Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi

PENENTUAN ANGKA KUMAN

Dian Febriyanti, Kinanthi Kusumawardhani, Anggita Suci Rismawati, Anisa Brahmanda Sari,
Indri Yulianti Hidayah, Wiji Novieyanti Retnoningrum, Dian Lianti.

Fakultas Farmasi – Institut Sains Dan Teknologi Nasional


Juli 2020

ABSTRAK
Penentuan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan lain lain) dilakukan
untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui
jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Kandungan
mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya serta dapat ditentukan
oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.
PENDAHULUAN
Makanan dan minuman adalah semua bahan Mengingat bahwa makanan dan minuman
baik dalam bentuk alamiah maupun dalam yang digunakan kemungkinan mengandung
bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali bakteri patogen maka sebelum digunakan
air dan obat-obatan, karena itu makanan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab
merupakan satu-satunya sumber energi bagi makanan dan minuman harus bebas dari
manusia. Sebaliknya makanan juga dapat bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk
menjadi media penyebaran penyakit. Dengan pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian
demikian penanganan makanan harus bakteriologis makanan dan minuman di
mendapat perhatian yang cukup. Makanan laboratorium. Pengujian ini dapat
yang diproduksi dan diedarkan harus menentukan makanan dan minuman yang
memenuhi syarat-syarat keselamatan, diperiksa tersebut mengandung bakteri
kesehatan, standar mutu, atau persyaratan patogen atau tidak. Dalam prakteknya,
yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis pengujian makanan dan minuman secara
makanan.
bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya menunjukan jumlah mikroba yang masih
bakteri bentuk koli. hidup maupun yang sudah mati.
Pertumbuhan bakteri dengan berbagai cara a. Dengan ruang hitung
yang salah satunya yaitu uji angka lempeng
Yaitu cara mikroskopis dengan
total. Pengukuran dengan platting technique
menggunakan ruang/cawan hitung
(uji angka lempeng total) merupakan metode
khusus.
perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan
didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup Contoh: Slide Pettrof Hauser
akan tumbuh, membelah, dan memproduksi Haemocytometer
satu koloni tunggal. Satuan perhitungan yang
dipakai adalah CFU (Colony Forming Unit) Larutan yang akan diperiksa dimasukan
dengan cara membuat seri pengenceran kedalam ruang hitung Haemocytometer
sampel dan menumbuhkan sampel pada yang telah diketahui volumenya. Ruang
media padat. Pengukuran dilakukan pada hitung tersebut telah terbagi menjadi 9
plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 kotak besar. Satu kotak besar terdiri dari
atau 30-300 (Pratiwi, 2008). 25 kotak sedang yang setiap kotaknya
terbagi lagi menjadi 16 kotak kecil yang
Tujuan dari penentuan angka kuman : luas maupun volumenya sudah
ditentukan. Dengan menghitung
• Untuk menghitung jumlah kuman aerob
mikroorganisme yang berada dalam
yang terdapat dalam produk obat, obat
kotakkotak tersebut dan mengkalikannya
tradisional, makanan, kosmetik, dan alat
dengan volumenya, maka jumlah
kesehatan.
mikroorganisme permililiter dapat
• Untuk menentukan jumlah populasi
diketahui
mikroorganisme dalam suatu kultur atau
sample. b. Metode breed dengan cara film
• Mempelajari teknik pengenceran kuman organisme dikeringkan, difiksasi, lalu
untuk penentuan angka kuman. ditentukan jumlahnya.
c. Dengan preparat olesan (Smear
Penentuan angka kuman ada 2, yaitu : Count)
1. Penentuan angka kuman dengan Membuat preparat oles dari sejumlah
mengukur jumlah sel. volume tertentu dari larutan sampel dan
Umumnya untuk organisme unisel bakteri disebarkan diatas gelas objek dalam luas
dan khamir. Ada dua cara penentuan tertentu pula (misalnya: 1cm3) lalu
angka kuman dengan mengukur jumlah preparat olesan difikasi, diwarnai,
sel, yaitu: dihitung dibawah mikroskop. Dengan
mengetahui luas bidang pandang
a) Secara langsung (Counting Chamber) mikroskop dan jumlah mikroorganisme
