Anda di halaman 1dari 11

Fiqih Muamalah : Hal Dasar yang Harus

Diketahui
69
SHARES
Share to FacebookShare to Twitter

Pembahasan kali ini membahas mengenai hal-hal dasar yang harus diketahui dalam fiqih
muamalah, seperti sumber hukum fiqih muamalah, pengertian, lingkup kajian, dan lain
sebagainya. Selalu ditekankan bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, dari mulai
bangun tidur sampai tidur lagi dan setiap segala aktivitas ada contoh dan panduannya.

Begitu pula pada pembahasan kali ini, yaitu dengan adanya fiqih muamalah mengatur segala
urusan transaksi. Allah membuat peraturan dalam muamalah hakikatnya adalah mendatangkan
segala kemashlahatan untuk kita dan menghilangkan segala ke mudhorotan. Seperti Allah
mengharamkan RIBA karena terdapat banyak kemudhoratan didalamnya, bahkan untuk aspek
makro ekonomi dapat menyebabkan kehancuran.

Setiap yang Allah larang pasti ada penggantinya, Allah melarang riba diganti dengan bolehnya
jual beli. Allah melarang zina diganti dengan bolehnya menikah, Allah melarang mengkonsumsi
babi diganti dengan bolehnya sapi, dan lain sebagainya. Dan yang harus diperhatikan benar
adalah setiap opsi pengganti yang diberikan Allah adalah lebih BAIK.

Sumber Hukum Fiqih Muamalah


Sumber hukum fiqih muamalah yang terdapat dalam alqur’an adalah pada surat An nisa’, yaitu
perintah untuk perniagaan dengan adanya saling ke ridhoan atau rela dan jangan melakukannya
dengan cara yang bathil:

‫اا‬‫سككمم إإان ا‬ ‫ايِاَ أاييِاهاَ الاإذيِان آامكنوُا لَ تاأمكككلوُا أامماوُالاككمم باميناككمم إباَملاباَإطإل إإلَ أامن تاككوُان تإاجاَارةة اعمن تاارا ض‬
‫ض إممنككمم اولَ تامقتككلوُا أامنفك ا‬
َ‫اكاَان بإككمم ارإحيةما‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu….”. (Q.S An nisa [4]: 29).

Untuk hukum asal dari fiqim muamalah ini adalah boleh (mubah), sebagaimana yang telah sering
kita dengar:

َ‫الصأل فى المعاَملة الباَحة إلَ أن يِدل دليل على تحريِمها‬

Artinya: “Hukum asal semua bentuk muamalah adalah mubah (boleh), kecuali ada dali yang
mengharamkannya (melarang)”
Pengertian Fiqih Muamalah Menurut Pakar

Muamalah merupakan salah satu bagian dari hukum Islam, hal ini sesuai dengan uraian yang
diungkapkan bahwa muamalah merupakan bagian dari hukum Islam, yaitu hal yang mengatur
hubungan antarmanusia dalam masyarakat berkenaan dengan kebendaan dan kewajiban.
Pengertian fiqih muamalah menurut istilah dibagi menjadi dua yaitu:

#Pengertian Fiqih Muamalah Dalam Arti Luas

Di antara definisi fiqih muamalah yang dikemukakan oleh para ulama (pakar) adalah seperti
keterangan berikut ini:

1) Menurut Wahbah Zuhaily : Pembahasan fiqih muamalah sangat luas, mulai dari hukum
pernikahan, transaksi jual beli, hukum pidana, hukum perdata, hukum perundang-undangan,
hukum kenegaraan, keuangan, ekonomi, hingga akhlak dan etika.

2) Ad Dimyati : Mendifinisikan fiqih muamalah sebagai aktivitas untuk menghasilkan duniawi


yang menyebabkan keberhasilan masalah ukhrawi.

3) Musa : Mengartikan fiqih muamalah sebagai peraturan-peraturan Allah yang diikuti dan
ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa fiqih muamalah adalah aturan-aturan (hukum)
Allah yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan
yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Menurut pengertian ini, manusia, kapanpun, dan dimanapun harus senantiasa mengikuti aturan
yang telah ditetapkan Allah swt., sekalipun dalam perkara yang bersifat duniawi, sebab segala
aktivitas manusia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak diakhirat.

#Pengertian Fiqih Muamalah Dalam Arti Sempit

Beberapa pengetian fiqih muamalah menurut ulama dan pakar, antara lain dikemukakan oleh
Suhendi,ia mengemukakan pendapat Hudhari Beik bahwa fiqih muamalah adalah semua akad
yang membolehkan manusia saling menukar manfaat. Menurut Ahmad, fiqih muamalah adalah
aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fiqih muamalah dalam arti sempit terkonsentrasi
pada sikap patuh pada aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan berkaitan dengan interaksi dan
perilaku manusia lainnya dalam upaya memperoleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan
harta benda.

