Anda di halaman 1dari 13

1

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal konsep dan pengukuran tegangan permukaan
( Air, Paraffin cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%; Na Lauryl Sulfat 0,05%; Na
Lauryl Sulfat 0,01%) dengan metode kenaikan pipa kapiler.

II. MANFAAT

1. Mengukur tegangan permukaan zat cair murni


2. Mengukur tegangan permukaan zat cair campuran
3. Menggunakan data tegangan muka untuk membuat sediaan farmasi
suspensi lauril sulfat dan menghitung stabilitasnya
2

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 DASAR TEORI

Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada


permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, hal ini
disebabkan oleh gaya – gaya tarik tidak seimbang pada antar muka
(interface) cairan. Antar muka yaitu jika ada dua fasa atau lebih berada
bersama – sama, maka batas antara fase – fase tersebut. Sifat – sifat molekul
yang membentuk antar muka tersebut berbeda dengan molekul – molekul
yang berada di dalam tiap fase, molekul – molekul itu membentuk fase antar
muka. Gaya ini bisa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam
kapiler dan membentuk spheris suatu tetesan kecil cairan (Moechtar, 1990).
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan
panjang yang terjadi pada antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat
tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka,
sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih
besar dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar
muka (Moechtar, 1990).
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka, antara
lain ialah metode kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy. Zat cair pada
tegangan muka kebanyakan berkurang hampir linier terhadap kenaikan temperatur
atau terhadap pertambahan energi kinetik molekul – molekulnya.

Metode Kenaikan Kapiler, cairan itu akan naik ke pipa sampai ketinggian
tertentu bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah beaker glass,
hal ini disebabkan bilamana kekuatan adhesi antara molekul –molekul cairan dan
dinding kapiler lebih besar daripada kohesi antara molekul – molekul cairan.
Cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Metode
Cincin Du Nouy / Tensimeter Du Nouy, prinsip kerja dari alat tersebut bergantung
pada gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina – iridium yang
3

dicelupkan pada permukaaan antar muka adalah sebanding dengan tegangan


permukaan / tegangan antar muka (Martin, 1993).

γ k hk . dk
=
γ u hu . d u

hk . d k
γ u=γ k x
hu . d u

Keterangan :
γu : Tegangan muka tidak diketahui
γk : Tegangan muka diketahui
hu : Kenaikan pipa tdiak diketahui
tk : Kenaikan pipa diketahui
du : Kerapatan tidak diketahui
dk : Kerapatan diketahui

Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:

1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat


pada sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut
dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi
Tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada
pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dengan
molekul surfaktan (Giancoli,2001).

BAB 3
METODE PERCOBAAN
4

3.1 ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
a. Pipa Kapiler
b. Beaker glass
c. Piknometer
d. Thermometer
e. Timbangan Elektrik
f. Pipa kapiler
g. Labu ukur
h. Pipet volume

B. BAHAN
a. Air
b. Na lauryl sulfat 0,1%; 0,05%; 0,01%
c. Paraffin Cair
d. Es Batu

3.2 CARA KERJA

a. Penentuan Tinggi Kenaikan Zat Cair Dalam Kapiler


1. Air
 Diukur air sebanyak 60ml, masukkan ke dalam bekerglass.
 Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil.
 Tutup ujung pipa kapiler dengan jari.
 Ukur tingginya.
 Kemudian catat kenaikannya.

2. Paraffin Cair
5

 Diukur Paraffin cair sebanyak 60ml, masukkan ke dalam


bekerglass.
 Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil.
 Tutup ujung pipa kapiler dengan jari.
 Ukur tingginya.
 Kemudian catat kenaikannya.

3. Na Lauryl Sulfat
 Diukur Na Lauryl Sulfat (0,1%; atau 0,05%; atau 0,01%) sebanyak
60ml, masukkan ke dalam bekerglass.
 Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil.
 Tutup ujung pipa kapiler dengan jari.
 Ukur tingginya.
 Kemuadian catat kenainkannya.

b. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan


1. Air
 Ditimbang piknometer kosong yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan dengan seksama.
 Diisi dengan air hingga penuh
 Direndam dalam wadah yang berisi air es, tunggu hingga suhu ±
25o C
 Diangkat piknometer dari wadah, tutup pinometer
 Ditunggu sampai suhu mencapai suhu kamar.
 Air yang menempel diusap dengan tissue
 Setelah mencapai suhu kamar, Ditimbang piknometer dengan
seksama
 Kemudian catat beratnya.
6

2. Paraffin Cair
 Ditimbang piknometer kosong yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan dengan seksama.
 Diisi dengan paraffin cair hingga penuh
 Direndam dalam wadah yang berisi air es, tunggu hingga suhu ± 25o
C
 Diangkat piknometer dari wadah, tutup pinometer
 Ditunggu sampai suhu mencapai suhu kamar.
 Air yang menempel diusap dengan tissue
 Setelah mencapai suhu kamar, Ditimbang piknometer dengan
seksama
 Kemudian catat beratnya.

