Anda di halaman 1dari 19

Pengukuran dengan menggunakan piknometer, sebelum digunakan harus

dibersihkan dan dikeringkan hingga tidak ada sedikitpun titik air di dalamnya. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh bobot kosong dari alat. Jika masih terdapat titik air
di dalamnya, dapat mempengaruhi hasil yangdiperoleh. Pada pengisiannya dengan
sampel, harus diperhatikan baik-baik agar di dalam alat tidak terdapat gelembung
udara, sebab akan mengurangi bobot sampel yang akan diperoleh juga Pengukuran
piknometer untuk mengukur kerapatan dari air,aseton,etanol,kloroform dan
paraffin.digunakan piknometer karna zat tersebut tidak berpori.jika zat yang akan
di ukur kerapatannya berpori,maka alat yang digunakan adalah densitometer
helium dapat masuk kedalam pori=pori zat,sehingga seluruh permukaan zat dapat
dihitung volumenya.hal ini dimaksudkan agar selesai pengisian piknometer cepat
kering dan dapat melakukan percobaan dengan cepat. (Taba dkk., 2010

Piknometer sebelum digunakan harus dibersihkan dan dikeringkan hingga tidak


ada titik air didalamnya. Hal tersebut berfungsi untuk memperoleh piknometer
berbobot kosong, jika masih ada titik air didalam piknometer akan mempengaruhi
hasil yang diperoleh saat percobaan. Piknometer diisi dengan air harus
diperhatikan berfungsi agar tidak ada gelembung udara. Kemudian suhu diukur
untuk mengetahui suhu awalnya. Piknometer direndam dengan air es hingga suhu
± 2 ⁰ C dibawah suhu semula, perendaman dengan air es berfungsi untuk
menghindari terjadinya anomali air.
Laporan Praktikum Tegangan Permukaan

Laporan Praktikum Tegangan Permukaan berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari
berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan :

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui tegangan permukaan yang terjadi pada zat cair atau larutan.

Untuk membiasakan diri menggunakan konsep dan pengukuran yang terjadi pada tegangan
permukaan.

Latar Belakang

Tegangan permukaan adalah sebuah kejadian menarik yang ada pada zat cair dalam keadaan
statis atau diam. Pada tegangan ini diwujudkan sebagai gaya persatuan panjang, yang terjadi
secara tegak lurus di permukaan zat cair. Uniknya di dalam zat cair tersebut, terjadi gaya tarik
menarik antar molekul dengan yang lainnya. Kondisi ini disebut sebagai tegangan permukaan.

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menentukan tegangan permukaan. Salah
satunya adalah metode kenaikan kapiler. Sayangnya metode kenaikan kapiler ini hanya
digunakan untuk menentukan tegangan yang terjadi pada zat cair saja.

Sehingga metode kenaikan kapiler tidak bisa digunakan untuk menentukan tegangan pada
permukaan dua cairan yang masih terpisah. Ketika zat cair diisi dengan pipa kapiler, maka zat
akan masuk ke dalam kapiler sampai efek gravitasi ke bawah karena berat zat cair mengimbangi
gesekan ke atas.

Secara umum tegangan yang terjadi pada permukaan suatu zat cair, akan dipengaruhi oleh
beberapa hal penting seperti pelarut serta suhu. Adanya zat terlarut dalam zat cair, akan
mempengaruhi besaran tegangan permukaan. Khususnya pada zat molekul yang ada berupa
lapisan non molekuler yang disebut molekul surfaktan pada permukaan zat cair.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tegangan Permukaan

Tegangan antarmuka merupakan sebuah gaya per satuan panjang pada permukaan zat cair, yang
masih terpisah satu sama lainnya. Salah satunya terjadi pada tegangan muka dengan
menggunakan satuan dyne/cm.
Perlu diketahui bahwa tegangan antarmuka memiliki ukuran lebih kecil, bila dibandingkan
dengan tegangan muka. Hal ini karena bentuk gaya adhesi pada antarmuka lebih besar. Sehingga
meskipun kedua zat cair tersebut dicampur, maka tidak akan pernah terjadi tegangan di
dalamnya.

