (3), (4),
dan (5) gerus hingga homogen. Serbuk ditimbang seluruhnya kemudian dicari
bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ditimbang untuk 1 bungkus, sisanya dibagi
menjadi 2 bagian yang sama banyak dengan penimbangan, lalu masing-masing
bagian dibagi menjadi 7 bungkus yang sama banyak. Dimasukkan kedalam
cangkang kapsul No. 00, ditutup, bersihkan. Dikemas dan beri etiket putih.

G. Kapsul 2
RESEP 1

223

Pada praktikum kali ini membuat sediaan Kapsul (capsulae) yaitu bentuk
sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul
dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. (FI edisi III, 5).
Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan kapsul dilakukan sesuai
dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan kapsul dengan
bahan -tokoferol dan Oleum cocos.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

-tokoferol berfungsi sebagai Antioksidan, Vitamin E.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Oleum cocos sebagai zat tambahan

Dalam proses pengerjaannya terlebih dahulu disiapkan semua alat dan


bahan. Ditimbang cawan porselin kosong, ditara hingga 4 g. dimasukkan tokoferol dalam cawan porselin sampai setara 4 g. Sisihkan, lalu dimasukkan
Oleum cocos dalam gelas beker. Sisihkan kemudian dimasukkan Oleum cocos
sebanyak 2 tetes pada tiap kapsul. Ditambahkan -tokoferol sebanyak 9 tetes pada
tiap kapsul. Dimasukkan dalam cangkang kapsul no.0, dibersihkan. Dikemas,
diberi etiket putih.
RESEP 2

224

Pada resep 2, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Enalapril


Maleat dan HCT tab.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Enalapril Maleat berkhasiat sebagai Antihipertensi.

HCT tab berkhasiat sebagai diuretikum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Karmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu disiapkan alat dan


bahan, ditimbang semua bahan sesuai perhitungan, dilakukan pengenceran karmin
(diambil 200 mg) sisanya dibungkus sendiri yang bertujuan untuk melihat
homogenitas bahan yang tidak berwarna seperti Enalapril Maleat dan HCT tab
adalah bahan yang berwarna putih. Setelah itu dimasukkan Enalapril, gerus halus
dan tambahkan sebagian Laktosa, gerus hingga homogen (campuran 1). Sisihkan.
Dimasukkan HCT Tab, gerus halus. Masukkan campuran ke campuran 1 , gerus
ad homogen, tambahkan sisa SL dan hasil pengenceran karmin, gerus ad
homogen. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian sama rata melalui penimbangan.
Kemudian dibagi lagi menjadi 5 bagian sama rata. Dimasukkan serbuk kedalam
cangkang kapsul, ditutup dan dikemas dengan rapi. Beri etiket putih

225

RESEP 3
Pada resep 3, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Tinct.Opii
dan Demorfan tab.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Tinct.Opii berkhasiat sebagai Narkotikum.

Demorfan tab berkhasiat sebagai Antitusifum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan.


Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Digerus demorfan
tab dalam mortir, gerus ad halus, tambahkan sebagian SL gerus ad homogen.
Dipanaskan mortir dan stamfer (diberi air panas), lalu diamkan hingga dinding
mortir terasa panas, dibuang airnya lalu dibersihkan dengan serbet, pemanasan ini
bertujuan agar Tinctura Opii ketika ketika dimasukkan ke dalam mortir menjadi
kering kemudian diserbukkan dengan penambahan zat tambahan yang cocok.
Dimasukkan Tinctura Opii ke dalam cawan porselin, kemudian ditimbang
sebanyak 7500 mg, lalu diuapkan diatas penangas air ad 1/3 bagian (sampai
kental), lalu ditambahkan sebagian laktosa, diaduk terus hingga Tinctura menyatu
dan kering (IMO,39). Dipindahkan campuran no 5 ke dalam mortir panas, lalu
tambahkan sisa SL, gerus ad homogen. Dimasukkan Demorfan tab yang telah

226

digerus, lalu gerus ad homogen. Serbuk ditimbang, dihitung bobot rata-rata 1


bungkus, ditimbang sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Sisanya
dibagi 2 bagian yang sama dengan penimbangan keudian dibagi menjadi 7 bagian
yang sama rata. Dimasukkan dalam cangkang kapsul. Dibersihkan. Dikemas,
diberi etiket putih

227

H. Salep
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan Salep adalah sediaan setengah
padat yang dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. (Farmakope Indonesia
edisi III).
Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan salep dilakukan sesuai
dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan salep dengan
bahan Prednisoni Ungt, Basitrasin, Paraffin liquidum, dan Vaselin flavum.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Basitrasin berfungsi sebagai Antibiotikum.

Prednison Ungt. berfungsi sebagai Adrenoglukokortikoidum.

Paraffinum liquidum berfungsi sebagai Lausativum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Vaseline flavum sebagai zat tambahan.