Cara perhitungan ; langsung berarti kita yang ada dibidang tersebut, maka jumlah
dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme per milimeter sampel
mikroba pada saat dilakukan perhitungan. dapat diketahui.
Hasil perhitungan secara langsung
2. Secara tidak langsung Digunakan untuk semua tipe
mikroorganisme termasuk yang punya
Cara perhitungan tidak langsung, hasil
filament (benangbenang panjang) seperti
perhitungan jumlah mikroba baru dapat
jamur yang tidak dapat dihitung dengan
diperoleh kemudian setelah dilakukan
mengukur jumlah sel. Penentuan angka
perlakuan terlebih dahulu. Hasil
kuman dengan mengukur masaa sel dapat
perhitungan tidak langsung akan
memperkiraan total protoplasma seluler
menunjukan jumlah mikroba yang masih
per milliliter kultur. Metode yang paling
hidup saja. Adapun caranya :
umum digunakan adalah :
a. Menghitung jumlah mikroba (Total
a) Metode perkiraan kimiawi
Plate Count = Angka Lempeng Total)
Dengan mengukur jumlah senyawa
Metode penghitungan koloni pada plate
yang karakteristik disalam sel.
agar (Agar Plate Count), yaitu metode
Misalnya : Nitrogen seluler, protein,
penemuan angka kuman (enumerasi)
fosfor, DNA, dll.
sel hidup (visible) yang palinng umum
b) Metode dengan mengukur berat kering
digunakan. Metode ini didasari oleh
sel (miselia)
hubungan teoritis bahwa satu sel
Dengan cara larutan yang diperiksa
bakteri menghasilka satu koloni yang
disentrifuge, kemudian endapannya
tumbuh dalam plate agar bersesuaian
dikeringkan untuk kemudian
dengan jumlah bakteri asalnya.
ditimbang.
Keterbatasan luar bidang permukaan
c) Metode dengan mengukur volume sel
plate agar pada petri menghasilkan
Dengan mengukur volume total dari
prosedur plate count didahului dengan
endapan sel yang telah disentrifuge
pengenceran sampel. Jumlah deret
d) Metode tubidimetrik
pengenceran dalam Satu seri
Didasari pada fakta bahwa suatu cahay
tergantung pada kekeruhan sampel
bersesuaian dengan total massanya
awal semakin keruh sampel semakin
dalam kultur tersebut
banyak pengenceran yang diperlukan.
Syarat koloni yang ditentukan untuk
b. Memperkirakan jumlah terkecil
dihitung
mikroba yang ada (MPN = Most
1) Satu koloni dihitung 1 koloni
Probably Number)
2) Duakoloni yang bertumpuk dihitung
c. Cara kekeruhan (turbiditas)
1 koloni
Cara perhitungan tidak langsung dapat
3) Beberapa koloni yang berhubungan
digunakan baik untuk bahan padat
dihitung 1 koloni
maupun cair. Khusus untuk bahan
4) Dua koloni yang berhimpitan dan
padat maka sebelum dilakukan
masih bisa dibedakan dihitung 2
perhitungan bahan itu perlu dilakukan
koloni
pelarutan atau dibuat suspensi, dengan
5) Koloni yang terlalu besar (lebih
memperhitungkan faktor
besar dari setengah cawan) tidak
pengencerannya.
dihitung
6) Koloni yang besarnya kurang dari
3. Penentuan angka kuman dengan
setengah cawan dihitung 1 koloni
mengukur massa sel
BAHAN DAN METODE 5. Inkubasi selama 24 jam
6. Hitung jumlah koloni yang tumbuh
1. Bahan dan Alat
dengan satuan CFU (Coloni Forming
a. Medium petri PCA
Unit)
b. Pipet volume
c. Vortex HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Aquadest steril
Hasil
e. Speader drigalsky
JUMLAH KOLONI DALAM SETIAP CF
N SAM CAWAN PENGENCERAN U
2. Metode kerja O PEL (Sel/
10-4 10-4 10-5 10-5 10-6 10-6
Sampel bahan padat ml)
1. Timbang 1 gram sampel padat lalu 1 SUSU 230 245 134 125 37 43 18,4
KED x
masukankedalam aqusdest steril 9 ml ELAI 106
(pengenceran 2 PEPA 126 132 47 34 12 10 267
YA x
10-1 ) secara aseptis dan divortex. 104
Lalu diambil 1 ml larutan masukan 3 MAD 145 134 24 27 3 5 1,83
U x
dalam 9 ml aquadest steril yang baru 106
(pengenceran 10-2 ) 4 BUM TB TB 336 354 275 267 271
2. Demikian seterusnya sampai tingkat BU UD UD x
KAC 106
pengenceran yang diinginkan. ANG
3. Dari masing-masing 3 pengenceran 5 JAM 123 110 34 36 11 9 2,32
U x
terakhir dipipet 0,1 ml untuk ditanam 106
secara sprade 6 BAKS 150 147 45 54 23 21 3,20
plate pada medium petri PCA O x
106
masing-masing duplo. 7 SIRU 56 47 12 18 1 2 515
4. Inkubasi selama 24 jam P x
104
5. Hitung jumlah koloni yang tumbuh 8 SOSI 167 189 75 65 23 27 3,57
dengan satuan CFU (Coloni Forming S x
106
Unit)

Sampel bahan cair Perhitungan


1. Timbang 1 gram sampel cair lalu
masukan ke dalam aqusdest steril 9 1. Susu Kedelai
2,3 2,45 13,4 12,5 37 43
ml (pengenceran = 10−6 + 10−6 + 10−6 + 10−6 + 10−6 + 10−6
2. 10-1 ) secara aseptis dan divortex. 126
= 10−4 = (110,65 x 106 : 6
Lalu diambil 1 ml larutan masukan
= 18,4416 x 106
dalam 9 ml aquadest steril yang baru
= 18,4 x 106
(pengenceran 10-2 )
2. Papaya
3. Demikian seterusnya sampai tingkat 126 132 47 34
pengenceran yang diinginkan. = 10−4 + 10−4 + 10−5 + 10−5
4. Dari masing-masing 3 pengenceran 126 132 47 34
= 10−4 + 10−4 + 10−4 + 10−4 : 6
terakhir dipipet 0,1 ml untuk ditanam
= 1,068 x 104 : 4
secara sprade plate pada medium petri
= 267 x 104
PCA masing-masing duplo.
3. Madu digunakan adalah susu kedelai, pepaya,
145 134 27 madu, bumbu kacang, jamu, bakso, sirup, dan
= 10−4 + 10−4 + 10−5
14,5 13,4 27 sosis. Perhitungan dilakukan pada cawan
= 10−5 + 10−5 + 10−5 dengan jumlah koloni 25-250 ( kemenkes)
54,9
= (54,9 x 105 ) : 3 atau 30-300.
10−5
= 18,3 x 104 Untuk sampel pertama yaitu susu kedelai dari
= 1,83 x 106 pengeceran yang didapatkan adalah 18,4 ×
4. Bumbu Kacang 10ˆ6 patokan untuk bahan sampel susu
275 267 542
= 10−6 + 10−6 = 10−6 kedelai menurut permenkes jumlah batas
= (542 x 106 ) : 2 yang masih bisa diterima 104 koloni/g dan
= 271 x 106 batas maksimal 105 koloni/g menggunakan
5. Jamu uji ALT. Untuk sampel kedua yaitu pepaya
123 110 34 36 dari pengeceran yang didapatkan adalah 267
= 10−4 + 10−4 + 10−5 + 10−5
× 104 menurut permenkes jumlah batas yang
12,3 11 34 36
= 10−5 + 10−5 + 10−5 + 10−5 masih bisa diterima 10 koloni / g dan batas
93,3 maksimal 102 koloni/g menggunakan alat uji
= (93,3 x 105 ) : 4
10−5 parameter mikroba atau jenis mikroba
= 23,325 x 105 dengan escherichia coli. Untuk sampel madu
= 2,32 x 106 dari pengenceran yang didapatkan adalah
6. Bakso 1,83 × 10ˆ6 menurut permenkes
150 147 45 54
= 10−4 + 10−4 + 10−5 + 10−5
Untuk bumbu kacang dari pengeceran yang
15 14,7 45 54
= −5
+ −5
+ −5
+ didapatkan adalah 271 ×10ˆ2
10 10 10 10−5
5
= (128,7 x 10 ) : 3 Untuk jamu dari pengenceran yang
= 32,175 x 105 didapatkan adalah 2,32×10ˆ6
= 3,20 x 106
7. Sirup Untuk bakso dari pengenceran yang
56
= 10−4 + 10−4
47 didapatkan adalah 3,20×10ˆ6

= (103 x 104 ) : 2 Untuk sirup dari pengenceran yang


= 515 x 104 didapatkan adalah 515×10ˆ4
8. Sosis
167 189 75 65 27
Untuk sosis dari pengeceran yang didapatkan
= 10−4 + 10−4 + 10−5 + 10−5 + 10−6 adalah 6,57×10ˆ6 . menurut permenkes
16,7 18,9 75 65 2,7 jumlah batas yang masih bisa diterima
= 10−5 + 10−5 + 10−5 + 10−5 + 10−5
178,3 dengan jenis mikroba kapang dan khamir
= (178,3 x 105 ) : 5 adalah 10 koloni/g dan batas maksimal
10−5
= 35,66 x 105 adalah 102 koloni/g dan jenis mikroba
= 3,57 x 106 salmonella jumlah batas yang masih bisa
diterima negatif/25 g dan batas maksimal NA
PEMBAHASAN dan denga uji parameter mikroba ALT
jumlah yang masih bisa diterima adalah 103
Pada percobaan praktikum kali ini,
koloni/g dan jumlah batas maksimal adalah 5
penentuan angka kuman. Sampel yang
× 10ˆ4 koloni/ g
KESIMPULAN
1. Jumlah kuman perhitungan kuman yang
didapat tergantung pada jumlah bakteri
yang terdapat saat pengenceran.
2. Prinsip metode cawan hitung ( plate
count) adalah jika sel mikroba yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium
agar, maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop.
3. Pengenceran adalah mencampur larutan
pekat ( konsentrasi tinggi ) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh
volume akhir yang lebih besar.
4. Perhitungan angka kuman bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh bahan
tercemar oleh mikroba.

DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen Praktikum Mikrobiologi Farmasi.
2020. Buku Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Fakultas
Institut Sains dan Teknologi Nasional.
Campbell,N.A.Dan Reece,J.B.,2015. Biologi
Jilid 2 .Erlangga : Jakarta
Hadioetomo,R,S.,1990. Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek.Gramedia,.Jakarta
Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republic Indonesia. PERATURAN BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NO
13.2019.Tentang Batas Maksimal Cemaran
Mikrobiologi.
Pratiwi, S.T., 2008, Buku Ajar Mikrobiologi
Farmasi, Erlangga, Jakarta.
Waluyo, L., 2010, Teknik dan Metode Dasar
dalam Mikrobiologi, Universitas
Muhammadiyah Malang Press, Malang.

Anda mungkin juga menyukai