Tegangan permukaan merupakan sebuah sifat pertukaran pada zat cair yang memiliki tekstur
lentur atau kenyal. Kondisi tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari tegangan. Penyebab
pengaruh tegangan ini adalah terjadinya gaya tarik menarik pada molekul yang ada di permukaan
zat cair. (Indarniati, 2008).

Pada gaya tarik bisa dikatakan bekerja dalam permukaan garis yang memanjang. Kekuatan gaya
per satuan panjang molekul di sepanjang garis di permukaan disebut tegangan permukaan dan
diwakili oleh huruf Yunani (sigma). Dalam cairan tertentu, terdapat tegangan permukaan yang
bergantung pada suhu dan fluida lain. (Munson, 2004).

Pada tegangan antarmuka yang memiliki dua cairan berbeda polaritas, memiliki kekuatan tarik
menarik antar molekul satu dengan lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tegangan ini wajib
diperhatikan dibanding dengan tegangan permukaan. Kondisi ini hanya berlaku ketika
membahas tentang sistem emulsi.

Molekul surfaktan memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan yang terjadi pada
permukaan dan antarmuka. Hal ini disebabkan karena adanya sifat amfibolik yang berasal dari
surfaktan. Adanya kondisi ini membuat terjadi gugus pada hidrofobik dan hidrofilik dalam
molekul yang sama. Dengan molekul ini, akan terakumulasi pada antarmuka dan dua fase.
(Giancoli, 2001).

Tegangan yang terjadi pada permukaan air sangatlah tinggi. Jika tekanan antarmolekul zat cair
tinggi, zat cair dianggap memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Tegangan permukaan yang
tinggi membuat air memiliki sifat pembasahan yang baik.

Tegangan permukaan yang tinggi, bisa menciptakan sistem kapiler di dalamnya. Sistem tersebut
adalah kondisi untuk bergerak di kapiler yang menggunakan lubang kecil. Bila kondisi
pelarutnya baik dan dibantu dengan sistem kapiler, maka akan membuat air mengambil unsur
hara dari tanah menuju ke daun, batang, dan akar tanaman. Alhasil membuat serangga akan
merayap. (Effendi, 2003).

B. Gliserol
Gliserol adalah sebuah produk yang terbentuk dari biodiesel minyak nabati. Dalam pembentukan
gliserol ini, harus melalui proses transesterifikasi terlebih dahulu. Uniknya gliserol bisa
dikonversi menjadi acrolein. Proses konversi harus menggunakan katalis H-Zeolite. Perlu
diketahui bahwa gliserol adalah produk sampingan yang mengandung banyak metanol.

Persediaan minyak bumi kini sudah semakin menipis. Padahal minyak tersebut sangatlah penting
untuk kebutuhan hidup manusia. Oleh sebab itu, dibutuhkan sumber energi alternatif sebagai
pengganti minyak bumi. Penggunaan biodiesel bisa menjadi pengganti minyak bumi. Oleh sebab
itu, pemerintah akan menggunakan biodiesel sebagai sumber energi alternatif.

Penggunaan sumber energi alternatif berupa biodiesel, harus dilakukan secara bijak. Hal ini
karena penggunaan biodiesel dalam skala besar, akan menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan sekitar. Uniknya gliserol ternyata bisa dihasilkan dari sabun mandi. Kondisi ini
membuat harga gliserol menjadi menurun. (Atkins, 1994).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum tegangan permukaan dilakukan pada :

Hari: Selasa

Tanggal: 27 Oktober 2020

Pukul: 08.00

Tempat : Laboratorium Fisika

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum tegangan permukaan, sebagai berikut.

Alat

Timbangan analitik.

Mistar.

Pipet tetes.

Gelas kimia 100 ml.

Piknometer 10 ml.

Pipa Kapiler
Bahan

Gliserol 20%.

Gliserol 40%.

Gliserol 50%.

Aquades

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Pada kegiatan praktikum tegangan permukaan, memiliki dua prosedur kerja yang dilakukan
sebagai berikut.

Langkah Kera

Prosedur Pertama

Aquades dituangkan ke dalam piknometer.

Kemudian dilakukan penimbangan.

Lalu dikocok secara perlahan dan dimasukkan ke botol gelap.

Perhitungan bobot jenisnya.

Pengulangan pada gliserol 20%, 40%, dan 50%.

