Anda di halaman 1dari 3

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada

suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu mililiter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak.

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis. Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml. Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Setelah piknometer dibersihkan, piknometer kemudian dikeringkan. Setelah kering piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain. Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue. Akhirnya piknometer yang berisi sampel ditimbang. Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama. Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga

mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifatsifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisasisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Setelah itu didiamkan sampai dingin dalam baskom berisi air es. Akhirnya piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain. Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue. Akhirnya piknometer yang berisi sampel ditimbang.

Piknometer Piknometer biasanya terbuat dari kaca, berbentuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas volumenya antara 10 mL-25 mL. Piknometer digunakan untuk mengukur berat jenis suatu zat cair dan zat padat, bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil. Pengukuran harus dilakukan pada suhu tetap. V olume zat cair selalu sama dengan piknometer (7). Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruan, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai maximal dengan bertambahnya volume piknometer (8).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah : Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar). Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya. Pengaruh perubahan suhuPerubahan suhu yang terlalu cepat dapat menyebabkan cairan di dalam piknometer memuai/menyusut dengan tidak semestinya, sehingga

pada waktuditimbang zat tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan yang telahditentukan. Setelah itu dilakukan penimbangan pikno kosong dan sampel zat cair dimasukkan ke dalam piknometer dan direndam dalam beker gelas yang berisi es hingga mencapai suhu 250 C, hal ini dilakukan untuk mencegah perbedaan hasil yang diperoleh karena adanya perbedaan suhu pengukuran.selain itu pada suhu 250 C suatu zat cair akan berada dalam keadaan yang paling stabil terutama kekentalannya sehingga dalam penentuan jenisnya menghasilkan hasil pengukuran yang baik. Setelah itu dilakukan penimbangan di mana sebelumnnya dilap terlebih dahulu hingga kering. Penimbangan ini dilakukan berualang-ulang dan diambil rataratanya dengan maksud memperoleh data penimbangan yang akurat.

Pada saat memegang piknometer sebaiknya menggunakan tissue atau kain, jangan menggunakan tangan secara langsung, karena dikhawatirkan lemak yang terdapat pada tangan akan menempel di piknometer sehingga akan menambah berat piknometer. Pengaruh perubahan suhu yang terlalu cepat dapat menyebabkan cairan di dalam piknometer memuai/menyusut dengan tidak semestinya, sehingga pada waktu ditimbang zat tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan yang telah ditentukan. Pada saat pengukuran suhu diharapkan penurunan/kenaikan suhu diperhatikan dengan seksama, karena jika suhu turun/naik melebihi dari yang telah ditentukan, tentu saja hasil yang diberikan akan menyimpang. Piknometer yang belum kering dan bersih, piknometer yang demikian belum bisa digunakan untuk penentuan kerapatan dan bobot jenis, karena masih ada cairan/kontaminan yang tertinggal di dalamnya sehingga tentu saja akan mempengaruhi hasil akhir. Volume air yang tidak tepat, volume air yang dimasukan ke dalam piknometer harus tepat dengan yang telah ditentukan, karena jika terlalu banyak atau terlalu sedikit maka akan mempengaruhi hasil akhir. Sampel yang terkontaminasi, sampel yang terkontaminasi tentu saja akan memberikan hasil yang menyimpang, karena kemurnian zat tersebut sudah berbeda dengan zat yang masih murni. Pengenceran alkohol yang tidak tepat, engenceran alkohol yang tidak sesuai akan memberikan hasil yang berbeda karena alkohol yang ditimbang belum tentu kadarnya sesuai dengan yang diinginkan.

Ansel, H.C.(1989). Pengenatar Bentuk Sediaan Farmasi, Terjemahan Faridah Ibrahim. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai