Dessy Astria Wahyuningsih, Vira Ardhianingsih, Eka Puspa Sari, Resi Sukma Melati,
Yulinar W. Andawari, Anggita Tiara Putri Yupanqy
Abstrak
5) Koloni yang terlalu besar (lebih besar angka lebih dari 300 koloni pada cawan
dari setengah cawan) tidak dihitung petri, maka hanya koloni pada
Perhitungan
1. Susu Kedelai
230 245 134 125 37 43
=[ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
+ −1
10 x 10−5
+ −1
10 x 10 −5
+ −1
10 x 10−6
+ −1
10 x 10−6
:6 ]
= 1,84 x 108 sel/mL
2. Pepaya
126 132 47 34
=[ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
+ −1
10 x 10−5
+ −1
10 x 10−5
:4]
= 2,67 x 107 sel/mL
3. Madu
145 134 27
= [ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
+ −1
10 x 10−5
:3 ]
= 1,83 x 107 sel/mL
4. Bumbu Kacang :
275 267
= [ −1
10 x 10 −6
+ −1
10 x 10−6
:2 ]
= 2,71 x 109 sel/mL
5. Jamu
123 110 34 36
= [ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
+ −1
10 x 10−5
+ −1
10 x 10−5
:4 ]
= 2,33 x 107 sel/mL
6. Bakso
150 147 45 54
= [ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
+ −1
10 x 10−5
+ −1
10 x 10−5
:4 ]
= 3,22 x 107 sel/mL
7. Sirop
56 47
= [ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
:2 ]
= 5,15 x 106 sel/mL
8. Sosis
167 189 75 65 27
= [ −1
10 x 10 −4
+ −1
10 x 10−4
+ −1
10 x 10 −5
+ −1
10 x 10 −5
+ −1
10 x 10−6
:5 ]
= 8,91 x 107 sel/mL
Pembahasan makan yang diujikan yaitu susu kedelai,
Penentuan banyaknya mikroba dalam papaya, madu, bumbu kacang, jambu,
suatu bahan makanan atau minuman dll bakso, sirop dan sosis. Pengisolasian
dilakukan untuk mengetahui sampai bakteri pada sampel dilakukan dengan
seberapa jauh suatu bahan tercemar oleh menggunakan pengenceran bertingkat,
mikroba. Dengan mengetahui jumlah yaitu 10-4, 10-5 dan 10-6. Setiap faktor
mikroba, maka dapat diketahui kualitas pengenceran dilakukan sebanyak dua kali,
mikrobiologi dari bahan tersebut. jadi total pengenceran yang dilakukan
Kandungan mikroba pada suatu bahan juga pada percobaan ini yaitu enam
menentukan tingkat kerusakannya serta pengenceran.
dapat ditentukan oleh tingkat Syarat untuk jumlah koloni yang
kelayakannya untuk dikonsumsi. digunakan dalam perhitungan ini yaitu
Pada percobaan kali ini dilakukan mengikuti standar mutu mikrobiologi yang
perhitungan angka kuman pada beberapa diperbolehkan Kemenkes (25-250), jika
sampel makanan. Terdapat delapan sampel <25 maka dianggap TSUD (Terlalu Sedikit
Untuk Dihitung), dan jika >250 dianggap (jumlah koloni <25 = TSUD). Sehingga
sebagai TBUD (Terlalu Banyak Untuk perhitungan jumlah cfu/ml dilakukan pada
Dihitung). tiga sampel yang memenuhi syarat.
Sebaran jumlah koloni tiap sampel dan Diperoleh hasil total cfu/ml pada sampel
tiap faktor pengenceran menunjukkan madu yaitu 1,83 x 107 sel/mL.
adanya keragaman data, hal ini sesuai Pada sampel keempat yaitu bumbu
dengan prinsip faktor pengenceran, dimana kacang, karena jumlah koloni termasuk
semakin rendah faktor pengenceran TBUD maka yang dilakukan perhitungan
berbanding terbalik dengan jumlah koloni pada faktor pengenceran yang terbesar
mikroba. Pada sampel susu kedelai, yaitu 10-6. Diperoleh hasil total cfu/ml
diperoleh jumlah koloni pada faktor pada sampel bumbu kacang 2,71 x 109
pengenceran 10-4 sampai 10-6 seperti pada sel/mL. Sampel ke lima yaitu jamu, jumlah
data diatas. Setelah dilakukan perhitungan koloni pada faktor pengenceran 10-6
diperoleh jumlah cfu/ml yaitu 1,84 x 108 mengalami TSUD (<25), sehingga tidak
sel/mL. Sampel yang kedua yaitu papaya, dilakukan perhitungan, dan perhitungan
diperoleh jumlah koloni pada faktor hanya pada keempat sampel yang
pengenceran 10-4 sampai 10-6 seperti pada memenuhi syarat. Diperoleh hasil total
tabel, dan terdapat koloni yang tidak cfu/ml yaitu 2,33 x 107 sel/mL. Sampel
mencapai standar mutu mikrobiologi keenam yaitu bakso, sama seperti sampel
menurut Kemenkes (25-250) pada faktor sebelumnya yaitu sampel kelima, terdapat
pengenceran 10-6 (jumlah koloni <25 = jumlah koloni yang TSUD, tidak mencapai
TSUD). Sehingga perhitungan dilakukan atau memenuhi syarat (<25). Perhitungan
hanya untuk koloni pada faktor dilakukan hanya pada keempat sampel
pengenceran yang memenuhi syarat saja yang memenuhi syarat dan diperoleh hasil
(pada keempat faktor pengenceran) yaitu total cfu/ml adalah 3,22 x 107 sel/mL.
pengenceran 10-4 sampai 10-5, dan Pada sampel ketujuh yaitu sirop. Dapat
diperoleh jumlah cfu/ml yaitu 2,67 x 107 dilihat pada data diatas, bahwa hanya
sel/mL. Sampel ketiga yaitu madu, terdapat dua faktor pengenceran yang
diperoleh jumlah koloni pada faktor dihitung jumlah cfu/ml, yaitu pada faktor
pengenceran 10-4 sampai 10-6 seperti pada pengenceran 10-4. Pada faktor pengenceran
tabel, dan terdapat koloni yang tidak yang lain, tidak dilakukan perhitungan
mencapai standar mutu Kemenkes (25- karena mengalami TSUD (<25). Diperoleh
250) pada faktor pengenceran 10-6 dan hasil total cfu/ml adalah 5,15 x 106 sel/mL.
salah satu pada faktor pengenceran 10-5 Sampel yang terakhir yaitu sosis, data
jumlah koloni dapat dilihat pada tabel, dan
terdapat satu faktor pengenceran yang
mengalami TSUD (<25). Hanya kelima
pengenceran saja yang dilakukan
perhitungan, dan diperoleh hasil total
cfu/ml adalah 8,91 x 107 sel/mL.
Berdasarkan hasil analisis data total
spread-plate beberapa sampel diatas,
diperoleh total cfu yang beragam dari
masing-masing sampel yang diujikan. Hal
ini dapat disebabkan karena jumlah
cemaran mikroba pada tiap sampel
berbeda-beda, dan cemaran mikroba pada
sampel yang diujikan dapat dipengaruhi
oleh banyak hal. Penyebab cemaran
mikroba pada makanan dapat dipengaruhi
oleh lama penyimpanan sebelum
dipasarkan ataupun faktor lainnya
disebabkan karena rendahnya sanitasi dan
tingkat higienitas pada proses pengolahan
makanan-makanan tersebut.