Prosedur Kedua

Aquades dituangkan ke dalam gelas kimia yang berukuran 100 ml.

Kemudian masukan pipa kapiler ke gelas kimia.

Tunggu sampai air naik secara konstanta.

Mengukur kenaikan air.

Pengulangan pada gliserol 20%, 40%, dan 50%.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

No.
Cairan

Densitas (kg/m3)

h(m

(N/m)

1.

Aquades

1007 kg/m3

45 x 10-3 m

0,111 N/m

2.

Gliserol 20 %

1067 kg/m3

24 x 10-3 m

0,063 N/m

3.

Gliserol 40 %

1142 kg/m3

44 x 10-3 m

0,123 N/m

4.

Gliserol 50 %

1131 kg/m3

44 x 10-2 m

0,111 N/m
B. Perhitungan

Diketahui:

Piknometer kosong (Mo) : 9,45 gram

Piknometer + air (M1) : 19,52 gram

Piknometer + Gliserol 20 % (M1) : 20,12 gram

Piknometer + Gliserol 40 % (M1) : 20,87 gram

Piknometer + Gliserol 50 % (M1) : 20,76 gram

1. Aquades

Massa jenis

= 1,007 kg/m3

= 1007 gr/cm3

Ketegangan permukaan

= r.d.g.h

= 5×10-4 .1007 . 9,8 . 45 x 10-3

= 0,111 N/m3

2. Gliserol 20%

Massa jenis

= 1,067 kg/m3

= 1067 gr/cm3

Ketegangan permukaan

= r.d.g. h

= 5 x 10-4 . 1067 . 9,8 . 24 x 10-3

= 0,063 N/m3

3. Gliserol 40%

Bobot jenis
= 1,142 kg/m3

= 1142 gr/cm3

Ketegangan permukaan

= r.d.g.h

= 5 x 10-4 . 1142 . 9,8 . 44 x 10-3

= 0,123 N/m3

4. Gliserol 50%

Bobot jenis

= 1,131 kg/m3

= 1131 gr/cm3

Ketegangan permukaan

= r.d.g.h

= 5 x 10-4 .1131. 9,8 . 44 x 10-2

= 0,111 N/m3

C. Pembahasan

1. Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan merupakan sebuah gaya persatuan panjang pada permukaan zat cair, yang
masih terpisah satu sama lainnya. Kondisi ini terjadi akibat dari adanya gaya adhesi dengan
ukuran kecil, dibandingkan gaya kohesi. Alhasil akan muncul gaya pada permukaan zat cair
tersebut.

Tegangan muka merupakan sebuah gaya yang ada di permukaan zat cair dan menghalangi terjadi
ekspansi di dalamnya. Kondisi ini terjadi karena adanya kegiatan tarik menarik pada setiap zat
cair yang tersedia di dalamnya. Tegangan antarmuka merupakan pengukuran yang dilakukan
pada tegangan muka, dalam bidang batas cairan terpisah.

Pengukuran tegangan muka dan antarmuka menggunakan dyne/cm atau erg/cm2. Metode yang
digunakan untuk mengukur tegangan ada enam macam. Mulai dari metode tekanan gelembung,
tetesan sessile, kenaikan kapiler, metode berat tetesan, lempeng Wilhelmy, hingga metode cincin
Du Nuoy.

2. Hasil Praktikum
Pada kegiatan praktikum tegangan permukaan ini, menggunakan metode kenaikan kapiler. Alat
laboratorium yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah pipa kapiler dan piknometer.
Pipa kapiler berfungsi untuk mengetahui jumlah tingginya kenaikan yang terjadi pada suatu zat.
Piknometer digunakan untuk mengukur tingkat kerapatan pada suatu zat.

Kegiatan praktikum tegangan permukaan menggunakan media air untuk pembanding. Hal ini
karena air mempunyai tegangan permukaan dalam jumlah besar. Kondisi tersebut dikarenakan
adanya sifat kohesi yang sangat kuat antar molekul air. Uniknya tegangan yang terjadi pada
permukaan gliserol lebih kecil dibandingkan dengan permukaan aquades.

Bila gliserol terjadi kenaikan suhu ketika dipanaskan, maka akan membuat konsentrasi aquades
menjadi turun. Hal ini karena telah terjadi penguapan yang bisa menurunkan tegangan pada
permukaan larutan gliserol.

