Makalah
DARMAWATI ABUMAS
Nim:742352020037
DEVI HARFIANTI
Nim:742352020052
MIFTAHUL JANNAH
Nim: 742352020045
HARMANG
Nim:742352020042
4
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah tentang "pengrtian hukum syara’ dikalanagn ulama Ushul
dan ulama fiqhi beserta pendapat ualam dan para ahli" dengan sebaik-baiknya.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
iii
prinsip dasar ini dapat dipahami bahwa semua perbuatan yang termasuk dalam
kategori muamalah boleh saja dilakukan selama tidak ada ketentuan
atau nash yang melarangnya. Oleh karena itu, kaidah-kaidah dalam bidang
muamalah dapat saja berubah seiring dengan perubahan zaman, asal tidak
bertentangan dengan ruh Islam
B. .Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup dari fiqih muamalah?
2. Apa saja objek kajian dari fiqih muamalah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dari fiqih muamalah
2. Untuk mengetahui objek kajian dari fiqih muamalah
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah
1. Pertama, Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga), yaitu
hukum-hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban suami, istri dan
anak. Ini dimaksudkan untuk memelihara dan membangun keluarga
sebagai unit terkecil.
v
hubungan hakim dengan terhukum serta menetapkan hak-hak perorangan
dan kelompok.
7. Ketujuh, al-Ahkam al-Iqtishadiyyah wa al-Maliyyah (Hukum Ekonomi
dan Keuangan), yaitu hukum yang berhubungan dengan hak fakir miskin
di dalam harta orang kaya, mengatur sumber-sumber pendapatan dan
masalah pembelanjaan negara. Dimaksudkan untuk mengatur hubungan
ekonomi antar orang kaya (agniya), dengan orang fakir miskin dan antara
hak-hak keuangan negara dengan perseorangan.
Hukum benda yang meliputi tiga pokok kajian utama; konsep harta (almâl),
konsep hak (al-huqûq), dan konsep kepemilikan (al-milkiyyah).
Konsep umum akad (al-‘uqûd)
vi
Akad-akad khusus, seperti jual beli, sewa-menyewa, penanggungan, gadai,
obligasi, ATM, dan sebagainya.
Objek kajian fikih muamalah secara garis besar meliputi pembahasan tentang
harta (al-mâl), hak-hak kebendaan (al-huqûq), dan hukum perikatan (al-aqd).
vii
Disebut dengan rahn, ia adalah menggadaikan suatu barang
sebagai jaminan atas transaksi hutang yang dilakukannya.
Karena sifatnya adalah akad tabaru’ maka tidak boleh ada
manfaat yang diambil oleh murtahin (orang yang menerima
gadai). Harta yang digadaikan sendiri adalah tetap menjadi milik
dari rahin (penggadai) sehingga tidak boleh digunakan tanpa
adanya izin dari pemiliknya. Murtahin diperbolehkan mengambil
uang pemeliharaan dari rahin jika harta gadaian tersebut
membutuhkan pemeliharaan. Inti dari akad gadai dalam Islam
adalah saling tolong-menolong untuk meringankan beban orang
lain.
c. jaminan dan tanggungan (kafâlah dan dhamân)
menurut bahasa kafalah adalah al dhamah yang berarti jaminan,
atau hamalah yang berarti beban, dan za’amah yang berarti
tanggungan. Menurut istilah, kafalah adalah upaya menyatukan
tanggung jawab penjamin kepada orang yang dijamin dalam
suatu perjanjian untuk menunaikan hak wajib, baik diwaktu itu
atau yang akan datang. Dalam pelaksanannya, kafalah akan
melibatkan akad atau perjanjian dari pihak lain yang disepakati
bersama. Akad inilah yang menjadi pedoman bagi setiap pihak
yang terlibat dalam melaksanakan atau menunaikan hak wajib
yang dimiliknya. Selain itu, setiap pihak juga harus mengetahui
dan memenuhi rukun serta syarat yang harus dipenuhi sebelum
melaksanakan kafalah.