3. Na Lauryl Sulfat
 Ditimbang piknometer kosong yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan dengan seksama.
 Diisi dengan Na Lauryl Sulfat (0,1%; atau 0,05%; atau 0,01%)
hingga penuh
 Direndam dalam wadah yang berisi air es, tunggu hingga suhu ± 25o
C
 Diangkat piknometer dari wadah, tutup pinometer
 Ditunggu sampai suhu mencapai suhu kamar.
 Air yang menempel diusap dengan tissue
 Setelah mencapai suhu kamar, Ditimbang piknometer dengan
seksama
 Kemudian catat beratnya.
7

3.3 PERHITUNGAN

A. Pengenceran Natrium Lauril Sulfat

1. Na lauril sulfat 0,1% = 0,1 gram Na laurl sulfat ad 100mL air


0,1 g 0,05 g
2. Na luril sulfat 0,05% = 100 mL = x = 50mL
0,1 g 0,05 g
3. Na luril sulfat 0,05% = x = 100 mL = 20mL
B. Perhitungan Kerapatan

1. Penentuan Volume Piknometer

Bobot piknometer + air = 47,05 g


Bobot piknometer kosong = 16,43 g –
Bobot air = 30,62 g

Kerapatan air =  air = 0,9970744 gram/mL


Volume piknometer = 30,62 g
0,9970744gr/ mL

= 30,709844 mL

2. Penentuan Kerapatan Paraffin Cair

m
 = V
31,37
=
30,709844
= 0,660156 g/Ml

3. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,1%


8

m
 = V
30,84
=
30,709844
= 1,004238 g/mL

4. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,05%

m
ρ=
V

30,65
=
30,709844
= 0,998051 g/mL

5. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,01%

m
ρ=
V

30,68
=
30,709844
= 0,999028 g/mL

C. Perhitungan Tegangan Muka

1. Tegangan Muka Air

hk . d k
γ u=γ k x
hu . d u

0,01 . 0,997044
γ u=72,20 x
0,01 . 0,997044
= 72,20 dyn/cm
9

2. Teganngan Muka Paraffin Cair

hk . d k
γ u=γ k x
hu . d u

0,01 . 0,997044
γ u=72,20 x
0,01 . 0,660156
= 109,0657 dyn/cm

3. Tegangan Muka Natrium Lauril Sulfat 0,1%

hk . d k
γ u=γ k x
hu . d u

0,01. 0,997044
γ u=72,20 x
0,01 .1 , 004238
= 71, 69661 dyn/cm

4. Tegangan Muka Natrium Lauril Sulfat 0,05%

hk . d k
γ u=γ k x
hu . d u

0,01 . 0,997044
γ u=72,20 x
0,01 . 0,99851
= 72,12765 dyn/cm

5. Tegangan Muka Natrium Lauril Sulfat 0,01%

hk . d k
γ u=γ k x
hu . d u

0,01 . 0,997044
γ u=72,20 x
0,01 . 0,999028
= 72,05545 dyn/cm
10

BAB 4
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai cara menentukan tegangan


permukaan pada suatu zat cair. Zat cair yang digunakan sebagai sampel
adalah air, paraffin cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%; 0,01%; 0,05%. Metode
yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan pada praktikum
adalah metode kenaikan pipa kapiler.

Metode kenaikan pipa kapiler diukur dengan melihat ketinggian zat cair
yang naik melalui pipa kapiler. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan ke
dalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut akan naik sampai pada
ketinggian tertentu. Prinsip kerja pipa kapiler ini adalah gaya adhesif antara
molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif
antara molekul - molekul zat cair, sehingga cairan dapat membasahi dinding
kapiler, dan dapat mengalir naik di dalam pipa kapiler. Zat cair dapat naik
dalam pipa kapiler selain dipengaruhi oleh gaya adhesi yang besar juga
dipengaruhi oleh tegangan muka yang dimiliki zat aktif yang menyebabkan
suatu gaya untuk naik.

Cara kerja metode kenaikan pipa kapiler yaitu siapkan larutan zat uji
sebanyak 60 mL kemudian dicelupkan pipa kapiler ke dalamnya hingga
larutan dapat naik dalam pipa kapiler. Hitung kenaikan zat dalam pipa
kapiler.
Semakin tinggi kekentalan suatu zat, maka dia akan lebih susah naik ke
pipa kapiler. Paraffin cair akan lebih susah naik ke pipa kapiler
dibandingkan larutan Natrium lauryl sulfat dan air. Sehingga kenaikannya
pun akan lebih rendah. Akan tetapi praktikum yang telah diuji
memperlihatkan kenaikan yang sama.
11

Suhu akan mempengaruhi perhitungan kerapatan suatu zat. Perhitungan


kerapatan menggunakan piknometer dilakukan dengan menaik turunkan
suhu ± 250 C kemudian didiamkan hingga suhu kembali pada suhu kamar.
Adanya embun yang tertinggal saat penurunan suhu akan mempengaruhi
hasil perhitungan kerapatannya.

Hasil percobaan memperoleh nilai kerapatan masing-masing zat


sebesar:

Zat Kenaikan pipa Massa zat (pikno kosong


kapiler + zat)
Air 0,01 mL 30,62 g/mL
Na Lauryl Sulfat 0,01 mL 30,84 g/mL
0,1%
Na Lauryl sulfat 0,01 mL 30,65 g/mL
0,05%
Na Lauryl Sulfat 0,01 mL 30,68 g/mL
0,01%
Paraffin Cair 0,01 mL 31,37 g/mL
12

DAFTAR PUSTAKA
Dekpes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia,Jakarta
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Erlangga, Jakarta
Martin.A, 1993, Farmasi Fisika, Edisi III Jilid 2,Indonesia University Press,
Jakarta.
https://www.academia.edu/9601272/Tegangan_permukaan
13

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai