Anda di halaman 1dari 13

Nama: Wahyu Setiyaningsih

NPM: 2010070150023
Prodi: Farmasi Klinis
Mata Kuliah: Kimia Medisinal
Dosen Pembimbing: apt. Meiridha Mutiara Andania, M.Farm
A. Hubungan Struktur, Sifat Kimia Fisika Kelarutan
Obat
● Sifat hidrofilik atau hidrofobik berkaitan dengan kelarutan dalam air
● Sifat lipofilik atau lipofobik berkaitan dengan kelarutan dalam lemak
● Gugus yang dapat meningkatkan kelarutan molekul dalam air yaitu gugus hidrofilik (polar)
● Gugus yang dapat meningkatkan kelarutan molekul dalam lemak yaitu gugus lipofilik (nonpolar)
Kelarutan
● Sifat kelarutan berhubungan dengan aktivitas biologis dari senyawa seri homolog dan proses absopsi obat yang
mempengaruhi intensitas aktivitas biologis obat.
● Overton (1901) kelarutan senyawa organik dalam lemak berpengaruh terhadap mudah atau tidaknya penembusan membran
sel.
● Senyawa nonpolar mudah larut dalam lemak,koefisien partisi lemak/air besar yang mudah menembus membran sel secara
difusi pasif
kelarutan
● Mudah tidaknya penembusan membran biologis
● Lipofol-hirofob
● Hidrofil-lipofob
a. Hidrofilik(makin kekanan makin menurun)
- kuat
- Sedang
- Ikatan tak jenuh
b. Lipofilik = rantai hidrokarbon alifatik, alkil, aril, hidrokarbon polisiklik
Struktur obat
A. Senyawa obat berstruktur spesifik
yaitu obat-obat yang aktivitas biologisnya disebabkan oleh sifat kimianya dan kerja obat ditentukan oleh interaksi langsung
antara obat dengan reseptor atau akseptor spesifik.
Yang berperan menentukan aktivitas biologis:
-kereaktifan kimia
- Sterokimia
- Ikatan kimia
- Interaksi obat reseptor
- Distribusi gugus fungsi
- Efek induksi dan resonansi
- Distribusi elektronik
B. Senyawa Obat Berstruktur Tidak Spesifik
obat yang bekerja secara langsung dan tidak tergantung struktur kimianya, kecuali bahwa struktur kimianya mempengaruhi sifat
fisikokimianya. Struktur kimia bervariasi, tidak berinteraksi dengan reseptor spesifik, sifat fisika kimia lebih berpengaruh dibanding
struktur kimianya.
- Struktur kimia ->Sifat kimia fisika->Aktivitas biologis
- Aktivitas termodinamika
- Kelarutan
- Koefisien partisi lemak-air
- Derajat ionisasi
- Pembentukan kelat
- Potensial redoks
- Tegangan permukaan
contoh: anastesi sistemik, insektisida, diuretik
Sifat fisika kimia
● Dapat mempengaruhi aktivitas biologis obat karena dapat mempengaruhi distribuusi obat dalam tubuh dan proses interaksi O-
R
● Sifat fisika kimia berupa:
- ionisasi
- pembentukan kelat
- potensial redoks
- tegangan permukaan
● Struktur kimia suatu obat umunya terdiri dari inti dan rantai samping.
● Struktur inti dapat berbentuk cincin siklik, heterosiklik atau polisiklik.
● Rantai samping (R) dapat berupa alifatik, siklik, atau heterosiklik.
● Rantai samping bertindak sebagai gugus minorbatau radikal bebas, menentukan aktivitas biologi dan sifat kimia fisika obat.
Sifat kimia fisika sebagai dasar aktivitas obat
● Pada proses absorbsi dan distribusi obat dipengaruhi oleh sifat lipofilik suatu obat (kelarutan dalam lemak/air) dan sifat elektronik
molekul obat (derajat ionisasi, suasana pH)
● Pada proses interaksi obat dan reseptor dipengaruhi oleh: tipe ikatan kimia, interaksi hidrofobik, kerapatan elektron, ukuran
molekul obat, dan efek sterokimia -> sifat sterik dan elektrik molekul obat.
Hubungan koefisien partisi vs efek anestesi sistemik
● Postulat overton dan mayer
a. Senyawa kimia yang tidak reaktif dan mudah larut lemak (contohnya, eter, hidrokarbon, hidrokarbon terhalogenasi) dapat
memberikan efek narkosis pada jaringan hidup ssuai kemampuannya untuk terdistribusi ke dalam jaringan sel
b. Efek terlihat jelas terutama pada sel-sel yang banyak mengandung lemak,seperti sel saraf.
c. Efisiensi anestesi atau hipnotik tergantung pada koefisien partisi lemak/air atau distribusi senyawa dalam fase lemak dan
fase air jaringan.
Hubungan struktur, sifat kimia fisika dengan sterokimia obat

● Interaksi obat- reseptor dipengaruhi oleh distribusi muatan elektronik,bentuk konformasi obat dan reseptor
● Aktivitas obat tergantung pada stereokimia molekul obaat, jarak antar atom dan gugus, distribusi elektronik dan konfigurasi
molekul.
● Perbedaan aktivitas farmakologis dari stereoisomer disebabkan oleh: perbedaan dalam distribusi isomer dalam tubuh, perbedaan
dalam sifat-sifat interaksi obat reseptor, perbedaan dalam adsorpsi isomer-isomer pada permukaan reseptor.
Aspek stereokimia

● Isoterisme
untuk menggambarkan seleksi dari bagian struktur yang karena karakteristik sterik, elektronik dan sifat kelarutannya,
memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur molekul obat
Isomer
isosteris adalah senyawa, kelompok atom, radikal atau molekul yang mempunyai jumlah dan pengaturan elektron sama ,
isoelektrik dan mempunyai kemiripan sifat-sifat fisik dan kimia, keelektronegatifan atau sterokimia
Contoh: molekul N2 dan CO -> total elektron=14, tidak bermuatan dan menunjukkan sifat fisik seperti kekentalan, kerapatan, indeks
refraksi, tetapan dielektrik dan kelarutan yang relatif sama
Prinsip isoterisme digunakan untuk
● Mengubah struktur senyawa sehingga didapatkan senyawa dengan aktivitas yang dikehendaki (lebih aktif, toksisitas rendah, dll)
● Mengembangkan analog dengan efek biologis yang lebih selektif
● Mengubah struktur senyawa sehingga bersifat antagonis terhadap normal metabolit (antimetabolit)

Anda mungkin juga menyukai