Baca Juga : Jual Beli yang Dilarang Dalam Islam

Pembagian dan Lingkup Kajian Fiqih Muamalah

Pembagian fiqih muamalah yang dikemukakan ulama fiqih sangat bervariasi bergantung pada
sudut pandang mereka mengkonsepsikan dalam pengertian luas atau dalam pengertian sempit.
Abidin dan Suhendi mengemukakan pendapat seorang yang mendefinisikan fiqih muamalah
dalam arti luas, lalu membaginya menjadi lima bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Hukum Kebendaan (Mua’wadhoh Maliyah)

2. Hukum Perkawinan (Munakahat)


3. Hukum Acara (Muhasanat)

4. Pinjaman (Amanah dan Ariyyah)

5. Harta Peninggalan (Tirkah)

Sedangkan Masduki mengemukakan pendapat Al Fikri dalam kitab Al Mua’malah Al madiyyah


wal Adabiyyah, membagi fiqih muamalah menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

a. Al Muamalah Al Maddiyyah

Adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu benda. Sebagian ulama berpendapat
bahwa al muamalah al maddiyyah bersifat kebendaan, yakni benda yang halal, haram, dan
syubhat untuk dimiliki, diperjual belikan atau diusahakan, benda yang menimbulkan
kemudharatan dan mendatangkan kemashlahatan bagi manusia dan lainnya.

b. Al Muamalah Al Adabiyyah

Adalah muamalah yang ditinjau dari cara tukar-menukar benda, yang sumbernya dari pancera
indera manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti jujur,
hasud, iri, dendam, dan lain-lain.

Menurut Syafe’i dan Suhendi menyebutkan lingkup fiqih muamalah adabiyah adalah ijab dan
kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban,
kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang bersumber dari
indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.

Sedangkan lingkup cakupan al muamalah al madiyyah, yaitu berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:

– Jual beli (al bai’ at tijaroh)

– Gadai (rahn)

– Jaminan dan Tanggungan (kafalah dan dhaman)

– Pemindahan Hutang (hiwalah)

– Jatuh Bangkit (taflis)

– Batas berindak (al hajru)

– Perseroan atau Perkongsian (asy syirkah)

– Perseroan harta atau tenaga (al mudhorobah)


– Sewa-menyewa tanah (al musaqoh al mukhobaroh)

– Upah (Ujroh al amah)

– Gugatan (Asy Syuf’ah)

– Sayembara (Jua’lah)

– Pembagian kekayaan bersama (al qismah)

– Pemberian (Hibah)

– Pembebasan (al ibra’)

– Damai (ash shulhu)

Beberapa masalah mu’asiroh, muhadisah, seperti masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan
masalah lainnya.

Kesimpulan

Demikian beberapa hal dasar yang harus diketahui untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya
dalam fiqih muamalah, semoga mendapat pencerahan. Untuk lengkapnya dalam memahami hal
dasar dalam fiqih muamalah, dapat membaca buku “Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer,
Karya Prof. Dr. H. Ismail Nawawi, MPA, M.si” di artikel ini hanya ringkasan dari buku itu yang
membahas mengenai hal dasar dalam fiqih muamalah.

Semoga Bermanfaat & Salam Berbagi


Beranda › Makalah

PENGERTIAN FIQIH MUAMALAH


Ditulis oleh Zain Elhasany 20.47 2 Komentar
PENGERTIAN FIQIH MUAMALAH
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah memberikan karunia pada kaum muslimin sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dan semoga sholawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW,yang kita nanti-natikan syafa’atnya diyaumul kiyamah kelak.
Makalah ini berisikan uraian mengenai PENGERTIAN FIQIH MUAMALAH , yang diantaranya ada
pengertian, arti pentingnya, dll.

Baca Juga
 Makalah; HUKUM ADAT PERTANAHAN
 Makalah; PENGELOLAAN WAKAF DI INDONESIA
 Contoh Kata Pengantar Makalah yang Benar

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas dan juga memberi pemahaman tentang materi tersebut
kepada para pembaca.
Mudah-mudahan memenuhi harapan berbagai pihak.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang berkodrat hidup dalam bermasyarakat. Sebagai
makhluk sosial dalam hidupnya manusia memerlukan manusia-manusia lain yang bersama-sama hidup
bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain, disadari atau tidak, untuk mencukupkan
kebutuhan-kebutuhan hidup.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian muamalat?
2. Apa arti penting muamalah islam dalam kehidupan masyarakat?
3. Apa prinsip-prinsip muamalah islam?
4. Apa saja ruang lingkup dari fiqih muamalah?
5. Apa arti penting pendidikan muamalah islam?

C. Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui pengertian muamalat.
2. Agar mengetahui arti penting muamalat dalam kehidupan masyarakat.
3. Agar mengetahui prinsip-prinsip muamalat dalam islam.
4. Agar mengetahui ruang lingkup dari fiqih muamalat.
5. Agar mengetahui arti penting pendidikan muamalat islam


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
• Muamalah secara bahasa sama dengan kata (mufa alatan) yang artinya saling bertindak atau saling
mengamalkan.
• Muamalah secara istilah aturan-aturan(hukum-hukum) allah untuk mengatur manusia dalam
kaitannya dalam urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
• Fiqih menurut al-jurjani dalam kitabnya at-ta’riifat, hanya menyangkut hukum syara’ yang
berhubungan dengan perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dalinya yang terperinci.
• Menurut Muhammad Yusuf Musa pengertian fiqih muamalah yaitu, Peraturan-peraturan Allah yang
harus diikuti dan dita’ati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia”. Namun
belakangan ini pengertian muamalah lebih banyak dipahami sebagai aturan-aturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan mengembangkan harta benda atau lebih
tepatnya dapa dikaakan sebagai aturan Islam tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia
• Jadi pengertian Fiqih muamalah : hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam
persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jual beli, hutang piutang, kerja sama dagang,
perserikatan, kerja sama dalam penggarapan tanah, dan sewa menyewa.

B. Arti penting muamalah islam dalam kehidupan masyarakat


Husein Shahhathah (Al-Ustaz Universitas Al-Azhar Cairo) dalam buku Al-Iltizam bi Dhawabith asy-
Syar’iyah fil Muamalat Maliyah (2002) mengatakan, “Fiqh muamalah ekonomi, menduduki posisi yang
sangat penting dalam Islam. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam aktivitas muamalah, karena itu
hukum mempelajarinya wajib ‘ain (fardhu) bagi setiap muslim.

Husein Shahhatah, selanjutnya menulis, “Dalam bidang muamalah maliyah ini, seorang muslim ber-
kewajiban memahami bagaimana ia bermuamalah sebagai kepatuhan kepada syari’ah Allah. Jika ia tidak
memahami muamalah maliyah ini, maka ia akan terperosok kepada sesuatu yang diharamkan atau
syubhat, tanpa ia sadari. Seorang Muslim yang bertaqwa dan takut kepada Allah swt, Harus berupaya
keras menjadikan muamalahnya sebagai amal shaleh dan ikhlas untuk Allah semata”
Memahami/mengetahui hukum muamalah maliyah wajib bagi setiap muslim, namun un-tuk menjadi
expert (ahli) dalam bidang ini hukumnya fardhu kifayah. Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Khattab
berkeliling pasar dan berkata :
“Tidak boleh berjual-beli di pasar kita, kecuali orang yang benar-benar telah me-ngerti fiqh (muamalah)
dalam agama Islam” (H.R.Tarmizi).

Berdasarkan ucapan Umar di atas, maka dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa umat Islam Tidak boleh
beraktifitas bisnis, Tidak boleh berdagang, Tidak boleh beraktivitas per-bankan, Tidak boleh beraktifitas
asuransi, Tidak boleh beraktifitas pasar modal, Tidak boleh beraktifitas koperasi, Tidak boleh beraktifitas
pegadaian, Tidak boleh beraktifitas reksadana, Tidak boleh beraktifitas bisnis MLM, Tidak boleh
beraktifitas jual-beli, Tidak boleh bergiatan ekonomi apapun, kecuali faham fiqh muamalah.
Sehubungan dengan itulah Dr.Abdul Sattar menyimpulkan Muamalat adalah inti terdalam dari tujuan
agama Islam untuk mewujudkan kemaslahatan manusia.

Dalam konteks ini Allah berfirman :


‘Dan kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata, “Hai Kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali Tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan Janganlah kamu kurangi takaran dan
timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik. Sesungguhnya aku khawatir
terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)”.
Dan Syu’aib berkata,”Hai kaumku sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Janganlah kamu
merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi
dengan membuat kerusakan. (Hud : 84,85)

C. Prinsip-prinsip muamalah dalam islam


1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh al-qur’an dan
sunnah rasul. Bahwa hukum islam memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam
muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat.
2. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela , tanpa mengandung unsur paksaan. Agar kebebasan
kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.
3. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat
dalam hidup masyarakat. Bahwa sesuatu bentuk muamalat dilakukan ats dasar pertimbangan
mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat.
4. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan,
unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Bahwa segala bentuk muamalat yang
mengundang unsur penindasan tidak dibenarkan.

