PEMBAHASAN
Ekonomi Syariah yang ditulis Pradja menjelaskan tentang tiga syarat berikut:
2
(a) lafazh yang diutarakan harus memiliki makna luas menurut pemakaian
bahasa Arab,
(b) ada kesetaraan pada makna lafadz secara lahiriah dengan niat dan ada
tanda-tanda yang menguatkan posisi niat (maksud tujuan) maka niat tersebut tidak
bisa dijadikan sandaran hukum, dan
(c) Konsekuensi hukum yang dilahirkan atas niat lebih rendah (ringan)
deretannya dari makna lahiriah lafadz (ucapan), apabila tidak demikian,niat itu tidak
diperdulikan..3
1 Pertiwi Utami, et al . Management of Zakat Payment Based on Fintech for the Good Corporate Governance
ImproveEastern Journal of Economics and Finance, 4(2), 2019, hlm. 41-50
2 Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 143-151. 28 Juhaya, Ibid.
Hlm.
19.
3 Pratiwi Utami, et al. (2019). Op.,cit
nisbi karena banyak maslahah yang didalamnya terkadang mengandung unsur
mafsadat,begitu juga sebaliknya. Dalam kaidah fiqhiyah:
iv. Syak; keragu-raguan, adalah posisi dimana kita tidak cenderung pada
yang kiri ataupun pada yang berada dikanan,
v. Dzan kuat; salah satu dari kedua belah sisi lebih kuat dari pada sisi
lainnya,
4 Ibid,
5 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Kencana, Bandung, 2014 hal 3-4
vi. Dzan kuat; salah satu dari sisi lebih kuat, tetapi kekuatan tersebut tidak
serta merta mengalahkan sisi lain secara keseluruhan atau mutlak,
dan
vii. Wahm; merupakan sisi yang lemah dan dikalahkan oleh sisis lainnya.
Artinya, sisi dzan saling bertentangan dengan sisi wahm.
Ijtihad terbagi dua bagian.Pertama, ijtihad memahami makna nash (teks Al Quran dan As
sunah), dilakukan apabila makna teks Al Quaran dan As sunah kurang jelas. Kedua,
ijtihad degan jalan menempelkan hukum baru dengan hukum yang telah ditetapkan nash
(teks Al Quran dan As sunah) melalui jalur qiyas (analogi) masalah atau selain keduanya
7
dari jenis-jenis dalil kontemporer yang dipergunakan dalam batasan Ijtihad. Seperti,
dalil urut (adat) dan istishab. Keenam, Teori Perwalian (Nadhariyat Al-Walayah). Perwalian
yaitu otoritas yang
diberikan syariat Islam kepada seseorang untuk melakukan tindakan yang mengikat sebagai
tindakan perwalian yang memiliki batasan dan ketentuan hukum.
Tawabi. Dalam kaidah fiqh: “ at-tabi’u tabi’,”(sesuatu yang mengikat [menempel pada
sesuatu] hukumnya mengikat pada sesuatu).Oleh karena suatu benda yang mengikat
pada benda lain,hukumnya juga mengikat pada sesuatu yang mengikat induk tersebut.
Meskipun tidak disebutkan secara spesifik ketika akad dilaksanakan. Kesembilan, Teori
Jaminan (Nadhariyat Al-Dhaman). Bermula dari masalah kharaj yang diartikan sesuatu yang
dihasilkan atau output dari sesuatu yang diperihalah,dijaga ataupun dipergunakan
karena menjaga harta atau barang milik orang lain. Dalam kaidah, “ al-kharaj bi dhaman”
(kharaj itu diikat dengan tanggungan.
kesempatan untuk mengembangkan hidup manusia dalam bidang muamalah. Selain itu, hal
tersebut dimaksudkan agar perkembangan manusia tersebut tidak menimbulkan kerugian-
kerugian bagi beberapa pihak lain yang terlibat di dalamnya.