Dalam proses pengerjaannya terlebih dahulu disiapkan semua alat dan


bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilakukan pengencran
Prednison dengan Vaseline (campuran no.3), sisanya dibungkus tersendiri.
Basitrasin dimasukkan dalam mortir, ditambahkan Paraffin gerus ad homogen,
ditambahkan sisa Vaseline sedikit demi sedikit, ditambahkan campuran no. 3,

228

gerus ad homogen. Ditimbang pot, sebelum dan sesudah ada isinya, hitung
selisihnya. Dikemas, diberi etiket biru.

RESEP 2
Pada resep 2, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Lignocaine
HCl, Lanolin, Asam Salisilat, Seng Oksida, Pati Singkong, Vaselin Kuning, dan
Aquadest.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Lignocaine HCl yang berkhasiat sebagai Anestetikum lokal.

Asam Salisilat yang berkhasiat sebagai Keratolitikum, Anti fungi.

Seng Oksida yang berkhasiat sebagai Antiseptikum lokal.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Pati Singkong yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Lanolin yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Aquadest yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Vaseline yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu disiapkan alat dan


bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan, untuk ZnO diayak terlebih
dahulu dengan ayakan no.100. Ditara cawan porselin pada timbangan, lalu

229

dimasukkan Vaseline kuning sampai setara 4800 mg dipanaskan diatas penangas


air sampai meleleh/melebur. Dimasukkan Asam Salisilat dalam mortir, ditetesi
etanol 95% 3 tetes ad larut dikeringkan dengan amylum gerus, ditambahkan
ZnO, gerus ad homogen. Sisihkan. Digerus Lignocaine dengan air dalam mortir,
setelah larut. Dimasukkan Adeps lanae dalam mortir, dimasukkan campuran no.4
gerus ad homogen. Dimasukkan Vaselin sedikit demi sedikit, gerus ad dingin dan
homogen. Ditimbang pot sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya.
Dikemas, diberi etiket biru.

RESEP 3
Pada resep 3, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Metil
Salisilat, Mentol, Kamfer, Vaseline Album dan Oleum eucalyptol.
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Mentol berkhasiat sebagai antiiritan.

Kamfer berkhasiat sebagai antiiritan.

Metil Salisilat yang berfungsi sebagai antiiritan.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Vaseline Album yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Oleum eucalyptol yang berfungsi sebagai zat tambahan.

230

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan.


Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Mentol, Kamfer
digerus ad mencair, ditambahkan Metil Salisilat, gerus ad larut, kemudian
dimasukkan Vaseline sedikit demi sedikit, gerus ad homogen. Diteteskan Oleum
eucalyptol 3 tetes, digerus ad homogen. Dimasukkan dalam pot, timbang sebelum
dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas, diberi etiket biru.

RESEP 4
Pada resep 4, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Vioform,
Stearic acid, Cetyl alcohol, Mineral oil, Glycerin, Triethanolamine, Methyl
Paraben, Propyl Paraben, Vanillin dan Aqua .
Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Vioform berkhasiat sebagai antiamuba.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Stearic acid sebagai zat tambahan.

Cetyl alcohol sebagai zat tambahan.

Mineral oil sebagai zat tambahan.

Glycerin sebagai zat tambahan.

Triethanolamine sebagai zat tambahan.

Methyl Paraben sebagai zat pengawet.


231

Propyl Paraben sebagai zat pengawet.

Vanilin berkhasiat sebagai zat tambahan.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan.


Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Mortir dan stamper
dipanaskan dengan cara diberi air panas, dilakukan pemanasan mortir karena
setiap bahan yang dibuat melalui peleburan harus menggunakan mortir panas dan
digerus hingga dingin. Dibuat Fase minyak dengan cara mencampurkan Stearic
acid, Propyl paraben, cetyl alkohol, mineral oil di dalam cawan porselen, lalu
dileburkan diatas penangas air. Dibuat fase air dengan cara mencampurkan
vanillin, methyl paraben, glycerin, tea dan air didalam beker gelas, lalu dileburkan
diatas pengangas air. Dimasukkan fase minyak kedalam mortir panas, aduk ad
homogen, ditambahkan fase air sedikit demi sedikit aduk hingga dingin dan
homogen, sisihkan (campuran 1). Vioform digerus halus dalam mortir, kemudian
masukkan campuran 1, gerus ad homogen. Masukkan cream dalam pot, timbang
sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas dan beri etiket biru.

RESEP 5
Pada resep 5, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Piroxicam,
Propylene glycol, Methocel 2% gel serta Air yaitu Air Panas dan Air Es

232

Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu :

Proxicam yang berkhasiat sebagai analgetis, antipiretis dam anti radang


kuat.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah :

Methocel yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Propilenglikol yang berfungsi sebagai pelarut.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu disiapkan alat dan


bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan Piroxicam dalam
mortir gerus halus dan tambahkan Propylene glycol gerus ad larut (campuran no.
3). Sisihkan. Dimasukkan air panas 3,2 ml didalam mortir lalu taburkan Methocel
aduk ad larut dan tambahkan air es 6,6 ml aduk ad homogen. Ditambahkan
campuran No. 3, gerus homogen. Sediaan dimasukkan dalam pot yang telah
ditimbang sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas dan beri
etiket biru.

233

Anda mungkin juga menyukai