D. Ruang lingkup
ruang lingkup fiqh muamalah terbagi dua, yaitu ruang lingkup muamalah muamalah madiyah dan
adabiyah.
Ruang lingkup muamalah madiyah ialah masalah jusl beli ( al-ba’i/ al-tijarah) , gadai (al-rahn), jaminan
dan tanggungan (kafalah dan dhaman), pemindahan utang (Al-hiwalah), jatuh bangkrut(taflis) , batasan
bertindak (alhajru) , perseroan atau perkongsian (al-syirkah), perseroan harta tenaga (al –mudhorobah),
sewa menyewa tanah (al-mukhorrobah) upah(ujrah al-amal), gugatan (al-ssssssssuf’ah), sayembara(al-
ji’alah) pembagian kekayaan bersama (al-qismah), pemberian (al-hibah), pembebasan (al-ibra’) damai
(as-shulhu), dan di tambah dengan beberapa masalah kontemporer(al-mu’asirah/ al muhadisah), seperti
masalah bunga bank, dan asuransi kredit.
Ruang lingkup muamalah yang bersifat adabiyah ialah ijab qobul, saling meridhoi, tidak ada
keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran, pedagang, penipuan, pemalsuan,
penimbunan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya dengan
peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.

E. Hubungan fiqh muamalah dengan fiqh lain


Para ulama fiqh telah telah mencoba mengadakan pembidangan ilmu fiqh, namun diantara mereka
terjadi perbedaan pendapat dalam pembidangannya. Di sini hanya akan di kemukakan pendapat yang
membaginya menjadi dua bagian besar, yaitu:
a. ibadah, yakni segala perbuatan yang di kerjakan untuk mendekatkan diri pada allah, seperti sholat,
siyam, zakat, haji dan jihad
b. muamalah, segala persoalan yang berkaitan dengan urusan dunia dan undang undang. Pembagian di
atas lebih banyak di sepakati oleh para ulama’. Hanya maksut dari muamalah di atas ialah muamalah
dalam arti luas, yang mencakup bidang bidang fiqh lainnya. Dengan demikian, muamalah dalam arti luas
merupakan bagian dari fiqh secara umum. Adapun fiqh muamalah dalam arti sempit merupakan bagian
dari fiqh muamalah dalam atri luas yang setara dengan bidang fiqh di bawah cakupan arti fiqh secara
luas.

F. Arti penting pendidikan muamalat islam


1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt yang
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan di lakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh
kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan
dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup didunia dan di akhirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-
kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang
dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum system dan fungsional.
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama islam
agar bakat tersebut dapat berkembangsecara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri
dan bagi orang lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
• Pengertian fiqih muamalat
Fiqih muamalah : hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan keduniaan,
misalnya dalam persoalan jual beli, hutang piutang, kerja sama dagang, perserikatan, kerja sama dalam
penggarapan tanah, dan sewa menyewa.
• Arti penting muamalat islam dalam kehidupan masyarakat
memahami muamalah maliyah ini, maka ia akan terperosok kepada sesuatu yang diharamkan atau
syubhat, tanpa ia sadari. Seorang Muslim yang bertaqwa dan takut kepada Allah swt, Harus berupaya
keras menjadikan muamalahnya sebagai amal shaleh dan ikhlas untuk Allah semata”
Memahami/mengetahui hukum muamalah maliyah wajib bagi setiap muslim, namun un-tuk menjadi
expert (ahli) dalam bidang ini hukumnya fardhu kifayah.
• Prinsip-prinsip muamalat dalam islam
1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, keecuali yang ditentukan oleh al-qur’an dan
sunnah rasul.
2. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur paksaan.
3. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat
dalam hidup masyarakat.
4. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan,
unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.
• Ruang lingkup muamalat

B. Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusias dari pembaca yang telah sudi
menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan saran dan kritik konstruktif kepada penulis
demi kesempurnaan makalah ini dan makalah di kesempatan berikutnya yang akan membawa kepada
suatu kebenaran.Semoga makalah ini berguna bagi kelompok kita pada khususnya juga para pembaca
yang dirahmati Allah Azza wa Jalla. Amiin


DAFTAR PUSTAKA

KH. Basyir Ahmad Azhar, MA, Asas-asas hukum muamalat(hukum perdata islam), yogyakarta: UII pres,
2000,2004.

Anda mungkin juga menyukai