Larutan yang digunakan dalam kegiatan praktikum tegangan permukaan adalah gliserol 50%,
gliserol 20%, dan gliserol 30%. Kemudian pada tegangan permukaan air menghasilkan 0,111
N/m3. Lalu untuk tegangan permukaan gliserol 20% sebesar 0,063 N/m3. Kemudian tegangan
permukaan gliserol 40% sebesar 0,123 N/m3. Dan tegangan gliserol 50% sebesar 0,111 N/m3

Menurut hasil perhitungan yang telah dilakukan, ternyata aquades memiliki tegangan permukaan
yang sangat besar daripada gliserol. Kondisi ini terjadi karena adanya kegiatan tarik menarik
yang sangat besar terjadi pada molekul air. Bahkan gaya tarik dan tegangan permukaan dinilai
berbanding lurus.

3. Faktor yang Mempengaruhi

Ada beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap tegangan permukaan. Mulai dari zat terlarut,
konsentrasi zat terlarut, suhu, surfaktan, hingga jenis cairan. Untuk zat cair yang mempunyai
molekul besar layaknya air, sudah dapat dipastikan bahwa tegangan permukaannya juga besar.
Kondisi ini dipengaruhi oleh densitas atau massa jenis.

Pada bidang farmasi, ternyata tegangan permukaan memiliki pengaruh penting. Seperti halnya
dapat menyerap obat yang terjadi pada bahan pembantu padat, dispersi partikel untuk membuat
sediaan suspensi, penetrasi molekul, dan menstabilkan dan membentuk emulsi serta partikel
tidak larut. Sehingga dapat dikatakan sebagai faktor absorbsi pada obat.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Menurut hasil dari kegiatan praktikum tentang tegangan permukaan, diperoleh kesimpulan
bahwa tegangan permukaan adalah gliserol 50%, gliserol 20%, dan gliserol 30%. Kemudian
pada tegangan permukaan air menghasilkan 0,111 N/m3.
Lalu untuk tegangan permukaan gliserol 20% sebesar 0,063 N/m3. Kemudian tegangan
permukaan gliserol 40% sebesar 0,123 N/m3 dan tegangan permukaan yang terjadi pada gliserol
50% sebesar 0,111 N/m3.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Bruce R. Munson, Donald F. Young. 2004. Mekanika Fluida. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.

Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika jilid 1. Erlangga:Jakarta.

Indarniati dan Frida U. E. 2008. Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaan. dengan Induksi
Elektrumagnetik. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 4

Ulfah, U. 2010. Pengaruh Konsep Diri, Kemandirian Pendidikan dan Kreativitas Siswa terhadap
Hasil Belajar Fisika pada Siswa.

https://studylibid.com/doc/4340886/laporan-praktikum-tegangan-permukaan

THEORY
Tegangan permukaanadalah gayayang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada
permukaan zat cairsepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya
(newton) dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S =
F/L.Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Penyebab
terjadinya tegangan permukaan, partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke
segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya
ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair
terjadi tarikan ke bawah.

Rumus Tegangan Permukaan :

Ƴ= F/ d(1)Dalam Kasus ini d = 2l,

sehingga Ƴ= F /2 * l(Maniac,2013).(2)

Penerapan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari –hari :mencuci dengan air panas
jauh lebih bersih dibandingkan dengan air yang bersuhu normal, antiseptik yang dipakai
untuk mengobati luka,selain dapat mengobati luka juga dapat membasahi seluruh luka
(Maniac,2013).

Tegangan permukaan berhubungan dengan peristiwa yang disebut kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis) dan adhesi (gaya tarik menarik antara molekul tidak
sejenis). Tegangan permukaanpun bertanggung jawab atas bentuk tetesan cairan. Meskipun
mudah cacat, tetesan air cenderung ditarik ke dalam bentuk bola dengan kekuatan kohesif dari
lapisan permukaan(Saputra,2013).