d. pemindahan hutang (hiwalah)
Secara etimologi kata hiwalah berasal dari kata tahwil yang
berarti intiqal, mengandung makna mengalihkan atau
memindahkan. Secara istilah, beberapa ulama berpendapat kata
ini bermakna pemindahan beban utang dari muhil (orang yang
viii
berutang) menjadi tanggungan muhal’alaih (orang yang
berkewajiban membayar utang). Jadi, pengertian hiwalah adalah
pemindahan hak menuntut atau tanggung jawab utang seseorang
untuk menuntut dari pihak pertama yang lain atas dasar
persetujuan atas dasar persetujuan dari pihak yang memberi
utang.
e. perseroan atau perkongsian(asy-syirkah)
syrkah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu akad antara
dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu
usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
f. perseoran harta dan tenaga (al-mudhârabah)
bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik
modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada
pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk
ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen
modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola.
g. sewa menyewa (al-ijârah)
kata iajarah berasa dari bahasa arab al-‘Ajr yang berarti
“kompensasi”,”subtitusi”,”pertimbangan”,atau “imbalan”.
Dalam syariah ijarah adalah kontrak sewa dimana suatu bank
atau lembaga keuangan menyewakan peralatan, bangunan,
barang-barang dan sebagainya kepada salah satu nasabah dengan
membebankan biaya sewa yang telah ditetapkan sebelumnya
secara pasti.
h. utang piutang (al-qardh)
ix
qardh adalah akad peminjaman dari bank (muqridh) kepada
pihak tertentu (muktaridh) yang wajib dikembalikan dengan
jumlah yang sama sesuai pinjaman. Muqridh dapat meminta
jaminan atas pinjaman kepada muqtaridh. Pengembalian
pinjaman dapat dilakukan secara angsuran ataupun sekaligus.
i. pinjam-meminjam (al-‘ariyah)
secara defenisi ariyah berasal dari bahasa arab yang artinya
ganti. Ariyah dapat melibatkan benda apapun selama tergolong
halal. Pinjam-meminjam dapat dalam bentuk uang, tanah,
kendaraan, dan benda-benda lainnya. Berdasarkan paham
tersebut, sebagian orang menyamakan perkara ariyah sebagai
aktivis berutang.
j. penitipan (al-wadî’ah)
kata wadhi’ah berasal dari kata wada asy syai-a yaitu
meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang ditinggalkan seseorang
pada orang lain agar dijaga disebut wadi’ah, karena dia
mneinggalkannya pada orang yang sanggup menjaga. Secara
harfiah, Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titpan murni dari
satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum
yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendakinya.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Ruang lingkup fiqih muamalah terbagi atas 7 bagian, yaitu:
Pertama, Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga), yaitu hukum-
hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban suami, istri dan anak.
x
Kedua, al-Ahkam al-Maliyah (Hukum Perdata), yaitu hukum tentang perbuatan
usaha perorangan.
Ketiga, Al-Ahkam al-Jinaiyyah (Hukum Pidana), yaitu hukum yang bertalian
dengan tindak kejahatan dan sanksi-sanksinya.
Keempat, al-Ahkam al-Murafa’at (Hukum Acara), yaitu hukum yang
berhubungan dengan peradilan (al-qada), persaksian (al-syahadah) dan
sumpah.
Kelima, Al-Ahkam al-Dusturiyyah (Hukum Perundang-undangan).
Kenam, al-Ahkam al-Duwaliyyah (Hukum Kenegaraan).
Ketujuh, al-Ahkam al-Iqtishadiyyah wa al-Maliyyah (Hukum Ekonomi dan
Keuangan).
Objek kajian fiqih muamalah secara garis besar meliputi pembahasan tentang
harta, hak-hak kebendaan, dan hukum perikatan.
Pembagian lain Fikih Muamalah dilakukan oleh Ghufron A. Mas’adi yang
membanginya menjadi:
-Hukum benda yang meliputi tiga pokok kajian utama; konsep harta (almâl),
konsep hak (al-huqûq), dan konsep kepemilikan (al-milkiyyah).
-Konsep umum akad (al-‘uqûd)
-Akad-akad khusus, seperti jual beli, sewa-menyewa, penanggungan, gadai,
obligasi, ATM, dan sebagainya.
B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami susun, apabila terdapat kesalahan baik
berupa sistematika penulisan maupun isi makalah, kami mengharapkan kritik dan
saran sebagai pembangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
umumnya dan penulis khususnya.
xi
Daftar Pustaka
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSA4305-M1.pdf
https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ad/article/view/226
xii