Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

RUANG LINGKUP MUAMALAH

Disusun Oleh :
Kelompok 4 / 3 B
1. Diska Puspita ( 920173062 )
2. Dwi Utami ( 920173063 )
3. Eva Elya Fauziyah ( 920173064 )
4. Feronika Parastuti ( 920173065 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019 / 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugerah-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Ruang Lingkup Muamalah” tepat
pada waktu yang telah ditentukan, sebagai tugas perkelompok untuk mata kuliah AIK III
ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih
jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk menyempurnakan asuhan keperawatan ini menjadi lebih baik lagi.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi kelompok kami dan mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus.

Kudus, 19 Juni 2020

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara ciptaan-NYA dan juga
sebagai pemimpin dimuka bumi ini. Dari pengertian ini biasanya disalah artikan oleh
manusia itu sendiri, dengan cara bertindak semaunya sendiri/seenaknya sendiri tanpa
melihat apa ada yang dirugikan disekeliling mereka. Artinya hanya peduli dengan
kepentingannya sendiri tanpa peduli pada kepentingan orang lain. Seperti contoh
bermasyarakat khususnya dengan tetangga, jika kita menyalakan radio selayaknya sesuai
aturan jangan sampai mengganggu tetangga kita, yang mana dari itu ketahuanlah bahwa
kita punya rasa tenggang rasa atau tidak. Jadi secara tidak lain kita sebagai warga Negara
yang baik harus taat pada aturan tertulis maupun yang tidak tertulis seperti aturan dalam
masyarakat. Khususnya bagi umat muslim selain harus taat pada aturan-aturan tertulis
maupun yang tidak tertulis, kita juga mempunyai aturan agama yang memang wajib kita
laksanakan jika ingin benar-benar menjadi seorang muslim yang haqiqi yaitu fiqh.
Didalamnya mencakup seluruh sisi kehidupan individu dan masyarakat, baik
perekonomian, sosial kemasyarakatan, politik bernegara, serta lainnya. Para ulama
mujtahid dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan yang setelah mereka tidak henti-
hentinya mempelajari semua yang dihadapi kehidupan manusia dari fenomena dan
permasalahan tersebut di atas dasar ushul syariat dan kaidah-kaidahnya.
Berangkat dari sini, sudah menjadi kewajiban setiap muslim dalam kehidupannya
untuk mengenal dan mengamalkan hukum-hukum syariat terkait dengan amalan tersebut.
Seperti yang akan ditulis oleh pemakalah yaitu tentang kaidah-kaidah fiqh bermuamalah
yang bertujuan sebagai acuan/sandaran kita dalam hubungan kepentingan antar sesama
manusia.

B. Rumusan Masalah
            Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah:
1. Pengertian fiqih muamalah ?
2. Ruang lingkup fiqih muamalah ?

C. Tujuan Penulisan
            Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui  Pengertian fiqih muamalah
2. Untuk mengetahui  Ruang lingkup fiqih muamalah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Fiqih Muamalah terdiri atas dua kata, yaitu fiqih dan muamalah. Berikut penjelasan
dari Fiqih, Muamalah, dan Fiqih Muamalah.
1. Fiqih
Menurut etimologi, fiqih adalah ‫[ ))الفهم‬paham], seperti pernyataan : ‫فقهت الدرس‬
(saya paham pelajaran itu). Arti ini sesuai dengan arti fiqih dalam salah satu hadis
riwayat Imam Bukhari berikut:
‫من يرد ا هلل به خيرا يفقهه في الد ين‬
Artinya: “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik di
sisiNya, niscaya diberikan kepadaNya pemahaman (yang mendalam) dalam
pengetahuan agama.”
Menurut terminologi, fiqih pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang
mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa aqidah, akhlak, maupun  ibadah sama
dengan arti syari’ah islamiyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqih
diartikan sebagai bagian dari syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum
syari’ah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan
berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.
Menurut Imam Haramain, fiqih merupakan pengetahuan hukum syara’ dengan
jalan ijtihad. Demikian pula menurut Al-Amidi, pengetahuan hukum dalam fiqih
adalah melalui kajian dari penalaran (nadzar dan istidhah). Pengetahuan yang tidak
melalui jalur ijtihad(kajian), tetapi bersifat dharuri, seperti shalat lima waktu wajib,
zina haram, dan masalah-masalah qath’i lainnya tidak bermasuk fiqih.
Hal tersebut menunjukkan bahwa fiqih bersifat ijtihadi dan zhanni. Pada
perkembangan selanjutnya, istilah fiqih sering dirangkaikan dengan kata al-
Islami sehingga terangkai al-Fiqih Al-Islami, yang sering diterjemahkan dengan
hukum Islam yang memiliki cakupan sangat luas. Pada perkembanagn selanjutnya,
ulama fiqih membagi menjadi beberapa bidang, diantaranya Fiqih Muamalah.
2. Muamalah
Menurut etimologi, kata muamalah adalah bentuk masdar dari
kata’amala yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengenal.
Muamalah ialah segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama
manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya,tanpa memandang agama atau asal
usul kehidupannya. Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia,
dapat kita temukan dalam hukum Islam tentang perkawinan, perwalian, warisan,
wasiat, hibah perdagangan, perburuan, perkoperasian dll. Aturan agama yang
mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya dapat kita temukan antara lain
dalam hukum Islam tentang makanan, minuman, mata pencaharian, dan cara
memperoleh rizki dengan cara yang dihalalkan atau yang diharamkan.