Peristiwa kapilaritas adalah naik turunnya permukaan zat cair melalui pipa kapiler.
kapilaritas terjadi karena gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat
cair dan tabung kaca. Seperti sebuah barometer dengan pipa kapiler yang sebagian diisi dengan
air raksa, dan sebagian lagi rruang hampa udara (vakum). Perhatikan bahwa ketinggian air
raksa di pusat tabung lebih tinggi dari pada tepi, membuat permukaan atas dariraksa
berbentuk kubah. Pusat massa dari seluruh kolom air raksa akan sedikit lebih rendah jika
permukaan atas raksa yang datar selama crossectionseluruh tabung.Namun dengan berbentuk
kubah memberikan luas permukaan sedikit kurang untuk seluruh massa raksa. Hal ini
berguna untuk meminimalkan energi potensial total. Bentuk permukaan kubah diatas dikenal
sebagai meniskus cembung. Jika sudut kontak antara cairan dengan tabung kapiler lebih dari 90
derajat maka bentuk permukaan cairan tertekan ke bawah yang disebut meniskus
cekung.Adapun rumus/persamaan menghitung tinggi rendahnya atau naik turunnya
permukaan zat cair pada pipa kapiler adalah

Keterangan:
= tinggi permukaan zat cair (m)

= tegangan permukaan (N/m) = massa jenis zat cair (kg/m2)

= jari-jari (m)

= percepatan gravitasi (m/s2)

= sudut kontak. Jika lebih besar dari 90°, cairan akan tertekan kebawah membentuk
meniskus cekung.

Kita dapat menyatakan efek permukaan dalam bahasa fungsi Helmholtz dan Gibbs.
Hubungan antara fungsi –fungsi dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk
mengubah sejumlah tertentu luas ini dan kenyataan bahwa, pada kondisi yang berbeda,
dA dan dG sama dengan kerja yang dilakukan dalam mengubah energi sistem.Kerja
yang dilakukan dalam mengubah sangat kecil dσ luas permukaan suatu sampel sebanding dengan
dσ dan kita menuliskannya:

dw = ᵧdσ(4)

Koefisien ᵧdisebut tegangan permukaan, dimensinya adalah energy/luas (Jm–2). Walaupun


demikian, nilai ᵧbiasanya dilaporkan dalam Nm–1(karena 1 J = 1Nm). Pada volume dan
temperature tetap, kita dapat mengenaikerja pembentukan permukaan dengan perubahan
fungsi Helmholtz, dan menuliskannya:

dA = ᵧdσ (5)

Karena fungsi Helmholtz berkurang (dA < 0) jika luas permukaan berurang (dσ < 0) maka
secara alamiah permukaan mempunyai kecenderungan untuk menyusut
(Atkins,1997).Gelembung adalah daerah dimana uap (atau mungkin juga udara) erperangkap
dalam lapisan tipis, rongga adalah lobang berisi uap di dalam cairan. Oleh karena itu, yang
sering disebut“gelembung” dalam cairan, sebenarnya adalah rongga : gelembung yang
sebenarnya adalah mempunyai dua permukaan (satu permukaan pada setiap sisi lapisan
tipis), rongga hanya mempunyai satu permukaan. Tetesan adalah volume kecil cairan yang
berada dalam kesetimbangan dan dikelilingi oleh uapnya (dan mungkin juga udara)
(Atkins,1997).

Tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan


zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang
membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan
benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair
sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas
permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin (Wahyuni,2012).

Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yangterjadi pada zat cair (fluida) yang
berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaandidefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida. Permukaan
fluida yang berada dalam keadaan tegangmeliputi permukaan luar dan dalam (selaput cairan
sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya), sehingga
untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluidadapat ditentukan dari
pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer) (Wahyuni,2012).

Permukaan zat cair selalu dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan karena molekul –
molekul zat cair pada permukaan mendapat gaya tarik ke dalam oleh molekul –molekul
yang berada di bawahnya, akibatnyazat cair selalu cenderung untuk memperkecil
permukaan. Berkaitan dengan hal tersebut diperoleh konsep tegangan permukaan, yakni
setiap gaya cm permukaan cairan yang menentang pembiasan luas permukaan. Ada
berbagai cara penentuan permukaan tetapi yang digunakan dalam percobaan ini adalah
dengan metode kenaikan pipa kapiler.