Dari definisi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fiqh muamalah adalah sebuah
pengetahuan tentang suatu kegiatan atau transaksiyang telah ditetapkan sesuai hukum-
hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-
dalil Islam. Ruang lingkup fiqh muamalah adalah birisi tentang keseluruhan kegiatan
muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam atau peraturanperaturan mutlak yang
berisi perintah atau larangan seperti wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Dalam
sebuah hukum fiqih, itu terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam
kaitannya dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan horizontal
antara manusia dengan manusia lainnya.10
Pengertian Muamalah dari segi istilah dapat diartikan dengan arti yangluas dan dapat pula
dengan arti yang sempit. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian muamalah, yaitu :
• Menurut Louis Ma‟luf, pengertian muamalah adalah hukum
-hukum syarayang berkaitan dengan urusan dunia, dan kehidupan manusia, seperti
jual beli, perdagangan, dan lain sebagainya.
seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam
sekitarnya
c. Pembagian Muamalah
• uamalahAl-MadiyahAl-Muamalah Al-Madiyah adalah muamalah yang mengakaji
segi objeknya, yakni benda. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Muamalah
Al-Madiyah bersifat kebendaan, yakni benda yang halal, haram, dan syubhat
untuk dimiliki, diperjual belikan, atau diusahakan, benda yang menimbulkan
kemadharatan dan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, dll. Semua aktivitas
yang berkaitan dengan benda, seperti al-bai’ (jual beli) tidak hanya ditujukan untuk
memperoleh keuntungan semata, tetapi jauh lebih dari itu, yakni untuk
memperoloh ridha Allah SWT.
Jadi kita harus menuruti tata cara jual beli yang telahditentukan oleh 11
•
c. Konsef Dasar Fiqih Muamalahdengan
SWT agar bisa menjadi solusi yang super baik (best solution) untuk ummat manusia.
Karena konsep mu’amalah adalah konsep yang berlandaskan al- Qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad Saw.
Dilihat dari segi bagian-bagiannya, ruang lingkup syariah dalam bidang muamalah,
menurut Abdul Wahhab Khallaf (1978: 32-33),meliputi :a)
• Ahkam al-ahwal al- syakhshiyyah ( Hukum Keluarga ), yaitu hukum- Hukum yang
mengatur tentang hak dan kewajiban suami, istri dan anak. Inidimaksudkan
untuk memelihara dan membangun keluarga sebagai unitterkecil. B)
f. Prinsip-prinsip Muamalah
Agar kegiatan muamalah seseorang sejalan dengan ketentuan agama maka dia harus
menyelaraskan dengan prinsip-prinsip muamalah yang digariskan dalam ajaran Islam.
Prinsip-prinsip muamalah adalah hal-hal pokok yang harus dipenuhi dalam melakukan
aktifitas yang berkaitan dengan hak hak kebendaan dengan sesama manusia. Hal-hal yang
menjadi prinsip dalam bermuamalah :
Menurut Ulama fikih, mereka sepakat bahwa hukum asal dalam transaksi muamalah adalah
diperbolehkan (mubah), kecuali ada sebuah nash yang melarangnya. Maka dari itu, manusia
Berbeda dengan ibadah, hukum asalnya adalah dilarang. Kita tidak bisa melakukan sebuah
ibadah jika memang tidak ditemukan nash yang memerintahkannya atau dengan kata lain
ibadah kepada Allah tidak bisa dilakukan jika tidak terdapat syariat dariNya. Kaidah ini
menjadikan fiqh muamalah fleksibel, tidak kaku, dan tidak ketinggalan zaman sehingga
dapat menjawab persoalan fikih kontemporer saat ini.
Prinsip-prinsip muamalah adalah dibuat agar aktivitas jual beli yang dilakukan oleh manusia
ini sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan. Salah satu prinsip muamalah yang paling
penting adalah prinsip saling suka atau saling rela (‘an Tara>dhin). Prinsip ini
menitikberatkan bahwa semua aktivitas yang berhubungan dengan jual beli itu tidak
diperbolehkan dilakukan dengan paksaan, kecurangan, penipuan, intimidasi, dan praktik-
praktik lainnya yang berpotensi dapat menghilangkan kebebasan, kejujuran, dan kebenaran
dalam sebuah transaksi.Seperti halnya yang dikatakan Wahbah al-Zulaihy dalam
kitabnyayang berjudul al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, dikatakan bahwa prinsip dasar yang
telah ditetapkan Islam mengenai perdagangan atau jual beli adalah ‘an Tara>dhin (suka
sama suka), hal itu sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 29; f11) 17