4
B. Ruang Lingkup Muamalah
Ruang lingkup fiqih muamalah terbagi menjadi dua:

1. Al-Muamalah Al-Adabiyah. Hal-hal yang termasuk Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah


ijab kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan
kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, dan segala sesuatu yang
bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.
2. Al-Muamalah Al-Madiyah
A. Jual beli (Al-bai’ at-Tijarah)
B. Gadai (rahn)
C. Jaminan/ tanggungan (kafalah)
D. Pemindahan utang (hiwalah)
E. Jatuh bangkit (tafjis)
F. Batas bertindak (al-hajru)
G. Perseroan atau perkongsian (asy-syirkah)
H. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah)
I. Sewa menyewa tanah (al-musaqah al-mukhabarah)
J. Upah (ujral al-amah)
K. Gugatan (asy-syuf’ah)
L. Sayembara (al-ji’alah)
M. Pembagian kekayaan bersama (al-qisamah)
N. Pemberian (al-hibbah)
O. Pembebasan (al-ibra’), damai (ash-shulhu)
P. beberapa masalah mu’ashirah (mukhadisah), seperti masalah bunga bank,
asuransi, kredit, dan masalah lainnnya.
Q. Pembagian hasil pertanian (musaqah)
R. Kerjasama dalam perdagangan (muzara’ah)
S. pembelian barang lewat pemesanan (salam/salaf)
T. Pihak penyandang dana meminjamkan uang kepada nasabah/ Pembari modal
(qiradh)
U. Pinjaman barang (‘ariyah)
V. Sewa menyewa (al-ijarah)
W. Penitipan barang (wadi’ah)

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fiqih muamalah merupakan salah satu dari bagian persoalan hukum Islam seperti
yang lainnya yaitu tentang hukum ibadah, hukum pidana, hukum peradilan, hukum
perdata, hukum jihad, hukum perang, hukum damai, hukum politik, hukum penggunaan
harta, dan hukum pemerintahan
Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia
berdasarkan hokum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah
atau larangan seperti wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum fiqih terdiri
dari hokum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan
vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Ruang linkup fiqh muamalah terdiri dari dua yaitufiqh muamalah yang
bersifat adabiyah dan adiniyah
Kaidah fiqih muamalah adalah “al ashlu fil mua’malati al ibahah hatta yadullu ad
daliilu ala tahrimiha” (hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh, kecuali ada
dalil yang mengharamkannya). Ini berarti bahwa semua hal yang berhubungan dengan
muamalah yang tidak ada ketentuan baik larangan maupun anjuran yang ada di dalam
dalil Islam (Al-Qur’an maupun Al-Hadist), maka hal tersebut adalah diperbolehkan
dalam Islam.
Dalam Islam, transaksi utama dalam kegiatan usaha adalah transaksi riil yang
menyangkut suatu obyek tertentu, baik obyek berupa barang ataupun jasa. kegiatan usaha
jasa yang timbul karena manusia menginginkan sesuatu yang tidak bisa atau tidak mau
dilakukannya sesuai dengan fitrahnya manusia harus berusaha mengadakan kerjasama di
antara mereka.

B. Saran dan Kritik


Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Muamalah” , kami dari
kelompok 4 menyadari bahwa masih banyak kesalahan sehingga belum sempurnanya
makalah kami. Maka kami harap kritik dan saran yang membangun dari Dosen
pembimbing dan saudara-saudari khususnya kelas B semester 6 Prodi S1 Ilmu
Keperawatan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rachmad Syafei. 2010.  Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia


Rosyada, Dede. 2012. Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suhendi, Hendi. 2010. Fiqih muamalah, Jakarta: Rajawali Pers
Zuhdi, Masjfuk. 2010.  Studi Islam jilid III: Muamalah, Jakarta: Rajawali

Anda mungkin juga menyukai