Dengan perumusan:

τ= h d g r(6)2

τ= Tegangan permukaanh

= tinggi cairan dalam kapilerg

= gravitasid

= berat jenis cairanr

= jari –jari kapiler

Untuk mengukur jari –jari kapiler, dipakai cara membandingkan tinggi cairan dalam kapiler
dalam kapiler dengan tinggi cairan standar bila dipakai alat yang sama.τ1= h1 d1(7)τ2h2
d2(TimLabor Kimia Fisika, 2013)

.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan:

a. Jenis cairanPada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar,
seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti
bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil,maka tegangan permukaannya juga kecil.
b.SuhuTegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan
bertambahnya suhu molekul-molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruhinteraksi
antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.

c. Adanya zat terlarutAdanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan
tegangan permukaan. Untuk air adanyaelektrolit anorganik dan non elektrolit tertentuseperti
sukrosa dan gliserinmenaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat-zat seperti
sabun, detergen, danalkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan permukaan.

d. SurfaktanSurfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,


karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

e.Konsentrasi zat terlarutKonsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai
pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan
akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan
tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam
larutan(Mutmainna,2013).

Macam-macam metode tegangan permukaan.Ada beberapa metode dalam melakukan


tegangan permukaan :

1.Metode kenaikan kapilerTegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan
yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan
untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias
untuk mengukur tegangan antar muka.

2.Metode tersiometer Du-NouyMetode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur


tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka.

Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina
iridiumyang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari
cairan tersebut.Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi:

1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat

2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis

3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair
untuk membentuk sediaan suspense (Mutmainna,2013).

VII. DISCUSSION
Percobaan tegangan permukaan bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh suhu dan massa
terhadap terhadap tegangan permukaan serta membandingkan tegangan permukaan dari
beberapa jenis deterjen.Metode yang digunakanpada percobaaniniadalah metodekenaikan
pipa kapileruntuk mengukur tegangan permukaan dengan melihat ketinggian cairan
yang naik melalui pipa kapiler. Percobaan tegangan permukaan ini dilakukan terhadap 3
jenis larutan deterjen (Viso, Daia, dan Attack) dengan konsentrasi/massa yang berbeda dari
masing –masing deterjenyakni 1, 2 dan 3 gramdan lautan deterjendipanaskanpada suhu 40
oCdan 50oC.Hal ini bertujuan untuk membandingkan tegangan permukaan dari 3 jenis
larutan deterjen, untuk memperlihatkan pengaruh massa dan suhu terhadap tegangan
permukaan. Secara umum atau teoritis bahwa setiap kenaikan suhu dan konsentrasi
menyebabkan penurunan kenaikkan pipa kapiler serta menurunkan berat jenis larutan. Dengan
penurunan kenaikan pipa kapiler dan berat jenis maka tegangan permukaan cairan
menurun.Pada percobaan yang dilakukan praktikan diperoleh perbandingan tegangan
permukaan antara suhu 40 oCdengan 50oC tidak konstan, ada yang menurun (kecil) dan
ada yang meningkat (besar) tegangan permukaan dengan bertambah/kenaikan suhu. Hal
yang sama pada pengaruh massa atau konsentrasi terhadap tegangan permukaan diperoleh
dari hasil percobaan ada yang massa besar tetapi tegangan permukaan kecil. Hal yang terjadi
karena kesalahan yang disebabkan

oleh beberapa hal yakni kesalahan praktikan dalam keidaktelitian pengukuran kenaikan
pipa kapiler, pengukuran suhu, pengadukan, penimbangan sampel atau larutan deterjen.
Padapercobaan tegangan permukaan, deterjen yang baik untuk digunakan yakni Attack,
karena memiliki nilai tegangan permukaan yang paling rendah atau kecil disbanding
dengan Viso dan Daia. Tegangan permukaan pada Attack pada suhu 40 oCyakni 43,54
dyne/cm dan pada suhu 50oC yakni 52,86 dyne/cm pada massa 3 gram masing –masing
suhu.

VIII. QUESTION AND ANSWER

1. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan?

Jawab :Tegangan permukaan adalah permukaan zat cair selalu dalam keadaan tegang disebabkan
karena molekul –molekul zat cair pada permukaan mendapat gaya tarik ke dalam oleh
molekul –molekul yang berada di bawahnya, akibatnya zat cair selalu cenderunguntuk
memperkecil permukaan dan berkaitan dengan kohesi (gaya tarik menarik antara partikel –
partikel sejenis) sehingga permukaannya seperti ditutupi lapisan tipis.

