Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN VII

UKURAN PARTIKEL

I. LATAR BELAKANG
Dalam meracik suatu bentuk sediaan obat, tentunya ada beberapa faktor atau
aspek yang perlu diperhatikan agar sediaan yang dihasilkan dapat sesuai dengan
yang dikehendaki, salah satunya adalah keseragaman ukuran partikel. Dalam
bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran
kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat
padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi dikarenakan merupakan
penentu bagi sifat-sifat bahan obat tersebut, baik sifat fisika, kimia maupun efek
farmakologiknya. Dengan mempelajari sifat fisika yang ditentukan oleh ukuran
partikel, maka akan dapat menghasilkan sediaan yang sesuai, aman, dan stabil
yang nantinya akan didistribusikan kepada pasien yang membutuhkan.
Ukuran partikel merupakan ukuran diameter rata-rata dari suatu partikel.
Ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan partikel yang kecil
disebut mikromeritik. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran
partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu
obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang
diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan tropikal. Formulasi yang berhasil dari
bentuk sediaan suspensi, emulsi dan tablet, dapat dilihat dari segi kestabilan fisik,
dan respon farmakologis, selain itu juga bergantung pada ukuran partikel yang
dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian
ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan
dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
Pada percobaan ini, akan ditentukan ukuran partikel dari Amilum manihot,
Amilum maydis, dan Avicel 102 dengan menggunakan metode ayakan, metode ini
merupakan metode yang paling sederhana tetapi relatif lebih lama dibandingkan
metode yang lainnya.

II. RUMUSAN MASALAH


2.1 Bagaimana cara menetapkan ukuran partikel suatu bahan obat dengan metode
pengayakan?
2.2 Berapa persen bobot di atas dan di bawah ukuran dari Amilum manihot,
Amilum maydis, dan Avicel 102?
2.3 Bagaimana kurva distribusi persen bobot di atas dan di bawah ukuran versus
ukuran partikel dari Amilum manihot, Amilum maydis, dan Avicel 102?

III. TUJUAN
3.1 Mampu menetapkan ukuran partikel suatu bahan obat dengan metode
pengayakan.
3.2 Mengetahui persen bobot di atas dan di bawah ukuran dari Amilum manihot,
Amilum maydis, dan Avicel 102.
3.3 Mampu membuat kurva distribusi persen bobot di atas dan di bawah ukuran
versus ukuran partikel dari Amilum manihot, Amilum maydis, dan Avicel 102.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


4.1 Amilum tritici (Pati Gandum)
Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari biji tanaman Triticum asetivum
L. (Familia Poaceae). Pemerian dari amilum tritici yaitu berupa serbuk sangat
halus, putih. Pati gandum praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Pemerian mikroskopik dari amilum tritici, yaitu berupa butir bersegi cakram besar
atau seperti ginjal ukuran 10 m sampai 45 m; bentuk bulat telur, terbelah
sepanjang poros utama; butir bersegi banyak atau bulatan kecil, ukuran 2 m
sampai 10 m. Jarang diketemukan butiran dengan ukuran sedang. Hilus dan
lamela sukar terlihat (Depkes RI, 1995).

4.2 Amilum maydis (Pati Jagung)


Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji tanama Zea mays L. (Familia
Poaceae). Pemerian dari amilum maydis berupa serbuk sangat halus, putih. Pati
jagung praktis tidak larut dalam dingin dan dalam etanol. Pemerian mikroskopik
dari amilum maydis, yaitu butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 m sampai 23
m atau butir bulat dengan diameter 25 m sampai 32 m. Hilus di tengah berupa
rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5; tidak ada lamela (Depkes RI,
1995).

4.3 Avicel 102

1
Avicel merupakan nama dagang dari selulosa mikrokristal. Avicel dibuat dari
hidrolisis terkontrol -selulosa dengan larutan asam mineral encer. Dalam bidang
farmasi, avicel digunakan sebagai bahan pengisi tablet yang dibuat secara
granulasi maupun cetak langsung, bahan penghancur tablet, adsorben, dan bahan
anti lekat. Avicel diketahui mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang sangat
baik (Rowe et al., 2003).
Avicel 102 merupakan selulosa yang terdepolimerasi parsial berwarna putih,
tidak berasa, tidak berbau, serbuk kristal yang terdiri atas partikel porous, tidak
larut dalam asam encer, dan sebagian pelarut organik. Avicel 102 merupakan
produk aglomerasi dengan distribusi ukuran partikel yang besar dan menunjukkan
sifat alir serta kompaktibilitas yang baik. Ikatan yang terjadi antar partikelnya
adalah ikatan hidrogen, ikatan ini sangat berperan terhadap kekerasan dan
kohesifitasnya. Pada tekanan kompresi partikelnya mengalami deformasi plastis,
sehingga dapat menaikkan kompaktibilitas (Sheth and Shangraw, 1980).

4.4 Metode Pengayakan


Metode pengayakan dilakukan dengan tujuan mengukur ukuran partikel
secara kasar. Bahan yang akan diukur partikelnya diletakkan di atas ayakan
dengan nomor mesh rendah. Kemudian dibawahnya diletakkan ayakan dengan
ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perlu diingat bahwa ayakan
dengan nomor mesh rendah mempunyai usuran lubang relatif besar dibandingkan
dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi. Atau dengan kata lain partikel yang
lolos melalui ayakan nomor mesh 100 dapat dikatakan bahwa ukuran partikel
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan partikel yang lolos melalui ayakan
nomor mesh 30 (Effendy dan Idris, 2003).
Pengayakan itu sendiri adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan antara partikel yang lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal di
ayakan (butir kasar). Ukuran butiran tertentu, yang masih bisa melintasi ayakan
dinyatakan sebagai butiran batas. Pada pengayakan manual, bahan dipaksa
melewati lubang ayakan. Umumnya dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan
sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan

2
lebar lubang ayakan tertentu. Sekelompok partikel dikatakan memiliki tingkat
kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai
(artinya tanpa adanya sisa bahan pada ayakan). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat batasan maksimal dari ukuran partikel (Voight, 1971).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran
lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang
tiap inchi linear (Moechtar, 1990).

V. PROSEDUR PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Ayakan
Beker Glass 250 mL
Kertas Perkamen
Sendok Tanduk
Timbangan Analitik

2. Bahan
Amilum Maydis
Amilum Tritici
Avicel 102

B. PROSEDUR KERJA

3
Disiapkan alat dan bahan

Disusun ayakan dengan nomor berurutan, dengan makin besar nomor aya

Dimasukan granul ke ayakan paling atas sebanyak 100 gram

Diayak granul dengan kecepatan 50 rpm selama 5 menit

Dikeluarkan sampel dengan hati-hati kemudian ditimbang bobot sampel p

Dibuat kurva distribusi persen bobot di atas dan di bawah ukuran versus u

Plot data pada kertas probabilitas lognormal, tentukan harga dg dan g.

4
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Effendy dan Idris, M. 2003. Penuntun Praktikum Farmasi Fisik. Makasar:


Universitas Hasanuddin.

Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.

Rowe, R, C., Sheskey, P.J., and Weller, P.J. 2003. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Edisi IV. London: Publisher-Science and Practice Royal
Pharmaceutical Society of Great Britai.

Sheth, B.B., Bandelin, F.J., and Shangraw, R.F. 1980. Compressed Tablets, in
Lieberman, H.A, and Lachman L.(Eds), Pharmaceutical Dosage Forms:
Tablets. New York: Marcell Dekker Inc.

Voight, G.R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Sedian Farmasi Edisi 5.


Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Anda mungkin juga menyukai