2. Apa yang dimaksud dengan energi permukaan? Satuannya?

Jawab : Enegi permukaan adalah kemampuan untuk menarik molekul –molekul dari dalam
ke permukaan. Kerja ini digunakanuntuk menambah luas permukaan dan menambah energi
potensial molekul. Satuannya N/m
4. Bagaimana pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan ?

Jawab : Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena


meningkatnya energi kinetik molekul dan pengaruh interaksi antar molekul berkurang.

5. Apa yang dimaksud dengan adhesi dan kohesi serta gejala –gejala yang
bersangkutan dengan tegangan permukaan cairan?

Jawab :Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel –partikel yang tidak sejenis. Kohesi
adalah gaya tarik –menarik antara partikel –partikel sejenis. Gejala –gejala yang bersangkutan
dengan tegangan permukaan adalah tetesan air yang jatuh mendekati bentuk bola, titik
embun yang jatuh pada sarang laba-laba, dan serangga dapat hinggap pada permukaan air

.6. Terangkan maksud mekanisme pencucian oleh sabun dan deterjen?

Jawab : Sabun dan deterjen merupakan produk dari surfaktan yang memiliki fungsi
menurunkan tegangan permukaan dengan memutuskan ikatan hidrogen pada
permukakan air sehingga dapat meningkat daya cuci. Selain itu, sabun dan deterjen
mengubah sudut kontak yang besarnya lebih dari 900menjadi lebih kecil
sehinggamenyebabkan zatini dapat membasahi kaca. Surfaktan mempunyai orientasi yang
jelas sehingga cenderung pada rantai lurus

.X. CONCLUSION

1. Pengaruh kenaikan suhu dan konsentrasi terhadap tegangan permukaan tidak sesuai
dengan teori.

2. Deterjen yang paling baik untuk digunakan dari ketiga deterjen yang dijadikan sampel
pada percobaan adalah Attack.

3. Deterjen yang memiliki nilai tegangan permukaan terkecil/rendah adalah Attack pada suhu
400C 43,54 dyne/cm dan suhu 500C yakni 52,86 dyne/cm pada massa 3 gram dari tiap suhu.

XI. REFERENCE

Atkins,P.W.1997. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid I. Terjemahan: Irma. I.


Kartohadiprojo.Erlangga,Jakarta

Maniac.2013.TeganganPermukaan.http://andinicahyanintyas-maniac.blogspot.com/. Diakses
pada 30 November 2013

Mutmainna,A.2013.Teganganpermukaan.http://atiahmutmainna.blogspot.com/2013/01/tegangan-
permukaan.html.Diakses pada 30 November 2013
Saputra,R.B.2013.Tegangan permukaan dan
kapilaritas.http://phisieducation09.blogspot.com/2013/04/tegangan-permukaan-dan-
kapilaritas.html.Diakses pada 30 November 2013

Tim Labor Kimia Fisika.2013.Penuntun Praktikum Kimia Fisika I.FMIPA-UR,Pekanbaru

Wahyuni,I.T.2012. Laporan kimia fisika penentuan


tegangan.http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-penentuan-
tegangan.html.Diakses pada 30 November 2013

https://docplayer.info/72610668-Laporan-praktikum-kimia-fisika-tegangan-permukaan-disusun-
oleh-wawan-gunawan.html

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA Tegangan Permukaan Disusun oleh: Wawan Gunawan
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR 2013

2 TEGANGAN PERMUKAAN I. Tujuan Percobaan Mengenal dan mengidentifikasi sifat tegangan


permukaan dengan air sebagai pembanding. II. Landasan teori Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin
merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini
disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di
dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke
segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul.
Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam
keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004). Tegangan
permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan
merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada
kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa
serangga dapat berjalan diatasnya (Suminar, 2001). Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat
cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar
gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya.
Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah
pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut
yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya
tarik-menarik antara zat 2

3 yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). Molekul
biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-
molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul
cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul
yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh
molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya
total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin.
Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang
tipis. Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan : - Metode kenaikan kapiler Ada
beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya adalah metode kanaikan pipa kapiler, metode
tekanan maksimum gelembung, metode tetes dan metode cincin. Metode kenaikan pipa kapiler
merupakan metode bila suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka
cairan akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai pada suhu
tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan kebawah Gaya kebawah : F =.r
2.h..g Dimana, h : tinggi muka. g : percepatan gravitasi. : berat jenis. r : jejari kapiler 3

4 Gaya keatas : F = 2..r..cos Dimana : adalah tegangan muka dan adalah sudut kontak. Pada
kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gaya keatas maka : F = F 2..r..cos =.r 2.h..g untuk air dan
kebanyakan cairan organik umumnya = 0 atau dapat dianggap batas lapisan pararel dengan kapiler,
sehingga harga cos = 1 maka : = ½.r. h..g - Metode tersiometer Du-Nouy Metode cincin Du-Nouy bisa
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini
adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut (Atfins, 1994). Air
mempunyai tegangan permukaan dan biasa digunakan untuk pembersihan. Molekul air yang terdapat di
dalam badan air akan dikelilingi dan ditarik oleh molekul air lainnya. Akan tetapi, pada permukaan air
akan ditarik oleh molekul air yang terdapat di samping dan dibawahnya. Tegangan permukaan diciptakan
molekul air pada permukaan yang ditarik ke dalam badan air. Tegangan ini menyebabkan air menjadi
tetesan pada permukaan sehingga pembasahannya menjadi lambat dan menghambat proses
pembersihan (Kartiningsih, 2006). 4

5 III. Alat dan Bahan meliputi pipa kapiler, Gelas beaker, erlenmeyer, gelas ukur, neraca digital,
piknometer NaCl Etanol 96% Detergen Aquadest Termometer IV. Prosedur Kerja Percobaan ini dilakukan
dengan menaruh pipa kapiler bagian ujung gelas piala yang sudah terisi larutan, kemudian amati
kenaikan larutan pada pipa kapiler dan ukur menggunakan jangka sorong untukk setiap larutan uji.
kemudian pipa kapiler diisi aquades smpai lebih tinggi sedikit dari tanda tertentu. V. Perhitungan Bobot
Pikno kosong Bobot Pikno + Aquadest = 28.8 gr = 77,4 gr air = = g/ml Bobot Pikno + Nacl = 77.3 g NaCl
= = 0.97 g/ml Bobot pikno + Ethanol 96% = 67.8 g Ethanol = = 0.78 g/ml Bobot Piknoo +detergen = 78.0
g Detergen = = g/ml Diameter Pipa Kapiler (d) = cm Jari jari pipa kapiler( r ) = cm H detergen = H NaCl =
1.72 cm 5

6 H ethanol 96% = 1.94 cm H air = 2.33 cm NaCl 0.97 x 980 x 1.72 cm = = 2 = dyne / cm Ethanol.g.h = 0.78
x 980 x 1.94 cm = = 2 = dyne/cm Air.g.h = x 980 x 2.33 = = 2 = dyne / cm Detergen.g.h = x 980x1.233 = = 2
= dyne / cm VI. Pembahasan Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada
kenaikan cairan biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan kecil cairan. tegangan permukaan
merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam
(statis). 6

7 Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan,
tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar seperti
air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan
permukaan adalah massa jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan
muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya
gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat
mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas
kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula. Ada beberapa metoda penentuan tegangan
muka, dalam praktikum ini digunakan metoda pipa kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair
dan sudut kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa dicelupkan
kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian
tertentu. VII. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan
bahwa tegangan permukaan pada air adalah dyne/cm dan tegangan pada ethanol adalah dyne/cm.
Tegangan antarmuka suatu larutan yang tidak campur dipengaruhi dengan penambahan zat aktif. 7

8 VIII. Daftar Pustaka Arbiyanti, R., et al, 2008, Pengaruh Kondisi Operasi Reaksi Hidrogenasi Metil Laurat
dengan Katalis Nikel untuk Pembuatan Surfaktan Oleokimia, Jurnal Teknologi, Edisi No. 3, Tahun XXII.
Kartiningsih dan Rahmat D., Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair dari Jus Lidah Buaya (Aloe barbadensis
Mill), Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol 4 (2). Suminar, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern,
Erlangga, Jakarta. Wahyuni IT., 2012, Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan, diakses 17
Juni

Anda mungkin juga menyukai